Novel dan Kritik Politik Luar Negeri Stu
Novel dan Kritik Politik Luar Negeri (Studi Sastra Realis Historis Al- Zaynī Barakāt Karya Al- Ghitani)
Muhammad Isya 1
Abstrak
Penelitian ini ini membuktikan bahwa salah satu kritik politik Novelis al- Ghitani di dalam novel al-Zayni> Baraka>t ialah kritikan terhadap kinerja Presiden Nasser atas kekalahan Arab pada perang Arab-Israel tahun 1967. Menurutnya, pemerintah ini terlalu disibukkan dengan memperbaiki internal Mesir sehingga kurang memperhatikan eskternal. Dengan kata lain, sepanjang tahun 1960-an, Presiden terlalu disibukkan dengan penanaman pan-Arabisme sehingga kurang dalam persiapan dan perencanaan melawan Israel tahun 1967. Kata kunci: novel al-Zayn- Baraka-t, sosiologi sastra Terry Eagleton, Politik Luar Negeri, Perang Enam Hari.
Abstract
This research this proves that one of the criticisms of the political Novelist al- Ghitani in novel Zayni al-Baraka is the criticism of the performance of President Nasser over the defeat of the Arabs in the Arab-Israel war of 1967. According to him, the Government is too preoccupied with internal fix Egypt so little regard for external. In other words, throughout the 1960s, the President is too preoccupied with planting of pan-Arabism so lacking in preparation and planning against Israel in 1967. Keyword: Zain- novel al-Baraka-t, sociology of literature Terry Eagleton, Foreign Policy, the Six Day War.
1 Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah konsentrasi Bahasa dan Sastra Arab
370 Al-T urāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013
A. Pendahuluan
pendapatnya Prasetya Utama (1993), Istilah sastra dalam bahasa Arab
meskipun karya sastra itu hasil dari dikenal dengan al-adab dan bentuk
kemampuan khayal dan imajinasi pluralnya al-a>da>b, yaitu kumpulan
sastrawan, tetapi ia juga tidak akan teks-teks tertulis yang terkandung di
mungkin bebas dari ideologi politik dalamnya ide-ide berupa karangan atau
tertentu. Sebagai seorang sastrawan dan seni tulisan. 2 Defenisi ini tidak jauh bagian dari masyarakat umum, tentunya
berbeda dengan sastra Indonesia, yaitu tidak akan dapat menolak realitas suatu tulisan berupa puisi atau prosa dan
kehidupan sehari-hari yang dilalui, nilainya sangat tergantung dengan
mempengaruhi kegiatan ekspresi jiwa serta kedalaman pikiran 6 kreativitasnya. Selain dari itu, dalam
sehingga
relasi sastra dan politik, sebagaimana sebagaimana yang dijelaskan Sukron
manusia. 3 Meskipun
demikian,
penjelasan Irving Hawe (1967) atas Kamil, dalam perkembangan sastra Arab
Stendhal (1983-1841), sendiri mulai dari Jahiliah hingga
pendapatnya
novelis Prancis, bahwa politik dalam sekarang, makna al-adab mengalami
karya sastra bagaikan letusan pistol di perkembangan. 4 Adapun
tengah-tengah pagelaran konser. Dalam istilah ini semakna dengan istilah al-adab
pengertian
hal ini, meskipun letusan itu terdengar yang dikenal sekarang mulai dikenal pada
keras dan dinilai kampungan, tetapi mau abad ketiga Hijriah atau sekitar abad
tidak mau orang-orang di sekitarnya pasti kesepuluh atau sebelas tahun Masehi. 7 memperhatikan.
Mulai saat itu, sastra diartikan dengan Demikian juga halnya dengan sastra bahasa tulisan atau pun lisan yang
Arab, relasi sastra dan politik itu sangat memiliki nilai estetika, baik dari bentuk
kuat, meskipun pada jenis-jenis prosa dan isinya.
sebelumnya belum mengenal novel. Sebut Menariknya, selain dari memiliki
saja misalnya pada prosa era Bani> nilai estetika, sastra juga memiliki nilai
Umayyah, terlihat pada khutbahnya (salah politik. 5 Sebabnya,
sebagaimana
satu jenis karya prosa) sudah mengandung
2 H{anna> al-Fa>khu>ri>, Ta>ri>kh al-Adab al- Agustus 1950 atas inisiatif tokoh utama PKI, D.N. ‘Arabi> (tt: al-Maktabah al-Bu>lisiyah, 1987), 33.
Aidit, Njoto, M.S. Ashar, dan A.S. Dharta. Para 3 Abdul Razak Zaidan (ed.), Kamus Istilah Sastra sastrawan yang bergabung dengannya menerima
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 180. metode realisme sosialis dengan keyakinan bahwa 4 Pada masa Jahiliah, kata ini selain dari bermakna
politik itu panglima. Selain dari itu, mereka akhlak baik, juga bermakna mengajak makan.
berpemahaman “seni untuk rakyat” dan menolak Pada masa awal Islam (610 – 661 M), istilah
“seni untuk seni.” Di antara para sastrawan dan tersebut dimaknai dengan pendidikan bahasa dan
kritikus sastra periode ini yang terkenal adalah akhlak. Barulah pada masa Umayyah (661 – 750
Bakri Siregar, Boejoeng Saleh Poeradisastra, M) lebih agak mirip dengan makna sastra yang
Joebaar Ajoeb, Klara Akustia, Hr. Bandaharo, dan dikenal sekarang, yaitu pengajaran puisi, orasi dan
Pramoedya Ananta Toer. Kedua, terjadi pada sejarah Arab. Adapun perkembangannya pada
tahun 1980-an atau periode kritik sastra akademik, masa Abbasiyah, masih semakna dengan al-adab
yaitu ketika Arief Budiman dan Ariel Heryanto, pada masa Umayyah seperti yang disebutkan di
alumni Universitas Satya Wacana Salatiga, atas. Hanya saja, istilah itu tidak hanya sebatas
mengemukakan tentang sastra kontekstual. Sastra pengajaran seperti yang telah dijelaskan di atas,
kontekstual ini menganggap sastra itu tidak akan tetapi juga pengajaran bicara dan nasehat,
terlepas dari kepentingan politik tertentu. Sukron sebanding dengan pemahaman ilmu humaniora
Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan saat ini. Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab
Kamil,
Modern, 120-122. Rachmat Djoko Pradopo, Kritik Klasik dan Modern (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
Sastra Indonesia Modern (Yogyakarta: Gama
4. Media, 2002), 160-162 dan 248.
5 Di Indonesia, wacana tentang sastra dan politik, 6 Prasetya Utama, Sastra dan Politik (Jakarta: pernah muncul dua kali. Pertama, terjadi pada
Universitas Trisakti, 1993), 11-13. tahun 1960-an, terutama setelah berdirinya
7 Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab Klasik Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) tanggal 17
dan Modern , 116.
M. Isya : Novel dan Kritik … 371
nilai-nilai politik.
1960-an dan 1970-an dan menyamakan sebagaimana yang disebutkan H}anna>
Salah
satunya
dengan sejarah politik akhir Dinasti al-Fa>khu>ri> (1987) ialah khutbah al- 11 Mamluk tahun 1517.”
