DAMPAK ASIMETRIS DARI SPILLOVER VOLATILI

DAMPAK ASIMETRIS DARI SPILLOVER VOLATILITAS
BURSA SAHAM SINGAPURA DAN MALAYSIA TERHADAP
INDONESIA
FEB Prodi Ekonomi Pembangunan - Keuangan dan Perbankan
UNIKA Atma Jaya
A. Andrew Toedjono 2013 013 010
Martinus Christian Mbui 2013 013 022

SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap

: Andreas Andrew Toedjono 2013013010
Martinus Christian Mbui

2013013022

Universitas

: UNIKA Atma Jaya, FEB Ekonomi Pembangunan


Alamat Universitas

: Jl. Jendral Sudirman No.51, Jakarta Selatan

Telepon

: (62-21) 5727615, 5703306, 5708823.

Menyatakan bahwa paper ini, yang berjudul „DAMPAK ASIMETRIS DARI
SPILLOVER VOLATILITAS BURSA SAHAM SINGAPURA DAN MALAYSIA
TERHADAP INDONESIA‟ adalah sepenuhnya ditulis oleh peneliti dan penulis
menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam paper ini tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam
naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Jakarta, 14 Februari 2016

Andreas Andrew Toedjono


2

Martinus Christian Mbui

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

RINGKASAN PENELITIAN

Integrasi capital market yang akan dilaksanakan saat MEA berlangsung
memberikan tantangan bagi Negara – Negara yang tergabung khususnya Indonesia.
Integrasi yang akan dilakukan memang tidak dapat dihindari sebagai akibat
globalisasi dan liberalisasi keuangan. Untuk itu, Indonesia sebagai negara yang
memiliki potensi besar dalam capital market harus cepat tanggap dan berbenah.
Menurut penelitian terdahulu akibat dari integrasi keuangan shock yang terjadi
pada suatu negara akan dengan mudah dan cepat ditransmisikan ke negara lainnya.
Shock tersebut menimbulkan spillover volatility effect bagi negara lainnya. (Koutmos
dan Booth , 1995) mengatakan, selain spillover effect dampak asimetris juga terjadi
saat terjadi shock. Dampak asimetris dari spillover volatility artinya, jika terjadi shock
negatif pada suatu negara akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan
dengan shock positif.

Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya spillover
volatility dan dampak asimetris dari spillover volatility yang terjadi di antara negara
ASEAN diwakilkan dengan 3 negara utama, Indonesia, Singapura dan Malaysia.
Indonesia sebagai variabel dependen, Singapura dan Malaysia sebagai variabel
Independen. Pemilihan 3 negara tersebut akan dijelaskan dalam penelitian ini. Untuk
menganalisis spillover volatility dan dampak asimetrisnya penulis menggunakan
model T-GARCH (1,1).
Hasil yang diperoleh dari estimasi mengungkapkan, bahwa terjadi spillover
volatility dari bursa Singapura ke Indonesia dan dampaknya lebih besar saat
mengalami return negatif (asimetris). Spillover effect juga terjadi dari bursa Malaysia
ke Indonesia akan tetapi, tidak terjadi dampak asimetris dari spillover tersebut.
Kedepanya, pemerintah tidak bisa berdiam diri, kebijakan dan peraturan yang tepat
dibutuhkan agar saat MEA benar – benar terlaksana dampak yang dirasakan bukan
hal yang negatif melainkan dapat menguntungkan Indonesia.

3

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

DAFTAR ISI

ABSTRACT
PENDAHULUAN

5.
6.
6.

1.1 Latar Belakang

9.

1.2 Rumusan Masalah

9.

1.3 Tujuan Penelitian

9.

1.4 Manfaat Penelitian


10.

1.4.1 Manfaat Praktis

10.

1.4.2 Manfaat Akademis

10.

1.5 Hipotesis Penelitian

10.

1.6 Sistematika Penulisan

11.

LANDASAN TEORITIS dan METODOLOGI


11.

2.1 Kerangka Teoritis

13.

2.2 Pilar MEA

15

2.3 Volatility Spillover

16.

2.4 Asymmetry Volatility Spillover

17.

2.5 Metode Penelitian


17.

2.5.1 Data

17.

2.5.2 Metode data dan Analisis

17.

2.5.2.1 Uji Normalitas

18.

2.5.2.2Uji ARCH effect

19.

2.5.2.3 T-GARCH


21.

PEMBAHASAN

21.

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

23.

3.2 Analisis Data

23.

3.2.1 Uji Normalitas

24.

3.2.2 Uji ARCH effect


25

3.2.3 Threshold GARCH

27..

3.2.4 ARCH-LM Test

27.

3.3 Pembahasan

29.

PENUTUP DAN SARAN

31.

DAFTRA PUSTAKA


33.

LAMPIRAN

4

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

ABSTRACT
This paper studies the impact of the integration of all capital markets throughout the
ASEAN Economic Community countries with Indonesia’s stock market. The
integration will cause information being transmitted without border to all stock
market within the ASEAN Countries. This condition can lead to the increase of
spillover volatility effect and moreover asymmetric spillover volatility phenomenon.
Singapore and Malaysia are the most influential countries in ASEAN. Singapore is an
advanced country within the ASEAN region and has played an important role.
Malaysia is another developing country in ASEAN with a better stock market
compared to other ASEAN countries. Malaysia also has great GDP and economic
growth. Thus, it is possible that the shock in Singaporean and Malaysian stock

market will be transmitted to all countries within the ASEAN region, especially
Indonesia. Using T-GARCH (1,1), we were able to capture the spillover volatility
effect from Singapore and Malaysia toward the Indonesian Stock Exchange, although
only Singapore has the asymmetry effect on the Indonesian Stock Market. Therefore,
the negative return at the Singapore stock exchange will be transmitted to Indonesia
with a bigger impact compared to a positive return.
Keywords: AEC, asymmetric spillover volatility phenomenon, Spillover volatility
effects, GARCH

