PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Pamungkas | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER
OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Singgih Bayu Pamungkas
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Singgih
Bayu
Pamungkas.K8412076.PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN
SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN AJARAN 2015/2016
. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret
2016.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi

pokok gejala sosial (definis, macam-macam faktor penyebab, macam-macam, contoh, dampak,
dan cara mengatasi gejala sosial) dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Dengan
Tipe The Power Of Two Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada
Pembelajaran Sosiologi Kelas X Ips 3 Sma Batik 1 SurakartaTahun Ajaran 2015/2016.
. Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi,
wawancara, kajian dokumen, dan tes. Analisis data menggunakan teknik analisis secara
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada
kegiatan pra tindakan dengan perolehan sebesar 17,39% kemudian meningkatkan pada siklus I
dengan perolehan sebesar 62,06% dan meningkat pada siklus II dengan perolehan sebesar
78,80%. Peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari nilai rata – rata posttest yang
diperoleh yang diawali dengan kegiatan pra tindakan dengan perolehannya sebesar 73,39 atau
69,4% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 76,84 atau 74,69% kemudian meningkat lagi
pada siklus II sebesar 80,73 atau 86,06%. Untuk keaktifan guru setiap siklusnya terjadi
peningkatan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan tipe pembelajaranThe
Power Of Two dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 3 SMA
BatikI Surakarta mata pelajar sosiologi.
Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, tipe The Power Of Two, Keaktifan, danHasilBelajar.

Pendidikan merupakan suatu hal

yang

sangat

penting

kehidupan

dalam kelas antara lain: beberapa siswa ada

manusia, karena manusia selain sebagai

yang mengobrol dengan teman sebelahnya,

makhluk individu ia juga merupakan

ada siswa yang mendengarkan penjelasan

makhluk


bisa

guru sambil tiduran di meja, guru masih

di

menggunakan metode megajar yang hanya

masyarakat. Selain itu tujuan pendidikan

terpusat pada guru, guru hanya menunjuk

menurut

siswa yang terlihat mendengarkan pelajaran

sosial

menyesuaikan


bagi

menemukan beberapa permasalahan di

yang

harus

kehidupannya

Langeveld untuk kedewasaan

siswa.

untuk menjawab pertanyaan dari guru,
Proses pembelajaran dalam dunia

siswa merasa jenuh dan terkesan bosan

pendidikan formal terdapat komponen-


dalam belajar, hanya siswa itu saja yang

komponen pendidikan,salah satu komponen

menjawab pertanyaan dari guru. Sementara

pendidikan yang penting dalam pendidikan

itu, jarang terlihat siswa menulis materi

formal di sekolah adalah guru sebagai

yang disampaikan oleh guru.

pengajar. Guru adalah orang yang dijadikan

Berdasarkan hasil diskusi dengan

fasilitator untuk menemukan kebenaran apa


guru sosiologi kelas X IPS 3 SMA Batik 1

yang dipelajari dengan rumusan prinsip,

Surakarta,

generalisasi, teori maupun hukum dalam

ternyata masih banyak siswa yang kurang

pembelajarannya.Maka

proses

berminat dalam kegiatan pembelajaran

pembelajaran guru perlu mengenal model

sosiologi, hal ini dapat dilihat dari hasil


pembelajaran

model

belajar siswa, khususnya dalam ranah

mewujudkan

kognitif. Nilai sosiologi yang diperoleh

pembelajaran aktif dan bisa meningkatkan

terlihat masih rendah, berdasarkan hasil

hasil belajar adakah model pembelajaran

ulangan harian, sebanyak 31 siswa dari 46

kooperatif.


siswa di kelas X IPS 3 belum tuntas.

pembelajaran

dalam

salah
yang

Peneliti

satu
bisa

mengadakan

observasi

dapat


Sebagai

dikemukakan

tindak

lanjut

bahwa

guna

awal di kelas X IPS 3 SMA BATIK 1

mengatasi permasalahan yang terjadi di

Surakarta. Pertama kali saat melakukan pra

kelas X IPS 3, yang berorientasi pada


tindakan dapat digambarkan bahwa kelas

perbaikan keaktifan dan hasil belajar

terlihat tenang, namun tidak jarang akan

diperlukan sebuah Penelitian Tindakan

berubah menjadi ramai ketika suasana

Kelas

sudah

Herawati bahwa,”Penelitian tindakan kelas

tidak

kondusif


lagi.