Bitra>‟ karya Abu> al-Mughi>rah Ziya>d Novelis Gamal al-Ghitani lahir pada bin Sumayyah atau lebih dikenal dengan
tanggal 9 Mei 1945, yaitu setelah Perang Ziya>d Ibn Abi>h (53 H/ 673 M).
Dunia II (1939-1945). Melihat dari Khutbah ini lebih mirip dengan statemen
kondisi Mesir waktu itu, tokoh ini menteri
merupakan novelis Arab dari generasi Demikian juga dengan penjelasan tersebut
muda dan juga bagian dari "anak-anak bertujuan meredam segala bentuk
revolusi Mesir." Tidak heran bahwa pemberontakan dan fitnah sehingga
terlihat pada tulisan al-Ghitani tercermin membuat masyarakat menjadi tunduk dan
semacam reaksi terhadap kondisi sejarah. patuh dengan khalifah. 8 Bahkan, atas karya-karyanya tersebut, ia
Dalam jenis sastra novel, sebut saja ditangkap dan dituduh sebagai anggota misalnya novel al-Zayni> Baraka>t karya
kelompok Marxis ilegal, serta ditahan Gamal al-Ghitani (1945-2015), menurut
selama enam bulan antara Oktober 1966 beberapa kritikus sastra, ia bagian kritik
dan Maret 1967. Jadi, pengalamannya di politik pengarang dalam menyikapi
tahanan; kekalahan Israel pasukan Arab kondisi masanya. Hal itu diperkuat oleh
dalam Perang Juni 1967; dan runtuhnya pendapatnya Roger Allen (1995) peneliti
kekuasaan Nasserisme bersama dengan dari Universitas Pennsylvania-Amerika
semua itu dilambangkan di dalam novel dan Sabry Hafez (1989) peneliti dari 12 al-Zayni> Baraka>t.
Universitas London-Inggris, novel al- Dari beberapa penjelasan di atas, Zayni> Baraka>t merupakan novel
sangat menarik novel al-Zayni> Baraka>t historis, menceritakan fenomena akhir
perlu dikaji lebih dalam, khususnya Dinasti Mamluk 9 di Mesir dan ditujukan melihat pandangan Novelis merespon
mengkritik sejarah politik Mesir sesudah
kekalahan Arab pada “Perang Enam Hari” 1952. Demikian juga pendapat al-
tahun 1967. Mirisnya, meskipun di Ja>bi>ri>
Indonesia novel ini sudah diterjemahkan mengkritik ideologi politik Mesir tahun
pada tahun 2013 oleh Nadiah Alwi, tapi belum ada yang meneliti secara khusus tentang hubungannya dengan politik.
8 H{anna> al-Fa>khu>ri>, Ta>ri>kh al-Adab al-
Padahal, mulai dari tahun 1989 13 hingga
‘Arabi>, 328.
sekarang, novel ini menjadi bahan kajian
ك٘يََىا adalah kata tunggal berasal dari kata ليٍ dan pluralnya لٞىبََىا. Bentuk kata ini adalah Ism
Maf‘u>l yang secara istilah artinya kumpulan 11 Mutaqaddam al- Jābirī, "Jama>liyāt al-Ta„āluq al- budak-budak, didapatkan dari tawanan perang
Nas}s}ī fī Riwāyat “al-Zaynī al-Barakāt” li-Jamāl maupun yang dibeli, serta dilatih sesuai standar
al- Ghīt}ānī," Majallat Kullīyat al-Ādāb wa-al- militer. Sa„i>d „Abd al-Fatta>h} „A<shu>r, al-
Lughāh, Vol. 8, tn (2011), 2-4, http://fll.univ- ‘As}r al-Mama>li>ki> fi> Mis}r wa-al-Sha>m
biskra.dz/images/pdf_revue/pdf_ (Kairo: Da>r al-Nahd}ah al- „Arabiah, 1976), 1.
revue_08/metkadem%20djebairi.pdf (diakses 18 10 Roger Allen, review of Egyptian Writers Between
Mei 2014).
History and Fiction: Essays on Naguib Mahfouz, 12 Maman Lesmana, “Learning History from Novel: Sonallah Ibrahim & Gamal al-Ghitani, by Samia
A Case Study in Arabic Literature ,” Tawarikh, Mehrez, Middle East Studies Association Bulletin,
Vol. 6, No. 1 (2014), 89-90, http://tawarikh- Vol.
journal.com/wp-
http://www.jstor.org/ stable/23061288 (diakses 4 content/uploads/1970/01/08.males_.ui_.id_.10.14. Juni 2014). Lihat juga Sabry Hafez, review of
pdf (diakses 11 Maret 2015). Angelika Neuwirth Touching on Taboos Zayni Barakat by Gamal al-
(ed.), Arabic Literature Postmodern Perspectives Ghitani; Farouk Abdel-Wahab, Third World
(London: Saqi, 2010), 147.
Quarterly, Vol. 11, No. 4 (1989), 307, Sabry Hafez, review of Touching on Taboos http://www.jstor.org/ stable/3992355 (diakses 4
Zayni Barakat by Gamal al-Ghitani; Farouk
Juni 2014). Abdel-Wahab, 305-308.
372 Al-T urāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013
yang menarik. Bahkan, ketika awal novel Taine (1766-1817), dan sebagai peletak ini diterjemahkan dan diteliti oleh Samia
dasar teori sosiologi sastra modern. Mehrez: Bricolage as Hypertextuality
Menurutnya, karya sastra itu dipengaruhi (Universitas California, Los Angeles,
oleh tiga hal, yaitu ras (sesuatu yang 1985). 14 diwarisi manusia di dalam jiwanya),
lingkungan dan momen (setting sosial
B. 16 Pembahasan politik pada masa itu). Bahkan, menurut
Taine yang dikutip oleh René Wellek Sastra Arab, layaknya sastra umum
1. Kerangka Teoritik
(1959), apabila ketiga hal itu dapat diukur juga merupakan produk pikiran dan
dan diuraikan, maka akan dapat perasaan sastrawan. Hanya saja, tidak
disimpulkan karakteristik peradaban masa mudah bagi sastra Arab berdialog dengan
depan dan ketika ketiga hal itu teori Barat. Hal itu disebabkan karena
dipertimbangkan, bukan hanya akan pada dasarnya sastra Arab banyak yang
realitas, tetapi semua bernuansa Islam sedangkan teori Barat 17 kemungkinan dari faktor penyebabnya.
tergambar
masih bersifat umum. Khususnya teori sosiologi sastra Terry Eagleton yang akan
2. Teori Sosiologi Sastra Terry
digunakan pada penelitian ini merupakan
Eagleton
teori Neomarxis, sedangkan teori Marxis Terry Eagleton merupakan salah sendiri berasal dari filsafat Marxisme
satu kritikus Neo-Marxis, menghidupkan yang cenderung dijauhi oleh penulis sastra
kembali teori Marxis. Salah satu bukunya Arab. 15 Untuk itu, perlu adanya yang terkenal “Marxis and Literary
pengenalan khusus terhadap teori Criticism (1976).” Secara umum, model sosiologi sastra secara umum dan
teori M arxis atau lazim disebut “sosiologi perspektif Terry Eagleton.
