Identifikasi Pura Wayah Dalem Majapahit
Identifikasi Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan, Nusa Penida,
Klungkung, Bali ( Kajian Tentang Sejarah, Struktur dan Potensinya Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di SMA Wisata Dharma)
OLEH
I Made Yasa Dana
NIM.0814021019
(e-mail: green_bodho@yahoo.co.id)
I Wayan Mudana*)
Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: 1)
sejarah Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan. 2) struktur dan fungsi dari pura
tersebut bagi masyarakat Bali, khususnya Nusa Penida. 3). potensi Pura Wayah Dalem
Majapahit sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA Wisata Darma. Penelitian ini
dilakukan di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali. Pencarian
informan ditentukan dengan cara purposive sampling. Penentuan informan diawali dengan
menentukan informan kunci, kemudian dikembangkan memakai teknik snow ball sampling.
Teknik analisis data antara lain: (1) pengumpulan data; (2) penyajian data; (3) reduksi data;
(4) menarik kesimpulan/verifikasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa (1) Pura Wayah
Dalem Majapahit keberadaannya terkait dengan kedatangan Dalem Ketut Shri Kresna
Kepakisan ke Nusa Lembongan untuk melakukan Meditasi, dalam meditasinya beliau
mendapatkan wahyu dari Sang Hyang Pasupati untuk mendirikan kahyangan suci di
Ceningan yang diperkirakan pembuatan kahyangan suci tersebut pada tahun 1273 caka (2)
Struktur Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan terdiri dari tiga halaman, yakni
nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Fungsi Pura Wayah Dalem Majapahit
dapat dibagi tujuh yakni, (1) Fungsi Religius (2) Fungsi Sosial (3) Fungsi Pendidikan (4)
Fungsi Budaya (5) Fungsi Politik (6) Fungsi Ekonomi (7) Fungsi Rekreasi Spiritual. (3)
Potensi Pura Wayah Dalem Majapahit sebagai sumber pembelajaran sejarah yaitu Pura ini
dibangun zaman kerajaan Hindu-Budha pada keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai bukti
pura ini peninggalan dari kerajaan Majapahit terdapat Pelinggih Siwa Budha dan juga Arca
Gajah Mada.
ABSTRACT
This research aims to solve the problems associated with the research objectives: 1)
history of Wayah Pura Dalem Majapahit in Lembongan Village. 2) the structure and function
of the temple for the Balinese people, especially Nusa Penida. 3). Wayah Pura Dalem
Majapahit potential as a source of learning in high school history Holidays Darma. The
research was conducted in the village of Lembongan, Nusa Penida district, Klungkung, Bali.
Search informants determined by purposive sampling. Determination informant begins with
determining the key informants, and then developed using snowball sampling technique. Data
analysis techniques, among others: (1) data collection, (2) the presentation of the data, (3)
data reduction, (4) draw conclusions / verification. From the results of this research note that
(1) Pura Dalem Majapahit Wayah existence Dalem Ketut associated with the arrival of Shri
Krishna Kepakisan to Nusa Lembongan to do Meditation, the meditation he received
revelation from Sang Hyang Pasupati to establish a holy heaven Ceningan thought of making
the holy heaven Çaka in 1273 (2) Structure Wayah Pura Dalem Majapahit in Lembongan
Village consists of three pages, the harsh mandala, mandala middle, and the main mandala.
Wayah Pura Dalem Majapahit function can be split seven-namely, (1) Religious Functions
(2) Social Functions (3) Functions of Education (4) Cultural Functions (5) Political Affairs
(6) Economic Affairs (7) Spiritual Recreation Function. (3) Potential Wayah Pura Dalem
Majapahit as a source of learning the history of the temple is built of Hindu-Buddhist era in
the golden kingdom of Majapahit. as evidence of this temple are relics of the Majapahit
kingdom Pelinggih Shiva statue of Buddha and also Gajah Mada.
Kata Kunci: Sejarah, struktur, fungsi, potensi Pura Wayah Dalem Majapahit sebagai sumber
belajar.
*) Dosen Pembimbing
1
terselenggaranya denyut nadi alam raya
A. Pendahuluan
Bangsa
Indonesia
(macro cosmos).
merupakan
bangsa yang mejemuk dalam arti bangsa
Tri Hita Karana terdiri dari tiga
yang memiliki berbagai macam suku,
unsur yaitu: Parahyangan, Pawongan dan
agama, ras, golongan, kebudayaan
Palemahan. Ketiga unsur ini dipandang
dan
adat istiadat. Kemajemukan yang dimiliki
menjadi
tersebut terungkap dalam falsafah bangsa
sumber atau penyebab kesejahtraan serta
Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika”.
kebahagiaan manusia. Adanya ideologi ini
Yang berarti bangsa Indonesia memiliki
mengharuskan
orang
Bali
berbagai
keharmonisan
antara
manusia
macam
suku,
agama,
ras,
satu-kesatuan
yang
menjadi
memelihara
dengan
golongan, kebudayaan, dan adat istiadat
lingkungan spritual yakni Tuhan ataupun
yang beraneka ragam tetapi tetap dalam
Dewa (Parahyangan), manusia dengan
satu kesatuan Negara Republik Indonesia.
manusia (Pawongan) dan manusia dengan
Kekuatan
bidang
agama
kebudayaan
salah
Bali,
satunya
lingkungan alam (Palemahan) (Mudana,
di
2001).
adalah
keberadaan Pura. Pura merupakan istilah
Penelitian mengenai pura sudah ada
untuk tempat ibadah agama Hindu di
yang mengkaji seperti laporan penelitian
Indonesia. Pura di Indonesia terutama
yang
terkonsentrasi di Bali sebagai pulau yang
mengkaji “Studi Tentang Fungsi Relief
mempunyai mayoritas penduduk penganut
Yang Terdapat Pada Penyengker Pura
agama Hindu. Suasana keagamaan yang
Dalem di Desa Jagaraga, Kecamatan
demikian harmonis dan masyarakatnya
Sawan, Kabupaten Buleleng. Skripsi yang
sebagian besar memeluk Agama Hindu,
berjudul “Pura Panjenengan Siwa di Desa
mengakibatkan di pulau Bali banyak sekali
Pakraman Tista, Kecamatan Buleleng Studi
terdapat bangunan pura. Oleh karena itu,
Tentang Sejarah, Struktur dan Fungsinya”.
munculah sebutan untuk Bali sebagai pulau
Oleh
seribu pura (Wiana, 2004: 74).
menguraikan sejarah, struktur dan fungsi
diantaranya
Senili
Sudarmawan
(2004)
(2007)
yang
yang
pura tersubut. Ada juga skripsi yang
Pembangunan pura ini tidak dapat
kita lepas dari konsep kearifan lokal
berjudul
masyarakat Bali. Kearifan lokal ini adalah
Tolangkir di Desa Sebudi, Kecamatan
Tri
Karana
Selat, Kabupaten Karangasem (Kajian
merupakan trilogi konsep hidup dimana
Tentang Sejarah, Struktur dan Fungsi)”
Tuhan, manusia dan alam berdiri di
oleh
masing-masing sudut sebagai unsur mutlak
membahas tentang Sejarah, Struktur, Dan
Hita
Karana,
Tri
Hita
2
“Pura
Putrayasa
Pasar
(2008),
Agung
skripsi
Giri
ini
Fungsi Pura Agung Tolangkir, Di Desa
Hyang Siwa Budha, Hyang Gana Pati,
Sebudi,
Kabupaten
Ratu Rambut Sedana, Ratu Ayu Mas
Karangasem, Bali. Kerti (2009) dengan
Melanting, Ratu Hyang Baruna, Dewi
judul “Pura Dalem Jawa (Langgar) di
Kwam Im, Ratu Mas Subandar, Rakyana
Desa Bunutin, Kabupaten Bangli (Kajian
Gajah Mada dan Bedawang Muka Geni
Sejarah, Struktur, dan Fungsi)”. Darma
(Naga Merah).
