Perbedaan UU 1 95 dan UU 40 2007 Tentang

Perbedaan UU No. 1 Tahun 1995 dan UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
oleh
Risang Pujiyanto

DEFINISI
Organ Perseroan

Definisi RUPS

UU No. 1 Tahun 1995

UU No. 40 Tahun 2007

Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan
Komisaris
(Pasal 1 angka (2))
organ perseroan yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam perseroan dan memegang
segala wewenang yang tidak diserahkan
kepada Direksi atau Komisaris
(Pasal 1 angka (3))


Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan
Dewan Komisaris
(Pasal 1 angka (2))
Organ Perseroan yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan
dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran
dasar.
(Pasal 1 angka (4))
memuat definisi atas hal-hal itu

Definisi Perseroan Publik, Pengabungan, Tidak memuat definisi atas hal-hal itu
Peleburan,
Pengambilalihan,
Pemisahan,
Surat Tercatat, Surat Kabar dan Hari
(Pasal 1)
Tempat kedudukan
Tempat kedudukan ditentukan dalam AD dan - Tempat kedudukan ditentukan dalam AD

masih dalam wilayah NKRI
dan masih dalam wilayah NKRI
- Perseroan mempunyai alamat lengkap
sesuai dengan tempat kedudukannya
(Pasal 5)
(Pasal 5)
PENDIRIAN, ANGGARAN DASAR, PERUBAHAN AD, PENDAFTARAN, DAFTAR PERSEROAN dan PENGUMUMAN
Pengecualian terhadap ketentuan yang Badan Usaha Milik Negara
a.
Persero yang seluruh sahamnya dimiliki
mewajibkan pendirian Perseroan dilakukan
oleh negara; atau
oleh 2 orang atau lebih
b.
Perseroan yang mengelola bursa efek,
lembaga
kliring
dan
penjaminan,
lembaga

penyimpanan
dan
penyelesaian,
dan
lembaga
lain
(Pasal 7)
sebagaimana diatur dalam Undang-

1

Undang tentang Pasar Modal.

Proses permohonan pengesahan Perseroan
sebagai badan hukum

-

Jangka waktu permohonan pengesahan


Perbuatan hukum yang berkaitan dengan
kepemilikan
saham
dan
penyetoran/
penyertaannya, yang dilakukan oleh pendiri
sebelum perseroan didirikan

Pendiri
secara
bersama-sama
mengajukan permohonan tertulis
Kuasa untuk memohon pengesahan dapat
diberikan kepada Notaris atau orang lain.

(Pasal 9)
Tidak diatur

-


Memakai kata penyertaan saham
Baik dinyatakan dengan akta otentik
maupun dengan akta yang bukan akta
otentik, akta itu dilekatkan pada Akta
Pendirian

(Pasal 10)
Perbuatan hukum yang dilakukan calon pendiri
untuk kepentingan perseroan yang belum
didirikan

Tidak diatur

Perbuatan hukum yang dilakukan pendiri untuk
kepentingan perseroan yang belum meperoleh
status badan hukum (belum disahkan)

-

-


mengikat Perseroan setelah Perseroan
menjadi badan hukum apabila perseroan
menyatakan menerima, mengambil alih,
dan mengukuhkan secara tertulis.
Kewengangan pengukuhan ada pada
RUPS atau pada seluruh pendiri,

2

(Pasal 7)
- Pendiri
secara
bersama-sama
mengajukan permohonan melalui sistem
administrasi badan hukum
- Kuasa untuk memohon pengesahan
hanya dapat diberikan kepada notaris
(Pasal 9)
- 60 hari terhitung sejak tanggal Akta

Pendirian
- Apabila lewat 60 hari sejak tanggal Akta
Pendirian pendiri tidak
mengajukan
permohonan pengesahan maka Akta
Pendirian menjadi batal dan Perseroan itu
bubar karena hukum
(Pasal 10)
- Memakai kata penyetoran saham
- Dalam hal dinyatakan dengan akta yang
bukan akta otentik, akta itu dilekatkan
pada Akta Pendirian
- Dalam hal dinyatakan dengan akta otentik
maka nomor, tanggal,dan nama serta
tempat kedudukan Notaris yang membuat
akta itu sisebutkan dalam Akta Pendirian
(Pasal 12)
mengikat Perseroan setelah Perseroan
menjadi badan hukum apabila RUPS pertama
Perseroan

secara
tegas
menyatakan
menerima atau mengambil alih
(Pasal 13)
mengikat Perseroan apabila RUPS pertama
yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham
menyetujuinya.
(Pasal 14)

Perubahan AD yang
persetujuan Menteri

Jangka waktu
kepada Menteri

Jangka
waktu
pemberitahuan


harus

permohonan

permohonan

mendapat

persetujuan

pelaporan/

Berlakunya perubahan AD yang cukup dengan
pelaporan/ pemberitahuan ke Menteri
Berlakunya perubahan AD mengenai status
Perseroan Tertutup menjadi terbuka serta
perubahan AD yang dilakukan dalam rangka
penggabungan atau pengambilalihan
Daftar Perusahaan dan Pendaftaran dalam
Daftar Perusahaan


pemegang saham dan Direksi
(Pasal 11 berikut penjelasannya)
Perubahan tempat kedudukan tidak harus
mendapat persetujuan Menteri, cukup
dilaporkan kepada menteri
(Pasal 15)
Tidak diatur

-

14 hari terhitung sejak tanggal akta Notaris
tentang perubahan AD
- Tidak diatur konsekuensi keterlambatan
pelaporan
(Pasal 15)
Sejak tangal pendaftaran
Perusahaan
(Pasal 17 ayat (2))
Tidak diatur


-

-

dalam

Daftar

Daftar
perusahaan
adalah
daftar
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 3
Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan
Yang wajib didaftarkan :
a.
Akta
Pendirian
beserta
surat
Pengesahan Menteri
b.
Akta Perubahan AD beserta Surat
Persetujuannya
c.
Akta Perubahan AD beserta laporan
kepada Menteri

