UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE

REHEARSAL PAIRS PADA MATA PELAJARAN

PENGELASAN PADA SISWA KELAS X SMK

NEGERI 2 MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh:

DEDY BRANKLY MANULLANG

5113321008

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Dedy Brankly Manullang: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan

Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

Skripsi.Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini diajukan karena rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran pengelasan dimana dari 35 siswa yang dinyatakan tuntas (KKM ≥ 75) 23 siswa atau 65.7% dan 12 siswa lagi dinyatakan tidak tuntas. Dengan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran pengelasan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MP SMK Negeri 2 Medan, yang mana terdiri atas 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggunakan model pembelajaran Practice Reherasal Pairs, yang mana dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah untuk menemukan apakah penerapan Model pembelajaran Practice Reherasal Pairs bisa secara signifikan Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran teknik pengelasan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan postes dan lembar pengamatan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dimana pada data nilai semester diperoleh nilai rata-rata siswa 73 dengan jumlah persentase ketuntasan klasikal (PKK) 65.7%. Pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Practice Reherasal Pairs diperoleh nilai rata-rata siswa 77,7 dengan persentase ketuntasan klasikal 74.20% Meski sudah mengalami peningkatan namun kelas belum dapat dinyatakan tuntas secara klasikal (siswa yang tuntas ≥ 75%) oleh karena itu dilanjutkan dengan siklus II dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa 80 dengan persentase ketuntasan klasikal 82.80%.Pada siklus II kelas telah mengalami peningkatan hasil belajar dan telah dinyatakan tuntas secara klasikal. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran Practice Reherasal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan pada mata pelajaran teknik pengelasan.

Kata kunci : Model Pembelajaran Practice Reherasal Pairs. Hasil Belajar Teknik Pengelasan.


(5)

ii ABSTRACT

Dedi Brankly Manullang: Efforts to Improve Student Results With

Learning Model Practice Rehearsal Pairs At Subjects Welding Students of Class X SMK Negeri 2 field Learning Year 2015/2016. Thesis. Faculty Of Engineerimg,

University Of Medan.2016

This study was proposed because of low learning outcomes in subjects in which the welding of the 35 students who otherwise completed (KKM ≥ 75) 23 students or 65.7%, and 12 students again expressed uncompleted. Practice learning model Rehearsal Pairs expected to improve learning outcomes in subjects welding. The research was conducted in classes X MP SMK Negeri 2 Medan, which consists of 35 students. This study was conducted using Action Research (PTK), using Reherasal Pairs Practice learning model, which is implemented in two cycles. Each cycle consists of Planning, Implementation, observation, and reflection. The object of this study was to find whether the application Reherasal Pairs Practice learning model can significantly Improve learning outcomes in subjects welding techniques. File collection techniques using postes and student observation sheet. The results showed that increased student learning outcomes. Where the data values obtained semester grade average of 73 students on the percentage of classical completeness (PKK) 65.7%. In the first cycle by using model Pairs Practice Reherasal obtained an average value of 77.7 students with a percentage of 74.20% classical completeness Despite increased but the class can not be declared complete classical (students who completed ≥ 75%) therefore continued with the second cycle by considering results of the reflection on the cycle I. in the second cycle obtained by the average value of the 80 students with classical completeness percentage of 82.80% .In the second cycle classes have improved learning outcomes and has been declared complete classical. With it can be concluded that the Reherasal Pairs Practice learning model can improve the results of class X student of SMK Negeri 2 Medan MP on the subjects of welding techniques.

Keywords: Learning Model, Practice Reherasal Pairs, Learning Outcomes Mechanical welding.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat berbagai kendala, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing skripsi penulis, yakni bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, atas arahan beliau terhadap penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini, sehingga kendala yang dihadapi tersebut dapat teratasi. Dalam kesempatan ini juga, dengan ketulusan hati serta penuh penghargaan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(7)

iv

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, Dan sekaligus Dosen pembimbing.

