Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating

25

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Audit Delay
Laporan keuangan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengukur
kinerja suatu perusahaan karena didalam laporan keuangan tersedia informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan dimana informasi tersebut sangat bermanfaat untuk sejumlah
pemakai informasi potensial dalam hal pengambilan keputusan. Laporan
keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat

kembali atau mengganti manajemen (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015).
Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit
merupakan hal yang krusial terutama bagi perusahaan-perusahaan publik yang
menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Ketepatan
waktu penerbitan laporan keuangan tahunan perusahaan juga dapat menimbulkan
pengaruh kepada nilai dari laporan keuangan tersebut (Panjaitan, 2010). Nilai dari
informasi tersebut tidak lagi bermanfaat jika laporan keuangan yang disampaikan

2510
00
Universitas Sumatera Utara
00

2611

tidak tepat waktu dan akurat karena nilai ketepatan waktu pelaporan keuangan
sangat penting bagi kemanfaatan laporan keuangan (Givoly dan Palmon,1982).
Bagi perusahaan - perusahaan yang go public, laporan keuangan yang
disajikan wajib diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, yang kemudian laporan
keuangan tersebut akan dipublikasikan disertai dengan laporan auditor independen

paling lama 90 hari atau pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
tahunan. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bapepam Nomor

X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor:KEP-346/BL/2011, Tentang,
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.
Oleh karena itu laporan keuangan harus disajikan tepat waktu dan disertai
laporan auditan, untuk menghasilkan laporan keuangan yang relevan. Informasi
yang relevan adalah informasi yang mempunyai predictable, feed back value, dan
tepat waktu (Smith dan Skousen, 1997). Sesuai dengan PSAK – Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, yaitu bahwa jika terdapat
penundaan yang semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya.
Adapun rentang waktu bagi auditor untuk menyelesaikan auditnya yang
dihitung mulai dari tanggal tahun tutup buku sampai dengan tanggal laporan audit
diterbitkan disebut audit delay. Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto
(2006) menyebutkan audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor
untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit.

Ashton, Willingham, dan Elliot (1987), Carslaw dan Kaplan (1991),
“Audit delay is the length of time from a company’s fiscal year end to the date of

26
Universitas Sumatera Utara

2712

the auditor’s report”. Lawrence dan Briyan (1988), Audit delay adalah lamanya
hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan
keuangan auditan. Dyer dan McHugh (dalam Utami, 2006), Auditors’ report lag
is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as
the opinion signature date in the auditor’s report.
Dyer dan McHugh (1975) dalam Ilmiah (2013) terdapat tiga keterlambatan
dalam penyampaian laporan keuangan, antara lain:
1.

Preliminary lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal berakhirnya tahun
buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh

bursa.

2.

Auditor’s signature lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal berakhirnya
tahun buku sampai dengan tanggal laporan auditor ditandatangani.

3.

Total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal berakhirnya tahun buku
sampai dengan tanggal penerimaan laporan keuangan tahunan dipublikasikan
di bursa.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan selain berdampak pada

eksternal perusahaan juga berdampak pada internal perusahaan, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 Pasal 63(e) tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di bidang Pasar Modal, “Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah
menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah) atas
setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan ketentuan
bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (Lima Ratus

Juta Rupiah).”

27
Universitas Sumatera Utara

28
13

Oleh sebab itu manajemen sangat menghargai auditor yang mampu
memenuhi ketepatan waktu penyelesaian auditnya. Klien menginginkan laporan
keuangan auditannya dipublikasikan secepat mungkin setelah berakhirnya tahun
buku. Tetapi auditor tidak dapat memaksakan diri, karena hasil pekerjaannya bisa
tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu auditor harus mempunyai cukup waktu
untuk mendapatkan jenis dan jumlah bukti-bukti audit yang memadai agar dapat
mendukung opini yang diberikan. Dalam FASB Paragraf 56, jika informasi tidak
tersedia ketika dibutuhkan atau tersedia dalam jangka waktu yang lama, maka
laporan tersebut tidak akan bernilai untuk masa depan perusahaan, hal ini daat
menunjukkan kelemahan perusahaan tersebut.
Subekti dan Widiyanti dalam penelitian Aryaningsih dan Budiartha
(2014), keterlambatan publikasi akibat dari audit delay yang lama akan

menyebabkan reaksi pasar negatif. Hal tersebut akan memberikan dampak buruk
baik bagi perusahaan maupun bagi kantor akuntan publik. Chambers and Penman
(1984) menyebutkan bahwa keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga
diartikan oleh investor sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.
The Corporate Report (1975) menyimpulkan bahwa informasi yang
disajikan harus tepat waktu pada tanggal publikasi setelah berakhirnya periode
tersebut. Informasi yang disajikan akan sangat berkontribusi pada perusahaan, dan
akan lebih berguna jika perusahaan melaporkan nilai nilai perusahaan secara upto-date. Ketepatan waktu adalah sebuah konsep lama dalam akuntansi yang
menekankan pentingnya penyajian informasi perusahaan sebagai pengambilan
keputusan.