sastra” adalah analisis terhadap sastra Sosiologi sastra berasal dari teori
melalui kajian terhadap produksi sastra mimesis Plato (428-328 SM) yang
tersebut, distribusinya, bagaimana ia menganggap
diterbitkan, komposisi sastrawan dan representasi murni dari realitas. Setelah
sastra
merupakan
pembaca, tingkatan melek huruf, dan Plato, konsep mimesis ini dikembangkan
determinan sosial. Namun, teori Marxis muridnya, Aristoteles (384-322 SM),
tidak hanya memfokuskan pada unsur itu, yang menganggap sastra tidak hanya
tetapi bentuk, gaya dan makna teks juga representasi murni dari realitas, tetapi
menjadi perhatian. Artinya, kritik juga model baru yang diciptakan
“sosiologi sastra” tidak hanya fokus pada sastrawan berdasarakan kreatifitasnya.
unsur intrinsik sastra, tetapi juga Barulah pada abad ke-18, kedua teori
memahami unsur ekstrinsik (teks), karena tersebut mulai dikembangkan lagi oleh
teks itu sendiri merupakan hasil produk kritikus naturalis asal Prancis, Hypolite
sejarah masanya. Eagleton mengutip pendapat Henri Matisse, semua seni
menyandang jejak sejarah zamannya dan
Akan tetapi, fokus kajian ini pada struktural dari tiga fiksi al-Ghitani: al-
Zayni Baraka>t, Mawqi‘ seni yang besar adalah seni yang
18 Ha{>rah al- Za‘fara>ni>, and Khit}at} al-Ghitani.
mengandung sejarah secara mendalam.
Samia Mehrez, Egyptian Writers between History and Fiction: Essay on Naguib Mahfouz, Sonallah 16 Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab Klasik
Ibrahim, and Gamal al-Ghitani (Kairo: The
dan Modern , 113-114.
American University in Cairo Press, 2005), 154. 17 René Wellek , “Hippolyte Taine's Literary Theory 15 Fadlil Munawwar M anshur, “Teori Sastra Marxis
and Criticism ,” Criticism, Vol. 1, No. 1 (1959), 1- dan Aplikasinya pada Penelitian Karya Sastra
Arab,” Bahasa dan Seni, Vol. 40, No. 1 (2012), http://www.jstor.org/stable/23091097 (diakses 19 123-122,
http://sastra.um.ac.id/wp-
Februari 2015).
content/uploads/2012/08/11-Fadlil-Munaw 18 Terry Eagleton, Marxis and Literary Criticism war.pdf (diakses 26 April 2015).
(London: Taylor & Francis e-Library, 2006), 1-2.
M. Isya : Novel dan Kritik … 373
Hal itu disebabkan karena dinamika melegitimasi kekuasaan kelas penguasa sejarah 22 dan sastra sendiri saling dalam masyarakat.
melengkapi, terutama
Eagleton mengutip pendapat Engels, menjaring totalitas dari proses sosial.
keduanya
sastra memiliki hubungan yang lebih Walau bagaimana pun, sejarah merupakan
kompleks dengan ideologi dibandingkan catatan kompleks tentang perubahan
teori politik dan hukum. Bahkan, sastra manusia dari masyarakat yang primitif
lebih transparan mewujudkan kelas hingga sekarang: History is a record of
penguasa. Sebagai kritikus Neomarxis, the complex manner in which human
Eagleton mengembangkan lagi teori society has transformed from its primitive
Marxis yang mengatakan karya sastra itu
hanyalah refleksi ideologi yang dominan. prosesnya, sedikit banyaknya dipengaruhi
stage to the present. 19 Namun, pada
Tegasnya, sastra tidak hanya bersifat pasif oleh intervensi ideologi tertentu. Hanya
mencerminkan ideologi, tetapi membuat saja, menurut kritik sastra Marxis,
kita juga “merasa” dan “merasakan” ideologi yang ditampilkan di teks sastra 23 ideologi tersebut. Dengan demikian,
itu (1) ada yang menampilkan secara karya sastra merupakan bentuk persepsi natural sesuai dengan ideologi masanya
dan sebagai salah satu metode untuk dan (2) ada juga yang bertentangan.
melihat “mentalitas sosial” atau ideologi Dalam tujuannya, yang pertama tidak 24 di masanya.
menentang struktur yang ada dan
memahami ideologi hubungannya
Untuk
(khususnya politik) melalui karya sastra, sementara yang kedua mendorong
dengan
kekuasaan,
tidak cukup hanya melakukan penafsiran perjuangan ideologis dengan maksud
secara simbolis, tetapi mesti mempelajari menggoncang hubungan kekuasaan dan
sejarah sastra dulu dan menambahkan menciptakan transformasi sosial. 20 catatan tentang fakta sosiologis yang
masuk ke dalamnya. Dalam artian, pemikiran Eagleton (kritikus Inggris era
Jika melihat
latar
belakang
langkah ini adalah pemahaman terhadap 1970-an), Eagleton dan pengikut Marx
hubungan tidak langsung antara karya lainnya, sedikit atau banyak, dipengaruhi
sastra dan ideologi. Hubungan itu tidak oleh pemikiran Louis Althusser (1918-
hanya muncul di tema dan preoccupations 1990), seorang kritikus asal Perancis.
(keasyikan) sastra, tetapi juga muncul Salah satu konsep kunci Althusser ini
dalam gaya, irama, gambar, kualitas dan tentang konsep “ideologi.” Menurutnya,
bentuk. Kemudian, peneliti tidak akan ideologi
memahami ideologi dengan baik, kecuali representasi 21 di dalam masyarakat. mamahami dulu ideologi masyarakat
Konsep ideologi ini juga yang digunakan secara keseluruhan. Untuk memahami dan dikembangkan oleh Eagleton dalam
ideologi itu, peneliti harus menganalisis teorinya. Menurutnya, ideologi itu bisa
hubungan yang tepat diantara kelas yang berwujud hukum, politik, agama, etika,
berbeda dan memahami mana kelas-kelas estetika dan sebagainya dengan fungsi
yang ada kaitannya dengan produksi karya sastra. 25
Perlu diingat bahwa kajian terhadap
19 K. N. Panikkar , “Literature as History of Social
unsur “dalam” teks bukanlah menjadi
Change ,” Social Scientist, Vol. 40, No. 3/4 (2012),
fokus utama dalam penelitian ini
4, http:// www.jstor.org/ stable/ 41633799 (diakses
13 Februari 2015).
20 K. N. Panikkar , “Literature as History of Social 22 Terry Eagleton, Marxis and Literary Criticism, 2. Change
Terry Eagleton, Marxis and Literary Criticism, 9. Peter Barry. Peter Barry, Beginning Theory, an
21 ,” Social Scientist 3/4 (2012), 6.
24 Terry Eagleton, Marxis and Literary Criticism, 3. Introduction to Literary and Cultural Theory
Lihat juga K. N. Panikkar , “Literature as History (Manchester: Manchester University Press, 1995),
of Social Change ,” 5-6.
110. 25 Terry Eagleton, Marxis and Literary Criticism, 3.
