NUR HADIYATI RATNA SARI PENILAIAN PORT
MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
“ASSESSMENT DAN SISTEM PENILAIAN
PORTOFOLIO”
NUR HADIYATI RATNA SARI
4J
DOSEN
: DWI DASALINDA, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah
yang berjudul “Assessment dan Sistem Penilaian Portofolio” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Orangtua saya, karena dengan dukungan moril dan materil yang
diberikan kepada penulis.
2. Ibu Dwi Dasalinda, M.Pd selaku dosen Belajar dan Pembelajaran
yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam menyusun
makalah ini, serta
3. Teman-teman yang ikut memberikan dukungan dan saran terhadap
makalah ini.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan, maupun mengenai tata bahasa
yang digunakan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna kelancaran dalam penyusunan makalahmakalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kita terutama mengenai inovasi belajar dan pembelajaran dalam
pendidikan
di
indonesia,
serta
dapat
memajukan
Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka di masa yang akan datang.
Jakarta, Juni 2014
Nur Hadiyati Ratna Sari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia dalam
menjalani kehidupan. Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak
masalah pendidikan yang terjadi pada bangsa kita ini. Salah satunya
yaitu masalah mutu pendidikan yang rendah. Masalah mutu
pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar
peserta didik. Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: sikap dan kebiasaan
belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, keluarga, pergaulan,
lingkungan, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan
professional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta
didik sendiri.
Menyinggung
tentang
kemampuan
professional
guru
dalam
melakukan penilaian hasil belajar, memang sangat rendah. Guru
terbiasa dengan kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan
ekonomis, sehingga tidak heran bila banyak guru menggunakan soal
yang sama dari tahun ke tahun. Guru terpaku dengan memberikan tes
tertulis atau tes perbuatan, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa
melakukan
perbaikan,
penyempurnaan,
atau
inovasi
dalam
pelaksanaan penilaian.
Mengingat cara penilaian tersebut masih kurang memuaskan,
maka diperkenalkanlah suatu konsep penilaian yang baru dengan
salah satu pendekatannya yang disebut “penilaian berbasis portofolio”,
yaitu
suatu
pendekatan
penilaian
sistematis dan
logis untuk
mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif,
objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti (dokumen) yang dimiliki
peserta didik. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahasnya dalam
makalah yang berjudul “Assesment dan Sistem Penilaian Portofolio”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari portofolio dan assessment portofolio?
2. Bagaimana penerapan assessment Portofolio dalam Kegiatan
Belajar Mengajar di Kelas?
3. Apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam penilaian portofolio?
4. Bagaimana penggunaan penilaian portofolio pada siswa?
5. Bagaimana tahapan pengembangan penilaian portofolio?
6. Seperti apa format penilaian portofolio?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penilaian portofolio?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari portofolio dan assessment
portofolio.
2. Untuk
mengetahui
penerapan
assessment
Portofolio
dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Untuk mengetahui hal yang perlu dimasukkan ke dalam penilaian
portofolio.
4. Untuk mengetahui penggunaan penilaian portofolio pada siswa.
5. Untuk mengetahui tahapan pengembangan penilaian portofolio.
6. Untuk mengetahui format penilaian portofolio.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penilaian
portofolio.
BAB II
ASSESSMENT DAN SISTEM PENILAIAN PORTOFOLIO
2.1 Pengertian Portofolio
Portofolio
merupakan
terjemahan
dari
Bahasa
Inggris
“Portfolio”, yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan
dalam kemasan berbentuk jilid ataupun diarsip dalam file khusus.
Apabila portofolio dikaitkan dengan penilaian pembelajaran
dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya yang dimiliki anak didik
(baik yang berbentuk tertulis, maupun berbagai penampilan yang
tersimpan dengan rapi), yang menggambarkan perkembangan belajar
ataupun menunjukkan prestasi terbaik yang dihasilkan peserta didik di
dalam kelas ataupun di luar kelas selama mengikuti program
pembelajaran, berdasarkan indicator dan criteria yang ditetapkan.
Menurut Depdiknas, portofolio sebagai instrument penilaian,
difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu
‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang
tidak dapat dikerjakan oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan
wawasan
tentang
banyak
segi
perkembangan
siswa
dalam
belajarnya; cara berpikirnya, pemahamanya atas pelajaran yang
bersangkutan,
kemampuannya
mengungkapkan
gagasan-
gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan,
dan sebagainya, Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang
perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan
langkah-langkah
perbaikan
pembelajaran,
atau
peningkatan belajar siswa.
