UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X TPBO B DI SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Nugraha | Jurnal Nosel 8216 17215 1 SM

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS X TPBO B
DI SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Raditya Bima Nugraha, Budi Harjanto, Suharno
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, UNS
e-mail: rbnarea51@gmail.com
ABSTRACT
The purposes of this study are to (1) increase the interest of class X TPBO B SMK
Negeri 4 Sukoharjo at academic year 2014/2015 on the subject of Welding and, (2) increase
the student learning outcomes of class X TPBO B SMK Negeri 4 Sukoharjo at academic year
2014/2015 on the subjects of Welding by using video media learning. This classroom action
research consisted of two cycles. Each cycle consisted of planning, running action,
observation, and reflection. The research subject were students of class X TPBO B SMK
Negeri 4 Sukoharjo at academic year 2014/2015. The source of data derived from the
productive teacher, the head of the administration and students of class X TPBO B SMK
Negeri 4 Sukoharjo obtained through observation, documentation, interview and test. The
data analysis technique used was comparative descriptive analysis. The results of the research
showed that the video media learning can increased student interest from the first cycle of
73.03% to 81.81% in the second cycle. Student learning outcomes of prasiklus also increased

by 45.45% to 72.72% in the first cycle and 87.87% in the second cycle. The conclusion of this
research was the application of video media learning can increased learning interest and
student learning outcomes in subject welding class X SMK TPBO B 4 Sukoharjo at academic
year 2014/2015.
Keywords: classroom action research, video media learning, interest, learning outcomes.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu
bangsa. Pendidikan berpengaruh besar dalam
menentukan kualitas sumber daya manusia
dalam suatu Negara. Visi pendidikan
nasional
adalah
terwujudnya
sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat
dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga Negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas, sehingga
mampu proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah (Permendiknas No. 41
tahun 2007). Pendidikan yang berkualitas
mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang bermutu, dengan adanya indikator
berkualitas ahli, terampil, kreatif, inovatif,
produktif, serta memiliki moral yang baik.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan salah satu institusi dalam dunia
pendidikan yang mampu menyiapkan
lulusannya untuk dapat diserap dunia kerja.

Lulusan
SMK
diharapkan
memiliki
kompetensi keahlian dalam bidangnya,
terampil dan berdaya saing tinggi. Alasan
tersebut menjadi acuan bahwa pendidikan di
SMK harus berkualitas dan meningkat
seiring perkembangan serta tuntutan dunia

kerja.
SMK Negeri 4 Sukoharjo merupakan
unit sekolah yang baru berusia 4 tahun.
Sekolah ini memiliki 3 bidang keahlian
diantaranya Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
(TPBO), Teknik Gambar Bangunan (TGB),
dan Teknik Busana Butik (TBB). TPBO
menjadi bidang keahlian yang paling
diminati oleh para siswa selain TGB dan
TBB. TPBO memiliki 6 kelas yang terdiri
dari kelas X sebanyak 3 kelas, kelas XI
sebanyak 2, dan kelas XII sebanyak 1 kelas.

1

PERMASALAHAN
TPBO memiliki jadwal mata pelajaran
normatif dan kompetensi produktif yang
sangat padat dalam setiap minggunya. Hal ini
tidak diimbangi dengan jumlah tenaga

pengajar. Kompetensi Produktif di TPBO
diampu oleh 5 orang guru yang juga
merangkap sebagai pengurus-pengurus dalam
organisasi SMK Negeri 4 Sukoharjo. Metode
pembelajaran yang digunakan juga kurang
tepat. Kondisi ini membuat proses belajar
mengajar kurang efektif.
Pada saat pembelajaran pengelasan,
siswa masih sering diminta untuk mencatat
materi. Hal ini mengurangi minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran sehingga
pemahaman dan ketrampilan setiap siswa
masih rendah. Pembelajaran dengan model
konvensional yang digunakan di SMK
Negeri 4 Sukoharjo tidak memberikan
kontrol kepada siswa sehingga aktifitas
bertanya dan membantu teman, berjalan dari
awal pembelajaran sampai dengan akhir
pembelajaran tanpa melibatkan kemandirian
siswa

untuk
menyelesaikan
permasalahannya, akhirnya siswa yang
kurang pandai akan terus bergantung kepada
guru dan teman sekelasnya. Hal ini
menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 62
sedangkan nilai tertinggi yaitu 82.