5

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi ekonomi dunia menuntut Negara – Negara di ASEAN membentuk
integrasi sistem perdagangan yang dinamakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
pada tahun 2016. Dengan adanya MEA, Negara – Negara di ASEAN menjadi
terintegrasi dengan satu pasar dimana, barang, jasa, investasi, tenaga kerja, capital
inflow dan outflow dapat bergerak bebas tanpa hambatan. Salah satu sektor yang
terkena dampak dari integrasi ini adalah sektor finansial yaitu capital market (bursa
efek). Dengan adanya MEA, capital market di Negara – Negara yang tergabung
dengan ASEAN menjadi lebih terintegrasi. Akibat dari terintegrasinya capital market,
indikator – indikator utama pada pasar saham Negara – Negara yang terintegrasi
dapat mempengaruhi dan diterjemahkan secara langsung dan cepat oleh Negara
lainnya (Saadah, 2013; Trihadmini, 2011).
Indonesia sebagai Negara berkembang yang memiliki prospek terbesar pada
sektor capital market di antara Negara ASEAN lainnya. Prospek besar tersebut
terlihat dari banyaknya investor potensial yaitu, penduduk usia produktif antara 20 64 tahun yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya, juga
banyaknya perusahaan kelas menengah yang memiliki prospek baik dan belum listing
di bursa. Oleh karenanya, integrasi capital market di Negara – Negara ASEAN
memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi Indonesia. Akan tetapi, selain prospek
yang besar banyak pula tantangan yang dihadapi Indonesia yaitu, kurangnya kemauan
masyarakat untuk berinvestasi di capital market sehingga kondisi capital market di
Indonesia cukup dangkal. Terlebih lagi, jumlah investor sangat sedikit, baru sekitar
600 ribu investor bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 200
juta.

6

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi capital market pada suatu
Negara. Faktor – faktor tersebut dibedakan menajdi dua jenis yaitu, eksternal dan
internal. Dalam penelitian ini, kami lebih membahas dari segi eksternal. Yang
dimaksud faktor eksternal yaitu terjadinya gejolak lingkungan eksternal, dapat berupa
shock likuiditas dunia yang mendorong terjadinya arus modal masuk atau keluar
dalam jangka pendek, terjadinya ketidakseimbangan global, serta contagion effect
(Trihadmini, 2011). Faktor

eksternal akan semakin besar jika integrasi sektor

finansial dilakukan, maka hal tersebut akan semakin mempengaruhi kondisi capital
market Indonesia. Artinya, jika terjadi guncangan pada capital market di Negara –
negara ASEAN, Indonesia akan terkena dampak langsung.

Globalisasi keuangan melalui integtrasi yang dilakukan sebenarnya memiliki
manfaat yang besar. Integtrasi yang dilakukan dapat memperkuat kapasitas
intermediasi keuangan juga memperkuat manajemen resiko. Akan tetapi, globalisasi
keuangan juga dapat menuntun negara menuju krisis keuangan.Hal ini, menjadi topik
yang sangat serius setelah negara mengalami krisis ekonomi yang cukup parah pada
tahun 2008 silam. Maka, integrasi capital market

yang dilakukan saat MEA

terlaksana harus dicermati agar tidak menyebabkan spillover volatility bagi negara –
negara yang tergabung, khususnya bagi Indonesia dan bagaimana kesiapan Indonesia
dalam menghadapi integrasi tersebut.
Pada penelitian – penelitian sebelumnya, telah dibuktikan bahwa terjadi
spillover volatility antara capital market di dunia. Gee dan Karim (2010) menemukan
bahwa bursa saham Amerika memiliki pengaruh besar dari pada bursa Jepang
terhadap 5 bursa utama di ASEAN, dan bursa Thailand dan Filipina yang paling
rentan. Sedik dan Williams (2011) menemukan bahwa terjadi spillover effect dari
bursa Amerika terhadap bursa negara – negara GCC. Zeaud dan Shbiel (2012) juga
menemukan spillover effect dari bursa London menuju bursa New York, sedangkan
diantara bursa – bursa Eropa terdapat volatility spillover effects secara tidak langsung

7

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

dari bursa Frankfrut ke paris dan Paris ke London. Maka, hal tersebut merupakan
bukti bahwa integrasi finansial menyebabkan spillover effect bagi bursa yang terkait.

Selain spillover volatility, banyak penelitian juga yang membuktikan bahwa
terjadi asymetric effect antara bursa saham dunia saat terjadi spillover volatility. Yang
dimaksud dengan asymetric effect adalah saat respons asset returns berbeda terhadap
kejadian positif atau negatif, juga efek dari kejadian negatif terhadap volatilitas asset
cenderung lebih besar dibandingkan yang positif (Lestano dan Sucito, 2010). Saadah
(2013) menangkap bahwa terjadi respon asimetris terhadap saat terjadi spillover
volatility antara bursa saham singapura terhadap Indonesia, terlebih lagi saat fase
bearish. Lestano dan Sucito (2010) juga menangkap adanya spillover volatility dan
asymetric effect dari bursa Singapura ke Indonesia. Koutmos dan Booth (1995)
menemukan bahwa terjadi asimetris pada spillover volatility antara bursa New York,
Tokyo dan London.

Di dalam MEA, Singapura merupakan negara yang dapat dikategorikan
sebagai negara maju, dengan pendapatan perkapita lebih dari 30.000 US Dollar.
Selain itu, bursa Singapura merupakan salah satu bursa yang menjadi pusat
perdagangan di ASIA. Karena itu, perdagangan, pada bursa Singapura memiliki
hubungan erat dengan bursa – bursa besar dunia lainnya yang menyebabkan
Singapura menjadi negara yang sangat berpengaruh bagi negara – negara yang
tergabung dengan MEA. Selain Singapura, Malaysia juga merupakan negara
berkembang yang memiliki pengaruh yang cukup besar di daerah regional. Bursa
Malaysia merupakan bursa yang berkembang pesat. Tercatat lebih dari 900 emiten
yang listing di bursa Malaysia, hampir dua kali lipat jika dibandingkan bursa
Indonesia. Maka, terdapat dua negara yang berpengaruh di dalam MEA dari segi
capital market yaitu Singapura dan Malaysia. Tambahan lagi, menurut Saadah (2013)
bahwa volatility spillover terjadi dari development market dan akan langsung
ditransmisikan ke emerging market. Artinya, spillover volatility terjadi dari negara
yang kondisi perekonomiannya lebih baik ke yang lebih rendah.

8

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Oleh karena itu, dengan diperkuat oleh banyak penelitian terdahulu, penelitian
ini bertujuan untuk membuktikan apakah hal yang sama yaitu spillover volatility
effect juga fenomena asymmetry spillover volatility akan terjadi pada bursa di negara
yang akan terintegrasi di dalam MEA, terutama impact terhadap Indonesia. Penelitian
ini, diwakilkan oleh 3 negara utama yaitu Indonesia sebagai variabel dependen dan
Singapura, Malaysia sebagai variabel independen. Juga, bagaimana kesiapan bursa
Indonesia dalam menghadapi integrasi perdagangan melalui MEA yang dimulai pada
januari 2016.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari apakah terdapat spillover volatility dan fenomena
asymmetry spillover volatility dari bursa Singapura dan Malaysia terhadap Indonesia.
Adapun pokok permasalahan dari penulisan karya ilmiah ini, yaitu:
“Apakah terdapat spillover volatility juga fenomena respon asimetri dalam
spillover volatility return yang ditransmisikan dari bursa saham Singapura dan
Malaysia kepada bursa saham Indonesia sebagai akibat adanya integrasi pasar
keuangan dan pasar modal sepanjang tahun 2015 sampai awal 2016?”

