Radiasi dan Dunia yang Kita Huni

Radiasi dan Dunia yang Kita Huni
Apa yang dimaksud dengan radiasi?
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau gelombang. Pengertian tentang radiasi dan gelombang dapat dijelaskan pada
kejadian berikut.
Apa yang Anda lakukan jika Anda melihat kolam air tenang yang pada
permukaannya mengapung beberapa helai daun? Secara spontan mungkin Anda
akan melempar kerikil ke kolam tersebut. Dapat Anda lihat bahwa pada lokasi
jatuhnya kerikil akan muncul riak, yang kemudian akan menyebar dalam bentuk
lingkaran. Riak-riak tersebut adalah gelombang dan memperlihatkan pergerakan
energi yang diberikan oleh kerikil, dan energi tersebut menyebar dari lokasi
jatuhnya kerikil ke segala arah. Ketika riak mencapai daun, daun tersebut akan
terangkat naik ke puncak gelombang.

Berdasarkan kejadian tersebut dapat dilihat bahwa untuk mengangkat sesuatu
diperlukan energi. Karena itu, terangkatnya daun memperlihatkan bahwa
gelombang mempunyai energi, dan energi tersebut telah bergerak dari lokasi
jatuhnya kerikil ke lokasi terangkatnya daun. Hal yang sama juga berlaku untuk
berbagai jenis gelombang dan radiasi lain.
Salah satu karakteristik dari semua radiasi adalah radiasi mempunyai panjang
gelombang, yaitu jarak dari suatu puncak gelombang ke puncak gelombang


berikutnya.
Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan
setiap jenis radiasi tersebut memiliki
panjang gelombang masing-masing.
Ditinjau dari massanya, radiasi dapat
dibagi menjadi radiasi elektromagnetik
dan
radiasi
partikel.
Radiasi
elektromagnetik adalah radiasi yang
tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri
dari gelombang radio, gelombang
mikro, inframerah, cahaya tampak,
sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.
Radiasi partikel adalah radiasi berupa
partikel yang memiliki massa, misalnya
partikel beta, alfa dan neutron.
Jika ditinjau dari "muatan listrik"nya,

radiasi dapat dibagi menjadi radiasi
pengion dan radiasi non-pengion.

Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu,
akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion
ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada
bahan, termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau
radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma,
sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron
dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan
muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam
radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Radiasi
non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke
dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah,
cahaya tampak dan ultraviolet.

Kita hanya akan membahas sinar-X dan sinar gamma. Kedua jenis radiasi ini
mempunyai potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan jenis radiasi
lainnya. Pengaruh sinar kosmik hampir dapat diabaikan karena sebelum mencapai
tubuh manusia, radiasi ini telah berinteraksi terlebih dahulu dengan atmosfir bumi.

Radiasi beta hanya dapat menembus kertas tipis, dan tidak dapat menembus tubuh
manusia, sehingga pengaruhnya dapat diabaikan. Demikian pula dengan radiasi

alfa, yang hanya dapat menembus beberapa milimeter udara. Sedang radiasi
neutron pada umumnya hanya terdapat di reaktor nuklir.

Darimana radiasi berasal?
Tanpa kita sadari, sebenarnya kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi. Radiasi
telah menjadi bagian dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak
ditemukan tenaga nuklir setengah abad yang lalu. Terdapat lebih dari 60 radionuklida yang
berdasarkan asalnya dibagi atas 2 kategori:

1. Radionuklida alamiah: radionuklida yang terbentuk secara alami,
terbagi menjadi dua yaitu:
- Primordial: radionuklida ini telah ada sejak bumi diciptakan.
- Kosmogenik: radionuklida ini terbentuk sebagai akibat dari interaksi sinar
kosmik.
2. Radionuklida buatan manusia: radionuklida yang terbentuk karena
dibuat oleh manusia.
Radionuklida terdapat di udara, air, tanah, bahkan di tubuh kita sendiri. Setiap hari

kita terkena radiasi, baik dari udara yang kita hirup, dari makanan yang kita
konsumsi maupun dari air yang kita minum. Tidak ada satupun tempat di bumi ini
yang bebas dari radiasi.
Primordial
Radionuklida primordial telah ada sejak alam semesta terbentuk. Pada umumnya,
radionuklida ini mempunyai umur-paro yang panjang. Tabel berikut memperlihatkan
beberapa radionuklida primordial.