28
Universitas Sumatera Utara

29
14

2.1.2 Ukuran Perusahaan
Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur ukuran perusahaan.
Total aset merupakan jumlah dari aset lancar, aset tetap, dan aset tak berwujud

lainnya. Perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil (Febrianty,
2011). Mereka yang memiliki aset yang besar memungkinkan perusahaan untuk
melaporkan laporan keuangan auditnya lebih cepat ke publik untuk menghindari
kecurigaan investor dan sorotan masyarakat. Ukuran Perusahaan merupakan
fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan
maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit
semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan
memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang
memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.
Arens dan Loebbeck (2005), ukuran perusahaan dapat dinilai dari seberapa
besar aktiva yang di miliki perusahaan. Aktiva merupakan sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan baik yang didanai dengan modal sendiri ataupun dengan
utang, yang merupakan hasil dari peristiwa masa lalu dan diharapkan memberikan
manfaat di masa depan. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka waktu
pengerjaan audit yang dibutuhkan tidak begitu lama. Namun apabila perusahaan
yang diaudit adalah perusahaan besar, apalagi kalau perusahaan raksasa dengan
ratusan anak perusahaan, maka dibutuhkan waktu pengerjaan audit yang berbulanbulan.


29
Universitas Sumatera Utara

30
15

Boyton dan Kell (1996) menyatakan bahwa audit delay akan semakin lama
apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Hal ini berkaitan
dengan banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya
prosedur audit yang harus di tempuh. Selain itu, perusahaan besar berada pada
lingkaran pengawasan yang lebih dekat dengan otoritas hukum dan politik,
sehingga tekanan untuk segera mempublikasikan laporan keuangannya cukup
besar. Pada perusahaan kecil, keterbatasan karyawan dan keahlian yang di miliki
dapat menimbulkan keraguan terhadap laporan keuangan yang di hasilkan.
Auditor harus menjalankan pengauditan dengan lebih seksama. Hal ini merupakan
faktor yang potensial memperpanjang audit delay. Perbedaan lain antara
perusahaan kecil dan perusahaan besar adalah bahwa perusahaan besar lebih
dimungkinkan untuk menekan auditor agar memulai dan menyelesaikan audit
sesuai dengan waktu yang ditentukan (Carslaw dan Kaplan, 1991).
2.1.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan

Tingkat kompleksitas operasi perusahaan mempengaruhi waktu yang
dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hal ini terjadi
karena tingkat kompleksitas operasi suatu perusahaan yang bergantung pada
jumlah dan lokasi unit operasinya. Tingkat kompleksitas operasi sebuah
perusahaan memiliki hubungan sehingga akan mempengaruhi ketepatan waktu
penyampaian keuangan ke publik.
Menurut Che-Ahmad dalam penelitian Angruningrum dan Wirakusuma
(2013), jumlah anak yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan
memiliki unit operasi yang lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap

30
Universitas Sumatera Utara

31
16

transaksi dan catatan yang menyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu
lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya.
2.1.4 Laba rugi Perusahaan
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari

suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu
perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil
keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di
masa depan. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting
dalam hal ini (Ikatan Akuntan Indonesia: 2015). Laba menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan.
Perusahaan akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi.
Laba atau rugi usaha mencerminkan kinerja perusahaan yang akan
menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Carslaw dan Kaplan (1991)
menjelaskan dua alasan yang menjadi penyebab lamanya audit delay yaitu:
a. Perusahaan yang melaporkan kerugian berusaha untuk menunda berita buruk
ini dan kemudian meminta auditor untuk memeriksa kembali laporan keuangan
mereka sehingga akan menunda publikasi laporan keuangan perusahaan.
Namun apabila perusahaan melaporkan laba maka perusahaan tersebut
berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga
berita baik tersebut dapat segeradisampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
b. Auditor yang mengaudit perusahaan yang mengalami kerugian akan lebih
berhati-hati dalam proses audit apabila auditor tersebut merasa yakin bahwa