3

Perubahan
tempat
kedudukan
mendapat persetujuan Menteri

harus

(Pasal 15)
- 30 hari terhitung sejak tanggal akta Notaris
tentang perubahan AD
- Setelah
lewat
batas
waktu
itu,
permohonan persetujuan tidak dapat
diajukan
(Pasal 21)
- 30 hari terhitung sejak tanggal akta
Notaris tentang perubahan AD
- Setelah
lewat
batas
waktu
itu,
permohonan persetujuan tidak dapat
diajukan
(Pasal 21)
Sejak tanggal diterbitkannya surat penerimaan
pemberitahuan perubahan AD oleh Menteri
(Pasal 23)
Diatur dalam pasal 25

Tidak diatur tetapi masih berlaku
(Pasal 159)

Daftar Perseroan

(Pasal 21 berikut penjelasannya)
Tidak diatur

Pengumuman dalam TBN RI

-

Dilakukan direksi dengan mengajukan
permohonan
30 hari terhitung sejak pendaftaran dalam
Daftar Perusahaan

(Pasal 22)
Konsekuensi tidak dilakukannya Pendaftaran
dalam Daftar Perusahaan dan pengumuman
dalam TBN RI
MODAL DAN SAHAM
Jenis Saham

Besarnya Modal Dasar Perseroan

Modal ditempatkan

Saat penyetoran modal ditempatkan

Direksi bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas segala perbuatan hukum yang
dilakukan Perseroan
(Pasal 23)
-

Saham atas nama dan saham atas tunjuk
Saham atas tunjuk dapat digadaikan;
saham atas nama dapat digadaikan
sepanjang tidak ditentukan lain dalam AD
(Pasal 24 dan Pasal 53)
Paling sedikit Rp. 20.000.000 (duapuluh juta
rupiah)
(Pasal 25)
Paling sedikit 25% dari modal dasar yaitu Rp.
5.000.000
(Pasal 26)
- Pada saat pendirian sampai sebelum
adanya pengesahan adalah paling sedikit
50% dari nilai nominal saham/modal
ditempatkan
- Sedangkan sisanya harus sudah disetor
penuh pada saat pengesahan.

Diselengarakan oleh menteri dan tidak
dikaitkan dengan UU No. 3 Tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan
(Pasal 29)
- Pengumuman dalam TBN RI dilakukan
oleh Menteri
- 14 hari terhitung sejak diterbitkannya
Keputusan Pengesahan, Persetujuan atau
sejak
diterimanya
pemberitahuan
perubahan AD
(Pasal 30)
Tidak diatur

-

Saham atas nama
Dapat diagunkan dengan gadai atau
jaminan fidusia sepanjang tidak diatur lain
dalam AD
(pasal 48 berikut penjelasannya dan Pasal 60)
paling sedikit Rp. 50.000.000 (limapuluh juta
rupiah)
(Pasal 32)
Paling sedikit 25% dari modal dasar yaitu Rp.
12.500.000
(Pasal 33)
Harus ditempatkan dan disetor penuh.
(Pasal 33)

(Pasal 26)
Bentuk tagihan yang dapat dikompensasikan Diatur tersendiri dalam PP No. 1 Tahun 1999, Diatur dalam Pasal 35, yaitu tagihan perseroan

4

sebagai setoran saham

yaitu tagihan perseroan yang timbul karena:
yang timbul karena:
- Perseroan telah menerima uang atau - Perseroan telah menerima uang atau
penyerahan benda berwujud atau benda
penyerahan benda berwujud atau benda
tidak berwujud yang dapat dinilai dengan
tidak berwujud yang dapat dinilai dengan
uang;
uang;
- Perseroan menjadi penanggung atau - pihak yang menjadi penanggung atau
penjamin utang dari suatu pihak, di mana
penjamin
utang
Perseroan
telah
Perseroan telah menerima manfaat yang
membayar lunas utang Perseroan sebesar
dapat dinilai dengan uang
yang ditanggung atau dijamin
- pihak yang menjadi penanggung atau - Perseroan menjadi penanggung atau
penjamin utang dari Perseroan telah
penjamin utang dari pihak ketiga dan
melakukan kewajibannya membayar lunas
Perseroan telah menerima manfaat
utang Perseroan
berupa uang atau barang yang dapat
dinilai dengan uang yang langsung atau
tidak langsung secara nyata telah diterima
Perseroan.
(Pasal 28 dan PP No. 1 Tahun 1999)
(Pasal 35)

Larangan Kepemilikan Silang atas saham

Dilarang tanpa adanya pengecualian
Larangan ini berlaku juga bagi anak
perusahaan terhadap saham yang dikeluarkan
oleh induk perusahaannya
(Pasal 29)

Pembelian Kembali Saham

-

-

-

Tidak berlaku terhadap kepemilikan yang
diperoleh berdasarkan peralihan karena
hukum, hibah atau hibah wasiat
- Kepemilikan silang atas saham yang
diperoleh berdasarkan peralihan karena
hukum, hibah atau hibah wasiat, dalam
jangka waktu 1 tahun harus dialihkan
kepada pihak lain yang tidak dilarang
memiliki saham.
- Cakupan larangan lebih luas
(Pasal 36)
- Tidak diatur dibayar dari apa
- Kewenangan RUPS untuk memberikan
persetujuan pembelian kembali dapat
diserahkan kepada Dewan Komisaris
- saham yang dibeli kembali oleh perseroan
tidak berhak atas pembagian dividen

Dibayar dari laba bersih
Kewenangan RUPS untuk memberikan
persetujuan pembelian kembali dapat
diserahkan kepada Komisaris atau
Direktur
Tidak diatur apakah saham yang dibeli
kembali oleh perseroan berhak atas
dividen
(Pasal 37 s/d Pasal 40)

5

Penambahan Modal ditempatkan dan disetor
dalam batas modal dasar
Pengeluaran saham dalam penambahan
Modal

