Kejadian Ekonomi dan Transaksi dalam Aku

Kejadian Ekonomi dan Transaksi dalam Akuntansi
Apakah perbedaan Kejadian Ekonomi dan Transaksi dalam akuntansi……….? Adakah
perbedaan dalam kedua istilah tersebut.
Pada umumnya, setiap istilah yang di gunakan dalam Akuntansi memiliki artinya tersendiri
secara esklusif walaupun, beberapa istilah yang mirip seringkali di gunakan secara
bergantian. Contohnya adalah istilah biaya dan beban. Kedua istilah tersebut memiliki arti
yang berbeda, namun karena banyaknya persamaan yang meningkatkan similaritas
(kemiripan) kedua istilah tersebut, maka kedua istilah tersebut juga sering di gunakan secara
bergantian. Namun pada postingan saya kali ini, kita tidak akan membahas mengenai “Biaya
dan Beban”, yang menjadi topik perhatian kita pada postingan kali ini adalah : Kejadian
Ekonomi(Economic Event) dan Transaksi (Transaction).
Kejadian Ekonomi Umum dan Kejadian Ekonomi Akuntansi
Saya membagi Istilah Kejadian Ekonomi kedalam dua bagian, yaitu : Kejadian Ekonomi
secara Umum dan Kejadian Ekonomi dalam konteks Akuntansi. Secara umum, Kejadian
Ekonomi(Economic Event) merupakan keseluruhan fenomena yang mempengaruhi/
berdampak pada kelangsungan hidup suatu Entitas. Dengan demikian, kejadian-kejadian
seperti : gangguan kesehatan yang dialami Direktur Utama suatu perusahaan, rencana
perubahan pajak oleh Pemerintah, masalah keuangan serius dari perusahaan Vendor adalah
contoh-contoh berbagai macam kejadian ekonomi. Namun, secara khusus (dalam
Akuntansi) Kejadian Ekonomi adalah : keseluruhan fenomena yang terjadi pada
entitas yang mempengaruhi Persamaan Akuntansi. Yang di maksud dengan

“mempengaruhi persamaan akuntasi” adalah : Kejadian ekonomi tersebut berdampak
(menambah atau mengurangi) pada rekening-rekening laporan keuangan (Aset, Kewajiban,
Modal/Ekuitas, Pendapatan, Keuntungan, Beban, Kerugian).
Perbedaan utama kejadian ekonomi secara umum dengan kejadian ekonomi dalam Akuntansi
adalah Kejadian Ekonomi Secara Umum mencakup keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik mempengaruhi
persamaan akuntansi atau tidak mempengaruhi persamaan akuntansi sedangkan Kejadian
Ekonomi dalam Akuntansi memiliki syarat mutlak yaitu : ”harus mempengaruhi
persamaan akuntansi”. Dengan demikian, kejadian-kejadian seperti : gangguan kesehatan
yang dialami Direktur Utama suatu perusahaan, rencana perubahan pajak oleh Pemerintah,
masalah keuangan serius dari perusahaan Vendor tidak termasuk Kejadian Ekonomi dalam
konteks Akuntansi karena kejadian-kejadian tersebut walaupun mempengaruhi Entitas tetapi
tidak mempengaruhi Persamaan Akuntansi.
Kejadian Ekonomi dalam konteks Akuntansi (karena mempengaruhi persamaan akuntansi)
membutuhkan pencatatan yang dalam akuntansi di kenal dengan istilah penjurnalan sebagai
langkah awal dalam penyusunan laporan keuangan. Sedangkan Kejadian Ekonomi yang
mempengaruhi Entitas, tapi tidak mempengaruhi persamaan akuntansi di sajikan sebagai
catatan yang menyertai laporan keuangan. Dengan demikian, kejadian-kejadian seperti :
Pengenaan pajak penghasilan, Hibah, Kerugian akibat kebakaran gudang, Pembelian,
Penjualan, Investasi/Divestasi dari Owner, merupakan contoh-contoh Kejadian Ekonomi