5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs. Yuniarto,M.Pd, selaku Dosen Penguji ujian meja hijau mempertahankan skripsi penulis.

7. Bapak Drs. Robert Silaban, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, Sekaligus Dosen Penguji ujian meja hijau mempertahankan skripsi penulis.

8. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku Dosen Penguji ujian meja hijau mempertahankan skripsi penulis.

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

10. Bapak dan Ibu Staff Pegawai Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 11. Bapak Sukardi, S.Pd. MM, selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Medan yang

telah memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin beliau.

12. Bapak Bangun H Simamora S,Pd,Gr, selaku guru mata diklat Menggambar Teknik yang telah bersedia melaksanakan penelitian pada mata diklat yang dibawakan beliau.

13. Kepada orang tuaku, I. Manullang & R. Siadari yang telah memberikan kasih sayangnya serta dukungan, baik moral maupun material dan dorongan


(8)

semangat selama perkuliahan hingga selesai, serta abang, kakak dan adik tersayang, Bellena Manullang, S.Sos, Mora Manullang, Willy Manullang. 14. Teristimewa kepada Elfrida Ulina Tampubolon, S.Pd. yang telah banyak

memberikan dukungan dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Segenap rekan seperjuangan mahasiswa, secara khusus terhadap teman kuliah penulis, yakni (gamex 2011), Herianto Manalu, S.Pd, Samuel R Purba,S.Pd, Ricky Giovanny Sitorus,S.Pd, Hendro Sipahutar, Boy tanjung, Putra B, Hermanto Pasaribu, Gregorius Butar Star, Jeremy Purba, Andre Manroe, Moratua Napitupulu, Feris Sinaga, Sutrisno Mungkur, Nixon Simangunsong, Bg Melky Situmorang, S.Pd. Yang telah banyak memberikan dukungan dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga.

16. Segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini yang tidak tercantumkan satupersatu untuk dukungannya.

Akhir kata penulis mengucapkan salam terima kasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih melimpahkan rahmat dan berkatnya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan/pengetahuan. Terima kasih

Medan, April 2016 Penulis


(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 8

A. Kerangka Teori ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Hasil Belajar ... 9

3. Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ... 12

4. Tujuan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ... 14

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs .... 16

6. Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Pengelasan... 18

B. Penelitian Yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Desain Penelitian ... 24


(10)

C. Subyek Penelitian ... 31

D. Objek Penelitian ... 32

E. Instrumentasi Dan Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 32

1. Tes ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

H. Data Hasil Tes Akhir ... 33

I. Indikator Keberhasilan... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Data Observasi Siswa ... 36

2. Siklus I ... 38

1. Perencanaan ... 38

2. Pelaksanaan ... 38

3. Pengamatan ... 39

4. Refleksi ... 40

3. Siklus II ... 43

1. Perencanaan ... 43

2. Pelaksanaan ... 44

3. Pengamatan ... 45

4. Refleksi ... 45

B. Pembahasan Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir……… 21

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Kegiatan……….. 25

Gambar 3. Perbandingan Nilai Kemampuan Awal dan siklus I……… 42

Gambar 4. Perbandingan Nilai Kemampuan Awal dan siklus II……….. 47


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Nilai Siswa T.A. 2014/2015 ... 3

Tabel 2 Keunggulan dan Kelemahan Model Practice Rehearshal Pairs ... 17

Tabel 3 Implementasi Siklus ... 29

Tabel 4 Data Observasi Siswa... 37

Tabel 5 Nilai Siklus I ... 41

Tabel 6 Nilai Siklus II ... 46


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 55

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

Lampiran 3 Soal Siklus I ... 69

Lampiran 4 Soal Siklus II ... 70 Lampiran Foto Dokumentasi


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi dan sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting dalam proses pengajaran yang brertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, sesuai dengan yang diharapkan, agar nantinya dapat bersaing dimasa yang akan datang. Pengertian pendidikan yang tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 yang menyatakan :

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK merupakan wahana pendidikan yang mencetak tenaga siap pakai serta memiliki keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolah ini mempersiapkan siswanya menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan teknologi, keterampilan, dan sikap yang baik sesuai dengan jurusan yang dipilih. Sebagai landasanya adalah Peraturan Pemerintah No.29/1990 : V


(15)

2

tentang pendidikan kejuruan yang menyatakan bahwa, ”Tujuan pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional”.