Kecamatan
Selat,
Dalem
Gedong Siwa Budha ini sangat unik
Balingkang di Desa Pinggan, Kecamatan
dimana merupakan tempat dari Arca Maha
Kintamani,
(Kajian
Patih Gajah Mada yang menggambarkan
Tentang Sejarah, Struktur, dan Fungsi
bagaimana perjalanan dari Majapahit dalam
Pura)”.
usahannya untuk menyatukan nusantara.
(2010)
dengan
judul
Kabupaten
“Pura
Bangli
Sedangkan pada bagian atas atau atap dari
Di bandingkan dengan Pura yang
Dalem
pelinggih tersebut terdapat candi-candi
Majapahit terletak di Pulau Nusa Penida
kecil berupa Candi Meru. Tata tetak dari
yang merupakan bagian dari wilayah
Candi Meru ini menggunakan konsep
kabupaten Klungkung.
dewata nawa sanga yang dilapisi oleh
sudah
diteliti,
Pura
Wayah
unsur-unsur
Dari belasan pura yang ada salah
Hindu-Budhanya,
serta
Dalem
kelengkapan unsur bangunan dari pelinggih
Majapahit, pura ini sudah ada sekitar tahun
ini juga menggambarkan kesatuan konsep
1273 caka, walaupun dulunya hanya ada
mandala dalam Agama Hindu. Selain itu
satu buah bebaturan, namun bila dikaitkan
juga terdapat Pelinggih Budha dan Dewi
dengan sebuah lontar Bali yantg dimuat
Kwan
oleh Mpu Kuturan yang menyatakan “Sira
penyimpanan dari patung Dewi Kwan Im
Mpu Kuturan, ingaranan Mpu Raja Kreta
dan dipercaya sebagai dewi welas asih.
satunya
adalah
Pura
Wayah
Im
yang
merupakan
tempat
Mahyunta Anggawe Parahyangan Kabeh,
Pura Wayah Dalem Majapahit yang
sane kagawe wit Majapahit, kaunggullan
terletak tidak jauh dengan sekolah, yaitu
ring Bali kabeh”. Adalah Mpu Kuturan
SMA
bergelar Mpu Raja Kreta, beliau membuat
pelajaran sejarah Pura Wayah Dalem
parahyangan (tempat leluhur) semua orang
Majapahit belum pernah digunakan oleh
di Bali yang di bawanya dari Majapahit,
guru sebagai sumber belajar sehingga
dibangun atau diterapkan diseluruh Bali.
dalam hal ini diperlukan kajian yang lebih
Dari lontar tersebut kita dapat menyimak
mendalam agar nantinya Pura Wayah
bahwa Bali adalah bagian dari Majapahit.
Dalem Majapahit dapat bermanfaat bagi
Di Pura ini di puja Sang Hyang Pasupati,
proses belajar mengajar. Adapun Pura
3
Wisata
Dharma.
Dalam
mata
Wayah Dalem Majapahit dapat digunakan
metode yang digunakan lebih bersifat
sebagai sumber belajar di kelas XI SMA
deskriptif
Wisata
Standar
langkah penelitian yang akan dilakukan
Perjalanan
antara lain sebagai berikut: (1) Teknik
Dharma
Kompetensi:
dengan
Menganalisis
kualitatif.
Adapun
Bangsa Indonesia pada Masa Negara-
Penentuan
negara Tradisional, dengan Kompetensi
Pengumpulan Data: Teknik Observasi,
Dasar:
Perkembangan
Teknik Wawancara Mendalam, Teknik
Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu-
Studi Dokumen, (3) Teknik Penjaminan
Buddha
Keabsahan Data, (4) Teknik Analisis Data:
Menganalisis
di
Indonesia,
Mendeskripsikan
Indikator:
muncul
Pengumpulan
dan
Informan,
langkah-
Data,
(2)
Penyajian
berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-
Reduksi, verfikasi.
Buddha di berbagai daerah.
C.Hasil dan Pembahasan
Sepengetahuan
penulis
belum
ada
Teknik
Data,
Hasil
lebih
Dalam penelitian ini yang menjadi
mendalam mengenai Pura Wayah Dalem
tempat penelitian adalah Pura Wayah
Majapahit
Desa
Dalem Majapahit yang terletak di pulau
Lembongan, Kecamatan Nusa Penida itu.
Ceningan Desa Pakraman Lembongan,
Bertolak dari keunikan Pura Wayah Dalem
Kecamatan
Majaphit di Desa Lembongan, penulis ingin
Klungkung, Provinsi Bali. Untuk mendapat
mengkaji
mengenai
gambaran umum mengenai kawasan yang
Identifikasi Pura Wayah Dalem Majapahit
akan diteliti maka akan diuraikan wilayah
di
Penida,
Desa Pakraman Lembongan secara umum.
Klungkung, Bali ( Kajian tentang Sejarah,
Melalui uraian ini akan dapat diperoleh
Struktur dan Potensinya sebagai Sumber
karakteristik
Pembelajaran Sejarah di SMA Wisata
mengenai lokasi dari penelitian ini terutama
Dharma), sehingga dalam penelitian ini
dari kondisi geografis lokasi penelitian.
peneliti
yang
Desa
dapat
meneliti
yang
lebih
berada
menambah
khususnya
Nusa
pengetahuan
dengan
yang
di
mendalam
Lembongan,
berhubungan
secara
ada
Penida,
dan
Kabupaten
gambaran
administrasi
umum
Desa
pura
Lembongan termasuk salah satu desa di
Kabupaten
antara 16 desa yang termasuk dalam
sejarah
di
Secara
yang
Nusa
Klungkung.
wilayah kecamatan Nusa Penida, kabupaten
B.Metode Penelitian
klungkung, provinsi Bali. Desa Lembongan
banyak
ini terdiri dari 6 Dusun yang terbagi dalam
bertujuan untuk memberikan gambaran
11 Banjar Adat Yaitu: 1) Dusun Kelod
secara jelas kepada pembaca, sehingga
Lembongan:
Penelitian
ini
lebih
4
Kelod,
2)
Dusun
Kaja
Lembongan: Kaja, Pegadungan, 3) Dusun
Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan (putra
Kangin Lembongan: Kangin, 4) Dusun
ke-4 dari Mpu Kepakisan, guru dari Gajah
Kawan Lembongan: Kawan, 5) Dusun
Mada) diangkat menjadi Adipati di Bali
Ceningan
Tengah,
untuk mengisi kekosongan pemerintahan di
Ambentiying, 6) Dusun Ceningan Kawan:
Bali dan mampu membersatukan rakyat
Ceningan Tengah, Anggrek, Gili Mekar
Bali. Dengan keratonnya di Samprangan
Nadi, Batu Melawang.
yang kemudian melahirkan Dinasti Dalem.