(Pasal 30 s/d Pasal 33)
Tidak diatur
-

-

-

Tidak ada ketentuan yang mengatur
terhadap saham yang dikeluarkan adalah
saham
yang
klasifikasinya
belum
dikeluarkan
Pengecualian terhadap ketentuan yang
mengharuskan saham yang dikeluarkan
dalam penambahan modal ditawarkan
terlebih dahulu kepada pemegang saham
seimbang dengan pemilikan saham untuk
klasifikasi sama harus ditentukan dalam
AD.
Ditawarkan kepada karyawan mendahului
penawaran kepada orang lain

Diatur dalam pasal 42
-

-

Pengurangan Modal

(Pasal 36)
- Memberitahukan secara tertulis kepada
semua kreditor dan mengumumkan dalam
Berita Negara RI
- Persetujuan menteri atas pengurangan
modal diberikan antara lain apabila
gugatan kreditor telah mendapat putusan
pengadilan
yang
telah
mempunyai
kekuatan hukum tetap
- Perubahan
AD
dan
perset
ujuan Menteri harus didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan dan diumumkan dalam
TBN
- Tidak
diatur
tentang
tata
cara
pengurangan modal ditempatkan dan
disetor

6

-

-

Diatur dalam Pasal 43
ada pengecualian terhadap ketentuan
yang
mengharuskan
saham
yang
dikeluarkan ditawarkan terlebih dahulu
kepada pemegang saham, yaitu dalam hal
pengeluaran saham:
a. ditujukan kepada karyawan Perseroan;
b. ditujukan kepada pemegang obligasi
atau
efek
lain
yang
dapat
dikonversikan menjadi saham, yang
telah dikeluarkan dengan persetujuan
RUPS; atau
c. dilakukan dalam rangka reorganisasi
dan/atau restrukturisasi yang telah
disetujui oleh RUPS.
Ditawarkan kepada pihak ketiga termasuk
namun tidak terbatas karyawan
(Pasal 43)
Memberitahukan kepada semua kreditor
dengan mengumumkan dalam 1 atau lebih
surat kabar
Persetujuan menteri atas pengurangan
modal diberikan antara lain apabila
gugatan kreditor ditolak oleh pengadilan
berdasarkan
putusan
yang
telah
memperoleh kekuatan hukum tetap
Perubahan AD dan persetujuan Menteri
didaftarkan dalam Daftar Perseroan dan
diumumkan dalam TBN
Keputusan RUPS tentang pengurangan
modal ditempatkan dan disetor dilakukan
dengan cara penarikan kembali saham
atau penurunan nilai nominal saham

Hak atas Kepemilikan Saham

Pemindahan hak atas saham

(Pasal 37, 39 dan Pasal 40)
Tidak diatur

-

Pemindahan hak atas saham atas nama
dilakukan dengan akta pemindahan hak
Pemindahan hak atas saham atas tunjuk
dilakukan dengan penyerahan surat
saham.
Direksi mencatat dalam Daftar Pemegang
saham atau Daftar Khusus pemindahan
hak atas saham atas nama
Dalam AD dapat diatur persyaratan
mengenai pemindahan hak, yaitu :
a. keharusan
menawarkan
terlebih
dahulu kepada kelompok pemegang
saham tertentu atau pemegang saham
lainnya
b. keharusan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari organ perseroan
(Pasal 49 dan Pasal 50)

keharusan menawarkan terlebih dahulu

keharusan mendapatkan persetujuan terlebih

-

(Pasal 44 s/d Pasal 47)
Saham memberikan hak kepada pemiliknya
untuk:
- menghadiri dan mengeluarkan suara
dalam RUPS;
- menerima pembayaran dividen dan sisa
kekayaan hasil likuidasi;
- menjalankan hak lainnya berdasarkan
Undang-Undang ini.
(Pasal 52)
-

-

Pemindahan hak atas saham dilakukan
dengan akta pemindahan hak (UU PT
Baru hanya mengenal saham atas nama)
Direksi mencatat dalam Daftar Pemegang
saham
atau
Daftar
Khusus
dan
memberikan pemberubahan susunan
pemegang saham kepada Menteri untuk
dicatat dalam Daftar Perseroan
Dalam AD dapat diatur persyaratan
mengenai pemindahan hak, yaitu :
a. keharusan
menawarkan
terlebih
dahulu kepada pemegang saham
dengan klasifikasi tertentu atau
pemegang saham lainnya
b. keharusan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari organ perseroan
c. keharusan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari instansi yang
berwenang
(Pasal 56 dan Pasal 57)
Tidak
diatur
kewajiban
Perseroan
menjamin bahwa semua saham yang
ditawarkan dibeli dengan harga yang wajar

Perseroan wajib menjamin bahwa semua saham yang ditawarkan dibeli dengan
harga yang wajar dan dibayar tunai dalam
waktu 30 hari terhitung sejak penawaran
(Pasal 51)
(Pasal 58)
Dalam hal ditolak, maka organ perseroan Tidak diatur ketentuan tentang bahwa organ

7

dahulu dari organ perseroan
Tindakan
perseroan
yang
pemegang saham atau perseroan

merugikan

harus menunjuk calon pembeli lain
(Pasal 52)
Pemegang saham yang tidak menyetujui atas
tindakan berupa:
a. perubahan Anggaran Dasar
b. penjualan,
penjaminan,
pertukaran
sebagian besar atau seluruh kekayaan
perseroan; atau
c. penggabungan,
peleburan,
atau
pengambil alihan perseroan
berhak meminta kepada Perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar
(Pasal 55)

RENCANA KERJA, LAPORAN TAHUNAN DAN PENGGUNAAN LABA
Rencana Kerja
Tidak diatur
Pengajuan Laporan Tahunan
5 bulan setelah tahun buku perseroan ditutup
(Pasal 56)
Muatan Laporan Tahunan

a. perhitungan tahunan yang terdiri dari
neraca akhir tahun buku yang baru
lampau dan perhitungan laba rugi dari
tahun buku yang bersangkutan serta
penjelasan atas dokumen tersebut;
b. neraca gabungan dari perseroan yang
tergabung dalam satu grup, di samping
neraca dari masing-masing perseroan
tersebut;
c.

