PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Saputra | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 928
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY
TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA
KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Ardian Pramudana Saputra. K8410007
Prodi Pendidikan Sosiologi Antrologi FKIP UNS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah
30 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data
adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan didukung dengan
teknik wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi
sumber. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif denga membandingkan berubahan di setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dari mulai pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
ditunjukkan perolehan nilai rata-rata siswa di tiap siklus juga mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus pra tindakan nilai rata-rata 61,07 meningkat
menjadi 71,45 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 81,37 pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray (TSTS), hasil
belajar.
1
ABSTRACT
Ardian Pramudana Saputra. K8410007. THE IMPLEMENTATION OF TWO
STAY TWO STRAY (TSTS) TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING
MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES ON
SOCIOLOGY IN X IPS 3 STUDENTS SMA NEGERI 8 SURAKARTA
SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2016/2017. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. October 2016.
This research aims to improve students of X IPS 3 SMA Negeri 8
Surakarta learning outcomes by the implementation of Two Stay Two Stray
(TSTS) technique in cooperative learning model. This research is a Class Action
Research (CAR) which is conducted in two cycles, with every cycle consists of
planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the
students of X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta academic year 2016/2017. The data
was taken from the teacher and the students. The techniques of collecting data are
observation, test, interview, and documentation. The validity of the data use
content validity, triangulation technique and expert opinion. The analysis of the
data use descriptive analysis and critical technique.
The result of the research shows that the implementation of Two Tray
Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model can improve students’
learning outcomes. The results showed that the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student outcomes start from precycle to the first cycle, and from cycle I to cycle II. This is shown by the average
value students in each cycle also increased , the pre-cycle average value of 61.07
increased to 71,45 in the first cycle and increased to 81,37 in the second cycle.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student learning outcomes class
X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Keywords: Class Action Research, Two Tray Two Stray (TSTS),Learning
Outcomes
kualitas pendidikan di Indonesia,
Pendahuluan
Sumber daya manusia yang
baik
terbentuk
melalui
terlebih bagi guru yang profesinya
berbagai
sebagai pendidik. Untuk itu guru
macam proses, salah satu cara yang
harus senantiasa berinovasi dalam
paling dominan yaitu melalui proses
mengajar
pendidikan.
ini
pembelajaran yang paling sesuai
pendidikan yang berkualitas masih
diterapkan pada siswanya dalam
menjadi
rangka mencapai prestasi belajar
Hingga
tujuan
penyelenggaraan
saat
utama
pendidikan
dari
di
untuk
mencari
model
yang memuaskan.
Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban
bersama
dan
Hasil
meningkatkan
observasi
siklus
pratindakan yang telah dilakukan di
2
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
menerangkan kelompok lain dan
Surakarta, diketahui bahwa proses
sisnya bertamu untuk diterangkan
pembelajaran
keopmpoklain.
sosiologi
berpusat
pada
centered),
sehingga
masih
guru
(Suprijono,
2009).Tipe Two Stay Two Stray
(teacher
pembelajaran
(TSTS)
dalam
pembelajaran
hanya terjadi satu arah. Model
diharapkan
pembelajaran ceramah dan mencatat
ketuntasan belajar kompetensi dasar
menyebabkan pembelajaran kurang
interaksi sosial dan dinamika sosial
bervariasi dan menjenuhkan siswa.
pada peserta didik kelas X IPS 3
Saat
tahun pelajaran 2016/2017.
proses
pembelajaran
berlangsung banyak peserta didik
yang
tidak
dapat
meningkatkan
Metode Penelitian
memperhatikan
Penelitian
Tindakan
penjelasan dari guru dan interaksi
Menurut Kemmis dan Carr yaitu
aktif antara guru dengan peserta
adalah suatu bentuk penelitian yang
didik jarang terjadi.
sifatnya reflektif yang dilakaukan
Dalam
pembelajaran
oleh pelaku dalam masyarakat sosial
kooperatif dikenal berbagai model
dan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran salah satunya adalah
pekerjaannya, memahami pekerjaan
pembelajaran kooperatif tipe Two
ini, serta situasi dimana pekerjaan ini
Stay Two Stray (TSTS). Teknik Two
dilakukan
Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
Pendapat tersebut memiliki maksud
Tamu) dikembangkan oleh Spencer
bahwa
Kagan
1992.
merupakan sebuah penelitian yang
Pembelajaran Two Stay Two Stray
difungsikan untuk mencapai suatu
atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali
pekerjaan tertentu dan penelitian
dengan
kelompok.