Kangin:
Parangan
Berdasarkan interpretasi peta rupa
Setelah Bali berhasil dtaklukkan oleh
bumi Desa Toyapakeh dengan nomer sheet
Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan
1707-342,
Desa
Mahapatih Gajah Mada dan Dalem Ketut
Lembongan terletak pada, 08°40’10” -
Shri Kresna Kepakisan. Setelah di angkat
08°43’5” Lintang selatan dan 115°25’40” -
menjadi
115°28’10” Bujur Timur dengan batas-
Berdasarkan
batas wilayah sebagai berikut:
Mangku Gede Darma pada tanggal 10
secara
astronomis
Adipati
Majapahit
wawancara
di
dengan
Bali.
Jro
•Sebelah utara: Desa Jungutbatu
Januari 2013 yang merupakan Mangku di
•Sebelah Selatan: Selat Penida
Pura Wayah Dalem Majapahit dikatakan
•Sebelah Barat: Selat Badung
bahwa :
•Sebelah timur: Selat Toyapakeh
“Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan
Secara geografis Desa Lembongan
merupakan
daerah
pantai
beserta
pengiring
datang
ke
Nusa
dengan
Lembongan untuk melakukan Meditasi atau
ketinggian 54 m dari permukaan laut.
Tapa Yoga Semadi. Di dalam meditasinya
Adapun curah hujan rata-rata per tahun di
itu Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan
Desa Lembongan adalah sebesar 45 mm,
mendapatkan wahyu dari Sang Hyang
0
dengan keadaan suhu rata-rata antara 26 C
Pasupati untuk mendirikan kahyangan suci
0
– 32 C.
di daerah Nusa Ceningan dan diperkirakan
Pembahasan
pembuatan kahyangan suci tersebut pada
Pura Wayah Dalem Majapahit
tahun 1273-1274 caka”.
Dengan diangkatnya Hayam Wuruk
Berdasarkan hasil wawancara di atas
yang bergelar Rajasanegara sebagai raja
dapat dijelaskan bahwa Dalem Ketut Shri
Majapahit (1350-1389), maka keadaan di
Bali
juga
perubahan.
mengalami
Atas
usul
Kresna
mengalami
Kepakisan
datang
ke
Nusa
lembongan untuk melaksanakan meditasi
Mangkubumi
atau tapa yoga semedi di daerah Ceningan.
Majapahit, yaitu Patih Gajah Mada, maka
Ketika Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan
5
melakukan meditasi. Dalam meditasi itu
karena pura ini adalah linggih Sang Hyang
Dalem
Kepakisan
Pasupati serta Dewa Dewi yang lainnya.
mendapatkan wahyu dari Sang Hyang
Pura ini juga dulunya tempat pemangku,
Pasupati. Wahyu tersebut berupa perintah
balian dan dasaran memohon taksu.
untuk
Ketut
Shri
membangun
kahyangan
suci
Kresna
atau
yang
mendirikan
Struktur dan Fungsi Pura Wayah
diperkirakan
Dalem Majapahit
pembangunannya pada tahun 1273-1274
caka.
Namun
dalam
Struktur
pembangunan
mandala atau jaba sisi, madya mandala
masyarakat setempat menyebutnya dengan
atau jaba tengah, dan utama mandala atau
nama Sanggah Karang, Setiap kami nunas
jeroan. Bangunan yang terdapat pada nista
bawos atau menerawang pada dukun atau
Balian,
dan
Dalem
terdiri dari tiga halaman, yakni nista
buah bebaturan (Pelinggih) yang dulunya
Balinya
Wayah
Majapahit di Desa Pakraman Lembongan
kahyangan suci tersebut hanya terdapat satu
bahasa
Pura
mandala yakni, Bale Pesandekan, Sekapat,
selalu
Toilet. Bangunan yang terdapat pada madya
disebutkan bahwa pura ini adalah Dalem
mandala terdapat Bale Gong, Pengapit
Majapahit. Sehingga, setelah kami gabung
Lawang, Sedangkan di utama mandala
dengan sebutan sebelumnya oleh krama
merupakan halaman yang paling banyak
setempat, yakni Pelinggih Karang atau
terdapat bangunan, yakni Penglurah, Sapta
Pura Wayah maka kini menjadi Pura
Petala, Pelinggih Siwa Budha, Meru,
Wayah Dalem Majapahit (Bali Post, 22
Padmasana, Gedong Sari, Taksu, Piasan,
Januari 2013).
Pengaruman, dan terdapat dua Pelebahan
Menurut leluhur atau tetua kami
yaitu Pelebahan Utara : Linggih Budha
yang menginformasikan dari generasi ke
dan Dewi Kwam Im dan Pelebahan Selatan
generasi bahwa pura ini sangat diyakini
: Pesimpangan Ratu Gede.
Fungsi
kesakralan dan keangkeran pura ini sangat
Pura
Wayah
Dalem
yang
Majapahit secara umum dapat dibagi tujuh
mempunyai upacara tanpa menghaturkan
yakni, (1) Fungsi Religius sebagai tempat
sesajen di pura ini biasanya masakannya
persembahyangan umat Hindu ; (2) Fungsi
tidak pernah matang dan air yang dimasak
Sosial
ditak akan pernah medidih, serta bila ada
terutama penyungsung pura dan tempat
orang yang melakukan Aci Sang Hyang
berkomunikasi ; (3) Fungsi Pendidikan
yaitu Tarian sakral tanpa memohon restu
sebagai tempat belajar nonformal dalam
dari pura ini biasanya tidak berjalan lancer,
bidang keagamaan ; (4) Fungsi Budaya
tinggi,
yaitu
bila
ada
orang
6
sebagai
pemersatu
masyarakat
sebagai tempat pementasan kesenian seperti
bukti bahwa pura ini merupakan salah
seni suara, seni tari, dan seni tabuh ; (5)
peninggalan kerajaan Majapahit adalah
Fungsi Politik sebagai tempat menggalang
terdapat candi meru yang berada pada
persatuan ; (6) Fungsi Ekonomi sebagai
bagian atas bangunan Pelinggih Siwa
tempat menghimpun dana berupa pungutan
Budha dan juga Arca Maha Patih Gajah
suka rela sesari (punia) ; (7) Fungsi
Mada.
Rekreasi sebagai tempat beryoga atau
D.Simpulan dan Saran
bersemedi dan sebagai objek wisata di
Simpulan
kawasan Lembongan.
