Makalah Islam dan Dakwah Peranan Dakwa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bertolak dari pandangan, bahwa alam semesta dengan segala isinya ini
termasuk manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan segala kebaikan dan
rahmat-Nya. Dalam kehidupan di alam semesta ini Allah memiliki petunjuk
dan aturan untuk kehidupan manusia di dunia dengan di turunkannya kitab
suci Al-Qur’an sebagai penyempurna dan Agama Islam sebagai penyempurna
agama-agama sebelumnya hingga akhir zaman.
Dalam petunjuk dan aturan Allah SWT untuk kehidupan manusia, kita
harus bisa memahami dengan sebenar-benarnya agar semua nya bermanfaat
untuk kehidupan baik di dunia dan akhirat. Dengan potensi akal pikiran dan
hati manusia yang diberikan oleh Allah SWT kita seharusnya mampu
memahami nya dengan cara terus mempelajarinya dengan hati-hati.
Dalam proses pemahaman terhadap petunjuk dan aturan Allah SWT,
tidaklah mudah untuk manusia namun itu sangat bisa dilakukan. Pemikiran,
pembelajaran dan lain-lainnya akan terjadi suatu kendala, baik pemahaman
yang kurang dimengerti ataupun ada kesalahpahaman yang akan menimbulkan
suatu penyimpangan dan penyelewengan dalam pemahamannya itu kita harus

mengantisipasinya dengan berbagai cara.

1

Untuk meminimalisir suatu kesalahan pemahaman terhadap petunjuk
dan aturan Allah SWT, kita memerlukan pembimbing yang benar-benar
paham. Peringatan dan ajakan Allah SWT disalurkan melalui Rasul-rasul-Nya
melalui wahyu-wahyu-Nya. Dengan demikian kehadiran Nabi Muhammad
SAW, sebagai Rasul Allah yang terakhir diberi tugas oleh Allah SWT untuk
membawa berita gembira dan peringatan kepada seluruh umat manusia.
Kemudian setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat, tugas tersebut
dilanjutkan dengan dakwah oleh ummatnya. Karena itu kita sebagai ummat
Islam bertugas untuk melanjutkannya berdasarkan dengan ajaran yang benar.
Kebenaran Islam, telah mendapat jaminan kesempurnaan sebagai peraturan
tata hidup dan kehidupan yang dapat mengantar manusia kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Dakwah merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri. Aktivitas
dakwah pada hakikatnya merupakan proses penyelamatan umat manusia dari
berbagai persoalan, karenanya kegiatan dakwah merupakan kerja dan karya
besar


manusia,

baik

secara

individual

maupun

kelompok

yang

dipersembahkan untuk Allah SWT dan sesamanya dalam rangka menegakkan
keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan persaudaraan dan
kebersamaan, serta mencapai kebahagiaan baik di dunia kini maupun di
akhirat kelak.
Bersumber pada Al-Qur'an sebagai kitab dakwah, Sunnah Nabi

sebagai penjelas kitab dakwah, dan produk ijtihad para ulama sebagai
waratsah al-anbiya (pewaris para nabi), dipaharni bahwa dakwah merupakan
kewajiban setiap muslim sebagai upaya transmisi, transformasi, difusi dan

2

internalisasi ajaran Islam kepada umat manusia. Dalam implementasinya,
dakwah melibatkan unsur subyek (da'i), pesan (maudhu), metode (ushlub),
media (washilah) dan obyek (mad'u) yang bertujuan untuk mewujudkan
kehidupan masyarakat yang adil, sejahtera, persaudaraan, selamat dan bahagia
serta memperoleh ridha Allah SWT.
Proses pembelajaran dan pemahaman harus diterapkan sejak dini
sekali, bahkan dari sejak kandungan oleh orang tuanya. Proses setelah seorang
anak lahir dan mampu untuk menangkap rangsangan-rangsangan dengan cepat
sesuai dengan prosesnya, orang tua dapat memasukan anaknya ke sebuah
lembaga TPA untuk dibekalkan ilmu Agama Islam secara utuh agar mampu
menjadi manusia yang paham akan ajakan serta larangan Allah SWT.
Usia dini adalah masa keemasan seorang anak manusia, masa
peletakan


pondasi

kecerdasan

manusia,

masa

pengembangan

dan

pembentukan kemampuan kognitif, bahasa, motorik, seni, emosional, moral,
dan nilai-nilai agama. Dengan demikian, anak-anak pada usia dini perlu
difasilitasi untuk bisa berkembangnya seluruh potensi yang ada pada dirinya
sehingga bisa tumbuh dan berkembang secara optimal salah satunya dengan
memasukannya pada Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
Kecerdasan spiritual dan nilai-nilai agama yang dikembangkan pada
lembaga-lembaga salah satunya TPA, dikemas dalam pengembangan Al-Islam
dan dilengkapi dengan pembelajaran aqidah, ibadah, akhlaq, mu’amalah dan

Al-Qur’an serta do’a-do’a yang dikembangkan dalam materi pembelajaran
sehari-harinya.

