RASIO AKTIVITAS rasio profitabilitas dan

RASIO AKTIVITAS

Oleh:
Rika Ramlawati
(213320019)

Dosen Pengampuh:
Muh. Ali, SE.

Progran Studi Perbankan Syariah
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Parepare
2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-Nya, sehingga
pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
Rasio Aktivitas.
Makalah ini


disusun untuk melengkapi tugas studi “Analisis Laporan

Keuangan”. Selain itu agar pembaca dapat memahami mengenai Rasio Aktivitas.
Makalah ini disusun dengan berbagai kesulitan, namun kami tetap berusaha
semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga akhirnya makalah ini dapat memberikan wawasan luas kepada
seluruh pembaca.Walaupun pada dasarnya makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik tetap kami butuhkan demi perbaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Parepare, 4 Maret 2016

Rika Ramlawati

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Rasio Aktivitas........................................................................... 3
B. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas ........................................................... 4
C. Jenis – jenis Rasio Aktivitas ........................................................................ 6
BAB III: PENUTUP ............................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan
utama di dirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal. Namun berhasil tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan
mempertahankan

perusahaannya

tergantung

pada

manajemen

keuangan.

Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk
mendapatkan keuntungan atau laba. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan
hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis untuk
mempertahankan perusahaannya.
Perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan karena laporan

keuangan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, dan digunakan untuk
membandingkan kondisi persusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun ke
depannya sekarang apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak sehingga
perusahaan mempertimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang
akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu yang
ingin dicapai, untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang. Jadi
kinerja perusahaan adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan
perusahaan untuk memberikan solusi dalam pengambilan suatu keputusan yang
tepat pada suatu periode tertentu.
Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar
dapat mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa
yang akan datang. Salah satu rasio yang digunakan adalah rasio aktivitas yang
digunakan untuk mengetahui seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
semua sumber daya yang ada padanya.

1

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Rasio Aktivitas?
2. Apa Saja Jenis-jenis Rasio Aktivitas?

3. Apa Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Rasio Aktivitas?
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Rasio Aktivitas?

3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas?

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya
yang dimilikinya. Efesiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan,
penagihan piutang dan efesiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan

lebih efesien dan efektif dalam mengelolah aset yang dimilikinya atau mungkin
justru sebaliknya.
Dari hasil pengukuran ini, akan diketahui berbagai hal yang berkaitan
dengan aktivitas perusahaan sehingga manajemen dapat mengukur kinerja
mereka selama ini. Hasil yang diperoleh misalnya dapat diketahui seberapa lama
penagihan

suatu piutang dalam periode tertentu. Kemudian hasil ini

dibandingkan dengan hasil pengukuran beberapa periode sebelumnya. Di sampig
itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan di
gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dalam satu periode,
penggunaan seluruh aktiva terhadap penjualan dan rasio lainnya.
Dengan demikian, dari hasil pengukuran ini jelas bahwa kondisi
perusahaan periode ini mampu atau tidak untuk mencapai target yang telah
ditentukan. Apabila tidak mampu untuk mencapai target, pihak manajemen harus
mampu mencari sebab-sebab tidak tercapainya target yang telah ditentukan.
Namun, apabila mampu mencapai target yang telah ditentukan, hendaknya dapat
dipertahankan atau ditingkatkan untuk periode berikutnya.
Penggunaan rasio aktivitas adalah dengan cara membandingkan antara

tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode. Artinya
diharapkan adanya keseimbangan seperti yang diinginkan antara penjualan
dengan aktiva seperti sediaan, piutang dan aktiva tetap lainnya. Kemampuan

3

manajemen untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki
merupakan tujuan utama rasio.
Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas
menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara
penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva
lainnya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif.

B. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas
Dalam praktiknya rasio aktivitas yang digunakan perusahaan memiliki

beberapa tujuan yang hendak dicapai. Rasio aktivitas juga memberikan banyak
manfaat bagi kepentingan perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, untuk
masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari
penggunaan rasio aktivitas antara lain:
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode.
2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable), di
mana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai oleh
setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over).
5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.