Sejarah
Pura
Wayah
Dalem
Pura
Wayah
Dalem
Majapahit dimulai dari Dalem Ketut Shri
Majapahit
Kresna
Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah
Kepakisan
datang
ke
Nusa
Pura adalah sebuah tempat suci bagi
lembongan untuk melaksanakan meditasi di
seluruh umat beragama Hindu. Sebuah pura
daerah Ceningan. Ketika Dalem Ketut Shri
tanpa di sadari sebenarnya memiliki banyak
Kresna Kepakisan melakukan meditasi.
nilai
filosofis
Dalam meditasi itu Dalem Ketut Shri
Pendidikan
Kresna Kepakisan mendapatkan wahyu dari
umumnya berawal pada saat bayi itu sudah
Sang Hyang Pasupati. Wahyu tersebut
dilahirkan dan akan berlangsung seumur
berupa perintah untuk membangun atau
hidupnya. Pendidikan adalah usaha sadar
mendirikan
dan terencana untuk mewujudkan suasana
diperkirakan pembangunannya pada tahun
belajar dan proses pembelajaran atau
1273-1274
pelatihan agar peserta didik secara aktif
pembangunan kahyangan suci tersebut
dapat mengembangkan potensi dirinya
hanya
supaya
(Pelinggih)
salah
pendidikan
satunya
yang
nilai
tinggi.
memiliki
kekuatan
spiritual
Potensi
Pura
Majapahit
yang
suci
Namun
satu
buah
dulunya
menyebutnya
yang
dalam
bebaturan
masyarakat
dengan
nama
Dalem
Sanggah Karang, Setiap kami nunas bawos
Sumber
atau menerawang pada dukun atau bahasa
Wayah
Sebagai
caka.
terdapat
setempat
keagamaan.
kahyangan
Balinya Balian, dan selalu disebutkan
Pembelajaran Sejarah
Dalem
bahwa pura ini adalah Dalem Majapahit.
Majapahit sebagai sumber pembelajaran
Sehingga, setelah kami gabung dengan
sejarah yaitu Pura Wayah Dalem Majapahit
sebutan sebelumnya oleh krama setempat,
dibangun pada masa sejarah tepatnya
yakni Pelinggih Karang atau Pura Wayah
zaman
maka kini menjadi Pura Wayah Dalem
Potensi
Pura
kerajaan
Wayah
Hindu-Budha
pada
keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai
Majapahit.
7
Struktur
Pura
Wayah
bersemedi dan sebagai objek wisata di
Dalem
Majapahit di Desa Pakraman Lembongan
kawasan Lembongan.
terdiri dari tiga halaman, yakni nista
Potensi
Pura
Wayah
Dalem
mandala atau jaba sisi, madya mandala
Majapahit sebagai sumber pembelajaran
atau jaba tengah, dan utama mandala atau
sejarah yaitu Pura Wayah Dalem Majapahit
jeroan. Bangunan yang terdapat pada nista
dibangun pada masa sejarah tepatnya
mandala yakni, Bale Pesandekan, Sekapat,
zaman
Toilet. Bangunan yang terdapat pada madya
keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai
mandala terdapat Bale Gong, Pengapit
bukti bahwa pura ini merupakan salah
Lawang, Sedangkan di utama mandala
peninggalan kerajaan Majapahit adalah
merupakan halaman yang paling banyak
terdapat candi meru yang berada pada
terdapat bangunan, yakni Penglurah, Sapta
bagian atas bangunan Pelinggih Siwa
Petala, Pelinggih Siwa Budha, Meru,
Budha dan juga Arca Maha Patih Gajah
Padmasana, Gedong Sari, Taksu, Piasan,
Mada.
kerajaan
Hindu-Budha
pada
Pengaruman, dan terdapat dua Pelebahan
Saran
yaitu Pelebahan Utara : Linggih Budha
Berdasarkan penelitian di atas, maka
dapat disampaikan beberapa saran yakni:
dan Dewi Kwam Im dan Pelebahan Selatan
1.Masyarakat
: Pesimpangan Ratu Gede.
Fungsi
Pura
Wayah
Lembongan
Dalem
Desa
Pakraman
khusunya
Wilayah
Majapahit secara umum dapat dibagi tujuh
Ceningan hendaknya terus menjaga
yakni, (1) Fungsi Religius sebagai tempat
dan melestarikan kesucian Pura
persembahyangan umat Hindu ; (2) Fungsi
Wayah Dalem Majapahit
masyarakat
2.Pemerintah Kabupaten Klungkung
terutama penyungsung pura dan tempat
hendaknya agar ikut memelihara
berkomunikasi ; (3) Fungsi Pendidikan
dan
sebagai tempat belajar nonformal dalam
kelestariaan Pura Wayah Dalem
bidang keagamaan ; (4) Fungsi Budaya
Majapahit.
Sosial
sebagai
pemersatu
menjaga
kesucian
serta
3.Pemerintah Provinsi Bali hendaknya
sebagai tempat pementasan kesenian seperti
seni suara, seni tari, dan seni tabuh ; (5)
memperkenalkan
Fungsi Politik sebagai tempat menggalang
Dalem Majapahit sebagai salah satu
persatuan ; (6) Fungsi Ekonomi sebagai
peninggalan kerajaan Majapahit.
tempat menghimpun dana berupa pungutan
4.Penelitian di Pura Wayah Dalem
suka rela sesari (punia) ; (7) Fungsi
Majapahit masih banyak hal yang
Rekreasi sebagai tempat beryoga atau
menarik yang belum diteliti karena
8
Pura
Wayah
keterbatasan
diharapkan
peneliti,
peneliti
sehingga
lain
Sudarmawan, I Wayan Putu. 2007. Pura
Panjenengan Siwa Di Desa
Pakraman Tista, Kecamatan
Buleleng Studi Tentang Sejarah,
Struktur
Dan
Fungsinya.
Singaraja : Undiksha
dapat
meneliti aspek-aspek lain dari Pura
Wayah Dalem Majapahit.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
1.
Putra Yasa, I Wayan. 2008. Pura Pasar
Agung Giri Tolangkir Di Desa
Sebudi,
Kecamatan
Selat,
Kabupaten Karangasem (Kajian
Tentang Sejarah, Struktur Dan
Fungsi). Singaraja : Undiksha
I Wayan Mudana selaku Pembimbing
Akademik (PA) dan Pembimbing I
yang
telah
waktunya
banyak
kepada
memberikan
meluangkan
penulis
dalam
pengetahuannya,
Kerti, Ni Wayan. 2009. Pura Dalem Jawa
(Langgar) di Desa Bunutin,
Kabupaten Bangli (Kajian Sejarah,
Struktur, dan Fungsi). “Skripsi”
(tidak diterbitkan). Singaraja :
Universitas Pendidikan Ganesha
memotivasi dan membimbing penulis
dalam penyusunan artikel.
Darma, I Wayan. 2010. Pura Dalem
Balingkang di Desa Pinggan,
Kecamatan
Kintamani,
Kabupaten
Bangli
(Kajian
Tentang Sejarah, Struktur, dan
Fungsi Pura). “Skripsi” (tidak
diterbitkan).
Singaraja
:
Universitas Pendidikan Ganesha
Daftar Pustaka
Wiana, Ketut. 2004. Mengapa Bali disebut
Bali? . Surabaya: Penerbit
Paramita
.......................2004.Bagaimana
Umat
Hindu
Menghayati
Tuhan.
Jakarta : Pustaka Manikgeni
Mudana, I Wayan. 2001. “Nyungsung
Dewa Jelema” Mengendalikan
Bahaya Supranatural Secara
Niskala Di Desa Kayu Putih,
Banjar, Buleleng-Bali. Laporan
penelitian (tidak diterbitkan).
Singaraja : Ikip N Singaraja
Senili, Ni Luh. 2004. Studi Tentang Fungsi
Relief Yang Terdapat Pada
Penyengker Pura Dalem Di Desa
Jagaraga, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng. Skripsi.
