Gambaran Pengeluaran Lochea Pada Ibu Nifas di Klinik Bersalin Delima Medan Tahun 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50 %
kematian wanita subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian
saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita pada masa
puncak produktivitasnya. Tahun 1996, World Health Organization (WHO)
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil
atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal akibat
kehamilan/persalinan selama kehidupannya, di banyak negara afrika 1:14,
sedangkan Amerika Utara hanya 1:6336. Lebih dari 50% kematian di negara
berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya
yang relatif rendah (Sarwono, 2002).
Masa nifas merupakan masa setelah ibu melahirkan bayi yang
digunakan untuk memulihkan kesehatanya berarti memulihkan organ yang
mengalami perubahan pada waktu hamil maupun bersalin. Masa nifas diikuti
pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi
plasenta disebut lochea. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah
dan warnanya, lochea rubra 1-3 hari dan berwarna merah agak kehitaman,

lochea sanginolenta 3-7 hari dan berwarna putih bercampur merah, lochea
serosa 7-14 hari dan berwarna kekuningan, lochea alba setelah hari ke-14 dan
berwarna putih. Jumlah dan karakteristik dari lochea secara langsung dapat
menunjukkan kemajuan luka endometrium. Perubahan pengeluaran lochea

Universitas Sumatera Utara

rubra lebih dari 3 hari berturut-turut dapat menunjukkan keadaan abnormal
seperti perdarahan berkepanjangan (Manuaba, 1995 : 155).
Perdarahan yang berkepanjangan itu akan menyebabkan ibu nifas
beresiko terhadap anemia. Ibu akan mudah lelah, letih dan lesu sehingga tidak
dapat merawat diri sendiri dan bayinya dengan baik (Hamilton, 1995).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Buku Acuan Nasional, Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006).
Asuhan masa nifas perlu dilaksanakan secara menyeluruh walaupun
pada umumnya ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi kadang –
kadang juga ditemukan adanya masalah, sebagaimana diuraikan dibawah ini.

Selama beberapa hari setelah melahirkan, ibu mengalami masa nifas atau
masa pemulihan. Banyak hal yang bisa terjadi dalam masa ini. Yang terutama
adalah keluarnya darah nifas atau lochea, akibat terlepasnya lapisan rahim.
Pada mulanya, darah berwarna merah (lochea rubra) dan ada gumpalangumpalan kecil. Dalam beberapa hari kemudian, akan semakin memudar,
hingga sekitar hari kesepuluh berwarna putih kekuningan. Semua itu
merupakan proses normal. Bila darah berbau ada kemungkinan terjadi
infeksi. Namun bila darah yang keluar banyak lagi, hal itu bisa merupakan
tanda–tanda tubuh mengalami kelelahan, terlalu banyak bergerak atau
kekurangan nutrisi (Maryunani, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Dari uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui gambaran pengeluaran lochea pada ibu nifas di Klinik Bersalin
Delima.
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini bagaimana gambaran pengeluaran lochea pada ibu nifas di
Klinik Bersalin Delima.
C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran pengeluaran lochea pada ibu nifas di klinik
bersalin Delima
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengeluaran lochea pada ibu
nifas.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai informasi awal dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melanjutkan penelitian tentang gambaran pengeluaran lochea pada
ibu nifas
3. Bagi Instansi pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan refrensi bagi peneliti berikutnya mengenai
pengeluaran lochea pada ibu nifas

Universitas Sumatera Utara