standar air minum dan penyehatan
MAKALAH PERSYARATAN STANDAR
BAKU AIR MINUM
Disusun Oleh :
Agus Luqman Chafi S (02)
Ahmai Nur Rohim (03)
Anggraini Hawalin R (07)
Iniriatri Septiiaryanti (14)
Novi Puji Satutik (28)
Ofna Airiani (2n)
2 KIMIA ANALIS 2
SMK Negeri 1 (STM PEMBANGUNAN) Temanggung
Th 2015/2016
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah
kami memanjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan
kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Analisa Kimia Terpadu ini dengan baik.
Salam dan salawat selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah
menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah Analisa Kimia Terpadu yang telah kami buat berjudul
Persyaratan Standar Baku Air Minum. Makalah ini dapat hadir seperti
sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah
sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar
buat mereka yang telah berjasa membantu penulis selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang
belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa
yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu,
dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini kedepannya.
Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah Analisa
Kimia Terpadu ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para
pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan. Cukup sekian kata pengantar dari kami.
Salam,
Penulis
Bab 1
Pendahuluan
Sebagaimana kita ketahui, air yang telah tercemar menyebabkan penyimpangan standar
kualitas air. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perjadinya perubahan kualitas
air sehingga tidak sesuai lagi dengan standar baku mutu yang dipersyaratkan. Beberapa faktor
penyebab tersebut antara lain :
1. Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih sempurna.
2. Air yang telah memenuhi standar kualitas akan dapat tercemar, baik secara alamiah
maupun akibat aktivitas manusia.
3. Kurangnya pengertian individu atau masyarakat yang menggunakan fasilitas air bersih.
Beberapa komponen dan standar baku pada air bersih meliputi berbagai aspek baik fisik,
kimia, maupun bakteriologis. Beberapa aspek yang dinilai sebagai acuan standar baku air
tersebut meliputi unsur-unsur antara lain :
1. Suhu. Kenaikan suhu menimbulkan beberapa akibat antara lain menurunnya jumlah
oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia serta terganggunya
kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui,
ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
2. pH. Nilai pH air yang normal antara 6 – 8, sedangkan pH air terpolusi misalnya air
buangan, berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
3. Warna, bau dan rasa. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya
polusi. Warna air dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true colour) yang
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent colour), yang selain
disebabkan adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di
antaranya yang bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumber airnya. Timbulnya bau
pada air secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu indikator terjadinya tingkat
pencemaran air yang cukup tinggi. Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa.
Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut), hal itu berarti telah terjadi pelarutan
garam.
4. Kesadahan. Standar kesadahan total adalah 500 mg/l, jika melebihi akan dapat
menimbulkan beberapa resiko seperti : a) mengurangi efektivitas sabun, b)
terbentuknya lapisan kerak pada alat dapur, c) kemungkinan terjadi ledakan pada
boiler, d) sumbatan pada pipa air.
5. Besi (Fe). Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan selsel darah merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan
menimbulkan gangguan. Standar kualitas ditetapkan 0,1 – 1.0 mg/l.
6. Mangaan (Mn). Tubuh manusia membutuhkan mangaan rata-rata 10 mg/l sehari yang
dapat dipenuhi dari makanan. Mangaan bersifat toksik terhadap organ pernafasan.
Standar kualitas ditetapkan 0,05 – 0,5 mg/l dalam air.
7. Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3). Jumlah nitrat yang besar dalam tubuh cenderung
berubah menjadi nitrit dan dapat membentuk methaemoglobine sehingga dapat
menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan penyakit
blue baby. Nitrit ádalah zat yang bersifat racun sehingga kehadiran bahan ini dalam air
minum tidak diperbolehkan.
8. Cadmium (Cd). Cadmium merupakan zat beracun yang bersifat akumulasi dalam
jaringan tubuh sehingga dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung,
kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobin darah dan pigmentasi gigi. Selain itu
cadmium juga bersifat karsinogenik.
9. Timbal (Pb). Timbal sangat berbahaya bagi kesehatan karena cenderung terakumulasi
dalam tubuh, serta meracuni jaringan syaraf.