IKIP Negeri Singaraja
9
Klungkung, Bali ( Kajian Tentang Sejarah, Struktur dan Potensinya Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah di SMA Wisata Dharma)
OLEH
I Made Yasa Dana
NIM.0814021019
(e-mail: green_bodho@yahoo.co.id)
I Wayan Mudana*)
Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: 1)
sejarah Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan. 2) struktur dan fungsi dari pura
tersebut bagi masyarakat Bali, khususnya Nusa Penida. 3). potensi Pura Wayah Dalem
Majapahit sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA Wisata Darma. Penelitian ini
dilakukan di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali. Pencarian
informan ditentukan dengan cara purposive sampling. Penentuan informan diawali dengan
menentukan informan kunci, kemudian dikembangkan memakai teknik snow ball sampling.
Teknik analisis data antara lain: (1) pengumpulan data; (2) penyajian data; (3) reduksi data;
(4) menarik kesimpulan/verifikasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa (1) Pura Wayah
Dalem Majapahit keberadaannya terkait dengan kedatangan Dalem Ketut Shri Kresna
Kepakisan ke Nusa Lembongan untuk melakukan Meditasi, dalam meditasinya beliau
mendapatkan wahyu dari Sang Hyang Pasupati untuk mendirikan kahyangan suci di
Ceningan yang diperkirakan pembuatan kahyangan suci tersebut pada tahun 1273 caka (2)
Struktur Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan terdiri dari tiga halaman, yakni
nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Fungsi Pura Wayah Dalem Majapahit
dapat dibagi tujuh yakni, (1) Fungsi Religius (2) Fungsi Sosial (3) Fungsi Pendidikan (4)
Fungsi Budaya (5) Fungsi Politik (6) Fungsi Ekonomi (7) Fungsi Rekreasi Spiritual. (3)
Potensi Pura Wayah Dalem Majapahit sebagai sumber pembelajaran sejarah yaitu Pura ini
dibangun zaman kerajaan Hindu-Budha pada keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai bukti
pura ini peninggalan dari kerajaan Majapahit terdapat Pelinggih Siwa Budha dan juga Arca
Gajah Mada.
ABSTRACT
This research aims to solve the problems associated with the research objectives: 1)
history of Wayah Pura Dalem Majapahit in Lembongan Village. 2) the structure and function
of the temple for the Balinese people, especially Nusa Penida. 3). Wayah Pura Dalem
Majapahit potential as a source of learning in high school history Holidays Darma. The
research was conducted in the village of Lembongan, Nusa Penida district, Klungkung, Bali.
Search informants determined by purposive sampling. Determination informant begins with
determining the key informants, and then developed using snowball sampling technique. Data
analysis techniques, among others: (1) data collection, (2) the presentation of the data, (3)
data reduction, (4) draw conclusions / verification. From the results of this research note that
(1) Pura Dalem Majapahit Wayah existence Dalem Ketut associated with the arrival of Shri
Krishna Kepakisan to Nusa Lembongan to do Meditation, the meditation he received
revelation from Sang Hyang Pasupati to establish a holy heaven Ceningan thought of making
the holy heaven Çaka in 1273 (2) Structure Wayah Pura Dalem Majapahit in Lembongan
Village consists of three pages, the harsh mandala, mandala middle, and the main mandala.
Wayah Pura Dalem Majapahit function can be split seven-namely, (1) Religious Functions
(2) Social Functions (3) Functions of Education (4) Cultural Functions (5) Political Affairs
(6) Economic Affairs (7) Spiritual Recreation Function. (3) Potential Wayah Pura Dalem
Majapahit as a source of learning the history of the temple is built of Hindu-Buddhist era in
the golden kingdom of Majapahit. as evidence of this temple are relics of the Majapahit
kingdom Pelinggih Shiva statue of Buddha and also Gajah Mada.
Kata Kunci: Sejarah, struktur, fungsi, potensi Pura Wayah Dalem Majapahit sebagai sumber
belajar.
*) Dosen Pembimbing
1
terselenggaranya denyut nadi alam raya
A. Pendahuluan
Bangsa
Indonesia
(macro cosmos).
merupakan
bangsa yang mejemuk dalam arti bangsa
Tri Hita Karana terdiri dari tiga
yang memiliki berbagai macam suku,
unsur yaitu: Parahyangan, Pawongan dan
agama, ras, golongan, kebudayaan
Palemahan. Ketiga unsur ini dipandang
dan
adat istiadat. Kemajemukan yang dimiliki
menjadi
tersebut terungkap dalam falsafah bangsa
sumber atau penyebab kesejahtraan serta
Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika”.
kebahagiaan manusia. Adanya ideologi ini
Yang berarti bangsa Indonesia memiliki
mengharuskan
orang
Bali
berbagai
keharmonisan
antara
manusia
macam
suku,
agama,
ras,
satu-kesatuan
yang
menjadi
memelihara
dengan
golongan, kebudayaan, dan adat istiadat
lingkungan spritual yakni Tuhan ataupun
yang beraneka ragam tetapi tetap dalam
Dewa (Parahyangan), manusia dengan
satu kesatuan Negara Republik Indonesia.
manusia (Pawongan) dan manusia dengan
Kekuatan
bidang
agama
kebudayaan
salah
Bali,
satunya
lingkungan alam (Palemahan) (Mudana,
di
2001).
adalah
keberadaan Pura. Pura merupakan istilah
Penelitian mengenai pura sudah ada
untuk tempat ibadah agama Hindu di
yang mengkaji seperti laporan penelitian
Indonesia. Pura di Indonesia terutama
yang
terkonsentrasi di Bali sebagai pulau yang
mengkaji “Studi Tentang Fungsi Relief
mempunyai mayoritas penduduk penganut
Yang Terdapat Pada Penyengker Pura
agama Hindu. Suasana keagamaan yang
Dalem di Desa Jagaraga, Kecamatan
demikian harmonis dan masyarakatnya
Sawan, Kabupaten Buleleng. Skripsi yang
sebagian besar memeluk Agama Hindu,
berjudul “Pura Panjenengan Siwa di Desa
mengakibatkan di pulau Bali banyak sekali
Pakraman Tista, Kecamatan Buleleng Studi
terdapat bangunan pura. Oleh karena itu,
Tentang Sejarah, Struktur dan Fungsinya”.
munculah sebutan untuk Bali sebagai pulau
Oleh
seribu pura (Wiana, 2004: 74).
menguraikan sejarah, struktur dan fungsi
diantaranya
Senili
Sudarmawan
(2004)
(2007)
yang
yang
pura tersubut. Ada juga skripsi yang
Pembangunan pura ini tidak dapat
kita lepas dari konsep kearifan lokal
berjudul
masyarakat Bali. Kearifan lokal ini adalah
Tolangkir di Desa Sebudi, Kecamatan
Tri
Karana
Selat, Kabupaten Karangasem (Kajian
merupakan trilogi konsep hidup dimana
Tentang Sejarah, Struktur dan Fungsi)”
Tuhan, manusia dan alam berdiri di
oleh
masing-masing sudut sebagai unsur mutlak
membahas tentang Sejarah, Struktur, Dan
Hita
Karana,
Tri
Hita
2
“Pura
Putrayasa
Pasar
(2008),
Agung
skripsi
Giri
ini
Fungsi Pura Agung Tolangkir, Di Desa
Hyang Siwa Budha, Hyang Gana Pati,
Sebudi,
Kabupaten
Ratu Rambut Sedana, Ratu Ayu Mas
Karangasem, Bali. Kerti (2009) dengan
Melanting, Ratu Hyang Baruna, Dewi
judul “Pura Dalem Jawa (Langgar) di
Kwam Im, Ratu Mas Subandar, Rakyana
Desa Bunutin, Kabupaten Bangli (Kajian
Gajah Mada dan Bedawang Muka Geni
Sejarah, Struktur, dan Fungsi)”. Darma
(Naga Merah).