LANDASAN TEORI
1. Minat dan Hasil Belajar Siswa
Minat adalah rasa ketertarikan pada
suatu aktivitas, tanpa ada yang memaksa.
Minat dapat ditandai dengan adanya rasa
suka terhadap sesuatu. Minat dapat
ditunjukkan melalui suatu pernyataan yang
menyatakan bahwa siswa lebih menyukai
suatu hal, selain itu dapat diwujudkan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Minat berarti kecenderungan dan

keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Keinginan seseorang yang besar terhadap
sesuatu menimbulkan semangat yang besar
terhadap sesuatu tersebut.
Aunurahman
(2009:178)
mengemukakan ciri siswa yang memiliki

minat yang tinggi dalam belajar, yaitu siswa
tersebut akan mempersiapkan dengan baik
segala
hal
yang
berkaitan
dengan
pembelajaran, jika siswa tidak memiliki
minat untuk belajar, maka siswa tersebut
cenderung mengabaikan kesiapannya untuk
belajar.
Menurut Sri Muryanti (2014:12),

seseorang dikatakan berminat terhadap
sesuatu bila individu itu memiliki beberapa
unsur antara lain :
1) Sikap
2) Kemauan
3) Ketertarikan
4) Dorongan
5) Ketekunan
6) Perhatian
Menurut Slameto (2010: 17), hasil
belajar merupakan tolak ukur yang utama
untuk mengetahui keberhasilan belajar.
Seseorang yang prestasinya tinggi dapat
diartikan bahwa ia telah berhasil dalam
belajar.
Menurut Oemar hamalik (2011: 75),
untuk
menilai
hasil
pembelajaran.

Pembelajaran dianggap berhasil jika siswa
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi
indikator keberhasilan sistem pembelajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Mulyono Abdurrahman, 2010:37).
2. Media Video Pembelajaran
Menurut
Punaji
Setyosari
&
Sihkabuden dalam Kristanto (2011: 20) video
adalah media penyampai pesan, termasuk
media audio-visual atau media pandangdengar. Smaldino (2012: 7) mengatakan
media adalah apa saja yang membawa
informasi antara sebuah sumber dan sebuah
penerima. Sedangkan media pembelajaran
berarti sesuatu yang mengantarkan pesan
pembelajaran antara pemberi pesan dan

penerima pesan (Anitah:2011:1).
Video sebagai media pembelajaran
adalah video yang digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran dari
sumber informasi kepada penerima untuk
membantu kegiatan pembelajarannya.

2

3. Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan
dua bahan atau lebih yang didasarkan pada
prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi
penyatuan bagian bahan yang disambung.
Kelebihan sambungan las adalah konstruksi
ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi,
mudah
pelaksanaannya,
serta
cukup

ekonomis. Namun kelemahan yang paling
utama adalah terjadinya perubahan struktur
mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi
perubahan sifat fisik maupun mekanis dari
bahan yang dilas.
4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat. SMK
memiliki banyak program keahlian. Program
keahlian yang dilaksanakan di SMK
menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja
yang ada. Program keahlian pada jenjang
SMK juga menyesuaikan pada permintaan
masyarakat dan pasar. Pendidikan kejuruan
adalah
pendidikan

menengah
yang
mempersiapkan peserta didik terutama agar
siap bekerja dalam bidang tertentu.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2
siklus.Teknik pengumpulan data penelitian
adalah lembar observasi, tes, dokumentasi
dan angket. Data diperoleh dari siswa kelas
X TPBO B SMK Negeri 4 Sukoharjo yang
berjumlah 33 siswa. Secara umum, berikut
langkah pengolahan data penelitian ini
1. Analisis data pada tes hasil belajar
menggunakan analisis komparatif yaitu
membandingkan nilai tes kondisi awal
dengan nilai tes akhir penelitian.
Penghitungan datanya sebagai berikut:
a. Rata–rata kelas dirumuskan :

Keterangan:
= Rata rata kelas.

