Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk Me

Pe nge m ba nga n Ba h a n Ba k a r N a ba t i un t u k M e ngur a n gi
D a m pa k Pe m a na sa n Globa l * )
Agu s Su giyon o
Penelit i Bidang Perencaan Energi
Badan Pengkaj ian dan Penerapan Tek nologi
agussugiyono@yahoo.com

Abst ra k
Ti nggin ya harga m in yak m ent ah duni a m engaki batkan anggaran pem erint ah
dalam m en yediakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) m enin gkat . Bahan
Bakar Nabat i (BBN) m eru pakan bahan bakar al t ern at if yang dapat
di gu nakan sebagai subst it usi BBM yang diharapkan dapat m engu ran gi
beban pem erint ah t ersebut . Disam ping it u BBN m eru pakan bah an bakar
bersih dan dapat m en gurangi em isi GRK. Dalam m akalah ini dibahas l ebih
lanj u t pot en si pengem bangan biodi esel sebagai salah sat u bent uk BBN
dalam hal kebu t uh an lah an dan pen gurangan em isi CO2 .
Kat a kun ci: biodi esel , kelapa sawit , em isi CO2

1 . Pe n da h u lu a n
Pem anasan global yang m em icu t erj adinya perubahan ik lim t elah m enj adi
perhat ian m asyarakat dunia. Agenda untuk m enyelesaik an m asalah ini diawali

pada t ahun 1992 dengan diadak anny a Eart h Sum m it di Rio de Janeiro, Brazil
yang m enghasilkan Kerangka Konvensi unt uk Perubahan I k lim ( United Nat ion
Fram ework Convent ion on Clim at e Change - UNFCCC) dan ditandat angai oleh
167 negara. Kerangka konvensi ini m engikat secara m oral sem ua negaranegara indust ri unt uk m enst abilk an em isi CO2 . I ndonesia t elah m erat ifik asi
konvensi ini m elalui Undang Undang No. 6 Tahun 1994 m engenai perubahan
iklim dan Undang Undang No. 17 Tahun 2004 tent ang pengesahan Prot okol
Kyoto. Sebagai negara yang sedang berk em bang, I ndonesia t idak
berk ewaj iban unt uk m engurangi em isi CO2 nam un diharapkan unt uk
m elapork an besarnya em isi CO2 y ang dihasilk an. Dalam kait an ini, I ndonesia
t elah m eny am paik an kepada UNFCCC hasil penyusunan Kom unik asi Nasional
Pert am a ( First Nat ional Com m unicat ion) pada t ahun 1999 sebagai buk t i
keseriusanny a dalam m enangani perubahan iklim . Saat ini I ndonesia sedang
m enyiapkan penyusun Kom unik asi Nasional Kedua yang diharapkan dapat
selesai pada t ahun 2009. Kem ent erian Negara Lingkungan Hidup ( KLH)
sebagai lem baga y ang m enj adi focal point dalam im plem ent asi program program yang berhubungan dengan perubahan iklim .
Em isi CO2 dapat berasal dari pem bakaran bahan bak ar fosil, sepert i:
bat ubara, m inyak bum i dan gas bum i, em isi dari indust ri sem en dan konversi
lahan. Berdasarkan data dari Carbon Diox ide I nform at ion Analy sis Cent er
*)


Dipresentasikan pada Seminar Nasional Kebijakan Pemanfaatan Lahan dalam Menanggulangi Dampak
Pemenasan Global, Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM, Jogjakarta 10 Mei 2008.
1

( 2000) penggunaan bahan bakar fosil m erupakan sum ber ut am a em isi CO2 di
dunia dan m encapai 74% dari t ot al em isi. Konv ersi lahan m em punyai
kont ribusi sebesar 24% dan industri sem en sebesar 3% . Em isi CO2 m erupakan
bagian t erbesar dari em isi Gas Rum ah Kaca ( GRK) di I ndonesia dengan
pangsa sebesar ham pir 70 % sedangk an gas lainnya sebesar 30 % .
Berdasark an laporan Kom unik asi Nasional Pert am a, sum ber ut am a em isi GRK
adalah sek t or energi dan sekt or kehut anan. Sekt or energi m em punyai pangsa
sebesar 46 % dari t ot al em isi GRK yang berasal dari penggunaan bahan bak ar
fosil pada berm acam - m acam akt iv it as seperti: produksi energi, pengolahan
energi dan j uga pem bakaran energi yang digunak an baik unt uk pem bangk it
list rik m aupun unt uk keperluan indust ri lainny a.
Konsum si energi k om ersial di I ndonesia t erus m engalam i peningkat an
dari 218,2 j ut a Set ara Barel Minyak ( SBM) pada t ahun 1990 m enj adi 546,6
j ut a SBM pada t ahun 2005 at au m eningkat sebesar 6,3% per t ahun.
Berdasark an j enis energinya, konsum si Bahan Bak ar Minyak ( BBM)
m erupakan k onsum si energi kom ersial t erbesar. Sebagian besar konsum si

