Fakta dan Sejarah dan fakta

Fakta dan Sejarah (Sebenarnya) Peristiwa
G30S/PKI
Terungkaplagi

Saturday, November 7, 2015

“Apakah Pantas Soeharto Diampuni?”, Ada seorang ahli sejarah
yang sempat meneliti tentang kejadian yang menimpa bangsa
kita di tahun 1965, mengatakan bahwa di tahun 1965, di
Indonesia hanya ada satu Jendral dan dia adalah Mayjen TNI
Soeharto. Menurut ahli sejarah itu juga termakan image yang
sengaja dibuat Soeharto bahwa dia adalah orang yang paling
berjasa atas dibubarkannya Partai yang kini dianggap sebagai
partai terlarang di negeri kita.
Soeharto adalah seorang prajurit TNI berpangkat cukup tinggi
dan juga memegang salah satu jabatan penting dalam jajaran
TNI sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat

(Kostrad). Pada masa kepemimpinan Ir. Soekarno, Soeharto
adalah seorang perwira tinggi yang tidak terlalu diperhitungkan.
Itu juga menjadi penyebab tidak terteranya nama Soeharto

dalam daftar 7 jendral yang menjadi target pembunuhan dalam
pemberontakan PKI.
7 Jendral yang menjadi target operasi PKI:
Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani, Letjen TNI Anumerta MT
Haryono, Letjen TNI Anumerta S Parman, Letjen TNI Anumerta
Suprapto, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen
TNI Anumerta DI Panjaitan, Kapten Czi Anumerta Pierre
Tendean
Apa mungkin Soekarno lupa pada jasa Soeharto yang menjadi
arsitek Serangan Umum 1 Maret atas Kota Yogya yang berhasil
menguasai Kota Yogya selama 6 jam yang kala itu dikuasai oleh
Belanda? Ataukah Soekarno mengetahui fakta yang sebenarnya
terjadi.

Pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September 1965,
sebuah pemberontakan terjadi atas keutuhan Pancasila (itu kata
rezim Orde Baru) namun berhasil ditumpas sampai ke akarakarnya oleh seorang perwira tinggi bernama Soeharto.
“Resolusi Dewan Jendral” yang sempat beberapa kali
disebutkan dalam film tersebut, hal itu benar adanya. Resolusi
Dewan Jendral memang ada. Beberapa orang Jendral pada saat

itu sedang merencanakan untuk menggulingkan kekuasaan
Soekarno dan mengambil alih kekuasaan.
Para pemimpin PKI kala itu cukup resah dengan adanya isu
tentang resolusi Dewan Jendral. Mereka khawatir jika para
jendral berhasil, maka posisi mereka berada di ujung tanduk.

Untuk itu mereka harus bergerak cepat, berpacu dengan waktu
untuk menumpas para jendral yang terlibat dalam Resolusi
Dewan Jendral, sebelum para jedral mendahuluinya.
Rakyat yang kala itu masih bodoh dicekoki dengan pernyataanpernyataan pedas tentang seberapa menyeramkan dan
menyakitkannya sebuah pemberontakan. PKI terus menyebarkan
doktrin bahwa pemberontakan itu identik dengan kekejaman.
Rakyat akan semakin terkepung dalam kesengsaraan. Doktrin
yang dilontarkan PKI itu terhadap rakyat itu pada akhirnya
berhasil membakar darah rakyat yang kala itu tengah dirundung
duka yang mendalam dan berkepanjangan akibat dari ketidak
stabilan perekonomian di sebuah negara yang masih muda ini.
Akhirnya PKI mendapat restu dari rakyat yang telah
didoktrinnya untuk menumpas para jendral yang terlibat dalam
Resolusi Dewan Jendral.