laporan mengenai keadaan dan jalannya
perseroan serta hasil yang telah dicapai;

d. kegiatan utama perseroan dan perubahan
selama tahun buku;

8

perseroan harus menunjuk calon pembeli lain
(Pasal 59)
Pemegang saham yang tidak menyetujui atas
tindakan berupa:
a. perubahan Anggaran Dasar
b. pengalihan atau penjaminan kekayaan
Perseroan yang mempunyai nilai lebih dari
50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih
Perseroan; atau
c. penggabungan, peleburan, pengambil
alihan atau pemisahan
berhak meminta kepada Perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar
(Pasal 62)

Diatur dalam pasal 63 s/d pasal 65
6 bulan setelah tahun buku perseroan
berakhir
(Pasal 66)
a. laporan keuangan yang terdiri atas
sekurang-kurangnya neraca akhir tahun
buku
yang
baru
lampau
dalam
perbandingan
dengan
tahun
buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun
buku yang bersangkutan, laporan arus
kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta
catatan atas laporan keuangan tersebut;
b. laporan mengenai kegiatan Perseroan;
c.

laporan pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan;

d. rincian masalah yang timbul selama tahun
buku yang mempengaruhi kegiatan usaha

Perseroan;
e. rincian masalah yang timbul selama tahun
buku yang mempengaruhi kegiatan
perseroan;
f.

nama anggota Direksi dan Komisaris; dan

g. gaji dan tunjangan lain bagi anggota
Direksi dan Komisaris.

e. laporan mengenai tugas pengawasan
yang telah dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris selama tahun buku yang baru
lampau;
f.

nama anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris;

g. gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi
dan gaji atau honorarium dan tunjangan
bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan
untuk tahun yang baru lampau.

(Pasal 56)

(Pasal 66)
Pembuatan
tahunan

laporan

keuangan/perhitungan

Perseroan yang berkewajiban menyerahkan
llaporan keuangan kepada akuntan publik

Harus
berdasarkan Standar
Akuntansi
Keuangan, dan dalam hal pembuatan
perhitungan tahunan tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya, harus diberikan
penjelasan serta alasannya
(Pasal 58)
a. bidang usaha perseroan berkaitan
dengan pengerahan dana masyarakat;
b. perseroan
mengeluarkan
surat
pengakuan utang; atau
c. perseroan
merupakan
Perseroan
Terbuka.

(Pasal 59)

9

Harus berdasar Standar Akuntansi Keuangan
dan terhadapnya tidak ada pengecualiannya
(Pasal 66)

a. kegiatan
usaha
Perseroan
adalah
menghimpun dan/ atau mengelola dana
masyarakat;
b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan
utang kepada masyarakat;
c. Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;
d. Perseroan merupakan persero;
e. Perseroan mempunyai aset dan/atau
jumlah peredaran usaha dengan jumlah
nilai paling sedikit Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah); atau
f. diwajibkan oleh peraturan perundangundangan.
(Pasal 68)

Penggunaan Laba

Dividen Interim

Dalam hal RUPS tidak menentukan lain,
seluruh laba bersih setelah dikurangi
penyisihan untuk cadangan wajib, dibagikan
kepada pemgang saham sebagai dividen
(Pasal 62)
Tidak diatur

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
tidak diatur

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
Tempat pelaksanaan RUPS

Penyelenggaraan RUPS via media elektronik
Inisiatif/permintaan penyelenggaraan RUPS
(selain direksi)

Dividen hanya boleh dibagikan kepada
pemegang
saham
apabila
Perseroan
mempuyai saldo yang positif
(Pasal 71)
- Perseroan dapat membagikan dividen
interim sebelum tahun buku perseroan
ditutup
- Dapat dilakukan apabila jumlah kekayan
bersih perseroan tidak menjadi lebih kecil
daripada jumlah modal ditempatkan dan
disetor ditambah cadangan wajib
(Pasal 72)
diatur dalam pasal 74.
Tanggung jawab ini wajib bagi Perseroan
yang
menjalankan
kegiatan
usahanya
dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam

Diadakan di tempat kedudukan perseroan,
atau tempat melakukan kegiatan usahanya
kecuali ditentukan lain dalam AD (tempat di
luar tempat kedudukan perseroan)
(Pasal 64)
Tidak diatur
permintaan 1 (satu) pemegang saham atau
lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu
persepuluh) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah
(Pasal 66)

Diadakan di tempat kedudukan perseroan,
atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan
usahanya yang utama kecuali dihadiri/diwakili
oleh semua pemegang saham dan disetujui
oleh semua pemegang saham
(Pasal 76)
Dalam pasal 77
a. 1 (satu) orang atau lebih pemegang
saham yang bersama-sama mewakili 1/10
(satu persepuluh) atau lebih dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara, kecuali
anggaran dasar menentukan suatu jumlah
yang lebih kecil; atau
b. Dewan Komisaris.
(Pasal 79)

10

Pengajuan
RUPS

permintaan

penyelenggaraan

Diajukan kepada Direksi atau Komisaris
(Pasal 66)

Panggilan RUPS

Dilakukan dengan surat tercatat dan untuk
perseroan Terbuka dilakukan dengan 2 surat
kabar harian
(Pasal 69)
a. Saham perseroan yang dimiliki oleh
perseroan itu sendiri
b. Saham induk perusahaan yang dimiliki
oleh anak perusahaannya

Saham yang tidak mempunyai suara

(Pasal 72)
Korum Perubahan AD

-

Keputusan RUPS untuk mengubah
Anggaran Dasar sah apabila dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling
sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang
sah dan disetujui oleh paling sedikit 2/3
(dua pertiga) bagian dari jumlah suara
tersebut

-

RUPS kedua keputusan sah apabila
dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah dan disetujui oleh
suara terbanyak dari jumlah suara tersebut

Diajukan kepada Direksi dengan tembusan
Komisaris
(Pasal 79)
Dilakukan dengan dengan surat tercatat
dan/atau iklan dalam surat kabar
(Pasal 82)
a. saham Perseroan yang dikuasai sendiri
oleh Perseroan;
b. saham induk Perseroan yang dikuasai
oleh
anak
perusahaannya
secara
langsung atau tidak langsung; atau
c. saham Perseroan yang dikuasai oleh
Perseroan lain yang sahamnya secara
langsung atau tidak langsung telah dimiliki
oleh Perseroan.
(Pasal 84)
- dapat dilangsungkan jika dalam rapat
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara
hadir atau diwakili dalam RUPS dan
keputusan adalah sah jika disetujui paling
sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan,
-

(Pasal 75)

RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam rapat paling sedikit
3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara hadir
atau diwakili dalam RUPS dan keputusan
adalah sah jika disetujui paling sedikit 2/3
(dua pertiga) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan.