BBM ini digunak an unt uk sek t or t ransport asi. Peningk at an konsum si BBM ini
m em bebani anggaran pem erint ah dalam pem berian subsidi. Beban t ersebut
akan terus m eningkat seiring dengan kenaik an harga m inyak dunia k arena
pem erint ah m asih harus m engim por sebagian BBM unt uk m em enuhi
kebut uhan dalam negeri. Pem anfaat an Bahan Bakar Nabat i ( BBN) at au biofuel
sebagai sum ber energi y ang dapat diperbaharui dapat m erupakan salah sat u
pilihan unt uk m em bant u m engat asi besarnya t ek anan k ebutuhan BBM
t erut am a m inyak diesel dan m inyak solar.

2 . Ba h a n Ba k a r N a ba t i
Pem erint ah m elalui Perat uran Presiden No.5 t ahun 2006 m engeluarkan
kebij ak an energi nasional. Kebij ak an ini bert uj uan unt uk m ewuj udkan
keam anan pasokan energi dalam negeri. Kebij akan ut am a m eliput i penyediaan
energi yang opt im al, pem anfaat an energi y ang efisien, penet apan harga
energi ke arah harga k eek onom ian dan pelest arian lingkungan. Kebij ak an ini
j uga m em uat t arget pencapaian bauran energi ( energy m ix) sam pai t ahun
2025 sepert i dit unj ukk an pada Gam bar 1. Kebij akan ini diikut i dengan
dik eluarkannya I nst ruksi Presiden No.1 Tahun 2006 tent ang peny ediaan dan
pem anfaat an BBN sebagai bahan bakar lain dan dit indaklanj ut i dengan
pem bentukan Tim Nasional Pengem bangan Bahan Bak ar Nabati ( BBN) unt uk

Percepat an Pengurangan Kem isk inan dan Pengangguran m elalui Keputusan
Presiden No. 10 Tahun 2006. Tim nasional ini berkewaj iban unt uk m eny usun
Blue Print dan Road Map Pengem bangan BBN.
Disam ping kebij akan t ersebut di at as, Presiden m encanangkan I ndonesia
Green Energy Act ion Plan. Pengem bangan green energy at au energi yang
berbahan bak u nabati m em punyai t iga aspek pent ing yang diyak ini dapat
m endorong perekonom ian nasional, yait u:

Pro Jobs unt uk m em buka lapangan kerj a y ang lebih luas

Pro Growt h yang dapat m eningkat kan pert um buhan ek onom i, dan

Pro Poor yang ak an m engurangi t ingk at kem iskinan.
BBN m erupakan salah sat u bent uk green energy y ang secara garis besar
dapat dik elom pok kan m enj adi t iga, yait u: biodiesel, bioet anol, dan Pure Plant
Oil ( PPO) at au sering disebut biooil.

2

Gam bar 1. Target Bauran Energi 2025



Biodie se l m erupak an bent uk est er dari m inyak nabat i. Bahan bak u dapat
berasal dari kelapa sawit , j arak pagar, kedelai dan kelapa. Dalam
pem anfaat anya dicam pur dengan m inyak solar dengan perbandingan
t ert ent u. B5 m erupakan cam puran 5% biodiesel dengan 95% m inyak solar
y ang dij ual secara kom ersiil oleh Pert am ina dengan nam a dagang biosolar.
Bioe t a n ol m erupakan anhydrous alkohol yang berasal dari ferm ent asi

t etes tebu, singkong, j agung at au sagu. Bioet anol dim anfaat kan unt uk
m engurangi konsum si prem ium . E5 m erupak an cam puran 5% bioet anol
dengan 95% prem ium y ang t elah dipasarkan Pert am ina dengan nam a
dagang bioprem ium . Penggunaan bioet anol sam pai dengan E15 t idak perlu
m elak ukan m odifik asi m esin kendaraan yang sudah ada, t et api unt uk E100
hany a dapat digunakan unt uk m obil j enis FFV ( flexible fuel vehicle) .

PPO m erupakan m iny ak nabat i m urni t anpa perubahan sifat kim iawi dan
dim anfaat k an secara langsung unt uk m engurangi konsum si solar indust ri,
m inyak diesel, m inyak t anah dan m inyak bak ar. O15 m erupakan cam puran
15% PPO dengan 85% m inyak diesel dan dapat digunakan t anpa t am bahan

peralat an khusus unt uk bahan bakar peralat an indust ri. Pem akaian yang
lebih besar dari O15 harus m enam bah peralat an konvert er.
Proses pem buat an BBN secara ringk as sert a bahan bak u yang digunakan
dit unj ukk an pada Gam bar 2. Unt uk selanj ut nya yang ak an dibahas lebih lanj ut
yait u pem anfaat an biodiesel dengan bahan bak u m inyak kelapa sawit at au
CPO ( Crude Palm Oil) .