31
Universitas Sumatera Utara

32
17

kerugian perusahaan diakibatkan oleh kegagalan keuangan atau kesalahan
manajemen.
2.1.5 Solvabilitas
Solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menutupi seluruh kewajibannya. Aryaningsih dan Budiartha (2014), solvabilitas
dapat diartikan sebagai pebandingan antara jumlah hutang dengan jumlah aset
yang dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan memiliki jumlah proporsi hutang
yang lebih banyak daripada jumlah aset, maka auditor akan memerlukan waktu
yang lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan karena
rumitnya prosedur audit akan hutang serta penemuan bukti-bukti audit yang lebih
kompleks terhadap pihak- pihak kreditur perusahaan.
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total
utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 1996).
Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Supranoto (1990) disebutkan bahwa solvabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca
yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang
tidak lancar.
Tingginya rasio solvabilitas mencerminkan tingginya risiko keuangan
perusahaan. Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa
perusahaan tidak dapat melunasi hutangnya, baik berupa pokok maupun bunga.

32
Universitas Sumatera Utara

33
18

Risiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
kesulitan keuangan, yang merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi
kondisi perusahaan di mata stakeholder. Berita buruk berupa tingginya rasio
solvabilitas akan membuat perusahaan untuk menunda sampainya kabar tersebut
stakeholder,

kepada

sehingga

perusahaan

otomatis

menunda

publikasi

laporan keuangannya.
2.1.6 Ukuran KAP
Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) tercermin dari kinerja dalam
proses audit yang sesuai dengan standar audit sehingga hasil audit tersebut dapat
bermanfaat bagi pengambilan keputusan para pengguna laporan keuangan. Waktu
audit yang lebih cepat adalah cara KAP untuk mempertahankan reputasinya agar
tidak kehilangan klien. Akan tetapi, pada dasarnya seluruh KAP di Indonesia
melaksanakan prosedur audit yang hampir sama, yaitu berdasarkan pada standar
audit, serta mematuhi ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia
Besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan
keuangan tahunan, bersandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP)
berafiliasi dengan the big four atau tidak (Febrianty, 2011). The big four yang
pada awalnya the big five, merupakan penciutan dari the big eight, seteah
melewati empat “perkawinan” dan satu kematian, yaitu terdiri atas:
1.

Peat Marwick Mitchell dengan Klynveld Main Goerdeller menjadi
KPMG dalam tahun 1987.

2.

Arthur Young dengan Ernst & Whinney menjadi Ernst & Young
(E&Y) dalam tahun 1989.

33
Universitas Sumatera Utara

34
19

3.

Deloitte Haskins & Sells dengan Touche Ross menjadi Deloitte Ross
Tohmatsu dalam tahun 1989, kemudian diubah namanya menjadi
Deloitte Touche Tohmatsu.

4.

Price

Waterhouse

dengan

Coopers

&

Lybrand

menjadi

PriceWaterhouseCoopers dalam tahun 1998.
5.

Andersen, yang akhirnya tersingkir sejak lahirnya Sarbanes-Oxley Act
dalam tahun 2002.

KAP the big four dianggap telah melaksanakan auditnya secara efisien dan
memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada
waktunya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi KAP besar untuk
mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat
maka tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.
Adapun Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia yang berafiliasi
dengan the big four adalah sebagai berikut:
1.

KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan KAP Price
Waterhouse Coopers (PWC).

2.

KAP Osman Bing Satrio berafiliasi dengan KAP Deloitte Tohce Tomatsu
Limited (Deloitte).

3.

KAP Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan KAP Ernst&Young
(EY).

4.

KAP Sidharta dan Widjaja berafiliasi dengan KAP Klynveld Peat Main
Goerdeler (KPMG).
Prabandari dan Rustiana (2007) menyatakan bahwa kantor akuntan publik

internasional atau yang lebih dikenal dengan The Big Four membutuhkan waktu

34
Universitas Sumatera Utara

35
20

yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap
dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas
jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.
Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap
yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki
kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan
publik besar cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan
kantor akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang
dipertaruhkan.
Hossain & Taylor (1998) menjelaskan bahwa sangat

diharapkan

perusahaan audit yang lebih besar dapat menyelesaikan auditnya tepat waktu
karena mereka memiliki lebih banyak sumber dan tenaga audit yang lebih
berkualitas.
2.2

Review Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian – penelitian tentang audit delay yang sudah dilakukan

sebelumnya, adalah sebagai berikut:
1.

