Rini Halila Nasution, ST, MT

Manajemen Logistik &
Supply Chain Management

Kuliah 9 & 10 :
MANAJEMEN PENGADAAN
(PURCHASING MANAGEMENT)
By :
Rini Halila Nasution, ST, MT

PENDAHULUAN
• Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,
berupa barang maupun jasa, yang dibutuhkan dalam kegiatan
produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.
• Pada perusahaan manufaktur, barang yang harus dibeli oleh bagian
pengadaan bisa diklasifikasikan secara umum menjadi:
– bahan baku dan komponen untuk kebutuhan produksi
– capital equipment seperti mesin dan peralatan jangka panjang
lainnya
– suku cadang mesin, alat tulis kantor, dan sebagainya yang
biasanya dinamakan maintenance, repair, and operating (MRO)
supplies.


• Selain itu bagian pengadaan biasanya bertugas menyediakan jasa
seperti jasa transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi, dan
sebagainya.
• Bagian pengadaan berperan secara strategis dalam menciptakan
keunggulan dari segi biaya, kualitas, dan waktu.
• Dari segi ongkos dengan mendapatkan sumber-sumber bahan baku,
komponen, dll dengan harga yang murah.
• Bagian pengadaan juga berperan mendapatkan sumber-sumber
bahan baku dan komponen yang berkualitas dan/atau menjadi
jembatan dalam membina supplier-supplier yang ada dengan
berbagai program peningkatan kualitas.

• Untuk mendukung keunggulan dari segi waktu, bagian pengadaan
tentunya bisa memilih supplier yang memiliki kemampuan untuk
mengirim barang dalam waktu yang lebih pendek tanpa harus
mengorbankan kualitas dan meningkatkan harga.
• Kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman dari supplier bukan
hanya memungkinkan perusahaan untuk memproduksi dan mengirim
produk ke pelanggan secara tepat waktu, namun juga bisa

mengurangi tingkat persediaan bahan baku atau komponen yang
harus disimpan sehingga juga akan berakibat pada penghematan
biaya.
• Keterlibatan supplier sejak awal dalam proses pengembangan
produk akan sangat membantu keseluruhan rantai dalam supply
chain dalam mempercepat time-to-market.

TUGAS BAGIAN PENGADAAN
• Tujuan bagian pengadaan yaitu menyediakan barang maupun jasa
dengan harga yang murah, berkualitas, dan terkirim tepat waktu.
• Secara umum, tugas-tugas yang dilakukan mencakup:
– Merancang hubungan yang tepat dengan supplier
Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka
panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek. Baik
berupa model hubungan, relationship, berapa jumlah supplier.
– Memilih supplier
Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya
yang tidak sedikit apabila supplier yang dimaksud adalah supplier
kunci yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang.


– Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok
Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic
procurement (e-procurement) yakni aplikasi internet untuk
kegiatan pengadaan.
– Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier
Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item
yang dibutuhkan maupun data tentang supplier-supplier mereka.
Beberapa data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama
dan alamat masing-masing supplier, item apa yang mereka
pasok, harga per unit, lead time pengiriman, kinerja masa lalu,
serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.

– Melakukan proses pembelian
Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya pembelian rutin dan pembelian dengan melalui tender
atau lelang, (auction). Pembelian rutin dan pembelian dengan
tender melewati proses-proses yang berbeda.
– Mengevaluasi kinerja supplier
Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier
untuk meningkatkan kinerja mereka. Kriteria yang digunakan

untuk menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supply
chain dan jenis barang yang dibeli.

PROSES PEMBELIAN
• Proses pembelian rutin biasanya berlaku untuk item-item yang
suppliernya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang
antara supplier dengan perusahaan.
• Sedangkan proses tender (dan juga lelang) dilakukan untuk item-item
yang suppliernya masih harus dipilih.
• Berikut akan dijelaskan selintas proses pembelian untuk kedua
model tersebut.

PEMBELIAN RUTIN
• Pembelian rutin dilakukan untuk item-item yang kebutuhannya
berulang (repetitive).
• Biasanya item-item yang seperti ini relatif standar sehingga proses
pembelian tidak lagi melibatkan perancangan spesifikasi.
• Baik perusahaan maupun supplier sama-sama memiliki data yang
lengkap tentang item-item tersebut (meliputi nama, nomor kode,
spesifikasi, delivery lead time, harga per unit, dan sebagainya).


