Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Langkah Penyelesaian Berdasarkan Polya dan Krulik-Rudnick Ditinjau dari Kreativitas Siswa Oleh : Rini Utami Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

82

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Langkah Penyelesaian Berdasarkan
Polya dan Krulik-Rudnick Ditinjau dari Kreativitas Siswa
Oleh :
Rini Utami
Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Pekalongan
Abstract
The objectives of this research are to investigate: (1) whether or not the
problem-based learning model with the Polya-based solution steps results in a
better learning achievement in Mathematics than that with the Krulik Rudnickbased solution steps; (2) whether or not the students with the high creativity
have a better learning achievement in Mathematics than those with the medium
creativity and whether or not the students with the medium creativity have a
better learning achievement in Mathematics than those with low creativity; (3)
which of the students with the high creativity, those with the medium
creativity, and those with the low creativity have a better learning achievement
in Mathematics when the problem-based learning model with the Polya-based
solution steps is given; (4) which of the students with the high creativity, those

with the medium creativity, and those with the low creativity have a better
learning achievement in Mathematics when the problem-based learning model
with the Krulik Rudnick-based solution steps is given; (5) which of the
problem-based learning models each with the Polya-based solution steps and
with the Krulik Rudnick solution steps results in a better learning achievement
in Mathematics for the students with the high creativity; (6) which of the
problem-based learning models each with the Polya-based solution steps and
with the Krulik Rudnick-based solution steps results in a better learning
achievement in Mathematics for the students with the medium creativity; (7)
which of the problem-based learning models each with the Polya-based
solution steps and with the Krulik Rudnick-based solution steps results in a
better learning achievement in Mathematics for the students with the low
creativity.
This research used the quasi-experiment research with the factorial design of 2
x 3. The population of the research was the 4th-grade students of State Primary
Schools in Bojong Sub-district, Tegal regency in the academic year of
2010/2011, which were 31 in the number of schools. The sampling was
conducted by using the technique of stratified cluster random sampling. The
samples in this research consisted of 212 respondents. The data were gathered
through the instruments of learning achievement test in Mathematics and

questionnaire on the students’ creativity level. Prior to their use for gathering
data, those instruments were tested. The validation of the test and questionnaire
instruments was conducted by a competent person in validation, the reliability
of the test was verified by using the KR-20 formula and the reliability of the
questionnaire was verified by using the Alpha formula. In the prerequisite test
on Analysis of Variance the Lilliefors test was used to verify the normality test
while the Barlett test was used to verify the homogeneity test. With (α) = 0.05

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

83

the samples were obtained out of the population with normal and homogeneous
distribution.
The results of this research are as follows: (1) that the problem-based learning
model with the Polya-based solution steps results in a better learning
achievement in Mathematics that that with the Krulik Rudnick-based solution
steps; (2) that there is no difference in the learning achievement in

Mathematics among the students with the high, medium, and low creativities;
(3) that the learning achievement in Mathematics of the students with the high
creativity is equal to either that of those with the medium creativity or that of
those with the low creativity when the problem-based learning model with the
Polya-based solution steps is given; (4) that the learning achievement in
Mathematics of the students with the high creativity is equal to either that of
those with the medium creativity or that of those with the low creativity when
the problem-based learning model with the Krulik Rudnick-based solution
steps is given; (5) that the use of problem-based learning model with the Polyabased solution steps results in an equally good learning achievement in
Mathematics to the use of that with the Krulik Rudnick-based solution steps
among the students with the high creativity; (6) that the use of problem-based
learning model with the Polya-based solution steps results in an equally good
learning achievement in Mathematics to the use of that with the KrulikRudnick-based solution steps among the students with the medium creativity;
(7) that the use of problem-based learning model with the Polya-based solution
steps results in a better learning achievement in Mathematics than the use of
that with the Krulik Rudnick-based solution steps.
Keywords: problem-based learning model, the Polya-based solution steps, the
Krulik Rudnick-based solution steps, the students’ creativities
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki


PENDAHULUAN
Pendidikan
kegiatan

yang

manusia.
formal

merupakan
penting

semua manusia adalah membaca, menulis

hidup

dan berhitung. Dalam hal ini pengetahuan

pendidikan


dasar berhitung telah dikembangkan dalam

dalam

Penyelenggaraan
maupun

suatu

informal

harus

disesuaikan dengan perkembangan dan

dunia pendidikan yaitu melalui pelajaran
matematika.

tuntutan pembangunan yang memerlukan


Mata pelajaran matematika perlu

jenis keterampilan dan keahlian serta

diberikan kepada semua peserta didik

peningkatan mutu sesuai dengan kemajuan

mulai dari sekolah dasar untuk membekali

ilmu

teknologi.

peserta didik dengan kemampuan berpikir

Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas

logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif,


dari tujuan pendidikan yang hendak

serta

dicapai, karena tercapai tidaknya tujuan

Kompetensi itu diperlukan agar peserta

pendidikan merupakan tolak ukur dari

didik

keberhasilan penyelenggaran pendidikan.

memperoleh,

pengetahuan

dan


kemampuan

dapat

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

memiliki

bekerjasama.

kemampuan

mengelola,

dan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

84


memanfaatkan informasi untuk bertahan

bahwa kemampuan siswa dalam mata

hidup pada keadaan yang selalu berubah,

pelajaran matematika masih rendah.

tidak

pasti

kompetensi

dan
dan

kompetitif.

Standar


kompetensi

dasar

matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai

landasan

pembelajaran

untuk

mengembangkan kemampuan tersebut di
atas.

Di

sisi


pelaksanaan

keseluruhan
pembelajaran

dari

ditunjukkan

oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Namun kenyataannya, pelaksanaan belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan
tidaklah mudah. Dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah sering dijumpai
beberapa masalah. Banyak dijumpai siswa
yang mempunyai nilai rendah dalam
sejumlah

mata

pelajaran,

khususnya

matematika. Prestasi belajar yang dicapai
belum memuaskan, masih banyak siswa
yang memperoleh nilai di bawah standar
yang ditetapkan. Hal ini tercermin dari
rata-rata hasil nilai UASBN
pelajaran

2009/2010

untuk

tahun
pelajaran

matematika di SD se Kecamatan Bojong
Kabupaten Tegal yang

lebih rendah

dibandingkan dengan pelajaran yang lain.
Berdasarkan data yang diperoleh rerata
nilai hasil UASBN untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia adalah 7,43, untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah
6,74 dan untuk mata pelajaran Matematika
adalah 5,74. Kenyataan ini menunjukkan

sebagian

siswa

beranggapan bahwa pelajaran matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan rumit,
sehingga

siswa

mempelajarinya.
disebabkan

Refleksi

lain

malas
Sikap

oleh

untuk

siswa

pengalaman

ini
siswa

sebelumnya. Pengalaman siswa tersebut
diantaranya
pelajaran

persepsi

siswa

matematika

terhadap

maupun

guru

matematikanya. Adanya persepsi siswa
yang negatif baik terhadap pelajarannya
maupun gurunya membawa dampak pada
prestasi belajar matematika. Selain itu
banyak siswa yang bosan pada mata
pelajaran matematika.
Kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa

matematika

hanya

diajarkan

sebagai kumpulan angka-angka, rumusrumus atau langkah-langkah yang harus
dihafalkan

dan

menyelesaikan
matematika

siap
soal.

cenderung

pakai

untuk

Pembelajaran
pada

target

pencapaian kurikulum dan peserta didik
cenderung menghafalkan konsep-konsep
matematika yang diberikan pendidik tanpa
memahami maksud dan isinya. Oleh
karena

itu,

guru

matematika

perlu

memahami dan mengembangkan berbagai
metode keterampilan dalam pengajaran
matematika. Dalam hal ini hendaknya
guru harus kreatif dan inovatif dalam

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

85

memilih metode pembelajaran, sehingga

ingatan atau pengetahuan yang menuntut

dapat membuat proses belajar mengajar

jawaban

matematika menjadi menarik dan dapat

permasalahan yang diberikan. Kreativitas

membangkitkan semangat atau motivasi

yang menuntut sikap kreatif dari individu

siswa. Dengan demikian diharapkan siswa

itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih

dapat

proses

anak berpikir luwes (flexibility), lancar

dapat

(fluency), asli (originality), menguraikan

terhadap

(elaboration) dan dirumuskan kembali

matematika bahwa matematika merupakan

(redefinition) yang merupakan ciri berpikir

mata pelajaran yang sulit, rumit dan

kreatif.

berperan

pembelajaran
mengubah

aktif

dalam

matematika

anggapan

dan

siswa

membosankan untuk dipelajari.

Akan

tetapi, banyak guru dalam mengajar
matematika masih menggunakan cara
mengajar yang masih berpusat pada guru
sehingga di dalam kelas guru lebih aktif
dan

siswa

cenderung

mendengarkan,

pasif

memperhatikkan

hanya
dan

mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
Hal ini membuat peserta didik cenderung
malas untuk mengerjakan tugas

yang

diberikan guru dan peserta didik banyak
yang merasa jenuh.
Keberhasilan

paling

tepat

terhadap

Mengingat pentingnya kreativitas
siswa tersebut,

maka di sekolah perlu

disusun suatu strategi pembelajaran yang
dapat mengembangkan kreativitas siswa.
Strategi tersebut

diantaranya meliputi

pemilihan pendekatan, metode atau model
pembelajaran.

Salah

pembelajaran
adalah

yang

model

satu
dapat

model

digunakan

pembelajaran

berbasis

masalah. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan

suatu

pembelajaran

yang

menuntut aktivitas mental siswa untuk
tidak

memahami suatu konsep pembelajaran

terlepas dari kemampuan individu yang

melalui situasi dan masalah yang disajikan

dimiliki siswa,

pada awal pembelajaran. Masalah yang

diantaranya

pembelajaran

yaitu faktor internal,

faktor

kreativitas

siswa.

disajikan pada siswa merupakan masalah

Kreativitas sebagai kemampuan untuk

kehidupan

melihat kemungkinan-kemungkinan untuk

Pembelajaran

menyelesaikan suatu masalah, merupakan

dirancang dengan tujuan untuk membantu

bentuk pemikiran yang sampai saat ini

siswa

masih kurang mendapat perhatian dalam

berpikir dan mengembangkan kemampuan

pendidikan formal. Siswa lebih dituntut

dalam

untuk berpikir linier, logis, penalaran,

berbagai peran orang dewasa melalui

sehari-hari
berbasis

mengembangkan

memecahkan

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

(kontekstual).
masalah

ini

kemampuan

masalah,

belajar

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

86

keterlibatan mereka dalam pengalaman-

(memilih

pengalaman

(mencari jawaban) dan, reflect and extend

nyata.

Salah

satu

cara

pemecahan masalah yang bisa digunakan
dalam

menyelesaikan

Disamping

itu,

dikembangkan

pula

langkah penyelesaian masalah berdasarkan
Krulik-Rudnick.

find

an

answer

(refleksi dan mengembangkan).

masalah adalah

langkah penyelesaian berdasarkan Polya.

strategi),

Setiap individu yang melakukan
proses belajar

mengajar

sudah pasti

mempunyai tujuan ingin memperoleh hasil
belajar yang optimal. Salah satu hasil
belajar tersebut adalah prestasi belajar.

George Polya adalah seorang ilmuan

Prestasi belajar yang optimal sangat

matematika yang menemukan langkah –

penting bagi keberhasilan pendidikan dan

langkah pemecahan masalah yang dapat

pengajaran. Dalam kamus besar Bahasa

membantu siswa untuk lebih mudah dalam

Indonesia (1989:700), prestasi belajar

menyelesaikan masalah. Menurut Polya,

adalah

pemecahan masalah dalam matematika

ketrampilan yang dikembangkan oleh

terdiri atas empat langkah pokok yang

mata

harus dilakukan secara berurutan yaitu:

dengan nilai tes atau angka yang diberikan

understanding the problem (memahami

oleh guru. Sedangkan Djamarah (1994:19)

masalah), devising a plan (menyusun

mengatakan bahwa, prestasi adalah hasil

rencana penyelesaian), carrying out the

dari suatu usaha yang telah dikerjakan,

plan (melaksanakan rencana penyelesaian)

diciptakan baik secara individual maupun

dan looking back (memeriksa kembali

kelompok yang diperoleh dengan jalan

solusi yang telah diperoleh). Sedangkan

keuletan kerja. Menurut Azwar (2000:9)

Krulik dan Rudnick adalah seorang ilmuan

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

matematika yang menemukan langkah –

oleh siswa dalam belajar.Berdasarkan

langkah pemecahan masalah yang dapat

pengertian

membantu siswa untuk lebih mudah dalam

dalam

menyelesaikan masalah. Sementara itu,

matematika, dapat disimpulkan bahwa

Krulik dan Rudnick mengenalkan lima

prestasi belajar matematika adalah proses

tahapan pemecahan masalah yang mereka

untuk menilai tingkat penguasaan yang

sebut sebagai

heuristik. Lima langkah

dicapai siswa dalam mengikuti proses

tersebut adalah read and think (membaca

pembelajaran matematika sesuai dengan

dan berpikir), explore and plan (ekplorasi

tujuan pendidikan yang telah dirumuskan

dan merencanakan), select a strategy

sebelumnya.

penguasaan

pelajaran,

lazimnya

mengenai

hubunganya

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

pengetahuan

atau

ditunjukan

prestasi

belajar

dengan

belajar

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Banyak model pembelajaran yang
telah dikembangkan. Pemilihan model

pertanyaan,

dan

87

memfasilitasi

penyelidikan dan dialog.

pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa

Menurut Hyujun Lee dan Sungah

faktor diantaranya guru, fasilitas, siswa,

Bae (2006) berpendapat bahwa the PBL

tujuan.

yang

strategy is often regarded as an effective

digunakan dalam penelitian ini adalah

way to provide students opportunities to

model pembelajaran berbasis masalah.

be exposed to real-world situations and to

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem

be able to absorb new ideas in various

Based

Model

pembelajaran

adalah suatu

Learning)

pembelajaran

yang

masalah

dunia

konteks

bagi

tentang

cara

model

disciplines, perceive patterns, and work

menggunakan

actively and collaboratively to reach

nyata sebagai
siswa

untuk

berpikir kritis

suatu

better solutions to specific problems.

belajar

Maksud pernyataan Hyujun Lee dan

dan

Sungah Bae adalah pembelajaran berbasis

keterampilan pemecahan masalah, serta

masalah

untuk

memperoleh pengetahuan dan

digunakan untuk memecahkan masalah

konsep yang esensial dan materi pelajaran.

yang sulit dalam kehidupan nyata dan

Pembelajaran

memungkinkan untuk mengembangkan

berbasis

masalah

digunakan untuk merangsang berpikir

pembelajaran

yang

efektif

ide pada berbagai disiplin ilmu lain.
Margeston

tingkat tinggi dalam situasi berorientasi

(1991)

berpendapat

masalah, termasuk di dalamnya belajar

tentang pembelajaran berbasis masalah

bagaimana

yaitu

belajar.

menyatakan

Arends

bahwa

(2008:41)

pembelajaran

Problem-based

learning

places

emphasis on what is needed, on the ability

berbasis masalah mendukung pemikiran

to

tingkat tinggi dalam situasi berorientasi

required, and to put it to the most valuable

masalah, seperti project-based

use in a given situation. Problem based

teaching

(pembelajaran proyek), experience-based
(pendidikan

gain

learning

propositional

requires

a

knowledge

much

as

greater

berdasarkan

integration of knowing that with knowing

learning

how. Menurut Margeston pembelajaran

(pembelajaran autentik), dan anchored

berbasis masalah merupakan pembelajaran

instruction (pembelajaran berakar pada

yang

kehidupan

mendapatkan

education
pengalaman),

authentic

nyata).

Peran

guru dalam

memungkinkan
pengetahuan

seseorang
tentang

pembelajaran berbasis masalah adalah

pemecahan masalah yang proporsional dan

menyajikan

dapat

masalah,

mengajukan

menggunakan suatu cara untuk

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
menyelesaikan

suatu

situasi

tertentu.

(1988)

menyatakan

masalah

Sedangkan

dalam
Barrows

problem

88

giver either a real or simulated problem
and must use critical thinking to solve it.

based

learning (PBL) is a contructivist that

METODE PENELITIAN

instruction

Penelitian ini bertempat di SD

around carefully crafted, ill-sructured,

Negeri di Kecamatan Bojong Kabupaten

real-word problems. Menurut Borrows

Tegal. Subjek dari penelitian ini adalah

pembelajaran berbasis masalah merupakan

siswa kelas IV Sekolah Dasar semester I

pembelajaran yang mempunyai kurikulum

tahun pelajaran 2010/201. Penelitian ini

yang terorganisasi dan pembelajarannya

merupakan penelitian eksperimental semu.

berdasarkan pada masalah-masalah yang

Alasan digunakannya jenis penelitian ini

nyata.

adalah peneliti tidak mungkin mengontrol

organizes

curriculum

Secara garis

and

besar

pembelajaran

semua

variabel

yang

terkait

dengan

berbasis masalah terdiri dan menyajikan

penelitian. Langkah dalam penelitian ini

kepada

siswa

autentik

dan

situasi

masalah

yang

adalah mengusahakan timbulnya variabel-

yang

dapat

variabel dan selanjutnya dikontrol untuk

bermakna

memberikan kemudahan pada mereka

dilihat

untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

belajar matematika sebagai varibel terikat.

Pembelajaran

masalah

Sedangkan varibel bebas yang dimaksud

guru

yaitu model pembelajaran dan kreativitas

sebanyak-

siswa. Sebelum diberi perlakuan, terlebih

banyaknya kepada siswa. Pembelajaran

dahulu dilakukan uji keseimbangan. Hal

berbasis

ini bertujuan untuk mengetahui apakah

dirancang

berbasis
untuk

memberikan

terutama

membantu

informasi

masalah
untuk

mengembangkan

dikembangkan
membantu

masalah,

intelektual,

belajar

terhadap prestasi

siswa

kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen

berpikir,

2 dalam keadaan seimbang atau tidak.

dan keterampilan

Data yang digunakan untuk menguji

kemampuan

pemecahan

pengaruhnya

tentang

berbagai

keseimbangan adalah nilai ulangan harian

peran orang dewasa melalui pelibatan

matematika. Pada akhir eksperimen, kedua

siswa dalam pengalaman nyata atau

kelas

simulasi,

dan menjadi pembelajar yang

menggunakan alat ukur yang sama yaitu

otonom dan mandiri. Seperti pendapat

soal-soal tes prestasi belajar matematika.

yang dikemukakan oleh Galagher, Stepien,

Hasil pengukuran tersebut dianalisis dan

tersebut

Sher, Workman (1995) yaitu Student are

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

diukur

dengan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

89

dibandingkan dengan tabel uji statistik

terdapat perbedaan prestasi belajar siswa

yang digunakan.

antara kelas model pembelajaran berbasis

Dalam penelitian ini, populasinya

masalah dengan langkah penyelesaian

Sekolah

berdasarkan Polya dengan kelas model

Dasar Negeri di Kecamatan Bojong yang

pembelajaran berbasis masalah dengan

tersebar ke dalam 31 sekolah. Sampel

langkah penyelesaian berdasarkan Krulik-

dalam penelitian ini menggunakan dua

Rudnick.

adalah seluruh siswa kelas IV

kelas eksperimen yaitu kelas eksperimen 1
yang dikenai perlakuan

Dari rataan marginal menunjukkan

berupa model

bahwa rataan prestasi bejar pada model

pembelajaran berbasis masalah dengan

pembelajaran berbasis masalah dengan

langkah penyelesain berdasarkan Polya

langkah penyelesaian berdasarkan Polya

dan kelas eksperimen 2 yang dikenai

adalah 6,5486 lebih besar dari rataan

perlakuan berupa model pembelajaran

prestasi belajar pada model pembelajaran

berbasis

berbasis

masalah

dengan

langkah

masalah

dengan

langkah

penyelesaian berdasarkan Krulik-Rudnick.

penyelesaian berdasarkan Krulik-Rudnick

Pengambilan sampel dilakukan dengan

yaitu 5,6784. Sehingga dapat disimpulkan

stratified cluster random sampling yaitu

bahwa prestasi siswa yang mengikuti

dengan cara memandang populasi sebagai

pembelajaran dengan model pembelajaran

kelompok-kelompok.

berbasis

iasMetode

masalah

dengan

langkah

pengumpulan data dalam penelitian ini

penyelesaian berdasarkan Polya lebih baik

yaitu berupa metode tes, dokumentasi dan

dari

angket.

datanya

pembelajaran berbasis masalah dengan

menggunakan analisis variansi dua jalan

langkah penyelesaian berdasarkan Krulik-

dengan sel tak sama.

Rudnick.

Teknik

analisa

prestasi

siswa

dengan

model

Dengan demikian hipotesis pertama,
yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian adalah
pembahasan

hipotesis

dan

hasilnya

sebagai berikut :

berbasis

masalah dengan langkah penyelesaian
berdasarkan Polya lebih efektif dibanding

dengan langkah penyelesaian berdasarkan

Dari analisis dua jalan dengan sel

3,8400, maka

pembelajaran

model pembelajaran berbasis masalah

a. Hipotesis Pertama

tak sama diperoleh

model

Krulik-Rudnick

terbukti

kebenaranya.

yaitu 7,4668 >

Adapun faktor yang menyebabkan model

ditolak. Hal ini berarti

pembelajaran berbasis masalah dengan

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

90

langkah penyelesaian berdasarkan Polya

terwujud dengan baik. Hal ini terlihat

lebih baik daripada model pembelajaran

dari

berbasis

langkah

diantara sesama siswa di dalam

penyelesaian berdasarkan Krulik-Rudnick

kelompok kurang baik. Siswa yang

adalah:

kurang pandai cenderung pasif dan

1)

masalah

Model

dengan

pembelajaran

berbasis

komunikasi

dan

kerjasama

tergantung kepada siswa yang pandai

masalah dengan langkah penyelesaian

selama

berdasarkan

menggunakan

berlangsung. Hal ini mengakibatkan

langkah-langkah penyelesaian yang

model pembelajaran berbasis masalah

urut dan mudah di pahami siswa.

dengan

Sedangkan

pembelajaran

berdasarkan Krulik-Rudnick kurang

berbasis masalah dengan langkah

dapat meningkatkan prestasi belajar

penyelesaian

matematika siswa.

Polya

model

berdasarkan

Rudnick,

Krulik-

langkah-langkah

proses

pembelajaran

langkah

Siswa

yang

penyelesaian

diberi

pembelajaran

penyelesaiannya sulit dipahami siswa

dengan

dan tidak harus dikerjakan urut sesuai

masalah dengan langkah penyelesaian

urutan pada langkah-langkah tersebut.

berdasarkan Polya menghasilkan prestasi

2) Selama proses pembelajaran dengan

belajar yang lebih baik. Berdasarkan hasil

model pembelajaran berbasis masalah

penelitian yang telah peneliti lakukan,

dengan

penyelesaian

prestasi belajar matematika siswa pada

berdasarkan Polya berlangsung, usaha

pembelajaran dengan model pembelajaran

para siswa untuk belajar terwujud

berbasis

dengan baik. Hal ini terlihat dari

penyelesaian berdasarkan Polya lebih baik

komunikasi dan kerjasama diantara

daripada prestasi belajar matematika siswa

sesama siswa di dalam kelompok

pada

cukup baik karena para siswa aktif

masalah dengan langkah penyelesaian

dalam

berdasarkan

langkah

mengikuti

kegiatan

pembelajaran.

hasil

3) Pada proses pembelajaran dengan

model

masalah

model

berbasis

dengan

langkah

pembelajaran

Krulik-Rudnick,

penelitian

sebagai

pembelajaran

salah

ini dapat
satu

berbasis

sehingga
digunakan

alternatif

untuk

model pembelajaran berbasis masalah

meningkatkan prestasi belajar matematika

dengan

khususnya pada pokok bahasan operasi

langkah

penyelesaian

berdasarkan Krulik-Rudnick,

usaha

para siswa untuk belajar kurang

hitung campuran.
b.

Hipotesis Kedua

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

91

Dari hasil perhitungan anava dua

hasil perhitungan diperoleh bahwa F11-12 =

jalan dengan sel tak sama diperoleh

0,430793 < Ftab, F12-13 = 0,000201685 <

yaitu 2,0474 < 3,0000, maka

Ftab, F11-13 = 0,36645< Ftab . Dari hasil ini

diterima. Hal ini berarti tidak terdapat

maka keputusan ujinya adalah :

perbedaan prestasi belajar matematika

1) Tidak terdapat perbedaan prestasi

siswa antar kelompok kreativitas tinggi,

siswa kelompok kreativitas tinggi

sedang dan rendah. Adapun faktor yang

dengan

menyebabkan tidak adanya perbedaan

kreativitas

prestasi belajar matematika siswa antar

pembelajaran

kelompok kreativitas tinggi, sedang dan

dengan

rendah adalah dalam menyelesaikan soal-

berdasarkan Polya. Sehingga prestasi

soal, para siswa pada umumnya melihat

siswa kelompok kreativitas tinggi

contoh soal yang diberikan sebelumnya.

sama dengan prestasi siswa kelompok

Kenyataan

kreativitas

ini

mengakibatkan

tidak

prestasi

siswa

sedang

langkah

sedang

pembelajaran

siswa dengan kelompok kreativitas tinggi,

dengan

sedang dan rendah.

berdasarkan Polya.

teori

yang

menyatakan

melalui

pada

berbasis

adanya perbedaan prestasi belajar pada

Hal ini berarti tidak sesuai kajian

kelompok

masalah

penyelesaian

pada

berbasis

langkah

model

model
masalah

penyelesaian

2) Tidak terdapat perbedaan prestasi
siswa kelompok kreativitas sedang

pembelajaran berbasis masalah tersebut

dengan

dapat mengembangkan aspek non-kognitif

kreativitas

dari kreativitas yakni kepribadian kreatif

pembelajaran

dan sikap kreatif siswa.

dengan

c.

berdasarkan Polya. Sehingga prestasi

Hipotesis Ketiga

prestasi

siswa

rendah

kelompok

pada

berbasis

langkah

model
masalah

penyelesaian

Dari hasil perhitungan anava

siswa kelompok kreativitas sedang

dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

sama dengan prestasi siswa kelompok

yaitu 4,0264 > 3,0000, maka
ditolak. Hal ini berarti terdapat
interaksi
dengan

antara

model

kreativitas

pembelajaran

terhadap

prestasi

kreativitas

rendah

pembelajaran
dengan

pada

berbasis

langkah

model
masalah

penyelesaian

berdasarkan Polya.

belajar matematika siswa. Karena H0AB

3) Tidak terdapat perbedaan prestasi

ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji

siswa kelompok kreativitas tinggi

pasca anava dengan metode Scheffe. Dari

dengan

prestasi

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

siswa

kelompok

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
kreativitas

rendah

pembelajaran
dengan

pada

berbasis

langkah

92

model

yaitu 4,0264 > 3,0000, maka

masalah

ditolak. Hal ini berarti terdapat

penyelesaian

interaksi

antara

model

pembelajaran

berdasarkan Polya. Sehingga prestasi

dengan

siswa kelompok kreativitas tinggi

belajar matematika siswa. Karena H0AB

sama dengan prestasi siswa kelompok

ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji

kreativitas

model

pasca anava dengan metode Scheffe. Dari

masalah

hasil perhitungan diperoleh bahwa F21-22 =

penyelesaian

1,747855 < Ftab, F22-23 = 5,015083 < Ftab,,

rendah

pembelajaran
dengan

pada

berbasis

langkah

berdasarkan Polya.
Adapun

kreativitas

terhadap

prestasi

F21-23= 10,97917 3,0000, maka

penyelesaian

ditolak. Hal ini berarti terdapat

berbasis

langkah

masalah matematika dengan baik.

Krulik-Rudnick.

interaksi

antara

model

pembelajaran

Sehingga prestasi siswa kelompok

dengan

kreativitas

dengan

belajar matematika siswa. Karena H0AB

prestasi siswa kelompok kreativitas

ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji

rendah pada

model pembelajaran

pasca anava dengan metode Scheffe. Dari

berbasis masalah dengan langkah

hasil perhitungan diperoleh bahwa F11-21 =

penyelesaian

0,159642183 < Ftab . Dari hasil ini maka

tinggi

sama

berdasarkan

Krulik-

Rudnick.

kreativitas

terhadap

prestasi

keputusan ujinya adalah tidak terdapat

Adapun

faktor

yang

perbedaan prestasi belajar matematika

menyebabkan tidak adanya perbedaan

antara

prestasi belajar matematika siswa antar

masalah dengan langkah penyelesaian

kelompok kreativitas tinggi, sedang dan

berdasarkan Polya dan dengan model

rendah adalah dalam menyelesaikan soal-

pembelajaran berbasis masalah dengan

soal, para siswa pada umumnya melihat

langkah penyelesaian berdasarkan Krulik-

contoh soal yang diberikan sebelumnya.

Rudnick pada siswa dengan kreativitas

Kenyataan

tinggi.

ini

mengakibatkan

tidak

model

pembelajaran

berbasis

adanya perbedaan prestasi belajar pada

Adapun faktor yang menyebabkan

siswa dengan kelompok kreativitas tinggi,

tidaka adanya perbedaan prestasi belajara

sedang dan rendah. Hal ini tidak sesuai

matematika

dengan kajian teori yang menyatakan

menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah

berbasis

pada
model

masalah

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

siswa

yang

pembelajaran

dengan

langkah

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
penyelesaian

berdasarkan

Polya

94

dan

masalah dengan langkah penyelesaian

dengan langkah penyelesaian berdasarkan

berdasarkan Krulik-Rudnick pada siswa

Krulik-Rudnick disebabkan karena siswa

dengan kreativitas sedang.

sudah paham dengan masalah matematika

Adapun faktor yang menyebabkan

yang mereka hadapi dan apa yang harus

tidak adanya perbedaan prestasi belajara

mereka

matematika

lakukan

dengan

masalah

matematika tersebut.

pada

menggunakan

Hal ini tidak sesuai dengan kajian

berbasis

siswa

model

masalah

yang

pembelajaran

dengan

langkah

teori yang menyatakan terdapat perbedaan

penyelesaian

siswa yang memperoleh pembelajaran

dengan langkah penyelesaian berdasarkan

dengan

berbasis

Krulik-Rudnick disebabkan karena siswa

masalah dengan langkah penyelesaian

sudah paham dengan masalah matematika

berdasarkan Polya dan dengan langkah

yang mereka hadapi dan apa yang harus

penyelesaian berdasarkan Krulik-Rudnick

mereka

pada siswa dengan kreativitas tinggi.

matematika tersebut. Hal ini juga tidak

f. Hipotesis Keenam

sesuai

model

pembelajaran

berdasarkan

lakukan

dengan

Polya

dengan

kajian

teori

dan

masalah

yang

Dari hasil perhitungan anava

menyatakan terdapat perbedaan siswa

dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

yang memperoleh pembelajaran dengan

yaitu 4,0264 > 3,0000, maka

model pembelajaran berbasis masalah

ditolak. Hal ini berarti terdapat

dengan langkah penyelesaian berdasarkan

interaksi
dengan

antara

model

kreativitas

pembelajaran

terhadap

prestasi

Polya dan dengan langkah penyelesaian
berdasarkan Krulik-Rudnick pada siswa

belajar matematika siswa. Karena H0AB

dengan kreativitas sedang.

ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji

g. Hipotesis Ketujuh

pasca anava dengan metode Scheffe.

Dari hasil perhitungan anava

Dilihat dari perhitungan pada Lampiran 26

dua jalan dengan sel tak sama diperoleh

bahwa F12-22 = 2,63533 3,0000, maka

ini maka keputusan ujinya adalah tidak

ditolak. Hal ini berarti terdapat

terdapat

perbedaan

prestasi

belajar

interaksi

antara

model

pembelajaran

matematika antara model pembelajaran

dengan

berbasis

belajar matematika siswa. Karena H0AB

masalah

penyelesaian
dengan

dengan

berdasarkan

model

langkah

Polya

pembelajaran

kreativitas

terhadap

prestasi

dan

ditolak maka harus dilanjutkan dengan uji

berbasis

pasca anava dengan metode Scheffe. Dari

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
hasil

perhitungan

diperoleh

F13-23 =

mengembangkan

95

kemampuannya

11,1842 > Ftab . Dari hasil ini maka

memecahkan masalah maematika dengan

keputusan

terdapat

menggunakan langkah Polya daripada

perbedaan prestasi belajar matematika

dengan langkah Krulik-Rudnick. Hal ini

antara

berbasis

sesuai dengan kajian teori, pada siswa

masalah dengan langkah penyelesaian

dengan kreativitas rendah penggunaan

berdasarkan Polya dan dengan model

model pembelajaran berbasis masalah

pembelajaran berbasis masalah dengan

dengan langkah penyelesaian berdasarkan

langkah penyelesaian berdasarkan Krulik-

Polya memberikan prestasi yang lebih

Rudnick pada siswa dengan kreativitas

baik daripada dengan model pembelajaran

rendah. Dengan melihat rata-rata prestasi

berbasis

siswa kelompok kreativitas rendah pada

penyelesaian berdasarkan Krulik-Rudnick.

ujinya

model

adalah

pembelajaran

masalah

dengan

langkah

model pembelajaran berbasis masalah
dengan langkah penyelesaian berdasarkan
Polya adalah 6,6932 dan rata-rata prestasi

SIMPULAN dan SARAN
Berdasarkan

landasan

teori

dan

siswa kelompok kreativitas rendah pada

didukung adanya analisis serta mengacu

model pembelajaran berbasis masalah

pada perumusan masalah yang diuraikan

dengan langkah penyelesaian berdasarkan

di depan, maka dapat disimpulkan hal-hal

Krulik-Rudnick adalah 4,6849. Siswa

sebagai berikut:

kelompok kreativitas rendah pada model

1. Prestasi belajar siswa dengan model

pembelajaran berbasis masalah dengan

pembelajaran berbasis masalah dengan

langkah penyelesaian berdasarkan Polya

langkah

mempunyai prestasi matematika yang

Polya lebih baik daripada prestasi

lebih baik daripada siswa kelompok

belajar

kreativitas

model pembelajaran berbasis masalah

rendah

pada

model

penyelesaian

siswa

dengan

berdasarkan

mengunakan

pembelajaran berbasis masalah dengan

dengan

langkah penyelesaian berdasarkan Krulik-

berdasarkan Krulik-Rudnick.

Rudnick.

Faktor

penyebabnya

adalah

2. Tidak

langkah

terdapat

penyelesaian

perbedaan

prestasi

siswa dengan kreativitas rendah lebih bisa

belajar

memecahkan masalah matematika dengan

mempunyai kreativitas tinggi, sedang

menggunakan langkah-langkah yang urut

maupun rendah.

seperti langkah Polya sehingga siswa
dengan

kreativitas

rendah

dapat

matematika

siswa

yang

3. Pada model pembelajaran berbasis
masalah dengan langkah penyelesaian

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
berdasarkan

Polya

prestasi

belajar

daripada

penggunaan

96
model

matematika siswa yang mempunyai

pembelajaran berbasis masalah dengan

kreativitas

langkah

tinggi,

sedang

maupun

rendah sama baiknya.

penyelesaian

berdasarkan

Krulik-Rudni

4. Pada model pembelajaran berbasis
masalah dengan langkah penyelesaian

DAFTAR PUSTAKA

berdasarkan Krulik-Rudnick prestasi

Agus

belajar

matematika

siswa

yang

mempunyai kreativitas tinggi, sedang

Suprijono. 2010. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
Paikem.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.

maupun rendah sama baiknya.
5. Pada siswa dengan kreativitas tinggi,
penggunaan
berbasis

model

masalah

penyelesaian

pembelajaran

dengan

langkah

berdasarkan

Polya

memberikan prestasi yang sama baik
dengan

penggunaan

model

pembelajaran berbasis masalah dengan
langkah

penyelesaian

berdasarkan

Arends I. Richard. 2008. Learning To
Teach.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Bell, F. H. 1981. Teaching and Learning
Mathematics: in Secondary School.
(2nd ed.). Iowa: Wm. C. Brown
Company.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Surakarta: UNS Press

Krulik-Rudnick .
6. Pada siswa dengan kreativitas sedang,
penggunaan
berbasis

model

masalah

penyelesaian

Untuk

pembelajaran

dengan

langkah

berdasarkan

Polya

memberikan prestasi yang sama baik
dengan

________.
2009.
Statistika
Penelitian. Surakarta: UNS Press.

penggunaan

model

Depdiknas.1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas.
2003.
Pengajaran
Berdasarkan Masalah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

pembelajaran berbasis masalah dengan
langkah

penyelesaian

berdasarkan

Krulik-Rudnick

Didin

Abdul Muiz Lidnillah. 2008.
Strategi Pemecahan Masalah di
Sekolah Dasar.Makalah.

7. Pada siswa dengan kreativitas rendah,
penggunaan
berbasis

model

masalah

penyelesaian

pembelajaran

dengan

langkah

berdasarkan

Polya

memberikan prestasi yang lebih baik

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
E.Nurhayati.
2004.
Belajar
Aktif
Matematika untuk SD dan MI
Kelas 4. Jakarta: Bintang Ilmu.

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

Herman Hudoyo. 1979. Pengembangan
Kurikulum
Matematika
dan
Pelaksanaannya Di Depan Kelas.
Surabaya: Usaha Nasional.
Jamin C. 2007. A Problem with Problem
Solving:
Teaching Thingking
Without Teaching Knowledge. The
Mathematic Educator, 17(2),7-14.
Kazerunian, K. 2007. Barriers to
Creativity
in
Engineering
Education : A Study of instructors
and Students Perceptions. Journal
of Mechanical Design, 129, 761768.
Kemple, Kristen and Nissenberg, Shari
.2000. Nurturing Creativity in
Early
Childhood
Education:
Families Are Part of It. Early
Childhood Education Journal,
28(1), 67-71.
Lee, H. and Bae, S. 2006. Issues in
implementing
a
Structured
Problem Based learning Srategy in
a Volcano Unit : A Case Study.
International Journal of Science
and Mathematics Education, 6(22),
655-676.
Moh.Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyono Abdurrahman. 2009. Pendidikan
Bagi
Anak
Berkesulitan
Belajar.Jakarta : Rineka Cipta.
Nyimas Aisyah. 2007. Pengembangan
Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta : Direktorat Jenderal

97

Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Saifudin Azwar. 2007. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Septa Krisdiyanto. 2010. Pembelajaran
Biologi Berbasis Masalah melalui
Metode Proyek dan Metode Inkuiri
Ditinjau dari Kreativitas dan Sikap
Ilmiah Siswa. UNS: Tesis.
Saiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
RinekaCipta.
Subiyanti Yayuk. 2004. Penggunaan
Langkah Polya Sebagai Upaya
Meningkatkan
Kemampuan
Menyelesaikan Soal-Soal Cerita.
Surakarta.
Suliman, Fauziyah. 2004. Problem-Based
Learning : A Study of the WebBsed Syncronous Collaboration.
Malaysian Online Journal of
instructional Tecnology (MOJIT),
1(2), 58-66.
Torrance, E.P dan Khatena, J. 1976.
Khatena-Torrance
Creative
Perception
Inventory.Chicago:
Stoeltin Company.
Utami Munandar. 2009. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat .
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Winarno. 2006. Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis
Masalah terhadap kemampuan
mengoperasikan Microsoft excel

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
ditinjau dari motivasi belajar
mahasiswa. UNS: Tesis.

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

98

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24