BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Pembebanan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit (Studi Kasus pada PP No. 24 Tahun 1997)

  

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dan pembangunan nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara kesinambungan pembangunan tersebut, yang para pelakunya meliputi baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang perorangan dan badan hukum, sangat diperlukan dana dalam jumlah yang besar.

  Dengan meningkatkan kegiatan pembangunan, juga meningkatkan keperluan akan tersedianya dana, yang sebagian besar diperoleh melalui kegiatan

  

  perkreditan, salah satu sarana yang mempunyai peran strategis dalam pengadaan dana tersebut adalah perbankan.

  Berbagai lembaga keuangan, terutama bank konvensional telah membantu pemenuhan kebutuhan bagi kegiatan perekonomian dengan memberi pinjaman uang antara lain dalam bentuk kredit perbankan. Kredit perbankan merupakan salah satu usaha bank konvensional, yang telah banyak dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana. Kredit merupakan salah satu bidang usaha dalam bidang perbankan yaitu diatur pada Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

1 Penjelasan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998.

  Tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan).

  Pada Pasal 4 butir 1 UU Perbankan menyatakan bahwa fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

  Dalam menjalankan fungsi tersebut, maka bank melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam hal ini bank juga menyalurkan dana yang berasal dari masyarakat dengan cara memberikan berbagai macam kredit.

  Kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah bukanlah tanpa risiko, karena suatu risiko mungkin saja terjadi. Risiko yang pada umumnya terjadi adalah risiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasan. Keadaan tersebut sangatlah berpengaruh kepada kesehatan bank, karena uang yang disimpan kepada bank itu, sehingga risiko tersebut sangat berpengaruh atas kepercayaan

   masyarakat di bank yang sekaligus pada keamanan dana masyarakat tersebut.

  Karena kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, maka dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberi kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai 2 Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Jakarta, 2003, hal. 263. bank.Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian seksama terhadap watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha dari debitor. Apabila unsur-unsur yang ada dapat menyakinkan kreditur atas kemampuan debitor maka jaminan cukup hanya berupa jaminan pokok dan bank tidak wajib meminta jaminan tambahan. Fungsi dan jaminan kredit dalam pemberian kredit berkaitan dengan pihak peminjam adalah untuk memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan

   dan menggunakan dana yang dimilikinya secara baik dan berhati-hati .

  Dengan demikian, jaminan kredit mempunyai peranan penting bagi pengamanan pengembalian dana bank yang disalurkan kepada pihak peminjam melalui pemberian kredit, untuk mengamankan kepentingan bank dalam pemberian kredit salah satunya adalah jaminan, yaitu pengikatan objek jaminan kredit melalui lembaga jaminan yang salah satunya adalah lembaga jaminan hak tanggungan.

  Selain fungsi jaminan kredit sebagai pengamanan atas kredit yang disalurkan, diperlukan pengikatan yang sempurna atas objek jaminan kredit yang diterimanya.

  Pengikatan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengikuti dan mematuhi ketentuan hukum yang berlaku terhadap suatu lembaga jaminan yang disebut

  

  3 M. Bahsan, Hukum Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 5 4 Ibid hutang yang berupa tanah atau benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang bersangkutan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (yang selanjutnya disebut UUHT) maka hipotik yang diatu oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (untuk selanjutnya disebut KUH Perdata) tidak berlaku lagi, kecuali hipotik pada kapal laut dan kapal terbang.

  Adanya pelaksanaan pembebanan hak tanggungan dalam suatu perjanjian kredit bertujuan untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi semua pihak dalam memanfaatkan tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah sebagai jaminan kredit. Untuk itu praktek pengikatan kredit dengan jaminan hak tanggungan dalam kegiatan perbankan hendaknya dapat pula dilaksanakan sesuai dengan yang telah diatur dalam UUHT.

  Untuk mengetahui lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Hak Tanggungan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam praktek maka penulis mengadakan penelitian dengan judul

  

“Tinjauan Yuridis Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan

(Studi Kasus PP No. 21 Tahun 1997)”.

B. Permasalahan Masalah

  Dengan memperhatikan alasan yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah-masalah untuk dijadikan pedoman penelitian agar mencapai sasarannya.

  Adapun masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditor dan debitor dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan.

3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan hak tanggungan sebagai jaminan kredit dikaitkan dengan PP No. 24 Tahun 1997.

C. Tujuan Penulisan

  Tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan , yaitu :

  1. Untuk mengetahui kedudukan hak tanggungan dalam suatu perjanjian kredit.

  2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap kreditor dan debitor dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan.

  3. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan hak tanggungan sebagai jaminan kredit dikaitkan dengan PP No. 24 Tahun 1997.

D. Manfaat Penulisan

  Manfaat penulisan ini antara lain :

  1. Manfaat teoretis Menambah wawasan dan cakrawala bagi penulis dalam kaitannya dengan pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan dan hambatan- hambatan yang dihadapi

  2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penulisan ini mempunyai kegunaan bagi semua pihak yang mengkaji permasalahan ini terutama bagi para praktisi.

  Metode adalah yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah metode penelitian hukum yuridis (hukum) normatif

   1.

  Bahan hukum primer , yang menggunakan data sekunder. Adapun data sekunder adalah data-data itu diperoleh melalui studi kepustakaan dengan cara studi dokument, yang terdiri dari : 2.

  Bahan hukum sekunder 3. Bahan hukum tertier a. Bahan hukum Primer yaitu bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas yang terdiri atas:

  1). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2). Undang-Undang No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan.

  3). Undang-Undang No.10 Tahun 1998 perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

  b. Bahan hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer antara lain buku, tulisan ilmiah, skripsi, tesis, disertasi dan jurnal-jurnal hukum.

5 Soerjono Soekanto, Pengantar Metode Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986,

  

hal.40, sebagaimana dikutip oleh Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Rajagrafindo, Jakarta, 2011, hal.41. terhadap bahan hukum primer dan sekunder antara lain berupa Kamus hukum, Kamus umum Bahasa Indonesia.

  Data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan kemudian didukung oleh data yang diperoleh dari lapangan yaitu, dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Washliyah.

F. Keaslian Penulisan

  Bahwa penulisan skripsi yang berjudul Tinjauan yuridis Hak Tanggungan sebagai Jaminan Kredit (Studi Kasus PP No.24 1997) adalah asli hasil karya penulis dan dapat dipertanggung jawabkan materi penulisan yang ada di dalamnya.

  Tentang hak tanggungan telah diteliti oleh penulis sebelumnya, yaitu : 1.

  Skripsi P. Silaban dengan judul “ Perbandingan Pembebanan Hak Milik Atas Tanah Sebagai Hak Tanggungan Menurut Ketentuan KUH Perdata dan Ketentuan UU No.4 Tahun 1996 oleh P. Silaban, dengan permasalahan : a.

  Perbandingan Pembebanan Hak Atas Tanah sebagai Hak Tanggungan Menurut KUH Perdata dan Ketentuan UU No.4 Tahun 1994, Hak Tanggungan yang bagaimana yang dikehendaki oleh ketentuan KUH Perdata.

  b.

  Dimana letak perbedaan antara hak tanggungan yang diatur dalam KUH Perdata (BW) atau yang diatur dalam UU No.4 Tahun 1996 Skripsi Albert Pangaribuan dengan judul “Perjanjian Kredit serta Kaitannya dengan Hak Tanggungan ( UU No.4 Tahun 1996), dengan permasalahan : a.

  Bagaimana penerapan asas hukum perjanjian dalam perjanjian kredit b.

  Bagaimana kedudukan para pihak (kreditur/debitur) dalam perjanjian kredit c.

  Bagaimana pengaruh hak tanggungan terhadap perjanjian kredit.

G. Sistematika Penulisan.

  Didalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

  Bab I Tentang Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II Menjelaskan tentang analisis dan dasar pelaksanaan pemberian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998 meliputi dasar hukum perjanjian kredit, hak dan kewajiban kreditur dan debitur dalam perjanjian kredit dan prosedur pemberian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998.

  Bab III Menjelaskan tentang tinjauan secara umum tentang hak tanggungan (UU No.4 Tahun 1996) meliputi dasar hukum hak tanggungan, subjek dan objek hak tanggungan, tahapan atas pembebanan hak tanggungan dan pendaftaran hak tanggungan.

  Bab IV Tinjauan Yuridis Pembebanan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit (Studi Kasus PP No.24 Tahun 1997). Bab ini menjelaskan perlindungan hukum terhadap kreditor dan debitor dan hak tanggungan sebagai jaminan kredit (studi kasus PP No.24 tahun 1997).

  Bab V Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dan kesimpulan dan saran- saran sehubungan dengan masalah yang dibahas.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pembebanan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit (Studi Kasus pada PP No. 24 Tahun 1997)

1 63 126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Konsekuensi Jaminan Kredit Untuk Perlindungan Hukum Bagi Kepentingan Kreditur Di Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hak Atas Tanah Sebagai Jaminan Utang Dalam Perjanjian Kredit Dengan Hak Tanggungan (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, TBK Cabang Medan)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kedudukan Benda Jaminan Hak Tanggungan Kepada Bank yang Terkait Kasus Korupsi

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum yang Harus Dipenuhi dalam Perjanjian Kredit Bank dengan Jaminan Hak Tanggungan Studi pada Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Petisah)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PPemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan yang Objeknya Hak Guna Bangunan(Studi pada Bank Internasional Indonesia, Tbk Cabang Medan)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kredit Macet pada Perjanjian Kredit Modal Kerja (Studi Kasus pada Bank BNI Cabang Pemuda Medan)

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kebendaan Sebagai Jaminan Hak Tanggungan Pada Perjanjian Kredit Yang Bermasalah Di PT. Bank Sumut Cabang Utama

0 0 10

BAB II ANALISIS PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT MENURUT UU NO.10 TAHUN 1998 A. Dasar Hukum Perjanjian Kredit. - Tinjauan Yuridis Pembebanan Hak Tanggungan Sebagai Jaminan Kredit (Studi Kasus pada PP No. 24 Tahun 1997)

0 0 18