Tercapainya tujuan proses belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (siswa) yang belajar. Perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar siswa dan mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju ke siswa. Siswa bisa juga saling mengajar sesama siswa yang lainnya. Sehingga di dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan guru. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih banyak aktif dibanding dengan guru (Waras, 2014). Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan disekolah maupun diluar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari.

Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar tidak dapat dicapai seluruhnya secara langsung dan tidak dapat diukur dengan mudah. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain: kurikulum, sarana, fasilitas belajar, pemberian mata diklat, guru, lingkungan,


(16)

3

Berkenan dengan itu, teknik pengelasan sebagai salah satu mata pelajaran program produktif yang diterima oleh siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin yakni kompetensi kejuruan, harus benar-benar mampu dikuasai oleh siswa. Pembelajaran pengelasan merupakan kompetensi kejuruan yang sangat penting,karena pelajaran pengelasan sebagai dasar kepada siswa untuk memahami program produktif lainnya. Namun kenyataannya masih terdapat kelemahan dalam pembelajaran pengelasan tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pengelasan yang diperoleh siswa yang masih tergolong rendah.

Berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan pada mata pelajaran Pengelasan dan dari data hasil belajar siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar mata pelajaran Pengelasan tersebut masih tergolong rendah dan masih belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum. Hal ini dapat dilihat dari nilai pada pada nilai semester tahun sebelumnya di kelas X MP SMK Negeri 2 Medan.

Tabel 1. Data Nilai Siswa T.A 2014/2015

No. kelas Tahun Ajaran Jumlah siswa Presentase Yang lulus

1. X MP I 2013/2014 35 siswa 62%

2. X MP I 2014/2015 35 siswa 65%

Sumber : DKN SMKN 2 Medan

Disisi lain juga ada kecendrungan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa yang demikian rendah maka perlu guru harus secepatnya melakukan tindakan atau mengidentifikasi permasalahan serius dalam kegiatan pembelajaran yang harus dicari pemecahannya. Bertolak dari permasalahan tersebut maka guru dapat mendiagnosis faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab timbulnya


(17)

4

masalah tersebut. Dapat diperoleh beberapa faktor kemungkinan penyebab, diantaranya adalah:

1. Penyampaian materi dari guru,

2. Metode yang dipakai oleh guru membuat bosan, jenuh, 3. Kesulitan pemahaman konsep dan kerjasama di antara siswa.

4. Siswa kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak bertanya bila ada materi yang kurang jelas.

Disamping faktor-faktor di atas, strategi pembelajaran maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru menentukan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus bisa memilih strategi pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh komponen yang ada secara optimal sehingga siswa dapat belajar secara aktif.

Sebagai langkah dan upaya agar pembelajaran menjadi kegiatan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, salah satu model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah model pembelajaran Practice – Rehearsal Pairs. Model pembelajaran Practice – Rehearsal Pairs merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif, kreatif,


(18)

5

Trianto (2011:22) menyatakan bahwa : “Setiap model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi utuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, perlu digunakan model pmbelajaran aktif. Dalam model pembelajaran aktif, guru hanya berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student

central learning). Salah satu model pembelajaran aktif adalah model

pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs (PRP).