(Pasal 88)

11

Korum untuk pemisahan
Keputusan di luar RUPS

DIREKSI
Pembagian tugas antar Direksi (dalam hal
direksi terdiri atas 2 orang atau lebih)

Pencatatan dalam Daftar Perseroan tentang
pengangkatan,
penggantian,
dan
pemberhentian anggota direksi
Konsekuensi pengangkatan anggota direksi
yang tidak memenuhi persyaratan untuk
diangkat sebagai direksi (pernah dinyatakan
pailit; menjadi anggota Direksi atau anggota
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan
pailit; atau dihukum karena melakukan tindak
pidana yang merugikan keuangan negara
dan/atau yang berkaitan dengan sektor
keuangan. )
Perbuatan hukum yang dilakukan oleh direksi
yang pengangkatannya tidak memenuhi
persyaratan

Tidak diatur
- Dalam AD Perseroan dapat ditentukan
bahwa keputusan RUPS dapat diambil
cara lain dari rapat
- Dalam hal AD mengatur ketentuan
tersebut, keputusan dapat diambil apabila
semua pemegang saham dengan hak
suara yang sah telah menyetujui secara
tertulis baik mengenai cara maupun
keputusan yang diambil
(Pasal 78)

Diatur dalam pasal 89
Pemegang saham dapat juga mengambil
keputusan yang mengikat di luar RUPS
dengan syarat semua pemegang saham
dengan hak suara menyetujui secara tertulis
dengan
menandatangani
usul
yang
bersangkutan.

Ditetapkan berdasarkan RUPS
Dalam AD dapat ditetapkan bahwa
kewenangan RUPS itu dilakukan oleh
Komisaris atas nama RUPS
(Pasal 81)
Tidak diatur

-

Tidak diatur

Batal karena hukum sejak saat anggota direksi
lainya atau dewan komisaris mengetahui tidak
terpenuhinya persyaratan tersebut

-

(Pasal 91)

Ditetapkan berdasarkan RUPS
Dalam hal RUPS tidak menetapkannya,
maka ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi

Diatur dalam pasal 94

(Pasal 95)

Tidak diatur

-

-

12

tetap mengikat dan menjadi tanggung
jawab
Perseroan
selama
pengangkatannya belum batal
setelah pengangkatannya batal maka
perbuatan hukum tidak sah dan menjadi
tanggung jawab pribadi anggota Direksi

yang bersangkutan
(Pasal 95)
Tanggung jawab direksi yang lalai dalam
melaksanakan kewajibannya

Belum diatur secara tegas
(Pasal 82)

Yang dapat mewakili perseroan dalam hal
anggota direksi perseroan tidak berwenang
mewakili perseroan

-

ditetapkan dalam AD Perseroan
Dalam hal AD tidak menentukan, maka
RUPS mengangkat 1 orang pemegang
saham atau lebih untuk mewakili
perseroan

(Pasal 84)

Pengajuan Kepailitan oleh Direksi

Direksi hanya dapat mengajukan permohonan
ke Pengadilan Negeri agar perseroan
dinyatakan pailit berdasarkan keputusan
RUPS

Setiap anggota Direksi bertanggung jawab
penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
- berlaku secara tanggung renteng bagi
setiap anggota Direksi apabila Direksi
terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau
lebih
(Pasal 97 ayat 3 dan ayat 4)
- anggota Direksi lainnya yang tidak
mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan;
- Dewan Komisaris dalam hal seluruh
anggota Direksi mempunyai benturan
kepentingan dengan Perseroan; atau
- pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam
hal seluruh anggota Direksi atau Dewan
Komisaris
mempunyai
benturan
kepentingan dengan Perseroan.
(Pasal 99)
Direksi setelah mendapat persetujuan RUPS
dapat mengajukan permohonan pailit ke
Pengadilan Niaga
-

(Pasal 104)
Tanggung jawab Direksi lampau dalam hal
harta pailit tidak mencukupi untuk membayar
seluruh kewajiban perseroan dalam kepailitan

Pengecualian dari pertanggungjawaban direksi

(Pasal 90)
Tidak diatur

Berlaku juga bagi anggota direksi yang salah
atau lalai yang pernah menjabat sebagai
anggota direksi dalam jangka waktu 5 tahun
sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan
(Pasal 104)

Apabila Direksi dapat membuktikan bahwa

13

a. kepailitan

tersebut

bukan

karena

yang karena kesalahan atau kelalaiannya
mengakibatan perseroan pailit dan harta pailit
tidak mencukupi untuk membayar seluruh
kewajiban perseroan

kepailitan bukan
kelalaiannya

karena

(Pasal 90)

kesalahan

atau

kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad
baik,
kehati-hatian,
dan
penuh
tanggungjawab
untuk
kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan
baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang dilakukan; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kepailitan.
(Pasal 104)

Penghentian
anggota
Direksi
dengan
keputusan yang mengikat diluar RUPS

Tidak diatur

Diatur dalam pasal 105 ayat (2)
anggota Direksi yang bersangkutan diberi
tahu terlebih dahulu tentang rencana
pemberhentian dan diberikan kesempatan
untuk membela diri sebelum diambil
keputusan pemberhentian.
(Pasal 105 ayat 2)

Pemberhentian sementara anggota Direksi

Oleh RUPS atau Komisaris
(pasal 92)

