Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak PRATAMA Medan

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan dan pembaharuan di segala bidang untuk mendorong kemajuan bangsa.

  Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada, maka diperlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara bertahap ini. Untuk itu pemerintah berusaha mencari dana dengan menggali sumber kekayaan yang ada dan berbagi potensi lainnya yang dimiliki Indonesia. Hasil dari kekayaan alam dan potensi-potensi lain inilah yang nantinya akan digunakan untuk membiayai pembangunan tersebut.

  Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang memiliki kontribusi untuk menunjang pembangunan yang sedang dilaksanakan bangsa Indonesia. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan penerimaan pajak setiap tahunnya. Di samping itu, kesadaran akan kewajiban wajib pajak juga meningkat.

  Melalui pajak, pemerintah dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana untuk membangun prasarana yang dibutuhkan masyarakat. Semakin besar negara penerimaan pembayaran pajak, makin besar pula kemudahan dan pelayanan masyarakat yang mampu disediakan pemerintah secara langsung mewujudkan pengabdian, kewajiban, dan peran serta dalam pembangunan dan kehidupan bernegara.

  Peran pajak yang sangat dominan sebagai penerimaan negara, membuat Dirjen Pajak melakukan perubahan agar dapat memberikan kemudahan bagi Wajib pajak (WP) untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Perubahan pertama dilakukan pada tahun 1984. Pada tahun tersebut terjadi perubahan sistem pemungutan pajak, yaitu dari official assesment menjadi self assessment.

   Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

  wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan wajib pajak. Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri pajak yang terutang, memperhitungkan sendiri pajak yang terutang, menyetor dan membayar sendiri pajak yang terutang. Dengan demikian, berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada wajib pajak sendiri.

  Selain sistem self assessment juga berlaku sistem with holding.Sistem with

  

holding adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak

  ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

  Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui saran perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

  Dalam praktiknya, banyak pegawai yang tidak mau penghasilannya dipotong oleh perusahaan atau pemberi kerja. Pegawai tersebut menganggap bahwa pajak tersebut seharusnya dihitung, dipotong, dan dibayar oleh pemberi kerja sesuai dengan sistem self assessment. Di samping itu para pegawai juga tidak percaya apakah pajak penghasilan akan disetor atau telah disetor oleh perusahaan sebagai pemotong pajak.

  Atas dasar yang telah diuraikan di atas, penulis berusaha mencari tahu dalam hal ini, dan penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tentang “ UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1.

  Tujuan PKLM

  1.1 Untuk mengetahui peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

  1.2 Untuk mengetahui upaya-upaya serta kendala dalam meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

  2. Manfaat PKLM

  2.1 Bagi Mahasiswa

  a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan b.

  Agar dapat menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan c. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, sebab di dalam lingkungan kerja nantinya kita akan terdiri dari individu-individu berbeda dari segi usia, pendidikan, pengalaman, kedudukan, dan lain-lain yang berbeda dalam suatu perusahaan.

  d.

  Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

  e.

  Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang timbul selama PKLM

  2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota a.

  Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dengan Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU.

  b.

  Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan

  2.3 Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU a.

  Membuka interaksi antara Program Studi Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dalam memberikan uji nyata b.

  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kalangan mahasiswa Program Studi Administrasi perpajakan FISIP USU.

  c.

  Meningkatkan hubungan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dengan perguruan tinggi khususnya Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2.4 Bagi Masyarakat

  Sebagai masukan dari semua pihak, baik masyarakat dan lembaga lainnya yang membutuhkan informasi, data, dan keterangan tentang pajak penghasilan.

C. Uraian Teoritis 1.

  Definisi Pajak Berdasarkan undang-undang nomor 36 tahun 2008, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat imbalan (kontraprestasi) secara langsung dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  Beberapa para ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh : a) Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H berpendapat bahwa :“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. (Mardiasmo, 2008:2).

  b) Dr. N. J. Feldmann berpendapat bahwa : “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma- norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.

  (Resmi, Siti 2008:2).

2. Pengertian PPh pasal 21, pemotongan PPh pasal 21, penerimaan penghasilan

  PPh pasal 21 a. menurut pasal 4 ayat 1 undang undang PPh no 36 tahun 2008 : penghasilan

  PPh pasal 21 adalah pajak atas berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.

  b.

  Yang termasuk pemotongan PPh pasal 21 adalah : 1.

  Pemberi kerja 2. Bendaharawan pemerintahan

4. Perusahaan 5.

  Yayasan ( termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit)

  6. Penyelenggara kegiatan ( termasuk badan pemerintah, orang pribadi )

  c. Penerima penghasilan adalah wajib pajak, yang penghasilannya dipotong PPh pasal 21 adalah: 1.

  Pejabat Negara 2. Pegawai 3. Pegawai tetap 4. Penerima pension 6. Penerima honorarium 7. Penerima upah 8. Orang pribadi.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri yang paling mendasar adalah mendata jumlah wajib pajak dan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota serta Usaha dan kendala dalam upaya peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan PKLM ini adalah:

  1. Tahap persiapan Yaitu melakukan penentuan judul dan tempat pelaksanaan PKLM, menyusun proposal serta konsultasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan

  PKLM ini.

  2. Studi Literatur

   Merupakan landasan teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut materi

yang akan yang bersumber dari buku-buku, ubdang-undang, dan bahan tertulis lainnya yang

berhubungan dengan laporan PKLM.

  3. Observasi Lapangan Yaitu dengan melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada objek praktek kerja lapangan untuk mengetahui sistem-sistem yang berlaku serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

  4. Pengumpulan Data Yaitu kegiatan mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan penyusunan laporan akhir, baik data yang diperoleh dari tempat objek PKLM maupun data yang diperoleh melalui perkuliahan.

  5. Analisis Data dan Evaluasi Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan

mengevaluasi data atau keterangan mengenai Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak

Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

F. Metode Pengumpulan Data

  Dalam melaksanakan pengumpulan data ada 3 metode yang digunakan:

  1. Wawancara Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada perseorangan umtuk memperoleh data yang diperlukan

  2. Observasi Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan langsung ditempat PKLM sehubungan dengan objek studi yang akan dispesialisasikan oleh penulis.

  G.

  

Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Untuk lebih mempermudah penulis laporan PKLM, penulis terlebih dahulu membuat uraian garis-garis besar laporan sesuai dengan standar yang ditetapkan, terdiri dari:

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat perusahaan, struktur