Tabel Radionuklida Primordial
Nuklida Lambang Umurparo

Keterangan

Uranium
235

235

U


7,04x108 0,72% dari uranium alam
tahun

Uranium
238

238

U

4,47x109 99,2745% dari uranium alam;
tahun
pada batuan terdapat 0,5 - 4,7
ppm uranium alam

Thorium
232

232


Radium
226

226

Radon
222

222

Kalium
40

Th

1,41x1010 Pada batuan terdapat 1,6 - 20
tahun
ppm.

Ra


1,60x103 Terdapat di batu kapur
tahun

Rn

3,82 hari Gas mulia

40

K

1,28x109 Terdapat di tanah
tahun

Kosmogenik
Sumber radiasi kosmik berasal dari luar sistem tata surya kita, dan dapat berupa
berbagai macam radiasi. Radiasi kosmik ini berinteraksi dengan atmosfir bumi dan
membentuk nuklida radioaktif yang sebagian besar mempunyai umur-paro pendek,
walaupun ada juga yang mempunyai umur-paro panjang. Tabel berikut memperlihatkan

beberapa radionuklida kosmogenik.

Tabel Radionuklida Kosmogenik
Nuklida Lambang

Karbon
14

14

Tritium
3

3

Berilium
7

Umurparo


Sumber

N(n,p)14C

5.730
tahun

H

12,3 tahun Interaksi 6Li(n,a)3H

Be

53,28 hari Interaksi sinar kosmik dengan
unsur N dan O

7

Interaksi


14

C

Buatan Manusia
Manusia telah menggunakan bahan radioaktif selama lebih dari 100 tahun. Tabel berikut
memperlihatkan beberapa radionuklida buatan manusia.

Tabel Radionuklida Buatan Manusia
Nuklida

Tritium 3

Lambang Umurparo
3

H

12,3
tahun


Sumber

Dihasilkan dari uji-coba senjata
nuklir, reaktor nuklir, dan
fasilitas olah-ulang bahan bakar
nuklir.

Iodium 131

131

I

8,04 hari Produk fisi yang dihasilkan dari
uji-coba senjata nuklir, reaktor
nuklir. 131I sering digunakan
untuk mengobati penyakit yang
berkaitan dengan kelenjar
thyroid.

Iodium 129

129

I

1,57x107 Produk fisi yang dihasilkan dari
tahun
uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.

Cesium 137

Stronsium
90

Technesium

137

90

Cs

30,17
tahun

Produk fisi yang dihasilkan dari
uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.

Sr

28,78
tahun

Produk fisi yang dihasilkan dari
uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.

99m

Tc

6,03 jam Produk peluruhan dari

99

Mo,

99m

digunakan dalam diagnosis
kedokteran.

Technesium
99

99

Plutonium 239

239

Tc

Pu

2,11x105 Produk peluruhan
tahun
2,41x104
tahun

Dihasilkan akibat

238

99m

Tc.

U ditembaki neutron.

Beberapa Fakta Menarik dari Radioaktivitas Alamiah
Tubuh Manusia

Tubuh manusia terdiri atas bahan kimia, beberapa diantaranya merupakan radionuklida yang
berasal dari makanan dan air yang kita konsumsi tiap hari. Tabel berikut memperlihatkan
perkiraan jumlah radionuklida yang terdapat pada tubuh manusia dengan berat 70 kg.
Tabel Radioaktivitas Alamiah yang Terdapat Pada Tubuh Manusia
Nuklida

Massa Nuklida

Asupan Sehari-hari

Uranium

90 g

1.9 g

Thorium

30 g

3 g

Kalium 40

17 mg

0,39 mg

Radium

31 pg

2,3 pg

Karbon 14

95 g

1,8 g

Tritium

0,06 pg

0,003 pg

Polonium

0,2 pg

0,6 g

Bahan Bangunan

Bahan bangunan pada rumah yang kita tempati juga mengandung bahan-bahan radioaktif. Tabel
berikut memperlihatkan beberapa bahan bangunan dan konsentrasi uranium, thorium dan kalium
yang terkandung di dalam bahan bangunan tersebut.

Tabel Konsentrasi Uranium, Thorium dan Kalium dalam Bahan Bangunan
Uranium
(ppm)

Thorium
(ppm)

Kalium
(ppm)

Granit

4,7

2

4

Batu pasir
(sandstone)

0,45

1,7

1,4

Semen

3,4

5,1

0,8

Batako kapur
(limestone concrete)

2,3

2,1

0,3

Batako semen
(sandstone concrete)

0,8

2,1

1,3

Papan Partisi (dry
wallboard)

1,0

3

0,3

Gypsum

13,7

16,1

0,02

Kayu

-

-

11,3

Batu bata tanah liat
(clay brick)

8,2

10,8

2,3

Catatan:
Beberapa satuan yang biasa dipakai adalah: ppm - part per million, g - gram, kg kilogram (1000 gram), mg - miligram (10-3 gram), g - mikrogram (10-6 gram), pg pikogram (10-12 gram).

Daerah Radiasi Alam Tinggi

Beberapa daerah di bumi mempunyai radiasi alam yang lebih tinggi dari rata-rata di permukaan
bumi, misalnya di India dan Brazil. Pada daerah tertentu di negara tersebut, permukaan tanah
tertutupi oleh suatu bahan yang berwarna hitam yang disebut pasir monasit, yang merupakan

turunan dari deposit uranium. Pasir monasit tersebut melingkupi daerah yang relatif luas dengan
populasi penduduk yang cukup besar. Tingkat radiasi pada tinggi setengah meter dari permukaan
tanah bisa lebih dari 20 kali dari radiasi alam daerah lain. Penelitian pada populasi tersebut,
termasuk penduduk yang tinggal pada daerah tersebut selama beberapa generasi, tidak
menemukan suatu kelainan, kecenderungan kanker atau penyakit akibat radiasi lainnya.
Suatu hal menarik dari kenyataan ini adalah bahwa pasir yang mengandung radioaktif tersebut
diyakini mempunyai khasiat menyembuhkan penyakit. Sebagian orang bersedia membayar untuk
berbaring di tanah yang mempunyai tingkat radiasi relatif tinggi atau berendam dalam air yang
mengandung unsur radioaktif selama berhari-hari untuk menyembuhkan penyakitnya. Akan
tetapi tidak ada catatan mengenai adanya orang yang sakit, maupun yang sembuh dari sakit
setelah melakukan hal tersebut.

Bagaimana kita mengetahui adanya radiasi?
Radiasi tidak dapat dilihat, didengar, dicium, dirasakan atau diraba. Indera manusia tidak dapat
mendeteksi radiasi sehingga seseorang tidak dapat mengetahui kapan ia dalam bahaya atau tidak.
Radiasi hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat, yang disebut monitor radiasi. Monitor
radiasi terdiri dari detektor radiasi dan rangkaian elektronik penunjang. Pada umumnya, monitor
radiasi dilengkapi dengan alarm yang akan mengeluarkan bunyi jika ditemukan radiasi. Bunyi
alarm semakin keras apabila tingkat radiasi yang ditemukan semakin tinggi. Monitor radiasi
umumnya digunakan hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya radiasi.
Monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur jumlah radiasi atau dosis yang diterima oleh
seseorang disebut dosimeter perorangan dan monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur
kecepatan radiasi atau laju dosis di suatu area dikenal dengan survaimeter. Alat-alat tersebut
dapat disamakan dengan indikator jarak dan speedometer pada mobil. Indikator jarak
menunjukkan berapa km atau mil yang telah dijalani oleh mobil, seperti halnya dosimeter
perorangan menunjukkan berapa dosis radiasi yang telah diterima oleh seseorang. Speedometer
menunjukkan pada kita beberapa km atau mil kecepatan mobil perjam, seperti survaimeter
menunjukkan berapa laju dosis radiasi.
Salah satu cara untuk mengukur dosis radiasi pada dosimeter perorangan adalah berdasarkan
pada tingkat kehitaman film jika terkena radiasi. Dengan memproses film dan mengukur tingkat
kehitamannya, dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dapat diperkirakan.
Cara lain untuk mengukur dosis adalah berdasarkan pada jumlah cahaya yang dihasilkan pada
bahan tertentu akibat oleh radiasi setelah dilakukan proses pemanasan. Dosimeter perorangan ini
disebut TLD (Thermo Luminescence Dosimeter). TLD lebih peka dan akurat daripada dosimeter
film dan dapat digunakan kembali setelah dilakukan proses pembacaan dosis.