PKI sendiri mempunyai kepentingan dalam penumpasan ini.
PKI adalah pendukung terkuat Soekarno, dan Soekarno adalah
pendukung terkuat PKI demi sebuah image bagi dunia
internasional bahwa Indonesia tidak mudah dimasuki pengaruh
Amerika Serikat. Memang Sokarno lebih menyukai politik
sosialis demokratik seperti yang diajarkan Uni Soviet kepada
dunia kala itu yaitu pemerataan.
Karena PKI takut kehilangan dukungan dari presiden, maka PKI
harus secepatnya menumpas Dewan Jendral sebelum Dewan
Jendral menggulingkan Soekarno. Maka direncanakanlah sebuah
aksi untuk menumpas Dewan Jendral. Akhirnya para pemimpin
PKI sepakat tanggal yang tepat untuk melakukan aksi adalah
pada tanggal 30 September.

Para pimimpin PKI melakukan rapat tentang aksi yang bakal
mereka lakukan. Sedikitpun mereka tidak menyinggung nama
Soeharto karena memang Soeharto kala itu bukan siapa-siapa.
Dia tidak lain hanyalah seorang prajurit TNI berpangkat tinggi
yang tidak diperhitungkan dan tidak penting sama sekali.
Disisi lain, Soeharto sendiri juga mengetahui tentang adanya

resolusi Dewan Jendral dan mengetahui bahwa PKI akan
melancarkan aksi untuk menumpasnya. Namun dia hanya diam.
Soeharto juga memiliki kepentingan jika PKI berhasil.
Kepentingan Soeharto sebenarnya adalah agar dia mulai
dianggap penting dan kembali diperhitungkan di kancah
percaturan negeri ini sehingga dia bisa mendapat jabatan yang
lebih penting dari jabatan yang dia pegang saat itu. Dia biarkan
PKI melakukan aksinya dengan membunuh para perwira tinggi
TNI yang memang memegang jabatan penting di negara.
Dengan demikian akan semakin berkurang saingan bagi
Soeharto untuk meraih jabatan yang lebih tinggi dan lebih
penting dari sekedar panglima Kostrad.
Tanggal 30 September pukul 4 pagi, diculiklah 7 jendral yang
menjadi target operasi PKI. Mereka dibawa ke lubang buaya dan
diserahkan kepada masa pendukung PKI yang telah berkumpul
di sana sejak sore hari tanggal 29 September untuk diadili
dengan cara mereka. Massa dibebaskan melakukan apa saja
sesuka hati mereka kepada para jendral yang akan menambah
kesengsaraan bagi rakyat tersebut. Massa yang berkumpul di
lubang buaya berpesta pora sebelum akhirnya menyiksa hingga

mati para jendral tersebut.

Fakta Dibalik G30S/PKI:
Pagi harinya, Soeharto yang telah mengetahui hal ini mendapat
laporan dari beberapa ajudan jendral yang telah diculik.
Soeharto hanya tersenyum dalam hati karena telah mengetahui
bahwa semua ini akan terjadi. Ambisinya untuk menguasai
negeri dengan pangkat dan jabatan yang dia miliki hanya tinggal
selangkah lagi.
Tahukah anda apa sebenarnya yang telah direncanakan Soeharto
sebelumnya yang disimpannya baik-baik dalam benaknya? Dia
biarkan PKI membunuh ketujuh Jendral tersebut, lalu memfitnah
PKI telah melakukan kudeta terhadap Soekarno sehingga orangorang PKI yang mengetahui fakta sejarah dapat dengan mudah
disingkirkan dengan cara difitnah. Doktrin yang dilontarkan
Soeharto adalah bahwa PKI akan melakukan pemberontakan
terhadap kekuasaan Soekarno. Mungkinkah PKI akan
menggulingkan pendukung terkuatnya? Tidak masuk akal. Ingat
PKI dan Soekarno saling mendukung, apa mungkin PKI
melakukan hal itu?
Pagi harinya Soeharto bergerak cepat dan melangkahi tugas

beberapa orang jendral atasannya dengan memegang tampuk
pimpinan TNI untuk sementara tanpa meminta restu dari
Presiden. Di buku sejarahku waktu SD ditulis, “Mayjen TNI
Soeharto dengan tangkas memegang tampuk pimpinan TNI
yang lowong sepeninggal A Yani.” Kalau bisa dan boleh aku
ingin mengedit tulisan di buku sejarahku dengan kata-kata,
“dengan lancang Soeharto memegang tampuk pimpinan TNI.”
Masih banyak orang yang harusnya dimintai restu oleh Soeharto
atas inisiatifnya memegang tampuk pimpinan TNI.