Kecamatan
Selat,
Dalem
Gedong Siwa Budha ini sangat unik
Balingkang di Desa Pinggan, Kecamatan
dimana merupakan tempat dari Arca Maha
Kintamani,
(Kajian
Patih Gajah Mada yang menggambarkan
Tentang Sejarah, Struktur, dan Fungsi
bagaimana perjalanan dari Majapahit dalam
Pura)”.
usahannya untuk menyatukan nusantara.
(2010)
dengan
judul
Kabupaten
“Pura
Bangli
Sedangkan pada bagian atas atau atap dari
Di bandingkan dengan Pura yang
Dalem
pelinggih tersebut terdapat candi-candi
Majapahit terletak di Pulau Nusa Penida
kecil berupa Candi Meru. Tata tetak dari
yang merupakan bagian dari wilayah
Candi Meru ini menggunakan konsep
kabupaten Klungkung.
dewata nawa sanga yang dilapisi oleh
sudah
diteliti,
Pura
Wayah
unsur-unsur
Dari belasan pura yang ada salah
Hindu-Budhanya,
serta
Dalem
kelengkapan unsur bangunan dari pelinggih
Majapahit, pura ini sudah ada sekitar tahun
ini juga menggambarkan kesatuan konsep
1273 caka, walaupun dulunya hanya ada
mandala dalam Agama Hindu. Selain itu
satu buah bebaturan, namun bila dikaitkan
juga terdapat Pelinggih Budha dan Dewi
dengan sebuah lontar Bali yantg dimuat
Kwan
oleh Mpu Kuturan yang menyatakan “Sira
penyimpanan dari patung Dewi Kwan Im
Mpu Kuturan, ingaranan Mpu Raja Kreta
dan dipercaya sebagai dewi welas asih.
satunya
adalah
Pura
Wayah
Im
yang
merupakan
tempat
Mahyunta Anggawe Parahyangan Kabeh,
Pura Wayah Dalem Majapahit yang
sane kagawe wit Majapahit, kaunggullan
terletak tidak jauh dengan sekolah, yaitu
ring Bali kabeh”. Adalah Mpu Kuturan
SMA
bergelar Mpu Raja Kreta, beliau membuat
pelajaran sejarah Pura Wayah Dalem
parahyangan (tempat leluhur) semua orang
Majapahit belum pernah digunakan oleh
di Bali yang di bawanya dari Majapahit,
guru sebagai sumber belajar sehingga
dibangun atau diterapkan diseluruh Bali.
dalam hal ini diperlukan kajian yang lebih
Dari lontar tersebut kita dapat menyimak
mendalam agar nantinya Pura Wayah
bahwa Bali adalah bagian dari Majapahit.
Dalem Majapahit dapat bermanfaat bagi
Di Pura ini di puja Sang Hyang Pasupati,
proses belajar mengajar. Adapun Pura
3
Wisata
Dharma.
Dalam
mata
Wayah Dalem Majapahit dapat digunakan
metode yang digunakan lebih bersifat
sebagai sumber belajar di kelas XI SMA
deskriptif
Wisata
Standar
langkah penelitian yang akan dilakukan
Perjalanan
antara lain sebagai berikut: (1) Teknik
Dharma
Kompetensi:
dengan
Menganalisis
kualitatif.
Adapun
Bangsa Indonesia pada Masa Negara-
Penentuan
negara Tradisional, dengan Kompetensi
Pengumpulan Data: Teknik Observasi,
Dasar:
Perkembangan
Teknik Wawancara Mendalam, Teknik
Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu-
Studi Dokumen, (3) Teknik Penjaminan
Buddha
Keabsahan Data, (4) Teknik Analisis Data:
Menganalisis
di
Indonesia,
Mendeskripsikan
Indikator:
muncul
Pengumpulan
dan
Informan,
langkah-
Data,
(2)
Penyajian
berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu-
Reduksi, verfikasi.
Buddha di berbagai daerah.
C.Hasil dan Pembahasan
Sepengetahuan
penulis
belum
ada
Teknik
Data,
Hasil
lebih
Dalam penelitian ini yang menjadi
mendalam mengenai Pura Wayah Dalem
tempat penelitian adalah Pura Wayah
Majapahit
Desa
Dalem Majapahit yang terletak di pulau
Lembongan, Kecamatan Nusa Penida itu.
Ceningan Desa Pakraman Lembongan,
Bertolak dari keunikan Pura Wayah Dalem
Kecamatan
Majaphit di Desa Lembongan, penulis ingin
Klungkung, Provinsi Bali. Untuk mendapat
mengkaji
mengenai
gambaran umum mengenai kawasan yang
Identifikasi Pura Wayah Dalem Majapahit
akan diteliti maka akan diuraikan wilayah
di
Penida,
Desa Pakraman Lembongan secara umum.
Klungkung, Bali ( Kajian tentang Sejarah,
Melalui uraian ini akan dapat diperoleh
Struktur dan Potensinya sebagai Sumber
karakteristik
Pembelajaran Sejarah di SMA Wisata
mengenai lokasi dari penelitian ini terutama
Dharma), sehingga dalam penelitian ini
dari kondisi geografis lokasi penelitian.
peneliti
yang
Desa
dapat
meneliti
yang
lebih
berada
menambah
khususnya
Nusa
pengetahuan
dengan
yang
di
mendalam
Lembongan,
berhubungan
secara
ada
Penida,
dan
Kabupaten
gambaran
administrasi
umum
Desa
pura
Lembongan termasuk salah satu desa di
Kabupaten
antara 16 desa yang termasuk dalam
sejarah
di
Secara
yang
Nusa
Klungkung.
wilayah kecamatan Nusa Penida, kabupaten
B.Metode Penelitian
klungkung, provinsi Bali. Desa Lembongan
banyak
ini terdiri dari 6 Dusun yang terbagi dalam
bertujuan untuk memberikan gambaran
11 Banjar Adat Yaitu: 1) Dusun Kelod
secara jelas kepada pembaca, sehingga
Lembongan:
Penelitian
ini
lebih
4
Kelod,
2)
Dusun
Kaja
Lembongan: Kaja, Pegadungan, 3) Dusun
Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan (putra
Kangin Lembongan: Kangin, 4) Dusun
ke-4 dari Mpu Kepakisan, guru dari Gajah
Kawan Lembongan: Kawan, 5) Dusun
Mada) diangkat menjadi Adipati di Bali
Ceningan
Tengah,
untuk mengisi kekosongan pemerintahan di
Ambentiying, 6) Dusun Ceningan Kawan:
Bali dan mampu membersatukan rakyat
Ceningan Tengah, Anggrek, Gili Mekar
Bali. Dengan keratonnya di Samprangan
Nadi, Batu Melawang.
yang kemudian melahirkan Dinasti Dalem.