4


6. Untuk mengukur penggunaan semua

aktiva perusahaan dibandingkan

dengan penjualan.
Kemudian, di samping tujuan yang ingin dicapai di atas, terdapat beberapa
manfaat yang dapat ambil dari rasio aktivitas, yaitu:
1. Dalam bidang piutang
a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang
mampu ditagih selama satu periode. Kemudian, manajemen juga dapat
mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. Dengan demikian, dapat diketahui efektif atau
tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang penagihan.
b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan
piutang (days of receivable) sehingga manajemen dapat pula
mengetahui jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih.
2. Dalam bidang sediaan
Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan tersimpan


dalam

gudang. Hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan atau
rata-rata industri. Kemudian perusahaan dapat pula membandingkan hasil
ini dengan pengukuran rasio beberapa periode yang lalu.
3. Dalam bidang modal kerja dan penjualan
Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam
modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain, berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
4. Dalam bidang aktiva dan penjualan
a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan
dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan
dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

5

C. Jenis – jenis Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen untuk mengambil
keputusan terdiri dari beberapa jenis. Penggunaan rasio yang diinginkan sangat

tergantung dari keinginan manajemen perusahaan. Artinya lengkap tidaknya rasio
aktvitas yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai pihak manajemen perusahaan tersebut.
Secara umum apabila seluruh rasio aktivitas yang ada digunakan, akan
mampu

memperlihatkan

efektivitas

perusahaaan

secara

maksimal,

jika

dibandingkan dengan penggunaan hanya sebagian saja.
Berikut ini beberapa jenis-jenis rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

1. Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (dibandingkan dengan
rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik.
Sebaliknya jika rasio semakin rendah adanover investment dalam piutang. Hal
yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang
kualitas piutang dan kesuksessan penagihan piutang.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan
kredit dengan rata-rata piutang.
Rumusan untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:
penjualan kredit
receivable turn over =
Rata-rata Piutang
penjualan kredit
receivable turn over =
Piutang
Sebagai catatan apabila data mengenai penjualan kredit tidak ditemukan,
dapat digunakan angka penjualan total.

6

Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
Penjualan
Piutang
Awal tahun
Akhir tahun

2005
5.950
550

2006
5.550
360

Untuk tahun 2005:
5.950
receivable turn over =

= 10,81 kali, dibulatkan (11 kali)
550

Untuk tahun 2006:
5.550
receivable turn over =

= 15,41 kali, dibulatkan (15,5 kali)
360

Artinya perputaran piutang untuk tahun 2005 adalah 11 kali dibandingkan
penjualan dan perputaran piutang untuk tahun 2006 adalah 15,5 kali dibandingkan
penjualan.
Jika rata-rata industri untuk perputaran piutang adalah 15 kali, maka untuk
tahun 2005 dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan manajemen dapat
dianggap tidak berhasil, namun untuk tahun 2006 dianggap berhasil karena
melebihi angka rata-rata industri.
Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari ratarata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan
jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio
ini juga sering disebut days sales uncollected.
Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (day of receivable)
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Piutang rata-rata x 360
receivable turn over =
penjualan kredit

7

Atau
Jumlah hari dalam 1 tahun
receivable turn over =
perputaran piutang
Untuk tahun2005:

365
Days of receivable =

= 30,41 hari atau dibulatkan 31 hari
12

Untuk tahu 2006:
365
Days of receivable =

= 23,54 hari atau dibulatkan 24 hari
15,5

365
Rata-rata industri penagihan Piutang adalah=
15

= 24,33 atau 25 hari

Sebelum menyimpulkan lebih lanjut, perlu terlebih dulu dilihat syaratsyarat kredit yang diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60. Jika syarat yang
pertama yang berlaku, tahun 2005 kelebihan atau melebihi tanggal jatuh tempo
satu hari. Namun, apabila syarat kedua yang berlaku, maka hari rata-rata
penagihan piutang dapat dikatakan cukup baik.
J. Fred Weston menyebutkan rata-rata jangka waktu penagihan adalah
ukuran perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahapan berikut:
1. Penjualan per hari
Penjualan
Penjualan per hari =
360

8

2. Hari lamanya penjualan terikat dalam bentuk piutang
piutang
s Rata-rata jangka waktu penagihan =
Penjualan per hari
Untuk tahun 2005:
Rp. 5.950
Penjualan per hari =

= Rp. 16,5
360
Rp. 550

Rata-rata jangka waktu penagihan =

= 33,3 hari (34 hari)
Rp. 16,5

Untuk tahun 2006:
Rp. 5.550
Penjualan per hari =
= Rp. 15,4
360

Rp. 360
Rata-rata jangka waktu penagihan =

= 23,4 hari (24 hari)
Rp. 15,4

Jika rata-rata industri 25 kali, artinya kondisi perusahaan untuk rata-rata
jangka waktu penagihan untuk tahun 2005 dan 2006 kurang baik karena
konsumen membayar tagihan tidak tepat waktu.

2. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam sediaan ini berputar dalam 1 periode. Rasio ini dikenal dengan
nama rasio perputaran sediaan.
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan
barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai

9

efisiensi operasional, yang

memperlihatkan seberapa baiknya manajemen

mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Dapat pula diartikan bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang
menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam 1 tahun. Semakin
kecil rasio ini semakin jelek, demikian pula sebaliknya. Turunan dari perputaran
sediaan adalah jumlah hari untuk menjual sediaan (days to sell inventory).
Cara menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua cara
yaitu: pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan
nilai sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan nilai sediaan. Apabila
rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efesien
dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan
rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efesien atau tidak produktif dan
banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi
dalam tingkat pengembalian yang rendah.
Rumusan untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua
cara sebagai berikut:
1. Menurut James C van Horne:
Harga pokok barang yang dijual
inventory turn over =
sediaan
2. Menurut J Fred Weston:
Penjualan
inventory turn over =
sediaan
Contoh:

Komponen Laporan Keuangan
Penjualan (sales)
Sediaan (inventory)

2005
5.950
250

2006
5.550
310

10

Untuk tahun 2005:
Rp. 5.950
Inventory turn over =

= 23,8 kali atau 24 kali
Rp. 250

Rasio ini menunjukkan 24 kali sediaan barang dagangan diganti dalam
satu tahun. Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalag 20 kali,
berarti inventory turn over lebih baik. perusahaan tidak menahan sediaan dalam
jumlah yang berlebihan.
Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan
dalam gedung, dapat dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu
tahun dibagi perputaran sediaan yaitu:
360
= 15 hari
24
Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20
adalah 18,2 atau sama dengan 19 hari, ini berarti terdapat kecepatan perubahan
sediaan menjadi piutang 1 hari.

Untuk tahun 2006
Rp. 5.550
Inventory turn over =

= 17,9 kali atau 18 kali
Rp. 310

Rasio ini menunjukkan 18 kali sediaan barang dagangan diganti dalam
satu tahun. Apabila rata-rata industri untuk inventory turn over adalah 20 kali,
berarti inventory turn over kurang baik. perusahaan menahan sediaan dalam
jumlah yang berkelebihan.
Kemudian, untuk mengetahui berapa hari rata-rata sediaan tersimpan
dalam gedung, dapat dicari dengan cara membagikan jumlah hari dalam satu
tahun dibagi perputaran sediaan, yaitu:

11

360
= 20 hari
24
Perputaran sediaan dalam hari dari rata-rata industri dapat dicari 365/20
adalah 18,2 hari atau sama dengan 19 hari. Ini berarti terdapat keterlambatan satu
hari perubahan sediaan menjadi piutang.
3. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan
modal kerja bersih. Di mana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi
utang lancar.
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya
penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah
modal kerja.Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja
(neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan.
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran
modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat di mana kas di
investasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat
kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat
perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama
periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran
dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:
Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
Modal kerja rata-rata

12

atau
Penjualan bersih
Perputaran modal kerja =
Modal kerja
contoh:
Komponen laporan keuangan
Penjualan bersih
Total aktiva lancar (current assets)
Modal kerja rata-rata

2005
5.950
1.640
1.500

2006
5.550
1.340
1.300

Untuk tahun 2005:
5.950
Perputaran modal kerja =

= 3,62 kali dibulatkan (3,7 kali)

1.640
Perputaran modal kerja tahun 2005 sebanyak 3,7 kali. Artinya setiap Rp.
1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 3,7 penjualan.
Untuk tahun 2006:
5.550
Perputaran modal kerja =