2.2 Assessment Portofolio dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Assesment
portofolio
adalah
mengukur
sejauh
mana
kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu
pekerjaan/ tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan
bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi
oleh siswa sehingga hasil konstruksi dapat dinilai dan dikomentari
guru.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan assessment
portofolio, siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan paling
sedikit dua kali. Artinya, jika dalam pengerjaan awalnya terdapat
kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi
tugas tersebut. Seseorang yang telah mengerjakan tugas yang sama
beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya
cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang
dilakukannya,
Portofolio merupakan suatu cara agar dapat menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan
Dengan tumbuhnya kepercayaan diri
pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari
pengetahuan dan pemahaman sendiri, serta berkreasi dan terbuka
ide-ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarannya.
Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan assessment
potofolio ini, siswa diminta untuk menyelesaikan sejumlah tugastugas,
baik
yang
dilaksanakan
di
kelas
pada
saat
proses
pembelajaran berlangsung, maupun tugas yang dikerjakan di rumah.
Pemberian tugas kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan
balik, sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat mengetahui
keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan tugas itu.
Artinya,
setiap
siswa
mengerjakan
tugas
dan
mengumpulkannya, guru harus segera memeriksa dan memberikan
komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan. Bila
terjadi kesalahan, maka siswa merevisi tugas tersebut. Lalu, hasil
pekerjaan awal dan juga revisi tugas tersebut dimasukkan ke dalam
portofolio yang dibuatnya. Hasil-hasil pekerjaan itu dikumpulkan dan
selalu dijaga, sehingga guru dan siswa dapat melihat perbedaan yang
terjadi dari pengerjaan tugas tersebut. Portofolio siswa tidak hanya
menggambarkan hasil akhir yang merupakan hasil terbaik, tetapi juga
menunjukkan bagaimana hasil itu diperoleh. Ada perbedaan hasil
nyata antara praktik, dan assessment portofolio dengan assessment
baku yang disajikan pada table berikut ini :
Assesment Portofolio
a. Menggambarkan tingkat
Assesment Baku
a. Menilai siswa melalui tugas
pencapaian siswa dalam
menulis dan membaca dalam
membaca dan menulis
jangkauan terbatas yang
mungkin tidak sesuai dengan
yang dikerjakan siswa
b. Menempatkan siswa dalam
b. Pemberian skor secara
penilaian kemajuan mereka
mekanik atau dilakukan oleh
dan prestasi mereka serta
guru yang hanya mandapat
memperlihatkan tujuan belajar
sedikit masukan
yang berkelanjutan
c. Mengukur kemampuan setiap
siswa sekaligus memberikan
c. Menilai seluruh siswa dalam
dimensi yang sama
perbedaan individu antar siswa
d. Menggambarkan suatu
pendekatan kolaboratif pada
d. Proses penilaian tidak
kolaboratif
penilaian
e. Mempunyai suatu tujuan untuk
penilaian diri sendiri pada
e. Penilaian siswa bukan suatu
tujuan
siswa
f. Bertujuan perbaikan karya dan f. Bertujuan
kemampuan
g. Mengaitkan penilaian dan
hanya
untuk
kemampuan
g. Memisahkan pembelajaran
pengajaran terhadap
pengujian dan pengajaran
pembelajaran
Idealnya guru-guru yang mengadopsi portofolio di dalam kelas,
mereka akan membuat pengumpulam berkelanjutan dan penilaian
atas pekerjaan para siswa sebagai focus sentral program pengajaran.
Dengan demikian, sebaiknya portofolio digunakan secara terusmenerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada
waktu-waktu
tertentu.
Portofolio
merupakan
kegiatan
yang
mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan
(dokumen-dokumen) mereka untuk meyakinkansupervisor, guru, dan
orangtua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam
kelas.
2.3 Yang Perlu Dimasukkan ke Dalam Portofolio
Isi dari portofolio dapat bervarias menurut tujuannya. Dimana akan
digunakan jenis-jenis kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas.
Johnson
(2002:103)
menyebutkan
butir-butir
yang
relevan
dimasukkan ke dalam portofolio sebagai berikut:
Isi Portofolio
Pekerrjan rumah, tugas-tugas di
kelas
Tes (buatan guru)
Komposisis
(essay,
Refleksi diri dan ceklis
Hasil-hasil kelompok
Bukti kecakapan social
laporan,
cerita)
Bukti kebiasaan dan sikap kerja
Laporan naratif
Presentasi (rekaman, observasi)
Hasil-hasil tes baku
Investigasi, penemuan, proyek
Foto, sketsa autobiografi
Buku harian atau jurnal
Kinerja
Ceklis observasi (guru, teman
sekelas)
pusi)
Seni visual (melukis, pahatan,
activities)
(menari,
thespian
Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio? Oleh
Johnson (2002), dijelaskan bahwa isi dari portofolio dapat ditentukan
oleh:
a. Siswa. siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke
dalam portofolio mereka.
b. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat
merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan dalam
portofolio.
c. Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi
tentang kemampuan siswa menghubungkan sifat-sifat cahaya
dengan kehidupan sehari-hari.
