S PPB 0900476 CHAPTER 3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai profil resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal mengambil lokasi di :

Tempat : Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya

NPSN : 20224578

Alamat : Jln. Leuwidahu No 106 Tasikmalaya

Pengambilan populasi di sekolah ini didasarkan pada hasil wawancara tidak terstruktur kepada guru BK yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut 50 % siswa mengalami peristiwa perceraian dan pengabaian orang tua. Kemudian, hasil wawancara ini ditindak lanjut menggunakan angket yang direkonstruksi oleh Sarah K Hamill dan pengumpulan data mengenai orang tua yang meninggal. Selain itu, pengambilan lokasi di Sekolah Menengah Pertama didasarkan pada anggapan bahwa pada masa remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa (Yusuf, 2008 :197).

Perkembangan psikososial pada masa remaja awalnya pun berkaitan erat dengan perkembangan “sense of identity vs role confusion”, yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya sehingga akan menjadi bagian pijakan dalam mengembangkan kepribadiannya (Yusuf, 2008 : 188).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik sample yaitu sample bertujuan atau purposive sample. Sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006 : 139-140).


(2)

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal.

Tabel 3.1

Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian

Jenis Ketidakutuhan ∑ Subjek Penelitian

Perceraian 29 orang

Meninggal dunia 40 orang

Tidak tinggal serumah dengan

salah satu orang tua 11 orang

∑ Populasi Penelitian 80 orang

C. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang dituntut banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006 : 12). Penelitian kuantitatif akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tungal didasarkan pada indikator-indikator resiliensi.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang, penelitian yang digunakan noneksperimen karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variable penelitian (Sukardi, 2010 : 157). Penggunaan metode deskriptif didasarkan untuk memperoleh profil gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya.


(3)

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan sukses terhadap kondisi-kondisi tidak menyenangkan dalam kehidupan, yang diukur melalui delapan aspek, diantaranya 1) efikasi diri, 2) penilaian realistis terhadap lingkungan, 3) keterampilan pemecahan masalah, 4) kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan, 5) kemampuan berempati , 6) kemampuan menjaga jarak secara adaptif, 7) kemampuan menggunakan humor secara efektif, dan 8) mengadopsi peran seksual androgini. Berikut penjelasan mengenai aspek dan indikator penelitian.

1. Efikasi diri yaitu sikap mental yang menunjukkan keyakinan dirinya memiliki kualifikasi yang mendukung keberhasilan dari upaya yang dilakukan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. Memiliki self image positif

b. Rasa keberartian diri atau self worth

c. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan d. Lokus kendali internal.

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan kemampuan untuk menilai aspek dari kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang berada di dalam kendali dirinya dan membedakannya dari aspek situasi negatif yang berada di luar kendali dirinya yang meliputi indikator :

a. Adanya kesadaran dan penerimaan terhadap kenyataan aktual b. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar. 3. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving skill) yaitu

kemampuan untuk menemukan solusi dari suatu masalah berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka merespon kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif secara positif yang meliputi indikator :


(4)

a. Rasa tertarik dan termotivasi untuk menyelesaikan masalah b. Mengidentifikasi penyebab dari masalah

c. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah

d. Mempertimbangkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan masalah

e. Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk masalah. 4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan yaitu kemampuan

untuk menyusun serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai suatu hal serta menetapkan dan memaknai hal yang ingin dicapai tersebut sehingga dapat dijadikan pegangan utama saat menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

b. Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan c. Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan.

5. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengenali, merasakan, dan memahami pengalaman emosional orang lain dalam kondisi tertentu serta memaknai pengalaman emosional tersebut sebagai kesan yang berguna ketika menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. Mengenali dan memahami ekspresi orang lain yang mewakili pengalaman emosional tertentu

b. Apresiatif terhadap orang lain

c. Menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama. 6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif yaitu kemampuan untuk

menangkap kelucuan dari suatu hal kemudian menggunakannya sebagai strategi untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif serta memberi semangat untuk mengatasi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif tersebut yang meliputi indikator :


(5)

a. Dapat menemukan komedi dalam tragedi

b. Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa c. Menggunakan lelucon untuk mengurangi ketegangan

d. Memperhatikan unsur kesopanan, kreativitas, dan pengetahuan dalam lelucon.