374 Al-T urāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013
sebagaimana dalam teori struktural genetik, yaitu teori kritik yang melihat
Namun, dalam prosesnya, hal ini sastra berdasarkan dua unsur: intrinsik
ditentukan juga oleh elemen internal dan ekstrinsiknya. Justru, sosiologi sastra
negara atau dalam bahasanya Hans J. hanya sebatas mencari kritik politik yang
Morgenthau (1948) adalah kekuatan berada di teks dan dihubungkan dengan
nasional (national power). Secara tidak konteks sosial-politik di zamannya.
langsung, jika hal itu diperhitungkan, Menurut Eagleton, ada dua cara utama
maka tidak sulit mewujudkannya. Adapun dalam teori sosiologi sastra. Cara pertama
meliputi: geography adalah realis: sastra sebenarnya sangat
elemen
itu
(geografi), natural resources (sumber dikondisikan oleh konteks sosial dan oleh
daya alam), industrial capacity (kapasitas karenanya, setiap teori yang mengabaikan
industri), military preparedness (kekuatan fakta ini, secara otomatis defisien. Cara
militer), population (populasi), national kedua ialah pragmatis: sastra sebenarnya
character (karakter nasional), national dibentuk oleh berbagai faktor dan dibaca
morale (moral nasional), the quality of dalam berbagai konteks, menyoroti faktor
diplomacy (kualitas diplomasi), dan determinan sosial juga perlu berdasarkan 28 kualitas pemerintah. Elemen ini juga
sudut pandang politik tertentu. 26 yang disebutkan Sadia Mushtaq dan Ishtiaq Ahmad Choudhry lokasi geo-
3. Teori Politik Luar Negeri Sebagai
politik dan geo-strategis negara, sumber
Teori Bantu Teori Terry Eagleton
daya ekonomi, persepsi kognitif dan Menurut Sadia Mushtaq (asisten
pemimpin dan krisis doktor pada Fakultas Ilmu Politik GC 29 internasional.
psikologis
Universitas Lahore, Pakistan) dan Ishtiaq Dari delapan elemen tersebut, di sini Ahmad Choudhry (Profesor dan Dekan
hanya akan dibahas tentang sumber daya Fakultas Studi Perdamaian dan Konflik,
alam kekuatan militer (kuantitas dan Universitas
kualitas angkatan bersenjata), moral Islamabad-Pakistan), defenisi politik luar
Pertahanan
Nasional,
nasional, kualitas diplomasi dan kualitas negeri atau Foreign Policy ialah:
pemerintah (masalah dukungan rakyat). Foreign policy is a behavioral
istilah ekonomi, pattern, which states adopt to conduct
Pertama,
dalam
kemampuan poin ini akan memainkan foreign and diplomatic relations with
peran penting di dalam politik luar negeri other states of the world. It is formulated
(dalam bahasanya William D. Coplin according 30 to well-defined national dimensi kemampuan ekonomi) .
interests 27 (Politik luar negeri adalah Misalnya saja pada peperangan Jerman pola perilaku, yang mana negara
dan Inggris pasca PD II, terdapat tiga hal melakukan hubungan luar negeri dan
yang menjadi target penting Jerman, yaitu diplomasi dengan negara-negara lain di
mempercepat peperangan agar kesedian dunia. Hal ini dirumuskan sesuai dengan
pangan tidak habis, menaklukkan daerah- kepentingan nasional yang jelas).
daerah yang banyak menghasilkan pangan di
bagian
Eropa Timur dan
26 Terry Eagleton , “Two Approaches in the Sociology of Literature
,” Critical Inquiry, Vol. 14, 28 Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations: the No.
Struggle for Power and Peace (New York: Alfred http://www.jstor.org/stable/1343 699 (diakses 22
A. Knoft, 1948), 80-108. April 2015). 29 Sadia Mushtaq dan Ishtiaq Ahmad Choudhry,
27 Sadia Mushtaq dan Ishtiaq Ahmad Choudhry, “Conceptualization of Foreign Policy An “Conceptualization of Foreign Policy An
Analytical Analysis
Analytical Analysis
,” Berkeley Journal of Social William D. Coplin, Introduction to International Science ,
Politics, terj. oleh Marsedes Marbun, Pengantar http://www.berkeleyjournalofsocialsciences.com/s
Politik Internasional Suatu Telaah Teoritis pring4. pdf (diakses 15 Nopember 2015). (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992), 115.
M. Isya : Novel dan Kritik … 375
menghancurkan kekuatan Inggris di laut memperhatikan elemen kekuatan negara karena menghalangi akses pangan Jerman
sehingga mengesampingkan elemen luar dari sumber-sumber pangan di seberang
juga bukanlah termasuk dalam kategori laut. Akan tetapi, bagi Jerman, tiga hal
ini. Konsep politik luar negeri – inilah yang tidak tercapai, sehingga
melakukan hubungan dengan negara lain mendapati kekalahannya. 31 – adalah hubungannya dengan eksternal,
Kedua, dalam istilah militer, tetapi yang dimaksud dalam istilah ini kekuatan suatu negara ditentukan oleh
ialah eksternal tersebut juga dipengaruhi kualitas orang dan senjata yang
oleh internal atau kekuatan negara. digunakan. Selain dari itu, yang pokok
Dengan demikian, idealnya, pemerintah juga dalam poin ini adalah siasat dan
dalam melakukan politik model ini harus teknik perang baru dari pimpinan
memperhatikan dua unsur, yaitu sikap dan militernya. Ketiga, moral nasional ialah
tindakannya terhadap kehidupan internal kebulatan tekad suatu bangsa untuk 34 dan kebutuhan bangsa secara eksternal.
mendukung politik
luar
negeri
pemerintahnya. Moral ini dalam suatu Pandangan Politik Al-Ghitani Atas negera menyebar pada setiap kegiatan
Kekalahan Arab Pada Perang Tahun 1967 negara,
Novel al-Zayni Barakat ini terdiri industrinya, dan pranata militer maupun
dari 287 halaman (sudah termasuk dengan dinas diplomatiknya. Keempat, mengingat
2 halaman daftar isi) dan 7 seri. pentingnya diplomasi dalam politik ini,
Sedangkan versi terjemahannya ke dalam sehingga
bahasa Indonesia oleh Nadian Alwi mengatakan: diplomacy, one might say, is
menjadi 371 halaman dan termasuk the brains of national power, as national
dengan 1 halaman biografi penulis, Gamal morale is its soul (diplomasi, bisa
al-Ghitani. Akan tetapi, novel ini tidak dikatakan, adalah otak dari kekuatan
langsung diterjemahkan dari novel aslinya nasional,
Barakat, melainkan jiwanya). 32 Kelima, hal yang paling sulit diterjemahkan dari buku terjemahan versi
dari semuanya adalah pemerintah dalam Inggrisnya Zayni Barakat, yaitu oleh usaha politiknya harus memastikan
penerbit Editions du Seuil tahun 1985, terlebih dahulu persetujuan rakyatnya,
sebagaimana pertama kalinya novel ini sehingga terciptanya persatuan yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. kokoh secara internal. 33 Sebagaimana pada versi terjemahan
Inggrisnya terdapat pengantar dari Edwar mempertahankan, mengamankan dan
Said, begitu juga dengan versi memajukan kepentingan nasional, bukan
Indonesianya terdapat pengantar tersebut. berarti hanya fokus pada hal internal saja,
Di dalam novel ini disebutkan tetapi
bahwa ketika pengembara Venesia, Visconti Gianti, berkunjung ke Kairo
pada tahun 1516 M, suasana Kairo lagi
Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations: the Struggle for Power and Peace (New York: Alfred
kacau, terutama setelah menghilangnya
tokoh
al-Zayni
Barakat. Seperti
A. Knoft, 1948), 82.
32 Sebabnya, apabila bagian ini lemah, maka moral
perkataannya:
nasional pun ikut lemah, termasuk juga elemen
kekuatan nasional lainnya tidak bermanfaat untuk
negara. Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations: the Struggle for Power and Peace, 90, 100 dan 105.