Johnson (2002), juga menyatakan bahwa portofolio seharusnya
memuat hal berikut:
a. Halaman judul yang menggambarkan sifat dan kerja siswa.
b. Daftar isi yang memuat judul setiap pekerjaan siswa dan nomor
halamannya.
c. Rasional yang menjelaskan tentang contoh-contoh pekerjaan apa
yang dimuat, mengapa itu perlu disajikan, dan lain-lain.
d. Contoh-contoh pekerjaan siswa.
e. Penilaian diri yang ditulis oleh siswa.
f. Tujuan mendatang berdasarkan prestasi, minat, dan kemajuan
siswa saat ini.
g. Komentar lain dan penilaian dari guru, kelompok pembelajaran
kooperatif dan bagian menarik lainnya.
Dari table dan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
banyak hal yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio siswa.
Dengan demikian, jika guru ingin memerhatikan apa dan bagaimana
siswa berpikir tentang suatu mata pelajaran dalam pengajarannya,
maka guru harus mempertimbangkan banyak hal untuk dijadikan
portofolio bagi siswanya.
2.4 Penggunaan Portofolio
a. Portofolio memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengatur
pembelajaran mereka sendiri. Siswa dapat:
1. Mendokumentasikan
usaha-usaha
mereka,
prestasi,
perkembangannya dalam pengetahuan, keterampilan, ekspresi,
dan sikap.
2. Menggunakan gaya pembelajaran yang berbeda, modalitas, dan
intelegensi.
3. Menilai pembelajaran mereka dan memutuskan item mana yang
terbaik yang menyatakan prestasi dan perkembangan mereka.
4. Menyusun tujuan pembelajaran selanjutnya.
b. Portofolio dapat digunakan untuk menentukan tingkat prestasi.
Portofolio memungkinkan siswa menyajikan suatu pandangan
holistic dari prestasi akademik yang tertinggi, keterampilanketerampilan dan kompetensi
c.
Portofolio memungkinkan siswa untuk menyajikan pekerjaannya
lebih dari satu kali untuk menunjukkan kemajuan mereka dalam
mencapai tujuan pembelajarannya.
d. Portofolio dapat digunakan untuk memahami bagaimana siswa
berpikir, beralasan, mengorganisasi, menyelidiki, dan komunikasi.
2.5 Tahapan Pengembangan Penilaian Portofolio Siswa
Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa.
Meskipun guru memberi kuis, tes, pekerjaan rumah, tugas-tugas dan
proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan, pandangan
yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan
diselesaikan oleh siswa.
Langkah pertama adalah persiapan untuk menggunakan portofolio.
Pedoman untuk ini diberikan berikut :
a. Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara
individu atau kelompok.
b. Identifikasi tujuan dari portofolio.
c. Pilihlah kategori-kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan
dalam portofolio.
d. Mintahlah siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam
portofolio.
e. Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievaluasi.
Langkah kedua adalah mengatur portofolio selama satu semester.
Portofolio diatur dengan cara berikut :
a. Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh
pekerjaan siswa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
b. Rubrik. Guru mengembangkan rubrik penilaian untuk menilai dan
mengevaluasi pekerjaan siswa.
c. Tugas-tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas mengetahui bahwa
beberapa atau semua dari mereka akan dimasukkan ke portofolio
final. Semua tugas-tugas mungkin dapat ditempatkan di portofolio.
d. Penilaian diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang
kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari
pemberian
nilai.
Portofolio
harus
lengkap,
pemilihan
terhadap
portofolio harus dibuat dan diorganisir dalam suatu representasi atau
kerja kelompok.
2.6 Penentuan Format Penilaian
Format penilaian yang disajikan dapat digunakan untuk menilai
pencapaian kemampuan peserta didik sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Berikut ini adalah contoh
format penilaian, kriteria penilaian beserta proses pencapaiannnya
dalam mata pelajaran Agama Islam.
Kompetensi Dasar
Nama Peserta Didik : Ricko Rizkiapura
Hafal surat Alfatihah,
Tanggal
: 25 Januari 2014
Al ikhlas dan Al
kautsar.