Akuntansi.
Transaksi Sebagai Kejadian Ekonomi Akuntansi

Transaksi adalah Interaksi Bisnis antara suatu Entitas dengan Entitas lain, yang
mengakibatkan munculnya aktifitas berupa :
1. Transfer Aset dengan Aset;
2. Transfer Aset dengan Ekuitas; dan
3. Peningkatan Kewajiban sebagai akibat Penerimaan Aset dari pihak lain.
Dua karakteristik yang sangat penting dari transaksi adalah :
1. Melibatkan Lebih dari dua pihak; untuk perusahaan-perusahaan yang berukuran besar,
transaksi biasanya melibatkan lebih dari dua pihak. Sebuah transaksi penjualan melibatakan
bukan hanya pihak penjual dan pembeli tapi juga pihak bank (biasanya di sebut sebagai pihak
ketiga);
2. Mempengaruhi Persamaan Akuntansi. (telah di jelaskan di muka).
Dengan demikian, karena Transaksi mempengaruhi Entitas dan mempengaruhi Persamaan
Akuntansi Entitas tersebut, maka transaksi merupakan Kejadian Ekonomi Akuntansi.
Kejadian Ekonomi Akuntansi bukan Transaksi
Yang termasuk dalam kejadian ekonomi bukan transaksi adalah kejadian-kejadian yang
mempengaruhi Persamaan Akuntansi tetapi tidak melibatkan Lebih dari Dua Pihak.
Kejadian-kejadian seperti : Kebakaran Gudang, Bencana Alam yang merusak Gedung

Perusahaan merupakan contoh kejadian-kejadian yang merugikan perusahaan (berpengaruh
pada persamaan akuntansi) tetapi tidak melibatkan pihak luar perusahaan. Perusahaan tentu
saja tidak melakukan transaksi dengan Banjik, Tanah Longsor, atau Api bukan........?. Dengan
demikian, kejadian-kejadian tersebut merupakan Kejadian Ekonomi Akuntansi bukan
Transaksi.
Dengan Demikian, dapat di simpulkan bahwa dalam konteks Akuntansi :
Kejadian Ekonomi (Akuntansi) merupakan kejadian yang tidak melibatkan pihak Luar
Entitas sedangkan Transaksi merupakan kejadian yang melibatkan lebih dari dua
pihak.

Diposkan oleh Admin

http://forum-fekon-unsrat.blogspot.com/2011/11/kejadian-ekonomi-dan-transaksidalam.html

Rabu, 23 November 2011

Pengertian Transaksi Dan Bukti Transaksi Terlengkap
Sora N

Pengertian transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan

terhadap posisi harta keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual, membeli, membayar
gaji, serta membayar berbagai macam biaya yang lainnya.
Administrasi transaksi adalah suatu kegiatan untuk mencatat berbagai perubahan posisi
keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-metode
tertentu sehingga hasil pencatatan dapat di komunikasikan kepada pihak lainnya.
Lalu pengertian transaksi keuangan ialah kegiatan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan
uang tertentu, yang dapat mengubah posisi keuangan perusahaan tersebut.
Dan pengertian transaksi bisnis yaitu dapat di artikan sebagai kejadian-kejadian ekonomi dari
suatu bisnis yang secara langsung mempengaruhi kondisi kuangan suatu bisnis, Ini
merupakan kegiatan dasar yang mendefinisikan status dalam bisnis.
Jenis-jenis transaksi
Pada umumnya transaksi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari di dalamsuatu perusahaan
terbagi menjadi 2 (dua) jenis, diantaranya yaitu :
Transaksi internal adalah suatu transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagian-bagian
yang terdapat di dalam perusahaan saja, lebih menekankan perubahan posisi keuangan yang
terjadi antara bagian yang ada dalam perusahaan misalnya seperti memo dari pimpinan
kepada seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai dari harta kekayaan karena penyusutan,
pemakaian perlengkapan kantor. Lebih tepatnya dibuat dan juga dikeluarkan oleh perusahaan
itu sendiri. Selain itu dapat juga diartikan sebagai bukti pencatatan atas kejadian-kejadian
yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Contohnya seperti : penghapusan piutang usaha,

pengalokasian beban dan lain-lain.
Transaksi eksternal adalah suatu transaksi yang melibatakan pihak dari luar perusahaan.
Seperti misalnya: transaksi penjualan, pembelian, pembayaran hutang piutang dan lain-lain.