Lalu dengan mudah Soeharto yang telah mengetahui semua
seluk beluk aksi PKI ini menumpas PKI. Hanya dalam waktu
beberapa jam saja, para pelaku pemberontakan PKI ditangkap
dan sebagian lagi kabarnya melarikan diri ke luar negeri. Lalu
Soeharto menyebarkan doktrin bahwa PKI telah melakukan
kudeta terhadap kepemimpinan Soekarno. Padahal PKI
bermaksud menggagalkan kudeta yang akan dilancarkan oleh
para jendral tersebut. PKI dijadikan kambing hitam oleh
Soeharto atas apa yang memang diinginkannya. Satu langkah
Soeharto untuk menguasai negeri ini berhasil.

Penguasaan Kembali Gedung RRI Pusat:
Dini hari tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan Tiga Puluh
September (G30S) PKI menculik dan membunuh 6 orang
perwira tinggi Angkatan Darat yang yang dinilai sebagai
penghalang utama rencana mereka untuk merebut kekuasaan
Negara. Pagi itu pula mereka berhasil menguasai Gedung RRI
dan Gedung Pusat Telekomunikasi. Di bawah todongan pistol,
seorang penyiar RRI dipaksa menyiarkan pengumuman yang
menyatakan bahwa G-30-S telah menyelamatkan Negara
dari usaha kudeta “Dewan Jendral”.
Tengah hari mereka mengumumkan pembentukan Dewan
Revolusi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara
dan pendemisioneran kabinet.
Untuk menghentikan pengumuman-pengumuman yang
menyesatkan rakyat itu, Panglima Komando Tindakan Strategi
Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen Soeharto yang telah
mengambil alih sementara pimpinan Angkatan Darat
memerintahkan pasukan Resimen Para Komando Angkatan

Darat (RPKAD) untuk membebaskan Gedung RRI Pusata dan

Gedung Telekomunikasi dari penguasaan G-30-S PKI. Operasi
yang dimulai pukul 18.30, dengan mengerahkan kekuatan satu
kompi dalam waktu hanya 20 menit, RPKAD berhasil
menguasai kembali gedung vital itu.
Pukul 20.00 tanggal 1 Oktober 1965 RRI Pusat sudah dapat
menyiarkan pidato radio Mayjen Soeharto yang menjelaskan
adanya usaha kudeta yang dilakukan oleh PKI melalui G-30-S
Penangkapan DN Aidit 22 November 1965:
Setelah G 30 S PKI mengalami kegagalan di Jakarta, pada
tanggal 1 Oktober 1965 tengah malam ketua CC PKI D.N. Aidit
melarikan diri ke Jawa Tengah yang merupakan basis utama
PKI.
Tanggal 2 Oktober 1965 ia berada di Yogyakarta, kemudian
berpindah-pindah tempat dari Yogyakarta ke Semarang.
Selanjutnya ia ke Solo untuk menghindari operasi pengejaran
yang dilakukan oleh RPKAD. Tempat persembunyiannya yang
terakhir di sebuah rumah di kampung Sambeng Gede. Daerah ini
merupakan basis Serikat Buruh Kereta Api (SBKA), organisasi
massa yang bernaung dibawah PKI. Melalui operasi intelijen,
tempat persembunyian D.N. Aidit dapat diketahui oleh ABRI.

Tengah malam tanggal 22 November 1965 pukul 01.30 rumah
tersebut digrebek dan digeledah oleh anggota Komando
Pelaksanaan Kuasa Perang (Pekuper) Surakarta. Penangkapan
hampir gagal ketika pemilik rumah mengatakan bahwa D.N.
Aidit telah meninggalkan rumahnya. Kecurigaan timbul setelah
anggota Pekuper menemukan sandal yang masih baru, koper dan

radio yang menandakan hadirnya seseorang yang lain di dalam
rumah itu. Penggeledahan dilanjutkan. Dua orang Pekuper
menemukan D.N. Aidit yang bersembunyi di balik lemari. Ia
langsung ditangkap dan kemudian dibawa ke Markas Pekuper
Surakarta di Loji Gandrung, Solo.
Supersemar:
Suasana negara saat itu benar-benar memburuk. Negara yang
masih muda ini serasa berasa di titik paling bawah dari
keterpurukannya. Perekonomian anjlok, harga bahan pangan
menjulang, bahan pangan susah didapat dimana-mana,
kerusuhan pecah di seluruh wilayah negeri ini. Beberapa elemen
masyarakat melakukan aksi yang berbuntut dengan
dicetuskannya Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Isi Tritura adalah:

1. Bubarkan PKI
2. Turunkan Harga
3. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur G 30 S PKI
Aksi beberapa elemen masyarakat ini di awali dengan aksi yang
digelar oleh mahasiswa yang menamakan dirinya Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia (KAMI). Gerakan mahasiswa ini juga
diikuti oleh elemen masyarakat lain seperti Kesatuan Aksi Guru
Indonesia (KAGI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia
(KAPPI), dan lain-lain.Aksi-aksi inilah yang kemudian memicu
pecahnya revolusi di negara ini. Semakin lama situasi negara
semakin memburuk.
Situasi ini akhirnya yang memaksa tiga orang Jendral yaitu
Letjen (yang baru naik pangkatnya) Soeharto, Brigjen Amir
Machmud dan Brigjen M Yusuf untuk menemui presiden dan

memaksa presiden agar segera memenuhi tuntutan rakyat.
Tritura harus dipenuhi jika presiden ingin mengembalikan
situasi negara ke arah yang kondusif.
Soekarno menolak memenuhi tuntutan rakyat. Soekarno tahu
bahwa ini semua hanya kerjaan Soeharto yang memfitnah PKI

sebagai pemberontak. Soekarno tahu betul, tidak mungkin PKI
berkeinginan untuk menggulingkannya namun Soekarno tidak
memiliki bukti yang otentik atas pernyataannya tersebut.
Soekarno tahu bahwa aksi yang dilakukan oleh PKI dengan
nama G 30 S PKI hanya bertujuan untuk menumpas rencana
kudeta militer yang akan dilakukan oleh sekelompok perwira
tinggi yang menamakan dirinya Dewan Jendral.
Setelah gagal untuk memaksa presiden memenuhi tuntutan
rakyat, ketiga jendral tersebut berinisiatif membuat sebuah surat
perintah atas nama presiden. Isi surat perintah yang diberi nama
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) hingga kini hanya
diketahui oleh hanya 4 orang, ketiga jendral tersebut dan
Soekarno, namun karena tiga diantaranya kini telah meninggal
dunia, maka kini hanya tertinggal satu lagi saksi sejarah yaitu
Soeharto. Sayang, Soeharto pun tidak ingin rakyat Indonesia
tahu apa isinya, maka dia lenyapkan supersemar yang asli dan
buat sebuah surat perintah yang palsu seperti yang kita tahu
belakangan ini.
Teks Supersemar yang palsu, sedangkan yang asli, hingga kini
tidak ditemukan bangkainya Supersemar yang telah rampung
dibuat diserahkan kepada Soekarno untuk ditandatangani,
namun Soekarno menolak untuk menandatanganinya. Soekarno
tidak mau membubarkan PKI namun juga tidak mempunyai

