KEMAMPUAN BAKTERI PROBIOTIK YANG DIISOLASI DARI MAKROALGA TERHADAP KUALITAS AIR DAN SINTASAN UDANG WINDU SKALA LABORATORIUM

  Kemampuan bakteri probiotik yang diisolasi ..... (Muliani) KEMAMPUAN BAKTERI PROBIOTIK YANG DIISOLASI DARI MAKROALGA TERHADAP KUALITAS AIR DAN SINTASAN UDANG WINDU SKALA LABORATORIUM

  

M uliani, Nur baya, Nur hidayah, dan Endang Susianingsih

  Balai Penelit ian dan Pengem bangan Budidaya Air Payau Jl. Makm ur Dg. Sit akka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selat an

  E- m ail: mulianim@yahoo.com (Naskah diterima: 21 Maret 2011; Disetujui publikasi: 8 Maret 2012)

ABST RAK

  Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri yang diisolasi dari makroalga terhadap perbaikan kualitas air dan sintasan udang windu skala laboratorium . Penelitian ini dilakukan di laboratorium basah, Balai Penelitian dan Pengem bangan Budidaya Air Payau, Maros, m ulai bulan Juli hingga Septem ber 2010 m enggunakan 15 buah akuarium berukuran 40 cm x 30 cm x 27 cm yang dilapisi dengan t anah t am bak set ebal 10 cm dan diisi air laut salinit as 28 ppt sebanyak 15 L. Hewan uji yang digunakan berupa benur windu PL- 25 sebanyak 30 ekor/ akuarium . Penelitian dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut : A= Isolat BM12 (diisolasi dari m akroalga), B= Isolat BM31(diisolasi dari m akroalga), C= Isolat BM58 (diisolasi dari m akroalga), D= BL542 (diisolasi dari sedim en laut), dan E= kont rol (tanpa probiot ik). Masi n g - m asi n g p er l ak u an d i u l an g 3 k al i . Pen el i t i an d i l ak u k an sel am a 2 b u l an . Pengam atan param eter kualitas air m eliputi; BOT, NH - N, NO - N, NO - N, t ot al bakt eri,

  3

  2

  3

  serta total Vibrio sp. dalam air dan sedim en dilakukan satu kali setiap 2 m inggu. Sintasan udang windu diam at i pada ak hir penelit ian. Hasil penelit ian m enunj uk k an bahwa konsent rasi BOT dan NH - N pada akhir penelit ian t ert inggi pada perlakuan B yait u

  3

  masing- masing 31,08 mg/ L dan 0,0772 mg/ L, sementara total Vibrio sp. pada perlakuan t er sebut r elat if lebih r endah dibanding per lak uan lainnya. Sint asan udang windu t ert inggi pada perlakuan A (BM12= bakt eri probiot ik yang diisolasi dari m akroalga) yaitu 55,55% dan terendah pada perlakuan D (BL542= bakt eri probiotik yang diisolasi dari sedim en laut ) yait u 25%. Hasil analisis st at ist ik m enunjuk k an bahwa sint asan udang windu pada perlakuan yang m enggunakan isolat BM12 berbeda nyata (P< 0,05) dengan sintasan udang windu pada perlakuan yang m enggunakan BL542.

  KATA KUNCI: probiotik, sintasan, mikroalga, udang windu, Penaeus monodon ABST RACT : Per f om an ce of b act er i a i sol at ed f r om m acr oal g ae on w at er quality and tiger shrim p survival rate in laboratory condition. By: M ul i ani , N ur b aya, N ur hi d ayah, and End ang Susi ani ng si h The experiment aimed to know performance of probiotic bacteria isolated from macroalgae on the improvement of water quality and tiger shrimp survival rate in laboratory condition. This experiment was conducted in wet laboratory of the Research Institute for Coastal Aquaculture (RICA), Maros from July to September, 2010 using 15 aquaria of 40 cm x 30 cm x 27 cm in size. The bottom of each aquarium was layered with 10 cm pond sediment. Then, filled with 15 L of 28 ppt pond water, and stocked with 30 pcs of tiger shrimp postlarvae (PL-25). Completely randomized design (CRD) were applied in this experiment. The treatments were inoculation of isolate

  • -N, NH
  • -N, and NH

  • -N), total bacteria on water and

    sediment, and total Vibrio sp. on water and sediment were monitored by weekly.

    Survival rate of tiger shrimp were observed at the end of the experiment. The result

    showed that in the end of experiment, the highest concentration of TOM and NH
  • -N were treatment B ie; 31,08 mg/L and 0.0772 mg/L (NH
  • -N), although total of Vibrio

    sp. on those treatments relatively lower than other treatments. The highest of survival

    rate of black tiger shrimp was treatment A (BM12= probiotic bacteria isolated from

    macroalgae) i.e; 55.55% and the lowest was on treatment D (BL542= probiotic bacteria

    isolated from sea sediment) i.e; 25%. The statistical analysis showed that survival

    rate on treatment A were significantly different (P<0.05) with treatments D.

  et al., 2006), usus ikan lele (Sugita et al., 2007),

  Jika hal ini t erjadi, di sam ping m enyebabkan udang m udah st res dan t erserang penyakit seperti virus dan bakteri patogen, juga jika gas-

  2 , dan lain- lain.

  , NO

  3

  2 S, NH

  udang vanam e m enyebabkan penim - b u n an k o t o r an yan g b er asal d ar i f eses udang dan sisa pakan sert a bangkai plankt on di dasar cuk up cepat selam a pem besar an ud ang . Mesk ip un k ot or an ini d ib er sihk an setiap hari tapi tetap saja banyak tertim bun di d asar t am b ak . Hal ini ak an m enyeb ab k an terjadinya pembusukan terutama dalam kondisi anaerob sehingga ak an m enghasilk an gas beracun sepert i H

  2

  ) untuk udang windu atau 80- 100 PL/ m

  2

  Po er n o m o (2 0 0 4 ), ad a b eb er ap a al asan penggunaan probiot ik di ant aranya; dalam budidaya udang int ensif (k epadat an t ebar 30- 40 PL/ m

  et al., 2007; Cast ex et al., 2008; Decam p et al., 2 0 0 8 , Muliani et al., 2 0 1 1 ). Menur ut

  Di Indonesia perubahan pola budidaya udang t radisional dengan padat penebaran yang rendah ke pola int ensif dengan padat penebaran tinggi, memicu penggunaan pakan yan g i n t en si f p u l a, seh i n g g a j i k a t er j ad i k esalahan d alam m em p er hit ungk an d osis pakan maka akan menyebabkan penumpukan sisa pakan yang akan m em icu penum pukan bahan organik di dasar tambak. Berbagai upaya dilak uk an unt uk m engurangi penum puk an b ah an o r g an i k , b ai k secar a f i si k d en g an m em b u an g l an g su n g si sa p ak an y an g m enum puk m aupun dengan m enggunakan probiot ik sebagai pengurai bahan organik. Probiot ik digunak an pada budidaya udang vanam e (Schneider et al., 2006) baik skala int ensif m aupun skala t radisional plus. Selain it u, j uga digunak an pada budidaya udang windu m aupun udang galah (Meunpol et al., 2 0 0 3 ; Vaseeh ar an & Ram asam y, 2 0 0 3 ; Vaseeharan et al., 2004; Lio- Po et al., 2005; Gunart o et al., 2006a, 2006b; Li et al., 2006; Nejad et al., 2006; Vijayan et al., 2006; Keysami

  Hippoglossus hippoglossus L. (Bjornsdot t ir et al., 2010).

  ikan nila (Aly et al., 2008b), dan usus ikan (Balcazar et al., 2008), m oluska (Dever et al., 2 0 0 9 ), t el u r d an l ar va at l an t i k Hal i b u t ,

  2003; Vaseeharan et al., 2004; Lio- Po et al., 2005; Vijayan et al., 2006; Banerjee et al., 2007), seabream (Sparus aurata L.) (Chabrillon

  

BM12 (A= isolated from makroalgae), isolate BM31 (B= isolated from makroalgae),

isolate BM58 (C= isolated from makroalgae), isolate BL542 (D= isolated from sea

sediment), and control (E= without probiotic bacteria), with three replication. The

postlarvae were reared until two months. Some water quality parameters include

(Total Organic Matter, NH

  PENDAHULUAN

  3

  2

  3

  3

  3

  

KEYWORD S: p r ob i ot i c, su r v i v al r at e, m acr oal g ae, t i g er sh i r m p , Penaeus

monodon

  Perkem bangan usaha budidaya di bidang p er i k anan m em acu p er k em b ang an p eng - gunaan probiot ik (Wast on et al., 2008), baik melalui pakan maupun ditebar langsung dalam media budidaya. Hal ini juga memacu kegiatan eksplorasi biot a alam yang pot ensial sebagai p r ob i ot i k an t ar a l ai n d ar i k ap an g sep er t i

  al., 2004), tam bak (Vaseeharan & Ram asam y,

  Streptomyces spp. (Das et al., 2 0 1 0 ) dan

  bakt eri sepert i Bacillus sp., Basillus subtilis,

  Lactobacillus spp., Brevibacillus sp., Pseudomo- nas sp., Pseudoalteromonas sp., Pseudomona aeruginosa, Vibrio alginolyticus, Vibrio carcarie, dan lain- lain. Kajian tentang sumber-

  sumber bakteri probiotik serta pemanfaatannya di bidang budidaya perikanan t elah banyak d i l ak uk an. Beb er ap a p enel i t i d an p r ak t i si budidaya m engisolasi bakt eri probiot ik dari lingkungan sepert i dari laut (Tjahyadi et al., 1994; Hala, 1999; Haryanti et al., 2000; Muliani

  et al., 2003; Radjasa et al., 2005; Schulze et al., 2006), air perbenihan (Rosa et al., 1997;

  Schulze et al., 2006), m angrove (Muliani et

  J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 101-110 gas beracun tersebut dalam konsentrasi yang t inggi akan m eracuni secara langsung udang peliharaan.

  Salah satu alternatif dalam upaya penang- gulangan penyakit pada kom oditas perikanan adalah pem anf aat an bakt eri probiot ik yang bersifat non patogen dan memiliki kemampuan m en g u r an g i k o l o n i b ak t er i p at o g en , m engham bat pert um buhan bakt eri pat ogen, menghambat komunikasi antara sel- sel bakteri sehingga tidak terjadi “korum sengsing” yang dapat m enyebabkan t im bulnya sif at pat ogen m em bunuh bakt eri pat ogen, dapat berfungsi sebagai bak t eri pengurai dan m enet ralisir k ualit as air , ser t a m em ungk ink an sebagai makanan di dalam perairan.

  Produk probiotik yang beredar di pasaran sangat beragam, baik produk dari luar maupun dalam negeri, dalam bent uk cairan m aupun bentuk padatan (serbuk). Munculnya berbagai j en i s p r o d u k b ak t er i p r o b i o t i k t er seb u t menimbulkan permasalahan tersendiri, karena biasanya para petani m enggunakan probiotik t er seb u t t an p a m en g et ah u i d en g an j el as perunt ukkan dari produk t ersebut . Selain it u, kom posisi jenis bakt eri yang t ercant um pada k em asan suat u produk belum t ent u sam a d en g an yan g t er k an d u n g d i d al am n ya, seh i n g g a m em er l u k an k eh at i - h at i an d an kecermatan dalam memilih satu produk bakteri probiot ik. Selain it u, jenis bakt eri probiot ik sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dalam hal ini f ak t or lingk ungan di m ana bak t er i t er seb u t d i i so l asi san g at m em p en g ar u h i k em am p u an n ya b ai k u n t u k t u m b u h d an berk em bang m aupun unt uk m elak sanak an f ung si nya seb ag ai m ana yang d i har ap k an. Menurut Poernom o (2004), bahwa probiot ik yang diaplikasikan di t am bak harus m am pu hidup dalam tambak, mampu tumbuh, mampu berk em bang biak , dan m am pu berf ungsi/ bek erj a ak t if pada bidang m asing- m asing sesuai yang diharapkan.

  Berdasark an hal t ersebut di at as m ak a d i co b a u n t u k m en g i so l asi d an m en g k aj i b eb er ap a b ak t er i yan g p ot en si al seb ag ai probiot ik yang berasal dari alam . Pada t ahun 2 0 0 2 h i n g g a 2 0 0 4 Bal ai Ri set Per i k an an Budidaya Air Payau mulai merintis mengisolasi kandidat probiot ik dari laut , daun m angrove (veget asi yang hidup di lingkungan t am bak), m aupun dari t am bak. Beberapa isolat bakt eri yang potensial sebagai bakteri probiotik telah dikoleksi dan dikem bangkan sebagai bakt eri probiotik. Untuk lebih melengkapi jenis bakteri p r ob i ot i k yan g t el ah d i k ol ek si d an m en - dapat k an bak t eri yang lebih unggul m ak a dicoba mengisolasi dari sumber lain yaitu dari m ak r o al g a. Beb er ap a j en i s b ak t er i t el ah diisolasi dari m akroalga dan diuji pot ensinya sebagai bakt eri probiot ik secara invitro dan dalam penelit ian ini diuji secara invivo dalam wadah pem eliharaan udang windu.

  Penelit ian bert ujuan unt uk m enget ahui performa bakteri yang diisolasi dari makroalga t erhadap kem am puan perbaikan kualit as air dan sintasan udang windu skala laboratorium.

  Penelit ian ini dilakukan di laborat orium basah, Balai Penelit ian dan Pengem bangan Budidaya Air Payau, Maros m ulai bulan Juli h i n g g a Sep t em b er 2 0 1 0 m en g g u n ak an akuarium berukuran 40 cm x 30 cm x 27 cm yang dasarnya dilapisi dengan t anah t am bak set eb al 1 0 cm . Tan ah d i p er si ap k an se- bagaim ana persiapan t anah dasar t am bak d i lap angan d an selanj ut nya d iisi air laut salinit as 28 ppt sebanyak 15 L. Hewan uji berupa benur windu PL- 25 sebanyak 30 ekor/ ak u ar i u m yan g t el ah m el al u i p en g ecek an bebas WSSV dengan uji PCR (m et ode kit IQ 2000).

  Penelit ian dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai b er i k u t : A= Iso l at BM1 2 (d i i so l asi d ar i m ak r oalg a), B= Isolat BM3 1 (d iisolasi d ar i m ak roalga), C= Isolat BM58 (diisolasi dari m akroalga), D= BL542 (diisolasi dari sedim en laut), dan E= kontrol (tanpa probiotik). Masing- m asing perlakuan diulang 3 kali, sehingga j u m l ah u n i t p en el i t i an seb an yak 1 5 u n i t .

  Penelitian dilakukan selam a 2 bulan.

  Kultur dan Aplikasi Probiotik

  Probiot ik yang digunakan t erlebih dahulu diperbanyak m enggunakan bahan ferm entasi yang terdiri atas (untuk setiap 1 L air laut) 50 g dedak halus, 20 g t epung ikan, 5 g ragi, 25 g molase. Semua bahan fermentasi dicampur dan dimasak sampai mendidih selama kurang lebih 1 0 m enit . Selanj ut nya didingink an hingga m en cap ai su h u sek i t ar 5 0

  o

  C, k em u d i an dit am bahkan 25 m L biakan m urni probiot ik. Campuran tersebut diinkubasi pada inkubator bergoyang (sebagai sum ber oksigen) selam a 3- 5 hari. Selanjut nya diaplikasikan ke dalam wadah pem eliharaan udang windu dengan konsentrasi 10

  4 cfu/ m L.

  Kemampuan bakteri probiotik yang diisolasi ..... (Muliani)

BAHAN DAN METODE

  • N, NO
  • N, dan NO
  • N dilakukan satu kali set iap 2 m inggu. Pengam bilan cont oh air dilakukan sebelum pemberian probiotik untuk m i ng g u b er j al an d eng an car a m eng am b i l sam pel air sebanyak 200 m L dan dibawa ke l ab o r at o r i u m ai r Bal ai Pen el i t i an d an Pengem bangan Budidaya Air Payau unt uk dianalisis berdasarkan prosedur dari Haryadi et al. (1992).

  • 1
  • 2
  • 3
  • N sel am a p en el i t i an disajikan pada Gam bar 1B. Pada Gam bar 1B t er l i h at b ah w a k o n sen t r asi NH
  • N p ad a minggu ke- 2 mengalami kenaikan pada semua perlakuan, nam un set elah m em asuki m inggu ke- 4 konsentrasi NH
  • N mengalami penurunan, kecuali perlakuan D dan E. Kontrol pada minggu k e- 4 m engalam i peningk at an yang cuk up signif ikan yait u dari 0,0630 m enjadi 0,2233 m g/ L, nam un relat if sam a pada m inggu ke- 6 sedangkan, pada perlakuan lainnya mengalami kenaikan yang signifikan. Akan tetapi memasuki minggu ke- 8 (akhir penelitian) kandungan NH
  • N kem bali m engalam i penurunan yang cukup si g n i f i k an t er en d ah p ad a k o n t r o l (t an p a probiot ik) yait u 0,0445 m g/ L dan t ert inggi p ad a p er l ak u an B y ai t u 0 , 0 7 7 2 m g / L. Konsent rasi NH
  • N pada penelit ian ini jauh lebih rendah dibanding penelitian sebelumnya yang m enggunakan rasio bakt eri probiot ik yang berbeda yaitu antara 0,1770 m g/ L pada perlakuan S sampai dengan 0,3393 mg/ L pada kont rol (Muliani et al., 2008). Hal ini diduga karena jenis probiotik yang digunakan berbeda d en g an seb el u m n ya. Pad a p en el i t i an i n i p r o b i o t i k y an g d i g u n ak an ad al ah d ar i kelompok Bacillus sp. (BM12, BM31, dan BM58) sehingga d id uga m em p unyai k em am p uan
  • N

  3

  3

  3

  3

  3

  Ko n sen t r asi NH

  3 - N

  NH

  Konsent rasi BOT selam a penelit ian di- sajikan pada Gam bar 1A. Pada Gam bar 1A t er lihat b ahwa k onsent r asi BOT d ar i awal hingga akhir penelit ian m engalam i f lukt uasi pada sem ua perlakuan. Dari awal penelit ian h i n g g a m i n g g u k e- 4 t er j ad i k en ai k an k o n sen t r asi BOT p ad a p er l ak u an k ecu al i kontrol (E), pada minggu ke- 2 terjadi penurunan akan t et api t erjadi kenaikan kem bali set elah m inggu ke- 4. Mem asuki m inggu ke- 6 kon- sent rasi BOT kem bali m enurun pada sem ua perlakuan term asuk kontrol dan stabil hingga m inggu ke- 8 (akhir penelit ian). Konsent rasi BOT p ad a ak hi r p enel i t i an t er t i ng g i p ad a per lak uan B dan C yait u 3 1 ,0 8 m g/ L dan t erendah pada perlakuan kont rol yait u 26,53 mg/ L. Konsentrasi BOT pada penelitian ini jauh lebih t inggi dibanding konsent rasi BOT pada tambak yang menggunakan probiotik komersil yait u 7,05- 14,8 m g/ L (Gunart o et al., 2006), dem ikian pula dengan konsent rasi BOT pada penelitian yang m enggunakan probiotik yang d iisolasi d ar i laut , m angr ove d an t am b ak dengan kom binasi jenis dan kepadat an yang berbeda yaitu berkisar antara 11,0- 20,7 mg/ L (Muliani et al., 2007). Tingginya konsent rasi BOT p ad a p er l ak u an yan g m en g g u n ak an p r o b i o t i k d i b an d i n g d en g an k o n t r o l d an penelit ian sebelum nya diduga disebabk an oleh bahan ferm ent asi yang digunakan unt uk mengkultur probiotik terbawa masuk ke wadah pem eliharaan udang windu.

  HASIL DAN BAHASAN Kualitas Air BOT

  Sint asan udang windu diam at i pada akhir p en el i t i an d an u n t u k m en g et ah u i ad an ya pengaruh antar perlakuan, data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjut kan dengan uji Beda Nyat a Terkecil (St eel & Torrie, 1981). Sedangkan dat a param et er biologi dalam air dan sedimen dianalisis secara deskriptif dalam bentuk grafik.

  fate-citrate-Bile sucrose (TCBS) Agar unt uk total vibrio.

  Sintasan Udang Windu dan Analisis St a t i st i k

  , dan set erusnya). Hasil pengenceran diinokulasi dalam m edia Triptic Soy Agar (TSA) unt uk m enget ahui t ot al bakt eri dan m edia Thiosul-

  , 10

  , 10

  biologi dilakukan sat u kali set iap 2 m inggu yang meliputi; total bakteri dan total Vibrio sp. dalam air dan sedim en. Sam pel air unt uk bakteri diambil sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam bot ol sam pel yang berisi larut an g ar am f i si ol og i s (NaCl 0 ,8 5 %) yan g t el ah d i st er i l k an . Sed an g k an sam p el sed i m en dit im bang sebanyak 1 g, digerus, dan di- hom ogenkan. Selanjutnya dilakukan pengen- ceran secara berseri (10 , 10

  Sampling d an p en g am at an p ar am et er

  Pengamatan Total Bakteri dan Total Vibrio spp.

  3

  2

  3

  BOT, NH

  Analisis Kualitas Air Sampling dan analisis kualitas air meliputi:

  J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 101-110

  A

  (m g / L )

  3

  3

  3

  3

  Gambar 1. Kisaran konsentrasi BOT (A) dan NH

  3

  Figure 1. Concentration of TOM (A), and NH

  3

  Ket erangan (Remark):

A= Isolat BM12, B= Isolat BM31, C= Isolat BM58, D= Isolat BL542, E= Kont rol (t anpa probiot ik)

K o n se n tr a si N H 3

  Concentration of NH 3

  0.4

  • -N

  3

  0.3

  0.2

  0.1 Minggu (weeks) (Initial) B O T TOM

  ( m g / L )

  5 0 4 0 3 0 2 0

  Minggu (weeks) (Initial)

  B A B C D E A B C D E

  1 0 Kemampuan bakteri probiotik yang diisolasi ..... (Muliani)

  • N (B) (mg/ L) dalam air pemeliharaan udang selama pemeliharaan
  • -N (B) (mg/L) on tiger shrimp water rearing during experiment
  • N lebih baik dibanding probiot ik yang digunakan sebelum nya.
  • N mencapai 0,2670 mg/ L (Muliani et al., 2009a). Namun jika dibanding dengan perlakuan yang menggunakan probiotik MY1112 relatif sama yaitu 0,04016 m g/ L (Muliani et al., 2009b).
  • N sel am a p en el i t i an disajikan pada Gam bar 2A. Pada Gam bar 2A t erlihat bahwa konsent rasi NO
  • N dari awal hingga akhir penelit ian m engalam i f lukt uasi pada sem ua perlakuan. Pada m inggu ke- 2 k andungan NO

  3

  Ko n sen t r asi NO

  3

  2-

  menurunkan kadar NH

  3

  NO

  2 - N

  Ko n sen t r asi NO

  2

  2

  N m engalam i peningk at an pada sem ua perlakuan kecuali kont rol (t anpa probiotik) yang sedikit mengalami penurunan. Set elah m em asuki m inggu ke- 4 kandungan NO

  • N sel am a p en el i t i an disajikan pada Gam bar 2B. Pada Gam bar 2B terlihat bahwa konsentrasi NO
  • N p ad a k o n t r o l sed i k i t m en g al am i k enai k an, nam un p ad a p er l ak uan l ai nnya mengalami penurunan. Penurunan kandungan NO
  • N pada semua perlakuan m engalam i kenaikan pada m inggu ke- 2 dan menurun setelah minggu ke- 4 kecuali pada kont rol yang t erus m eningkat dari awal hingga akhir penelitian. Memasuki minggu ke- 6 konsent rasi NO
  • N pada saat itu sangat drastis terjadi pada perlakuan A yait u dari 1,3423–0,4773 m g/ L dan pada perlakuan B yaitu dari 0,8966 menjadi 0,3732 m g/ L m em asuki m inggu ke- 6 kan- dungan NO
  • N kem bali m eningkat dan r el at i f st ab i l h i n g g a m i n g g u k e- 8 (ak h i r penelit ian), kecuali pada perlakuan A dan C yang t erus m eningkat m eskipun t idak t erlalu d r ast i s. Ko n sen t r asi NO
  • N m asih m engalam i penurunan pada sem ua perlakuan, dan t erus berlanjut hingga m inggu ke- 8 pada perlakuan A dan C, sedangk an pada per lak uan B r elat if st abil n am u n p ad a k o n t r o l sed i k i t m en g al am i k en ai k an . Kon sen t r asi NO

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  2

  NO

  3 - N

  • N p ad a ak h i r penelit ian t ert inggi pada perlakuan C yait u 1,1617 m g/ L dan t erendah pada perlakuan perlakuan D yait u 0,6575 m g/ L. Konsent rasi NO
  • N p ad a ak h i r penelit ian t ert inggi pada perlakuan A yait u 0,1691 m g/ m L dan t erendah pada kont rol yait u 0,0434 m g/ L. Konsent rasi NO

  • N pada penelitian ini relatif sama dengan konsent rasi NO
  • N pada penelit ian sebelum - n ya yan g m en g g u n ak an p r o b i o t i k yan g diisolasi dari mangrove (MY1112) yaitu 1,3006 m g/ L; t et api relat if lebih rendah dibanding dengan konsent rasi NO

  • N pada penelit ian ini jauh lebih rendah dibanding penelit ian sebelum nya yang m enggunak an probiot ik dengan k om posisi jenis dan k e- padat an yang berbeda yait u berkisar ant ara 0,2933- 1,6141 m g/ L (Muliani et al., 2007). Dem ikian pula konsent rasi NO
  • N pada perlakuan yang m enggunakan probiot ik yang diisolasi dari sedim en t am bak (MR55) yait u 2,2037 mg/ L (Muliani et al., 2009a).
  • N pada per- l ak u an yan g m en g g u n ak an i so l at BL5 4 2 (0,0705 m g/ L) jauh lebih rendah dibanding p en el i t i an seb el u m n y a (0 , 2 3 9 0 m g / L), sed an g k an p ad a p er l ak u an yan g m en g - gunakan probiotik BR931, konsentrasi NO

  0.6

  (m g / L )

  1.2

  1.4

  1.6

  0.8 Minggu (weeks) (Initial)

  1.0

  1.2

  1.4

  Ket erangan (Remark):

A= Isolat BM12, B= Isolat BM31, C= Isolat BM58, D= Isolat BL542, E= Kont rol (t anpa probiot ik)

  (m g / L ) K o n se n tr a si N O 3

  Concentration of NO 3

  A B C D E A B C D E

  • N
  • -N
  • N
  • -N

  Concentration of NO 2

  0.8

  Gambar 2. Kisaran konsent rasi NO

  0.4

  0.2

  0.6

  0.4

  0.2 Gambar 3. Total bakteri (A) dan total Vibrio sp. (B) dalam air pem eliharaan udang windu selam a

  J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 101-110

  B A

  1.0 Minggu (weeks) (Initial) K o n se n tr a si N O 2

  • N (A) dan NO
  • N (B) (m g/ L) dalam air pem eliharaan udang selama penelitian
  • -N (A) and NO
  • -N (B) (mg/L) on tiger shrimp water rearing during experiment

  

3

  3

  I V

  V I

  VIII

  A

  B C D E

  4

  2

  6

  1 II Awal (Initial)

  I V

  V I

  VIII

  B A B C D E

  Total bakteri dan total Vibrio sp. dalam air selam a penelit ian disajikan pada Gam bar 3A dan 3B. Pada gam bar t ersebut t erlihat bahwa total bakteri dalam air dari awal hingga minggu ke- IV cenderung m enurun dan m engalam i kenaikan kem bali pada m inggu ke- VI, dan setelah itu, menurun secara drastis pada akhir penelit ian yait u m inggu ke- VIII. Tot al bakt eri dalam air pada akhir penelitian tertinggi pada p er l ak u an A yai t u 1 ,7 8 x 1 0

  Populasi Bakteri T otal bak teri dan total Vibrio sp. pada air selama penelitian

  4 II Awal (Initial)

  8

  2

  3

  Figure 2. Concentration of NO

  3

  2

  cf u/ m L dan dan t erendah pada perlakuan D yait u 4,68x 10 cf u/ m L. Mesk ip un d em ik ian secar a k ese- luruhan populasi Vibrio sp. pada perlakuan A cenderung lebih rendah. Pada akhir penelitian rasio t ot al bakt eri dan t ot al Vibrio sp. pada p er l ak u an A cu k u p t i n g g i yai t u 5 1 , 4 5 % sedangkan pada perlakuan D cukup rendah yait u 17,72%. Hal ini m enunj uk k an bahwa perlakuan D (Isolat BL542) m am pu m enekan t ot al bakt eri Vibrio sp. jauh lebih baik diban- ding dengan perlakuan A (isolat BM12) dan

  2

  cfu/ mL. Seperti halnya total bakteri, total Vibrio sp. pada akhir penelit ian juga t ert inggi pada perlakuan A yait u 2,14x 10

  cf u / m L d an t erendah pada perlakuan D yait u 6,03x 10

  1 0

  4

2 A

  penelitian Figure 3.

  Total bacteria (A) and total Vibrio sp. (B) on tiger shrimp water rearing during experiment Ket erangan (Remark):

A= Isolat BM12, B= Isolat BM31, C= Isolat BM58, D= Isolat BL542, E= Kont rol (t anpa probiot ik)

  Minggu (weeks) Minggu (weeks) T o ta l b a k te ri

  Total bacteria (l o g C F U / m L )

  T o ta l b a k te ri

  Total bacteria (l o g C F U / m L )

  p er l ak u an l ai n n ya. To t al b ak t er i d al am penelitian ini jauh lebih rendah dibanding pada penelit ian dengan kom posisi dan kepadat an yan g b er b ed a yan g m en cap ai k ep ad at an 3,1x10

  1 II Awal (Initial)

  4 II Awal (Initial)

  I V

  V I

  VIII

  A

  2

  4

  3

  2

  I V

  8

  V I

  VIII

  B A B C D E A B C D E

  9

  7

  5

  3

  1

  5

  6

  1 0

  8

  4

  cfu/ mL (Muliani et al., 2007). Demikian pula pada penelit ian penggunaan probiot ik dengan rasio yang berbeda yang m encapai kepadat an 1,51x 10

  8

  cf u/ m L (Muliani et al., 2008).

  T otal bak teri dan total Vibrio sp. pada sedimen selama penelitian

  Tot al bakt eri dan t ot al Vibrio sp. dalam sedim en selam a penelit ian disaj ik an pada Gam bar 4A dan 4B. Pada gam bar t ersebut t erlihat bahwa t ot al bakt eri pada sedim en dari awal hingga m inggu ke- IV m engalam i penurunan. Pada m inggu ke- VI t ot al bakt eri dalam sedim en kem bali m eningkat dan stabil hingga akhir penelit ian (Gam bar 4A). Adapun total Vibrio sp. dalam sedimen relatif stabil dari awal hingga m em asuki m inggu ke- IV. Pada m inggu ke- VI t ot al Vibrio sp. dalam sedim en m en g al am i p en i n g k at an p ad a b eb er ap a perlakuan seperti pada perlakuan A, B, dan D, sed an g k an p ad a p er l ak u an C m en g al am i penurunan dan pada k ont rol relat if st abil. Mem asuki m inggu ke- VIII (akhir penelit ian) t ot al Vibrio sp. relat if sam a dengan m inggu ke- VI, kecuali pada perlakuan D dan C yang m engalam i penurunan secara drast is. Tot al bakt eri dalam sedim en pada akhir penelit ian t ert inggi pada perlakuan A yait u 2,140x 10

  6

  cf u / m L d an t er en d ah p ad a p er l ak u an D yaitu 3,98x 10

  5

  cfu/ mL. Sedangkan total Vibrio sp. t ert inggi pada perlakuan B yait u 5,50x 10

  cf u / m L d an t er en d ah p ad a p er l ak u an C yait u 3,63x 10

  Total bacteria (l o g C F U / m L )

  2

  cf u/ m L. Hal ini m enunjukkan bahwa isolat BM58 (perlakuan C) m enekan pert um buhan Vibrio sp. dalam sedim en lebih baik dibanding dengan isolat lainnya.

  Sintasan Udang Windu

  Sint asan udang windu pada akhir pene- l i t i an d i saj i k an p ad a Tab el 1 . Pad a t ab el tersebut terlihat bahwa sintasan udang windu tertinggi pada perlakuan yang m enggunakan probiotik yang diisolasi dari m akroalga (isolat BM1 2 ) yai t u 5 5 ,5 5 % d an t er en d ah p ad a perlakuan yang m enggunakan probiotik yang diisolasi dari sedim en laut (BL542) yait u 25%. Hasil analisis st at ist ik m enunjukkan bahwa sint asan udang windu pada perlakuan yang m enggunak an isolat BM1 2 b er b ed a nyat a dengan (P< 0,05) sint asan udang windu pada perlakuan yang m enggunakan BL542. Isolat BM12 adalah golongan bakt eri Bacillus spp., d i m an a j en i s b ak t er i i n i p al i n g b an yak d igunak an seb agai b ak t er i p r ob iot ik b aik m elalui m edia pem eliharaan m aupun m elalui pak an. Baner j ee et al., 2 0 0 7 , m elapor k an bahwa Bacillus spp. dengan sporanya t elah b an yak d i g u n ak an seb ag ai p r ob i ot i k d an biok ont r ol. Pada penelit ian ini secar a k e- seluruhan populasi Vibrio sp. pada perlakuan yang m enggunakan BM12 cenderung lebih rendah k ecuali pada ak hir penelit ian yang sedikit mengalami peningkatan, hal ini diduga b ah w a f u n g si BM1 2 seb ag ai b i o k o n t r o l t erhadap vibrio pat ogen berf ungsi dengan b ai k seh i n g g a b er ef ek p ad a p en i n g k at an sint asan udang windu. Meskipun dem ikian

  Gambar 4. Total bakteri (A) dan total Vibrio sp. (B) dalam sedimen selama penelitian Figure 4.

  Total bacteria (A) and total Vibrio sp. (B) on tiger shrimp sediment during experi- ment Ket erangan (Remark):

A= Isolat BM12, B= Isolat BM31, C= Isolat BM58, D= Isolat BL542, E= Kont rol (t anpa probiot ik)

  Minggu (weeks) Minggu (weeks) T o ta l b a k te ri

  Total bacteria (l o g C F U / m L )

  T o ta l b a k te ri

  6 Kemampuan bakteri probiotik yang diisolasi ..... (Muliani)

  J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 101-110

  Tabel 1. Sintasan (%) udang windu pada akhir penelitian

  

Table 1. Survival rate (%) of black tiger shrimp in the end of experiment

Sint asan Perlakuan ( T r ea t m en t s) Sur viva l r a t e ( %) a

  A = BM12 (diisolasi dari makroalga/ Isolated 55,55 from macroalgae ) ab

  B = BM31 (diisolasi dari makroalga/ Isolated 30,00 from macroalgae ) ab

  C = BM58 (diisolasi dari makroalga/ Isolated 36,67 from macroalgae ) b

  D = BL542 (diisolasi dari sedimen laut/ Isolated 25,55 from sea sediment ) ab

  E = Kontrol (Control ) 48,89 Ket erangan (Note):

Nilai dalam kolom yang diikut i oleh huruf yang sam a m enunjukkan t idak berbeda

nyat a (P> 0,05)

Value within the colum with the same letter are not significantly different (P>0.05)

  secara k eseluruhan sint asan udang windu udang windu just ru t erendah pada perlakuan pada penelit ian ini relat if lebih rendah jika ini. d i b an d i n g d en g an b eb er ap a p en el i t i an

  KESIMPULAN

  sebelum nya. Muliani et al. (2008) melaporkan bahwa sint asan udang windu pada penelit ian z Konsentrasi BOT dan NH - N pada akhir

  3

  yang m enggunakan rasio bakt eri probiot ik p en el i t i an t er t i n g g i p ad a p er l ak u an B dalam skala laboratorium berkisar antara 81,3%-

  (BM31) yaitu masing- masing 31,08 mg/ L dan 93,3%. Rendahnya sintasan udang windu pada 0,0772 mg/ L. p en el i t i an i n i d i d u g a k ar en a t i n g g i n ya z Total Vibrio sp. dalam air cenderung lebih konsent rasi BOT sejak awal penelit ian yait u rendah pada perlakuan A (BM12), nam un berkisar antara 8,29 pada perlakuan B hingga p ad a ak hi r p enel i t i an, t ot al Vibrio sp .

  32,58 m g/ L pada kont rol. Meskipun sem pat terendah pada perlakuan D (BL542). t urun pada m inggu kedua, nam un kem bali m en i n g k at d en g an t aj am p ad a m i n g g u z Si nt asan ud ang wi nd u t er t i ng g i p ad a keem pat , bahkan jauh lebih t inggi dibanding perlakuan A (probiot ik yang diisolasi dari pada awal penelitian. Pada minggu berikutnya m akroalga, isolat BM12) yaitu 55,55% dan konsent rasi BOT kem bali m enurun, nam un terendah pada perlakuan D (probiotik yang t et ap l eb i h t i n g g i d i b an d i n g p ad a aw al diisolasi dari sedim en laut , isolat BL542) penelitian dan hal ini berlangsung hingga akhir yait u 25% dan secara st at ist ik keduanya p en el i t i an . Hal i n i d i d u g a m en yeb ab k an berbeda nyata (P< 0,05). rendahnya sint asan udang windu pada akhir

UCAPAN TERIMA KASIH

  penelitian. Selain itu, mutu benur yang kurang b ag u s d i d u g a m em eg an g an d i l t er h ad ap Kepada rekan- rekan penelit i dan t eknisi r en d ah n ya si n t asan u d an g w i n d u p ad a yang penuh dedik asi dan t anggung j awab p enelit ian ini t er ut am a p ad a p er lak uan D m em b an t u t er l ak san an ya p en el i t i an i n i . (probiotik yang diisolasi dari laut). Hal ini terlihat Penelit ian ini dibiayai oleh APBN T.A. 2010. dari kualitas air (BOT, NH - N, NO - N, dan NO -

  3

  2

3 N) selam a penelit ian relat if lebih baik (lebih

DAFTAR ACUAN

  rendah) dibanding perlakuan lainnya, sehingga total Vibrio sp. baik dalam air maupun sedimen Aly, M.S., Mohamed, M.F., & John, G. 2008. Ef- jauh lebih rendah dibanding pada perlakuan fect of probiot ic on t he survival, growt h lainnya, namun pada akhir penelitian sintasan and challenge infect ion in Tilapia nilot ica

  (Oreochromis niloticus). Aquaculture Re- search, 39: 647- 656. Balcazar, J.L., Vendrell, D., Blas, I.D., Zarzuela,

  molekular untuk deteksi pelekatan dan kolonisasi Vibr io har veyi pada larva udang windu (Pe n a e u s m o n o d o n ).

  Perubahan kualitas air dan sintasan udang windu (Penaeus monodon) dalam labo- rat orium yang dit rit m en dengan bakt eri p r ob iot ik d engan k om p osisi j enis d an kepadat an yang berbeda. Dalam Ahm ad, T., Haryant i, Giri, N.A., Sum iarsa, G.S., Rachm ansyah, & Insan, I. (Eds.). Pengem -

  Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, 18 hlm. Muliani, Susianingsih, E., & Nurbaya. 2007.

  A. 2004. Eksplorasi Bakt eri Tam bak dari Tan am an Man g r o ve Seb ag ai Bak t er i Pr obiot ik pada Budidaya Udang Windu Penaeus monodon. Laporan Hasil Penelitian.

  Muliani, Nurbaya, Atmomarsono, M., & Tompo,

  Hayati, 10: 6- 11.

  2003. The effects of ozone and probiotics on t h e su r vi val of b l ack t i g er sh r i m p (Penaeus monodon). Aquaculture, 220: 437- 448. Muliani, Suwant o, A., & Hala, Y. 2003. Isolasi dan karakterisasi bakteri asal laut Sulawesi unt uk biokont rol penyakit vibriosis pada larva udang windu (Penaeus monodon Fab.).

  Meunpol, O., Lopinyosiri, K., & Menasvet a, P.

  Lio- Po, G.E., Leoano, M.D., Penaranda, M.M.D., Villa- Franco, A.U., Sombito, C.D., & Guanson, N.G. 2005. Ant i- lum inous Vibrio fact ors associated with the ‘green water’ grow- out cu l t u r e o f t h e t i g er sh r i m p Penaeus monodon. Aquaculture, 250: 1- 7.

  vival of larvae Macrobrachium rosenbergii (de Man). Aquaculture Nutrition, 13: 131- 136.

  subtilis on growth developm ent and sur-

  & Alim on, A.R. 2007. Ef f ect of Bacillus

  T. 2000. Vibriost at ic bact erium isolat ed from seawat er: Pot ent ialit y as probiot ic agent in t he rearing of Penaeus monodon larvae. Ind. Fish. Res. J., 6: 26- 32. Keysami, M.A., Saad, C.R., Sijam, K., Daud, H.M.,

  1992. Limnologi. Penuntun Praktikum dan metode analisa air. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan, 57 hlm. Haryanti, Sugama, K., Tsamura, S., & Nishijima,

  Disert asi. Bogor. Inst it ut Pert anian Bogor, Program Pascasarjana. Haryadi, S., Suryodiputro, I.N.N., & Widigdo, B.

  Hal a, Y. 1 9 9 9 . Penggunaan gen penanda

  I.R., Muzquiz, J.L., & Girones, O. 2008. Char- acterization of probiotic properties of lac- t ic acid bact eria isolat ed from int est inal microbiota of fish. Aquaculture, 278: 188- 191. Banerjee, S., Devaraja, T.N., Shariff, M., & Yusoff,

  Probiot ics for shrim p larvicult ure: review of field dat a from Asia and Lat in Am erica.

  F.M. 2007. Com parison of four antibiotics wit h indigenous m arine Bacillus spp. In co n t r o l l i n g p at h o g en i c b act er i a f r o m shrimp and artemia. Journal of Fish Diseases, 30: 383- 389. Bjornsdottir, R., Karadottir, E.G., Johannsdottir,

  J., Thorarinsdottir, E.E., Smaradottir, Heiddis, Sigurgisladottir, S., & Gudmundsdottir, B.K. Select ion of bact eria and t he effect s of b act er ial t r eat m ent of At lant ic halib ut (Hippoglossus hippoglossus L.) eggs and larvae. Aquaculture, 302: 219- 227. Cast ex , M., Chim , L., Pham , D., Lem aire, P.,

  Wabet e, N., Nicolas, J.L., Schm idely, P., & Mariojouls, C. 2008. Probiotic P. acidilactici ap p l i cat i o n i n sh r i m p Litopenaeus

  stylirostris culture subject to vibriosis in New Caledonia. Aquaculture, 275: 182- 193.

  Chabrillon, M., Arijo, S., Rosales, P.D., Balebona, M.C., & Morinigo, M.A. 2006. Int erferent e of Listonelle anguillarum wit h pot ent ial probiot ic m icroorganism s isolat ed from farmed gilthead seabream (Sparus aurata, L.). Aquaculture Research, 37: 78- 86. Das, S., Ward, L.R., & Burke, C. 2010. Screening of m arine Streptomyces spp. for potensial use as probiotics in Aquaculture. Aquacul- ture, 305: 32- 41.

  Decamp, O., Moriaty, D.J.W., & Lavens, P. 2008.

  Aquaculture Research, 39: 334- 338.

  Akuakultur, 1(2): 255- 270.

  Dever, D., Bourgougnon, N., & Fleury, Y. 2009.

  Screening for ant ibact erial and ant iviral act i v i t i es i n t h r ee b i v al v e an d t w o gast ropod m arine m olluscs. Aquaculture, 293: 1- 7. Gunart o, Tangko, A.M., Tam pangallo, B.R., &

  Muliani. 2006a. Budidaya udang windu (Penaeus monodon) d i t am b ak d engan penambahan probiotik. J. Ris. Akuakultur, 1(3): 303- 313. Gunart o, Muslim in, Muliani, & Sahabuddin.

  2006b. Analisis kejadian serangan White

  Spot Syndrome Virus (WSSV) d en g an

  b eb er ap a p ar am et er k ual i t as ai r p ad a b u d i d aya u d an g wi n d u m en g g u n ak an si st em t an d o n d an b i o f i l t er . J. Ris.

  Kemampuan bakteri probiotik yang diisolasi ..... (Muliani) bangan Tek nologi Budidaya Perik anan. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut. Badan Riset Kelaut an dan Perikanan, hlm . 286- 294. Muliani, Nurbaya, & Tam pangallo, B.R. 2008.

  Pengaruh rasio bakteri probiotik terhadap perubahan kualitas air dan sintasan udang windu, Penaeus monodon dalam akuarium.

  monodon. Lett. Appl. Microbiol., 37: 443- 447; 36:83- 87.

  lactis isolated from the intestinal tract of t he am ur cat fish, Silurus asotus Linnaeus. Aquaculture Research, 38: 1002- 1004.

  Tjahjadi, M.R., Angka, S.L., & Suwanto, A. 1994.

  Isolation and evaluation of marine bacteria for biocont rol of lum inous bact erial dis- eases i n t i g er shr i m p l ar vae (Penaeus monodon Fab . ). Asp ac. J. Mol. Biol.

  Biotechnol., 2: 347- 352.

  Vaseeharan, B. & Ram asam y, P. 2003. Control of p at h og en i c Vibrio sp p . By Bacillus

  subtilis BT23, a possible probiotik treat-

  m en t f o r b l ack t i g er sh r i m p Penaeus

  Vaseeharan, B., Lin, J., & Ram asam y, P. 2004.

  Sugita, H., Ohta, K., Kuruma, A., & Sagesaka, T.

  Effect of probiot ics, ant ibiot ic sensit ivit y, pat hogenicit y, and plasm id pr of iles of

  Listonella anguillarum- like bacteria iso-

  lat ed from Penaeus monodon cult ure sys- tem. Aquaculture, 241: 77- 91. Vijayan, K.K., Singh, I.S.B., Jayaprakash, N.S.,

  Alavandi, S.V., Pai, S.S., Preet a, R., Rajan, J.J.S., & Santiago, T.C. 2006. A brackishwater isolate of Pseudomonas PS- 102, a pot en- tial antagonistic bacterium against patho- genic vibrios in penaeid and non- penaeid rearing syst em s. Aquaculture, 251: 192- 200.

  Villamil, I., Firgueras, A., Planas, M., & Novon, B.

  2003. Cont rol of Vibrio alginolyticus in artemia culture by treatment with bacterial probiotics. Aquaculture, 219: 43- 56. Waston, A.K., Kaspar, H., Lategan, M.J., & Gibson,

  L. 2008. Probiot ics in aquacult ure: The need, principles and mechanisms of action and screening processes. Aquaculture, 274: 1- 14.

  2007. An antibacterial effect of Lactococcus

  edition). International Student Edit ion. McGraw- Hill Int ernat ional Book Company, 633 pp.

  J. Ris. Akuakultur, 3(1): 33- 42.

  Poernom o, A. 2004. Technology of probiotics to solve the problems in shrimp pond cul- t ure and t he cult ure environm ent . Paper

  Muliani, Nurbaya, & Atm om arsono, M. 2009a.

  Uj i perf orm ansi bak t eri probiot ik pada p em elihar aan p ascalar va udang windu (Penaeus monodon) dalam bak terkontrol. Makalah t elah disem inarkan pada “Gelar Teknologi Budidaya” Pusat Riset Perikanan Bu d i d aya. Bad an Ri set Kel au t an d an Per i k an an . Dep ar t em en Kel au t an d an Perikanan di Manado pada tanggal 2- 3 Mei 2008. Muliani, Nurbaya, & Kadriah, I.A.K. 2009b.

  Peubah kualit as air dan kelulushidupan udang windu (Penaeus monodon) pada penggunaan probiot ik yang diisolasi dari sedim en laut , sedim en t am bak dan daun mangrove. J. Aquacultura Indonesiana, 8(3): 25- 34. Muliani, Nurbaya, & Madeali, M.I. 2011. Teknik aplikasi probiotik pada pemeliharaan udang windu (Penaeus monodon) di laboratorium.

  J. Ris. Akuakultur, 1(1): 81- 92.

  Nejad, S.Z., Resaei, M.H., Takami, G.A., Lovett, D.L., Mirvaghefi, A.R., & Shakouri, M. 2006.

  The effect of Bacillus spp. bact eria used as probiot ics on digest ive enzym e act iv- ity, survival and growth in the Indian white shrim p Fenneropenaeus indicus. Aquacul-

  ture, 252: 516- 524.

  presented in the National Symposium on on Development and Scientific and Tech- nology Innovation in Aquaculture, Semarang, January 27- 29, 2004, 24 pp.

  nd

  Radj asa, O.K., Mart ens, T., Grassart , H.P., Sabdono, A., Simon, M., & Bachtiar, T. 2005.

  Antibacterial property of a coral- associated bacterium Pseudoalteromonas luteoviolcea against shrim p pat hogenic Vibrio harveyi (In vitro study). Hayati, 12: 71- 81. Rosa, D., Zafran, Tufik, I., & Girsang, M.A. 1997.