apa itu transaksi?
Pengertian bukti transaksi adalah suatu bukti yang tertulis atau bukti-bukti atas terjadinya
setiap kegiatan transaksi dalam suatu perusahaan atau bisnis.
Manfaat utama dari bukti bukti transaksi yaitu menyediakan bukti tertulis atas transaksi yang
telah dilaksanakan, dan sekaligus untuk menghindari kemungkinan terjadinya sengketa di
masa yang akan datang. Bukti transaksi jika dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2 (dua)
diantaranya yaitu:
1. Bukti transaksi internal
Bukti transaksi internal ialah bukti pencatatan kejadian di dalam perusahaan tersebut.
Umumnya berupa memo dari pimpinan ataupun orang yang ditunjuk.
2. Bukti transaksi eksternal
Bukti transaksi eksternal ialah bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan pihak luar
perusahaan. Bukti-bukti tersebut, yaitu:
Faktur adalah suatu perhitungan penjualan barang yang dilakukan secara kredit, yang dibuat
oleh pihak penjual lalu disampaikan kepada pihak konsumen atau pembeli. Pada umumnya
dibuat rangkap dua, yang asli diberikan ke si konsumen/pembeli sebgai bukti pencatatan

pembelian secara kredit sedangkan kopiannya dipegang oleh si penjual sebagai bukti
pencatatan penjualan secara kredit.
Kuitansi (official Receipt) adalah suatu bukti transaksi penerimaan uang untuk pembayaran
sesuatu barang atau yang lainnya. Kuitansi dibuat serta ditanda tangani oleh pihak yang
menerima uang dan juga diserahkan kepada pihak yang telah melakukan pembayaran.
Kuitansi pada umumnya terdiri dari dua bagian, bagian pertama diberikan kapada pihak yang
membayar yaitu sebagi bukti pencatatan pengeluaran uang, sedangkan bagian yang tertinggal
(Sus atau bonggol kuitansi) untuk sementara dapat dijadikan sebagai bukti pencatatan
penerimaan uang.
Nota debet (Debit Memo) adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim suatu
perusahaan atau suatu badan usaha kepada konsumennya, bahwa akunnya telah didebet
dengan nominal/jumlah tertentu. Penerina nota debet ini akan mencatat pada akun pihak
pengirim nota pada sisi kredit.

Nota kredit adalah pemberitahuan atau perhitunganyang dikirim suatu perusahaan atau badan
usaha kepada pelanggannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan nominal/jumlah tertentu.
Penerima nota kredit ini, akan mencatat pada akun pihak – pihak pengirim nota pada sisi
debet.
Cek (Cheque) adalah suatu surat perintah yang tidak bersyarat kepada bank untuk membayar
sejumlah uang tertentu saat waktu surat tersebut diserahkan kepada bank, lalu ditandatangani

oleh pihak yang menjadi nasabah suatu bank serta mempunyai simpanan pada bank tersebut
dalam bentuk giro. Lembaran cek terdiri dari dua bagian, diantaranya: lembar utama yang
diserahkan kepada pihak lain sebagai alat pembayaran, dan juga struk/bonggol cek untuk
dijadikan bukti tambahan transaksi yang disatukan dengan kuitansi bukti dari pembayaran.
Bilyet giro adalah suatu surat perintah dari nasabah suatu bank, kepada bank yang
berkaitan/bersangkutan untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekeningnya ke
rekening si penerima yang namanya telah disebut dalam bilyet giro pada bank yang sama
ataupun pada bank yang lain. Penerima bilyet giro tak bisa menukarkannya dengan uang
tunai kepada bank yang bersangkutan, Akan tetapi hanya saja dapat menyetorkan bilyet giro
kepada bank sebagai tambahan simpanan pada rekeningnya.
Rekening Koran adalah suatu bukti mutasi kas di bank yang disusun oleh bank untuk para
nasabahnya, dan juga digunakan sebagai dasar penyesuaian pencatatan antara saldo kas
menurut perusahaan, dan juga saldo kas menurut bank.
Bukti Setoran Bank adalah saat atau setiap melakukan setoran bank, harus mengisi slip
setoran yang telah disediakan oleh bank terlebih dahulu.
Bukti Memorandum adalah suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan
ataupun orang yang diberi wewenang untuk kejadian-kejadian yang berlangsung didalam
internal perusahaan tersebut dan umumnya terjadi pada akhir periode seperti memo untuk
mencatat gaji para pegawai yang masih dibayar.
Bukti Kas Masuk Dan Bukti Kas Keluar adalah bukti kas masuk yaitu bukti atas penerimaan

uang ataupun kas yang dilengkapi dengan buktinya.Seperti contohnya: kuitansi dan nota.
Bukti kas keluar yaitu suatu bukti transaksi pengeluaran kas ataupun pembayaran. Seperti
contohnya: kuitansi dari kreditur dan nota kontan asli.
Itulah artkel atau postingan definisi atau pengertian transaksi secara lengkap, terimakasih
telah berkunjung dan semoga dapat bermanfaat bagi kamu yang membacanya.

