Makalah Pengilangan Minyak Nabati dan Hewani Metode Metode Ekstraksi

MAKALAH PENGILANGAN MINYAK NABATI &
HEWANI
METODE-METODE
EKSTRAKSI

O
l
e
h
:

Cici Wirna Sari

1507120869

Josua Sugandi Siregar

1407111776

M. Nur Rahim S


1107114350

Viona Aulia Rahmi

1507122953

Zarah Ayu WulanDari

PROGRAM STUDI TEKNIK
KIMIA S1
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSIT
AS RIAU
PEKANBAR
U
2
0
1
7


1507113708

KATA PENGANTAR
Pertama–tama
syukur
segala

yang

kami

mengucapkan

puji

dan

sedalam- dalamnya kepada Allah SWT atas


rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga

akhirnya makalah yang

berjudul “Metode Ekstraksi” ini

dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami

sangat menyadari bahwa tanpa

bimbingan, dorongan dan pertolongan dari

bantuan,

banyak pihak,

pelaksanaan makalah ini tidak dapat berjalan dengan baik.
Maka dari itu, kami ingin mengucapkan terima kasih atas
dukungan dan motivasi baik secara langsung maupun tidak

langsung dari ibuk pembimbing mata kuliah

Pengilangan

Minyak Nabati dan Hewani beserta teman –teman.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari
betul

bahwa

makalah. Oleh

kami belum

berpengalaman dalam

karena itu, kami

menulis


mohon maaf atas semua

kesalahan dan kekurangan yang tedapat dalam makalah ini.
Akhir

kata kami

berharap

agar

makalah

memberikan manfaat positif bagi kita semua.

ini

dapat

Pekanbaru,

03 April
2017

(Penulis)

B
A
B
I
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N

1.1

Latar Belakang
Istilah

minyak (Oil) dan lemak

(Fat) adalah untuk

membedakan keadaan minyak/lemak itu pada

suhu

(28-32 derajat Celcius). Disebut minyak kalau pada

kamar
suhu

kamar berbentuk cair, dan disebut lemak apabila pada suhu


kamar berbentuk padat.

Minyak Kelapa yang mempunyai

titik beku 22° C, didaerah tropis seperti Indonesia disebut
minyak, namun didaerah subtropis yang

suhu udaranya

dibawah 22°C minyak kelapa disebut lemak (bentuk padat).
Dalam ilmu kimia

dasar,

strukturnya digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 1.1 Rumus
Molekul Lemak (minyak) Rumus

molukulnya dikenal sebagai C 3H5(COOR)3
Lemak dan minyak sebagai bahan pangan yang
dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:

1)

Lemak

yang

siap

dikonsumsi

tanpa

dimasak

(edible fat consumed uncooked) misalnya mentega,

margarin serta lemak yang digunakan dalam kembang
gula.

2) Lemak dan minyak yang dapat dimakan ( edible fat),
dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber dari bahan
nabati atau hewani.
Pengolahan minyak dan

lemak, pengerjaan yang

dilakukan tergantung pada sifat alami minyak atau lemak
tersebut dan

juga

tergantung dari

hasil

akhir yang


dikehendaki. Ekstraksi adalah pengolahan dengan pemisahan
suatu

zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat

terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut
yang

lain. Seringkali campuran bahan

(misalnya bahan

alami) tidak dapat

padat
atau

dan cair

sukar

sekali

dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang

telah

dibicarakan.

komponennya saling

Misalnya

bercampur secara

saja,

karena

sangat erat,

peka

terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil,

atau

tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah
satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang
mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester
(essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau
minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi
atau biji coklat dan yang dapat diliha sehari-hari ialah

pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air
panas dari biji kopi yang telah dibakar at au digiling.
1.2
1.

Tujuan
Mengetahui pengertian ekstraksi

2.
Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam
ekstraksi
3.
Memahami bagaimana prinsip kerja dari metodemetode ekstraksi

B
AB II
TINJA
UAN
PUST
AKA
2.1

Ekstraksi
Pengolahan minyak dan

lemak, pengerjaan yang

dilakukan tergantung pada sifat alami minyak atau lemak
tersebut dan

juga

tergantung dari

hasil

akhir yang

dikehendaki. Ekstraksi adalah pengolahan dengan pemisahan
suatu

zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat

terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut
yang

lain.

Seringkali campuran bahan

(misalnya bahan

alami) tidak dapat

padat

atau

dan cair

sukar

sekali

dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang

telah

dibicarakan.

komponennya saling

Misalnya

bercampur secara

saja,

karena

sangat erat,

peka

terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil,

atau

tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.

Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah
satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang
mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester
(essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau
minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi
atau biji coklat dan yang dapat diliha sehari-hari ialah
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air
panas dari biji kopi yang telah dibakar ata u digiling.
Ekstraksi minyak atau
untuk

lemak

mendapatkan minyak atau lemak

adalah suatu

cara

dari bahan

yang

diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun ekstraksi
minyak atau lemak

itu bermacam-macam, yaitu

rendering

(dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan
solvent extraction.
2.2

Tujuan Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-

zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis
ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel,
namun sel

tanaman dan

hewan berbeda demikian pula

ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan
pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Tujuan ekstraksi
bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia
terdapat pada
prinsip

bahan

alam.

yang

Ekstraksi ini didasarkan pada

perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut.

2.3
Meto
de
Ekstr
aksi
Ekstraksi minyak adalah salah
mendapatkan minyak atau lemak

satu
dari

cara

untuk

bahan

yang

mengandung minyak atau lemak. Metode ekstraksi yang biasa
dilakukan ada 3 metode yaitu rendering (dry rendering dan
wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction.
2
.
3
.
1
R
e
n
d
e
r
i
n
g

Rendering merupakan suatu

cara

ekstraksi minyak

atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau
lemak

dengan kadar

rendering,

air yang

penggunaan

tinggi. Pada semua

panas

adalah

sesuatu

cara
yang

spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada
dinding sel bahan

dan untuk memecahkan dinding sel

tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak
yang

terkandung

didalamnya.

Menurut

Isnani

(2013)

rendering dibagi dengan dua cara,yaitu :
1. Rendering Basah (Wet Rendering)
Rendering basah

adalah proses rendering dengan

penambahan sejumlah air selama

berlangsungnya

proses

tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau
tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta
tekanan
40 sampai 60 pound

tekanan uap (40-60 psi). Penggunaan

temperatur rendah pada rendering basah

dilakukan jika

diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang
akan

diekstraksi ditempatkan pada

ketel

dengan alat pangaduk, kemudian air

yang

dilengkapi

ditambahkan dan

campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu

50°C

sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas
kemudian dipisahkan. Proses rendering basah

dengan

menggunakan temperatur rendah kurang begitu

popular,

sedangkan proses rendering basah

dengan menggunakan

temperatur tinggi disertai dengan tekanan uap air, digunakan
untuk menghasilkan minyak atau

lemak

dalam

jumlah

yang besar. Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau
digester. Air dan bahan yang akan diekstraksi

dimasukan kedalam digester dengan tekanan uap air sekitar
40 sampai 60 pound selama 4-6 jam.
2. Rendering Kering (Dry Rendering)
Rendering kering adalah proses rendering tanpa
penambahan air

selama proses berlangsung. Rendering

kering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi
dengan steam

jaket serta alat pengaduk (agitator). Bahan

yangdiperkirakan

mengandung

dimasukkan kedalam ketel tanpa
tadi

dipanaskan

sambil

pada

suhu

sampai 230°F

bahan

220°F

minyak

atau

lemak

penambahan air.

diaduk.

Bahan

Pemanasan dilakukan
(105°C-110°C). Ampas

yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada

dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan
dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak
dilakukan dari bagian atas ketel.
2.3.2
on)

Proses Ekstraksi dengan Pelarut ( Solvent E xtracti
Proses Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu

komponen dari suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen dengan cara

melarutkan salah satu

dengan pelarut yang

sesuai. Prinsip ekstraksi dengan

pelarut adalah melarutkan minyak dalam
atau

lemak.

Sebagai

komponen

pelarut minyak

bahan pelarut dapat

digunakan

berbagai macam pelarut organik. Senyawa organik yang
sering

digunakan adalah N-heksan, etanol, petroleum eter,

dan lain-lain. Salah satu alat ekstraksi yang sering digunakan
adalah Soklet. Pada proses ekstraksi, kadar
solven dipengaruhi oleh lamanya waktu

solute

dalam

ekstraksi, jumlah

sirkulasi, suhu, dan jenis pelarut. Pada keadaan setimbang
kadar

solute

dalam solven relatif

tetap.

Pada

cara

ini

dihasilkan bungkil/ampas dengan kadar minyak yang rendah
yaitu

sekitar 1 % atau

lebih

dan

mutu

minyak yang

dihasilkan kasar karena ada sebagian fraksi bukan
yang ikut terekstraksi (Putriningtyas dkk, 2007).

minyak

Ada beberapa metode ekstraksi dengan pelarut yang
umum digunakan, diantaranya adalah:
1. Maserasi
Maserasi

merupakan

proses

perendaman

sampel

dengan pelarut organik yang digunakan pada suhu ruangan.
Proses ini
bahan

alam

sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa
karena dengan perendaman sampel tumbuhan

akan terjadi pemecahan dinding dan

membran sel

perbedaan tekanan di dalam dan

luar

di

sel,

akibat

sehingga

metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut
dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna
karena dapat diatur

lama

perendaman yang

Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan

digunakan.
memberikan

efektivitas yang

tinggi

dengan memperhatikan kelarutan

senyawa bahan

alam

pelarut tersebut. Alat

maserasi dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

ekstraksi

Gambar 2.1 Alat Ekstraksi Maserasi
2.
Perkol
asi
Perkolasi

merupakan

proses

organik pada sampel sehingga
senyawa

organik

melewatkan

pelarut

bersama-sama

akan

pelarut

membawa

pelarut. Efektivitas dari

proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik
yang sangat mudah larut
Keuntungan dari

dalam

pelarut yang

metode ini adalah tidak

digunakan.

diperlukannya

proses pemisahan ekstrak sampel, sedangkan kerugiannya
adalah selama proses tersebut, pelarut menjadi dingin
sehingga tidak melarutkan senyawa dari

sampel secara

efisien. Alat ekstraksi perkolasi dapat dilihat pada Gambar
2.2.