Berbeda dengan dosimeter perorangan yang memberikan informasi dosis radiasi yang telah
diterima, survaimeter memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu area pada suatu saat.
Hasil perkalian antara laju dosis yang ditunjukkan survaimeter dan lama waktu selama berada di
area merupakan perkiraan jumlah radiasi atau dosis yang diterima bila berada di suatu area
selama waktu tersebut. Dengan survaimeter ini seseorang dapat menjaga diri agar tidak terkena
radiasi yang melebihi batas yang diizinkan.

Apakah radiasi bermanfaat?
Radiasi pengion banyak menjanjikan
manfaat bagi umat manusia, walaupun
demikian kita harus waspada terhadap
risikonya. Sebagai contoh, matahari
memancarkan segala jenis radiasi, termasuk
radiasi inframerah (panas), radiasi cahaya
tampak dan radiasi ultraviolet. Radiasiradiasi tersebut merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari, dan kita tidak dapat
hidup tanpa radiasi-radiasi tersebut. Namun,
kita juga harus menyadari bahwa setiap radiasi alamiah dapat berakibat buruk. Terlalu banyak
inframerah dapat menyebabkan benda terbakar. Terlalu banyak cahaya tampak dapat
menyebabkan kebutaan, dan terlalu banyak ultraviolet dapat mengakibatkan kanker kulit atau
kulit terbakar.
Masyarakat awam sering mendengar atau mengalami pemeriksaan kesehatan menggunakan
sinar-X. Sinar-X digunakan dalam bidang kedokteran untuk menggambarkan rangka tubuh
manusia dan struktur tubuh bagian dalam, mendeteksi benda-benda asing dalam tubuh, tulang
patah, serta beberapa penyakit, misalnya tuberkolosis (TBC) dan pembengkakan jantung.
Namun, bila tidak digunakan secara hati-hati, sinar-X dapat meningkatkan risiko kanker dan
bahkan dapat mengakibatkan kematian pasien. Akan tetapi, sifat-sifat radiasi pengion dan cara
untuk meminimalkan jumlah dosis yang diterima dari penyinaran radiasi sinar-X telah
dipahami. Karena itu, tak ada lagi alasan untuk takut terhadap penyinaran sinar-X,
sepanjang digunakan secara tepat. Kita dapat meminimalkan pemakaian yang tidak
tepat melalui pendidikan, pelatihan dan penegakan hukum atau aturan dan
ketentuan yang berlaku. Semua radiasi pengion dapat digunakan secara luas untuk
keperluan yang bermanfaat dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Efek Radiasi Terhadap Manusia

Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan
tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat
pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan
sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur
(panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua
energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan
vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang
kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan.
Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat
pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion
menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal
bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen.
Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam
sel.

DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu
molekul yang terdapat di inti sel, berperan untuk
mengontrol struktur dan fungsi sel serta menggandakan
dirinya sendiri.
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi
dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga
terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan
kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu
jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil.
Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat
menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan
genetik.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat
memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada
kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami
kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan
sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika
sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko
tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.

Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan
bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau
secara gradual (sedikit demi sedikit).
Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh
dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen
manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu
satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu
bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi.
Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang diberikan seluruh tubuh
akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30
hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu
tahun tidak menimbulkan akibat yang sama.
Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang
berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh
tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian
karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan.
Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy
tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya
tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis.
Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke
seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5
Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama
jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika
dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang.
Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi,
dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi
dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus),
kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak
menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh
sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka

waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai
periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan
semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka
waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan
saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang
dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek
apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.
Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya dari
penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat
pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan
ultraviolet. Dalam kurun waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena
penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-tahun
setelah menerima paparan radiasi ada kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen
dalam kurun waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka kanker tersebut
dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan hanya disebabkan oleh radiasi

