Dasar Dasar Perpajakan dan NPWP

11-1

DASAR-DASAR PERPAJAKAN
DAN NPWP
Sistem Administrasi Perpajakan – CC
yang dibimbing oleh Bapak Akie Rusaktiva Rustam

McGraw-Hill/Irwin

Try Zuliyanti

135020301111081

Nurul Khoiriyah

135020301111087

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-2


Dasar - Dasar
Perpajakan

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-3

1. DEFINISI DAN FUNGSI
PAJAK

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-4

Definisi Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Fungsi Pajak
a.

11-5

Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin
maupun pembangunan. Sehingga, pemerintah berupaya

memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas
negara.

b. Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang
keuangan.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-6

2. KEDUDUKAN DAN
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.


Kedudukan Hukum Pajak

11-7

(Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H)
Hukum pajak mempunyai kedudukan diantara hukumhukum berikut ini :
a. Hukum Perdata yaitu Ketentuan yang mengatur hak-hak
dan kepentingan individu dalam masyarakat.
b. Hukum Publik yaitu hukum yang mengatur hubungan
pemerintah dengan rakyatnya. Hukum Publik terdiri dari:
• Hukum Tata Negara
• Hukum Tata Usaha
• Hukum Pidana
• Hukum Pajak
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Pembagian Hukum Pajak


11-8

a. Hukum Pajak Materiil
merupakan norma yang menjelaskan keadaan,
perbuatan, dan peristiwa hukum yang harus
dikenakan pajak, siapa yang harus dikenakan pajak,
dan berapa besar pajaknya.
b. Hukum Pajak Formil
merupakan peraturan-peraturan mengenai berbagai
cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi suatu
kenyataan.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-9

3. TEORI YANG
MENDUKUNG

PEMUNGUTAN PAJAK

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-10

• Teori Asuransi
menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi orang
dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan
keamanan jiwa juga harta bendanya.
• Teori Kepentingan
Teori ini awalnya hanya memerhatikan pembagian beban
pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk.
• Teori Gaya Pikul
menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak
terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada
warganya, yaitu perlindungan atas jiwadan harta bendanya.
McGraw-Hill/Irwin


© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-11

• Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti)
Berlawanan dengan ketiga teori sebelumnya yang tidak
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
warganya, teori ini medasarkan pada paham Organische
Staatsleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu
negara, timbulah hak mutlak untuk memungut pajak.
• Teori Asas Gaya Beli
Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut
pajak, melainkan melihat pada efeknya dan memandang efek
yang baik itu sebagai dasar keadilannya. Teori ini mengajarkan
bahwa penyelenggaraan kepentingan masyarakat inilah yang
dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.


11-12

4. TATA CARA
PEMUNGUTAN PAJAK

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

1. Stelsel Pajak

11-13

a. Stelsel Nyata
Pengenaan Pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),
pemungutan dilakukan pada akhir tahun pajak setelah
penghasilan sesungguhnya diketahui. Pajak lebih realistis tapi
baru dapat dikenakan di akhir periode
b. Stelsel Anggapan (Fictieve stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
Undang-Undang. Tanpa menunggu akhir tahun dan tidak
berdasarkan keadaan sesungguhnya.
c. Stelsel Campuran
Merupakan kombinasi antara stelsel Nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan anggapan
dan akhir tahun disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-14

2. Asas Pemungutan Pajak

a. Asas Domisili
• Negara berhak untuk mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan wajib pajak diwilayahnya baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri. asas ini berlaku bagi wajib pajak dalam
negeri.

b. Asas Sumber
• Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.
c. Asas Kebangsaan
• Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara.
.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-15

3. Sistem Pemungutan Pajak

• a. Official Assesment system
suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (FISKUS) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.

• b. Self Assessment System
suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak
yang terutang.
• c. With Holding System
suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-16

5. SAAT TIMBUL DAN
BERAKHIRNYA UTANG
PAJAK

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Timbulnya Utang Pajak

11-17

• Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang
mendasarmya dan telah terpenuhinya atau terjadi
suatu Taatbestand (sasaran perpajakan), yang terdiri dari :
keadaan-keadaan tertentu, peristiwa, dan atau perbuatan
tertentu.
• Apabila melihat timbulnya utang pajak, ada 2 (dua) ajaran yang
mengatur tentang timbulnya utang pajak tersebut, yaitu:
a.Ajaran Formil, yaitu hutang pajak timbul karena dikeluarkannya
Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan
pada Official Assessment System.
b. Ajaran Materiil, yaitu utang pajak timbul karena berlakunya
undang – undang. Seseorang dikenai pajak karena suatu
keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada Self
Assessment System.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Berakhirnya Utang Pajak

11-18

1. Pembayaran
• Pembayaran pajak dilakukan dengan pemotongan/pemungutan
oleh pajak lain, pengkreditan pajak luar negeri, maupun
pembayaran sendiri oleh Wajib Pajak ke kantor penerima pajak
misalnya kantor pos dan bank-bank yang telah ditunjuk.
2. Kompensasi
• Kompensasi karena kerugian yang dapat menyebabkan
berakhirnya utang pajak.
• Kompensasi karena karena kelebihan pembayaran dapat
menyebabkan berakhirnya utang pajak.