Menurut zaini (2008:1) model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs adalah model yang melibatkan keaktifan siswa yang memiliki enam sintaks, yaitu: 1) Guru memilih satu keterampilan yang akan dipelajari oleh peserta didik, 2) Guru membentuk pasang-pasangan, 3) Peserta didik yang bertugas sebagai penjelas atau demonstrator menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan, pengecek/pengamat bertugas mengamati dan menilai penjelas atau demonstrasi yang dilakukan temannya, 4) Pasangan bertukar peran, 5) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai, 6) Penutup. Model pembelajaran Practice - Rehearsal

Pairs merupakan metode pembelajaran aktif. Hakikatnya pembelajaran aktif untuk


(19)

6

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan penelitiswan yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/ 2016”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditemukan sebelumnya maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan.

2. Kurangnya strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

3. model pembelajaran yang selama ini diterapkan guru kurang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Dalam proses pembelajaran, guru selalu mendominasi pembicaraan, sedangkan siswa pasif dan hanya sebagai pendengar.

5. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru selama proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru sebelumnya adalah metode konvensional, sehingga siswa kurang aktif dalam melakukan aktivitas


(20)

7

belajarnya, dan melibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

2. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan dengan materi pokok peralatan k3 las listrik.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran

Practice - Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran pengelasan pada siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan?”. E. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan dengan menggunakan model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs pada siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs sehingga dapat menerapkanya.

2. Sebagai masukan bagi sekolah atau guru agar dapat menerapkan model

Practice - Rehearsal Pairs guna meningkatkan hasil belajar.

3. Sebagai bahan masukan untuk bahan referensi penelitian lanjutan yang sejenis dengan versi yang lebih menarik.


(21)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan maka dapat disimpulkan :

1. Peningkatan hasil belajar didapatkan bila dibandingkan pada kemampuan awal, siklus I dan siklus II yaitu rata-rata data observasi 73 dan ketuntasan klasikal 65.7 % , rata-rata nilai siklus I 77.7 dan ketuntasan klasikal 74..20 % dan rata-rata nilai siklus II 80 dan ketuntasan klasikal 82.80 %. Berdasarkan data diatas rata-rata siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I dan data observasi dan ketuntasan klasikal siklus II lebih tinggi dibandingkan kemampuan awal dan siklus I.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal

Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP I pada pelajaran

pengelasan.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti memberikan saran sebagi berikut:

1. Kepada guru SMK Negeri 2 Medan diharapkan agar dapat mengajarkan mata pelajaran Teknik Pengelasan menggunakan model pembelajaran Practice


(22)

53

Rehearsal Pairs, karena dengan menerapkan metode pembelajaran ini siswa

lebih kreatif dan berani dalam mengajukan pendapat.

2. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan dengan memaksimalkan kegiatan pada tahapan-tahapan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ini atau mengkombinasikanya dengan strategi pembelajaran lain sehingga mendapat hasil yang lebih baik.


(23)

54

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. (2010). Penlitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (1987). Strategi Proses Blejara Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006).Metode Penelitian: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Dpdikbud. (2002). Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan dasar dan

Menengah Depertemen Pendidikan Nasional.Jakarta: PGSM.

Hisyam Zaini. (2009). Model Pembelajaran Aktif. Bandung: Fajar Mulia Istarani. (2011). 58 Model – Model Pembelajaran.Medan: Media Persada

Ngalium. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran.Banjarmasin :Aswana Pressindo

Purwanto,Ngalim.(1987). Evaluasi Pengajaran:Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2012). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. (1989).Penilaian Hasil Belajar mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam proses Belajar

Mengajar.Bandung:Sinar baru Algesindo.

Sukardi, H.M.(2012).Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara


(1)

Trianto (2011:22) menyatakan bahwa : “Setiap model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi utuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, perlu digunakan model pmbelajaran aktif. Dalam model pembelajaran aktif, guru hanya berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student central learning). Salah satu model pembelajaran aktif adalah model pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs (PRP).