Oleh Dewan Komisaris
(Pasal 106)

Komisaris
(pasal 94)
Tidak diatur

Tidak diatur

Dewan Komisaris
(Pasal 108)
- Selain mempunyai Dewan Komisaris wajib
mempunyai Dewan Pengawas Syariah
- Dewan Pengawas Syariah terdiri atas
seorang ahli syariah atau lebih yang
diangkat oleh RUPS atas rekomendasi
Majelis Ulama Indonesia
(Pasal 109)
Diatur dalam pasal 111

Tidak diatur

Batal karena hukum sejak saat anggota dewan

KOMISARIS/ DEWAN KOMISARIS
Penyebutan
Dewan Komisaris bagi perseroan yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah

Pencatatan dalam Daftar Perseroan tentang
pengangkatan,
penggantian,
dan
pemberhentian anggota dewan komisaris
Konsekuensi pengangkatan anggota Dewan

14

Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan
untuk diangkat sebagai Dewan Komisaris
(pernah dinyatakan pailit; menjadi anggota
Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perseroan dinyatakan pailit; atau dihukum
karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara dan/atau yang
berkaitan dengan sektor keuangan. )

komisaris lainya atau direksi mengetahui tidak
terpenuhinya persyaratan tersebut
(Pasal 112)

Perbuatan hukum yang dilakukan oleh anggota
dewan komisaris yang pengangkatannya tidak
memenuhi persyaratan

Tidak diatur

tetap mengikat dan menjadi tanggung jawab
Perseroan selama pengangkatannya belum
batal
(Pasal 112)

Tanggung jawab Dewan Komisaris yang lalai
dalam melaksanakan tugasnya

Tidak diatur

-

-

Tanggung jawab Dewan Komisaris dalam hal
terjadi kepailitan karena kesalahan atau
kelalaiannya dalam melakukan pengawasan
dan harta pailit tidak mencukupi untuk
membayar seluruh kewajiban perseroan dalam
kepailitan

Tidak diatur

Tanggung jawab Dewan Komisaris lampau
dalam hal harta pailit tidak mencukupi untuk
membayar seluruh kewajiban perseroan dalam
kepailitan

Tidak diatur

Setiap anggota Dewan Komisaris ikut
bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian
Perseroan
apabila
yang
bersangkutan
bersalah
atau
lalai
menjalankan tugasnya
berlaku secara tanggung renteng bagi
setiap anggota Dewan Komisaris apabila
Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua)
anggota Dewan Komisaris atau lebih

(Pasal 114 ayat 3 dan ayat 4)
Berlaku juga bagi setiap anggota Dewan
Komisaris secara tanggung renteng dengan
anggota direksi atas kewajiban yang belum
dilunasi.
(Pasal 115)
Berlaku juga bagi anggota dewan komisaris
yang salah atau lalai yang pernah menjabat
sebagai anggota direksi dalam jangka waktu 5
tahun sebelum putusan pernyataan pailit

15

diucapkan.
(Pasal 115)

Pengecualian
dari
pertanggungjawaban
Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau
kelalaiannya mengakibatan perseroan pailit
dan harta pailit tidak mencukupi untuk
membayar seluruh kewajiban perseroan

Tidak diatur

Kewajiban Dewan Komisaris

Tidak diatur

Komisaris Independen dan Komisaris Utusan

Tidak diatur

a. kepailitan
tersebut
bukan
karena
kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan tugas pengawasan
dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik
langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan oleh Direksi yang
mengakibatkan kepailitan; dan
d. telah memberikan nasihat kepada Direksi
untuk mencegah terjadinya kepailitan.
(Pasal 115)
a. membuat risalah rapat Dewan Komisaris
dan menyimpan salinannya;
b. melaporkan kepada Perseroan mengenai
kepemilikan
sahamnya
dan/atau
keluarganya pada Perseroan tersebut dan
Perseroan lain; dan
c. memberikan
laporan tentang
tugas
pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau kepada
RUPS.
(Pasal 116)
- Anggaran
dasar
Perseroan
dapat
mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih
komisaris independen dan 1 (satu) orang
komisaris utusan.
- Komisaris
independen
diangkat
berdasarkan keputusan RUPS dari pihak
yang tidak terafiliasi dengan pemegang
saham utama, anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris lainnya.

16

Komisaris utusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan anggota Dewan
Komisaris yang ditunjuk berdasarkan
keputusan rapat Dewan Komisaris.
(Pasal 120)
Dewan Komisaris dapat membentuk komite,
yang anggotanya seorang atau lebih adalah
anggota
Dewan
Komisaris;
Komite
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
(Pasal 121)
-

Pembentukan Komite dalam kaitan dengan
pelaksanaan tugas Komisaris melakukan
pengawasan

Tidak diatur

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN
Muatan rencana/ rancangan penggabungan. a. nama perseroan yang akan melakukan
Peleburan
penggabungan atau peleburan;
b. alasan serta penjelasan masing-masing
Direksi perseroan yang akan melakukan
penggabungan atau peleburan dan
persyaratan
penggabungan
atau
peleburan;
c. tata cara konversi saham dari masingmasing perseroan yang akan melakukan
penggabungan atau peleburan terhadap
saham perseroan hasil penggabungan
atau peleburan;
d. rancangan perubahan Anggaran Dasar
perseroan hasil penggabungan apabila
ada, atau rancangan Akta Pendirian
perseroan baru hasil peleburan;
e. neraca, perhitungan laba rugi yang
meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari
semua perseroan yang akan melakukan
penggabungan atau peleburan; dan
f. hal-hal lain yang perlu diketahui oleh
pemegang
saham
masing-masing
perseroan.
(Pasal 102)