3 . Pot e n si Pe n gu ra n ga n Em isi
Biodiesel m erupak an bahan bakar alt ernat if yang ram ah lingk ungan k arena
t idak m enim bulkan em isi polut an y ang berbahaya t erhadap k esehat an.
Penggunaan biodiesel sebagai bahan bak ar k endaraan berm ot or dapat
m enurunk an em isi bila dibandingk an dengan penggunaan m inyak solar.
Biodiesel t erbuat dari m inyak nabat i y ang berasal dari sum ber daya yang
dapat diperbaharui. Pert im bangan lain unt uk penggem bangk an biodiesel
adalah m ak in t ingginy a harga m inyak bum i dan unt uk m engurangi em isi GRK.

3

Kelapa


Sawit

Jarak
Pagar

Ubi Kayu

Minyak Nabati

Lignoselulosa

Tetes
Tebu

Proses Hidrolisis & Fermentasi

Bioetanol (9%)
+

Metanol

Proses Dehidrasi

PPO

Biodiesel

5-20%
Minyak
Solar

Biokerosin

Bioetanol
(Fine Grade)

5-20%
Biosolar

Genset, Boiler dan Mesin Diesel


5-20%
Minyak
Solar

Biopremiun

Premium

Mesin Bensin

Gam bar 2. Bahan Baku dan Proses Pem buat an BBN

3 .1 . Pe n ge m ba n g a n Biodie se l
Dari berbagai j enis bahan baku biodiesel m ak a biodiesel dari m iny ak kelapa
sawit ( CPO) m em punyai prospek unt uk dik em bangk an m engingat j um lah
ket ersediaan dan pot ensi pengem bangan t anam an kelapa sawit y ang cukup
besar. Dalam penggunaanny a biodiesel harus dicam pur dengan m inyak
solar/ diesel. Program uj i coba pem asaran cam puran 5% biodiesel dengan 95%
m inyak solar y ang diberi nam a dagang biosolar dim ulai pada Maret 2006
sam pai April 2007 di wilay ah Jabot abek . Biosolar dipasark an pada 201 SPBU

( St asiun Pengisian Bahan Bakar unt uk Um um ) dan volum e penj ualanny a
m encapai 314.187 kl. Sedangk an unt uk wilayah Surabaya dilak sanakan pada
15 SPBU dengan volum e penj ualannya m encapai 9.845 kl. Produk si biodiesel
pada April 2007 m encapai 520.000 kl yang diproduksi oleh sek it ar 8
perusahaan dengan PT. Wilm ar, Dum ai m erupakan pem asok t erbesar dengan
kapasit as 350.000 t on/ t ahun disusul PT. Et erindo Wahanat am a, Gresik dengan
kapasit as 120.000 t on/ t ahun.
Dari sisi hilir, t eknologi pengolahan biodiesel t erus dikem bangkan dan
secara nasional sudah dapat dikuasai rancang bangun indust ri pengolahan
biodiesel. BPPT t elah m endisain dan m em bangun pabrik biodiesel dengan
kapasit as 1,5 t on per hari sebagai prot ot ipe pada t ahun 2000. Prot ot ipe ini
kem udian dik em bangkan lagi dan bersam a dengan Pem da Prov insi Riau
m endirik an pabrik biodiesel dengan k apasit as 8 t on per hari t ipe bat ch. Pada
t ahun 2006 didirik an pilot plant pabrik biodiesel skala 3 t on/ hari t ipe k ont inu
berlokasi di Puspipt ek, Serpong. Det ail disain pabrik biodiesel sk ala k om ersial
80 t on per hari sudah dapat diselesaik an pada t ahun 2007. Disam ping BPPT,
inst it usi lain sepert i Lem igas, I TB, Depart em en Pert anian, LI PI , PT. Rek in, dan
beberapa perusahaan swast a, sepert i PT. Energy Alt ernative I ndonesia ( EAI )
dan PT. Et erindo Wahanat am a j uga m engem bangk an pabrik biodiesel yang
t ersebar di berbagai wilayah I ndonesia. Rencana pengem bangan pabrik

biodiesel sam pai t ahun 2009 dit unj ukk an pada Tabel 1.