34 Teuku May Rudy, Teori, Etika dan Kebijkan 33 Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations: the
Hubungan Internasional (Bandung: Angkasa, Struggle for Power and Peace, terj. oleh S.
Maimoen, dkk., Politik Antar Bangsa (Jakarta: 35 Dalam istilah ilmu balaghah (baya>n) genre Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), 175.
kalimat ini dikenal dengan tashbih mu’akkad,
376 Al-T urāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013
Artinya:
Barakat sebagai Aku melihat wajah Kairo (seperti) lagi 39 Muh}tasib .
tokoh
al-Zayni
sakit yang hampir saja menangis, ia Demikian juga, gambaran kekalahan (seperti) wanita lagi panik karena takut
Mamluk atas Ottoman merupakan kilas diperkosa di penghujung malam...
balik dari kekalahan Mesir melawan Israel
40 tahun 1967. Pada perang Arab-Israel Rumah penduduk dikunci dan
tahun 1967, pasukan Israel dengan penghuninya ingin sekali cepat pindah
cepatnya menduduki Semenanjung Sinai, dari tempat tersebut. Bahkan, Visconti
Jalur Gaza, Tepi Barat Yordania dan Gianti sendiri merasa cemas karena takut
Dataran Tinggi Golan. Tepat pada tanggal dirampok oleh orang Mamluk. Menara
5 Juni 1967, pukul 7.45 pagi (waktu Masjid yang dibangun Sultan al-Ghuri
Israel), Angkatan Udara Israel menyerang yang ia lihat sebelumnya pada tahun 1515
tidak ada lagi. Ia pun mendengar kabar
39 Dalam bahasa Arab, تسزحٍ merupakan ism al-
bahwa banyak bangsawan dan shaykh
fa>‘il yang berasal dari kata تسزحا yang artinya
telah meninggalkan rumah mereka,
menganggap, memperhitungkan. Jadi arti تسزحٍ
memindahkan harta mereka ke tempat
meperhitungkan atau
yang jauh dan mengirim anaknya ke bendaharawan, kasir. Akan tetapi, Muhtasib di sini
36 diterjemahkan sebagai “pengawas pasar” atau pinggiran kota. “penyensor,” karena memang pemeriksaan pasar
Dalam sejarahnya, situasi yang
adalah salah satu tanggung jawab yang paling
digambarkan novelis, merupakan kondisi
penting dari pejabat ini. Pada saat yang sama,
kemunduran Mamluk atas kekuatan
termasuk tanggung jawab muh}tasib juga untuk
politik eksternal baru, yaitu kerajaan
menjaga moralitas publik sesuai dengan ajaran
„Uthmani (selanjutnya akan disebut Islam. Hal ini sebagaimana penjelasan Ibn
Khaldu>n, yaitu:
Ottoman). Kekuatan Mamluk Burji ِع ْٖٚىاٗ فٗشعَىبث شٍلأا ةبث ٍِ ،خْٞٝد خفٞظٗ ٜٖف خجسحىا tidaklah sama dengan Mamluk Bahri, menurut Badri Yatim (1998), solidaritas
sesama militernya kuat dan stabilitas Artinya:
Muhtasib ialah jabatan keagamaan yang berurusan
negaranya aman dari gangguan luar, serta
dengan amal ma‘ruf nahi munkar (mengajak
kepribadian dan wibawa Sultan yang
orang-orang berbuat baik dan mencegah mereka
tinggi. 37 Sedangkan Mamluk Burji, ketiga
dari berbuat keburukan) dan berkewajiban
faktor itu menghilang, makanya Dinasti
mengurusi persoalan kaum muslimin... Atabik Ali
Mamluk sedikit demi sedikit mengalami
dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kotemporer
38 Arab Indonesia kemunduran. (Yogyakarta: Multi Karya Adapun novelis Gamal al-
Grafika, 1996), 37 dan 1642. Elias A. Elias,
Ghitani melalui novel ini menggambarkan
Modern Dictionary Arabic-English (Egypt: Elias‟
kembali kondisi sosial-politik akhir
Modern Press, 1954), 146. Adam Sabra, review of
Mamluk dengan menampilkan perjuangan
H{isba, Arts and Craft in Islam, by Ahmad Ghabin, Journal of Islamic Studies, Vol. 22, No. 2
yaitu salah satu dari kategori tashbih yang dibuang (2011), 252, doi:10.1093/jis/etr007 (diakses 3 ‘adat tashbih-nya. Mamat Zaenuddin dan Yayan
Januari 2015). Al- „Alamah Wali al-Din „Abd al- Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah (Bandung:
Muhammad Ibn Khaldun, PT Refika Aditama, 2007), 23.
Rah}man
bin
Muqaddimah Ibn Khaldun (Damaskus: Dar 36 Gamal al-Ghitani, al- Zaynī Barakāt (Beirut: Dār
Ya„rab, 2004), 407.
al-
Shurūq, 1994), 7-8. 40 Pada dasarnya, antara perang Arab-Israel tahun 37 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:
1967 dengan perang Mamluk-Ottoman 1517 PT RajaGrafindo Persada, 1998), 128.
adalah dua hal yang berbeda. Pada perang Arab- 38 Selain dari itu, terdapat juga faktor lain penyebab Israel, yang dihadapi tentara Islam adalah zionis
kemunduran Mamluk, Ajid Thohir
sedangkan perang Mamluk-Ottoman itu yang menyebutkan:
sendiri. Meskipun kemewahan dan korupsi di tingkat penguasa,
demikian, yang menjadi persamaan dalam maksud merosotnya
tersebut ialah sisi waktu pada perang keduanya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia
dan sangat mudahnya tentara Islam itu terkalahkan Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 130-132.
oleh pasukan lawan.