http://www.pengertianku.net/2014/12/pengertian-transaksi-dan-bukti-transaksiterlengkap.html
oleh sora n

HABIT
Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan habits? Habits adalah segala sesuatu
yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir
atau suatu aktifitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian dari
kita, yang sering kita sebut sebagai kebiasaan. "Kita adalah apa yang kita
kerjakan berulang-ulang, karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan,
melainkan kebiasaan" (Arsitotales) Saat kita melihat seorang mahasiswa
katakanlah mahasiswa A. Ia selalu rajin mengerjakan tugas,tidak pernah
terlambat, kita bisa saja kagum. Tetapi, seperti yang dikatan oleh Aristotales,
bahwa itu bukanlah keunggulan perbuatan, tapi karena ia terbiasa
melakukannya. Bisa juga dikatakan, mereka yang melakukan hal-hal yang luar

biasa berulang kali sehingga yang tampak hebat di mata kita itu adalah yang
biasa di mata mereka, karena mereka terbiasa melakukannya. Sebaliknya,
apabila ada seorang mahasiswa yang katakanlah mahasiswa B. Ia tidak pernah
mengerjakan tugas, bangunnya kesiangan, selalu mencontek jika ujian, dll, bisa
disimpulkan bahwa itu juga karena habits. Kita secara otomatis juga akan
memberikan penilaian kepada seseorang berdasarkan habitsnya. Seperti contoh
di atas, mahasiswa A akan kita berikan predikat mahasiswa rajin, sedangkan
mahasiswa B akan kita berikan predikat sebagai mahasiswa pemalas. Seseorang
yang memiliki banyak habits baik dalam dirinya, kemungkinan besar akan lebih
berhasil dalam kehidupannya daripada yang memilki habits buruk. Tentunya,
kita tidak mau menjadi orang yang gagal karena habits buruk yang ada dalam
diri kita bukan? Nah, sekarang bagaimana langkah membentuk habits baik,
ternyata ada rumusnya. Rumus Habits Di dalam buku Ustadz Felix Siauw yang
berjudul How To Master Your Habits, terdapat unsur-unsur yang dapat
membentuk habits yaitu: Learn (pembelajaran) --->Commit (komitmen)-->Practice (latihan) --->Repetition (pengulangan) Habits seperti spiral yang hanya
mempunyai dua pilihan, bertambah besar atau bertambah ciut. Setiap repetisi
atau pengulangan akan memperkuat habits, dimana harus dilakukan secara
kontinue atau kita harus memilki komitmen untuk melakukannya secara terus
menerus. Spiral ini akan terus menerus berkembang tak terputus apabila terus
dijaga. Misalnya: Seorang yang rajin membaca, akan semakin bertambah

pengetahuannya, dengan kata lain spiralnya semakin membesar, dan
sebaliknya. Seorang yang malas membaca, maka akan menjadi semakin picik
atau dengan kata lain, spiralnya semakin menciut. Repetisi akan menimbulkan
gerak reflek tanpa harus berpikir. Dalam olahraga disebut sebagai muscle
memory, sehingga jika kita sering mengulang aktifitas yang baik, maka secara
reflek tubuh kita akan melakukan itu tanpa kita sadari. Lalu, bagaimana agar kita
mau melakukan aktifitas baik? Agar kita mau melakukan aktifitas baik, kita harus
sadar apa yang betul-betul kita inginkan dan menjadi tujuan kita. Semakin jelas
apa yang kita inginkan di masa depan kita, maka semakin besar pula daya tarik
kita untuk melakukan aktifitas positif. Sebagai contoh: Untuk sukses masuk ujian
universitas, seseorang harus mempersiapkan diri untuk belajar. Maka orang
tersebut akan melakukan aktifitas belajar dengan rajin agar ia bisa sukses masuk
ujian universitas. Lain lagi dengan teori Habits menurut Duhigg. Di dalam buku
karya Duhigg disebutkan bahwa habits dibentuk melalui teori "habits-loop", yang

merumuskan bahwa habits terdiri dari lingkaran yang meliputi- isyarat, rutin,
hadiah,. isyarat, rutin, dan reward. Di dalam buku ini, ditambahkan reward atau
hadiah dengan tujuan agar kita lebih termotivasi. Reward atau hadiah, diletakkan
saat kita sudah sukses atau telah selesai melakukan kegiatan positif tersebut.
Misalnya kita membuat aturan seperti kita baru boleh sarapan pagi setelah

merapikan tempat tidur, sehingga kita akan lebih termotivasi untuk merapikan
tempat tidur, karena jika tidak merapikan tempat tidur kita tidak bisa sarapan.
Sarapan disini berfungsi sebagai reward/hadiah.