• Proses pembelian meliputi langkah-langkah berikut:
1. Bagian yang membutuhkan mengirimkan permintaan pembelian ke
bagian pengadaan.
2. Bagian pengadaan akan mengevaluasi MR (material requisition) /
PR (purchase requisition) yang diterima. Kecuali ada kendala yang
menghambat, PR / MR ini kemudian akan ditindaklanjuti oleh
bagian pengadaan dengan mengirimkan purchase order (PO) ke
supplier yang dianggap tepat. Pada proses pembelian rutin,
supplier biasanya sudah terindentifikasi. Pada kasus di mana ada
banyak supplier yang bisa memasok, bagian pengadaan harus
bisa memutuskan ke supplier mana PO harus dikirim.

3. Begitu supplier sepakat untuk memenuhi PO tersebut, bagian
pengadaan harus secara proaktif memonitor perkembangan
pengirimannya agar tidak terjadi keterlambatan. Apabila ada
perubahan waktu kebutuhan, perusahaan mungkin harus
melakukan percepatan atau memundurkan pengiriman.
4. Pada saat pesanan datang, bagian gudang berkewajiban untuk
mengecek benar tidaknva item yang dikirim serta jumlah dan

kualitasnya. Apabila prosedur formal diperlukan untuk pengecekan
kualitas (incoming inspection), bagian kualitas yang biasanva akan
melakukannva sebelum barang disimpan di gudang.
5. Bagian akuntansi kemudian akan menyelesaikan proses
pembayaran sesuai dengan terms pembayaran yang berlaku.

Pemasok

Bag.
Pengadaan

Gudang

Keuangan

Buat PR/MR
(Purchase
Requisition/Mat
erial Requsition)
dan kirim ke

bag. Pembelian

• Buat PO dan
kirim ke pemasok
• Kirim copy ke
gudang, user &
Keuangan
Kirim konfirmasi
Lakukan
bisa tidaknya
monitoring
pesanan dipenuhi
Kalau bisa kirim
sesuai persetujuan

Pengguna

Terima barang &
inspeksi
bersama

bag.kualitas

Lakukan
pembayaran

PEMBELIAN DENGAN TENDER
• Pembelian dengan metode tender atau lelang dilakukan apabila tidak
memungkinkan untuk langsung mengirim PO ke supplier setelah ada
PR atau MR dari bagian yang membutuhkan barang atau jasa.

PEMILIHAN SUPPLIER
• Memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila
supplier tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan
digunakan dalam jangka panjang sebagai supplier penting.
• Kriteria pemilihan adalah salah satu hal penting dalarn pemilihan
supplier yang mana harus mencerminkan strategi supply chain
maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.
• Secara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteriakriteria dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan
ketepatan waktu pengiriman.
• Namun sering kali pernilihan supplier membutuhkan berbagai kriteria

lain yang yang dianggap penting oleh perusahaan.

• Setelah kriteria ditetapkan dan beberapa kandidat supplier diperoleh
maka perusahaan harus melakukan pemilihan.
• Perusahaan mungkin akan memilih satu atau beberapa dari alternatif
yang ada.
• Perusahaan melakukan perangkingan untuk menentukan mana
supplier yang akan dipilih atau mana yang akan dijadikan supplier
utama dan mana yang akan dijadikan supplier cadangan.

• Pada pemilihan supplier, prosesnya bisa diringkas sbb:
1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan
2. Tentukan bobot masing-masing kriteria
3. Identifikasi alternatif (supplier) yang akan dievaluasi
4. Evaluasi masing-masing alternatif dengan kriteria di atas
5. Hitung nilai berbobot masing-masing supplier
6. Urutkan supplier berdasarkan nilai berbobot tersebut

CONTOH:
• Perusahaan WHS adalah perakit sepeda motor jenis HS.