Peneliti

(PTK)

sebagaimana

dinyatakan

memiiki potensi yang sangat besar untuk

sama-sama

meningkatkan

berpendapat di dalam kelompok.

pembelajaran

jika

diimplementasikan dengan baik dan benar”

diberi

kesempatan

untuk

Fokus penelitian ini yaitu berupa

(Aminah, 2012:45). Maka dari itu, untuk

pembelajaran

sosiologi

mengatasi masalah tersebut diperlukan

dilakukan

menggunakan

model pembelajaran kooperatif, karena

pembelajaran kooperatif teknik kancing

penerapan model pembelajaran kooperatif

gemerincing,

diharapkan mampu memperbaiki proses

berupa keaktifan belajar siswa yang diukur

pembelajaran di dalam kelas yang nantinya

melalui

juga akan berdampak pada hasil belajar

diidentifikasi dari observasi pra tindakan

siswa.

sampai

Model

pembelajaran

kooperatif

dengan

objek

lembar

dengan

yang

akan
model

penelitian

observasi

siklus

yang

yang

telah

dan

ditentukan, hasil dari keaktifan belajar ini

tekniknya,salah satunya adalah teknik dari

juga sebagai gambaran terhadap hasil

model pembelajran ini adalah tipe The

belajar ranah afektif dan psikomotorik

Power Of Two

siswa. Serta hasil belajar siswa yang diukur

sebenarnya

ada

banyak

Pembelajaran

tipe

Kooperatif

pembelajaran

The

Power

Twomerupakan

salah

satu

tipe
Of

dari ranah kognitif yang diperoleh dari hasil
tes siswa.
Berdasarkan

teknik

latar belakang dan

pembelajaran kooperatif yang membentuk

fokus masalah yang telah disampaikan di

siswa

kelompok-kelompok

atas,

setiap

melakukan

kedalam

dimana

dari

beranggotakan

dua

menggabungkan dua

kelompok

peneliti
penelitian

tertarik

untuk

tindakan

kelas

atau

dengan judul “PENERAPAN MODEL

dan tipe

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

siswa
kepala

maka

THE

POWER

OF

pembeljaran ini bisa digunakan dalam

PEMBELAJARAN

semua mata pelajaran dan untuk semua

TWOUNTUK

tingkat usia anak didik serta melatih kerja

KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL

sama dan tanggung jawab dalam diri siswa.

BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN

Dengan begitu siswa terlibat aktif dalam

SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA

proses pembelajaran bekerja sama dengan

BATIK

temannya,

2015/2016”.

menanggapi,

saling

bertukar

mengemukakan

pikiran,
pendapat,

1

MENINGKATKAN

SURAKARTA

TAHUN

METODE PENELITIAN

berbagi informasi tanpa harus merasa

Subjek penelitian tindakan kelas

sungkan, takut dan diharapkan akan lebih

ini difokuskan pada siswa kelas X IPS 3

mudah memahami materi karena siswa

SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Ajaran

2015/2016 dengan tujuan untuk mengatasi

meningkatkan keaktifan belajar siswa jika

permasalahan yang ada di kelas tersebut.

minimal 76% siswa dikatakan aktif yang

Kelas X IPS 3berjumlah 46 siswa yang

berasal dari perolehan skor minimal 5

terdiri dari 20 siswa perempuan dan

(keterangan baik) pada lembar observasi.

26siswa laki-laki. Data penelitian yang

Sementara pembelajaran kooperatif tipe

dikumplkan dari berbagai sumber antara

pembelajaran The Power Of Twodikatakan

lain data dari sekolah, guru mata pelajaran

bisa meningkatkan hasil belajar siswa, jika

sosiologi kelas X IPS 3, siswa kelas X IPS

80% siswa tuntas atau mampu malampaui

3

proses

nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

dengan

yaitu 75 diukur dari aspek kognitif siswa.

serta

peristiwa

pembelajaran

selama

sosiologi

menggunakan

model

pembelajaran

Sementara

untuk

aspek

afektif

dan

kooperatif dengantipe The Power Of Two

psikomotorik tercermin dalam keaktifan

Sedangkan

teknik

belajar siswa.

digunakan

adalah

komparatif

dan

analisis

data

statistik
analisis

yang

deskriptif

kritis.