Pertama ada isyarat, pemicu yang memberitahu otak kita untuk masuk ke mode
otomatis dan melakukan kebiasaan. Kemudian, muncul rutinitas, yang bisa

dalam bentuk fisik, mental, atau emosional. Akhirnya, jika kita mengadakan
hadiah atau reward, maka itu akan membantu otak kita untuk mengingat tujuan
masa depan kita, sehingga kita akan lebih termotivasi untuk melakukan aktifitas
baik secara terus menerus. Seiring berjalannya waktu, lingkaran yang meliputiisyarat, rutin, hadiah; isyarat, rutin, reward -akan menjadi lebih berkembang.
Langkah Membuat Habits Sekarang, kita masuk pada langkah-langkah
membentuk habits baru. Ada tiga langkah praktis yang kita lakukan untuk
membentuk habits baru, dan yang positif tentunya. Langkah-langkah tersebut
adalah: 1. Mulai dari yang kecil Memulai dari hal yang kecil akan
memudahkan kita untuk mengawali sesuatu yang positif. Kita pasti tahu, bahwa
yang namanya awal pasti berat. Jadi, lebih baik kita mengawali dari hal-hal yang
kecil kemudian setelah itu kita latihan untuk konsisten melakukannya. 2.
Menemukan waktu habits Kita harus meluangkan waktu untuk membentuk
habits baru kita. Kuncinya adalah kata setelah. Misalnya, setelah bangun tidur
saya akan langsung membersihkan rumah, setelah makan saya akan menggosok
gigi, dll. 3.Berlatihlah terus Pada awalnya, mungkin kita akan lupa untuk
melakukan habits baru, maka kita bisa membuat list atau daftar habits baru
dengan tujuan agar kita ingat terus habits tersebut. Bisa kita membuat tulisan
kemudian ditempelkan di dinding kamar, di kulkas, dll. Itu tadi tulisan tentang
bagaimana cara membentuk kebiasaan baik. Jadi, mulai sekarang, bentuklah
kebiasaan baik anda agar anda bisa menjadi orang yang lebih baik, sehingga
masa depan anda juga lebih baik. *Referensi: -How To Master Your Habits karya
Felix Siauw -http://www.goop.com/journal/be/222/habit

http://www.kompasiana.com/alimsyahwana/bagaimana-cara-membentuk-habitbaik_54f69018a333112e068b5179

Alim Syahwana
02 Agustus 2014 00:39:34

Menguasai Keahlian dengan Pembiasaan (Habits)
Posted by felixsiauw on Jul 1, 2012

“syriah n khilfh adl hrg mati, kwjbn n janji Allah, sbh institusi yg mjamin dtrapkanny hkm
Allah, n mlanjutkn khdpn Islam!”
Jangan bingung, kami tidak salah ketik kok. Ini memang sebuah tes membaca.