17

a. nama dan tempat kedudukan dari setiap
Perseroan
yang
akan
melakukan
Penggabungan;
b. alasan serta penjelasan Direksi Perseroan
yang akan melakukan Penggabungan dan
persyaratan Penggabungan;
c. tata cara penilaian dan konversi saham
Perseroan yang menggabungkan diri
terhadap
saham
Perseroan
yang
menerima Penggabungan;
d. rancangan perubahan anggaran dasar
Perseroan yang menerima Penggabungan
apabila ada;
e. laporan keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a yang
meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari
setiap Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan;
f. rencana kelanjutan atau pengakhiran
kegiatan usaha dari Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan;
g. neraca
proforma
Perseroan
yang
menerima Penggabungan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia;
h. cara penyelesaian status, hak dan

i.
j.
k.

l.
m.

n.

o.

kewajiban anggota Direksi,
Dewan
Komisaris, dan karyawan Perseroan yang
akan melakukan Penggabungan diri;
cara penyelesaian hak dan kewajiban
Perseroan yang akan menggabungkan diri
terhadap pihak ketiga;
cara penyelesaian hak pemegang saham
yang tidak setuju terhadap Penggabungan
Perseroan;
nama anggota Direksi dan Dewan
Komisaris serta gaji, honorarium dan
tunjangan bagi anggota Direksi dan
Dewan
Komisaris
Perseroan
yang
menerima Penggabungan;
lperkiraan jangka waktu pelaksanaan
Penggabungan;
laporan
mengenai
keadaan,
perkembangan, dan hasil yang dicapai
dari setiap Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan;
kegiatan utama setiap Perseroan yang
melakukan Penggabungan dan perubahan
yang terjadi selama tahun buku yang
sedang berjalan; dan
rincian masalah yang timbul selama tahun
buku yang sedang berjalan yang
mempengaruhi kegiatan Perseroan yang
akan melakukan Penggabungan.

(Pasal 123)
Cara pengambilalihan

Tidak diatur

Dilakukan dengan cara pengambilalihan
saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan
dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi
Perseroan atau langsung dari pemegang
saham.
(Pasal 125)

18

Ketentuan tentang pengambilalihan

Membedakan antara pengambilalihan yang
dilakukan oleh perseroan, oleh badan hukum
yang bukan perseroan, dan oleh orang
perorangan
(Pasal 103)
Rambu-rambu
dalam
melakukan Harus memperhatikan :
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, a. kepentingan perseroan, pemegang saham
atau pemisahan
minoritas dan karyawan perseroan; dan
b. kepentingan masyarakat dan persaingan
sehat dalam melakukan usaha
(Pasal 104)

Membedakan antara pengambilalihan yang
dilakukan melalui Direksi Perseroan atau
langsung dari pemegang saham
(Pasal 125)
Wajib memperhatikan kepentingan:
a. Perseroan, pemegang saham minoritas,
karyawan Perseroan;
b. kreditor dan mitra usaha lainnya dari
Perseroan; dan
c. masyarakat dan persaingan sehat dalam
melakukan usaha.
(Pasal 126)
Pemegang saham yang tidak setuju terhadap
keputusan RUPS mengenai penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
(Pasal 126)
30 hari sebelum pemanggilan RUPS

Pemegang saham yang berhak meminta Pemegang saham minoritas
sahamnya dibeli dengan harga wajar, terkait
dengan
penggabungan,
peleburan, (Pasal 104)
pengambilalihan, atau pemisahan
Jangka
waktu
pengumuman 14 hari sebelum pemanggilan RUPS
rencana/rancangan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, atau pemisahan dalam surat (Pasal 105)
(Pasal 127)
kabar
Keberatan kreditor atas penggabungan, Tidak diatur secara rinci
Diatur dalam pasal 127
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
dalam surat kabar
(Penjelasan Pasal 105 ayat (2))
Bentuk
kesepakatan
penggabungan, Tidak diatur
Dibuat dalam akta notaris dalam bahasa
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
Indonesia
dalam surat kabar
(Pasal 128)
Pemisahan
Tidak diatur
Diatur dalam pasal 135
PEMERIKSAAN TERHADAP PERSEROAN
Jangka waktu penyampaian laporan hasil Tidak diatur
90 hari terhitung sejak tanggal pengangkatan
pemeriksaan ke Ketua PN
(Pasal 140)
PEMBUBARAN, LIKUIDASI, DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM PERSEROAN
Alasan pembubaran perseroan
a. keputusan RUPS;
a. berdasarkan keputusan RUPS;
b. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan
b. karena jangka waktu berdirinya yang
dalam Anggaran Dasar telah berakhir;
ditetapkan dalam anggaran dasar telah
c. penetapan Pengadilan.
berakhir;

19

c. berdasarkan penetapan pengadilan;
d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan

(Pasal 114)

putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta
pailit Perseroan tidak cukup untuk
membayar biaya kepailitan;
e. karena harta pailit Perseroan yang telah
dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang;
atau
f. karena dicabutnya izin usaha Perseroan
sehingga mewajibkan Perseroan
melakukan likuidasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(Pasal 142)
Hilangnya status badan hukum perseroan

Pihak
yang
dapat
mengajukan
pembubaran perseroan kepada RUPS

Tidak diatur

Sampai dengan selesainya likuidasi dan
pertanggungjawaban likuidator diterima oleh
RUPS atau pengadilan
(Pasal 143))
Direksi, Dewan Komisaris atau 1 (satu)
pemegang saham atau lebih yang mewakili
paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara,
(Pasal 144)

usul Direksi
(Pasal 115)

Alasan
pembubaran
Penetapan Pengadilan

perseroan

melalui

a. permohonan
kejaksaan
berdasarkan a.
alasan
kuat
perseroan
melanggar
kepentingan umum;
b. permohonan 1 (satu) orang pemegang
saham atau lebih yang mewakili paling
sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari b.