tersebut bersifat reflektif. Penelitian
Setelah kelompok terbentuk, guru
tindakan memiliki beberapa proses
memberikan
berupa
diantaranya perencanaan, tindakan,
yang
observasi, serta refleksi. Dengan
pada
tahun
pembagian
tugas
permasalahan-permasalahan
harus
dengan
mereka
diskusika,
sebagian
dari
diikuti
demikian
kelompok
(Basrowi,
penelitian
penelitian
2008:26).
tindakan
tindakan
menuntut peneliti untuk bersikap
3
kritis dan berlatih menggunakan
pembelajaran
insting
langsung membuat siswa tidak sadar
serta
kepekaan
untuk
membaca suatu kondisi dan situasi.
bahwa
tindakan
bahwa
kelas
memperbaiki
dan
dipaksa
tidak
untuk
dan sejelas ungkin supaya mereka
penelitian
adalah
mereka
secara
menyerap materi sebanyak mungkin
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan
ini
upaya
mampu menerangkan dan menjawab
meningkatkan
ketika ditanya oleh teman ataupun
kualitas serta kuantitas pembelajaran
guru.
peserta didik yang dilakukan oleh
Tempat
yang
digunakan
calon guru dan guru profesional
untuk penelitian adalah SMA Negeri
untuk
8 Surakarta kelas X IPS 3 tahun
dapat
mengatasi
permasalahan
dalam
berbagai
proses
ajaran
2016/2017. Penelitian ini
pembelajaran selama jangka waktu
mulai dilaksanakan pada bulan Juli
tertentu.
sampai
Isjoni
bulan
September
2016.
menyebutkan
Subjek penelitian tindakan kelas ini
pembelajaran kooperatif adalah suatu
difokuskan pada peserta didik kelas
model pembelajaran yang saat ini
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
banyak
Surakarta tahun ajaran 2013/2014.
digunakan
mewujudkan
untuk
kegiatan
belajar
Peserta
didik
kelas
X
IPS
3
mengajar yang berpusat pada siswa
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari
(student oriented), terutama untuk
15 peserta didik perempuan dan 15
mengatasi
yang
peserta didik laki-laki. Data dan
ditemukan guru dalam mengaktifkan
sumber data yang akan dikumpulkan
siswa yang tidak dapat bekerja sama
oleh peneliti adalah seluruh hasil
dengan orang lain dan siswa yang
pengamatan keadaan pembelajaran
agresif (2009).
yang sebenarnya dan mengandung
permasalahan
Dengan mempertimbangkan
informasi
ini
ingin
kegiatan
penelitian.
identifikasi masalah yang ditemukan,
penelitian
terhadap
menerpakan
Adapun teknik pengumpulan
model pembelajaran kooperatif tipe
data yang akan digunakan dalam
Two Stay Two Stray (TSTS). Model
penelitian ini antara lain dengan
4
menggunakan
observasi
dan
tes
Pada tahap perencanaan
sebagai teknik utama dan didukung
tindakan
dengan wawancara dan dokumentasi
bersama
sebagai teknik pendukung untuk
mendiskusikan skenario rencana
mengumpulkan data.
pelaksananaan
pembelajaran Two Stay Two Stray
Pada tahap ini peneliti
(TSTS).
belum ikut capur dengan proses
Peneliti
hanya
bersumber
guru.
dan
menganalisis
analisis
dikonsultasikan
dosen
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus
mengapa hasil belajar siswa kelas
I
X IPS 3 belum maksimal. Untuk
dilaksanakan
selama
3
kali
pertemuan, yaitu setiap hari Jumat
itu guru dan penelti sepakat untuk
model
dengan
pembimbing.
dengan guru pengajar ditemukan
penerapan
Rencana
pembelajaran peneliti yang telah
masalah
tindakan
dari
dan dari rencana pelaksanaan
hasil
yang ditemukan dan berdiskusi
memberikan
pembelajaran
Guru Sosiologi Kota Surakarta
evaluasi siklus pra tindakan.
Dari
rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengamati
pembelajaran yang dilakukan oleh
guru
Skenario
pelaksanaan
yang
oleh
pembelajaran
dan Dinamika Sosial serta model
Siklus Pra Tindakan
diselenggarakan
Sosiologi
kelas X tentang Interaksi Sosial
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.
mengajar
guru
peneliti
yaitu dengan mempelajari materi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
belajar
pertama,
tanggal 15, 20, 22 Agustus 2016 di
berupa
ruang kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
pebelajaran
Surakarta. Masing-masing pertemuan
koopeatif tipe Two Stay Two Stray
dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
(TSTS) untuk meningkatkan hasil
Kegiatan pada pertemuan pertama
belajar siswa kelas X IPS3.
dan kedua adalah menjelaskan materi
Siklus I
secara keseluruhan dan penggunaan
Perencanaan
model pembelajaran kooperatif tipe
Two
5
Stay
Two
Stray
(TSTS).