Bila Anda bisa membacanya dengan baik dan mengerti artinya, itu artinya Anda adalah orang
yang sudah terbiasa ber-SMS ria. Dan bila anda kesulitan membacanya, maka itu tanda
bahwa mungkin Anda sudah berumur.
Seringkali kita menemui orang yang kita anggap istimewa, karena ia mampu melakukan
sesuatu yang luar biasa, yang tidak banyak dikuasai oleh orang lainnya. Kita takjub melihat
seseorang yang fasih dalam bahasa arab dalam usia muda, walaupun dia tidak lahir di tanah
arab. Kita terpesona tatkala menyaksikan anak berusia 15 tahun dan hafalan 30 juz nya. Kita
kagum saat melihat seseorang berumur masih 20-an namun telah menulis lebih dari 8 buku
yang semuanya bermutu dan berisi.
Lalu kita bertanya-tanya, apakah bakat-bakat semacam itu adalah takdir dari Allah, yang
hanya diberikan-Nya pada orang-orang khusus? Apakah memang sudah takdirnya seperti itu?
Dan biasanya pasangan pertanyaan ini adalah legitimasi bahwa kita memang tak mampu
melakukan demikian karena tak berbakat. Lalu menyerah dan menerima diri apa adanya, jauh
dari mampu.
Sebagai respon atas hal ini, muncul kemudian training motivasi yang menjamur bak musim
hujan. Training ini lalu membahas tentang “Why?”. Merubah mindset seseorang dan berusaha
menanamkan keyakinan pada setiap orang bahwa mereka pasti bisa menguasai apapun.
Namun, motivasi ternyata gagal pula menciptakan kelanggengan dalam menguasai suatu
keahlian. Panas semangat yang membakar ternyata hanya bertahan satu-dua hari, belum
keahlian dikuasai, kebosanan sudah menanti.
Sebenarnya, rahasia dari menguasai keahlian apapun bukan terletak pada motivasi, karena
motivasi hanya kunci pembuka awalnya saja, tapi ibu dari segala keahlian adalah
pengulangan (repetisi) dan ayahnya adalah latihan (practice). Bila seseorang banyak melatih
dan mengulang, terpaksa ataupun sukarela, dia pasti akan menguasai keahlian tertentu. Inilah
namanya pembentukan kebiasaan (habits)
Dalam kenyataan sehari-hari, menguasai suatu keahlian secara permanen lebih tergantung
dari habits dibandingkan motivasi. Misalnya, setiap pengemban dakwah tentulah ingin
menguasai bahasa Arab, dan saya pikir motivasi untuk itu tak kurang. Namun mengapa
sedikit yang menguasainya? Karena tidak terbiasa, tepat sekali. Sebaliknya, seorang bocah 2
tahun yang tinggal di Arab tidak punya motivasi samasekali untuk menguasai bahasa Arab,
namun dia menguasainya. Tanpa disadarinya.
Coba perhatikan sekali lagi, ada orang yang sangat ingin menguasai bahasa arab namun tidak
dapat menguasai keahlian itu, namun ada orang yang biasa-biasa saja, lalu menguasainya.
Nyata disitu bahwa suatu keahlianlebih banyak dipengaruhi oleh practice (latihan) dan
repetition (pengulangan), ayah dan ibunya segala jenis keahlian.
Sama seperti kasus membaca SMS diatas, ketika kita telah terbiasa (berlatih dan berulangulang) membaca SMS, maka memahami teks SMS yang disingkat-singkat menjadi sesuatu
yang otomatis kita lakukan, tanpa perlu berpikir, semuanya terjadi otomatis, autopilot.

Jadi pembiasaan pada intinya adalah menjadikan suatu hal yang tadinya dilakukan secara
sadar dan diupayakan menjadi otomatis dan tanpa upaya, melalui latihan dan pengulangan
secara terus menerus.
Bayangkan nikmatnya melakukan kebaikan-kebaikan secara otomatis. Bayangkan nikmatnya
membaca kitab berbahasa arab gundul sama otomatisnya seperti membaca SMS yang
disingkat. Bayangkan nikmatnya berdakwah yang materinya mengalir secara otomatis.
Bayangkan menulis tanpa upaya dan otomatis dilakukan. Itulah hasil daripada pembiasaan
(habits).
Bayangkan Anda ingin menembus hutan perawan. Pertama-tama harus ada upaya yang sangat
luar biasa untuk membabat hutan, memotong pohon dan semak, menyeruak rumput dan
menebas penghalang untuk meniti setapak jalan. Kedua kalinya Anda melewati jalan itu,
tentu tak sesulit awalnya. Keesokan harinya anda mungkin melapisi jalan tanah dengan batu
sehingga lebih nyaman dilewati. Dan satu hari jalan itu mungkin diaspal hinggal lebih cepat
dilewati. Begitulah proses pembentukan keahlian melalui pembiasaan.
Karena itulah, Al-Qur’an pun telah memuat firman Allah yang membukakan kepada kita
kunci daripada pengajaran, yaitu pengulangan (repetisi),
Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka (TQS Thahaa
[20]: 113)
Membentuk habits yang baik memang sulit pada awalnya, namun seketika habits itu sudah
terbentuk dengan ajeg, maka sulit pula untuk menghentikan habits baik itu. Sama dengan
habits buruk yang sulit pula menghentikannya apabila sudah ajeg. Bedanya, habits baik sulit
dibentu, namun akan memudahkan kita di sisa hidup kita. Habits buruk mudah dibentuk
namun menyusahkan kita di sisa hidup kita.
Sayangnya, tidak banyak pengemban dakwah yang menyengaja pembentuk kebiasaankebiasaan yang baik. Dan lebih sayangnya lagi, manusia ibarat sebidang tanah kosong, yang
apabila kita tidak menanamnya dengan sesuatu yang baik; maka secara otomatis tanaman
yang tumbuh adalah yang tidak baik. Bila kita tidak menyengaja membentuk habits yang
baik, bukan berarti tubuh kita tidak memiliki habits, tapi mungkin penuh dengan habits yang
buruk. Keburukan yang otomatis terjadi, seperti malas, enggan, futur, gugup saat
menyampaikan Islam, tidak runut dalam pembahasan dan lainnya.
Jadi hanya satu sebab ketika kita belum menguasai sesuatu hal yang benar-benar kita
inginkan: “Kita belum cukup banyak mengulang dan melatihnya, baik terpaksa ataupun
sukarela”. Bukan masalah bakat, kurang motivasi atau apapun yang selama ini kita pikirkan.
Bicara tentang berpikir, binatang tidak memiliki akal, namun mereka bisa menguasai keahlian
yang bahkan manusia merasa aneh menyaksikannya. Kita pernah melihat burung berhitung
matematika di sirkus, monyet melakukan tendangan putar sempurna taekwondo, atau lumbalumba yang melompati gelang api. Semua itu mereka lakukan karena mereka tidak banyak
pikir, hanya melakukan dan melakukan. Terus berlatih dan mengulangi.