Data

SIKLUS I
Perencanaan
Peneliti

kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik

dan

guru

menyepakati

yaitu

untuk pelaksanaan tindakan siklus I yang

membandingkan hasil hitung dari statistik

dilakukan selama 2 kali pertemuan, dimana

deskriptif berupa nilai rata-rata, nilai

2 kali pertemuan berupa tindakan dan di

tertinggi, nilai terrendah dan prosentase

akhir pertemuan ke dua diadakan pos test

pada satu siklus dengan siklus berikutnya.

berupa

Data kualitatif dianalisis dengan teknik

mempersiapkan skenario perencanaan dan

analisis

menyepakati RPP.

deskriptif

komparatif,

kritis,

yaitu

mengidentifikasi

kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan

evaluasi.

Peneliti

dan

guru

Pelaksanaan

guru selama proses penerapan tindakan.

Siklus pertama dilaksanakan pada

Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk

14 Januari 2016 dan 21 Januari 2016.

menyusun

memperbaiki

Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 X

pelaksanaan tindakan pada siklus.Untuk

45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

menentukan

pendalaman

rencana

ketercapaian

tujuan

perlu

materi,

penerapan

dirumuskan indikator keberhasian tindakan.

pembelajaran dan evalusai.

Berikut adalah indikator capaian dalam

Observasi

model

pembelajaran

Berdasarkan hasil tes evaluasi pada

kooperatif tipe pembelajaran The Power Of

siklus I prosentase siswa yang tuntas

Twoakan dikatakan berhasil dan mampu

mengalami

penelitian

ini

adalah

peningkatan

yaitu

76,09%

siswa tuntas dengan nilai rata-rata 76,84

pertemuan. Dua pertemuan untuk tindakan

padahal sebelumnya pada pra tindakan

dan di akhir pertemuan ke dua diadakan

prosentase siswa yang tuntas adalah 30,6%

evaluasi. Guru dan peneliti mendiskusikan

dengan nilsi rata-rata 73,39.Sementara

skenario

untuk keaktifan belajar pada siklus I

melanjutkan materi pembelajaran yaitu

meningkat dari semula 17,39% pada pra

gejala sosial dengan menerapkan model

tindakan menjadi 62,06% pada siklus I.

pembelajaran kooperatif tipe The Power Of

Refleksi

Two, serta menyepakati RPP yang dibuat

A. Kelemahan Guru

sebelumnya oleh peneliti.

1. Guru kurang menjangkau kelas dan

Pelaksanaan

pembelajaran

yaitu

dengan

belajar,

Siklus II peneliti in dilaksanakan

sehingga waktu pemelajaran menjadi

pada 28 Januari 2016 dan 4 Februari 2016.

berkurang.

Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 X

kurang

menguasai

media

2. Guru lebih banyak terpaku pada slide
yang ada di power point.

pendaaman materi dan penerapan model

3. Guru masih kurang memahami teknis
pelaksanaan

model

45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

pembelajaran

kooperatiftipe The Power Of Two

pembelajaran kooperatif tipe The Power Of
Two
Observasi
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada

B. Kelemahan Siswa
harus

siklus II terdapat siswa yang tuntas 86,06%

menyanggah atau tidak pendapat yang

dengan nilai rata-rata yang 80,73 diperoleh

telah dibuat oleh teman karena menurut

sementara pada siklus I nilai rata-rata

siswa kancing itu adalah kesempatan

76,84. Sementara untuk keaktifan belajar

untuk mengemukakan pendapat.

siswa

1. Siswa

kaku

dan

bingungan

2. Masih terdapat siswa yang melakukan
keaktifan

belajar

diluar

proses

pembelajaran.
3. Banyak siswa yang tidak menulis materi
pembelajaran karena menurut siswa
materi bisa diminta ke guru.

yang

dikatakan

aktif

sejumlah

78,80%. Sehingga ada peningkatan baik
keaktifan belajar maupun hasil belajar
siswa dari siklus I ke siklus II.
Refleksi
Pada

siklus

II

penelitian

ini,

keaktifan belajar siswa dan hasil belajar

SIKLUS II

siswa sudah mencapai target menurut

Perencanaan

indikator capaian yaitu 78,80% siswa

Pada siklus II guru dan peneliti

dikatakan aktif dan 86,06% siswa tuntas

sepakat melaksanakan siklus II selama dua

dengan rata-rata 80,73. Kekurangan pada

siklus I sudah diperbaiki pada siklus II.
Sehingga peneliti dan guru tidak perlu
melaksanakan siklus selanjutnya.
REVIEW LITERATUR
Pendidikan

adalah

suatu

hal

diperlukan bagi setiap manusia, sehingga
dalam dunia pendidikan ada beberapa hal
yang

berubah

Perbaikan

dan

perlu

pendidikan

diperbaiki.