alasan yang kuat atas kehendaknya tidak ingin membubarkan
PKI. Sementara rakyat telah didoktrin oleh Soeharto bahwa PKI
telah melakukan pengkhiatan terhadap negara dan ingin
menguasai negara ini dan menjadikannya negara berfaham
Komunis.
Menurut pengakuan dari seorang kakek tua tak lama setelah
Soeharto lengser, bahwa dulu ia bekerja di Istana Merdeka.
Tugasnya adalah mengantarkan minuman buat presiden. Pada
saat ketiga jenderal itu sedang berada di ruang kerja presiden,
sang kakek memasuki ruangan dengan maksud ingin
mengantarkan minuman bagi presiden dan ketiga tamunya.
Terkejutlah ia saat melihat presiden sedang menandatangani
sebuah surat yang diyakininya sebagai supersemar di bawah
todongan Pistol.
Pada saat sang kakek mengungkapkan kisah ini, Jendral M
Yusuf masih hidup, maka ia diwawancarai oleh kru TV
sehubungan dengan pernyataan sang kakek. Karena M Yusuf
berada pada posisi netral maka ia yang diwawancarai. Tapi
sayang, saya sangat yakin bahwa fakta yang diungkapkan sang
kekek benar adanya, tapi demi menyelamatkan sejarah yang
sudah terputar balik dan tak mungkin diubah lagi, maka Jenderal
M Yusuf membantah bahwa presiden menandatangani
supersemar di bawah todongan pistol. Tapi saya yakin dan
sangat percaya, Jendral M Yusuf yang kala itu sudah pensiun
membantah hal itu karena ia sadar, jika ia bongkar rahasia ini,
maka terbongkarlah semua fakta sejarah dan Indonesia kembali
terombang ambing dalam keraguan. Mana yang benar? Sejarah
versi Soeharto atau M Yusuf.

Akhirnya supersemar ditandatangani oleh Soekarno, namun
supersemar tidak ditujukan kepada Soeharto. Hal ini membuat
Soeharto panas, entah dengan cara apa, Soeharto berhasil
melenyapkan surat itu dan membuat pernyataan palsu dengan
mengatakan bahwa supersemar ditujukan kepadanya untuk
memegang tampuk pimpinan TNI untuk sementara dan
mengembalikan stabilitas nasional.
Dua langkah Soeharto berhasil. Maka berpedoman pada surat
perintah palsu yang dibuat oleh Soeharto sendiri, ia mulai
bergerak dan membubarkan PKI serta antek-anteknya. Sebagian
besar masa pendukung PKI, Gerwani dan berbagai organisasi
massa lain bentukan PKI dibantai secara masal, sebagian lagi
dipenjara. Ini dilakukan untuk menghilangkan jejak sejarah agar
semua kebusukan yang dilakukan oleh Soeharto tidak terungkap.
PKI dijadikan kambing hitam karena memang PKI pernah
melakukan percobaan kudeta di tahun 1948. Ini dijadikan alasan
bagi Soeharto untuk semakin menjatuhkan PKI.
Setelah PKI dibubarkan, dengan wewenang palsunya Soeharto
menyatakan bahwa PKI adalah Partai terlarang di Indonesia
karena bertentangan dengan Pancasila yang merupakan ideologi
bangsa Indonesia.
Pidato pertanggungjawaban Soekarno dalam Sidang Umum
MPRS tahun 1968 ditolak oleh MPRS. Semua dipicu dari
lambatnya Soekarno membubarkan PKI dan menjawab Tritura.
Setelah itu dipilihlah seorang penjabat presiden hingga masa
kepemimpinan Soekarno berakhir. Pada saat itu memang tak ada
pilihan lain, Soeharto menjadi satu-satunya orang yang paling
pantas memegang jabatan itu. Soekarno (mungkin dengan berat

hati) menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto.
Sejak saat itu Soeharto resmi memegang jabatan sebagai
Presiden RI melaui TAP MPRS No XLIV/MPRS/1968 dan
berkuasa selama 32 tahun hingga akhirnya digulingkan juga
dengan cara yang sama seperti ia berusaha menggulingkan
Soekarno pada tahun 1968.

Rangkuman Lengkap Peristiwa Gerakan 30 September PKI
1965
Militer 3 Comments
Peristiwa G30S/PKI atau biasa disebut dengan Gerakan 30
September merupakan salah satu peristiwa pemberontakan
komunis yang terjadi pada bulan september sesudah beberapa
tahun Indonesia merdeka. Peristiwa G 30 S PKI terjadi di malam
hari tepatnya pada tanggal 30 September tahun 1965. Dalam
sebuah kudeta, setidaknya ada 7 perwira tinggi militer yang
terbunuh dalam peristiwa tersebut.
Partai Komunis saat itu sedang dalam kondisi yang amat kuat
karena mendapatkan sokongan dari Presiden Indonesia Pertama,
Ir. H Soekarno. Tidak heran jika usaha yang dilakukan oleh
segelintir masyarakat demi menjatuhkan Partai Komunis
berakhir dengan kegagalan berkat bantuan Presiden kala itu.
Hingga sampai saat ini, peristiwa 30S PKI tetap menjadi
perdebatan antara benar atau tidaknya PartaiKomunis Indonesia
yang bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut.