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Berakhirnya Utang Pajak

11-19

3. Kedaluwarsa
• Kedaluwarsa berarti telah lewat batas waktu tertentu. Jika dalam
jangka waktu tertentu suatu utang pajak tidak ditagih oleh
pemungutnya, utang pajak tersebut dianggap telah
lunas/dihapus/berakhir dan tidak dapat ditagih lagi. Utang pajak
akan kedaluwarsa setelah melewati waku 10 tahun, terhitung
sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak yang bersangkutan.
4. Pembebasan/Penghapusan
• Kewajiban pajak oleh Wajib pajak tertentu dinyatakan hapus oleh
fiskus karena setelah dilakukan penyidikan, teryata Wajib Pajak
tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya. Hal ini biasanya
terjadi karena Wajib Pajak mengalami kebangkrutan maupun
mengalami kesulitan likuiditas.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-20

6. TARIF PAJAK

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Jenis-jenis tarif pajak yaitu:

11-21

• Tarif Tetap, adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap,
berapa pun besarnya dasar pengenaan pajak. Contoh: tarif
bea materai.
• Tarif Proposional (sebanding), adalah tarif pajak berupa
persentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap berapa pun
dasar pengenaan pajaknya. Semakin besar dasar pengenaan
pajak maka akan semakin besar pula jumlah pajak yang
terutang dengan kenaikan yang proposional atau sebanding.

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Jenis-jenis tarif pajak yaitu:

11-22

• Tarif Progresif (meningkat), adalah berupa persentase
tertentu yang semakin meningkat dengan semakin
meningkatnya dasar pengenaan pajak. Tarif proposional
dibedakan menjadi 3 yaitu:
• Tarif progresif-proporsional
• Tarif progresif-progresif
• Tarif progresif-degresif
• Tarif degresif (menurun), adalah tarif berupa
persentase tertentu yang semakin menurun dengan
semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-23

NPWP

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-24

1. Terminologi dalam KUP
(Istilah Penting Dalam UU KUP-Pasal 1 UU No.28
Tahun 2007)

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-25

2. Definisi, Cara Pendaftaran,
Penghapusan NPWP

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Definisi

11-26

• Pengertian NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) adalah
nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
• Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak). Selain itu NPWP juga dapat dipergunakan untuk
menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal ini
berhubungan dengan dokumen perpajakan, wajib pajak
diharuskan untuk mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Pendaftaran NPWP

11-27

• Wajib pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
berdasarkan sistem self assessment, wajib mendaftarkan diri
pada kantor DJP untuk dicatat sebagai wajib pajak dan
sekaligus untuk mendapatkan NPWP.
• DJP menerbitkan NPWP secara jabatan apabila wajib pajak
yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
• Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi
jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak
terutang dan kewajiban mengenakan pajak terutang.
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Pendaftaran NPWP

11-28

Jangka waktu pendaftaran NPWP adalah :
• Wajib pajak (orang pribadi) yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas dan wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri
paling lambat 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
• Wajib pajak orang pribadi yang sedang tidak menjalankan suatu
usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah
penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan
telah melebihi penghasilan tidak kena pajak, wajib mendaftarkan
diri paling lambat pada akhir bukan berikutnya.
• Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan NPWP akan
dikenakan sanksi perpajakan.

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Penghapusan NPWP

11-29

Dapat dilakukan oleh DJP apabila:
• Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh wajib pajak dan/atau ahli
warisnya apabila wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
• Wajib pajak badan dilikuidasi (telah dilakukan pembubaran) karena
penghentian atau penggabungan usaha.
• Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dalam hal suami dari wanita
tersebut telah terdaftar sebagai wajib pajak.
• Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia.
• Dianggap perlu oleh DJP untuk menghapuskan NPWP dari wajib pajak yang
sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
:
McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Penghapusan NPWP

11-30

setelah melakukan pemeriksaan DJP harus
memberikan keputusan atas permohonan
penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 bulan
untuk wajib pajak badan, maka dimulai sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap. Apabila jangka
waktu sebagaimana telah ditentukan lewat dan DJP
tidak memberi suatu keputusan, permohonan
penghapusan NPWP pajak dianggap dikabulkan.

McGraw-Hill/Irwin

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Contoh NPWP

McGraw-Hill/Irwin

11-31

© 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.