7. Kemampuan menjaga jarak secara adaptif yaitu kemampuan untuk menghindari lingkungan pergaulan disfungsional yang diakibatkan oleh kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif dalam rangka memelihara kesehatan mental pribadi dari pengaruh maladaptif orang-orang di sekitar yang meliputi indikator :

a. Kemampuan menjaga diri dari pengaruh perilaku buruk teman sebaya

b. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif. 8. Peran seksual androgini yaitu kemampuan untuk mengadopsi karakteristik

peran seksual feminin dan maskulin secara bersamaan dan dalam level yang sama-sama tinggi agar dapat mendukung keluwesan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. Sikap yang mengusung ekualitas gender

b. Tidak menutup diri dari pergaulan dengan lawan jenis

c. Menunjukkan karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan pada situasi tertentu.

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket. Angket atau kuisoner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang sampel ketahui (Arikunto, 2006 : 151). Instrumen penelitian


(6)

disajikan dalam angket tertutup yang berarti sudah disediakan jawaban yang perlu dipilih oleh responden. Bentuk Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen Sarah K Hamill (2003) mengenai adversitas yang pernah atau sedang dirasakan siswa dan instrumen resiliensi yang merupakan hasil modifikasi dari instrument Esya Anesty Mashudi (2012) mengenai Konseling Rasional Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja.

2. Pedoman Skroing

Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban, Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Antara Sesuai dan Tidak (N), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang memiliki rentang skor 1, 2, 3, 4, dan 5.

Tabel 3.2

Pola Skor Pilihan Angket

Pernyataan SS S N TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

3. Penyusunan Kisi-Kisi

Instrumen resiliensi dikembangkan dari instrumen resiliensi yang disusun oleh Esya Anesty Mashudi (2012). Modifikasi instrumen meliputi perubahan bahasa agar sesuai dengan pemahaman kognitif siswa SMP, penambahan aitem, dan adaptasi beberapa aitem pada angket yang sebelumnya. Kisi-kisi sebelum uji coba berjumlah 86 aitem. Kisi-kisi instrument disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah


(7)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self

image yang positif

1-3 3 13

2. Merasa diri berarti 4-6 3

3. Keyakinan terhadap

keberhasilan upaya yang dilakukan

7-9 3

4. Memiliki lokus

kendali internal

10-13 4

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan

5. Menunjukkan

kesadaran dan

penerimaan terhadap

kenyataan aktual

14-16 3 7

6. Memiliki harapan

yang terukur

terhadap orang

lain di sekitar

17-19 3

3. Keterampilan pemecahan masalah

7. Tertarik dan

termotivasi untuk menyelesaikan masalah

20-22 3 16

8. Mengidentifikasi

penyebab dari

masalah

23-25 3

9. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah

26-28 3

10.Mempertimbangka n sumber-sumber

kredibel untuk

pemecahan masalah

29-31 3

11.Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk


(8)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

masalah 4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan

12. Memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

36-38 3 9

13.Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan

39-41 3

14.Memiliki

fleksibilitas dalam perencanaan

42-44 3

5. Kemampuan berempati

15.Mengenali dan

memahami

ekspresi orang lain

yang mewakili

pengalaman emosional tertentu

45-47 3 10

16.Apresiatif terhadap orang lain

48-50 3

17.Menunjukkan kasih sayang dan

tanggung jawab

terhadap sesama

51-54 4

6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif

18.Menemukan

komedi dalam

tragedi

55-57 3 14

19.Memiliki

keinginan untuk

membuat orang

lain tertawa

58-60 3

20.Menggunakan

humor untuk

mengurangi ketegangan

61-64 4

21.Memperhatikan unsur kesopanan,


(9)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

kreativitas dan pengetahuan dalam humor 7. Kemampuan

menjaga jarak yang adaptif

22.Menjaga diri dari pengaruh perilaku

buruk teman

sebaya

70-73 4 7

23.Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif

74-76 3

8. Peran seksual androgini

24.Mengusung ekualitas gender

77-79 3 10

25.Tidak menutup

diri dari pergaulan dengan lawan jenis

80-82 3

26.Menunjukkan karakteristik

feminin dan

maskulin secara

bersamaan pada

situasi tertentu

83-86 4

∑ JUMLAH ITEM 86

4. Pengujian Alat Ukur a. Validitas Rasional

Angket resiliensi yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen oleh pakar, uji keterbacaan, uji validitas, dan reliabilitas.

1) Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian aitem pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang


(10)

digunakan bagi sampel penelitian. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh para dosen ahli yang yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, diantaranya Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd, dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. Kualifikasi yang digunakan dalam uji kelayakan instrumen yaitu Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Pernyataan yang tidak memadai (TM) direvisi, sementara pernyataan yang memadai (M) bisa langsung digunakan. Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini (Hasil Terlampir).

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgment) Resiliensi Memadai 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 29, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86

Revisi 4, 5, 6, 7, 12

2) Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan pada siswa SMP yang tidak termasuk dalam populasi penelitian, yakni siswa di luar siswa SMP N 18 Tasikmalaya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui redaksi kata yang tidak jelas dan sulit dipahami siswa. Setelah uji keterbacaan didapatkan beberapa perubahan.

Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan

No Aitem Sebelum Sesudah

1

Saya menyukai penampilan fisik saya

apa adanya

Saya menyukai anggota tubuh yang saya miliki


(11)

No Aitem Sebelum Sesudah

12 Saya mempercayai

ramalan zodiac

Saya mempercayai ramalan bintang

(zodiac)

22

Saya turut menyumbangkan solusi

jika ada masalah di kelas

Jika ada masalah di kelas, saya ikut

menyelesaikan

24 Saya heran kenapa guru

memarahi saya

Saya tidak tahu alasan kenapa guru memarahi

saya

80

Saya risih bermain dengan teman lawan

jenis

Saya tidak nyaman bermain dengan teman

lawan jenis

3) Uji Validitas Empirik dan Reliabilias Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan bersamaan dengan pengambilan data (built in) di SMP Negeri 18 Tasikmalaya pada tanggal 10-18 Pebruari 2014.

a) Uji Validitas Empirik Instrumen

Uji validitas eksternal atau validitas empiris dilakukan dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2007) dan mengetahui tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168). Perhitungan validitas instrument menggunakan Korelasi Pearson (Product Moment) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010. Rumus yang digunakan :hj


(12)

nm = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

(Arikunto, 2006 : 170) Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi N = Jumlah Sampel X = Skor Mentah Y = Skor Total

Selanjutnya dihitung menggunakan rumus uji-t :

= √� − √ −

(Sugiyono, 2007 : 230)

Keterangan : t = nilai thitung

r = koefisien korelasi n = sampel/responden

Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti valid dan Jika thitung < ttabel maka tidak valid (Sugiyono, 2007 : 230). Nilai ttabeluntuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk= 80-2) yaitu 1,66.

Dari 86 aitem yang disusun setelah dilakukan uji validitas empirik didapatkan 54 aitem yang dapat digunakan sebagai sebuah instrumen.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Setelah Uji Validitas