Menurut zaini (2008:1) model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs adalah model yang melibatkan keaktifan siswa yang memiliki enam sintaks, yaitu: 1) Guru memilih satu keterampilan yang akan dipelajari oleh peserta didik, 2) Guru membentuk pasang-pasangan, 3) Peserta didik yang bertugas sebagai penjelas atau demonstrator menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan, pengecek/pengamat bertugas mengamati dan menilai penjelas atau demonstrasi yang dilakukan temannya, 4) Pasangan bertukar peran, 5) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai, 6) Penutup. Model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs merupakan metode pembelajaran aktif. Hakikatnya pembelajaran aktif untuk mengarahkan atensi peseta didik terhadap materi yang dipelajarinya.


(2)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan penelitiswan yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Pada Mata Pelajaran Pengelasan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/ 2016”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditemukan sebelumnya maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan.

2. Kurangnya strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

3. model pembelajaran yang selama ini diterapkan guru kurang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Dalam proses pembelajaran, guru selalu mendominasi pembicaraan, sedangkan siswa pasif dan hanya sebagai pendengar.

5. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru selama proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka peneliti membatasi penelitian ini pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru sebelumnya adalah metode konvensional, sehingga siswa kurang aktif dalam melakukan aktivitas


(3)

belajarnya, dan melibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

2. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan dengan materi pokok peralatan k3 las listrik.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan pada siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan?”.

E. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan dengan menggunakan model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs pada siswa kelas X MP SMK Negeri 2 Medan”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs sehingga dapat menerapkanya.

2. Sebagai masukan bagi sekolah atau guru agar dapat menerapkan model Practice - Rehearsal Pairs guna meningkatkan hasil belajar.

3. Sebagai bahan masukan untuk bahan referensi penelitian lanjutan yang sejenis dengan versi yang lebih menarik.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan maka dapat disimpulkan :

1. Peningkatan hasil belajar didapatkan bila dibandingkan pada kemampuan awal, siklus I dan siklus II yaitu rata-rata data observasi 73 dan ketuntasan klasikal 65.7 % , rata-rata nilai siklus I 77.7 dan ketuntasan klasikal 74..20 % dan rata-rata nilai siklus II 80 dan ketuntasan klasikal 82.80 %. Berdasarkan data diatas rata-rata siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I dan data observasi dan ketuntasan klasikal siklus II lebih tinggi dibandingkan kemampuan awal dan siklus I.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP I pada pelajaran pengelasan.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti memberikan saran sebagi berikut:

1. Kepada guru SMK Negeri 2 Medan diharapkan agar dapat mengajarkan mata pelajaran Teknik Pengelasan menggunakan model pembelajaran Practice


(5)

Rehearsal Pairs, karena dengan menerapkan metode pembelajaran ini siswa lebih kreatif dan berani dalam mengajukan pendapat.

2. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan dengan memaksimalkan kegiatan pada tahapan-tahapan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ini atau mengkombinasikanya dengan strategi pembelajaran lain sehingga mendapat hasil yang lebih baik.


(6)

54 Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006).Metode Penelitian: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Dpdikbud. (2002). Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah Depertemen Pendidikan Nasional.Jakarta: PGSM.

Hisyam Zaini. (2009). Model Pembelajaran Aktif. Bandung: Fajar Mulia Istarani. (2011). 58 Model – Model Pembelajaran.Medan: Media Persada

Ngalium. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran.Banjarmasin :Aswana Pressindo

Purwanto,Ngalim.(1987). Evaluasi Pengajaran:Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2012). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. (1989).Penilaian Hasil Belajar mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar baru Algesindo.

Sukardi, H.M.(2012).Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 26 71

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 12 65

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 5 107

PEMBELAJARAN MENGABSTRAKSI TEKS NEGOSIASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 68 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN MATERI PASAR DI KELAS VIII

0 0 8

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE PADA SISWA KELAS X PEMASARAN SMK BINA BANGSA SEDONG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X.3 SMAN 1 KINALI

0 0 10