Indikator
Kurang Baik
1.
Penilaian
Baik
Baik Sekali
Melafalkan Surat Al
fatihah, Al Ikhlas,
dan Al kautsar.
2.
Menunjukkan Hafal
surat Al fatihah, Al
Ikhlas, dan Al
kautsar.
Dicapai Melalui
Komentar Guru
Pertolongan guru
Ricko sudah baik dalam melafalkan surat Al Fathah, Al
Seluruh kelas
Ikhlas, dan Al Kautsar tetapi masih kurang dalam
Kelompok kecil
menghafal surat Al Fathah, Al Ikhlas, dan Al Kautsar.
Sendiri
Belajar kembali ya Ricko !
Komentar Orang Tua
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran dengan Portofolio
Kelebihan menggunakan portofolio antara lain:
1. Siswa dapat menggambarkan pembelajaran mereka sendiri dan
cara-cara untuk memperbaikinya.
2. Siswa dapat terlibat bekerja pada tingkat kompleksitas yang
berbeda mendukung bekerja komplit di dalam maupun di luar kelas.
3. Memberi lebih banyak informasi tentang apa dan bagaimana siswa
belajar dibandingkan siswa lainnya.
4. Menjadi media bagi siswa, guru, orang tua, dan penilai eksternal
untuk
mengkomunikasikan
dan
menyampaikan
harapan-
harapannya tentang pembelajaran siswa.
5. Memberikan gambaran yang akurat dari program matematika yang
diikuti oleh siswa. Dalam hal ini membantu guru dan penilai
eksternal membuat keputusan kritis tentang efektifitas program.
6. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.
7. Mendemonstrasikan kemampuan siswa menerapkan pengetahuan
pemecahan
masalah,
kemampuan
menggunakan
bahasa
matematika, mengkomunikasikan ide, kemampuan memberi alasan
atau pun menganalisis.
8. Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri siswa.
9. Berguna bagi guru dalam mengidentifikasikan letak kelemahan dan
kelebihan siswa untuk memberi nilai dialogis yang berarti bagi guru.
10. Umpan balik yang diberikan siswa akan membangun pemahaman
siswa.
11. Guru dapat mendeteksi variabel afektif siswa antara kejujuran,
ketekunan, sikap positif terhadap pembelajaran dan lain-lain.
Kekurangan Penggunaan Portofolio antara lain:
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan
bentuk penilaian yang lain.
3. Kebijaksanaan pihak sekolah yang telah menetapkan model
assesmen lain dalam proses evaluasi pembelajaran
4. Jika
guru
melaksanakan
bersifat teacher-oriented,
proses
kemungkinan
pembelajaran
besar
inisiatif
yang
dan
kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian
portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang
tua, dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
6. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
7. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai
akibat dikuranginya penggunaan angka.
8. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
9. Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam
menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar
berbicara dan menulis bahasa Indonesia, penggunaan portofolio
akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian
besar siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Portofolio digunakan dalam sistem penilaian, yang dikenal
sebagai assessment portofolio. Assessment portofolio adalah suatu
upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang
tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama
proses pembelajaran,digunakan oleh guru dan peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu.
Penilaian portofolio perlu dan harus
dilaksanakan di sekolah sebagai suatu inovasi dalam system penilaian
di Indonesia. Namun, tidak berarti teknik dan bentuk penilaian yang
konvensional tidak digunakan lagi karena sifatnya untuk melengkapi
model penilaian yang sudah ada.
Tujuan utama dari portofolio adalah untuk mengetahui sejauh
mana
koleksi
pekerjaan
siswa
menggambarkan
perubahan,
perkembangan, dan kemajuan proses hasil belajar siswa selama
periode tertentu sebagai upaya untuk menentukan kualitas pendidikan
di Indonesia. Sehingga diperoleh manfaat yaitu, siswa dapat
menyimpan sendiri pekerjaannya, proses penilaian dapat dilakukan
secara terus-menerus, dan baik guru maupun orang tua dapat
mengetahui bersama hasil pekerjaan siswa.
3.2 Saran
Agar dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih baik,
diharapkan guru dapat merancang dan mengembangkan perangkat
pembelajaran
dengan
sistematika
yang
ada
terutama
dalam
mengembangkan sistem penilaian khususnya penilaian portofolio,
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, Dasyim. 2002. Model pembelajaran dan penilaian berbasis
portofolio. Bandung: Genesindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Surapranata, Sumarna, dkk. 2004. Penilaian Portofolio. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
“ASSESSMENT DAN SISTEM PENILAIAN
PORTOFOLIO”
NUR HADIYATI RATNA SARI
4J
DOSEN
: DWI DASALINDA, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalah
yang berjudul “Assessment dan Sistem Penilaian Portofolio” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Orangtua saya, karena dengan dukungan moril dan materil yang
diberikan kepada penulis.