Kangin:
Parangan
Berdasarkan interpretasi peta rupa
Setelah Bali berhasil dtaklukkan oleh
bumi Desa Toyapakeh dengan nomer sheet
Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan
1707-342,
Desa
Mahapatih Gajah Mada dan Dalem Ketut
Lembongan terletak pada, 08°40’10” -
Shri Kresna Kepakisan. Setelah di angkat
08°43’5” Lintang selatan dan 115°25’40” -
menjadi
115°28’10” Bujur Timur dengan batas-
Berdasarkan
batas wilayah sebagai berikut:
Mangku Gede Darma pada tanggal 10
secara
astronomis
Adipati
Majapahit
wawancara
di
dengan
Bali.
Jro
•Sebelah utara: Desa Jungutbatu
Januari 2013 yang merupakan Mangku di
•Sebelah Selatan: Selat Penida
Pura Wayah Dalem Majapahit dikatakan
•Sebelah Barat: Selat Badung
bahwa :
•Sebelah timur: Selat Toyapakeh
“Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan
Secara geografis Desa Lembongan
merupakan
daerah
pantai
beserta
pengiring
datang
ke
Nusa
dengan
Lembongan untuk melakukan Meditasi atau
ketinggian 54 m dari permukaan laut.
Tapa Yoga Semadi. Di dalam meditasinya
Adapun curah hujan rata-rata per tahun di
itu Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan
Desa Lembongan adalah sebesar 45 mm,
mendapatkan wahyu dari Sang Hyang
0
dengan keadaan suhu rata-rata antara 26 C
Pasupati untuk mendirikan kahyangan suci
0
– 32 C.
di daerah Nusa Ceningan dan diperkirakan
Pembahasan
pembuatan kahyangan suci tersebut pada
Pura Wayah Dalem Majapahit
tahun 1273-1274 caka”.
Dengan diangkatnya Hayam Wuruk
Berdasarkan hasil wawancara di atas
yang bergelar Rajasanegara sebagai raja
dapat dijelaskan bahwa Dalem Ketut Shri
Majapahit (1350-1389), maka keadaan di
Bali
juga
perubahan.
mengalami
Atas
usul
Kresna
mengalami
Kepakisan
datang
ke
Nusa
lembongan untuk melaksanakan meditasi
Mangkubumi
atau tapa yoga semedi di daerah Ceningan.
Majapahit, yaitu Patih Gajah Mada, maka
Ketika Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan
5
melakukan meditasi. Dalam meditasi itu
karena pura ini adalah linggih Sang Hyang
Dalem
Kepakisan
Pasupati serta Dewa Dewi yang lainnya.
mendapatkan wahyu dari Sang Hyang
Pura ini juga dulunya tempat pemangku,
Pasupati. Wahyu tersebut berupa perintah
balian dan dasaran memohon taksu.
untuk
Ketut
Shri
membangun
kahyangan
suci
Kresna
atau
yang
mendirikan
Struktur dan Fungsi Pura Wayah
diperkirakan
Dalem Majapahit
pembangunannya pada tahun 1273-1274
caka.
Namun
dalam
Struktur
pembangunan
mandala atau jaba sisi, madya mandala
masyarakat setempat menyebutnya dengan
atau jaba tengah, dan utama mandala atau
nama Sanggah Karang, Setiap kami nunas
jeroan. Bangunan yang terdapat pada nista
bawos atau menerawang pada dukun atau
Balian,
dan
Dalem
terdiri dari tiga halaman, yakni nista
buah bebaturan (Pelinggih) yang dulunya
Balinya
Wayah
Majapahit di Desa Pakraman Lembongan
kahyangan suci tersebut hanya terdapat satu
bahasa
Pura
mandala yakni, Bale Pesandekan, Sekapat,
selalu
Toilet. Bangunan yang terdapat pada madya
disebutkan bahwa pura ini adalah Dalem
mandala terdapat Bale Gong, Pengapit
Majapahit. Sehingga, setelah kami gabung
Lawang, Sedangkan di utama mandala
dengan sebutan sebelumnya oleh krama
merupakan halaman yang paling banyak
setempat, yakni Pelinggih Karang atau
terdapat bangunan, yakni Penglurah, Sapta
Pura Wayah maka kini menjadi Pura
Petala, Pelinggih Siwa Budha, Meru,
Wayah Dalem Majapahit (Bali Post, 22
Padmasana, Gedong Sari, Taksu, Piasan,
Januari 2013).
Pengaruman, dan terdapat dua Pelebahan
Menurut leluhur atau tetua kami
yaitu Pelebahan Utara : Linggih Budha
yang menginformasikan dari generasi ke
dan Dewi Kwam Im dan Pelebahan Selatan
generasi bahwa pura ini sangat diyakini
: Pesimpangan Ratu Gede.
Fungsi
kesakralan dan keangkeran pura ini sangat
Pura
Wayah
Dalem
yang
Majapahit secara umum dapat dibagi tujuh
mempunyai upacara tanpa menghaturkan
yakni, (1) Fungsi Religius sebagai tempat
sesajen di pura ini biasanya masakannya
persembahyangan umat Hindu ; (2) Fungsi
tidak pernah matang dan air yang dimasak
Sosial
ditak akan pernah medidih, serta bila ada
terutama penyungsung pura dan tempat
orang yang melakukan Aci Sang Hyang
berkomunikasi ; (3) Fungsi Pendidikan
yaitu Tarian sakral tanpa memohon restu
sebagai tempat belajar nonformal dalam
dari pura ini biasanya tidak berjalan lancer,
bidang keagamaan ; (4) Fungsi Budaya
tinggi,
yaitu
bila
ada
orang
6
sebagai
pemersatu
masyarakat
sebagai tempat pementasan kesenian seperti
bukti bahwa pura ini merupakan salah
seni suara, seni tari, dan seni tabuh ; (5)
peninggalan kerajaan Majapahit adalah
Fungsi Politik sebagai tempat menggalang
terdapat candi meru yang berada pada
persatuan ; (6) Fungsi Ekonomi sebagai
bagian atas bangunan Pelinggih Siwa
tempat menghimpun dana berupa pungutan
Budha dan juga Arca Maha Patih Gajah
suka rela sesari (punia) ; (7) Fungsi
Mada.
Rekreasi sebagai tempat beryoga atau
D.Simpulan dan Saran
bersemedi dan sebagai objek wisata di
Simpulan
kawasan Lembongan.