Mungkin itulah kelemahan kita selama ini, yang membuat kita miskin keahlian apapun.
Karena kita terlalu banyak membahas motivasi tapi kurang aksi. Banyak pikir cemerlang tapi
tak berlatih mengulang. Logikanya, bila binatang yang tak memiliki akal saja bisa,
seharusnya manusia yang punya akal lebih bisa.
Mungkin pula lebih tepat apabila ketika ingin menguasai satu keahlian, tak perlu banyak
berpikir dan motivasi, lakukan saja. Semakin sering kita melakukan, maka semakin sering
pula latihan dan pengulangannya. Maka kita pasti akan menguasai keahlian apapun yang kita
inginkan.
Penelitian mengatakan, bahwa 30 hari melatih suatu hal akan membuat kebiasaan baru
terbentuk. Contohlah kita ingin membentuk habits membaca, maka bacalah buku setiap hari
pada waktu yang sama, ba’da shubuh 1/2 jam, setiap hari. Maka setelah 30 hari habits baru
itu akan muncul, walau masih lemah. Semakin lama kita melaksanakannya, semakin habits
itu berakar. Habits dulu baru hebats!
Terakhir, mari kita dengarkan ungkapan Imam Syafi’i “Wahai saudaraku, kalian tidak akan
dapat menguasai ilmu kecuali dengan 6 syarat yang akan saya sampaikan: dengan
kecerdasan, bersemangat, kesungguhan, dengan memiliki bekal (investasi), bersama
pembimbing, serta waktu yang lama!”
Jadi, wahai pengemban dakwah Islami, bersabarlah untuk menjadi ahli. Terus berlatih dan
mengulangi. Pastilah bisa kita kuasai.
@felixsiauw – islamic inspirator, penulis
by felixsiauw on Jul 1, 2012
http://felixsiauw.com/home/menguasai-keahlian-dengan-pembiasaan-habits/

Pengertian Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK atau
Sederajat)
By Rian Andriansyah Posted at 16.44 Sekolah Menengah Atas (SMA) No
comments

sumber: Google.com
Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA) adalah jenjang pendidikan
menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh
selama 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai 12.

Kurikulum di Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan kurikulum 2013,
diantaranya:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah
6. Bahasa Inggris
7. Seni Budaya Dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
9. Prakarya
10.Peminatan Akademik
11.Kelompok Peminatan (Pilihan)


Kelompok Peminatan Alam

1. Matematika

2. Fisika
3. Biologi
4. Kimia


Kelompok Peminatan Sosial

1. Sejarah
2. Geografi
3. Ekonomi
4. Sosiologi


Kelompok Peminatan Bahasa dan Sastra

1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Bahasa Daerah (1 buah; sesuai dengan Kebudayaan daerah)
4. Bahasa Asing (1 buah; sesuai dengan pilihan)
Sekolah Menengah Kejuruan (disingkat SMK) adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari tingkat dibawahnya. SMK
sering juga di sebut STM (Sekolah Teknik Menengah).
Untuk kurikulum SMK hampir sama dengan SMA, hanya saja lebih ditekankan
terhadap pelajaran kejuruan yang diambil oleh siswa dan lebih mengedepankan
praktek dari pada teori pada saat proses belajar mengajar.