Sementara itu pada pertemuan ketiga
peserta didik yang belum memenuhi
akan diadakan tes evaluasi siklus I.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kegiatan
berjumlah 9 (33,34 %).
dilaksanakan
pembelajaran
pada
yang
siklus
I
ini
Analisis dan Refleksi
merupakan usaha memperbaiki dan
Berdasarkan
dari
hasil
meningkatkan kualitas pembelajaran
observasi dan interprestasi tindakan
sebelumnya dengan menggunakan
pada siklus I peneliti menemukan
model pembelajaran kooperatif tipe
beberapa
Two Stay Two Stray (TSTS).
penerapan
Observasi
kooperatif teknik Two Stay Two
Dari data nilai
evaluasi
Stray
kelemahan
model
(TSTS).
dalam
pembelajaran
Kelemahan
pada
siklus I diantaranya sebagai berikut:
siklus pertama yang telah diperoleh,
1) Segi Guru
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan dari 61,67 di
a) Guru kurang mengontrol pada
siklus pra tindakan menjadi 71,45
saat proses belajar mengajar
pada evaluasi sikus I, dan persentase
sehingga siswa masih ada
ketuntasan
yang ramai pada saat awal
peserta
didik
dapat
pembelajaran
digambarkan sebagai berikut :
bingung
Prestasi Belajar Siklus I
Kriteria
peserta
Tidak
Tuntas
Total
20
model
kooperatif
(TSTS).
b) Guru
66,66%
dalam
menjelaskan
dan
memberikan
materi
9
33,34%
29
100%
Berdasarkan
masih
teknik two stay to stray
Persentase
didik
Tuntas
dengan
pembelajaran
Jumlah
dan
tabel
contoh terlalu cepat sehingga
sulit untuk diikuti. Waktu
yang disediakan guru untuk
dan
tanya
diagram di atas dapat dilihat bahwa
jawab
terbatas.
jumlah peserta didik yang mencapai
juga
sangat
Terkadang guru
juga kesulitan dalam mencari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berjumlah 20 (66,66%), sedangkan
6
contoh yang relevan dengan
3) Guru
lebih
banyak
lagi
memberikan motivasi kepada
materi yang dibahas.
siswa sehingga siswa menjadi
2) Segi Siswa
aktif
a) Dalam diskusi kelompok ada
beberapa
siswa
terlibat
yang
pendapat
dalam
untuk
kegiatan
4) Guru lebih mendorong dan
malu berpendapat, sehingga
hanya
antusias
pembelajaran.
cenderung masih pasif dan
seringkali
dan
member semangat siswa agar
ikut
dapat
teman
aktif
dalam
kelompoknya
sekelompoknya.
ketika
berdiskusi.
b) Masih banyak siswa yang
kurang serius dan kurang
Siklus 2
antusias
dalam
Perencanaan
kegiatan
pembelajaran
mengikuti
di
Kegiatan perencanaan siklus
kelas.
II ini dilakukan pada hari Sabtu 27
c) Siswa hanya akan bertanya
Agustus 2016 bertempat di ruang
kepada guru apabila guru
Tamu
melakukan pendekatan. Oleh
Surakarta. Peneliti bersama guru
karena itu, peran guru sebagai
mendiskusikan
fasilitator
dicapai pada siklus I, dan mencari
sangatlah
dibutuhkan.
Guru
SMA
hasil
Negeri
yang
8
telah
kekurangan serta kelebihan yang
Berdasarkan observasi dan
telah dilaksanakan pada siklus I.
analisis di atas, maka tindakan
Pada siklus I indikator hasil belajar
refleksi yang dapat dilakukan adalah:
belum memenuhi target, maka pada
1) Guru meningkatkan kontrol
siklus II ini dilakukan perbaikan-
dan penguasaan kelas untuk
perbaikan, sehingga peneliti bersama
meningkatkan disiplin kelas.