Kartika. (2009)
Kartika (2009), dalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan LQ
45 yang terdaftar di BEJ”. Penelitian Kartika dilakukan dengan populasi
saham yang terdaftar di LQ45 dan periode pengamatan yang diteliti adalah
2001 – 2005. Variabel independen yang diteliti berupa ukuran perusahaan,
laba rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, keempat variabel

35
Universitas Sumatera Utara

36
21

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Secara parsial,
ukuran perusahaan, laba rugi operasi, opini auditor memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap audit delay sedangkan tingkat profitabilitas, dan
reputasi auditor mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan.
2.

Khasharmeh & Aljifri (2010)
Khasharmeh & Aljifri (2010), dalam penelitian yang berjudul “The
Timeliness of Annual Reports in Bahrain and the Unirated Arab Emirates: an
Empirical Comparative Study”. Penelitian Khasharmeh & Aljifri dilakukan
dengan populasi saham yang terdaftar di Bahrain Stock Exchange Market dan
United Arab Emirates Stock Exchange Market, dengan sampel masingmasing 32 dan 51 perusahaan dan periode pengamatan yang diteliti adalah
2004. Variabel independen yang diteliti berupa profitability, debt ratio, sector
type, dividend payout ratio, audit type, firm size, dan price earning ratio.
hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitability, debt ratio, sector
type, dividend payout ratio, berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan
audit type, firm size, dan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap
audit delay.

3.

Iskandar & Trisnawati (2010)
Iskandar & Trisnawati (2010), dalam penelitian yang berjudul “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang terdaftar
di BEI”. Populasi pada penelitian Iskandar & Trisnawati dilakukan adalah
saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel sebanyak 128
perusahaan dan periode pengamatan yang diteliti adalah 2003-2009. Variabel
independen yang diteliti berupa total aset, klasifikasi industri, laba rugi tahun

36
Universitas Sumatera Utara

37
22

berjalan, opini audit, besarnya kap, dan debt proportion. hasil penelitian
menunjukkan bahwa klasifikasi industri, laba rugi tahun berjalan, dan
besarnya kap berpengaruh terhadap audit delay sedangkan total aset, opini
audit, dan debt proportion tidak berpengaruh terhadap audit delay.
4.

Supriyati dan Indriyani (2012)
Supriyati dan Indriyani (2012), dalam penelitian yang berjudul “Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur di
Indonesia dan Malaysia”. Populasi pada penelitian Supriyati dan Indriyani
dilakukan adalah saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa
Efek Malaysia, dan periode pengamatan yang diteliti adalah 2009-2010.
Variabel independen yang diteliti berupa ukuran perusahaan, profitabilitas,
laba rugi perusahaan dan debt to equity ratio. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag baik di
Indonesia maupun di Malaysia. Profitabilitas, dan laba/ rugi perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit report lag baik di Indonesia maupun di Malaysia.
DER berpengaruh terhadap audit report lag baik di Indonesia sedangkan di
Malaysia tidak.

5.

Puspitasari dan Anggraini (2012)
Puspitasari dan Anggraini (2012), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit
(Audit Delay) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”. Populasi
pada penelitian Puspitasari dan Anggraini dilakukan adalah saham yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 69
perusahaan dan periode pengamatan yang diteliti adalah 2007-2010. Variabel

37
Universitas Sumatera Utara

38
23

independen yang diteliti berupa ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi
perusahaan, dan ukuran KAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Keseluruhan variabel berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
6.

Kennedy et. al (2012)
Kennedy et. al (2012), dalam penelitian yang berjudul “Determinants of Audit
Delay in Nigerian Companies: Empirical Evidence”. Penelitian Kennedy et.
al dilakukan dengan jumlah sampel 20 perusahaan dan periode pengamatan
yang diteliti adalah 2009-2010. Variabel independen yang diteliti berupa size
of company, debt to equity ratio, profitability, subsidiary of multinational
companies, audit firm size, audit fees, industry type. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa subsidiary of multinational companies, size of company,
and audit fees yang ber-pengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan
debt to equity ratio, profitability, audit firm size, industry type tidak
signifikan berpengaruh terhadap audit delay.

7.

Angruningrum dan Wirakusuma (2013)
Angruningrum dan Wirakusuma (2013), dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan
Komite Audit pada Audit Delay”. Variabel independen yang diteliti berupa
pengaruh profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi, reputasi kap dan
komite audit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa

leverage,

dan

kompleksitas operasi perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit
delay, sedangkan profitabilitas, reputasi KAP, dan jumlah komite audit
berpengaruh negatif terhadap audit delay.