4

Tabel 1. Rencana Pengem bangan Pabrik Biodiesel dan Lahan unt uk Bahan
Baku sam pai Tahun 2009

No

Propi nsi

Ke la pa
Saw i t

Ja ra k
Pa ga r

( ha ) 1

( ha) 2

Jum l ah Pa brik Biodi ese l
Produk si
Produk si
Ba han Bak u ( Uk uran Pabrik da la m ribu t on/ t ahun) Bi odie sel
0 .5

3

16. 000

8

4

40.000

140. 000

5

3

1

1

93.000

325. 500

13

13

2

1

6.000

21. 000

10

10

35, 000

21. 000

35, 000

1

D.I . Aceh

2

Sum ut

3

Ri au

4

Sum sel

5

Bengkul u

6.000

6

Jaw a Bar at

7

Jaw a Tengah

8

Kalbar

9

Kalt eng

10

Kalt im

10.000

11

Sulsel

10.000

12

NTT

( t on/ t h)

10.000

10

10

6.000

9. 600

7

2

20.000

32. 000

5

12.000

42. 000

12

12.000

42. 000

8

30

60

120

300

( t on/ t h)
16, 000
141, 500

1

325, 500

9, 500
1

32, 500

2

1

42, 000

3

1

43, 000
35, 000

35. 000

4

1

1

20.000

67. 000

6

2

2

120.000

192. 000

10

6

4

1

56

13

1

Jum lah
189,000 176.000
943. 100 98
Cat at an :
1. Pr odukt ivi t as CPO = 3,5 t on m inyak/ ha/ t ahun
2. Pr odukst ivi t as Mi nyak Jarak = 1,6 t on m inyak/ ha/ t ahun
Sum ber: BRDST, BPPT ( 2006)

100

69, 000
203, 000
2

1

0

987. 000

Dari sisi hulu, dapat dilihat kondisi perkebunan kelapa sawit sert a
produksi CPO saat ini. Perk ebunan k elapa sawit y ang ada saat ini dapat
dik elom pok kan berdasarkan pengelolaanny a, yait u: perkebunan raky at ,
perk ebunan negara at au BUMN, dan perk ebunan swast a. Luas perkebunan
kelapa sawit pada t ahun 2006 m encapai 6,1 j ut a hek t ar dengan produk si CPO
m encapai 13,5 j ut a t on. Luas perkebunan sawit selam a periode 2000- 2006
t erus m engalam i peningk at an rat a- rat a 8,3% per t ahun. Sebagian besar dari
perk ebunan kelapa sawit berada di Sum atera sek it ar 4,6 j ut a hek t ar,
sedangkan sisanya secara bert urut - t urut t ersebar di Kalim ant an, Sulawesi,
Papua, dan Jawa ( Lihat Tabel 2) .
Tabel 2. Luas Area Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO Menurut
Wilay ah

W ila ya h
Sum at era
Jawa
Kalim antan

2000
Lu a s
Pr od u k si
( Ribu Ha ) ( Ribu Ton)
2.744
6.597
21
34
844
741

2005
Lu a s
Pr odu k si
( Ribu Ha) ( Ribu Ton)
4.101
9.687
23
36
1.152
1.982

Sulawesi
108
118
123
Papua
52
91
39
I ndonesia
3.769
7.581
5.437
Sum ber: Direkt orat Jender al Perkebunan ( 2007)

334
85
12.124

2006
Lu a s
Pr o du k si
( Rib u Ha ) ( Rib u Ton )
4.582
10.582
28
40
1.280
2.421
135
62
6.087

347
119
13.510

CPO y ang diproduk si sebagian besar diekspor dan sebagian lagi unt uk
bahan baku pem buat an m iny ak goreng dan sabun unt uk keperluan dalam
negeri. Dengan adanya program pengem bangan biodiesel ini perlu
penam bahan lahan k elapa sawit yang cukup besar. Pengem bangan ini
5

diharapk an dapat m em bant u m engatasi m asalah: pert um buhan ek onom i,
kurangny a lapangan kerj a dan k em isk inan. Oleh karena it u dalam
pengem banganny a perlu diperhat ikan fakt or- fak t or t eknis, ekonom is, dan
dam pak sosial sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih berday a guna. Tim
Nasional Pengem bangan BBN pada tahun 2006 t elah m engeluarkan Blue Print
Pengem bangan BBN yang dapat digunak an sebagai acuan st rat egis dalam
penyediaan dan pem anfaat an BBN t erm asuk di dalam nya road m ap yang
m erupakan pet a langk ah dari k eadaan sek arang m enuj u keadaan yang
diingink an dalam kurun wakt u 2006- 2025.
Pot ensi penyediaan bahan baku BBN di I ndonesia m asih cuk up besar.
Lahan unt uk pengem bangan t anam an m asih cuk up t ersedia dan beberapa
wilay ah kondisi agroklim at ny a sesuai untuk t anam an penghasil BBN ( Lihat
Gam bar 3) . Disam ping k esesuaian lahan perlu j uga diperhat ik an aspek legal
dalam pengem bangan lahan. Ada beberapa pola pengem bangan yang akan
dipriorit askan yait u:
• Pengem bangan k ebun k husus ( dedicat ed area) dengan lebih dahulu
m em anfaat k an ij in usaha perk ebunan ( I UP) yang telah dik eluarkan t api
belum dim anfaat kan m aupun m elalui ij in/ inv estor baru.
• Pem anfaat an lahan t erlantar, lahan k rit is dan hut an produksi yang dapat
dikonversi.
• Pem anfaat an HGU t erlant ar dan ij in usaha perkebunan yang t idak akt if.
• Mem et ak an pert anam an yang sudah tua dan m erem aj ak an pert anam an
m elalui pem anfaat an bibit unggul bersert ifikat .