2. Ibu Dwi Dasalinda, M.Pd selaku dosen Belajar dan Pembelajaran
yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam menyusun
makalah ini, serta
3. Teman-teman yang ikut memberikan dukungan dan saran terhadap
makalah ini.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan, maupun mengenai tata bahasa
yang digunakan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna kelancaran dalam penyusunan makalahmakalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kita terutama mengenai inovasi belajar dan pembelajaran dalam
pendidikan
di
indonesia,
serta
dapat
memajukan
Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka di masa yang akan datang.
Jakarta, Juni 2014
Nur Hadiyati Ratna Sari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia dalam
menjalani kehidupan. Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak
masalah pendidikan yang terjadi pada bangsa kita ini. Salah satunya
yaitu masalah mutu pendidikan yang rendah. Masalah mutu
pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar
peserta didik. Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: sikap dan kebiasaan
belajar, fasilitas belajar, motivasi, minat, bakat, keluarga, pergaulan,
lingkungan, dan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan
professional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta
didik sendiri.
Menyinggung
tentang
kemampuan
professional
guru
dalam
melakukan penilaian hasil belajar, memang sangat rendah. Guru
terbiasa dengan kegiatan penilaian rutin yang sifatnya praktis dan
ekonomis, sehingga tidak heran bila banyak guru menggunakan soal
yang sama dari tahun ke tahun. Guru terpaku dengan memberikan tes
tertulis atau tes perbuatan, baik dalam formatif maupun sumatif, tanpa
melakukan
perbaikan,
penyempurnaan,
atau
inovasi
dalam
pelaksanaan penilaian.
Mengingat cara penilaian tersebut masih kurang memuaskan,
maka diperkenalkanlah suatu konsep penilaian yang baru dengan
salah satu pendekatannya yang disebut “penilaian berbasis portofolio”,
yaitu
suatu
pendekatan
penilaian
sistematis dan
logis untuk
mengungkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif,
objektif, akurat, dan sesuai dengan bukti-bukti (dokumen) yang dimiliki
peserta didik. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahasnya dalam
makalah yang berjudul “Assesment dan Sistem Penilaian Portofolio”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari portofolio dan assessment portofolio?
2. Bagaimana penerapan assessment Portofolio dalam Kegiatan
Belajar Mengajar di Kelas?
3. Apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam penilaian portofolio?
4. Bagaimana penggunaan penilaian portofolio pada siswa?
5. Bagaimana tahapan pengembangan penilaian portofolio?
6. Seperti apa format penilaian portofolio?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penilaian portofolio?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari portofolio dan assessment
portofolio.
2. Untuk
mengetahui
penerapan
assessment
Portofolio
dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Untuk mengetahui hal yang perlu dimasukkan ke dalam penilaian
portofolio.
4. Untuk mengetahui penggunaan penilaian portofolio pada siswa.
5. Untuk mengetahui tahapan pengembangan penilaian portofolio.
6. Untuk mengetahui format penilaian portofolio.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penilaian
portofolio.
BAB II
ASSESSMENT DAN SISTEM PENILAIAN PORTOFOLIO
2.1 Pengertian Portofolio
Portofolio
merupakan
terjemahan
dari
Bahasa
Inggris
“Portfolio”, yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan
dalam kemasan berbentuk jilid ataupun diarsip dalam file khusus.
Apabila portofolio dikaitkan dengan penilaian pembelajaran
dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya yang dimiliki anak didik
(baik yang berbentuk tertulis, maupun berbagai penampilan yang
tersimpan dengan rapi), yang menggambarkan perkembangan belajar
ataupun menunjukkan prestasi terbaik yang dihasilkan peserta didik di
dalam kelas ataupun di luar kelas selama mengikuti program
pembelajaran, berdasarkan indicator dan criteria yang ditetapkan.
Menurut Depdiknas, portofolio sebagai instrument penilaian,
difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu
‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang
tidak dapat dikerjakan oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan
wawasan
tentang
banyak
segi
perkembangan
siswa
dalam
belajarnya; cara berpikirnya, pemahamanya atas pelajaran yang
bersangkutan,
kemampuannya
mengungkapkan
gagasan-
gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan,
dan sebagainya, Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang
perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan
langkah-langkah
perbaikan
pembelajaran,
atau
peningkatan belajar siswa.