38
Universitas Sumatera Utara

39
24

8.

Aryaningsih dan Budiartha (2014)
Aryaningsih dan Budiartha (2014), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Total Aset, Tingkat Solvabilitas, dan Opini Audit pada Audit Delay”.
Populasi pada penelitian Aryaningsih dan Budiartha dilakukan adalah saham
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 144
perusahaan dan periode pengamatan yang diteliti adalah 2009-2011. Variabel
independen yang diteliti berupa total aset, tingkat solvabilitas, dan opini
audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel solvabilitas dan opini
audit berpengaruh pada audit delay, sedangkan total aset tidak berpengaruh
pada audit delay.

9.

Vuko dan Marko (2014)
Vuko dan Marko (2014), dalam penelitian yang berjudul “Finding
Determinants of Audit Delay by Pooled OLS Regression Analysis”. Populasi
pada penelitian Vuko dan Marko dilakukan di Croatian Capital Market dan
periode pengamatan yang diteliti adalah 2008-2011. Variabel independen
yang diteliti berupa audit firm type, audit opinion, profitability, leverage,
audit effort, absolute level of total accruals, company size, audit committee.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit opinion, leverage, audit effort,
absolute level of total accruals yang berpengaruh signifikan terhadap audit
delay, sedangkan audit firm type profitability, company size, audit committee
tidak signifikan berpengaruh terhadap audit delay.

10. Ayemer dan Elizah (2015)
Ayemer dan Elizah (2015), dalam penelitian yang berjudul “Corporate
Attributes and Audit Delay in Emerging Markets: Empirical Evidence from

39
Universitas Sumatera Utara

40
25

Nigeria”. Populasi pada penelitian Ayemer dan Elizah dilakukan di Nigerian
Stock Exchange dan periode pengamatan yang diteliti adalah 2005-2012.
Variabel independen yang diteliti berupa leverage, return on equity, audit
firm type, financial year end, company size, subsidiaries. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa return on equity, audit firm type, dan subsidiaries
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan leverage, financial
year end, dan company size tidak signifikan berpengaruh terhadap
audit delay.
Secara ringkas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Penelitian- Penelitian tentang Audit Delay
Nama dan
Tahun
Kartika
(2009)

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Faktor – Faktor Variabel Dependen:
yang
Audit Delay
Mempengaruhi
Audit Delay di
Indonesia (Studi
Variabel Independen:
Empiris
padaperusahaan
Ukuran Perusahaan,
LQ 45 yang
Laba rugi Operasi,
terdaftar di BEJ)
Opini Auditor,
Tingkat Profitabilitas,
dan Reputasi Auditor.

Secara simultan,
keempat variabel
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap audit delay.
Secara parsial, Ukuran
Perusahaan, Laba rugi
Operasi, Opini Auditor
memiliki pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap audit delay
sedangkan Tingkat
Profitabilitas, dan
Reputasi Auditor
mempunyai pengaruh
negatif dan tidak
signifikan.

40
Universitas Sumatera Utara

41
26

Khasharmeh The Timeliness
of Annual
& Aljifri
Reports in
(2010)
Bahrain and the
Unirated Arab
Emirates: an
Empirical
Comparative
Study

Iskandar &
Trisnawati
(2010)

Supriyati
&Indriyani
(2012)

Variabel Profitability,
Debt Ratio, Sector
The Timeliness of Type, Dividend Payout
Annual Reports
Ratio, berpengaruh
(Audit Delay)
terhadap audit delay,
sedangkan Audit Type,
Firm Size, dan Price
Variabel Independen: Earning Ratio tidak
berpengaruh terhadap
Profitability, Debt
audit delay.
Ratio, Sector Type,
Dividend Payout
Ratio, Audit Type,
Firm Size, dan Price
Earning Ratio
Variabel Dependen:

Faktor- Faktor
Variabel Dependen:
yang
Audit Report Lag
Mempengaruhi
Audit Report Lag
pada Perusahaan
yang terdaftar di Variabel Independen:
BEI
Total Aset, Klasifikasi
Industri, Laba rugi
Tahun Berjalan, Opini
Audit, Besarnya KAP,
dan Debt Proportion

Klasifikasi industri,
laba rugi tahun
berjalan, dan besarnya
KAP berpengaruh
terhadap audit delay
sedangkan total aset,
opini audit, dan debt
proportion tidak
berpengaruh terhadap
audit delay.

