Internet Sosial Media dan Globalisasi In







“Internet, Sosial Media, dan Globalisasi”
Hadirnya internet pada kehidupan masyarakat di masa kini
seiring dengan adanya globalisasi, telah menjadikannya suatu
bagian yang penting. Mulai dari kegunaannya untuk aktivitas
sehari-hari hingga aktivitas-aktivitas bisnis yang mampu
menghasilkan profit.
Diantara berbagai aktivitas yang ditunjang oleh kehadiran
internet, salah satu aktivitas yang memperoleh cukup banyak
preferensi masyarakat adalah akses pada berbagai layanan
sosial media.

“Social media is like a
virtual handshake when used
by a professional advisor.”
― Peter Bowman


Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Kajian Pustaka
Globalisasi

Penggunaan sosial media pada masyarakat semakin
meningkat setiap harinya dan rata-rata didominasi oleh remaja
atau usia muda. Kemajuan teknologi ini memberikan dampak
positif dari segi kemudahan masyarakat untuk memperoleh
pengetahuan dan informasi. Namun, kehadiran sosial media
juga telah diteliti memiliki dampak negatif, terutama bagi
pelajar atau remaja yang sering menggunakannya.
Penulis,
Ika Nurlaili I.








Sosial Media
Peran Sosial Media
Bab III. Analisa & Pembahasan
Penelitian
Solusi Rekomendasi
Bab IV. Penutup
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ejak awal berkembang hingga kini, internet telah menjadi bagian penting dalam
kehidupan, mulai dari pengunaannya untuk berbelanja, berkirim pesan
elektronik, sebagai penunjang pendidikan, serta banyak hal lainnya. Kegiatan
yang saat ini marak dilakukan melalui internet salah satunya adalah akses pada
sosial media. Terdapat sejumlah besar komunitas-komunitas di dunia yang
memenfaatkan peran internet untuk keperluan pendidikan maupun bisnis. Sayangnya,
masih terdapat pula sejumlah besar masyarakat yang sebagian besar terdiri atas anak

muda/remaja yang hanya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial[1].
Perkembangan internet dan sosial media tersebut merupakan salah satu contoh dari
pengaruh globalisasi. Globalisasi pada media merupakan proses yang secara nature
terjadi, tak terkecuali di negara Indonesia[2]. Saat ini, semua orang dapat dengan mudah
mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia dengan adanya fasilitas
internet. Disamping itu, dengan adanya sosial media orang mengakses internet tidak
hanya untuk mencari informasi tetapi juga dapat berkomunikasi. Akan tetapi, pada titiktitik tertentu dalam glbalisasi, dapat terjadi benturan antar budaya dari luar negeri yang
tak dikenal oleh bangsa Indonesia [3].
Dari penelitian yang dilakukan oleh Nurmihasti pada tahun 2012[2], diketahui bahwa
pelaku utama yang meramaikan pergerakan sosial media di Indonesia sebagian besar
didominasi oleh usia remaja, khususnya mereka para peserta didik atau pelajar. Penelitian
lain[4] memaparkan bahwa pengguna situs jejaring sosial di Indonesia mayoritas adalah dari
kalangan remaja usia sekolah, dengan peningkatan pengguna situs jejaring sosial Facebook
pada 2009 sebanyak 700% dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang
sama, pengguna Twitter tahun 2009 meningkat 3.700%.. Mereka terhubung satu dengan
yang lainnya setelah melakukan proses registrasi, kemudian mereka akan dapat
memposting berita, informasi, video, gambar, dan sebagainya.
Pada umumnya pelajar belum sepenuhnya memahami manfaat dari sosial media,
sehingga situs jejaring sosial ini sering disalahgunakan. Hal ini disebabkan karena
kebanyakan siswa yang telah bergabung dengan berbagai situs jejaring sosial lebih

banyak menghabiskan waktunya untuk membuka situs jejaring ini daripada melakukan
hal lain yang lebih bermanfaat. Selain itu penggunaan situs ini juga dapat mengubah
gaya hidup, bahkan mengubah cara berperilaku, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
lingkungannya, yang juga merupakan salah satu dampak dari globalisasi[4].
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
kajian dengan judul “Dampak Sosial Media terhadap Pelajar di Indonesia sebagai
Implikasi Era Globaliasai”.