2.2 Assessment Portofolio dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Assesment
portofolio
adalah
mengukur
sejauh
mana
kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu
pekerjaan/ tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan
bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi
oleh siswa sehingga hasil konstruksi dapat dinilai dan dikomentari
guru.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan assessment
portofolio, siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan paling
sedikit dua kali. Artinya, jika dalam pengerjaan awalnya terdapat
kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi
tugas tersebut. Seseorang yang telah mengerjakan tugas yang sama
beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya
cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang
dilakukannya,
Portofolio merupakan suatu cara agar dapat menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan
Dengan tumbuhnya kepercayaan diri
pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari
pengetahuan dan pemahaman sendiri, serta berkreasi dan terbuka
ide-ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarannya.
Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan assessment
potofolio ini, siswa diminta untuk menyelesaikan sejumlah tugastugas,
baik
yang
dilaksanakan
di
kelas
pada
saat
proses
pembelajaran berlangsung, maupun tugas yang dikerjakan di rumah.
Pemberian tugas kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan
balik, sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat mengetahui
keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan tugas itu.
Artinya,
setiap
siswa
mengerjakan
tugas
dan
mengumpulkannya, guru harus segera memeriksa dan memberikan
komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan. Bila
terjadi kesalahan, maka siswa merevisi tugas tersebut. Lalu, hasil
pekerjaan awal dan juga revisi tugas tersebut dimasukkan ke dalam
portofolio yang dibuatnya. Hasil-hasil pekerjaan itu dikumpulkan dan
selalu dijaga, sehingga guru dan siswa dapat melihat perbedaan yang
terjadi dari pengerjaan tugas tersebut. Portofolio siswa tidak hanya
menggambarkan hasil akhir yang merupakan hasil terbaik, tetapi juga
menunjukkan bagaimana hasil itu diperoleh. Ada perbedaan hasil
nyata antara praktik, dan assessment portofolio dengan assessment
baku yang disajikan pada table berikut ini :
Assesment Portofolio
a. Menggambarkan tingkat
Assesment Baku
a. Menilai siswa melalui tugas
pencapaian siswa dalam
menulis dan membaca dalam
membaca dan menulis
jangkauan terbatas yang
mungkin tidak sesuai dengan
yang dikerjakan siswa
b. Menempatkan siswa dalam
b. Pemberian skor secara
penilaian kemajuan mereka
mekanik atau dilakukan oleh
dan prestasi mereka serta
guru yang hanya mandapat
memperlihatkan tujuan belajar
sedikit masukan
yang berkelanjutan
c. Mengukur kemampuan setiap
siswa sekaligus memberikan
c. Menilai seluruh siswa dalam
dimensi yang sama
perbedaan individu antar siswa
d. Menggambarkan suatu
pendekatan kolaboratif pada
d. Proses penilaian tidak
kolaboratif
penilaian
e. Mempunyai suatu tujuan untuk
penilaian diri sendiri pada
e. Penilaian siswa bukan suatu
tujuan
siswa
f. Bertujuan perbaikan karya dan f. Bertujuan
kemampuan
g. Mengaitkan penilaian dan
hanya
untuk
kemampuan
g. Memisahkan pembelajaran
pengajaran terhadap
pengujian dan pengajaran
pembelajaran
Idealnya guru-guru yang mengadopsi portofolio di dalam kelas,
mereka akan membuat pengumpulam berkelanjutan dan penilaian
atas pekerjaan para siswa sebagai focus sentral program pengajaran.
Dengan demikian, sebaiknya portofolio digunakan secara terusmenerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada
waktu-waktu
tertentu.
Portofolio
merupakan
kegiatan
yang
mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan
(dokumen-dokumen) mereka untuk meyakinkansupervisor, guru, dan
orangtua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam
kelas.
2.3 Yang Perlu Dimasukkan ke Dalam Portofolio
Isi dari portofolio dapat bervarias menurut tujuannya. Dimana akan
digunakan jenis-jenis kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas.
Johnson
(2002:103)
menyebutkan
butir-butir
yang
relevan
dimasukkan ke dalam portofolio sebagai berikut:
Isi Portofolio
Pekerrjan rumah, tugas-tugas di
kelas
Tes (buatan guru)
Komposisis
(essay,
Refleksi diri dan ceklis
Hasil-hasil kelompok
Bukti kecakapan social
laporan,
cerita)
Bukti kebiasaan dan sikap kerja
Laporan naratif
Presentasi (rekaman, observasi)
Hasil-hasil tes baku
Investigasi, penemuan, proyek
Foto, sketsa autobiografi
Buku harian atau jurnal
Kinerja
Ceklis observasi (guru, teman
sekelas)
pusi)
Seni visual (melukis, pahatan,
activities)
(menari,
thespian
Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio? Oleh
Johnson (2002), dijelaskan bahwa isi dari portofolio dapat ditentukan
oleh:
a. Siswa. siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke
dalam portofolio mereka.
b. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat
merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan dalam
portofolio.
c. Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi
tentang kemampuan siswa menghubungkan sifat-sifat cahaya
dengan kehidupan sehari-hari.