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis tentang adanya spillover volatility effect dan juga
pola asimetri dalam return volatility spillover saham yang ditransmisikan dari bursa
yang berpengaruh di ASEAN dalam hal ini Singapura dan Malaysia terhadap bursa
Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat baik dalam segi
praktis maupun akademis.

9

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

1.4.1 Manfaat Praktis
-

Bagi Pemerintah Indonesia

Harapnnya, dengan melihat penelitian ini Pemerintah Indonesia mampu bergerak
cepat dalam menetapkan kebijakan dan peraturan, agar integrasi capital market
karena MEA dapat memberikan manfaat positif bagi Indonesia bukan sebaliknya.
Selanjutnya, bursa saham Indonesia bisa berkembang dan menjadi salah satu yang
terbaik di ASEAN.
-

Manajer Portfolio dan Investor

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan masukan bagi para
manajer portfolio dan investor dalam melakukan diversifikasi dalam membentuk
portfolio, agar membentuk portfolio yang optimal.

1.4.2 Manfaat Akademis
Dengan dilakukan penelitian ini harapanya, dapat dilakukan penelitian –
penelitian lanjutan saat MEA benar – benar terlaksana untuk mengetahui dampak
Spillover Volatility dan fenomena asimetris yang terjadi.

1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
“Terdapat

respon

asimetri

dalam

spillover

volatilitas

return

yang

ditransmisikan dari pasar modal Singapura dan Malaysia kepada pasar modal
Indonesia sebagai akibat adanya integrasi pasar keuangan dan pasar modal dalam
menyongsong MEA sepanjang tahun 2015 sampai awal 2016.”

1.6 Sistematika Penulisan

10

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

BAB I Pendahuluan
Pendahuluan menerangkan latar belakang masalah mengapa penulis
mengambil topik yang akan diteliti penulis; rumusan masalah yang menjelaskan
batasan masalah yang diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teoritis dan Metodologi
Landasan teoritis menjelaskan kerangka teori, model penelitian, dan hipotesis
konseptual. Pada kerangka teori, penulis menjelaskan teori-teori dan variabel yang
terkait dengan penelitian yang berasal dari pemikiran para peneliti sebelumnya yang
terdapat pada jurnal, karya ilmiah ekonomi, dan literatur ekonomi lainnya.
Metodologi penelitian meliputi uraian variabel-variabel penelitian dan
defenisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta
metode menganalisis data.
BAB III Pembahasan
Menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, seluruh proses dan teknik
analisis data hingga hasil dari pengujian hipotesis sesuai dengan metode penelitian
yang digunakan.
BAB IV Penutup
Berisi kesimpulan, uraian implikasi dari hasil penelitian yang diperoleh, serta
saran bagi pihak terkait.
BAB II
LANDASAN TEORITIS dan METODOLOGI
2.1 Kerangka teoritis
Integrasi capital market (bursa efek) yang akan dilakukan

saat masyarakat

ekonomi ASEAN (MEA) berlangsung memberikan tantangan bagi Indonesia.
Integrasi keuangan tersebut memang tidak dapat dihindari sebagaimana dampak dari
proses liberalisasi dan globalisasi keuangan. Oleh karenya, pemerintah harus bersiap

11

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

memperkuat kondisi domestik Indonesia agar siap dalam menyonsong integrasi pasar
keuangan tersebut.
Globalisasi keuangan menururut Prasad et al (2003) yaitu konsep agregat yang
mengacu pada meningkatnya hubungan global melalui arus keuangan lintas batas.
Kondisi tersebut terjadi karena hubungan erat yang dijalin antara negara, kegiatan
yang terjalin meliputi, ekspor – impor, perdagangan dan investasi. Oleh sebab itu,
karena integrasi keuangan membuat negara seakan terintegrasi menjadi satu. Dengan
adanya integrasi tersebut, banyak studi empiris yang telah mengungkapkan karena
akibat dari integrasi keuangan, shock yang terjadi pada pasar keuangan negara
tertentu dapat dengan mudah ditransmisikan ke negara lainnya.
Banyak penelitian sebelumnya yang mulai meneliti tentang integrasi keuangan.
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa Integrasi
keuangan tersebut menyebabkan fluktuasi pada capital market suatu negara akan
ditransmisikan langsung ke negara lain. Studi empiris sebelumnya banyak yang telah
memasukan unsur transmisi serta fenomena asimetris, (Saadah,2013), (Lestano dan
Sucito, 2010), (Gee dan Karim, 2010),(Chiang,Chen dan So, 2005), (Koutmos dan
Booth, 1995), dan (Dovhunova, 2012).
Saadah (2013), menganalisis tentang respon asymmetry pada fenomena spillover
volatility dari bursa Singapura terhadap bursa Indonesia. Menurut penelitian tersebut
bahwa terjadi fenomena asimetris dalam spillover volatilitas tersebut. Shock negatif di
Singapura memiliki impact yang lebih besar terhadap bursa di Indonesia. Lestano dan
Sucito (2010), juga meneliti tentang fenomena spillover volatility bursa Singapura
dan Indonesia. Penelitian tersebut menggunakan model E-GARCH (1,1). Hasilnya,
bahwa benar terjadi spilover volatility dari bursa Singapura ke bursa Indonesia. Gee
dan Karim (2010) juga meneliti hal yang serupa dengan menetapkan bursa dunia
dalam hal ini Amerika, Jepang terhadap bursa di ASEAN. Hasilnya spilover terjadi
dari bursa Amerika, bukan bursa Jepang.

12

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Diluar negara – negara ASEAN, Duvhunova (2012), meneliti tentang fenomena
volatility spillover dan respon asimetri pada bursa saham negara yang tergabung
dalam CEE (Ceko,Hungaria dan Polandia) juga, pengaruh bursa Jerman terhadap
negara CEE, dengan menggunakan model VAR. Hasilnya, terbukti bahwa terjadi
asimetris pada spillover volatility bursa negara CEE dan intensitasnya lebih besar saat
Jerman dimasukan pada model. Chiang, Chen dan So (2005) meneliti tentang
asimetris spillover volatility pada 4 major stock market, Amerika, Kanada, Inggris
dan Jepang. Model yang digunakan double- T-GARCH. Dengan hasil seluruh return
di pengaruhi oleh bursa Amerika.
2.2 Pilar Masayarakat Ekonomi ASEAN (Integrasi Pasar Keuangan)
Pada KTT ASEAN tahun 2007, negara-negara anggota ASEAN menegaskan
komitmen mereka untuk membentuk ASEAN Economic Community (AEC / MEA)
pada tahun 2015, dan bertujuan mengubah kawasan ASEAN menjadi kawasan bebas
pertukaran barang dan jasa, investasi, tenaga kerja, dan aliran modal. AEC memiliki 4
(empat) karekteristik utama sebagai berikut: pertama, single market and production
base; kedua, competitive economic region; ketiga, equitable economic development;
dan keempat, integrated into the global economy.
Merujuk pada AEC blueprint, ASEAN berusaha untuk mewujudkan sistem
keuangan regional yang terintegrasi secara baik dan bertahap, melalui liberalisasi
capital account, pembentukan inter-linked financial markets di kawasan, dan
penguatan koordinasi kebijakan makroekonomi diantara negara anggota ASEAN.
Sejalan dengan hal tersebut, pada tahun 2011 ASEAN Central Bank Governors telah
mengadopsi ASEAN Financial Integration Framework (AFIF) yang berfungsi sebagai
general approach untuk mendukung inisiatif integrasi dan liberalisasi sistem
keuangan ASEAN dalam naungan AEC. Dengan disusunnya AFIF diharapkan,
kawasan Asia Tenggara telah memiliki semi-integrated financial market pada tahun
2020. Agenda integrasi keuangan ASEAN mencakup 4 (empat) inisiatif utama,
sebagai berikut:

13

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

a. Financial Services Liberalization and Banking Integration (FSL)
Pengurangan berbagai batasan (restrictions) pada perbankan, perusahaan
asuransi dan investasi milik negara anggota ASEAN dalam menyediakan jasa
keuangan di negara lain dalam kawasan akan diterapkan secara bertahap. Negara
anggota ASEAN nantinya akan bertemu dan mendiskusikan mengenai proses
liberalisasi keuangan dengan mempertimbangkan kesiapan perekonomian tiap
negara. ASEAN juga akan menentukan bank-bank milik negara anggota ASEAN
yang dianggap telah memenuhi kualifikasi tertentu (Qualified ASEAN BanksQABs) untuk bisa beroperasi di seluruh kawasan ASEAN dan mendapat
perlakuan yang sama seperti bank domestik.
b. Capital Account Liberalization (CAL)
ASEAN berusaha untuk meliberalisasi aliran modal dalam kawasan dengan
cara mengurangi secara bertahap berbagai batasan (restrictions) pada beragam
foreign exchange transactions, seperti current account (CA), foreign direct
investments (FDIs), dan portfolio investments (PIs).
c. Capital Market Development
ASEAN

menekankan

pembangunan

pasar

modal

regional

melalui

peningkatan kapasitas dan pembangunan infrastruktur jangka panjang untuk
mencapai integrasi pasar modal di kawasan. Hal ini, akan terwujud melalui
harmonisasi beragam peraturan dan regulasi domestik dan infrastruktur pasar.
d. Harmonized Payments and Settlement Systems (PSS)
Integrasi keuangan ASEAN mencakup, harmonisasi Payments and Settlement
System di kawasan sebagai salah satu infrastruktur sistem keuangan. Negaranegara anggota ASEAN terus berupaya untuk mengembangkan rencana jangka
pendek, menengah, dan panjang dalam rangka harmonisasi ASEAN-PSS.

14

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Melalui ASEAN Financial Integration, negara-negara ASEAN berharap untuk
memperoleh keuntungan skala ekonomi, pangsa pasar yang lebih besar, serta kerja
sama alih teknologi dan informasi dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang
kawasan, yaitu pasar keuangan regional yang kompetitif, pertumbuhan ekonomi
regional yang tinggi, geopolitical empowerment, dan kemampuan untuk menghadapi
external shocks serta mitigasi kemungkinan contagion risk.
2.3 Spillover Volatilitas
Volatilitas berasal dari kata volatil (volatile). Istilah ini mengacu pada kondisi
yang tidak stabil, cendrung bervariasi, dan sulit diperkirakan. Volatilitas memiliki
banyak peranan dalam bidang finansial diantaranya adalah pengamatan prilaku
harga aset finansial. Perilaku tersebut dapat diamati melalui dua parameter yaitu
rata-rata(mean) dan variance. Dalam bahasa finansial variance disebut volatilitas.

Berdasarkan riset empiris terdahulu diketahui bahwa volatilitas return aset
sering merespon good news dan bad news berbeda. Dampak yang diberikan bad
news terhadap harga aset cenderung lebih besar dibandingkan dampak yang
diberikan good news (Kim, 2003). Return saham dan volatilitas cendrung
berkorelasi negatif, dengan arti ketika harga saham menurun, maka volatilitas
meningkat.

Volatilitas sebagaimana diukur oleh standar deviasi atau variance seringkali
dipakai sebagai alat tolak ukur risiko aset keuangan (Brooks, 2000) sehingga
pengukuran efek spillover volatilitas menjadi penting karena pada akhirnya hasil
pengukuran tersebut dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan keuangan,
termasuk alokasi aset optimal, konstruksi strategi hedging global, dan juga
regulasi keuangan seperti capital control( Lestano dan Sucito, 2010).

Spillover volatilitas adalah hasil interpendensi pasar keuangan antar negara.
Istilah interpendensi tersebut berarti pergerakan pasar keuangan pada suatu negara

15

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

dapat berimplikasi pada pasar keuangan negara lainnya sebagai bentuk adanya
integrasi pasar. Efek penularan atau spillover volatilitas mengacu pada
penyebaran gangguan pasar keuangan suatu negara ke negara lainnya, sebuah
proses yang dapat dilihat dari harga saham, nilai tukar, atau arus modal lainnya
(Dornbusch & Claessens, 2000).

2.4 Asimetris Volatilitas
Asimetris volatilitas menggambarkan bahwa informasi negatif memberikan
dampak volatilitas yang lebih tinggi dari pada informasi positif dengan magnitude
yang sama. Hal ini kerap kali ditemukan dalam data keuangan, contohnya indeks
harga saham (Asih et al, 2011).