Madrasah Aliyah (disingkat MA) adalah jenjang pendidikan menengah pada
pendidikan formal di Indonesia, sekolah ini setara dengan SMA/SMK, hanya saja
sekolah ini dikelola langsung oleh Kementrian Agama.

Kurikulum madrasah aliyah hampir sama dengan SMA atau yang lainnya, hanya
saja pada sekolah ini lebih mengarah kepada pendidikan agama Islam. Selain
mengajarkan mata pelajaran seperti pada sekolah dasar, ada tambahan
pelajaran seperti:
1. Al-Quran dan Hadits
2. Aqidah dan Akhlaq

3. Fikih
4. Sejarah Kebudayaan Islam
5. Bahasa Arab.
Demikian pengertian SMA, SMK, dan MA menurut dari beberapa sumber seperti
wiki dan yang lainnya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kawan
CS (Catatan Simade) semua.
Wassalam
http://catatansimade.blogspot.com/2015/03/pengertian-sekolah-menengah-atassmasmk.html

Pengertian Sekolah Menengah Atas – SMA adalah kepanjangan dari Sekolah Menengah
Atas yang merupakan tingkat pendidikan formal di Indonesia yang setara dengan SMA di
luar negeri. Jenjang pendidikan yang ditempuh setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama
(SMP) atau setaranya. SMA ditempuh dalam kisaran waktu tiga tahun, dari kelas X (kelas 1),
kelas XI (kelas 2) hingga kelas XII (kelas 3). Untuk siswa yang cerdas, ada program
akselerasi yang biasanya hanya ditempuh hanya dalam waktu dua tahun.
Pada kelas XI, siswa SMA memiliki pilihan untuk masuk ke salah satu dari tiga departemen,
yaitu Sains, Sosial dan Bahasa (sebelumnya, tidak pernah ada pilihan jurusan atas nama ilmu
pengetahuan, ilmu sosial, dan bahasa. Kemudian, Fisika, Biologi , Sosial, dan Bahasa). Pada
akhir kelas XII (tahun ketiga), siswa-siswi diwajibkan untuk menjalani Ujian Nasional
(Ebtanas). Setelah itu, ketika sudah lulus tingkat SMA, siswa-siswi bisa melanjutkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi, tetapi ada juga yang langsung dapat bekerja.
Secara umum, Pengertian Sekolah Menengah Atas adalah sekolah anak-anak yang berusia
16 sampai 18 tahun. Namun, di luar itu banyak siswa yang berusia 14 atau 15 sudah di SMA.
Sebaliknya, ada juga siswa yang berusia 20 atau 21 tahun masih seragam SMA.
Pada dahulu kala, saat kolonialisme Belanda, SMA disebut dengan nama Algemeene
Middelbare School (AMS). Di era penjajahan Jepang, SMA disebut dengan Sekolah
Menengah Tinggi (SMT). Pasca kemerdekaan, SMT berganti nama lagi menjadi Sekolah
Menengah Oemoem Atas (SMOA). Dan tak lama kemudian, SMOA berubah menjadi
Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahun akademik 1994/1995, SMA berubah menjadi
Sekolah Menengah Umum (SMU). Tapi hanya sepuluh tahun, setelah tahun 2003/2004
sekolah, sebutan SMA digunakan lagi sampai sekarang.
SMA diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta. Sebelum daerah otonom
diberlakukan pada tahun 2001, pengelolaan SMA negeri di Indonesia di bawah Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas). Sekarang, manajemen merupakan tanggung jawab
kabupaten / kota. Departemen Pendidikan telah menjadi peran yang terbatas regulator dalam
standar nasional pendidikan. Dengan demikian, secara struktural, negara kini telah menjadi
sekolah tinggi unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten / kota.
http://almasoem.sch.id/pengertian-sekolah-menengah-atas/

Ir. Tonton Taufik, MBA