yang

biasanya

dilakukan adalah perbaian dalam proses
pembelajaran melalui penelitian, salah satu
penelitian tersebut yaitu penelitian tindakan
kelas. Sebagaimana pendapat dari Kemmis
dan Mc Tanggart yang mengemukakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang mengandalkan refleksi dari
peserta atau yang melakukan penelitian

demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan
orang lain.
B. Oral Activities termasuk menyatakan
pendapat.
C. Listening activities termasuk kegiatan
mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
D. Writing activities meliputi menulis
karangan, cerita, laporan, angket,
menyalin.
E. Drawing activities meliputi kegiatan
menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
F. Motor activities contohnya: melakukan
percobaan,
membuat
konstruksi,
mereparasi,
bermain,
berkebun,
beternak.
G. Mental activities, misalnya menanggapi,
mengingat
memecahkan
soal,
menganalisa,
melihat
hubungan,
mengambil keputusan dan keaktifan.
H. Emotional activities, termasuk menaruh
minat, gembira,tenang, bersemangat,
bergairah, berani, tegang.

(Daryanto, 2011: 3).

Sementara

Proses pembelajaran di kelas tak
terlepas

dari

pembelajaran.

kegiatan

suatu rangkaian yang terjadi antara siswa,
guru

dan

unsur-unsur

lain

dalam

lingkungan belajar yang dibuat untuk

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

menunjang tujuan dari proses pembelajaran

memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang terjadi di kelas agar tercipta suasana

sebagai hasil dari pengalaman individu

yang kondusif agar bisa berpengaruh pada

dalam interaksi dengan lingkungannya

tingkah

yang

pembelajaran

kognitif,

adalah

dan

adalah

suatu

meliputi

Belajar

belajar

pembelajaran

afektif,

dan

laku

siswa.

Sehingga

diperlukan

dalam
model

psikomotor. Sehingga hasil dari belajar ini

pembelajaran karena model pembelajaran

bisa diterapkan di lingkungan sendiri.

adalah pola pembelajaran yang bisa diikuti

Pada kegiaan belajar ada keaktifan

oleh guru, yang disusun dengan

belajar yang dilakukan. Menurut Paul B.

agar

Diedrich dalam Sardiman (2012) jenis-jenis

pembelajaran

keaktifan belajar yaitu:

melakukan

A. Visual activities meliputi
membaca,
memperhatikan

kegiatan
gambar

digunakan

sebagai

supaya
proses

tujuan

pedoman

guru

pembelajaran

dalam
bisa

terstruktur. Dalam penelitian ini model
pembelajaran yang dipilih adalah model

pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran

Aspek

Kriter
ia

Keakt
ifan
Belaja
r
Siswa
Hasil
Belaja
r
Siswa

Aktif
Prose
ntase

The Power Of Twokarena masing-masing
anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk

memberikan

kontribusi

serta

meminimalisir siswa yang mendominasi
diskusi. Langkahnya yaitu:
a) Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang
menuntut perenungan dan pemikiran

Pra
Tindak
an
8
17,39%

Siklus I

Siklus
II

28
62,06%

36
78,8%

73,39

76.84

80,73

69,4%

76,09%

86,06%

Nilai
Ratarata
Prose
ntase
Tunta
s
Setelah

b) Peserta didik diminta untuk menjawab
pertanyaan – pertanyan tersebut secara
individual

diaksanakan

model

c) Setelah semua peserta didik menjawab

pemelajaran kooperatif tipe pembelajaran

dengan lengkap semua pertanyaan,

The Power Of Twopada kelas X IPS 3 SMA

mintalah mereka untuk berpasangan

BATIK 1 Surakarta, hasil belajar siswa

dan saling bertukar jawaban satu sama

mengalami peningkatan jika dibandingkan

lain dan membahasnya

dengan

d) Mintalah pasangan-pasangan tersebut

sebelum

penerapan

pembelajaran kooperatiftipe The Power Of

membuat jawaban baru untuk setiap

Two

pertanyaan

KESIMPULAN DAN SARAN

sekaligus

memperbaiki

jawaban individual mereka

Simpulan

e) Ketika semua pasangan telah menulis
semua

jawaban

baru

model

bandingkan

Penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di kelas X IPS 3 SMA Batik 1

jawaban setiap pasangan di dalam

Surakarta

kelas dengan cara mempresentasikan

dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing

hasil jawaban dari masing-masing

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap

kelompok.