= 4,14 kali dibulatkan (4,2 kali)

1.340
Perputaran modal kerja tahun 2006 sebanyak 4,2 kali artinya setiap Rp.
1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp. 4,2 dipenjualan.
Terlihat ada kenaikan rasio perputaran modal kerja dari tahun 2005 ke
tahun 2006. Hal ini menunjukkan ada kemajuan yang diperoleh manajemen.
Namun, jika rata-rata industri untuk perputaran modal kerja adalah 6 kali, keadaan
perusahaan, untuk tahun 2005 dan tahu 2006, dinilai kurang baik karena masih di
bawah dari rata-rata industri.
Artinya, dari rata-rata industri setiap Rp. 1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp. 6,00 penjualan, sementara rasio yang dimiliki perusahaan

13

hanya Rp. 3,7, tahun 2005 dan hanya Rp. 4,2 untuk tahun 2006. Dalam hal ini
manajemen harus bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan rasio perputaran
modal kerja hingga minimal mencapai atau sama dengan rasio rata-rata industri.

4. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turn over)
fixed assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah perusahaan sudah
menggunkan kepastian aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari
penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam satu periode.
Rumus untuk mencarai fixed Asset Turn Over dapat digunakan sebagai
berikut:
Penjualan (sales)
Fixed asset turn over =
Total aktiva tetap (total fixed asset
Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
Penjualan (sales)
Total aktiva tetap (total fixed assets)
Untuk tahun 2005:

2005
5.950
2.400

2006
5.550
2.550

5.950
Fixed asset turn over =

= 2,479 kali (2,5 kali)
2.400

Perputaran aktiva tetap tahun 2005 sebanak 2,5 kali. Artinya, setiap Rp.
1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,5 penjualan.
Untuk tahun 2006:
5.550
Fixed asset turn over =

= 2,176 kali (2,2 kali)
2.550

14

Perputaran aktiva tetap tahun 2006 sebanyak 2,2 kali. Artinya, setiap Rp.
1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2,2 penjualan.
Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi
penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun 2006. Lebih-lebih lagi jika
dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total asset turn over, yaitu 5 kali,
berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang
dimiliki jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

5. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)
Total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Total assets turn over juga merupakan perbandingan antara penjualan dengan
total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan
perputarannya

total

aktiva

dalam

satu

periode

tertentu.

Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran
aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik
yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan
menunjukkan

semakin

efisien

penggunaan

keseluruhan

aktiva

dalam

menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat
memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau
diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan,
tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan
menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Total assets turn over dihitung sebagai berikut:

15

Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
Penjualan (sales)
Total asset turn over =
Total aktiva (total asset)

Contoh:
Komponen Laporan Keuangan
Penjualan (sales)
Total aktiva (total assets)

2005
5.950
4.200

2006
5.550
4.000

Untuk tahun 2005:
5.950
Total asset turn over =

= 1,416 kali dibulatkan 1,42 kali
4.200

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali. Artinya setiap Rp.
1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,42 penjualan.
Untuk tahun 2006:
5.550
Total asset turn over =

= 1,387 kali dibulatkan 1,4 kali
4.000

Perputaran total aktiva tahun 2006 sebanyak 1,4 kali. Artinya setiap Rp.
1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 1,4 penjualan.
Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi
penurunan rasio dari tahun 2005 ke tahun 2006. Kemudian, jika dibandingkan
dengan rata-rata industri untuk total asset turn over, yaitu 2 kali, berarti
perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Perusahaan
diharapkan meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi sebagian aktiva
yang kurang produktif.

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang
dimilikinya. Efesiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan,
penagihan piutang dan efesiensi di bidang lainnya.
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas:
a. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode
atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu
periode.
b. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable),
di mana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari)
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
c. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang.
d. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai
oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turn over).
e. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.
f. Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan dibandingkan
dengan penjualan.
3. Jenis-jenis Rasio Aktivitas:
a. Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over)
b. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)
c. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)
d. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turn over)
e. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)

17

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://dewi12-dewieleven.blogspot.co.id/2014/10/rasio-aktivitas.html.

di

akses

pada tanggal 4 Maret 2016, pukul 19.15.
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html. di akses pada tanggal
4 Maret 2016, pukul 19.21.

18