Bidang Non Energi:
Kesejahteraan Manusia

Pemanfaatan

Radiasi

Untuk

Bidang Pertanian
Efisiensi Peupupann

Pupuk harganya relatif mahal dan apabila digunakan secara berlebihan akan merusak
lingkungan, sedangkan apabila kurang dari jumlah seharusnya hasilnya tidak efektif. Untuk itu
perlu diteliti jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman dan berapa yang dibuang ke lingkungan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara memberi “label” pupuk yang digunakan dengan suatu
isotop, seperti nitrogen-15 atau phosphor-32. Pupuk tersebut kemudian diberikan pada tanaman
dan setelah periode waktu dilakukan pendeteksian radiasi pada tanaman tersebut.
Penelitinn Tnnnunn Vnrietns Bnrp

Seperti diketahui, radiasi pengion mempunyai kemampuan untuk merubah sel keturunan suatu
mahluk hidup, termasuk tanaman. Dengan berdasar pada prinsip tersebut, maka para peneliti
dapat menghasilkan jenis tanaman yang berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya dan
sampai saat ini telah dihasilkan 1800 jenis tanaman baru.

Varietas baru tanaman padi, gandum, bawang, pisang, cabe dan biji-bijian yang dihasilkan
melalui teknik radioisotop mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan lebih
mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang ekstrim.
Pengendnlinn Hnun Sernnggn

Di seluruh dunia, hilangnya hasil panen akibat serangan hama serangga kurang lebih 25-35%.
Untuk memberantas hama serangga sejak lama para petani menggunakan insektisida kimia.
Akhir-akhir ini insektisida kimia dirasakan menurun keefektifannya, karena munculnya serangga
yang kebal terhadap insekstisida. Selain itu insektisida juga mulai dikurangi penggunaannya
karena insektisida meninggalkan residu yang beracun pada tanaman. Salah satu metode yang
mulai banyak digunakan untuk menggantikan insektisida dalam mengendalikan hama adalah
teknik serangga mandul.
Teknik serangga mandul dilakukan dengan mengiradiasi serangga menggunakan radiasi gamma
untuk memandulkannya. Serangga jantan mandul tersebut kemudian dilepas dalam jumlah besar
pada daerah yang diserang hama. Apabila mereka kawin dengan serangga betina, maka tidak
akan dihasilkan keturunan. Dengan melepaskan serangga jantan mandul secara berulang,
populasi hama serangga akan turun secara menyolok. Teknik ini telah digunakan secara intensif
di banyak negara penghasil pertanian seperti Amerika Selatan, Mexico, Jamaika dan Libya.
Pengnwetnn Mnannnn

Kerusakan makanan hasil panen dalam penyimpanan akibat serangga, pertunasan dini atau
busuk, dapat mencapai 25-30%. Kerugian ini terutama diderita oleh negara-negara yang
mempunyai cuaca yang panas dan lembab. Pengawetan makanan banyak digunakan dengan
tujuan untuk menunda pertunasan pada umbi-umbian, membunuh serangga pada biji-bijian,
pengawetan hasil laut dan hasil peternakan, serta rempah-rempah.
Pada teknik pengawetan dengan menggunakan radiasi, makanan dipapari dengan radiasi gamma
berintensitas tinggi yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa mempengaruhi
nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta tidak membuat makanan
menjadi radioaktif. Teknik iradiasi juga dapat digunakan untuk sterilisasi kemasan. Di banyak
negara kemasan karton untuk susu disterilkan dengan iradiasi.
Dosis Iradiasi Makanan dan Tujuannya

DOSIS
Dosis rendah (s.d. 1 kGy)

TUJUAN
Menghambat pertunasan

PRODUK
Kentang, bawang, jahe,

rempah-rempah
Membunuh serangga dan

Makanan kering, buah segar,

parasit

padi-padian

Penundaan

Buah segar, sayuran

kematangan/pembusukan
Dosis menengah (1-10 kGy)

Memperpanjang masa

Ikan, strawberry, jamur

penyimpanan
Menunda pembusukan,

Hasil laut dan hasil ternak

membunuh serangga
berbahaya
High dose (10-50 Gy)

Sterilisasi

Hasil peternakan, hasil laut,
makanan siap masak

Dekontaminasi

Rempah-rempah