Xi = Jumlah nilai siswa.
n
= Jumlah siswa.
Sumber: Sudjana (2005:67)
b. Ketuntasan hasil belajar secara individu
Siswa dikatakan tuntas secara individu
apabila hasil belajar mencapai nilai ≥ 75
dari kurikulum 2013 SMK Negeri 4
Sukoharjo.
c. Ketuntasan secara klasikal

Keterangan :
P
= Ketuntasan belajar
= Jumlah siswa tuntas belajar secara
individual
= Jumlah total siswa
d. Daftar distribusi frekuensi nilai
1) Menentukan rentang nilai = data
terbesar – data terkecil
2) Menentukan banyaknya kelas/interval
Banyaknya kelas =
1 + (3,3) logn
3) Menentukan panjang kelas

4) Memilih ujung bawah kelas interval
pertama, Mengambil data terkecil
5) Menyusun tabel dan membuat
grafik/kurvanya
(Sudjana, 2005: 47)
2. Analisis data pada keaktifan belajar siswa
menggunakan statistik deskriptif. Data
hasil
observasi
dianalisis
dengan
mendeskripsikan keaktifan siswa selama
pembelajaran
berlangsung
dengan
mencari persentase keaktifan siswa sesuai
indikator keaktifan pada landasan teori.
a. Persentase tersebut dapat diketahui
dengan rumus sebagai berikut:
p=
(Sudijono, 2005: 43)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pembelajaran pengelasan
di kelas X TPBO B SMK Negeri 4 Sukoharjo
dilaksanakan dengan menggunakan video
pembelajaran untuk lebih memperjelas
materi. Pembelajaran dilaksanakan dengan 2
siklus. Siklus I dilaksanakan 2 pertemuan
sedangkan siklus II sebanyak 3 pertemuan.
3

Setelah
pembelajaran
pengelasan
dengan video pembelajaran dilaksanakan,
diperoleh minat dan hasil beljar siswa
sebagai berikut:
1. Minat Belajar Siswa
Hasil tindakan antarsiklus menunjukan
adanya peningkatan pada minat belajar
siswa. Data perbandingan minat belejar siswa
antarsiklus ditunjukkan oleh tabel berikut:
Tabel 1. Perbandingan Keaktifan Belajar
Siswa Antarsiklus

II sebesar 81,81 %. Peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
bantuan video pembelajaran pengelasan
mampu meningkatkan minat siswa.

Gambar 1. Histogram Perbandingan Minat
Belajar Siswa Antarsiklus

Gambar 3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Antarsiklus.

Tabel 2. Persentase Minat Belajar Siswa
Antarsiklus

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa
hasil belajar siswa setiap siklus mengalami
peningkatan. Pada prasiklus, persentase
siswa yang tuntas adalah 45,45 %. Pada
siklus I, persentase siswa yang tuntas adalah
72,72 %. Pada siklus II, persentase siswa
yang tuntas adalah 87,87 %. Peningkatan
tersebut menunjukkan penggunaan video
pembelajaran
pengelasan
mampu
meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa
secara klasikal.
Berdasarkan hasil belajar siswa, pada
prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 72,96.
Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah
76,54. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa
adalah
85.81.
Peningkatan
tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan video
pembelajaran
pengelasan
mampu
meningkatkan nilai rata-rata kelas.

Gambar 2. Persentase Minat Belajar Siswa
Antarsiklus
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa
terjadi peningkatan minat siswa setiap siklus.
Persentase minat siswa pada siklus I sebesar
73,03 %. Persentase minat siswa pada siklus

2. Hasil Belajar Siswa
Hasil tindakan pada setiap siklus
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar
siswa. Perbandingan hasil belajar siswa
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Perbandingan Ketuntasan Hasil
Belajar Siswa Antarsiklus