Sum ber: Tim nas BBN ( 2006)

Gam bar 3. Pot ensi Lahan unt uk Pengem bangan Kom odit as Penghasil BBN
Salah sat u bagian pent ing dari Blue Print t ersebut adalah rencana
pengem bangan biodiesel dari kelapa sawit sepert i dit unj uk kan pada Tabel 3.
Dalam pengem bangan biodiesel disam ping aspek luas lahan aspek kebut uhan
t enaga kerj a sert a inv est asi j uga perlu diperhat ik an. Pendanaan sem aksim al
diusahakan bersum ber dari dalam negeri, sedangk an pendanaan dari luar
negeri dapat dilak ukan dengan pem ilihan secara selekt if.

6

Tabel 3. Proy eksi Pengem bangan BBN dari Kelapa Sawit

Pa ra m e t e r
Bi odiesel
Produ ksi
I n dust ri
Lah an
Ten aga kerj a langsu ng
Ten aga kerj a t ak l an gsung
Pen dapat an / oran g ( @2 h a)
Bi bit
I n vest asi on farm
I n vest asi off farm
Sum ber: Tim nas BBN (2 00 6)

Unit / t a h un
Ton m i nyak
Ton Bi j i
Unit
Hekt ar
Oran g
Oran g
Rp/ oran g
Ton bat ang
Ju t a
Ju t a

Ja n gk a
Ja n gk a
Me ne nga h
Pa n j a ng
(2010-2015) (2015-2025)
6 .000 .00 0
1 6.0 00. 000
30 .000 .00 0
8 0.0 00. 000
16 7
444
1 .500 .00 0
4.0 00. 000
750 .00 0
2.0 00. 000
1 .16 7
3. 111
20 .000 .00 0
2 0.0 00. 000
2 02 .500 .00 0 54 0.0 00. 000
45 .000 .00 0 12 0.0 00. 000
10 .000 .00 0
2 6.6 66. 667

3 .2 . Pe n ge m ba n g a n BBN di N e ga ra La in
Pada t ahun 1970 ket ika t erj adi krisis m inyak yang pert am a, Brasil berusaha
unt uk t idak m enggunakan m iny ak im por yang m ahal t etapi m engem bangkan
bahan bakar alkohol dari t et es t ebu. Program ini berhasil berk at duk ungan dari
indust ri rancang bangun nasional sert a indust ri m anufakt ur unt uk
m engem bangkan m obil berbahan bak ar alkohol m urni ( FFV) . Pada t ahun 2004
lebih dari 150.000 unit m obil FFV t erj ual dan ham pir 15% m enggunakan E100
sedangkan sisanya m enggunakan E20. Perusahaan otom ot if sepert i Ford,
General Mot or, Chry sler, Mazda, I suzu, dan Mercedes sudah m enyelesaikan
sekit ar 20 m odel kendaraan penum pang dan t ruk yang m enggunakan E85.
Saat ini Brasil m enj adi produsen et anol t erbesar di dunia yang
m engoperasikan sekit ar 400 unit pabrik et anol dengan kapasit as produksi
sekit ar 16 j ut a kl per t ahun.
Keberhasilan program alk ohol di Brasil t elah m engilham i pengem bangan
BBN di negara- negara lain. Pada t ahun 1990 Perancis m eluncurk an produk
biodiesel dari proses trans- est erifikasi m iny ak rapeseed. Biodiesel B5
digunak an unt uk k endaran berm ot or y ang didukung oleh perusahaan ot om ot if
Renault dan Peugeot . Am erika Serikat sej ak m engeluarkan Energy Policy Act
pada t ahun 2005 t erus m eningkat kan penggunaan et anol dari bahan bak u
j agung. Dit arget kan k onsum si et anol ak an m eningkat 20% pada t ahun 2012
sehingga dapat m encipt ak an lebih dari 200.000 lapangan kerj a baru.
Sek arang sedang diprom osikan penggunaan E85 di 240 buah SPBU dengan
t arget pasar sekit ar 3 j ut a k endaraan FFV yang sudah ada.