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dibahas dalam latar belakang, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah;
1. Bagaimana proses dakwah pada anak usia dini?
2. Bagaimana peranan dakwah dalam Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)?

1.3 Tujuan Makalah

Maksud dari tujuan makalah ini adalah;
1. Melihat bagaimana proses dari dakwah yang ditanamkan pada anak usia
dini.
2. Melihat bagaimana peranan dakwah dalam Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPA).


1.4 Manfaat Makalah
Kegunaan yang diharpkan dalam makalah ini adalah;
1. Bagi penulis, dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
peranan Islam dan dakwah. Dan meningkatkan pemahaman dengan
membandingkan apa yang sudah dipelajari selama perkuliahan.
2. Bagi pihak lain, dapat memberikan pemahaman lebih dalam lagi tentang
Islam dan dakwah.

4

BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Dakwah
Dakwah merupakan fenomena keagaaman yang bersifat ideal normatif
sekaligus juga merupakan fenomena sosial yang rasional, aktual dan empiris
sebagai sunnnahtullah. Justru itu dakwah berkaitan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Hal tersebut sejalan dengan pandangan bahwa dakwah
merupakan amal saleh (syariah dan akhlak) yang bersumber dari iman
(aqidah), takwa dan Islam yang harus dilaksanakan sesuai sunnatullah yang

dipahami manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan. (Prof. Dr. Anwar Arifin,
2011, halaman 16)
Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada
Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata
dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan
dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan
Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan
untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui
atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.
Orang yang menyampaikan dakwah disebut "da'i" sedangkan yang menjadi

5

obyek dakwah disebut "mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi
dakwah Islam adalah "da'i".
Tujuan


utama

dakwah

ialah

mewujudkan

kebahagiaan

dan

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah SWT. Nabi
Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai
cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya,
dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di
antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah nabi S.A.W adalah kaisar
Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan
Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). (http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah)


3.2

6

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Dakwah merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri. Aktivitas
dakwah pada hakikatnya merupakan proses penyelamatan umat manusia dari
berbagai persoalan, karenanya kegiatan dakwah merupakan kerja dan karya
besar

manusia,

baik

secara


individual

maupun

kelompok

yang

dipersembahkan untuk Allah SWT dan sesamanya dalam rangka menegakkan
keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan persaudaraan dan
kebersamaan, serta mencapai kebahagiaan baik di dunia kini maupun di
akhirat kelak. Peringatan dan ajakan Allah SWT disalurkan melalui Rasulrasul-Nya melalui wahyu-wahyu-Nya. Dengan demikian kehadiran Nabi
Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah yang terakhir diberi tugas oleh Allah
SWT untuk membawa berita gembira dan peringatan kepada seluruh umat
manusia. Kemudian setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat, tugas
tersebut dilanjutkan dengan dakwah oleh ummatnya. Karena itu kita sebagai
ummat Islam bertugas untuk melanjutkannya berdasarkan dengan ajaran yang
benar.
Dalam penerapannya dakwah dapat dilakukan dimanapun, bcontohnya
pada Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) asalkan sesuai dengan sumber yang

dapat dipercaya kebenarannya menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits. Karena anak

7

usia dini mampu menyerap informasi dengan cepat, tugas orangtualah mampu
membekali anaknya dengan ajaran agama dengan memasukkannya ke TPA.
Dalam proses pengajaran TPA dengan gaya jaman dulu dan berproses
mengikuti zaman, dengan tidak hanya mengandalkan bermain, membaca dan
lain-lain, tapi juga mampu menerapkan ajaran-ajaran lainnyadengan suatu
dakwah.

3.2 Saran
Sebaiknya dakwah harus dilakukan pada anak-anak usia dini dengan
lembaga penyaluran Taman Pendidikan Al-Qur’an yang mampu mentransfer
ajaran-ajaran serta larangan dari Allah SWT dapat menanamkan nilai-nilai
yang baik tidak hanya dengan bermain, membaca dan menghafal saja. Dasar
agama yang Insya Allah akan menjadi pegangan yang kuat untuk diri anak
tersebut karena daya ingat seorang anak sangat kuat.

8

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Anwar Arifin. 2011. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mahasri

Shobahiya

&

Ari

Anshori.

2015.

Pengenalan

Al-Islam

dan

Kemuhammadiyahan Bagi Anak Usia Dini. [Online] dapat diakses di
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/123456789/5098
Enjang As. 2015. Tabligh Dalam Sistem Dakwah. [Online] dapat diakses di http://
journal.uinsgd.ac.id/index.php/jand/article/view/87
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Pendidikan_Al-Qur'an (diakses, Selasa 17
Maret 2015, 21:05 WIB).
http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah (diakses, Kamis 19 Maret 2015, 19.21 WIB).

9