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah


(13)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self image yang positif

1 1 7

2. Merasa diri berarti

2 1

3. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan

3,4 2

4. Memiliki lokus kendali internal

5,6,7 3

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan

5. Menunjukka

n kesadaran dan

penerimaan terhadap kenyataan aktual

8,9 2 4

6. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar

10,11 2

3. Keterampilan pemecahan masalah

7. Tertarik dan termotivasi untuk

menyelesaika n masalah

12,13 2 7

8. Mengidentifi kasi penyebab dari masalah

14 1

9. Mengidentifi kasi akibat


(14)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

dari suatu

masalah 10.Mempertimba

ngkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan masalah

16 1

11.Memunculka

n sebanyak

mungkin ragam solusi untuk

masalah

17,18 2

4. Kemampuan

merencanaka

n dan

menentukan tujuan

12. Memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

19,20 2 7

13.Menunjukka

n adanya

tekad dan

harapan terkait masa depan

21,22 2

14.Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan

23,24,25 3

5. Kemampuan

berempati

15.Mengenali dan

memahami ekspresi orang lain yang

mewakili


(15)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

pengalaman emosional tertentu 16.Apresiatif

terhadap orang lain

28,29,30 3

17.Menunjukka

n kasih

sayang dan tanggung jawab terhadap sesama

31,32,33,34, 35

4

6. Kemampuan

menggunaka

n humor

secara efektif

18.Menemukan komedi dalam tragedi

36 1 7

19.Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa

37 1

20.Menggunaka

n humor

untuk mengurangi ketegangan

38 1

21.Memperhatik

an unsur

kesopanan, kreativitas dan

pengetahuan dalam humor

39,40,41 3

7. Kemampuan

menjaga

22.Menjaga diri dari pengaruh


(16)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

jarak yang adaptif

perilaku buruk teman sebaya

23.Menjaga diri dari hal-hal

yang dapat

memancing emosi negatif

44,45,46 3

8. Peran seksual androgini

24.Mengusung ekualitas gender

47 1 8

25.Tidak

menutup diri dari

pergaulan dengan lawan jenis

48,49,50 3

26.Menunjukka n

karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan pada situasi tertentu

51,52,53,54 4

∑ JUMLAH ITEM 54

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket merupakan angket berskala atau rentang 1-5 (Arikunto, 2006 : 196). Selain itu,


(17)

penghitungannya menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

= ��− −∑ � � (Arikunto, 2006 : 196) Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan ∑σb2

= jumlah varians butir σ12

= varians total

Sebagai tolak ukur tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas itu, setelah diuji signifikansinya, dapat digunakan klasifikasi Guilford (Subino, 1987 : 115) sebagai berikut :

Kurang dari 0, 20 : tidak ada korelasi 0, 20 – 0, 40 : korelasi rendah 0, 40 – 0, 70 : korelasi sedang 0, 70 – 0, 90 : korelasi tinggi

0, 90 – 1, 00 : korelasi sangat tinggi.

Hasil perhitungan menunjukan reliabilitas instrumen resiliensi yaitu 0, 8. Mengacu kepada tingkat koefisien reliabilitas Guilford, maka instrumen resiliensi berada pada kriteria korelasi tinggi.

G. Pengolahan Data

Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui tingkat kategorisasi resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar berlakang orang tua tunggal. Kategorisasi dikelompokan dalam lima tingkat,


(18)

yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Digunakan Z skor untuk mengategori kelompok dengan langkah sebagai berikut.

1. Menjumlahkan seluruh skor siswa

2. Menghitung rata-rata dari seluruh skor siswa, dengan menggunakan rumus :

�̅ = ∑ (Furqon, 2011 : 42)

3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan rumus :

= √ = √� ∑��= �− (∑��= �)

� �− (Furqon, 2011 : 65)

4. Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus : � = �− ∑

5. Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan rumus :

= 5 + × �

6. Mengategorikan siswa ke dalam klasifikasi tingkat resiliensi, yang mengacu kepada pedoman. Dengan μ = 50 dan s = 10.

Tabel 3.7

Pedoman Tingkat Kategorisasi

T < (μ -1,5 x s) Sangat Rendah

(μ -1,5 x s) < T < (μ - 0,5 x s) Rendah

(μ - 0,5 x s) < T < ( μ + 0,5 x s) Sedang

(μ + 0,5 x s) < T < ( μ +1,5 x s) Tinggi

( μ +1,5 x s) < T Sangat Tinggi

(Azwar, 2013 : 148)

7. Hasil analisis data peserta didik diinterpretasi sehingga menghasilkan gambaran tingkat kategori resiliensi, sebagai berikut.

Tabel 3.8


(19)

Sangat Tinggi 66,00 < T

Siswa sangat mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Tinggi

56,00 < T < 65,99

Siswa mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sedang

46,00 < T < 55,99

Siswa cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi

Rendah

36,00 < T < 45,99

Siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sangat Rendah T < 35,99

Siswa sangat tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadap dan menjadikan pengalaman tidak

menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Adapun hasil pengolahan data digunakan dalam kategorisasi untuk penghitungan hasil penelitian pada BAB IV.

H. Alur Penelitian

Penelitian pada skripsi ini dilakukan melalui tahapan, sebagai berikut : 1. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 18 Tasikmalaya sebagai identifikasi masalah.

2. Proposal skripsi diseminarkan pada mata kuliah metode riset pada semester tujuh. Kemudian, dosen pembimbing mata kuliah metode riset merekomendasikan dosen pembimbing 1 dan 2 untuk skripsi.


(20)

3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.

4. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, melakukan uji kelayakan instrument (judgment) dan uji keterbacaan. 5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.

6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18 Tasikmalaya.

7. Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.

8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil deskripsi data yang didapat melalui penelitian.