guru
waktu
pelaksanaan
siklus II akan dilaksanakan sebanyak
2) Guru lebih meningkatkan lagi
pengelolaan
merencanakan
tiga kali pertemuan, yaitu pada
saat
tanggal 29 Agustus dan 3 september
diskusi
2016
7
pelaksanaan
pebelajaran
dengan
penerapan
model
Dari nilai hasil evaluasi
pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay
Two
pertemuan
September
(TSTS)
Stray
ke
tiga
II
yang
telah
diperoleh,
dan
diketahui bahwa nilai rata-rata yang
5
diperoleh kelas adalah 81,37. Ini
pelaksanaan
artinya jika dibandingkan dengan
tanggal
2016
siklus
evaluasi siklus II.
siklus
Pelaksanaan Tindakan
meningkat sebanyak 9.92 dari rata-
Pelaksanaan
adalah
penerapan
I,
II,
skenario
persentase ketuntasan peserta didik
dapat digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Siklus II
dilaksanakan
Kriteria
selama 3 kali pertemuan seperti yang
telah direncanakan, yaitu pada hari
Senin, 29 Agustus 2016,
September
2016,
dan
Sabtu 3
Senin
Prosentase
peserta
Tuntas
26
86,67 %
3
13,34%
29
100%
5
Tidak
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Tuntas
pertama
Jumlah
didik
September 2016, di ruang kelas X
Pertemuan
telah
rata nilai siklus I 71,45. Maka
Dalam penelitian ini pelaksanaan
siklus
nilai
tindakan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
tindakan
rata-rata
dilaksanakan
Total
selama 2 x 45 menit, pertemuan
kedua 2 x 45 menit dan pertemuan
Berdasarkan
tabel
dan
ketiga 1 x 45 menit sesuai dengan
diagram di atas dapat dilihat bahwa
perencanaan. Kegiatan pembelajaran
jumlah peserta didik yang mencapai
yang dilaksanakan pada siklus kedua
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
ini merupakan usaha memperbaiki
berjumlah 26 (86,67%), sedangkan
dan
kualitas
peserta didik yang belum memenuhi
dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
miningkatkan
pembelajaran sebelumnya
menggunakan model pembelajaran
berjumlah 3 (13,34%).
kooperatif teknik two stay to stray
Analisis dan Refleksi
(TSTS).
Hasil observasi yang telah
Observasi
dilakukan
8
dapat
dilihat
bahwa
penerapan
model
pembelajaran
2) Pelaksanaan penerapan model
kooperatif teknik two stay two stay
pembelajaran kooperatif teknik
(TSTS) mampu meningkatkan hasil
Two Stay Two Stray (TSTS)
belajar siswa. Hal ini ditunjukan
berjalan lebih baik dan lebih
dengan meningkatnya nilai rata-rata
sesuai dengan yang diharapkan.
kelas. Rata-rata kelas pada evaluasi
3) Keaktifan
siklus I adalah 71,45 sedangkan rata-
mengikuti
rata kelas pada evaluasi siklus II
mengajar
adalah 81,37. Hal ini menunjukkan
peningkatan.
bahwa nilai rata-rata kelas X IPS 3
bersemangat dalam mengikuti
mengalami peningkatan. Sebanyak
pelajaran, sehingga lebih mudah
86,67% siswa dinyatakan tuntas,
dikontrol. Lebih banyak siswa
karena
yang
mereka
pencapaian
sudah
hasil
belajar
mencapai
KKM
siswa
dalam
kegiatan
belajar
mengalami
Siswa
bertanya
menemui
pada
kesulitan
lebih
saat
dalam
kegiatan diskusi.
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu
68. Dari hasil refleksi tersebut dapat
4) Dari segi hasil belajar, siswa
diketahui bahwa penerapan model
yang mendapatkan nilai di atas
pembelajaran kooperatif teknik Two
KKM mengalami peningkatan
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
menjadi 86,67% atau sebanyak
II dinilai telah berhasil dan dianggap
26 siswa. Nilai ini menunjukkan
sudah memuaskan sehingga tidak
peningkatan dan sudah di atas
perlu dilanjutkan lagi ke siklus
nilai standar, sehingga dianggap
berikutnya.
pembelajaran sudah mencapai
Berdasarkan
dari
titik ketuntasan.
hasil
Berdasarkan
observasi dan interprestasi tindakan
analisis
analisis sebagai berikut:
dipaparkan, maka tindakan refleksi
1) Guru sudah lebih menguasai
yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru
lebih
II
yang
dan
pada siklus II, peneliti melakukan
kelas dan lebih baik dalam
siklus
observasi
inovatif
sudah
dalam
melakukan kontrol pada saat
menggunakan
kegiatan pembelajaran.
pembelajaran pada saat kegiatan
9
model
Penerapan
belajar mengajar, sehingga siswa
model
tidak cepat merasa bosan dan
pembelajaran kooperatif tipe Two
akan lebih bersemangat dalam
Stay Two Stray (TSTS) terbukti
mengikuti
berhasil meningkatkan hasil belajar
kegiatan
belajar
mengajar di kelas.
siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
2) Guru harus mampu menciptakan
Surakarta
suasana belajar kondusif agar
sosiologi.
siswa merasa nyaman dan lebih
tersebut dapat dilihat dari hasil yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan
telah diperoleh pada siklus I dan
Perbandingan Hasil Tindakan
Siklus II. Peningkatan hasil belajar
Antarsiklus
peserta didik kelas X IPS 3 SMA
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
68
I
68
II
68
Surakarta
dalam
diagram
sebagai
berikut;
Rata- rata
Peningkatan
Prestasi Belajar
100
80
60
40
20
0
%
h
61,0 13
67
71,4 20
5
81,3 26
7
prestasi
bentuk
Ketuntasan
Pra
Peningkatan
dalam
Perbandingan nilai rata-rata
Rata
Juma
-rata
pelajaran
8
dapat kita lihat dari;
KK
M
mata
Negeri
(TSTS) pada siklus I dan Siklus II
Tahap
pada
43,34
61.07
66,67
71.45 81.37
Ratarata
Peningk
atan
Prestasi
Belajar
86,67
Ketuntasan.
Dari tabel diatas dapat kita lihat laju
peningkatan rata-rata siswa kelas X 4
Untuk
memperlihatkan
siswa dapat dilihat dari diagram
peningkatan persentase ketuntasan
berikut ini;
10
Peningkatan hasil ini juga didukung
Persentase Ketuntasan
Siswa
30
dengan
25
peningkatan
persentase
ketuntasan prestasi belajar siswa.
20
15
Persentase ketuntasan siswa pada
26
10
20
evaluasi pra siklus hanya 43.34%
13
5
meningkat menjadi 66,67% di siklus
0
Pra
Siklus I
Tindakan
Siklus II
I
dan kembali meningkat lagi
menjadi 86,67% pada siklus II.
Berdasarkan diagram di atas
Dari analisis data diatas
dapat dilihat bahwa rata-rata hasil
terbukti bahwa penerapan model
belajar peserta didik kelas X IPS 3
pembelajaran kooperatif tipe Two
mengalami
peningkatan
setelah
Stay Two Stray (TSTS) mampu
penerapan
model
pembelajaran
meningkatakan hasil belajar mata
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
pelajaran Sosiologi peserta didik
(TSTS). Seperti pada diagram di atas
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
dapat
Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
diketahui
bahwa
sebelum
dilakukan tindakan/prasiklus nilai
Berdasarkan analisis data
rata-rata peserta didik kelas X IPS 3
dan
adalah
dilakukan pada bab sebelumnya,
61.07
setelah
penerapan
pembahasan
yang
telah
model pembelajaran kooperatif tipe
maka
Two Stay Two Stray (TSTS) pada
penerapan
siklus pertama meningkat menjadi
kooperatif teknik Two Stay Two
71,45. Sedangkan pada siklus kedua
Stray (TSTS) dapat meningkatkan
kembali
peningkatan
hasil belajar sosiologi siswa kelas X
nilai rata-ratanya menjadi 81,37.
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
mengalami
Peningkatan hasil belajar
Siswa
dapat
disimpulkan
model
mampu
bahwa
pembelajaran
memahami
dan
tersebut dapat dilihat dari indikator
menguasai materi dengan baik. Hal
berikut:
tersebut
11
dapat
dilihat
dari
peningkatan rata-rata kelas sebanyak
9,92 yaitu dari 71,45 di siklus I,
menjadi 81,37 di siklus II, ketuntasan
hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan sebanyak 20%, yaitu
dari 66,67% siswa pada siklus I,
menjadi 86,67% siswa pada siklusII.
12
Daftar Pustaka
Annurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E., Khotimah K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran .
Jogjakarta: Arr-Ruz (Nawati, 2012)
Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nawati, S. (2012). Panduan Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Dimiyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT
Rineka Cipta
E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Omar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hopkins, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2010). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta : ESIS
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo
Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi unyuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Esis
Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
13
Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwati, Putri (2014) PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG). Other thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia. (0n Line)
(http://repository.upi.edu/id/eprint/7010, diakses tanggal 20 Agustus
2016)
Rohmad, Z (2010). Pengantar Metodologi Penelitia n. Surakarta: Uniba
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slavin, R.E. (2005) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Terj. N.
Yusron. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif. Dan R&D . Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru . Malang:
Banyumedia Publishing
Suyadi. (2012). Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Syah, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________.2003.(http://bimaskatolik.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo20th200
3SISDIKNAS.pdf , diakses tanggal 13 September 2016)
14
TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA
KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Ardian Pramudana Saputra. K8410007
Prodi Pendidikan Sosiologi Antrologi FKIP UNS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray (TSTS)
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah
30 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data
adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan didukung dengan
teknik wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi
sumber. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif denga membandingkan berubahan di setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dari mulai pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
ditunjukkan perolehan nilai rata-rata siswa di tiap siklus juga mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus pra tindakan nilai rata-rata 61,07 meningkat
menjadi 71,45 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 81,37 pada siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray (TSTS), hasil
belajar.
1
ABSTRACT
Ardian Pramudana Saputra. K8410007. THE IMPLEMENTATION OF TWO
STAY TWO STRAY (TSTS) TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING
MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES ON
SOCIOLOGY IN X IPS 3 STUDENTS SMA NEGERI 8 SURAKARTA
SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2016/2017. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. October 2016.
This research aims to improve students of X IPS 3 SMA Negeri 8
Surakarta learning outcomes by the implementation of Two Stay Two Stray
(TSTS) technique in cooperative learning model. This research is a Class Action
Research (CAR) which is conducted in two cycles, with every cycle consists of
planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the
students of X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta academic year 2016/2017. The data
was taken from the teacher and the students. The techniques of collecting data are
observation, test, interview, and documentation. The validity of the data use
content validity, triangulation technique and expert opinion. The analysis of the
data use descriptive analysis and critical technique.
The result of the research shows that the implementation of Two Tray
Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model can improve students’
learning outcomes. The results showed that the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student outcomes start from precycle to the first cycle, and from cycle I to cycle II. This is shown by the average
value students in each cycle also increased , the pre-cycle average value of 61.07
increased to 71,45 in the first cycle and increased to 81,37 in the second cycle.
The conclusions of this research is the application of cooperative learning
model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student learning outcomes class
X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Keywords: Class Action Research, Two Tray Two Stray (TSTS),Learning
Outcomes
kualitas pendidikan di Indonesia,
Pendahuluan
Sumber daya manusia yang
baik
terbentuk
melalui
terlebih bagi guru yang profesinya
berbagai
sebagai pendidik. Untuk itu guru
macam proses, salah satu cara yang
harus senantiasa berinovasi dalam
paling dominan yaitu melalui proses
mengajar
pendidikan.
ini
pembelajaran yang paling sesuai
pendidikan yang berkualitas masih
diterapkan pada siswanya dalam
menjadi
rangka mencapai prestasi belajar
Hingga
tujuan
penyelenggaraan
saat
utama
pendidikan
dari
di
untuk
mencari
model
yang memuaskan.
Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban
bersama
dan
Hasil
meningkatkan
observasi
siklus
pratindakan yang telah dilakukan di
2
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
menerangkan kelompok lain dan
Surakarta, diketahui bahwa proses
sisnya bertamu untuk diterangkan
pembelajaran
keopmpoklain.
sosiologi
berpusat
pada
centered),
sehingga
masih
guru
(Suprijono,
2009).Tipe Two Stay Two Stray
(teacher
pembelajaran
(TSTS)
dalam
pembelajaran
hanya terjadi satu arah. Model
diharapkan
pembelajaran ceramah dan mencatat
ketuntasan belajar kompetensi dasar
menyebabkan pembelajaran kurang
interaksi sosial dan dinamika sosial
bervariasi dan menjenuhkan siswa.
pada peserta didik kelas X IPS 3
Saat
tahun pelajaran 2016/2017.
proses
pembelajaran
berlangsung banyak peserta didik
yang
tidak
dapat
meningkatkan
Metode Penelitian
memperhatikan
Penelitian
Tindakan
penjelasan dari guru dan interaksi
Menurut Kemmis dan Carr yaitu
aktif antara guru dengan peserta
adalah suatu bentuk penelitian yang
didik jarang terjadi.
sifatnya reflektif yang dilakaukan
Dalam
pembelajaran
oleh pelaku dalam masyarakat sosial
kooperatif dikenal berbagai model
dan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran salah satunya adalah
pekerjaannya, memahami pekerjaan
pembelajaran kooperatif tipe Two
ini, serta situasi dimana pekerjaan ini
Stay Two Stray (TSTS). Teknik Two
dilakukan
Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
Pendapat tersebut memiliki maksud
Tamu) dikembangkan oleh Spencer
bahwa
Kagan
1992.
merupakan sebuah penelitian yang
Pembelajaran Two Stay Two Stray
difungsikan untuk mencapai suatu
atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali
pekerjaan tertentu dan penelitian
dengan
kelompok.
tersebut bersifat reflektif. Penelitian
Setelah kelompok terbentuk, guru
tindakan memiliki beberapa proses
memberikan
berupa
diantaranya perencanaan, tindakan,
yang
observasi, serta refleksi. Dengan
pada
tahun
pembagian
tugas
permasalahan-permasalahan
harus
dengan
mereka
diskusika,
sebagian
dari
diikuti
demikian
kelompok
(Basrowi,
penelitian
penelitian
2008:26).
tindakan
tindakan
menuntut peneliti untuk bersikap
3
kritis dan berlatih menggunakan
pembelajaran
insting
langsung membuat siswa tidak sadar
serta
kepekaan
untuk
membaca suatu kondisi dan situasi.
bahwa
tindakan
bahwa
kelas
memperbaiki
dan
dipaksa
tidak
untuk
dan sejelas ungkin supaya mereka
penelitian
adalah
mereka
secara
menyerap materi sebanyak mungkin
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan
ini
upaya
mampu menerangkan dan menjawab
meningkatkan
ketika ditanya oleh teman ataupun
kualitas serta kuantitas pembelajaran
guru.
peserta didik yang dilakukan oleh
Tempat
yang
digunakan
calon guru dan guru profesional
untuk penelitian adalah SMA Negeri
untuk
8 Surakarta kelas X IPS 3 tahun
dapat
mengatasi
permasalahan
dalam
berbagai
proses
ajaran
2016/2017. Penelitian ini
pembelajaran selama jangka waktu
mulai dilaksanakan pada bulan Juli
tertentu.
sampai
Isjoni
bulan
September
2016.
menyebutkan
Subjek penelitian tindakan kelas ini
pembelajaran kooperatif adalah suatu
difokuskan pada peserta didik kelas
model pembelajaran yang saat ini
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
banyak
Surakarta tahun ajaran 2013/2014.
digunakan
mewujudkan
untuk
kegiatan
belajar
Peserta
didik
kelas
X
IPS
3
mengajar yang berpusat pada siswa
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari
(student oriented), terutama untuk
15 peserta didik perempuan dan 15
mengatasi
yang
peserta didik laki-laki. Data dan
ditemukan guru dalam mengaktifkan
sumber data yang akan dikumpulkan
siswa yang tidak dapat bekerja sama
oleh peneliti adalah seluruh hasil
dengan orang lain dan siswa yang
pengamatan keadaan pembelajaran
agresif (2009).
yang sebenarnya dan mengandung
permasalahan
Dengan mempertimbangkan
informasi
ini
ingin
kegiatan
penelitian.
identifikasi masalah yang ditemukan,
penelitian
terhadap
menerpakan
Adapun teknik pengumpulan
model pembelajaran kooperatif tipe
data yang akan digunakan dalam
Two Stay Two Stray (TSTS). Model
penelitian ini antara lain dengan
4
menggunakan
observasi
dan
tes
Pada tahap perencanaan
sebagai teknik utama dan didukung
tindakan
dengan wawancara dan dokumentasi
bersama
sebagai teknik pendukung untuk
mendiskusikan skenario rencana
mengumpulkan data.
pelaksananaan
pembelajaran Two Stay Two Stray
Pada tahap ini peneliti
(TSTS).
belum ikut capur dengan proses
Peneliti
hanya
bersumber
guru.
dan
menganalisis
analisis
dikonsultasikan
dosen
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus
mengapa hasil belajar siswa kelas
I
X IPS 3 belum maksimal. Untuk
dilaksanakan
selama
3
kali
pertemuan, yaitu setiap hari Jumat
itu guru dan penelti sepakat untuk
model
dengan
pembimbing.
dengan guru pengajar ditemukan
penerapan
Rencana
pembelajaran peneliti yang telah
masalah
tindakan
dari
dan dari rencana pelaksanaan
hasil
yang ditemukan dan berdiskusi
memberikan
pembelajaran
Guru Sosiologi Kota Surakarta
evaluasi siklus pra tindakan.