3 .3 . I n v e n t ori, M it iga si da n Ada pt a si
Dalam k erangka penanggulangan pem anasan global ada t iga langk ah yang
perlu dilak ukan, yaitu: inventori, m it igasi, dan adapt asi. I nvent ori GRK
dilakuk an unt uk m enget ahui besar dan sum ber em isi GRK pada periode
t ert ent u. Program m it igasi GRK dilakuk an untuk m enurunk an em isi GRK dari
segi sum ber em isi ( source) m aupun penyediaan wadah ( sink ) sehingga dapat
7

m eredam pem anasan dan perubahan iklim global. Teknologi unt uk m it igasi
GRK dapat dikelom pokk an m enj adi dua kat egori y ait u: untuk sisi penawaran
dan unt uk sisi perm int aan. Unt uk sisi penawaran dapat dilak ukan dengan
m enggunakan sist em konversi yang lebih efisien, m engubah bahan bakar dari
energi yang m em puny ai em isi t inggi m enj adi energi yang m em punyai em isi
rendah, dan m eningkatk an penggunaan energi t erbarukan. Unt uk sisi
perm int aan dapat m elalui dem and side m anagem ent dan penggunaan
peralat an y ang lebih efisien. Adapt asi dilakukan m elalui penyesuaian sist em
produksi m aupun perubahan perilak u kedalam program - program baik j angk a
pendek , m enegah dan panj ang dalam rangk a m engim plem ent asikan m it igasi
GRK.
Sek tor t ransport asi m erupakan k onsum en BBM t erbesar di I ndonesia
yang m encapai 33,3 j ut a kl pada t ahun 2005. Kebut uhan bahan bakar unt uk
sekt or t ransport asi secara keseluruhan didom inasi oleh penggunaan BBM,
yait u: m iny ak solar/ diesel dan bensin. Bahan bak ar t ersebut dikonsum si lebih
dari 85% dari t ot al k ebut uhan. Sisany a adalah m iny ak tanah dan m inyak
bak ar at au fuel oil ( FO) . Konsum si BBM diperk irakan akan t erus m eningk at
dengan pertum buhan sebesar 6,2% per t ahun. Penggunaan BBM yang
m erupakan bahan bak ar fosil ini secara langsung akan berpengaruh pada
besarny a em isi GRK. BBN m erupak an energi terbaruk an y ang berpot ensi
m enj adi salah sat u opsi unt uk m it igasi GRK di sek t or t ranport asi pada saat ini.
Diharapkan di m asa m endat ang BBN j uga dapat m enj adi subst it usi BBM di
sekt or lainnya.
Unt uk m enget ahui pot ensi pengurangan em isi GRK dari pem anfaat an
BBN m ak a harus diperhit ungk an besarnya penggunaan BBM yang dapat
disubst it usi dengan m enggunak an BBN. Dasar unt uk perhit ungan em isi GRK
yang sering digunak an adalah:
• Revised 1996 I PCC Guidelines for Nat ional Greenhouse Gas I nvent ories,
dan
• 2006 I PCC Guidelines for Nat ional Greenhouse Gas I nvent ories.
Berdasark an 2006 I PCC Guidelines m ak a penggunaan BBN t idak dihit ung em isi
CO2 t et api dicant um kan dalam bagian sendiri k arena biom asa y ang digunakan
unt uk BBN ini sudah dihit ung em isiny a dalam sek t or Agricult ure, Forest ry and
Ot her Land Use ( AFOLU) . Em isi GRK dari penggunaan BBN dianggap nol bila
berasal dari perkebunan yang dikelola secara berkesinam bungan.
Perhit ungan disini m enggunakan pendek at an Tier 1 yang berdasarkan
basis bahan bakar. Em isi y ang dit im bulkan dari sem ua sum ber pem bakaran
dapat dihit ung berdasarkan kuant it as bahan bakar dan fak t or em isi rata- rat a.
Dengan pendekat an ini, em isi CO2 dihit ung dengan m enggunakan rum us:

Emisi = ∑ (Fuel a × EFa )
a

dengan:
Em isi
Fuel a
EFa
a

=
=
=
=

Em isi CO2 dalam ( kg)
Kuant it as Bahan Bakar ( TJ)
Fakt or Em isi ( kg/ TJ)
Jenis Bahan Bakar ( m iny ak solar, m iny ak diesel, dan sebagainya)

Fak t or em isi unt uk set iap bahan bakar dit unj ukkan pada Tabel 4. Pot ensi
pengurangan em isi CO2 unt uk penggunaan biodiesel dit unj uk kan pada Tabel 5.

8

Tabel 4. Fakt or Em isi dan Nilai Kalor Bahan Bakar
Fa k t or Em isi
CO 2
( k g/ TJ)
Bensin
69 .30 0
Min yak Solar/ Diesel
74 .10 0
LPG
63 .10 0
Min yak Tan ah
71 .90 0
Pelu m as
73 .30 0
Bi odi esel
70 .80 0
Bi oet an ol
70 .80 0
BBN Lain nya
79 .60 0
Sum ber: 2 00 6 I PCC Gu idelin es
Ba ha n Ba k a r

N ila i Kalor
( TJ/ Gg)
4 4,3
4 3,0
4 7,3
4 3,8
4 0,2
2 7,0
2 7,0
2 7,4

Tabel 5. Pot ensi Pengurangan Em isi CO2 dari Penggunaan Biodiesel
Pa ra m e t e r

Unit / t a hun

Subst it usi Minyak Solar
Pen gu rangan Em isi CO2

Ton m in yak
Jut a t on

Ja ngk a M e ne n ga h
( 2010 -2 015)
6 ,00 0,0 00
19. 12

Ja ngk a Pa n j a ng
(2015-2025)
1 6,00 0,0 00
50 .98

Penanam an biom asa t erm asuk kelapa sawit m erupakan sum ber
penyerapan CO2 karena adanya proses fot osintesis dan respirasi.
Pengem bangan kebun kelapa sawit dengan pola t anpa bak ar ( zero burning)
dapat m enghasilk an O2 , m enyerap CO2 ( diprakirakan sekit ar 22.470 t on
CO2 / ha) dan m enghasilk an sum ber energi t erbarukan yang ram ah lingk ungan.
Sat u hek t ar k ebun sawit yang sudah berproduksi dapat m enghasilkan
biom assa berupa bat ang, pelepah dan t andan sawit sebesar 36 t on per t ahun.
Jum lah biom assa sebanyak ini dapat m enyerap em isi CO2 sebany ak 25 t on per
t ahun dan m engubahny a m enj adi udara bersih berupa O2 sebany ak 18 t on per
t ahun ( Dept an, 2008) . Pot ensi ini dapat dit ransaksik an m elalui m ekanism e
pem bangunan bersih ( clean developm ent m echanism - CDM) .
Kegiat an sekt or pert anian dan k ehut anan lain y ang t erk ait m itigasi GRK
adalah:
• Mem anfaat kan biom as sebagai penggant i bahan bak ar fosil, dan
• Perluasan areal pert anian dengan t idak m em buka hut an.
Nam um proses penggenangan sawah, penggunaan pupuk yang berlebihan,
konversi lahan dari hut an m enj adi perkebunan, dan pem bakaran sisa t anam an
unt uk perluasan areal pert anian berkont ribusi dalam m eningk at kan em isi GRK.

3 .4 . Ke n da la
Keekonom ian sum berdaya energi t idak hany a dit ent ukan berdasark an harga
sum ber energi it u sendiri, t et api j uga dit ent ukan oleh harga sum ber energi
sej enis y ang m enj adi subst it usi. Biodiesel y ang diperkenalk an sebagai
substit usi BBM, keekonom iannya sangat t ergant ung pada harga m inyak
m ent ah. Sem ak in t inggi harga m inyak m ent ah ak an m em buat harga BBM
yang m erupakan hasil kilang dari m inyak m ent ah ikut m eningkat . Dengan
kenaik an harga m iny ak yang sudah m elebihi 60 US$/ barel diharapkan akan

9

CPO (Jura Rp/ton)

5.00

80
70

4.00

60
50

3.00

40
2.00

30

1.00
0.00
2000

2001

2002

2003

CPO

20

Minyak Mentah

10

2004

2005

Minyak Mentah (US$/barel)

sem ak in kecilnya perbedaan harga ant ara biodiesel dengan BBM at au bahkan
biodiesel m enj adi lebih k om pet it if. Nam un, sepert i dapat dilihat pada Gam bar
4, kenaikan harga m iny ak diikut i j uga kenaik an harga CPO. Karena kom ponen
biaya t erbesar unt uk produksi biodiesel adalah harga CPO m aka biay a
produksiny a j uga m eningk at . Sem ent ara it u, harga BBM m asih t etap disubsidi
sehingga perbedaan harga biodiesel dan BBM akan sem ak in besar dan
biodiesel t et ap t idak ekonom is.