20

permohonan kejaksaan berdasarkan
alasan Perseroan melanggar kepentingan
umum atau Perseroan melakukan
perbuatan yang melanggar peraturan
perundang-undangan;
permohonan pihak yang berkepentingan

Kewajiban likuidator

jumlah seluruh saham dengan hak suara
berdasarkan alasan adanya cacat hukum
yang sah;
dalam akta pendirian;
c. permohonan kreditor berdasarkan alasan: c. permohonan pemegang saham, Direksi
1)perseroan tidak mampu membayar
atau Dewan Komisaris berdasarkan
utangnya setelah dinyatakan pailit; atau
alasan Perseroan tidak mungkin untuk
2)harta kekayaan perseroan tidak cukup
dilanjutkan.
untuk melunasi seluruh utangnya setelah
pernyataan pailit dicabut; atau
Yang dimaksud dengan Perseroan tidak
mungkin untuk dilanjutkan adalah :
d. permohonan pihak yang berkepentingan a. Perseroan tidak melakukan kegiatan
berdasarkan alasan adanya cacat hukum
usaha (non-aktif) selama 3 (tiga) tahun
dalam Akta Pendirian perseroan.
atau lebih, yang dibuktikan dengan surat
pemberitahuan yang disampaikan kepada
instansi pajak;
(Pasal 117)
b. dalam hal sebagian besar pemegang
saham sudah tidak diketahui alamatnya
walaupun telah dipanggil melalui iklan
dalam Surat Kabar sehingga tidak dapat
diadakan RUPS;
c. dalam hal perimbangan pemilikan saham
dalam Perseroan demikian rupa sehingga
RUPS tidak dapat mengambil keputusan
yang sah, misalnya 2 (dua) kubu
pemegang saham memiliki masing-masing
50% (lima puluh persen) saham; atau
d. kekayaan Perseroan telah berkurang
demikian rupa sehingga dengan kekayaan
yang ada Perseroan tidak mungkin lagi
melanjutkan kegiatan usahanya.
(Pasal 146 berikut penjelasannya)
Dalam waktu paling lambat 30 hari, likuidator Dalam waktu paling lambat 30 hari, likuidator
wajib:
wajib memberitahukan:
a. mendaftarkan dalam daftar perusahaan;
a. kepada semua kreditor mengenai
b. mengajukan
permohonan
untuk
pembubaran Perseroan dengan cara
diumumkan dalam Berita Negara Republik
mengumumkan pembubaran Perseroan
Indonesia;
dalam Surat Kabar dan Berita Negara

21

c. mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar
harian; dan
b.
d. memberitahukan kepada Menteri

Konsekuensi kelalaian
likuidator
melaksanakan kewajibannya

dalam

Tindakan pemberesan

(Pasal 118)
Likuidator
secara
tanggung
renteng
bertanggung jawab atas kerugian yang diderita
pihak ketiga.
(Pasal 118)
a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan
perseroan;
b. penentuan tata cara pembagian kekayaan;
c. pembayaran kepada para kreditor;
d. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi
kepada pemegang saham; dan
e. tindakan-tindakan
lain
yang
perlu
dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan
kekayaan
(Pasal 119)

Pengajuan kepailitan dalam hal likuidator
memperkirakan utang perseroan lebih besar
daripada kekayaan perseroan
Keberatan kreditor atas rencana pembagian
kekayaan hasil likuidasi

Tidak diatur

Jangka waktu pengajuan tagihan oleh kreditor
kepada likuidator

Tidak boleh lebih dari 120 hari terhitung sejak
surat pemberitahuan pembubaran perseroan
diterima
(Pasal 120)

Tidak diatur

Republik Indonesia; dan
pembubaran Perseroan kepada Menteri
untuk dicatat dalam daftar Perseroan
bahwa Perseroan dalam likuidasi.
(Pasal 147)
likuidator secara tanggung renteng dengan
Perseroan bertanggung jawab atas kerugian
yang diderita pihak ketiga.
(Pasal 148)
a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan
dan utang Perseroan;
b. pengumuman dalam Surat Kabar dan
Berita
Negara
Republik
Indonesia
mengenai rencana pembagian kekayaan
hasil likuidasi;
c. pembayaran kepada para kreditor;
d. pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi
kepada pemegang saham; dan
e. tindakan lain yang perlu dilakukan dalam
pelaksanaan pemberesan kekayaan.
(Pasal 149)
Diatur dalam pasal 149

Dapat mengajukan keberatan dalam
jangka waktu 60 hari sejak tanggal
pengumuman dalam Surat Kabar dan
Berita Negara Republik Indonesia
- Dalam hal keberatan ditolak kreditor dapat
mengajukan gugatan ke PN dalam jangka
waktu paling lambat 60 hari terhitung sejak
penolakan
(Pasal 149)
60 hari terhitung sejak tanggal pengumuman
dalam Surat Kabar dan Berita Negara
Republik Indonesia
(Pasal 147)
-

22

Jangka waktu pengajuan gugatan ke PN dalam
hal pengajuan tagihan oleh kreditor di tolak
meskipun sudah diajukan sesuai jangka waktu
dan tata cara yang ditentukan
Pertanggungjawaban likuidator

Pertanggungjawaban kurator
Proses terhadap hasil akhir likuidasi

Berakhirnya status badan hukum perseroan

Biaya
untuk
memperoleh
persetujuan
pemakaian nama, memperoleh keputusan
pengesahan, persetujuan perubahan AD,
informasi tentang data perseroan dalam daftar
perseroan,
pengumuman
dan
salinan
Keputusan Pengesahan atau persetujuan
perubahan AD

90 hari terhitung sejak tanggal penolakan

60 hari terhitung sejak tanggal penolakan

(Pasal 120)

(Pasal 150)

Kepada RUPS
(Pasal 124)

Kepada RUPS atau pengadilan yang
mengangkatnya
(Pasal 152)
Tidak diatur
Kepada hakim pengawas
(Pasal 152)
Likuidator
mendaftarkan
dalam
daftar Likuidator wajib memberitahukan kepada
perusahaan, mengumumkannya dalam TBN Menteri dan mengumumkan hasil akhir
RI, dan mengumumkannya dalam surat kabar likuidasi dalam surat kabar
harian
(Pasal 152)
(Pasal 124)
Tidak diatur
- Menteri mencatat berakhirnya status
badan hukum perseroan dan menghapus
nama Perseroan dari daftar perseroan
- Menteri mengumumkan berakhirnya status
badan hukum perseroan dalam TBN RI
(Pasal 152)
Tidak diatur
Dalam pasal 153

23