Sejarah Peristiwa 30S PKI

keepo.me
Sebelum peristiwa 30S PKI terjadi, Partai Komunis Indonesia
sempat tercatat sebahgai Partai Komunis terbesar di dunia tanpa
harus dengan menghitung beberapa partai komunis yang
tersebar di Uni Soviet dan Tiongkok.
Semenjak dilakukannya audit pada tahun 1965, hampir lebih
dari 3,5 juta pengguna aktif yang bernaung dalam partai ini.
Hitungan itupun belum termasuk dengan 3 juta jiwa yang
menjadi kader dalam anggota pergerakan pemuda.
Disisi lain, PKI juga memiliki hak kontrol secara penuh terhadap
pergerakan buruh, kurang lebih 3,5 juta orang lagi telah ada di

bawah pengaruhnya. Belum sampai disitu, masih ada 9 juta
anggota lagi yang terdiri dari gerakan petani dan beberapa
gerakan lain, misal pergerakan wanita, pergerakan sarjana dan
beberapa organisasi penulis yang apabila dijumlahkan bisa
mencapai angka 20 juta anggota beserta para pendukungnya.
Masyarakat curiga karena adanya isu yang menyatakan bahwa
PKI adalah dalang dibalik terjadinya peristiwa 30 September
yang bermula dari kejadian di bulan Juli 1959, yang mana pada
saat itu parlemen sedang di bubarkan dan Soekarno sendiri
justru menetapkan bahwa konstitusi harus berada di bawah
dekrit presiden.
PKI berdiri dibelakang dukungan penuh dekrit presiden
Soekarno. Sistem Demokrasi Terpimpin yang diperkenalkan
oleh Soekarno juga disambut denngan gembira oleh PKI.
Karena dengan adanya sistem ini PKI diyakini mampu
menciptakan sebuah persekutuan konsepsi Nasionalis, Agama
dan Komunis yang kemudian disingkat dengan NASAKOM.

Kronologi Peristiwa G 30 S PKI

indocropcircles.wordpress.com
Peristiwa G30S PKI bermula pada tanggal 1 Oktober. Dimulai
dengan kasus penculikan 7 jendral yang terdiri dari anggota staff
tentara oleh sekelompok pasukan yang bergerak dari Lapangan
Udara menuju Jakarta daerah selatan. Tiga dari tujuh jenderal
tersebut diantaranya telah dibunuh di rumah mereka masingmasing, yakni Ahmad Yani, M.T. Haryono dan D.I. Panjaitan.
Sementara itu ketiga target lainya yaitu Soeprapto, S.Parman
dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup. Abdul Harris
Nasution yang menjadi target utama kelompok pasukan tersebut,

berhasil kabur setelah berusaha untuk melompati dinding batas
kedubes Irak.

jurnalisjh.blogspot.com
Meskipun begitu, Pierre Tendean beserta anak gadisnya. Ade
Irma S. Nasution ditangkap tertembak tewas pada 6 Oktober
oleh regu sergap. Korban tewas semakin bertambah disaat regu
penculik menembak serta membunuh seorang polisi penjaga
rumah tetangga Nasution. Abert Naiborhu menjadi korban
terakhir dalam kejadian ini. Mayat Jenderal yang masih hidup
dibunuh dan dibuang di Lubang Buaya tepat sebelah markas
tersebut.