0
2006

Gam bar 4. Perkem bangan Harga CPO dan Minyak Ment ah
Fenom ena ini dapat m enj elask an dit ut upnya sekit ar 17 pabrik biofuel
sej ak Agust us 2007 lalu. Asosiasi Produsen Biofuel I ndonesia ( Aprobi)
m engungkapkan bahwa saat ini hanya tersisa lim a perusahaan biodiesel yang
m asih sanggup beroperasi. Produksi biodiesel pada tahun 2007 dipast ikan
m enurun hingga 60% dari t ot al produk si yang m encapai 700 ribu t on per
t ahun. Pem erint ah m endorong indust ri biodiesel dari CPO unt uk beralih k e
bahan baku lain yang harganya lebih m urah. Di sisi lain, pengem bangan
biodiesel dari bij i j arak pagar t idak berj alan m ulus karena belum ada
kesesuaian harga bij i j arak ant ara pengusaha dengan petani.
Kendala lain yait u regulasi t at a niaga BBN belum sepenuhny a m endukung
pengem bangan pasar BBN dalam negeri. Perlu ada penet apan t at a niaga yang
sederhana dari BBN sebagai bahan bakar lain k e dalam sist em t at a niaga BBM.
Secara um um agar kendala- kendala di at as dapat diat asi harus didukung
adanya kebij ak an pem erint ah m engenai pert anian dan k ehut anan yang t erkait
dengan perunt ukan lahan, k ebij akan insent if bagi pengem bangan BBN, dan
kej elasan inform asi bagi pengusaha yang t ert arik dalam bisnis BBN.

4 . Ke sim pu la n da n Sa ra n
Tingginya harga m inyak m ent ah dunia m engak ibatk an beban pem erint ah
dalam m enyediak an subsidi BBM sem akin m eningkat. Karena sebagian besar
BBM t ersebut digunakan unt uk sekt or t ransport asi m ak a perlu segera dicari
bahan bakar alt ernat if sebagai subst it usi BBM. BBN m erupak an salah sat u
alt ernat if yang dipandang bany ak m em punyai keunggulan karena ram ah
lingkungan. Disisi lain penggunaan BBN dapat m engurangi em isi GRK dan
dengan pengem bangan BBN secara t idak langsung t urut berperan dalam
m enangani m asalah perubahan iklim . Biodiesel dari CPO m erupakan salah

10

sat u j enis BBN y ang sudah dik em bangk an secara intensif m eskipun m asih
banyak kendala yang harus diselesaikan.
Produksi CPO y ang ut am a saat ini diperunt ukk an unt uk k eperluan non
energi sepert i bahan bak u pem buat an m iny ak goreng, sabun dan sebagai
kom odit as ek spor. Penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel
dik hawat irk an akan m em icu terj adinya konflik kepent ingan sehingga dapat
m engganggu pasokan unt uk keperluan non energi t ersebut . Oleh k arena it u
diperluk an perluasan lahan kelapa sawit yang didedikasikan k husus unt uk
pasok an bahan bak u biodiesel. Nam un perluasan ini t etap harus
m em perhat ikan kaidah- k aidah pengem bangan lahan yang berwawasan
lingkungan.

D a ft a r Pu st a k a
Ardiansy ah, F. ( 2006) Realising Sust ainable Oil Palm Developm ent in
I ndonesia- Challenges and Opport unit ies, present ed at t he I nt ernat ional
Oil Palm Conference 2006, Bali.
Dept an ( 2008) Kebij ak an Nasional Mit igasi Gas Rum ah Kaca Sekt or Pert anian,
Dipresent asikan pada Work ing Group Discussion, Second Nat ional
Com m unicat ion - KLH- UNDP, Tim Mitigasi Gas Rum ah Kaca, Depart em en
Pert anian, Jakart a, 5 Maret 2008.
KLH ( 2007) Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi Perubahan I klim ,
Kem ent erian Negara Lingk ungan Hidup.
KNRT ( 2006) Penelitian, Pengem bangan dan Penerapan I lm u Penget ahuan dan
Tek nologi Bidang Sum ber Energi Baru dan Terbarukan unt uk Mendukung
Keam anan Ket ersediaan Energi Tahun 2025, Kem ent erian Negara Riset
dan Tek nologi.
Sugiyono, A. ( 2005) Pem anfaat an Biofuel dalam Penyediaan Energi Nasional
Jangk a Panj ang, Prosiding Tek nologi unt uk Negeri, Volum e I : Bidang
Teknologi Energi, BPPT, Jakart a.
Sugiyono, A. ( 2006) Peluang Pem anfaat an Biodiesel dari Kelapa Sawit sebagai
Bahan Bak ar Alt ernat if Penggant i Minyak Solar di I ndonesia, dalam
Suharyono dan Nurrohim ( Editor) Prospek Pengem bangan Bio- Fuel
Sebagai Subst it usi Bahan Bakar Minyak , PTPSE- BPPT, Jakart a.
Tim nas BBN ( 2006) Blue Print Pengem bangan Bahan Bakar Nabat i unt uk
Percepat an Pengurangan Kem isk inan dan Pengangguran 2006- 2025, Tim
Nasional Pengem bangan Bahan Bak ar Nabat i.
van Thuij l, E. Roos, C.J. and Beursk ens, L.W.M. ( 2003) An Overv iew of Biofuel
Technologies, Market s and Policies in Europe, ECN Policy St udies No.
ECN- C- - 03- 008, Energy Research Cent re of t he Net herlands.

11