(1)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

pengalaman emosional tertentu 16.Apresiatif terhadap orang lain

28,29,30 3

17.Menunjukka

n kasih

sayang dan tanggung jawab terhadap sesama 31,32,33,34, 35 4 6. Kemampuan menggunaka

n humor

secara efektif

18.Menemukan komedi dalam tragedi

36 1 7

19.Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa

37 1

20.Menggunaka

n humor

untuk mengurangi ketegangan

38 1

21.Memperhatik an unsur kesopanan, kreativitas dan

pengetahuan dalam humor

39,40,41 3

7. Kemampuan menjaga

22.Menjaga diri dari pengaruh


(2)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

jarak yang adaptif

perilaku buruk teman sebaya

23.Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif

44,45,46 3

8. Peran seksual androgini

24.Mengusung ekualitas gender

47 1 8

25.Tidak

menutup diri dari

pergaulan dengan lawan jenis

48,49,50 3

26.Menunjukka n

karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan pada situasi tertentu

51,52,53,54 4

∑ JUMLAH ITEM 54

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket merupakan angket berskala atau rentang 1-5 (Arikunto, 2006 : 196). Selain itu,


(3)

penghitungannya menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

= ��− −∑ � � (Arikunto, 2006 : 196) Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

∑σb2

= jumlah varians butir

σ12

= varians total

Sebagai tolak ukur tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas itu, setelah diuji signifikansinya, dapat digunakan klasifikasi Guilford (Subino, 1987 : 115) sebagai berikut :

Kurang dari 0, 20 : tidak ada korelasi 0, 20 – 0, 40 : korelasi rendah 0, 40 – 0, 70 : korelasi sedang 0, 70 – 0, 90 : korelasi tinggi

0, 90 – 1, 00 : korelasi sangat tinggi.

Hasil perhitungan menunjukan reliabilitas instrumen resiliensi yaitu 0, 8. Mengacu kepada tingkat koefisien reliabilitas Guilford, maka instrumen resiliensi berada pada kriteria korelasi tinggi.

G. Pengolahan Data

Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui tingkat kategorisasi resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar berlakang orang tua tunggal. Kategorisasi dikelompokan dalam lima tingkat,


(4)

yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Digunakan Z skor untuk mengategori kelompok dengan langkah sebagai berikut.

1. Menjumlahkan seluruh skor siswa

2. Menghitung rata-rata dari seluruh skor siswa, dengan menggunakan rumus :

�̅ = ∑ (Furqon, 2011 : 42)

3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan rumus :

= √ = √� ∑��= �− (∑��= �)

� �− (Furqon, 2011 : 65)

4. Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus : � = �− ∑

5. Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan rumus :

= 5 + × �

6. Mengategorikan siswa ke dalam klasifikasi tingkat resiliensi, yang mengacu kepada pedoman. Dengan μ = 50 dan s = 10.

Tabel 3.7

Pedoman Tingkat Kategorisasi

T < (μ -1,5 x s) Sangat Rendah

(μ -1,5 x s) < T < (μ - 0,5 x s) Rendah

(μ - 0,5 x s) < T < ( μ + 0,5 x s) Sedang

(μ + 0,5 x s) < T < ( μ +1,5 x s) Tinggi

( μ +1,5 x s) < T Sangat Tinggi

(Azwar, 2013 : 148)

7. Hasil analisis data peserta didik diinterpretasi sehingga menghasilkan gambaran tingkat kategori resiliensi, sebagai berikut.

Tabel 3.8


(5)

Sangat Tinggi 66,00 < T

Siswa sangat mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Tinggi

56,00 < T < 65,99

Siswa mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sedang

46,00 < T < 55,99

Siswa cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi

Rendah

36,00 < T < 45,99

Siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sangat Rendah T < 35,99

Siswa sangat tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadap dan menjadikan pengalaman tidak

menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Adapun hasil pengolahan data digunakan dalam kategorisasi untuk penghitungan hasil penelitian pada BAB IV.

H. Alur Penelitian

Penelitian pada skripsi ini dilakukan melalui tahapan, sebagai berikut : 1. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 18 Tasikmalaya sebagai identifikasi masalah.

2. Proposal skripsi diseminarkan pada mata kuliah metode riset pada semester tujuh. Kemudian, dosen pembimbing mata kuliah metode riset merekomendasikan dosen pembimbing 1 dan 2 untuk skripsi.


(6)

3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.

4. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, melakukan uji kelayakan instrument (judgment) dan uji keterbacaan. 5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.

6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18 Tasikmalaya.

7. Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.

8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil deskripsi data yang didapat melalui penelitian.