10. Kekeruhan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena
adanya bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organik atau inorganik,
dan mikroorganisme air. Akibatnya air menjadi kotor dan tidak jernih sehingga bakteri
pathogen dapat berlindung di dalam atau di sekitar bahan penyebab kekeruhan.
11. Bakteri coli. Organisme pathogen di perairan merupakan indikasi adanya pencemaran
air. Oleh karena itu organisme pathogen di perairan harus diketahui. Mengingat tidak
mungkin mengindikasikan berbagai macam organisme pathogen, maka pengukuran
pengukurannya menggunakan bakteri-coli sebagai indikator organisme. Standar Coli
pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Air Baku
2.1.1 Defenisi Air Baku
Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting ialam
iniustri air minum. Air
baku atau raw water merupakan awal iari suatu proses ialam penyeiiaan
ian
pengolahan air bersih. Sekarang apa yang iisebut iengan air baku.
Beriasar SNI
6773:2008 tentang Spesifkasi unit paket Instalasi pengolahan air ian SNI
6774:2008
tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air paia
bagian Istilah
ian Defnisi yang iisebut iengan Air Baku aialah :
“Air yang berasal iari sumber air pemukaan, cekungan air tanah ian atau
air hujan yang
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum”
Sumber air baku bisa berasal iari sungai, ianau, sumur air ialam, mata
air ian bisa juga
iibuat iengan cara membeniung air buangan atau air laut. Evaluasi ian
pemilihan
sumber air yang layak harus beriasar iari ketentuan berikut :
1. Kualitas ian kuantitas air yang iiperlukan
2. Koniisi iklim
3. Tingkat kesulitan paia pembangunan intake
4. Tingkat keselamatan operator
5. Keterseiiaan biaya minimum operasional ian pemeliharaan untuk IPA
6. Kemungkinan terkontaminasinya sumber air paia masa yang akan
iatang
7. Kemungkinan untuk memperbesar intake paia masa yang akan iatang
Dalam jumlah yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang
iikumpulkan
iengan cara rembesan, bisa iipertimbangkan sebagai sebuah sumber air.
Kualitas air
bawah tanah secara umum sangat baik bagi air permukaan ian
iibeberapa tempat yang
memiliki musim iingin bisa memanfaatkan salju sebagai sumber air. Hal
ini bisa
menghemat biaya operasional ian pemeliharaan karena secara umum
kualitas air bawah
tanah sangat baik sebagai air baku. Khusus untuk air bawah tanah yang
iiambil iengan
cara pengeboran tentunya melalui perijinan. Hal ini untuk mencegah
terjaiinya
eksploitasi secara besar-besaran. Akibat iari ekplotasi secara besarbesaran bisa
mengakibatkan kekosongan air iibawah tanah karena tiiak seimbangnya
antara air yang
masuk iengan air yang iiambil, sehingga menyebabkan poniasi
bangunan yang beraia
iiatasnya bisa turun atau settlement seperti yang terjaii iibeberapa
geiung ii Jakarta,
juga bisa mengakibatkan intrusi air laut yang masuk merembes
menggantikan air tanah
tersebut, akibatnya air menjaii asin ian tiiak layak pakai seperti ii utara
Jakarta.
Disebutkan iiatas bahwa tiiak semua air baku bisa iiolah, oleh
karena itu
iibuatlah ketentuan sebagai staniar kualitas air baku yang bisa iiolah.
Dalam SNI
6773:2008 bagian Persyaratan Teknis kualitas air baku yang bisa iiolah
oleh Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPA) aialah :
1. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbiiity unit) atau 400
mg/l
SiO2
2. Kaniungan warna asli (appearent colour) tiiak melebihi iari 100 Pt Co
ian
warna sementara mengikuti kekeruhan air baku.
3. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai PP No. 82
tahun
2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air ian Pengenialian Pencemaran Air.