Badhani (2009) mengatakan, bahwa fenomena asimestis pada harga asset
telah diteliti dalam 3 aspek. Pertama, fenomena asimetris ditemukan saat respon
volatilitas saat terjadi perubahan harga asset dan volatilitas semakin besar ketika
bursa mengalami shock negatif . Kedua, bukti terjadinya asimetris dapat dilihat
pada mean reversion pada asset price. Studi menenyebutkan, return saham
negatif akan berbalik lebih cepat dibandingkan dengan return positif. Ketiga,
tanda – tanda asimetris telah ditemukan dalam beberapa studi empiris
sebelumnya. Disebutkan bahwa covariance return juka akan meningkat saat
terjadi fase bear phase. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian (Chiang,
Cen dan So, 2005).

Asimetris volatilitas akan jelas terlihat pada pasar keuangan yang terintegrasi.
Sebab lain dari fenomena asymmetric volatility effect adalah volatility feedback
effect (Pindyck, 1984; French et al 1987; Campbell dan Hentschel, 1992) dan
peningkatan korelasi harga saham dalam down-markets (Conrad et al 1991;
Longin and Solnik, 2001; Ang dan Chen 2002).

16

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

2.5 Metode Penelitian
2.5.1 Data
Di dalam penelitian ini, untuk menangkap respon asimetris dari bursa
Singapura dan Malaysia terhadap bursa Indonesia, kami menggunakan data time
series return harian saham pada saat penutupan bursa index IHSG, Strait Times dan
FTSE Malaysia. Data berjumlah 261 observasi yang diambil dari tanggal 2 Januari
2015 – 10 Februari 2016. Data times series yang digunakan dalam penelitian ini
diunduh dari Yahoo Finance. Dari setiap indeks, data return saham dihitung dari
perubahan harga saat penutupan bursa dari 2 hari yang berbeda yaitu Rt =( It – It-1 ) / It1, It

merupakan indeks saham tahun t dan t-1 return hari sebelumnya.

2.5.2 Metode Data dan Analisis
2.5.2.1 Uji Normalitas : Uji Jarque-Berra
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diteliti apakah
terdistribusi secara normal. Jika tidak terdistribusi secara normal, maka data
mengandung unsur time varying volatility. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
skewness, kurtosis, dan probability Jarque-berra.
Skewness merupakan derajat ketidak simetrian distribusi. Jika skewness tidak
≠ 0 maka data tidak terdistribusi normal, jika koefisien skewness < 0 maka data
memiliki distribusi miring kekiri berarti data kecenderungan menumpuk pada nilai
lebih tinggi, dan sebaiknya.
Kurtosis merupakan derajat keruncingan sebuah distribusi. Kurva yang
berbentuk lebih runcing dari pada yang terdistribusi normal disebut leptokurtik, yang
lebih mendatar disebut platikurtik dan yang terdistribusi normal disebut mesokurtik.
Data yang terdistribusi normal memiliki kurtosis = 3, sementara leptokurtik > 3 dan
platikurtik < 3.

17

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Jika data tidak mengandung unsur – unsur seperti diatas maka datara tersebut tidak
terdistribusi secara normal. Jika probabilita Jarque-Berra < α maka mengindikasikan
data tidak terdistribusi secara normal.
2.5.2.2 Uji ARCH Effect : LM- Test
Sebelum kita menggunakan model ARCH/GARCH, kita harus mengetaui
terlebih dahulu apakah tedapat ARCH effect dalam setiap variabel pada model
tersebut. Untuk itu, agar mengetahui adanya ARCH effect dalam variabel kita harus
melakukan tes terlebih dahulu.

Uji yang dilakukan bernama ARCH LM-Test

(Autoregressive Conditional Heteroskedasticity - Lagrange Multiplier).
Pada model ARCH variance residual periode sekarang berkorelasi dengan
residual

kuadrat

pada

periode

sebelumnya,

maka

mengandung

unsur

heteroskedasticity. Jadi hipotesisnya, apabila αt = 0 maka tidak terdapat ARCH effect
pada model, jika αt ≠ maka terdapat ARCH effect pada model.
2.5.2.3 Model T-GARCH
Untuk melakukan analisis pada data time series dengan data bervolatilitas
tinggi maka digunakan analisis yang dapat menangkap rata – rata variance bukan
hanya mean saja . Hal tersebut, digunakan setelah artikel seminar (Engle, 1982)
Univariate Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (ARCH) dan generalized
ARCH (GARCH). Model tersebut, sudah dapat menangkap dan menganalisa data
yang bersifat fat-tails, juga mengandung volatility clustering. Banyak studi yang telah
membahas tentang model ini secara komperhensif dalam bidang keuangan, Bollerslev
et al (1992), Bollerslev et al (1994), Pagan (1996).

Pada penelitian ini , penggunaan model T-GARCH bertujuan untuk
menangkap fenomena asimetris dan volatilitas antara return saham pada bursa
ASEAN, lebih spesifik antara bursa Singapura dan Malaysia terhadap Indonesia.
Model ini digunakan karena hasil pada penelitian – penelitian sebelumnya
membuktikan bahwa prilaku data return saham mengandung volatility clustering

18

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

selain itu, data return saham juga mengandung pola yang asimetris. Volatilitas antara
return saham tersebut biasanya meningkat setelah terjadi shock yang bersifat return
negatif. Maka, sebelum parameter diestimasi menggunakan model T-GARCH,
terlebih dahulu harus dilakukan LM test untuk membuktikan apakah terdapat ARCH
effect pada parameter yang akan diestimasi. LM test dilakukan dengan cara
melakukan ordinary least square terhadap variabel return saham dengan inteceptnya.
Diketahui dari literatur, bahwa data return selain mengandung volatility
clustering, data return juga tidak terdistribusi normal tetapi mengandung fat-tails
distribution, maka data tersebut memiliki kecenderungan lebih sulit untuk diukur.
Distirbusi yang bersifat fat-tails dapat terlihat jika Kurtosisnya memiliki nilai positif
lebih dari 3. Distribusi yang memiliki karakteristik seperti yang disebutkan
sebelumnya, dapat di golongkan sebagai leptokurtik. Kondisi tersebut mencerminkan
bahwa data memiliki karakteristik yang berbeda dari distribusi normal (Gaussian).
Oleh karena itu, untuk dapat meneliti dengan data yang berkarakteristik seperti yang
telah disebutkan, kami menggunakan model T-GARCH untuk meneliti volatilitas
return saham dari bursa Indonesia. Model T-GARCH merupakan pengembangan dari
model ARCH/GARCH oleh Engle (1992) dan Bolerslev (1986) yang dikembangkan
oleh Zakoian (1991). Hansen dan Lunde (2001) telah menguji sebanyak 330 kali
model GARCH dengan ordo berbeda dan ditemukan bahwa GARCH (1,1)
merupakan model terbaik untuk memprediksi volatilitas dan return. Untuk itu, TGARCH (1,1) digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisa volatilitas return
saham Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Berikut model mean dan variance antara bursa Singapura dan Malaysia
terhadap bursa Indonesia. Model ini menggunakan T-GARCH (1,1).