Etika Profesi 2013

S

1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis mengidentifikasi masalah
utama sebagai berikut:

1

1. Bagaimanakah dampak penggunaan sosial media terhadap pelajar di Indonesia
baik jenjang SD/SMP/SMA?

2. Bagaimanakah solusi agar dapat menyikapi dan memfungsikan peranan sosial
media dengan baik bagi pelajar di Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni sebagai berikut:
1. Mengkaji dampak penggunaan sosial media khususnya terhadap pelajar di
Indonesia
2. Menemukan solusi agar pelajar di Indonesia mampu menggunakan sosial media
dengan bijak.

Etika Profesi 2013

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada siswa agar mengetahui sejauh mana dampak sosial
media kepada mereka.
2. Memberi masukan kepada orang tua, guru, atau pihak-pihak lainnya dalam
rangka mengawasi dan membimbing para pelajar dalam menggunakan internet
khususnya saat mengakses sosial media.
3. Memberikan referensi atau rujukan bagi penulis-penulis lainnya yang akan
melaksanakan penelitian dengan masalah yang sama.


2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Etika Profesi 2013

2.1 Globalisasi
Menurut Srijanti dan Rahman[5], pengertian globalisasi adalah masuknya atau
meluasnya pengaruh dari suatu wilayah/negara ke wilayah/negara lain dan atau proses
masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Globalisasi pada saat ini sudah melanda
dunia, termasuk Indonesia.
Salah satu ciri penting globalisasi, sebagaimana sering disuarakan oleh kaum
globalis[6], adalah bahwa dunia dan pasar-pasar kini terintegrasi dan terkoneksi satu
sama lain dalam lingkungan global yang tanpa batas. Globalisasi akan menjadi sebuah
peluang yang menjanjikan kemakmuran, demokrasi, dan keadilan, jika dapat dikelola
dengan baik.
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap berbagai aspek. Globalisasi dalam budaya,
misalnya melalui media TV dan Internet, budaya barat dalam bentuk cara berpakaian dan

pergaulan telah diikuti trennya di Indonesia. Globalisasi dalam bidang ekonomi juga
sudah berkembang lama, terlihat dari modal-modal asing yang sudah ada di Indonesia.
Globalisasi akan politik juga memberikan pengaruh kepada Indonesia dalam rangka
demokrasi dan pelaksanaan good governance.
Globalisasi melalui berbagai media informatika yang semakin canggih, seperti
internet, menyebabkan berbagai pesan, kreasi, peristiwa, tontonan, dan pikiran mampu
merebak dengan cepat melalui proses digitalisasi. Sayangnya, proses globalisasi yang
berjalan sepihak ini melanda masyarakat Indonesia dan masyarakat negara berkembang
pada umumnya. Oleh sebab itu, untuk menghadapi tantangan global yang semakin
kompleks dan berkembang cepat, diperlukan ide-ide segar yang dikembangkan dan tetap
berfokus pada konteks kultural Indonesia[5].
2.2 Sosial Media
Dalam berbagai situs ensiklopedia disebutkan bahwa sosial media adalah individu
atau organisasi yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi,
ide, teman, keturunan, dan lain-lain. Analisis jaringan sosial memandang hubungan
sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu dalam jaringan,
sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Penelitian dalam berbagai bidang
akademik telah menunjukan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan,
mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan
dan memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan individu

dalam mencapai tujuannya[2].
Amy Julia Alela, pada penelitiannya tahun 2012[7], memaparkan bahwa sosial media
merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk
membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima
teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini
menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan
foto pengguna. Sosial media adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen
individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan

3

Etika Profesi 2013

karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan
keluarga. Setiap sosial media memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada dasarnya
tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena
ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya.
Perkembangan teknologi, khususnya dalam hal maraknya penggunaan sosial media di
kalangan pelajar Indonesia, bagai pisau bermata dua. Manfaat yang dihasilkan selaras
dengan ancaman bahaya yang mungkin ditimbulkan apabila digunakan tidak

semestinya[8]. Oleh karenanya dibutuhkan keterlibatan pihak-pihak yang mampu
memberikan arahan untuk memanfaatkan sosial media dengan baik.
2.3 Peran Sosial Media
Peranan sosial media pada aspek kehidupan sosial cukup signifikan. Menurut
McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories, ada enam perspektif dalam hal
melihat peran media[9,2].
 Pertama, sosial media dilihat seabagai window on event and experience. Sosial
media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa
yang sedang terjadi di luar sana atau merupakan sarana belajar untuk mengetahui
berbagai peristiwa.
 Kedua, sosial media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and
the world, implying a faithful reflection . Cermin berbagai peristiwa yang ada di
masyarakat dan dunia, yang direfleksikan apa adanya. Karenanya para pengguna
sosial media sering merasa tidak “bersalah” jika kontennya penuh dengan
kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang
menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas
dari suka atau tidak suka.
 Ketiga, memandang sosial media sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi
berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh
media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian.