M. Isya : Novel dan Kritik … 377
pangkalan udara Mesir, Suriah, dan Dalam menggapai suatu tujuannya, negara Yordania, serta menghancurkan 80%
juga harus memperhatikan situasi pesawat tempur UAR (United Arab
strategis, historis, politik, dan geografi. Republic). 41 Menurut Walter S. Jones
dalam bahasanya Hans J. (1988), terdapat empat hal yang terjadi
Jika
Morgenthau (1948), memperhatikan akibat kekalahan tersebut. (1) Perbatasan
kekuatan nasional. dikuasai oleh Israel dan pertahanannya
unsur-unsur
Menurutnya, unsur tersebut adalah hal semakin kuat, (2) Yerusalem jatuh ke
penting yang harus tetap dipertimbangkan tangan kekuasaan Yahudi, (3) satu juta
oleh politik luar negeri semua negara. jiwa orang Arab Palestina di bawah
Unsur inilah yang dikategorikannya kendali negara ini (akibatnya setengah
sebagai unsur geografis, sumber daya dari penduduk Israel berasal dari
alam, kemampuan industri, kesiagaan Palestina 42 ) dan (4) Israel yang militer, penduduk, karakter nasional,
sebelumnya berada pada posisi bertahan, moral nasional, kualitas diplomasi dan menjadi berkuasa atas sejumlah besar 45 kualitas pemerintah. Unsur-unsur inilah
penduduk sipil Arab. 43 akan dilihat dalam novel ini, sehingga Idealnya, sebuah pemerintahan yang
kekalahan pada “Perang Enam Hari” mempertahankan identitas geografis, legal
menjadi bahan renungan dan kritikan bagi dan nominalnya sebagai negara bangsa
sebagian kelompok Islam saat itu dan harus memperhatikan dua unsur, yang
termasuk juga al-Ghitani. meliputi sikapnya dan tindakannya
Melalui perjuangan al-Zayni dalam terhadap
kisahnya terlihat bahwa pemerintah kebutuhan bangsa secara eksternal. 44 terlalu fokus pada masalah internal Mesir
sehingga melupakan kekuatan eksternal
(Ottoman) yang lebih besar, atau menurut
Ersun N. Kurtulus, “the Notion of a "Pre-emptive War:" the Six Day War Revisited,” Middle East Hans J. Morgenthau: ...not correlating the
power of one nation to the power of other
Journal, Vol. 61, No. 2 (Spring 2007), 220,
https://kar.kent.ac.uk/1547/1/Kurtulus.pdf (diakses
nations (tidak menghubungkan kekuatan
42 Hingga sekarang, konflik Palestina dan Israel suatu negara terhadap negara lain). Sultan al-Ghuri dalam peperangan pun
4 September 2015).
belum juga terselesaikan. Sebut saja pada Juni 2003, Presiden Amerika George W. Bush
terlalu meremehkan kekuatan lawan, tiba-
tiba saja ia dikejutkan oleh pasukan Salim
berusaha menengahi persoalan itu, yang didukung
bin „Uthman pada Minggu 25 Rajab 922
oleh Uni Eropa, Rusia dan PBB, tetapi tetap saja
belum membuahkan hasil. Israel sering kali
H. Yang pertama masuk medan
mengabaikan dan mengingkari atas kesepakatan
pertempuran adalah al-Atabak Sudun,
perdamaian. Menurut Muhammad Gufran (2004), salah satu tokoh diplomat Indonesia, peran negara
Malik al-Umara ‟ (Gubernur Damaskus),
dan Mamluk al-Qarasinah. Dalam waktu
besar seperti yang telah disebutkan memang tidak
bisa menghentikan pengingkaran Israel, karena
singkat, al-Atabak Sudun dan Malik al-
atas kendala kekuatan tertentu yang cenderung berpihak padanya. A. Agus Sriyono (ed.), Hubungan Internasional: Percikan Pemikiran
mengakui eksistensi negara. Dalam periode itu, Diplomat Indonesia (Jakarta: PT Gramedia
dilakukan dua upaya oleh perintah Presiden Pustaka Utama, 2004), 101 dan 105.
Soekarno, diplomasi (bilateral dengan Belanda 43 Walter S. Jones, the Logic of International dan jalur PBB) dan kekuatan Militer melalui TNI
Relations, terj. oleh Budiono Kusumohamidjojo, (Tentara Nasional Indonesia). Singkatnya, barulah Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan,
pada 27 Desember 1949 belanda mengakui Ekonomi-Politik Internasional, dan Tatanan
pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai Dunia 2 (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1993), 107.
hasil Konfrensi Meja Bundar. A. Agus Sriyono 44 Seperti halnya perjalanan bangsa Indonesia
Internasional: Percikan sehingga mendapatkan pengakuan internasional.
(ed.), Hubungan
Pemikiran Diplomat Indonesia , 7. Awalnya kemerdekaan 17 Agustus 1945 belum 45 Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations: the
langsung memperoleh pengakuan itu, disebabkan Struggle for Power and Peace (New York: Alfred Belanda dan sejumlah negara lain belum
A. Knoft, 1948), 80-108.
378 Al-T urāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013
Umara ‟ terbunuh dalam pertempuran itu wakil al-Shihab Zakariyya bahwa dan
seharusnya yang pertama masuk ke terkalahkan. Ketika sang Sultan yakin
pasukan sayap
kanan pun
medan perang bukan pasukan Mamluk al- bahwa dia akan terkalahkan, ia pun
Qarasinah, tetapi al-Julban. Memang pada menderita lumpuh pada pinggangnya
awalnya, mereka dapat mengalahkan hingga menyebabkan kekang kudanya
pasukan Ottoman sehingga serangan itu terjatuh. Menurut kabar, empedunya
memberikan dua pilihan pada pasukan pecah, darahnya mengalir dari leher dan
lawan, melarikan diri atau menyerah. tubuhnya tidak diketemukan. 46 Akan
sebagaimana yang Meskipun periode ini Sultan terlalu
tetapi,
sang Sultan, pada memperhatikan perbaikan urusan internal
diperintahkan
pertempuran selanjutnya beliau hanya Mamluk, tetapi dapat dikatakan bahwa
memerintahkan pasukan Mamluk al- kekuatan nasional Dinasti ini juga lemah.
Qarasinah dan pasukan Mamluk al-Julban Minimal, jika menggunakan teorinya
tidak diikutsertakan. Akibatnya, hal itu Hans J. Morgenthau, terdapat tiga unsur
melemahkan semangat yang bertempur yang menjadi kelemahan Dinasti ini, 49 dan menjadi sebab kekalahannya.
meliputi kesiagaan militer (kuantitas dan Termasuk juga pada periode Nasser, kualitas angkatan bersenjata), moral
kekuatan Mesir persenjataan mereka nasional, kualitas diplomasi dan kualitas
terlihat lemah sekali dibandingkan dengan pemerintah (masalah dukungan rakyat).
Israel, hanya dalam waktu yang singkat Selain dari itu, kemampuan ekonomi
dimulai pukul 7.45 pagi, beberapa negara ini juga lemah, padahal, hal itu
kawasan Mesir dan pangkalan UAR menjadi sumber ketahanan negara atau
sudah. Meskipun yang bergabung dalam dalam bahasanya William D. Coplin
pan-Arabisme ada sejumlah negara bahwa ini menjadi peran penting dalam
(Mesir, Yordania, Suriah, Libanon dan politik luar negeri. 47 Irak), tetapi dari kekuatan militer, Israel
masih kuat terutama karena dibantu oleh
4. Kuantitas dan Kualitas Angkatan
Amerika dan Inggris. Meski Israel kalah
Bersenjata
dalam segi kuantitas pasukan, tetapi Sisi ini bukan hanya melihat
persenjataan, perlengkapan, kualitas dan kuantitas perlengkapan alat
secara
strategi, dan disiplin, ia mengungguli perang, 50 tetapi terkait juga dengan UAR. Memang, dalam ketahanan
pasukannya dan pimpinan harus ahli nasional, teknologi peperangan menjadi dalam mengatur siasat terlebih jika
faktor penentu juga, bahkan ini diyakini memiliki teknik perang yang baru. 48 tidak dapat diimbangi oleh kekuatan lain.