|

19



Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Dengan ketentuan:

Rt : IHSG return
{

{

{

Pada persamaan mean diatas merupakan ARMA Autoregressive Moving
Average (r,j). R meruapakan return harian dari IHSG, εt stochastic error, Ωt-1 adalah
seluruh informasi pada saat t-1, ht merupakan persamaan variance return dengan
fungsi dijelaskan dalam persamaan (2). Persamaan diatas dibuat untuk menunjukan
apakah volatilitas return saham di Indonesia memperlihatkan prilaku yang berbeda
pada saat bursa Singapura dan Malaysia mengalami return yang negatif atau positif
pada periode hari sebelumnya. Parameter yang ada pada persamaan (2) adalah untuk
memenuhi α0 > 0, α,β1 > 0. Variabel dummy Dt-1 pada persamaan diatas menunjukan
price innovation dengan positif atau negatif karakteristik pada bursa saham Indonesia.
Oleh karena itu, parameter Dt-1 menunjukan pengaruh asimetris apabila domestik
shock memiliki karakteristik postif atau negatif terhadap prilaku return dari IHSG
(bursa Indonesia). Sedangkan D*t untuk mempresentasikan inovasi harga positif dan
negatif yang terjadi di pasar Singapura dan Malaysia.
SINRS merupakan nilai kuadrat dari standardized residual yang dihasilkan
dari persamaan rata – rata model T-GARCH (1,1) untuk return saham di bursa
Singapura. Variabel tersebut meruapakan shock yang terjadi di bursa Singapura
sehingga parameter ϕ1 dalam persamaan 2 menunjukan adanya spillover volatilitas
dari bursa saham Singapura ke bursa Indonesia yang disertai positif return di
Singapura. Lalu, parameter ϕ2 menunjukan perbedaan dalam efek negatif return pada

20

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

bursa Singapura terhadap spillover volatilitas, maka ϕ1 +ϕ2 merupakan spillover
volatilitas yang ditransmisikan dari bursa Singapura kepada bursa Indonesia yang
disertai negatif return pada bursa Singapura.
Sedangkan, MALAYRS merupakan nilai kuadrat dari standardized residual
yang dihasilkan dari persamaan rata – rata model T-GARCH (1,1) untuk return
saham di bursa Malaysia. Variabel tersebut meruapakan shock yang terjadi di bursa
Malaysia. Sehingga parameter ϕ3 dalam persamaan 2 menunjukan adanya spillover
volatilitas dari bursa saham Malaysia ke bursa Indonesia yang disertai positif return
di Malaysia. Lalu, parameter ϕ4 menunjukan perbedaan dalam efek negatif return
pada bursa Malaysia terhadap spillover volatilitas, maka ϕ3 +ϕ4 merupakan spillover
volatilitas yang ditransmisikan dari bursa Malaysia kepada bursa Indonesia yang
disertai negatif return pada bursa Malaysia.
Parameter δ dalam persamaan 2 disebut dengan istilah leverage effect.
Apabila δ bernilai positif dan signifikan maka menunjukan bahwa shock memiliki
efek negatif pada bursa Indonesia yang akan memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap volatilitas α1+δ, dibandingkan dengan efek shock positif sebesar δ1.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya pola asymmetric volatility
spillover yang ditransmisikan melalui spillover volatilitas return dari bursa Singapura
dan Malaysia terhadap bursa Indonesia dari Januari 2015 – Februari 2016. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, return dari (IHSG) Indeks Harga Saham
Gabungan sebagai variabel dependen, return indeks Strait Times Singapura dan
FTSE Bursa Malaysia sebagai variabel independen. Selain itu, juga digunakan
dummy variabel untuk menunjukan kondisi pasar yang terjadi apakah good news atau
bad news. Data yang digunakan adalah data return harian.

21

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

RETURNINDO
.06

.04

.02

.00

-.02

-.04

-.06
25

50

75

100

125

150

175

200

225

250

175

200

225

250

175

200

RETURNMALAY
.03

.02

.01

.00

-.01

-.02

-.03
25

50

75

100

125

150

RETURNSING
.03
.02
.01
.00
-.01
-.02
-.03
-.04
-.05
25

50

75

100

125

150

225

250

Sumber: data diolah
Grafik 1. Menunjukan pola return saham dari bursa Indonesia, Singapura dan Malaysia dari januari 2015 – februari
2016

22

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Pada grafik 1, diperlihatkan pergerakan pola return saham bursa Indonesia
Malaysia dan Singapura pada periode Januari 2015 – Februari 2016. Jika dilihat, pola
return saham menunjukan fluktuasi yang cukup signifikan hal ini juga disebabkan
dengan kondisi ekonomi global yang berfluktuasi pada setahun belakangan. Ada
masa dimana volatilitas return tinggi dan ada masa dimana volatilitas cukup stabil,
hal ini menunjukan bahwa adanya volatility clustering dalam data return saham
dalam periode Januari 2015 – Februari 2016.

3.2 Analisis Data
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan
uji normalitas melalui Jarque-Berra test untuk mengetahui bahwa apakah terdapat
fenomena fat-tails juga volatility clustering dalam variabel yang diteliti. Hal, tersebut
dapat dilihat dari skewness, kurtosis dan Jarque-Berra. Selanjutnya, penulis
melakukan uji ARCH effect melalui ARCH-LM test untuk mengetahui apakah
terdapat unsur – unsur ARCH dalam variabel yang sedang diteliti. Lalu, penulis
menggunakan model pengembangan dari GARCH yaitu T-GARCH untuk melihat
apakah terdapat fenomena asymmetry spillover volatility dalam mekanisme transmisi
spillover volatility dari bursa Singapura dan Malaysia terhadap bursa Indonesia.
Pengujian dan estimasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan software
Eviews 8.
3.2.1 Uji Normalitas Data
Stock Return

Mean

Median

Maximum

Minimum

σ

Indonesia

-1.53E-19

0.001137

0.045844

-0.039396

0.011053

Singapura

4.07E-19

3.29E-05

0.026864

-0.042106

0.008811

Malaysia

-3.60E-19

6.25E-05

0.022531

-0.026946

0.007237

23

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Stock Return

Skewness

Kurtosis

Jarque-Berra

prob

Indonesia

-0.258391

5.050924

48.46133

0.00000

Singapura

-0.0337287

5.651848

81.11292

0.00000

Malaysia
Sumber : data diolah

-0.011999

4.145246

14.21511

0.00000

Tabel 1. Menunjukan hasil uji normalitas return saham Indonesia, Singapura dan Malaysia