Johnson (2002), juga menyatakan bahwa portofolio seharusnya
memuat hal berikut:
a. Halaman judul yang menggambarkan sifat dan kerja siswa.
b. Daftar isi yang memuat judul setiap pekerjaan siswa dan nomor
halamannya.
c. Rasional yang menjelaskan tentang contoh-contoh pekerjaan apa
yang dimuat, mengapa itu perlu disajikan, dan lain-lain.
d. Contoh-contoh pekerjaan siswa.
e. Penilaian diri yang ditulis oleh siswa.
f. Tujuan mendatang berdasarkan prestasi, minat, dan kemajuan
siswa saat ini.
g. Komentar lain dan penilaian dari guru, kelompok pembelajaran
kooperatif dan bagian menarik lainnya.
Dari table dan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
banyak hal yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio siswa.
Dengan demikian, jika guru ingin memerhatikan apa dan bagaimana
siswa berpikir tentang suatu mata pelajaran dalam pengajarannya,
maka guru harus mempertimbangkan banyak hal untuk dijadikan
portofolio bagi siswanya.
2.4 Penggunaan Portofolio
a. Portofolio memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengatur
pembelajaran mereka sendiri. Siswa dapat:
1. Mendokumentasikan
usaha-usaha
mereka,
prestasi,
perkembangannya dalam pengetahuan, keterampilan, ekspresi,
dan sikap.
2. Menggunakan gaya pembelajaran yang berbeda, modalitas, dan
intelegensi.
3. Menilai pembelajaran mereka dan memutuskan item mana yang
terbaik yang menyatakan prestasi dan perkembangan mereka.
4. Menyusun tujuan pembelajaran selanjutnya.
b. Portofolio dapat digunakan untuk menentukan tingkat prestasi.
Portofolio memungkinkan siswa menyajikan suatu pandangan
holistic dari prestasi akademik yang tertinggi, keterampilanketerampilan dan kompetensi
c.
Portofolio memungkinkan siswa untuk menyajikan pekerjaannya
lebih dari satu kali untuk menunjukkan kemajuan mereka dalam
mencapai tujuan pembelajarannya.
d. Portofolio dapat digunakan untuk memahami bagaimana siswa
berpikir, beralasan, mengorganisasi, menyelidiki, dan komunikasi.
2.5 Tahapan Pengembangan Penilaian Portofolio Siswa
Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa.
Meskipun guru memberi kuis, tes, pekerjaan rumah, tugas-tugas dan
proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan, pandangan
yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan
diselesaikan oleh siswa.
Langkah pertama adalah persiapan untuk menggunakan portofolio.
Pedoman untuk ini diberikan berikut :
a. Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara
individu atau kelompok.
b. Identifikasi tujuan dari portofolio.
c. Pilihlah kategori-kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan
dalam portofolio.
d. Mintahlah siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam
portofolio.
e. Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievaluasi.
Langkah kedua adalah mengatur portofolio selama satu semester.
Portofolio diatur dengan cara berikut :
a. Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh
pekerjaan siswa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio.
b. Rubrik. Guru mengembangkan rubrik penilaian untuk menilai dan
mengevaluasi pekerjaan siswa.
c. Tugas-tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas mengetahui bahwa
beberapa atau semua dari mereka akan dimasukkan ke portofolio
final. Semua tugas-tugas mungkin dapat ditempatkan di portofolio.
d. Penilaian diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang
kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari
pemberian
nilai.
Portofolio
harus
lengkap,
pemilihan
terhadap
portofolio harus dibuat dan diorganisir dalam suatu representasi atau
kerja kelompok.
2.6 Penentuan Format Penilaian
Format penilaian yang disajikan dapat digunakan untuk menilai
pencapaian kemampuan peserta didik sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Berikut ini adalah contoh
format penilaian, kriteria penilaian beserta proses pencapaiannnya
dalam mata pelajaran Agama Islam.
Kompetensi Dasar
Nama Peserta Didik : Ricko Rizkiapura
Hafal surat Alfatihah,
Tanggal
: 25 Januari 2014
Al ikhlas dan Al
kautsar.