Sejarah
Pura
Wayah
Dalem
Pura
Wayah
Dalem
Majapahit dimulai dari Dalem Ketut Shri
Majapahit
Kresna
Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah
Kepakisan
datang
ke
Nusa
Pura adalah sebuah tempat suci bagi
lembongan untuk melaksanakan meditasi di
seluruh umat beragama Hindu. Sebuah pura
daerah Ceningan. Ketika Dalem Ketut Shri
tanpa di sadari sebenarnya memiliki banyak
Kresna Kepakisan melakukan meditasi.
nilai
filosofis
Dalam meditasi itu Dalem Ketut Shri
Pendidikan
Kresna Kepakisan mendapatkan wahyu dari
umumnya berawal pada saat bayi itu sudah
Sang Hyang Pasupati. Wahyu tersebut
dilahirkan dan akan berlangsung seumur
berupa perintah untuk membangun atau
hidupnya. Pendidikan adalah usaha sadar
mendirikan
dan terencana untuk mewujudkan suasana
diperkirakan pembangunannya pada tahun
belajar dan proses pembelajaran atau
1273-1274
pelatihan agar peserta didik secara aktif
pembangunan kahyangan suci tersebut
dapat mengembangkan potensi dirinya
hanya
supaya
(Pelinggih)
salah
pendidikan
satunya
yang
nilai
tinggi.
memiliki
kekuatan
spiritual
Potensi
Pura
Majapahit
yang
suci
Namun
satu
buah
dulunya
menyebutnya
yang
dalam
bebaturan
masyarakat
dengan
nama
Dalem
Sanggah Karang, Setiap kami nunas bawos
Sumber
atau menerawang pada dukun atau bahasa
Wayah
Sebagai
caka.
terdapat
setempat
keagamaan.
kahyangan
Balinya Balian, dan selalu disebutkan
Pembelajaran Sejarah
Dalem
bahwa pura ini adalah Dalem Majapahit.
Majapahit sebagai sumber pembelajaran
Sehingga, setelah kami gabung dengan
sejarah yaitu Pura Wayah Dalem Majapahit
sebutan sebelumnya oleh krama setempat,
dibangun pada masa sejarah tepatnya
yakni Pelinggih Karang atau Pura Wayah
zaman
maka kini menjadi Pura Wayah Dalem
Potensi
Pura
kerajaan
Wayah
Hindu-Budha
pada
keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai
Majapahit.
7
Struktur
Pura
Wayah
bersemedi dan sebagai objek wisata di
Dalem
Majapahit di Desa Pakraman Lembongan
kawasan Lembongan.
terdiri dari tiga halaman, yakni nista
Potensi
Pura
Wayah
Dalem
mandala atau jaba sisi, madya mandala
Majapahit sebagai sumber pembelajaran
atau jaba tengah, dan utama mandala atau
sejarah yaitu Pura Wayah Dalem Majapahit
jeroan. Bangunan yang terdapat pada nista
dibangun pada masa sejarah tepatnya
mandala yakni, Bale Pesandekan, Sekapat,
zaman
Toilet. Bangunan yang terdapat pada madya
keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai
mandala terdapat Bale Gong, Pengapit
bukti bahwa pura ini merupakan salah
Lawang, Sedangkan di utama mandala
peninggalan kerajaan Majapahit adalah
merupakan halaman yang paling banyak
terdapat candi meru yang berada pada
terdapat bangunan, yakni Penglurah, Sapta
bagian atas bangunan Pelinggih Siwa
Petala, Pelinggih Siwa Budha, Meru,
Budha dan juga Arca Maha Patih Gajah
Padmasana, Gedong Sari, Taksu, Piasan,
Mada.
kerajaan
Hindu-Budha
pada
Pengaruman, dan terdapat dua Pelebahan
Saran
yaitu Pelebahan Utara : Linggih Budha
Berdasarkan penelitian di atas, maka
dapat disampaikan beberapa saran yakni:
dan Dewi Kwam Im dan Pelebahan Selatan
1.Masyarakat
: Pesimpangan Ratu Gede.
Fungsi
Pura
Wayah
Lembongan
Dalem
Desa
Pakraman
khusunya
Wilayah
Majapahit secara umum dapat dibagi tujuh
Ceningan hendaknya terus menjaga
yakni, (1) Fungsi Religius sebagai tempat
dan melestarikan kesucian Pura
persembahyangan umat Hindu ; (2) Fungsi
Wayah Dalem Majapahit
masyarakat
2.Pemerintah Kabupaten Klungkung
terutama penyungsung pura dan tempat
hendaknya agar ikut memelihara
berkomunikasi ; (3) Fungsi Pendidikan
dan
sebagai tempat belajar nonformal dalam
kelestariaan Pura Wayah Dalem
bidang keagamaan ; (4) Fungsi Budaya
Majapahit.
Sosial
sebagai
pemersatu
menjaga
kesucian
serta
3.Pemerintah Provinsi Bali hendaknya
sebagai tempat pementasan kesenian seperti
seni suara, seni tari, dan seni tabuh ; (5)
memperkenalkan
Fungsi Politik sebagai tempat menggalang
Dalem Majapahit sebagai salah satu
persatuan ; (6) Fungsi Ekonomi sebagai
peninggalan kerajaan Majapahit.
tempat menghimpun dana berupa pungutan
4.Penelitian di Pura Wayah Dalem
suka rela sesari (punia) ; (7) Fungsi
Majapahit masih banyak hal yang
Rekreasi sebagai tempat beryoga atau
menarik yang belum diteliti karena
8
Pura
Wayah
keterbatasan
diharapkan
peneliti,
peneliti
sehingga
lain
Sudarmawan, I Wayan Putu. 2007. Pura
Panjenengan Siwa Di Desa
Pakraman Tista, Kecamatan
Buleleng Studi Tentang Sejarah,
Struktur
Dan
Fungsinya.
Singaraja : Undiksha
dapat
meneliti aspek-aspek lain dari Pura
Wayah Dalem Majapahit.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
1.
Putra Yasa, I Wayan. 2008. Pura Pasar
Agung Giri Tolangkir Di Desa
Sebudi,
Kecamatan
Selat,
Kabupaten Karangasem (Kajian
Tentang Sejarah, Struktur Dan
Fungsi). Singaraja : Undiksha
I Wayan Mudana selaku Pembimbing
Akademik (PA) dan Pembimbing I
yang
telah
waktunya
banyak
kepada
memberikan
meluangkan
penulis
dalam
pengetahuannya,
Kerti, Ni Wayan. 2009. Pura Dalem Jawa
(Langgar) di Desa Bunutin,
Kabupaten Bangli (Kajian Sejarah,
Struktur, dan Fungsi). “Skripsi”
(tidak diterbitkan). Singaraja :
Universitas Pendidikan Ganesha
memotivasi dan membimbing penulis
dalam penyusunan artikel.
Darma, I Wayan. 2010. Pura Dalem
Balingkang di Desa Pinggan,
Kecamatan
Kintamani,
Kabupaten
Bangli
(Kajian
Tentang Sejarah, Struktur, dan
Fungsi Pura). “Skripsi” (tidak
diterbitkan).
Singaraja
:
Universitas Pendidikan Ganesha
Daftar Pustaka
Wiana, Ketut. 2004. Mengapa Bali disebut
Bali? . Surabaya: Penerbit
Paramita
.......................2004.Bagaimana
Umat
Hindu
Menghayati
Tuhan.
Jakarta : Pustaka Manikgeni
Mudana, I Wayan. 2001. “Nyungsung
Dewa Jelema” Mengendalikan
Bahaya Supranatural Secara
Niskala Di Desa Kayu Putih,
Banjar, Buleleng-Bali. Laporan
penelitian (tidak diterbitkan).
Singaraja : Ikip N Singaraja
Senili, Ni Luh. 2004. Studi Tentang Fungsi
Relief Yang Terdapat Pada
Penyengker Pura Dalem Di Desa
Jagaraga, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng. Skripsi.
IKIP Negeri Singaraja
9