Gambar 2.2 Alat Ekstraksi Perkolasi
3.
Soklet
asi
Sokletasi
menggunakan
Penggunaan

merupakan
penyarian

metode

proses

berulang

sokletasi

ekstraksi
dan

adalah

yang

pemanasan.
dengan

cara

memanaskan pelarut hingga membentuk uap dan membasahi
sampel. Pelarut yang sudah

membasahi sampel kemudian

akan turun menuju labu pemanasan dan kembali menjadi
uap

untuk

pelarut dapat
selalu

membasahi sampel, sehingga penggunaan
dihemat karena terjadi sirkulasi pelarut yang

membasahi sampel. Proses ini

sangat baik

untuk

senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas. Alat ekstraksi
dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Alat Ekstraksi
Soklrtasi
2.3.3

Pengepresan Mekanik ( Mechanical E xpr essi on)
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi

minyak atau lemak, terutama untuk bahan bahan yang berasal
dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak
dari bahan

yang berkadar minyak tinggi

(30-70%). Pada

pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan
sebelum minyak atau lemak

dipisahkan

Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup

dari

bijinya.

pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta
tempering atau pemasakan. Dua cara umum dalam
pengepresan mekanis, yaitu:
1. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing)
Pada cara hydraulic pressing, bahan di press dengan
tekanan sekitar 2000 pound/inch2 (140,6 kg/cm = 136 atm).
Banyaknya minyak atau lemak
tergantung

pada

dipergunakan, serta

lamanya

yang

dapat diekstraksi

pengepresan,

tekanan

kandungan minyak dalam

bahan

Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada

yang
asal.

bungkil

bervariasi antara 4 sampai 6 persen, tergantung dari lamanya
bungkil ditekan dibawah tekanan hidrolik.

Gambar 2.4 Alat Pengepresan
Hidraulik
Tahap-tahap yang dilakukan dalam

proses pemisahan

minyak dengan cara pengepresan mekanis dapat dilihat pada
Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Skema Cara Memperoleh Minyak Dengan
Pengepresan

2. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing)
Cara
pendahuluan

expeller
yang

pressing

terdiri dari

memerlukan

perlakuan

proses pemasakan atau

tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur
240°F

(115,5°C) dengan tekanan sekitar 15-20

Kadar

air minyak atau

lemak

yang

ton/inch2.

dihasilkan berkisar

sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang dihasilkan
masih mengandung minyak antara 4-5 persen.

Gambar 2.6 Alat Pengepresan Berulir
Cara lain dalam mengekstraksi minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah
gabungan dari

proses wet

rendering dengan pengepresan

secara mekanik atau dengan sentrifugasi.

B
A
B
I
I
I
P
E
N
U
T
U
P
3.1
1.

Kesimpulan
Ekstraksi minyak atau
untuk

lemak

adalah suatu

mendapatkan minyak atau lemak

cara

dari bahan

yang diduga mengandung minyak atau lemak.
2.

Ekstraksi didasarkan pada prinsip perpindahan massa
komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan

mulai

terjadi pada

lapisan antar

muka kemudian

berdifusi masuk ke dalam pelarut.
3.

Metode ekstraksi yang biasa dilakukan ada 3 metode
yaitu

rendering (dry rendering

rendering),

mechanical

dan

expression

dan

wet
solvent

extraction.
3.2
1.

Saran
Mahasiswa diharapkan dapat
pengolahan

minyak

nabati

dan

memahami proses
hewani

dengan

ekstraksi.
2.
Mahasiswa harus dapat memahami metode-metode
dalam ekstraksi.

DAFTAR PUSTAKA
Pradipta. A., 2011, “Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap
Aktivitas

antibakteri

Sansevieria
Staphylococcus

Ekstrak

trifasciata
aureus

Etanol
Prain

IFO

Daun
Terhadap

13276

dan

Pseudomonas aeruginosa IFO
12689”, Hal 10-15, Skripsi, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Putriningtyas, A.
Mesin

Press

dkk,

2007 ,

“Pembuatan

Hidrolik untuk

Pengambilan Minyak dari Biji Bijian”, halaman
8-13, Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Rahayu, M, 2012, “Ekstraksi”,
http://metarahayudeasty.blogspot.co.id/2012/12/eks trak
si, Diakses pada
03 April 2017.