4. Dalam hal air sungai iaerah tertentu mempunyai kaniungan warna,
besi ian
atau bahan organic melebihi syarat tersebut iiatas tetapi kekeruhan
reniah (
BAKU AIR MINUM
Disusun Oleh :
Agus Luqman Chafi S (02)
Ahmai Nur Rohim (03)
Anggraini Hawalin R (07)
Iniriatri Septiiaryanti (14)
Novi Puji Satutik (28)
Ofna Airiani (2n)
2 KIMIA ANALIS 2
SMK Negeri 1 (STM PEMBANGUNAN) Temanggung
Th 2015/2016
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah
kami memanjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan
kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Analisa Kimia Terpadu ini dengan baik.
Salam dan salawat selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah
menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah Analisa Kimia Terpadu yang telah kami buat berjudul
Persyaratan Standar Baku Air Minum. Makalah ini dapat hadir seperti
sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah
sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar
buat mereka yang telah berjasa membantu penulis selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang
belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa
yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu,
dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini kedepannya.
Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah Analisa
Kimia Terpadu ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para
pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan. Cukup sekian kata pengantar dari kami.
Salam,
Penulis
Bab 1
Pendahuluan
Sebagaimana kita ketahui, air yang telah tercemar menyebabkan penyimpangan standar
kualitas air. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perjadinya perubahan kualitas
air sehingga tidak sesuai lagi dengan standar baku mutu yang dipersyaratkan. Beberapa faktor
penyebab tersebut antara lain :
1. Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih sempurna.
2. Air yang telah memenuhi standar kualitas akan dapat tercemar, baik secara alamiah
maupun akibat aktivitas manusia.
3. Kurangnya pengertian individu atau masyarakat yang menggunakan fasilitas air bersih.
Beberapa komponen dan standar baku pada air bersih meliputi berbagai aspek baik fisik,
kimia, maupun bakteriologis. Beberapa aspek yang dinilai sebagai acuan standar baku air
tersebut meliputi unsur-unsur antara lain :
1. Suhu. Kenaikan suhu menimbulkan beberapa akibat antara lain menurunnya jumlah
oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia serta terganggunya
kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui,
ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
2. pH. Nilai pH air yang normal antara 6 – 8, sedangkan pH air terpolusi misalnya air
buangan, berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
3. Warna, bau dan rasa. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya
polusi. Warna air dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true colour) yang
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent colour), yang selain
disebabkan adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di
antaranya yang bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumber airnya. Timbulnya bau
pada air secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu indikator terjadinya tingkat
pencemaran air yang cukup tinggi. Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa.
Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut), hal itu berarti telah terjadi pelarutan
garam.
4. Kesadahan. Standar kesadahan total adalah 500 mg/l, jika melebihi akan dapat
menimbulkan beberapa resiko seperti : a) mengurangi efektivitas sabun, b)
terbentuknya lapisan kerak pada alat dapur, c) kemungkinan terjadi ledakan pada
boiler, d) sumbatan pada pipa air.
5. Besi (Fe). Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan selsel darah merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan
menimbulkan gangguan. Standar kualitas ditetapkan 0,1 – 1.0 mg/l.
6. Mangaan (Mn). Tubuh manusia membutuhkan mangaan rata-rata 10 mg/l sehari yang
dapat dipenuhi dari makanan. Mangaan bersifat toksik terhadap organ pernafasan.
Standar kualitas ditetapkan 0,05 – 0,5 mg/l dalam air.
7. Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3). Jumlah nitrat yang besar dalam tubuh cenderung
berubah menjadi nitrit dan dapat membentuk methaemoglobine sehingga dapat
menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan penyakit
blue baby. Nitrit ádalah zat yang bersifat racun sehingga kehadiran bahan ini dalam air
minum tidak diperbolehkan.
8. Cadmium (Cd). Cadmium merupakan zat beracun yang bersifat akumulasi dalam
jaringan tubuh sehingga dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung,
kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobin darah dan pigmentasi gigi. Selain itu
cadmium juga bersifat karsinogenik.
9. Timbal (Pb). Timbal sangat berbahaya bagi kesehatan karena cenderung terakumulasi
dalam tubuh, serta meracuni jaringan syaraf.