Pada tabel 1, menunjukan data hasil return saham Indonesia, Singapura dan
Malaysia yang telah di uji. Pada hasil di atas, menunjukan bahwa data return saham
tidak terdistribusi normal. Hal tersebut dibuktikan dari, skewness yang ≠ 0, kurtosis
yang melebihi 3 sehingga distribusi bersifat fat-tails, serta probability Jarque-berra
yang < α. Maka, selain bersifat fat-tails, volatility clustering juga terdapat pada
variabel return. Oleh karena itu, penelitian ini dapat menggunakan model
ARCH/GARCH.
3.2.2 Uji ARCH Effect
Malaysia
Heteroskedasticity Test: ARCH
F-statistic
Obs*Rsquared

6.346089

Prob. F(5,249)
Prob. Chi28.82218 Square(5)

0.00000
0.00000

Singapura
Heteroskedasticity Test: ARCH
F-statistic
Obs*Rsquared

3.313403

0.00650

Prob. Chi15.90781 Square(5)

0.00710

Indonesia
Heteroskedasticity Test: ARCH
F-statistic
Obs*Rsquared

2.516951

Prob. F(5,249)
Prob. Chi12.26797 Square(5)

0.03030
0.03130

Sumber : data diolah

24

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Tabel 2. Menunjukan hasil ARCH-LM Test pada return saham dengan 5 lags

Pengujian melalui ARCH-LM test dilakukan untuk mengetahui, apakah
terdapat ARCH effect dalam residual pada setiap variabel dan apakah variabel yang
diteliti menunjukan efek heteroskedastis atau tidak. Penemuan heteroskedastis ini,
biasanya menjadi acuan bahwa model GARCH dapat digunakan. Selanjutnya, dalam
penelitian ini digunakan model pengembangannya yaitu Threshold-GARCH (TGARCH).
Dari hasil uji ARCH effect melalui ARCH-LM test, dapat diketahui bahwa
semua variabel memiliki efek ARCH. Hal tersebut dapat dibuktikan dari probabilita
observed R-squared seluruh return saham yang ditelit < α 5%.
3.2.3 Threshold GARCH (T-GARCH)
Setelah melakukan uji normalitas dan keberadaan ARCH effect pada residual,
penulis melanjutkan penelitian dengan menggunakan model Threshold GARCH (TGARCH). Model ini, bertujuan untuk melihat apakah terdapat fenomena asymmetric
vollatility spillover dalam mekanisme transmisi spillover volatilitas return dari bursa
Singapura dan Malaysia terhadap bursa Indonesia, sebagai akibat dari integrasi pasar
keuangan MEA.
Estimasi mean eqution dalam spesifikasi model yang ditunjukan dalam
persamaan (1) menuntut penentuan orde optimal untuk Autoregressive Proces (AR)
dan Moving Average (MA). Tabel 3, memperlihatkan hasil diagnostic test (dengan
analisis residual menggunakan 15 lag) dan kriteria model lainnya. Hasil diagnostic
test menggunakan analisis residual (dengan alpha signifikan 5%) menunjukan bahwa
hanya ARMA (3,3) yang merupakan spesifikasi model dengan residual yang ditandai
dengan white noise leg residual yang diamati tidak menunjukan autokorelasi. Dalam
hal ini, ARMA (3,3) menghasilkan nilai Adjusted R-squared terbesar juga AIC dan
SIC terkecil. Dengan demikian, model TGARCH (1,1) dengan menggunakan
spesifikasi ARMA (3,3) cukup baik untuk menangkap volatily clustering serta
fenomena asymmetric vollatility spillovers sebagai model terbaik.

25

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

SIC

AIC

R2

ARMA(3,1)

-6.130969

-6.284595

0.002009

ARMA(3,3)
ARMA(4,3)

-6.143877
-6.128503

-6.297502
-6.282129

0.020669
0.001381

ARMA(2,3)

-6.12157

-6.275195

0.002568

-6.137488

-6.291114

0.003178

ARMA(1,3)
Sumber : data diolah

Tabel 3. Menunjukan kriteria AR dan MA terbaik
Coefficient

Z-Statistic

Probability

C

-0.000419

-0.998467

0.318100

AR(3)

0.635678

4.210845

0.000000

MA(3)

-0.762754

-6.077314

0.000000

0.00000318

0.58574

0.558100

ARCH Effect α1

0.02394300

0.877259

0.380300

Asymmetry (Negative return shock - Domestic Market) δ

-0.00423600

-0.138891

0.889500

Mean Equation

Variance Equation
Constant c

α0

GARCH Effect β

0.96686000

47.69297

0.000000

Volatility Spillover Singapura ɸ1

-0.00001900

-6.938187

0.000000

Asymmetry Volatility Spillover (negative return shock) Sing ɸ2

-0.00001480

-2.339027

0.019300

Volatility Spilover Malaysia ɸ3

0.00001240

3.46463

0.000500

Asymmetry Volatility Spillover (negative return shock) Malay ɸ4

0.00000968

1.456725

0.145200

Sumber : data diolah
Tabel 4. Menunjukan tanda asimetris (sign asymmetry) dari return saham

Hasil estimasi return saham dari masing-masing indeks saham, menggunakan
model T-GARCH untuk mengidentifikasi pola fenomena asymmetric vollatility
spillover melalui pola sign asymmetry. Penelitian ini dimulai dari 2 Januari 2015
sampai dengan 10 Februari 2016. Dalam hal ini sign asymmetry pada bursa Singapura
dapat dilihat pada dummy 1 dan Malaysia pada dummy 2

26

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

3.2.4 Uji Residual ARCH-LM Effect
Heteroskedasticity Test: ARCH
F-statistic

0.572781

Prob. F(15,222)

0.8939

Obs*R-squared
Sumber : data diolah

8.867749

Prob. Chi-Square(15)

0.8843

Tabel 5.menunjukan hasil ARCH-LM Test

Dari hasil ARCH-LM Test pada tabel 5, dapat dilihat bahwa hasil estimasi
yang telah dilakukan menggunakan model T-GARCH dengan lag hingga 15. Hasil
estimasi diatas menunjukan, bahwa variabel return dari Indonesia, Singapura dan
Malaysia sudah tidak mengandung unsur ARCH. Hal tersebut

dapat diketahui

dengan melihat probabilita observed R-Squared > α. Dengan demikian, data hasil
estimasi sudah tidak mengandung unsur heteroskedastis akan tetapi homoskedastis.