Sekitar 2.000 pasukan diterjunkan untuk menduduki sebuah
tempat yang kini dikenal dengan nama Lapangan Merdeka,
Monas. Walaupun mereka belum berhasil mengamankan bagian
timur dari area ini. Sebab saat itu merupakan daerah dari Markas
KOSTRAD pimpinan Soeharto.
Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah
pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan
Cakrabiwa bahwa G30 S PKI telah berhasil diambil alih di
beberapa lokasi stratergis Jakarta beserta anggota militer
lainnya. Mereka bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya
didukung oleh CIA yang bertujuan untuk melengserkan
Soekarno dari posisinya.
Tinta kegagalan tertulis dalam sejarah peristiwa G30S/PKI
karena mereka melewatkan Soeharto yang mereka kira bujan
seorang tokoh politik. Salah seorang tentangga beliau memberi
tahu pada Soeharto tentang hilangnya para Jenderal serta
penembakan yang terjadi pada jam setengah 6 pagi. Mendengar
berita tersebut, Soeharto pun segera bergerak ke Markas
KOSTRAD dan menghubungi anggota angkatan laut dan polisi.

teukuayudin.wordpress.com
Soeharto juga berhasil membujuk dua dari batalion pasukan
kudeta untuk menyerah. Dimulai dari pasukan Brawijaya yang
masuk ke dalam area markas KOSTRAD. Kemudian disusul
dengan pasukan Diponegoro yang kabur menuju Halim Perdana
Kusuma.
Kudeta ini juga gagal dikarenakan perencanaan yang kirang
matang. Sehingga kondisi ini menyebabkan para tentara yang
berada di Lapangan Merdeka kehausan akan impresi mereka
untuk melindungi Presiden di Istana.

Berakhirnya Peristiwa G 30 S PKI

blogs.swa-jkt.com
G 30 S PKI bisa berakhir pada jam 7 malam, pasukan pimpinan
Soeharto berhasil mengambil alih atas semua fasilitas yang
sebelumnya pernah dikuasai oleh G 30 S PKI. Jam 9 malam
Soeharto bersama dengan Nasution mengumumkan bahwa
sekarang ia tengah mengambil alih tentara yang pernah dikuasai
oleh PKI dan akan tetap berusaha untuk menghancurkan
pasukan kontra-revolusioner demi melindungi posisi Soekarno.
Soeharto melayangkan kembali sebuah ultimatum yang kali ini
ditujukan khusus kepada pasukan di Halim. Tak berapa lama

kemudian, Soekarno meninggalkan halim perdana kusuma untuk
segra menuju ke istana presiden lainnya yang ada di Bogor.
Ketujuh jasad orang yang terbunuh dan terbuang di Lubang
Buaya pada tanggal 3 Oktober berhasil ditemukan dan
dikuburkan secara layak pada tanggal 5 Oktober.

Nama-nama Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S
PKI 1965

Peristiwa G30S PKI pastinya tidak lepas dari penculikan para
petinggi-petinggi TNI AD saat itu. Mereka diasingkan dan
dibantai tanpa belas kasihan di Monumen Lubang Buaya.

Berikut nama-nama TNI yang mendapatkan gelar Pahlawan
Revolusi pasca terjadinya pembantaian tersebut.

1. Jend. TNI Anumerta Ahmad Yani

Pria yang menjabat sebagai Komandan TNI AD ini lahir di
Purwodadi pada 19 Juni 1922. Ahmad Yani dibunuh karena
menentang keras adanya penerapan faham komunis di
Indonesia. Sebelum dibunuh, ia diculik dari rumahnya.
Kemudian dibantai bersama para petinggi TNI lainnya di
Lubang Buaya.

2. Mayjend. TNI Anumerta Donald Isaac Pandjaitan

Beliau merupakan salah satu perintis dibalik lahirnya TNI.
Dibantu dengan sekumpulan anak-anak muda lainnya, ia
menggagas Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebelum TNI.

Suatu ketika para gerombolan PKI menyerbu rumah Donald
Issac Pandjaitan. Mereka langsung membunuh ajudan beserta
para pelayannya.
Seakan tahu jika detik-detik kematiannya tiba, Donald Isaac
Pandjaitan menemui gerombolan tersebut dengan seragam
militer atribut lengkap. Seketika itu ia langsung diberondong
timah panas dan mayatnya dibuang di Lubang Buaya.
3. Brijend TNI Anumerta Katamso Darmokusumo

Lahir di Sragen, 5 Februari 1923. Lain halnya dengan dua
pahlawan revolusi di atas yang mayatnya dibuang ke Lubang
Buaya, Brigjend Katamso kala itu sedang berada di Yogyakarta.
Beliau diculik dan dipukuli dengan menggunakan mortar motor.
Dirasa telah meninggal, para anggota PKI kemudian
memasukkan jasad beliau ke dalam lubang yang sudah
dipersiapkan.
Kejadian tersebut berlangsung di wilayah Kentungan. Setelah
beberapa hari proses pencarian, akhirnya jenazah beliau
ditemukan pada 21 Oktober 1965.

4. Letjend TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono (MT
Haryono)

Beliau lahir di kota Pahlawan, Surabaya pada tanggal 20 Januari
1924. Letjend MT Haryono memiliki kemampuan
berkomunikasi dalam 3 bahasa asing. Sama halnya dengan DI
Pandjaitan dan tentara-tentara lainnya, beliau diculik lalu
dibunuh di Lubang Buaya.

5. Letjend TNI Anumerta Suprapto

Terlahir di Purwokerto, 20 Juni 1920, beliau juga mengalami hal
serupa dengan MT Haryono. Diculik lalu dibantai di Lubang
Buaya. Letjen Soeprapto pernah berjasa dalam meredam

beberapa pemberontakan PKI di wilayah-wilayah tertentu,
seperti Medan dan Semarang.
6. Kapten Anumerta Pierre Tendean

Dari sekian korban tentara korban G30 S PKI yang ada, Pierre
Tendean adalah satu-satunya pahlawan revolusi yang tidak
memiliki pangkat jenderal.
Meskipun begitu, keberanian ajudan A.H. Nasution ini patut
diacungi jempol dalam melawan pemberontak komunis.

Dengan keberaniannya, beliau mengaku sebagai A.H. Nasution
demi meloloskan ajudannya tersebut.
7. Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta KS Tubun

Lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928. Beliau adalah satusatunya perwira korban G30 S PKI yang bukan dari anggota
TNI. KS Tubun adalah ajudan dari Johanes Leimena, Menteri
kabinet Soekarno.

Rumah pak Leimena berada di samping persis rumah Jenderal
A.H. Nasution, kebetulan pada saat itu pak jenderal sedang
menjadi target PKI.
Peristiwa itu berlangsung saat anggota PKI mengepung rumah
pak Nasution. KS Tubun yang mendengar kejadian itu langsung
melepaskan tembakan ke arah PKI. Sayangnya, beliau masih
kalah jumlah dengan pemberontak.
Sehingga KS Tubun tewas tetapi dibuang ke lubang buaya
seperti pahlawan revolusi lainnya.

8. Kolonel Infanteri Anumerta R Sugiyono Mangunwiyoto

Tentara yang lahir di Jogja tanggal 12 Agustus 1926 ini sempat
menjadi korban penculikan PKI bersama Brigjen Katamso.
Mereka dikubur dalam lubang yang sama, setelah itu mayatnya
baru terlacak usai 20 hari kemudian.

9. Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Beliau diculik dalam rumahnya, kemudian dibantai saat berada
di Lubang Buaya. Awalnya, tentara yang lahir di Kebumen
tanggal 23 Agustus ini dibujuk oleh para penculik dengan dalih
dipanggil oleh Presiden RI, Soekarno.

10. Letjen TNI Anumerta S. Parman

Berbeda dengan perwira lainnya, S. Parman merupakan tentara
intel yang sebenarnya akrab dengan PKI. Sehingga ia tahu apa
saja aktivitas rahasia partai komunis tersebut.
Meskipun dekat, ia justru menolak untuk memeluk faham
komunis yang ditawarkan oleh anggota PKI tersebut. Alhasil, ia
pun dimasukkan dalam nama-nama target pembunuhan PKI
lantaran sudah mengetahui berbagai hal yang tersimpan rahasia.

Kakaknya, Ir. Sakirman yang pada saat itu menjabat sebagai
petinggi PKI dengan kejam membantai adiknya sendiri S.
Parman tepat di Lubang Buaya.