10. Kekeruhan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena
adanya bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organik atau inorganik,
dan mikroorganisme air. Akibatnya air menjadi kotor dan tidak jernih sehingga bakteri
pathogen dapat berlindung di dalam atau di sekitar bahan penyebab kekeruhan.
11. Bakteri coli. Organisme pathogen di perairan merupakan indikasi adanya pencemaran
air. Oleh karena itu organisme pathogen di perairan harus diketahui. Mengingat tidak
mungkin mengindikasikan berbagai macam organisme pathogen, maka pengukuran
pengukurannya menggunakan bakteri-coli sebagai indikator organisme. Standar Coli
pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Air Baku
2.1.1 Defenisi Air Baku
Sumber air baku memegang peranan yang sangat penting ialam
iniustri air minum. Air
baku atau raw water merupakan awal iari suatu proses ialam penyeiiaan
ian
pengolahan air bersih. Sekarang apa yang iisebut iengan air baku.
Beriasar SNI
6773:2008 tentang Spesifkasi unit paket Instalasi pengolahan air ian SNI
6774:2008
tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air paia
bagian Istilah
ian Defnisi yang iisebut iengan Air Baku aialah :
“Air yang berasal iari sumber air pemukaan, cekungan air tanah ian atau
air hujan yang
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum”
Sumber air baku bisa berasal iari sungai, ianau, sumur air ialam, mata
air ian bisa juga
iibuat iengan cara membeniung air buangan atau air laut. Evaluasi ian
pemilihan
sumber air yang layak harus beriasar iari ketentuan berikut :
1. Kualitas ian kuantitas air yang iiperlukan
2. Koniisi iklim
3. Tingkat kesulitan paia pembangunan intake
4. Tingkat keselamatan operator
5. Keterseiiaan biaya minimum operasional ian pemeliharaan untuk IPA
6. Kemungkinan terkontaminasinya sumber air paia masa yang akan
iatang
7. Kemungkinan untuk memperbesar intake paia masa yang akan iatang
Dalam jumlah yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang
iikumpulkan
iengan cara rembesan, bisa iipertimbangkan sebagai sebuah sumber air.
Kualitas air
bawah tanah secara umum sangat baik bagi air permukaan ian
iibeberapa tempat yang
memiliki musim iingin bisa memanfaatkan salju sebagai sumber air. Hal
ini bisa
menghemat biaya operasional ian pemeliharaan karena secara umum
kualitas air bawah
tanah sangat baik sebagai air baku. Khusus untuk air bawah tanah yang
iiambil iengan
cara pengeboran tentunya melalui perijinan. Hal ini untuk mencegah
terjaiinya
eksploitasi secara besar-besaran. Akibat iari ekplotasi secara besarbesaran bisa
mengakibatkan kekosongan air iibawah tanah karena tiiak seimbangnya
antara air yang
masuk iengan air yang iiambil, sehingga menyebabkan poniasi
bangunan yang beraia
iiatasnya bisa turun atau settlement seperti yang terjaii iibeberapa
geiung ii Jakarta,
juga bisa mengakibatkan intrusi air laut yang masuk merembes
menggantikan air tanah
tersebut, akibatnya air menjaii asin ian tiiak layak pakai seperti ii utara
Jakarta.
Disebutkan iiatas bahwa tiiak semua air baku bisa iiolah, oleh
karena itu
iibuatlah ketentuan sebagai staniar kualitas air baku yang bisa iiolah.
Dalam SNI
6773:2008 bagian Persyaratan Teknis kualitas air baku yang bisa iiolah
oleh Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPA) aialah :
1. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbiiity unit) atau 400
mg/l
SiO2
2. Kaniungan warna asli (appearent colour) tiiak melebihi iari 100 Pt Co
ian
warna sementara mengikuti kekeruhan air baku.
3. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai PP No. 82
tahun
2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air ian Pengenialian Pencemaran Air.
4. Dalam hal air sungai iaerah tertentu mempunyai kaniungan warna,
besi ian
atau bahan organic melebihi syarat tersebut iiatas tetapi kekeruhan
reniah (