Indikator
Kurang Baik
1.
Penilaian
Baik
Baik Sekali
Melafalkan Surat Al
fatihah, Al Ikhlas,
dan Al kautsar.
2.
Menunjukkan Hafal
surat Al fatihah, Al
Ikhlas, dan Al
kautsar.
Dicapai Melalui
Komentar Guru
Pertolongan guru
Ricko sudah baik dalam melafalkan surat Al Fathah, Al
Seluruh kelas
Ikhlas, dan Al Kautsar tetapi masih kurang dalam
Kelompok kecil
menghafal surat Al Fathah, Al Ikhlas, dan Al Kautsar.
Sendiri
Belajar kembali ya Ricko !
Komentar Orang Tua
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran dengan Portofolio
Kelebihan menggunakan portofolio antara lain:
1. Siswa dapat menggambarkan pembelajaran mereka sendiri dan
cara-cara untuk memperbaikinya.
2. Siswa dapat terlibat bekerja pada tingkat kompleksitas yang
berbeda mendukung bekerja komplit di dalam maupun di luar kelas.
3. Memberi lebih banyak informasi tentang apa dan bagaimana siswa
belajar dibandingkan siswa lainnya.
4. Menjadi media bagi siswa, guru, orang tua, dan penilai eksternal
untuk
mengkomunikasikan
dan
menyampaikan
harapan-
harapannya tentang pembelajaran siswa.
5. Memberikan gambaran yang akurat dari program matematika yang
diikuti oleh siswa. Dalam hal ini membantu guru dan penilai
eksternal membuat keputusan kritis tentang efektifitas program.
6. Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.
7. Mendemonstrasikan kemampuan siswa menerapkan pengetahuan
pemecahan
masalah,
kemampuan
menggunakan
bahasa
matematika, mengkomunikasikan ide, kemampuan memberi alasan
atau pun menganalisis.
8. Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri siswa.
9. Berguna bagi guru dalam mengidentifikasikan letak kelemahan dan
kelebihan siswa untuk memberi nilai dialogis yang berarti bagi guru.
10. Umpan balik yang diberikan siswa akan membangun pemahaman
siswa.
11. Guru dapat mendeteksi variabel afektif siswa antara kejujuran,
ketekunan, sikap positif terhadap pembelajaran dan lain-lain.
Kekurangan Penggunaan Portofolio antara lain:
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan
bentuk penilaian yang lain.
3. Kebijaksanaan pihak sekolah yang telah menetapkan model
assesmen lain dalam proses evaluasi pembelajaran
4. Jika
guru
melaksanakan
bersifat teacher-oriented,
proses
kemungkinan
pembelajaran
besar
inisiatif
yang
dan
kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian
portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang
tua, dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
6. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
7. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai
akibat dikuranginya penggunaan angka.
8. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
9. Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam
menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar
berbicara dan menulis bahasa Indonesia, penggunaan portofolio
akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian
besar siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Portofolio digunakan dalam sistem penilaian, yang dikenal
sebagai assessment portofolio. Assessment portofolio adalah suatu
upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang
tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama
proses pembelajaran,digunakan oleh guru dan peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu.
Penilaian portofolio perlu dan harus
dilaksanakan di sekolah sebagai suatu inovasi dalam system penilaian
di Indonesia. Namun, tidak berarti teknik dan bentuk penilaian yang
konvensional tidak digunakan lagi karena sifatnya untuk melengkapi
model penilaian yang sudah ada.
Tujuan utama dari portofolio adalah untuk mengetahui sejauh
mana
koleksi
pekerjaan
siswa
menggambarkan
perubahan,
perkembangan, dan kemajuan proses hasil belajar siswa selama
periode tertentu sebagai upaya untuk menentukan kualitas pendidikan
di Indonesia. Sehingga diperoleh manfaat yaitu, siswa dapat
menyimpan sendiri pekerjaannya, proses penilaian dapat dilakukan
secara terus-menerus, dan baik guru maupun orang tua dapat
mengetahui bersama hasil pekerjaan siswa.
3.2 Saran
Agar dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih baik,
diharapkan guru dapat merancang dan mengembangkan perangkat
pembelajaran
dengan
sistematika
yang
ada
terutama
dalam
mengembangkan sistem penilaian khususnya penilaian portofolio,
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, Dasyim. 2002. Model pembelajaran dan penilaian berbasis
portofolio. Bandung: Genesindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Surapranata, Sumarna, dkk. 2004. Penilaian Portofolio. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya