BAB I PENDAHULUAN - MAKALAH BAB 1 KPO TEORI TEORI KEPEMIMPINAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk, Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya
sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan
sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis
dapatkan namun dalam makalah ini saya hanya membahas ”Teori – Teori untuk menjadi
pemimpin yang baik”


Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

1

1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
1. Melatih mahasiswa menyusun makalah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan
dan kreatifitas dalam perkulihan di program Pasca Sarjana di Universitas Negeri
Tirtayasa.
2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
pemimpinan pada matakuliah Kepemimpinan dan prilaku Organisasi yang di ampu
oleh Dosen Dr.Hj. Cucu Atikah, M.Pd
1.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan.
Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat
mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis
gunakan untuk makalah ini.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137


2

.BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan
sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya
itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama
dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

3

Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak
memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis
simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat,
sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang

lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya.
”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara
royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

4

2.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh
mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta
menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan
dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri.
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian
teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”.
Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa, sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan
yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena


Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

5

pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
2. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal

maupun

eksternal,

seorang

pemimpin

yang


berhasil

mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin
tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.
3. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini
kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecenderungan kearah 2 hal.
1. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan

bawahan.
2. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,
bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

6

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus

bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat,
keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk
melakukan sesuatu.
Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi
terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin
yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward
(baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang
positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137


7

dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan
prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
 Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan
digunakan.
Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata
situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaat antaranya
memungkinkan

pengambilan

keputusan


dengan

cepat

serta

memungkinkan

pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
 Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan
yang diambil tidak bersifat sepihak.
 Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja
dan dapat mengarahkan diri sendiri.
 Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi
bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

8

tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam
menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan,
yaitu gaya konsideral dan Struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan
orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan
kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya
kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang
terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang
sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang Positif, Partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan pemimpin yang terbaik.
Fiedler telah mengembakan suatu model pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan
diatas, yakni model kepemimpinan Kontingensi.model ini nyatakan bahwa gaya
kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.
Dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh
interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variyabel yang berkaitan dengan Pengikut, Tugas
dan Organisasi.
Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anggota ( Leader –
member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader
position power).
Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas)
pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik
untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat
pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari
Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan
pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat
kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk
mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

9

menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat
menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing –
masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari
bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk
mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan
4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara
seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya.
Keempat gaya tersebut adalah,
1. Directing
Gaya ini tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau
apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa
yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya
terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan
kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan,
pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan.
Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
2. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan
tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan.
Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman
dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun
hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

10

3. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan
arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan
dibagi bersama dengan bawahan.
Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang
dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda.
Dalam hal ini kita perlu meluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk
lebih melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan kerja, serta mendengarkan
saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
4. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalam pekerjaan, sehingga
kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan
dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat
tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari
bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”.
Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus
menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya
perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi,
penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan.
Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan
situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
1. Kemampuan Analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat
pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

11

2. Kemampuan untuk Fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu
kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan
analisa terhadap situasi.
3. Kemampuan Berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk
menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita
terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran
pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision
making) (Gordon, 1996 : 314-315).
Peran pertama meliputi :
 Peran Figurehead (Sebagai simbol dari organisasi)
 Leader (Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya)
 Liaison (Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk
kepentingan organisasi.)
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :
 Monitior (Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan,
atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.)
 Disseminator (Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada
bawahan.)
 Spokeman (Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar
organisasinya.)
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
 Enterpreneur (Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.)
 Disturbance Handler (Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi
sedang dalam keadaan menurun.)
 Resources Allocator (Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan
waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan
mengesahkan setiap keputusan.)
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

12

 Negotiator (Melakukan perundingan dan tawar – menawar.)

Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3
macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
1. Alighting (Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.)
2. Aligning (Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap
orang menuju ke arah yang sama.)
3. Allowing (Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah
cara kerja mereka.)
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar
biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita.
Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah Kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan
dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin
menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak
akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan
bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat,
membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali
dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi
mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

13

2.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan
adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen
yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik
mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali
atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan
kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani,
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan
yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani
mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang
pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya.
Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun
pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan
dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan
ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –
ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,
yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang
dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun
golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.
Seorang

pemimpin

memiliki

kerinduan

untuk

membangun

dan

mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam
kelompoknya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul
Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat
tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya,
karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

14

manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat
mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa
tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang
dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,
kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas
( accountable ). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat
diandalkan.

Artinya

seluruh

perkataan,pikiran

dan

tindakannya

dapat

dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar.
Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang
dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego
dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang
dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan
maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang,
penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani,
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi
juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang
pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi
pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode
kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk
mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal
ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

15

disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di
economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas
bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan
sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal
penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
1. Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan
sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong
terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun
sinergi berbagai keahlian dari orang – orang yang ada dalam organisasi
tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully
than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya
perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan
dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju.
Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang
atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi,
kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong
sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang
dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa
generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu:
“visionary role dan implementation role.” Artinya seorang pemimpin
tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi
memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu
rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia
selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari
mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari
solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
3. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi
orang – orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki
kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya
dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran,

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

16

rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti
monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani,
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan
integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus
menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken
Blanchard disebutkan perilaku seorang pemimpin, yaitu :
1. Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi
sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan.
Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia
memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang
dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
2. Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar
kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat
memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk
mendapat

penghargaan,

tapi

melayani

sesamanya.

Dan

dia

lebih

mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan,
dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
3. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek ,
baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa
menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani
Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture
(membaca Firman Tuhan ).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang
sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa
Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence:
SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah
kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu
penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman,
menunjukkan pemimpin – pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

17

ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang
tinggi. Mereka biasanya adalah orang –orang yang memiliki integritas,
terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami spiritualitas
yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri
maupun bagi orang lain.
2.4 KEPEMIMPINAN SEJATI
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan
dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika
terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang
kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya,
pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan
seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan
buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri,
bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan
bagi negerinya.

” think you have to be waering stars on your shoulders or a title to
be leadar. Anybody who want to raise his hand can be a leader any
time”,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara
Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu
anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan
dapat menjadi pemimpin di lain waktu.
Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh
mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh
anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

18

sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam
maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa
diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan
dan pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan
dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru
kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati
(humble).
Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita
peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan,
yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis
dan merdeka. Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru
melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang
rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selama
bertahun – tahun.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin
sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa
adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi
serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan
kepemimpinan sejati, yaitu :
1. Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan
intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q
leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup
tinggi.
2. Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek
visioner maupun aspek manajerial.
3. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam bahasa
Mandarin yang berarti kehidupan).
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

19

4. Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang
yang sungguh – sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan
mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu
belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q
(intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan
tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang
pemimpin.
2.5 Kepemimpinan Rasulullah Muhammad saw. (PRIBADI AGUNG)
yang teladan-teladannya terus hidup dalam dada kita, kaum Muslimin hingga akhir
zaman.
Meskipun Beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu, tetapi pengaruhnya tetap abadi hingga
sekarang, tidak lapuk dimakan zaman dan tidak lekang dimakan usia. Kepemimpinan adalah
pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, akan makin kuat pula pengaruhnya. Begitu
pula dengan Rasulullah.
Pertama, sebelum memimpin orang lain, Rasulullah saw. selalu mengawali dengan
memimpin dirinya sendiri. Beliau pimpin matanya sehingga tidak melihat apa pun yang akan
membusukkan hatinya. Rasulullah memimpin tutur katanya sehingga tidak pernah berbicara
kecuali kata-kata benar, indah, dan padat akan makna. Rasulullah pun memimpin nafsunya,
keinginannya, dan memimpin keluarganya dengan cara terbaik sehingga Beliau mampu
memimpin umat dengan cara dan hasil yang terbaik pula.
Kedua, Rasulullah saw. memperlihatkan kepemimpinannya tidak dengan banyak
menyuruh atau melarang. Beliau memimpin dengan suri teladan yang baik. Pantaslah kalau
keteladannya diabadikan dalam Alquran, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (Q.S. Alahzab: 21).
Dalam kehidupannya, Rasulullah saw. senantiasa melakukan terlebih dahulu apa yang
ia perintahkan kepada orang lain.
Keteladanan ini sangat penting karena sehebat apa pun yang kita katakan tidak akan
berharga kecuali kalau perbuatan kita seimbang dengan kata-kata.
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

20

Rasulullah tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri.
Rasulullah tidak melarang sebelum melarang dirinya.
Kata dan perbuatannya amat serasi sehingga setiap kata-kata diyakini kebenarannya.
Efeknya, dakwah Beliau punya kekuatan ruhiah yang sangat dahsyat. Dalam Alquran Allah
Azza wa Jalla berfirman, "Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apaapa yang tiada kamu kerjakan"(QS Ashshaf: 3).
Ketiga, kepemimpinan Rasulullah tidak hanya menggunakan akal dan fisik, tetapi
Beliau memimpin dengan kalbunya. Hati tidak akan pernah bisa disentuh kecuali dengan hati
lagi. Dengan demikian, yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah hati nurani, karena
itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Rasulullah menabur cinta kepada sahabatnya
sehingga setiap orang bisa merasakan tatapannya dengan penuh kasih sayang, tutur katanya
yang rahmatan lil alaamiin, dan perilakunya yang amat menawan. Seorang pemimpin yang
hatinya hidup akan selalu merindukan kebaikan, keselamatan, kebahagiaan bagi yang
dipimpinnya.
Sabda Rasulullah saw. "Sebaik-baik pemimpin kalian ialah yang kalian mencintainya
dan dia mencintai kalian. Dia mendoakan kebaikan kalian dan kalian mendoakannya
kebaikan.

Sejelek-jelek pemimpin kalian ialah yang kalian membencinya dan ia

membenci kalian. Kalian mengutuknya dan ia mengutuk kalian.
Marilah kita tundukkan hati dan maknai hidup dengan berkhidmat kepada orang lain,
karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya.

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

21

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu
sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa berkhidmat dengan tulus dan
menafkahkan jiwa raganya untuk kemaslahatan umat. Ia berkorban dengan mudah dan
ringan karena merasa itulah kehormatan menjadi pemimpin, bukan mengorbankan
orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal (leadership from the inside out).
3.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin
memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan
baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita.
”Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.”
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

22

Daftar Pustaka
 http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
 http://sap.gunadarma.ac.id/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
 http://en.wikipedia.org/wiki/Leadership
 http://putrititania.ngeblogs.com/2009/10/26/kepemimpinan/

 http://sandi-prambanan.blogspot.com/
"Buku : Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori danPraktek"
Karya : Drs.Abdullah Masmuh,M.Si
 http://m.kolom.abatasa.co.id/kolom/detail/nasehat/338/cermin-teladan-kepemimpinanrasulullah.html

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

23

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Prilaku Organisasi. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita menjadi umatnya yang beriman sampai
akhir jaman nanti, amiin
Demi kesempurnaan tugas kedepan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Kepala Madrasah Aliyah Negeri
Cilegon yakni Bapak Drs. M A I M U N yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk turut serta dalam peningkatan kompetensi saya sebagai guru, yang juga merupakan
amanat Undang Undang No.8 tentang guru dan dosen. serta Ibu Dr. Hj. Cucu Atikah,M.Pd
yang akan memberikan ilmu pengetahuan dalam perkuliahan Kepemimpinan dan Prilaku
Organisasi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala Usaha Kita. Amiin, dan semoga
buah karya ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk perkembangan
dunia pendidikan.

Serang,

Maret 2014

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

24

MAKALAH
KEPEMIMPINAN DAN PRILAKU ORGANISASI
(TEKNOLOGI PEMBELAJARAN KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN)
TPM.MP

OLEH

:

Nama
NIM
Kelas
Matakuliah
Dosen Pengampu

:
:
:
:
:

Ade Muhlis Saputra, S.Pd
7772130137
TPM-MP (B)
Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi
Dr. Hj. Cucu Atikah, M.Pd

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PASCA SARJANA
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Konst. MANAJEMEN PENDIDIKAN
Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

25

2014

DAFTAR ISI
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah ……………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………2
1.4 Metode penulisan ………………………………………………………………………2
2. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Kepemimpinan ………………………………………………………………..3
2.2 Teori Kepemimpinan ……………….…………………………………………………5
1. Teori kepemimpinan sifat (trait Theory)… ……………………………………….5
2. Teori Kepemimpinan Prilaku dan situasi …………………………………………6
3. Teori Kewibawaan Pemimpin ………………...…………………………………..7
4. Teori Kepemimpinan Situasi …………………..…………………………………7
5. Teori Kelompok ……………………………….………………………………….7
Gaya Kepemimpinan ………………………….………………………………….9
 Otokratis
 Partisipasih
 Demokrasi
 Kendali bebas
2.3 Kepemimpinan yang melayani ……………………..………………………………15
A. Karakter Kepemimpinan …………………………..……………………………15
B. Metode Kepemimpinan …………………………….…………………………...16
C. Perilaku Kepemimpinan ……………………………..………………………….18
2.4 Kepemimpinan sejati …………………………………….………………………….19
2.5 Kepemimpinan Rasulullah MuhammadSAW ………………………………………21
3. BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………….23
3.2 SARAN …………………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...24

Teori Teori Kepemimpinan/S2TPM-MP/B/Ade Muhlis: 777.213.0.137

26