 Keempat, sosial media acapkali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan
atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai
ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.
 Kelima, sosial mediadilihat sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai
informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya
tanggapan dan umpan balik.
 Keenam, sosial media dipandang sebagai interlocutor , yang tidak hanya sekadar
tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang
memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.
Dari paparan di atas, ditunjukkan bahwa peran sosial media dalam kehidupan bukan
sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan. Akan tetapi, isi dan informasi
yang disajikan mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Konten dari sosial
media merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di sana akan
mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentang realitas yang
dibentuk oleh konten-konten yang beredar pada sosial media inilah yang nantinya

4

Etika Profesi 2013


mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang
salah memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu. Karenanya,
pengguna sosial media diharapkan untuk turut menyampaikan informasi secara akurat
dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral bagi
pengguna sosial media [2].

5

Etika Profesi 2013

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Penelitian Mengenai Penggunaan Sosial Media
3.1.1 Pengguna Sosial Media
Dari paparan Perdana[10], tahun 2004 menjadi era awal maraknya layanan
internet seperti chatting, sosial media (dikenal sebagai media pertemanan saat itu),
sharing video, dan juga layanan jual-beli online yang sempat disalah gunakan.
Dikarenakan oleh mudah dan murahnya akses internet saat itu, para remaja bangsa
Indonesia paling tidak seminggu sekali mengunjungi warung internet untuk
sekedar chatting melalui aplikasi relay chat yang dikenal dengan nama MiRC dan
juga browsing menggunakan internet explorer untuk mengakses situs pertemanan
favoritnya yaitu Friendster dan Myspace.
Tiga tahun berikutnya, Friendster dan Myspace masih merajai riwayat-riwayat
web browser tiap-tiap warung internet yang tersebar di seluruh penjuru kota. Akan
tetapi tahun ini juga mengawali era browsing internet menggunakan telepon
seluler, dikarenakan handphone saat itu harganya sudah sangat terjangkau bagi
para pelajar. Mulai dari mengunduh permainan, mencari gambar latar, juga
melakukan chatting dengan aplikasi java nimbuzz, mXit, ataupun ebuddy. Saat itu
juga diselingi populernya Yahoo! Messenger di kalangan generasi muda maupun
tua, dan juga dibarengi menipisnya pengguna MiRC.
Kehidupan sosialisasi generasi muda lewat sosial media saat itu masih
tergolong sampingan, hingga sampai di penghujung tahun 2008, tahun dimana
Friendster dan Myspace mulai berkurang penggunanya. Tahun 2008, situs sosial
media Facebook telah mulai menjamah generasi muda Indonesia. Sampai saat ini,
Friendster sudah melakukan pengrombakan website pertemanannya, karena kalah
saing dengan Facebook. Begitu juga Myspace, sudah tak terdengar raungannya
seperti dulu.
Saat ini, Facebook dan sosial media yang lain seperti Twitter, Instagram, dan
Path telah merajai generasi muda Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin mudah
dan murahnya biaya internet daripada tahun-tahun sebelumnya serta dapat diakses
dari rumah melalui komputer pribadi ataupun telepon seluler atau mampir ke
warung internet dengan uang selembar, hingga setiap menit mampu meluangkan
waktu untuk sekedar memperbarui status, menyapa teman, dan sebagainya. Hal ini
juga dipicu dengan maraknya gadget Android maupun Blackberry yang hampir
dimiliki oleh mayoritas generasi muda. Dengan gadget itu, mereka membawa
sosial media kemanapun, bersosialisasi dimanapun dan kapanpun, bagai membawa
dunianya didalam saku.
Penelitian terakhir dari Semiocast tahun 2013, lembaga riset media sosial yang
berpusat di Paris, Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah akun 19,5 juta
yang dapat dilihat pada Gambar 1.