siklus memiliki 4 tahap penelitian antara

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

karena

telah

mencapai

indikator

pelajaran

2015/2016

lain perencanaan, observasi, evaluasi, dan
refleksi

Penelitian telah dinyatakan berhasil

tahun

tindakan.

penelitian

tindakan

dilakukan

dengan

Berdasarkan

hasil

kelas

telah

yang

penerapan

model

keberhasilan yang telah ditetapkan. Berikut

pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran

ini merupakan capaian penelitian mulai dari

The Power Of Twopada pelajaran sosiologi

tahap pra tindakan atau pra siklus, siklus I

kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta,

dan siklus II:

maka

dapat

ditarik simpulan sebagai

berikut:

2. Siswa hendaknya dapat mengaplikasikan
hasil

1. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe pembelajaran The
Power Of Twodapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas X IPS
3 SMA BATIK 1 Surakarta tahun
pelajaran 2015/2016. Pada pra
siklus 17,39% siswa yang aktif
menjadi 62,06% siswa aktif pada
siklus I dan meningkat menjadi
78,8% pada siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe pembelajaran The
Power Of Twodapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X IPS 3
SMA BATIK 1 Surakarta tahun
pelajaran 2015/2016. Pada pra
tindakan nilai rata-rata siswa 73,39
dengan prosentase 69,4 % siswa
yang tuntas dan meningkat nilai
rata-ratanya menjadi 76,84 dan
prosentase 76,09% siswa yang
tuntas pada siklus I dan mengalami
peningkatan pada siklus II dengan
perolehan rata-rata nilai 80,73
dengan
prosentase
ketuntasan
sebesar 86,06%.

pembelajaran

Berdasarkan penelitian tindakan
kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat
disampaikan beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
sebagai berikut:
A. Bagi Siswa
1. Siswa hendaknya dapat mempergunakan
waktu yang diberikan guru dengan
sebaik-baiknya untuk belajar.

telah

didapatkan selama proses pembelajaran
ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa jangan malu untuk bertanya atau
mengungkapkan pendapat.
B. Bagi Guru
1. Guru hendaknya mengupayakan tindak
lanjut terhadap pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif

tipe

pembelajaran The Power Of TwoDalam
kegiatan pembelajaran, guru hendaknya
dapat mengembangkan keaktifan belajar
dan

hasil

belajar

siswa

sehingga

kemampuan siswa berkembang secara
optimal.
2. Guru hendaknya belajar tentang metode
dan model pembelajaran yang inovatif
kemudian

menerapkannya

dalam

pembelajaran sehingga ada variasi dalam
mengajar.
C. Bagi Sekolah
1. Sebaiknya

Saran

yang

sekolah

memberikan

senantiasa

pembekalan

berupa

pelatihan penerapan model dan metode
inovatif dalam upaya meningkatkan
kualitas

proses

pembelajaran

dan

kualitas siswa.
2. Sekolah
memberikan

hendaknya
kontribusi

berusaha
sarana

dan

prasarana kepada guru dan siswa agar
dapat

mengembangkan

kualitas mereka.

potensi

dan

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka bekerjasama
dengan FKIP UNS Surakarta.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Rineka Cipta
Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta
Dimiyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Saputra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 928

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Sari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8432 17772 1 SM

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Haetik | SOSIALITAS; Jurnal Ilmia

0 0 13

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 3 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Dekasari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8237 17257 1 SM

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS X-5 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013 2014 | Wahyu Nugroho | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pe

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMET) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA N 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Arwidya | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8545 18015 1 SM

0 0 10

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Palupi | SOSIALITAS; Ju

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Setyawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8636 18233 1 SM

0 0 12

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Fazri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend.

0 0 17