Faktor – Faktor Variabel Dependen:
yang
Audit Report Lag di
Mempengaruhi
Audit Report Lag BEI dan Audit Report
Lag di BEM
Perusahaan
Manufaktur di
Indonesia dan
Variabel Independen:
Malaysia

Ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap
audit report lag baik
di Indonesia maupun
di Malaysia.
Profitabilitas, dan
laba/ rugi perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap audit report
Ukuran Perusahaan,
lag baik di Indonesia
Profitabilitas, laba
maupun di Malaysia.
rugi perusahaan dan
DER berpengaruh
Debt to Equity Ratio
terhadap audit report
lag baik di Indonesia
sedangkan di Malaysia
41
Universitas Sumatera Utara

42
27
27

tidak.
Pupitasari
&
Anggraeni
(2012)

Kennedy et.
al
(2012)

Angruningr
um &
Wirakusum
a
(2013)

Pengaruh
Variabel Dependen:
Karakteristik
Audit Delay
Perusahaan
terhadap
Lamanya Waktu
Variabel Independen:
Penyelesaian
Audit (Audit
Ukuran Perusahaan,
Delay) pada
Solvabilitas, Laba
Perusahaan
rugi Perusahaan, dan
Manufaktur yang
Ukuran KAP
terdaftar di BEI
Determinants of
Audit Delay in
Nigerian
Companies:
Empirical
Evidence

Keseluruhan variabel
berpengaruh secara
signifikan terhadap
audit delay.

Subsidiary of
multinational
Audit Delay
companies, size of
company, and audit
fees yang berVariabel Independen: pengaruh signifikan
terhadap audit delay,
Size of Company, Debt
sedangkan debt to
to Equity Ratio,
equity ratio,
Profitability,
profitability, audit firm
Subsidiary of
size, industry type
Multinational
tidak signifikan
Companies, Audit
berpengaruh terhadap
Firm Size, Audit Fees,
audit delay.
Industry Type
Variabel Dependen:

Pengaruh
Variabel Dependen:
Profitabilitas,
Audit Delay
Leverage,
Kompleksitas
Operasi, Reputasi
KAP dan Komite Variabel Independen:
Audit pada Audit
Pengaruh
Delay
Profitabilitas,
Leverage,
Kompleksitas
Operasi, Reputasi

Leverage, dan
kompleksitas operasi
perusahaan memiliki
pengaruh positif
terhadap audit delay,
sedangkan
profitabilitas, reputasi
KAP, dan jumlah
komite audit
berpengaruh negatif
terhadap audit delay.

42
Universitas Sumatera Utara

43
28

KAP dan Komite
Audit
Aryaningsih
&
Budiartha
(2014)

Vuko dan
Marko
(2014)

Ayemer &
Elizah
(2015)

Pengaruh Total
Aset, Tingkat
Solvabilitas, dan
Opini Audit pada
Audit Delay

Variabel Dependen:

Variabel solvabilitas
dan opini audit
Audit Delay
berpengaruh pada
audit delay, sedangkan
total aset tidak
Variabel Independen: berpengaruh pada
audit delay.
Total Aset, Tingkat
Solvabilitas, dan
Opini Audit

Finding
Determinants of
Audit Delay by
Pooled OLS
Regression
Analysis

Audit Opinion,
Leverage, Audit Effort,
Audit Delay
Absolute Level of
Total Accrualsyang
berpengaruh signifikan
Variabel Independen: terhadap audit delay,
sedangkan audit firm
Audit Firm Type,
type profitability,
Audit Opinion,
company size, audit
Profitability,
committee tidak
Leverage, Audit
signifikan berpengaruh
Effort, Absolute Level
terhadap audit delay.
of Total Accruals,
Company Size, Audit
Committee

Corporate
Attributes and
Audit Delay in
Emerging
Markets:
Empirical
Evidence from
Nigeria

Return On Equity,
Audit Firm Type, dan
Audit Delay
Subsidiaries
berpengaruh signifikan
terhadap audit delay,
Variabel Independen: sedangkan leverage,
financial year end, dan
Leverage, Return On
company size tidak
Equity, Audit Firm
signifikan berpengaruh
Type, Financial Year
terhadap audit delay.
End, Company Size,
Subsidiaries

Variabel Dependen:

Variabel Dependen:

43
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.

1 7 22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 31

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2010.

0 5 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2010.

0 7 19

Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating

0 0 15

Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating

0 0 9

Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 41

Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating

0 1 4

Faktor- Faktor ynag Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan Ukuran KAP sebagai Variabel Moderating

0 0 12