6

Peringkat Jumlah Pemilik Akun di
Dunia
120
100
80
60
Jumlah Akun (Juta)

40
20
0
Amerika
Serikat

Brazil

Jepang

Inggris
Raya

Indonesia

Gambar 1. Lima Besar Peringkat Jumlah Pemilik Akun di Dunia[11]

Etika Profesi 2013

Disamping itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang.
Dari angka tersebut, sebanyak 95% menggunakan internet untuk mengakses
jejaring sosial[12].
3.1.2 Dampak Penggunaan Sosial Media
Oleh karena mudah dan murahnya akses ke berbagai sosial media seperti
Facebook, Twitter, ataupun yang lainnya, dampak positifnya adalah semua orang
menjadi mudah melakukan komunikasi seperti bertegur sapa atau bahkan
melakukan rapat atau diskusi. Namun, di sisi lain, sosial media adalah tempat
dimana rakyat khususnya remaja untuk melakukan perencanaan pemberontakan,
revolusi, bahkan kerusuhan. Dampak sosial media yang merajai para remaja pun
juga akan mengubah kebiasaan menjadi kebarat-baratan dengan unsur kebebasan
sepenuhnya, yang sangat menyimpang dari prinsip kultural Indonesia. Sosialisasi
langsung nampaknya menjadi tidak terlalu penting jika sudah bersosialisasi melalui
media sosial[10].
Menurut penelitian dari Hutahean[4] pada tahun ajaran 2012/2013 di salah
satu SMA di Indonesia, diperoleh hasil bahwa tingkat penggunaan sosial media
yakni situs jejaring sosial seperti Facebook dan semacamnya memiliki pengaruh
terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Semkin tinggi tingkat penggunaan situs
jejaring sosial maka semakin menurun hasil belajar siswa, dan sebaliknya semakin
rendah tingkat penggunaan situs jejaring sosial maka hasil belajar siswa akan
semakin meningkat.
Penelitian lainnya dari Hutagalung[13], menjelaskan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara adanya media internet terhadap perilaku para siswa di salah
satu SMA di Indonesia pada tahun ajaran 2011/2012. Dampak negatif yang dapat
terjadi yakni siswa akan lupa waktu jika terlalu lama bermain di media internet

7

seperti game online dan siswa juga mampu dengan mudahnya membuka situs-situs
pornografi. Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan kultural
Indonesia. Selain itu, jika remaja menggunakannya secara berlebihan,
dikhawartirkan akan terjadi ketergantungan serta penyalahgunaan fasilitas yang
tidak benar, seperti saling menghina di status dan bertengkar di status yang akan
menimbulkan perkelahian atau pertengkaran.
Selain di Indonesia, dampak penggunaan sosial media juga menyebabkan efek
kecanduan pada pelajar di negara Pakistan. Konten-konten yang ada di sosial
media banyak memberikan konsumsi mengenai hal-hal tidak berpendikan, tidak
beretika, dan tidak pantas. Disamping itu, perhatian dan konsentrasi pelajar juga
menjadi berkurang akibat penggunaan sosial media seperti chatting tanpa tujuan
atau random searching yang mengakibatkan kondisi yang tidak produktif[1].

Etika Profesi 2013

3.2 Solusi Rekomendasi
Ketergantungan aktivitas anak remaja dalam bermain pada jejaring sosial
dilatarbelakangi oleh pengawasan dan perhatian yang kurang dari orangtua. Sikap dan
peran orang tua sangat penting terhadap masalah pengaruh negatif dari media internet.
Akan tetapi peran masyarakat sebagai elemen pergaulan remaja juga mempunyai andil
yang lebih besar lagi, karena remaja tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
sekitarnya. Disamping itu, kondisi remaja Indonesia saat ini yang masih tergolong sangat
labil, ada yang telah mampu menyaring pengaruh dari sosial media dengan benar, namun
ada juga yang belum bisa. Oleh karena itu, pemerintah dapat melakukan pengendalian
terhadap media telekomunikasi untuk membantu para remaja menyaring pengaruhpengaruh sosial media, karena di dalam undang-undang telah tertulis bahwa pemerintah
memiliki kekuasaan untuk mengatur media telekomunikasi, sehingga pemerintah dapat
juga menerapkan adopsi penyaringan konten-konten sensitif di internet seperti yang
dilakukan pemerintah Cina. Penyaringan bisa dibatasi untuk konten-konten sensitif serta
informasi yang dianggap dapat merugikan dan membahayakan negara.
Pengetahuan mengenai usaha optimalisasi pemanfaatan sosial media juga perlu
ditambahkan pada kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan adanya hal tersebut,
diharapkan mampu memunculkan kesadaran para siswa untuk lebih memanfaatkan sosial
media dengan lebih baik lagi, seperti berbagi ilmu pengetahuan, membentuk relasi,
ataupun berbisnis.