3.3 Pembahasan
Sebelum melihat kondisi eksternal, variabel δ menunjukan apakah domestik
shock ditangkap asimetris. Hasil estimasi menunjukan bahwa probabilita δ tidak
signifikan (0.889500) > α. Artinya negatif return shock tidak memberikan efek yang
lebih besar diabandingkan efek positif. Hasil dari variabel α1 yang juga tidak
signifikan memberikan bukti bahwa kondisi bursa saham Indonesia selama periode
penelitian kurang dipengaruhi dari sisi domestik.
Pada persamaan variance dapat dlihat variabel GARCH (β) bernilai positif
dan signifikan (0.0000). Hal tersebut dapat diartikan bahwa, efek news memiliki
dampak yang besar dan konsisten selama waktu penelitian yaitu Februari 2015 –
Januari 2016. Hal itu, seiring dengan kondisi ekonomi global sepanjang tahun 2015
yang terombang – ambing dan merontokan kondisi bursa – bursa di ASEAN. Jika
melihat variabel ɸ1 yang juga signifikan menunjukan bahwa, terjadi efek spillover
volatility dari bursa Singapura terhadap bursa Indonesia. Hal tersebut juga sesuai
dengan penelitian sebelumnya (Saadah 2013) dan (Lestano 2010) yang membuktikan
bahwa terjadi spillover volatility dari bursa Singapura ke bursa Indonesia, yang
artinya jika terjadi shock pada bursa Singapura akan ditransmisikan langsung ke bursa

27

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

Indonesia. Dengan kata lain, bursa Indonesia terkena dampak langsung jika shock
terjadi di Singapura. Hasil dari estimasi variabel ɸ1 yang signifikan, juga memperkuat
penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa volatility spillover terjadi dari
development market dan akan langsung ditransmisikan ke emerging market (Saadah
2013).
Selain itu, variabel ɸ2 yang signifikan (0.01930) juga membuktikan selain
spillover dari bursa development (Singapura), bursa negara development juga
memberikan pengaruh asimetris terhadap bursa emerging (Indonesia). Jika terjadi
shock negatif pada bursa negara development (Singapura) hal tersebut memberikan
dampak yang lebih besar ketimbang shock yang bersifat positif. Artinya, jika pada
periode sebelumnya bursa Singapura mengalami return negatif bursa Indonesia akan
melemah sebesar (ɸ1 +ɸ2) yaitu (- 0.000038).
Berikutnya, kita akan membahas dampak dari variabel ɸ3 yang merupakan
residual Malaysia. Variabel tersebut juga menunjukan angka probabilita yang
signifikan (0.00500). Artinya jika terjadi shock di bursa Malaysia akan langsung
ditransmisikan ke bursa Indonesia. Berbeda dengan bursa Singapura, bursa Malaysia
tidak memberikan dampak yang asimetris bagi bursa Indonesia. Hal tersebut dapat
dilihat pada variabel ɸ4 yang tidak signifikan > α 1%.
Hasil estimasi pada bursa Malaysia juga menguatkan penelitian sebelumnya,
bahwa negara yang lebih maju akan mentransmisikan shock ke negara yang kondisi
perekonomiannya masih tertinggal. Malaysia merupakan negara yang lebih maju dari
segi ekonomi jika dibandingkan dengan Indonesia. Hal tersebut bisa terlihat dari GDP
dan juga bursa. Malaysia memiliki GDP yang lebih baik dan juga bursa yang lebih
berkembang. Hal ini sesuai dengan penelitian (Kim, 2003). Akan tetapi, bursa
Malaysia tidak menyebabkan dampak asimetris terhadap Indonesia. Hal ini, juga
disebabkan karena kondisi ekonomi Malaysia dan Indonesia tidak berbeda terlalu
jauh, Malaysia dan Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang atau
emerging market

28

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini mempelajari pola respon asimteri dalam spillover volatilitas dari
bursa efek Singapura, Malaysia, dan Indonesia selama periode analisis Januari 2015Februari 2016 dengan menggunakan pengembangan spesifikasi dari model ARMAT-GARCH (1,1). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terjadi spillover volatility
dari bursa Malaysia dan Singapura terhadap Indonesia. Juga, terjadi dampak asimetris
yaitu, shock yang terjadi di bursa efek Singapura akan menjadi lebih kuat ketika pasar
saham tersebut mengalami return negatif (bentuk sign asymmetry) dibandingkan
ketika Singapura mengalami return positif. Sedangkan pada bursa Malaysia terdapat
spillover volatilitas tetapi tidak terdapat efek asimetris seperti yang terdapat di bursa
Singapura.
Implikasi penting dari penelitian ini jika kita melihat kesiapan Indonesia,
bursa Indonesia masih banyak yang harus dibenahi. Dangkalnya kondisi bursa efek
Indonesia juga menjadi salah satu penyebab bagaimana spillover volatilitas dapat
dengan mudah ditransmisikan ke Indonesia dari Negara – Negara MEA (Singapura
dan Malaysia). Padahal bursa saham pada suatu negara merupkan simbol kondisi
ekonomi pada negara tersebut.
Kedepannya, jika MEA benar – benar terimplementasi pada pasar keuangan,
pemerintah Indonesia harus melakukan upaya – upaya untuk meningkatkan jumlah
emiten dan juga literacy keuangan masyarakat Indonesia tentang investasi pada bursa
efek agar dangkalnya bursa dapat diatasi. Jika tidak ada tindakan, fenomena
asimmetry spillover volatility akan terus menerjang Indonesia bahkan dengan efek
yang lebih besar karena integrasi telah benar – benar terjadi. Juga, dibutuhkan
kesiapan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan. Dibutuhkan kebijakan makro
yang cepat dan responsif ketika pasar eksternal mengalami return negatif, karena

29

Dampak Asimetris Dari Spillover Volatilitas Bursa Saham Singapura dan Malaysia Terhadap Indonesia

selama periode ini tremor akan segera dikirimkan ke pasar saham Indonesia dengan
pengaruh yang lebih besar
Untuk investor, pola asimetris memiliki implikasi pentingnya manajemen
portfolio untuk menekan risiko keuangan. Namun, dengan adanya spillover volatilitas
yang kuat dari bursa efek Singapura dan Malaysia ke Indonesia menunjukan adanya
interdepedensi antara ketiga pasar saham tersebut mengindikasikan bahwa upaya
diversifikasi portfolio setelah adanya integrasi pasar keuangan MEA akan memiliki
manfaat yang lebih rendah terutama, ketika pasar berada dalam posisi trend
downward. Untuk itu, para investor sebaiknya mencari bursa di luar Negara – Negara
yang tergabung dalam MEA untuk menghindari interdependensi tersebut.
Akhi