Namun, jika melihat sisi ini, pasukan
segi teknologi persenjataan, Sultan itu lemah, dan bahkan Sultan
Dari
sepanjang masa ekspansi dari abad ke-15 sendiri tidak ahli dalam mengatur siasat.
hingga 19, Eropa lebih unggul dari Dunia Hal ini berdasarkan yang diceritakan
Belahan Barat, Afrika, Timur Dekat, dan Timur Jauh. Dalam contoh kasus kota
46 Gamal al-Ghitani, al-Zayni Barakat, 247-249.
Hiroshima dan Nagasaki 6 Agustus 1945
47 William D. Coplin, Introduction to International
(tahun kemerdekaan Indonesia), kekuatan
Politics, terj. oleh Marsedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah Teoritis (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992), 115.
49 Teks asli: Its Military leaders may excel in the Gamal al-Ghitani, al-Zayni Barakat, 348. strategy and tactics appropriate to the new
50 Rahman Asmardika, “Perang Enam Hari 1967, techniques of war (Para pemimpin militer yang
Israel Kalahkan Negara Arab ,” Okezone.com, 5 unggul dalam strategi dan taktik yang tepat untuk
http://news.okezone.com/read/ teknik baru dari perang). Hans J. Morgenthau,
Juni
2015/06/04/18/1160396/perang-enam-hari-1967- Politics Among Nations: the Struggle for Power
israel-kalahkan-negara-arab (diakses 9 November
and Peace, 90. 2015).
M. Isya : Novel dan Kritik … 379
senjata bom nuklir menjadikan negara „Usayri juga, kebanyakan dari pemimpin- tersebut hancur. 51 pemimpin Mamluk adalah orang yang
Moral Nasional (National Morale) lemah, sesama petinggi Mamluk memiliki dan Dukungan Rakyat.
sifat dengki, saling membenci, dan terjadi Dalam hal moral nasional – the
konspirasi. Jika ditelusuri, hal itu wajar degree of determination with which a
karena salah satunya mereka datang dari nation supports the foreign policies of its
wilayah yang berbeda-beda dan kurang government in peace or war (tingkat
saling mengenal. Ditambah lagi dengan determinasi 54 suatu bangsa untuk ambisi mereka untuk berkuasa.
mendukung kebijakan luar negeri Perselisihan antara petinggi Sultan pemerintah dalam damai atau perang) –
memang kerap terjadi. Hal itu disebabkan Dinasti ini kurang bagus. Hal ini terlihat
karena perebutan kekuasaan baik di dari
tingkat Sultan sendiri maupun para Amir. berkomplot dengan pasukan musuh.
Misalnya saja Sultan, Sultan yang baru Makanya, dalam cerita ini Zakariyya
saja dilantik berusaha mendapatkan kagum
Khalifah untuk Ottoman, karena mampu mengadakan
dengan kepala
menyelamatkan kedudukannya, meskipun kontak dengan sekelompok Amir
dukungan Khalifah juga tidak menjamin, Mamluk. Misalnya saja Amir Khayr Bak,
terutama jika terjadi pemberontakan oleh salah seorang Amir terdekat Sultan yang
para Amir. Dalam melantik Sultan, termasuk di dalamnya. Meskipun
Khalifah sendiri tidak mempunyai demikian, Zakariyya tidak memberitahu
kekuasaan, Khalifah akan melantik Sultan kepada Sultan, bukti itu akan digunakan
apabila para Amir sudah menyetujui. untuk melawan Amir Khayr Bak ketika
Bahkan, apabila sang Khalifah pun tidak sewaktu-waktu
mau melantik Sultan yang telah disetujui, menentangnya. Menurut catatan, kepala
maka Khalifah berhadapan dengan mata-mata Ottoman telah merekrut lebih 55 pemecatan jabatannya.
dari seorang Amir dan termasuk Amir Menurut Sa„i>d al-Juhayni>, salah Khayr Bak. 52 seorang mahasiswa al-Azhar Mesir,
Dalam hal lain, tingkat determinasi apabila terjadi perselisihan di antara para mereka yang kurang bagus terlihat pada
peselisihan antar
petinggi-petinggi
Jihad, (2) terjadi perpecahan dan konflik internal,
pemerintah, seharusnya
mereka
(3/4) kegagalan dalam membentengi pasukan
mendukung Sultan,
tetapi
malah
Portugis, (5) dan kekalahan mereka melawan
mementingkan kepentingan pribadi,
pasukan „Uthmani. Ah}mad al-„Usayri, al-Tarikh
al-Islami, terutama dalam hal kekuasaan. Menurut terj. oleh Samson Rahman, Sejarah
Ahmad al- „Usayri, perselisihan tersebut
Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX
(Jakarta: AkbarMedia, 2009), 313.
menjadi sebab kehancuran Dinasti
54 Menurut Ahmad al- „Usayri, terdapat empat hal
Mamluk sendiri. Kondisi mereka yang
yang menjadi penyebab perselisihan itu, yaitu (1)
terpecah belah, terjadi konflik, dan
karena mereka datang dari wilayah yang berbeda-
banyak pertempuran menjadi salah satu beda, (2) mereka terpisah dari rakyat, (3) perasaan
53 inferiority complex mereka yang menyatakan
pemicu kehancurannya.
Menurut al-
bahwa dirinya berasal dari budak-budak yang dibeli, (4) dan ambisi mereka untuk berkuasa.
51 Selamat Ginting, “Bom Atom dan Kemerdekaan Ah}mad al- „Usayri, al-Tarikh al-Islami, 302. RI
,” Republika Online, 12 Agustus 2014, 55 Wan Kamal Mujani , “Sistem Khalifah Pada http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/14/
Zaman Mamluk dan Analisis Terhadap Para 08/12/na6jd949-bom-atom-dan-kemerdekaan-ri
Khalifah Dari 872 H/ 1464 M Sehingga 922 H/ (diakses 9 November 2015).
17 M,” International Journal of West Asian Gamal al-Ghitani, al-Zayni Barakat, 255-256.
No. 1 (2012), 18, 53 Menurut Ah}mad al- „Usayri, terdapat lima faktor http://www.ukm.my/ijwas/images/koleksi_jurnal_
yang menjadi penyebab kehancuran pemerintahan pdf/vol4_n1_2012a/2_Sistem_Khilafah_Artikel.pd Mamluk, yaitu: (1) karena mereka meninggalkan
f (diakses 22 Agustus 2015).