8

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemunculan internet merupakan salah satu perkembangan masuknya globalisasi
dengan adanya media yang membuat masyarakat di dunia terkoneksi satu sama
lain dalam lingkungan global yang tanpa batas.
2. Sosial media merupakan aktivitas yang paling banyak diakses menggunakan
internet di Indonesia, dan sebagian besar penggunanya adalah pelajar atau remaja
yang berusia muda, demikian pula halnya dengan negara lainnya.
3. Sosial media seperti facebook dan twitter memberikan efek kecanduan bagi
pelajar dan dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar para siswa.
4. Peran orang tua diperlukan dalam rangka memberikan pengawasan kepada anakanaknya terkait penggunaan sosial media.
5. Upaya pencerdasan juga dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang
optimalisasi pemanfaatan sosial media pada kurikulum pendidikan di Indonesia.
6. Pemerintah dapat melakukan upaya pembatasan akses terhadap situs-situs yang
sensitif dan merugikan seperti yang telah diterapkan di negara Cina untuk
menyaring konten-konten yang tidak layak disaksikan.

Etika Profesi 2013

4.2 Saran
Untuk menghindari penggunaan sosial media untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan
merugikan, diutamakan tumbuhnya kesadaran dari dalam diri sendiri selain
mengandalkan upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak. Kiranya kesadaran yang
tumbuh akan mampu menuntun para pengguna untuk menggunakan teknologi dengan
bijak.

9

DAFTAR PUSTAKA

10

[1] Tariq, Waqas., Mehboob, Madiha., Khan, M. Asfandyar. The Impact of Social Media and Social
Networks on Education and Students of Pakistan . Pakistan: Internationl Journal of Computer
Science Issues. 2012.
[2] Nurmihasti, Dhias Anggraeni. Dampak Kegiatan Mengakses Facebook terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kompetensi Keahlian Jasa Boga Kelas XI di SMK N 3 Wonosari . Yogyakarta: Pendidikan
Teknik Boga dan Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. 2012.

[3] Afdjani, Hadiono. Dampak Globalisasi Media terhadap Masyarakat dan Budaya Indonesia .
Jakarta: Universitas Budi Luhur. 2007.
[4] Hutahean, Natalia Br. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas XII IPA SMA di Kota Medan Tahun Ajaran 2012/2013 . Medan: Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan. 2012.
[5] Srijanti., Rahman, A., Purwanto. Etika Berwarga Negara: Edisi 2. Jakarta: Erlangga. 2008.
[6] Winarno, Budi. Globalisasi: Peluang atau Ancaman bagi Indonesia . Jakarta: Salemba Empat.
2007.
[7] Amy Julia Alela , Rachmah. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai Media
Pembelajaran pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Bagi Siswa
Kelas XI SMA N 1 Depok Sleman Yogyakarta . Yogyakarta: Pendidikan Teknik Informatika,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. 2012.
[8] Kusumadewi, Niken Olivia. Pengalaman Komunikasi Orangtua dan Remaja dalam Memahami
Dampak Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook. Semarang: Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro. 2010.
[9] McQuall, Denis. Mass Communication Theory. Singapore: SAGE Publications.2010.
[10] Perdana, Deni Putra. Pengaruh Sosial Media terhadap Generasi Muda Bangsa Indonesia .
Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2011.
[11] Anonim. Pengguna Facebook di Indonesia Menduduki Peringkat ke-4 Dunia . Retrieved
December 12nd 2013, from The Global Review, Pemandu Informasi Perkembangan Dunia:
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=12239&type=120

Etika Profesi 2013

[12] Kemenkominfo. Kominfo : Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang . Retrieved December
12nd 2013, from Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia:
http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indo
nesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker
[13] Hutagalung, Prinando. Pengaruh Media Internet terhadap Perilaku Siswa (Studi Kasus Siswa
Kelas X SMA Negeri 8 Medan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012) . Medan: Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan. 2012.