4

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian teori dan didukung
adanya hasil analisis yang mengacu pada
perumusan masalah yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran pengelasan menggunakan
media video pembelajaran dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas
X TPBO B SMK Negeri 4 Sukoharjo
tahun ajaran 2014/2015. Setelah
diberikan tindakan, pada siklus I minat
belajar siswa adalah 73,03 % dan
meningkat pada siklus II sebesar 81,81
%.
2. Pembelajaran pengelasan menggunakan
media video pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
TPBO B SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun
ajaran 2014/2015. Ketuntasan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan
setelah diberikan tindakan. Persentase
ketuntasan belajar siswa sebelum
diberikan tindakan adalah 45,45 %.
Setelah diberikan tindakan, pada siklus I
persentase ketuntasan belajar siswa
adalah 72,72 % dan meningkat pada
siklus II sebesar 87,87 %.
Nilai rata-rata kelas juga mengalami
peningkatan setelah diberikan tindakan. Nilai
rata-rata kelas sebelum diberikan tindakan
adalah 72,96. Setelah diberikan tindakan
pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah
76,54 dan meningkat pada siklus II menjadi
85,81.
Berdasarkan
simpulan
di
atas,
implikasi yang dapat disampaikan adalah:
1. Pembelajaran pengelasan menggunakan
media video pembelajaran dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar
yang tinggi, pembelajaran pengelasan
juga harus dilengkapi dengan kegiatan
praktek. Selain untuk meningkatkan
ketrampilan siswa, praktek juga akan
meningkatkan minat belajar siswa
terhadap pengelasan.
2. Pembelajaran pengelasan menggunakan
media video pembelajaran dapat

diterapkan di kelas untuk meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi
dalam penelitian ini, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Hendaknya siswa dapat memberikan
respon yang baik terhadap guru yang
menyampaikan materi pengelasan dengan
menggunakan video pembelajaran agar
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Siswa juga diharapkan untuk
mematuhi peraturan sekolah, salah satunya
adalah tidak mengaktifkan HP ketika proses
belajar mengajar berlangsung agar lebih
fokus dalam belajar.
2. Bagi Guru
Hendaknya guru dapat menyajikan
materi pegelasan dengan menggunakan video
pembelajaran dengan baik sehingga dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti
a. Hendaknya peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian sejenis sedapat
mungkin terlebih dahulu menganalisis
kembali perangkat pembelajaran yang
telah dibuat untuk disesuaikan
penggunaannya terutama dalam hal
fasilitas sarana prasarana dan
karakteristik siswa yang ada pada
sekolah penelitian tersebut.
b. Hendaknya penelitian tindakan kelas
dilaksanakan
oleh
guru
yang
bersangkutan sehingga mahasiswa
berperan sebagai observer.
c. Hendaknya penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya
dengan
mengaitkan
aspek-aspek yang belum diungkap
dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2010). Pendidikan bagi
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta;
PT Rineka Cipta.
Anitah, Sri. (2011). Media Pembelajaran.
Surakarta: UNS Press
Aunurrahman.
(2009).
Belajar
dan
Pembelajaran.
Bandung:
CV
Alfabeta
5

Kristanto, A. (2011). Pengembangan Model
Media Video Pembelajaran Mata
Kuliah
Pengembangan
Media
Video/TV Program Studi Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya. Tesis
Tidak Dipublikasikan, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Smaldino, Lowwther dan Russell. (2012).
Intructional Technology & Media For
Learning Teknologi Pembelajaran
dan Media untuk Belajar. Jakarta:
Kencana
Sri Muryanti. (2014). Penerapan Cooperatif
Learning Tipe Think Pair Share
Bermedia Tradisi Meron untuk
Meningkatkan Minat dan Hasil
Belajar Siswa Terhadap Budaya
Lokal (PTK di SMAN 1 Jakenan
Pati). Tesis Tidak Dipublikasikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Sudijono, A. (2005). Pengantar evaluasi
pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung:
PT. Tarsito.

6

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 2 23

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X TPBO B DI SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015.

0 0 17

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN UNTUK SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 174

KORELASI ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MINAT BERWIRASWASTA DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Mustofa | Jurnal Nosel 8150 17086 1 SM

0 0 9

PENERAPAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF PADA SISWA KELAS X TPBO SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Nugroho | Jurnal Nosel 8210 17203 1 SM

0 0 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS MENGGUNAKAN. docx

0 0 2

Perbandingan Hasil Belajar Matematika An

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA DE

0 1 16

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X TP B SMK NEGERI 4 SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17

PEMANFAATAN VIDEO TUTORIAL DENGAN CAMTASIA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK PADA SISWA KELAS X TGB B DI SMK NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 20162017

0 1 19