Perusahaan sedang melakukan ekspansi pabriknya di sebuah
propinsi di Jawa. Perusahaan sedang mengevaluasi beberapa
supplier baru. Saat ini sudah teridentifikasi 3 calon supplier. Setelah
melalui beberapa pertemuan internal antara bagian produksi,
pembelian, teknik, pemasaran, dan keuangan, beberapa kriteria yang
akan digunakan dalam mengevaluasi calon-calon supplier yang ada
adalah sebagai berikut :

• Inovasi
Kemampuan supplier untuk mengembangkan rancangan lampu yang
baru. Yang akan dinilai adalah teknologi yang ada saat ini dan
kemampuan tim R & D.
• Ketepatan waktu kirim
Kemampuan supplier mengirim tepat waktu dengan lot pengiriman
kecil. Ini akan dinilai dari jarak antara supplier dengan perusahaan,
kapasitas produksi dan kemampuan historis mereka dalam
mengirimn tepat waktu.
• Kualitas
Kemampuan menciptakan komponen yang berkualitas. Penilaian
akan berdasarkan pada sertifikasi kualitas yang dimiliki, praktek

manajemen kualitas di lapangan, dan kesan dari perusahaan pembeli
(pelanggan mereka) yang lain.

• Kemampuan berkomunikasi
Ini akan dilihat dari infrastruktur IS/IT yang dimiliki serta kemampuan
para manajer mereka dalam berkomunikasi secara umum.
• Aspek finansial
Akan dievaluasi berdasarkan harga penawaran serta kemungkinan
penghematan-penghematan di masa depan.

PEMBERIAN BOBOT
• Masing-masing kriteria dan sub-kriteria memiliki tingkat kepentingan
yang berbeda.
• Proses pemberian bobot untuk masing-masing kriteria dan subkriteria
ini akan dilakukan oleh para manajer fungsional (produksi,
pengadaan, teknik yang meliputi kegiatan R & D, pemasaran, dan
keuangan).

Hasil Awal Perbandingan Berpasangan

• Pada tabel di atas tersebut semua perbandingan di diagonal diberi
angka 1 karena membandingkan hal yang sama.
• Hanya bagian di atas diagonal yang biasanya diisi karena bagian
bawah nilainya berkebalikan dari yang bagian atas. Misalnya inovasi
Vs waktu kirim adalah 1/3, maka waktu kirim Vs inovasi adalah 3.
• Selanjutnya dengan melengkapi bagian bawah tabel, jumlah tiap-tiap
kolom bisa dihitung.
• Tabel di bawah menunjukkan hasil perbandingan lengkap beserta
jumlah untuk masing-masing kolom.
• Pada tahap selanjutnya, setiap nilai perbandingan tadi dibagi dengan
jumlah kolom yang bersesuaian.

• Misalnva. pada baris 1 kolom 1 nilainva adalah 0.1333 yang
diperoleh dari 1 dibagi 7.53.
• Bobot akhir masing-masing kriteria diperoleh dengan mencari ratarata 5 nilai ke samping.
• Jadi, bobot untuk inovasi adalah 0.163 yang merupakan rata-rata dari
0.133, 0.071, 0.161, 0.238, dan 0.209.
• Bobot dari 5 kriteria yaitu (berdasarkan urutan tingkat
kepentingannya):
1. Kualitas 0.422
2. Waktu kirim 0.291
3. Inovasi 0.163
4. Finansial 0.079
5. Komunikasi 0.045

Hasil Perbandingan Berpasangan (lengkap) dengan Jumlah Kolom

Perhitungan Akhir Bobot Masing-masing Kriteria

• Tabel Perbandingan berpasangan sub-kriteria untuk kriteria waktu
kirim.

• Masing-masing sub-kriteria juga harus diberikan bobot.
• Hasil untuk bobot masing-masing sub-kriteria ini nantinya harus
dikalikan dengan bobot induknya untuk mendapatkan bobot yang
sebenarnya.
• Misalkan untuk kriteria waktu kirim diperoleh matrik perbandingan
seperti pada tabel di atas

• Dengan perhitungan lebih lanjut diperoleh bobot berikut:

• Sehingga bobot sebenarnya (sering dinamakan global weight) untuk
ketiga sub-kriteria tersebut masing-masing adalah 0.175, 0.074, dan
0.042.
• Semua sub-kriteria harus diberikan bobot dengan cara yang sama.
Misalkan kita sudah menyelesaikan tahap pembobotan dan hasilnya
disajikan pada tabel di bawah.

Bobot dari Kriteria dan Subkriteria

• Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi supplier dari setiap aspek di
atas.
• Pada dasarnya penilaian dilakukan pada tingkat sub-kriteria.
• Nilai tiap kriteria akan diperoleh nantinya dengan melakukan agregasi
nilai berbobot dari masing-masing sub-kriteria yang bersangkutan.
• Ambil contoh untuk sub-kriteria teknologi, yakni kemampuan
teknologi supplier untuk mendukung inovasi produk-produk baru.
• Penilaian bisa didasarkan pada ada tidaknya perangkat computer
untuk merancang produk baru, ada tidaknya system yang bisa
digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide atau rancangan awal
dengan perusahaan, dan sebagainya.

• Misalkan setelah dilakukan evaluasi lapangan, team penilai
menyepakati nilai seperti pada tabel berikut.

• Dari segi teknologi pengembangan produk baru, supplier I secara
signifikan lebih baik dibandingkan supplier 2 dan supplier 2 sedikit
lebih baik dari supplier 3. Selanjutnya perbandingan antara supplier 1
Vs supplier 3 bernilai 7 yang berarti supplier 1 jauh lebih canggih
teknologinya dibandingkan supplier 3.

• Dari matrik tersebut bisa diperoleh nilai masing-masing supplier pada
aspek teknologi pengembangan produk baru.
• Caranya sama persis dengan langkah-langkah untuk mendapatkan
bobot di atas, yaitu: melengkapi matrik di bawah diagonal dengan
kebalikan yang di atasnya, mencari jumlah tiap kolom, membagi nilainilai tersebut dengan jumlah kolom, dan merata-ratakan ke samping.
• Untuk matrik di atas akan diperoleh nilai untuk aspek teknologi
sebagai berikut:

• Dengan cara yang sama, nilai ketiga calon supplier untuk masingmasing sub-kriteria bisa diperoleh seperti pada tabel berikut.
• Langkah terakhir adalah menghitung nilai agregat masing-masing
supplier. Nilai agregat diperoleh dengan mengalikan bobot masingmasing sub-kriteria dengan nilai supplier pada sub-kriteria yang
bersangkutan. Jadi untuk supplier 1, 2, dan 3 diperoleh:

• Dengan demikian maka urutan supplier berdasarkan hasil penilaian
keseluruhan adalah supplier 1, supplier 2, dan supplier 3. Jadi kalau
satu supplier yang dipilih maka supplier 1 yang jadi pemenangnya.

Hasil Penilaian Akhir 3 Calon Supplier

Dokumen yang terkait

Protes Sosial Studi Tentang Kebijakan Jalan Satu Arah Masa Pemerintahan Walikota Tahun 2013-2014 Mochammad Anton Kota Malang Jawa Timur( Jalan Gajayana, MT Haryono Dan Mayjen Panjaitan)

0 11 39

Bentuk pelayanan sosial anak pada Panti Asuhan : studi pada Wisma Rini Banyuwangi

0 32 116

Higrometer Digital Untuk Penentuan Kadar Air Tanah Dalam Skala Lapangan. Indah Rini (051510301152)

0 19 16

KARAKTERISTIK SUB DAS KRUENG SIMPO PROVINSI ACEH Rini Fitri

0 0 5

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PISANG MOLEN COKLAT UDEEP BAHGIA GAMPONG PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Rini Anasti Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Email: rini.anasti.11061993gmail.com ABSTRAK - ANALISIS KELAYAKAN US

0 10 7

SISTEM PENGAMBIL DATA GAMBAR MENGGUNAKAN KAMERA SERIAL PADA MUATAN ROKET Nurul Zainal Fanani, S.ST, MT 1) , Felix Veven D.C 2)

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar - Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divison (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor Kelas VII MT

0 0 29

87 INDUKSI OVULASI DAN PEMIJAHAN IKAN SORO (Tor soro) MENGGUNAKAN KOMBINASI HORMON Eko Rini Farastuti

0 0 8

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Langkah Penyelesaian Berdasarkan Polya dan Krulik-Rudnick Ditinjau dari Kreativitas Siswa Oleh : Rini Utami Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

0 0 17

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU BELAJAR, DAN KUALITAS PENGAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI BALI Ni Kadek Rini Purwati, S.Si, M.Pd

0 0 7