380 Al-T urāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013
Amir, maka akan menyebabkan kepala Al-Zayni> Baraka>t pun juga yang menggelinding di jalanan, darah orang
mendapatkan perlawanan politik dari yang tidak bersalah berceceran, rumah
rekannya sendiri karena sikap al-Zayni> ditutup dan dibakar serta masjid
yang pro-rakyat. Para Amir merasa kesal dihancurkan. Sebagaimana juga perintah
dengan sikap al-Zayni> yang tidak akan Sultan yang tertera di dalam lembaran
membunuh dan menghukum gantung pengumuman, yaitu:
siapa saja yang terlambat mengembalikan خعٞطقىاٗ خشح٘ىا ذىاص بٍ . شصٍ ٜىبٕأ بٝ
uang Sultan, dan memberikan keleluasan ومٗ . لثشٝبخ شٍٞلأاٗ شَزشط شٍٞلأا ِٞث . حشَزسٍ
kepada mereka yang terlambat membayar. .. اٖ٘زّبف . شخلآى ذصشزٍ ٌٍْٖ Menanggapi hal itu, para Amir menemui
Artinya: dan berbicara langsung dengan Sultan. Wahai rakyat Mesir! Pengasingan
Sultan mengatakan: ُبسّإ شٖظ بٍ ارإ ازنٕ ٌزّأ dan pemisahan masih berlangsung. Antara
َٓ٘زث سبح ،هذعىا ٜغجْٝ (kalian memang seperti Amir T{ashtamur dan Amir Kha>yrbak.
itu, jika ada orang yang menginginkan Masing-masing dari mereka mengintai
keadilan, kalian melawannya). Kemudian, yang lain. Jadi, berhati-hatilah..
ketika mereka melewati kesopanan, Sultan pun marah dan mengatakan:
،اس٘ث خثشخ ٌزّأ بَٕ٘يسرٗ ٜسفّ عيخأ اللهٗ berkunjung ke rumah al-Zayni> selepas
Ketika Sa„i>d
al-Juhayni>
لا خٍبعىا ،بْث ششحزٍ ُبَثع ِثاٗ خٝٗبخ ِئاضخىا Salat Subuh, ia disambut oleh penjaga 58 ... ُٗأذٖٝ
rumahnya orang Nubia. Kata orang Nubia
Artinya:
tersebut, al-Zayni> sedang tidak ada di Aku bersumpah akan melepaskan rumah, ia menyelesaikan konflik antara
jabatan ini dan kalian dapat menerima anak buah Amir T{ashtamur dan Kha>yr
daratan yang hancur ini, berangkas Bak,
kosong. Ottoman lagi menyerang kita Juwa>niyah. Mereka pun mengambil
serta kekacauan
di
jalan
yang mengakibatkan rakyat menjadi tidak kesempatan merampas toko yang ada di
tenang...
sana. Demikian juga perselisihan yang terjadi antara Amir Bashta>k Fu>l
Selain dari itu, menurut pengamatan Maqashshar dan Amir T{ughluq, karena
petualang Visco Gianti pada bulan al-Bashta>k menghina menara baru
Zulkaidah 920 H, Abu> al-Khayr al- Masjid sang Sultan dengan mengatakan
56 Mura>fi„ langsung menemui Sultan dan beberapa menara tersebut miring. menuduh al-Zayni> mengambil uangnya
Penyimpangan politik ini terus 59 sebesar 60.000 dinar. diwariskan oleh tiap-tiap pemerintahan
Sebagai negara yang bermasalah yang baru. Mulai dengan adanya
dari segi moral nasional, demikian juga ia pembantaian
bermasalah juga dari segi dukungan sebagaimana
dan
pembunuhan
rakyat. Hal itu terlihat sebagaimana peran Faktanya, periode ini dalam sejarah
rezim
sebelumnya.
al-Zayni> membebaskan seorang gadis Suriah-Mesir merupakan periode yang
Rumi, dari tangan lelaki tua, al- „At}t}a>r gelap. Sebagian Sultan bertindak kejam
(baca: pahlawan masyarakat). Dalam dan curang, dan tidak beretika. Sebut saja
tidak semuanya salah satunya Sultan Qa>yt Ba>y (1468-
menyikapi
itu,
mendukung atas 1495 M) yang memotong lidah ahli kimia
masyarakat
keputusannya, sebagian ada yang „Ali> ibn al-Marshu>shi> karena gagal
menganggap tindakan tokoh ini tepat, mengubah logam menjadi emas. 57
Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, History of
56 Gamal al-Ghitani, al-Zayni Baraka>t, 23, 85, 120 the Arab (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, dan 109.
2006), 889-890.
57 Philip K. Hitti, History of the Arab; From the 58 Gamal al-Ghitani, al-Zayni Baraka>t, 253-254. Earliest Times to the Present, terj. oleh R. Cecep
59 Gamal al-Ghitani, al-Zayni Baraka>t, 202.
M. Isya : Novel dan Kritik … 381
tetapi sebagian yang lain berpendapat Berdasarkan tiga unsur di atas, jika bahwa dia terlalu jauh ikut campur dalam
melihat persoalan internal Mesir pasca urusan pribadi rumah tangga seseorang.
Nasser khususnya menjelang perperangan Apalagi terdengar isu bahwa gadis
tahun 1967, Presiden ini berhadapan tersebut
dengan golongan Islam ortodoks (sayap bantuannya.
kanan). Dia berupaya menggunakan Islam mengatakan bahwa al- „At}t}a>r dianiaya
untuk melegitimasi ideologi sosialisme dan dia tidak bersalah, sebagaimana
dan nasionalismenya. Pada masanya, dalam teks berikut:
buku-buku yang berkaitan dengan هبجشىا هءبسرٗ ،بفْٞع سٞىٗ ً٘يظٍ سبطعىا ُأ
sosialisme mulai diedarkan, sebagai usaha ذْجىا ،سبطعىا خئٖٞم وجس خئٕٞ ٓ شنر حأشٍا ذج٘ر وٕ
untuk menafsirkan kembali kehidupan ةشٖزى دبمشث ْٜٝضىبث ذثبغزسا ،ٔزٕشمٗ ة٘عى لاعف
Nabi Muh}ammad dan para sahabatnya.
60 . بٕذْع ٜفخ تجسى ٍْٔ Menurutnya, ideologi itu dibutuhkan karena persatuan di negara Arab tidak
hanya ada Muslim, tetapi juga dari agama keputusan tersebut, al-Zayni> terlebih
Padahal, sebelum
mengambil
lain. Kemudian hal inilah yang ditolak dahulu bermusyawarah dengan ulama.
penganut aliran Islam ortodoks, mereka Termasuk juga dengan sikap pro-
mempercayai negara Islam harus rakyat al-Zayni> dan menegakkan
menjaga, menyiarkan, berjuang, dan keadilan, sebagaimana sedikit telah
melaksanakan syariat Islam. Oleh sebab disinggung di atas, tidak sepenuhnya
itu, pasca kekalahan Arab pada perang dapat diterima oleh para Amir. Para Amir
enam hari, mereka secara spontan (dalam novel ini tidak disebutkan nama
menyalahkan Presiden dan menganggap tokohnya) sengaja menghasutnya dengan
kekalahan itu hukuman Tuhan kepada Sultan. Mereka kesal dengan sikap al-
Arab karena terlalu meyakini ideologi Zayni> yang tidak membunuh dan 62 asing.
menghukum gantung orang
juga Nasser terlambat mengembalikan uang Sultan,
yang
Termasuk