Dari
rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengamati
pembelajaran yang dilakukan oleh
guru
Skenario
pelaksanaan
yang
oleh
pembelajaran
dan Dinamika Sosial serta model
Siklus Pra Tindakan
diselenggarakan
Sosiologi
kelas X tentang Interaksi Sosial
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.
mengajar
guru
peneliti
yaitu dengan mempelajari materi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
belajar
pertama,
tanggal 15, 20, 22 Agustus 2016 di
berupa
ruang kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
pebelajaran
Surakarta. Masing-masing pertemuan
koopeatif tipe Two Stay Two Stray
dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
(TSTS) untuk meningkatkan hasil
Kegiatan pada pertemuan pertama
belajar siswa kelas X IPS3.
dan kedua adalah menjelaskan materi
Siklus I
secara keseluruhan dan penggunaan
Perencanaan
model pembelajaran kooperatif tipe
Two
5
Stay
Two
Stray
(TSTS).
Sementara itu pada pertemuan ketiga
peserta didik yang belum memenuhi
akan diadakan tes evaluasi siklus I.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kegiatan
berjumlah 9 (33,34 %).
dilaksanakan
pembelajaran
pada
yang
siklus
I
ini
Analisis dan Refleksi
merupakan usaha memperbaiki dan
Berdasarkan
dari
hasil
meningkatkan kualitas pembelajaran
observasi dan interprestasi tindakan
sebelumnya dengan menggunakan
pada siklus I peneliti menemukan
model pembelajaran kooperatif tipe
beberapa
Two Stay Two Stray (TSTS).
penerapan
Observasi
kooperatif teknik Two Stay Two
Dari data nilai
evaluasi
Stray
kelemahan
model
(TSTS).
dalam
pembelajaran
Kelemahan
pada
siklus I diantaranya sebagai berikut:
siklus pertama yang telah diperoleh,
1) Segi Guru
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas
mengalami peningkatan dari 61,67 di
a) Guru kurang mengontrol pada
siklus pra tindakan menjadi 71,45
saat proses belajar mengajar
pada evaluasi sikus I, dan persentase
sehingga siswa masih ada
ketuntasan
yang ramai pada saat awal
peserta
didik
dapat
pembelajaran
digambarkan sebagai berikut :
bingung
Prestasi Belajar Siklus I
Kriteria
peserta
Tidak
Tuntas
Total
20
model
kooperatif
(TSTS).
b) Guru
66,66%
dalam
menjelaskan
dan
memberikan
materi
9
33,34%
29
100%
Berdasarkan
masih
teknik two stay to stray
Persentase
didik
Tuntas
dengan
pembelajaran
Jumlah
dan
tabel
contoh terlalu cepat sehingga
sulit untuk diikuti. Waktu
yang disediakan guru untuk
dan
tanya
diagram di atas dapat dilihat bahwa
jawab
terbatas.
jumlah peserta didik yang mencapai
juga
sangat
Terkadang guru
juga kesulitan dalam mencari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
berjumlah 20 (66,66%), sedangkan
6
contoh yang relevan dengan
3) Guru
lebih
banyak
lagi
memberikan motivasi kepada
materi yang dibahas.
siswa sehingga siswa menjadi
2) Segi Siswa
aktif
a) Dalam diskusi kelompok ada
beberapa
siswa
terlibat
yang
pendapat
dalam
untuk
kegiatan
4) Guru lebih mendorong dan
malu berpendapat, sehingga
hanya
antusias
pembelajaran.
cenderung masih pasif dan
seringkali
dan
member semangat siswa agar
ikut
dapat
teman
aktif
dalam
kelompoknya
sekelompoknya.
ketika
berdiskusi.
b) Masih banyak siswa yang
kurang serius dan kurang
Siklus 2
antusias
dalam
Perencanaan
kegiatan
pembelajaran
mengikuti
di
Kegiatan perencanaan siklus
kelas.
II ini dilakukan pada hari Sabtu 27
c) Siswa hanya akan bertanya
Agustus 2016 bertempat di ruang
kepada guru apabila guru
Tamu
melakukan pendekatan. Oleh
Surakarta. Peneliti bersama guru
karena itu, peran guru sebagai
mendiskusikan
fasilitator
dicapai pada siklus I, dan mencari
sangatlah
dibutuhkan.
Guru
SMA
hasil
Negeri
yang
8
telah
kekurangan serta kelebihan yang
Berdasarkan observasi dan
telah dilaksanakan pada siklus I.
analisis di atas, maka tindakan
Pada siklus I indikator hasil belajar
refleksi yang dapat dilakukan adalah:
belum memenuhi target, maka pada
1) Guru meningkatkan kontrol
siklus II ini dilakukan perbaikan-
dan penguasaan kelas untuk
perbaikan, sehingga peneliti bersama
meningkatkan disiplin kelas.
guru
waktu
pelaksanaan
siklus II akan dilaksanakan sebanyak
2) Guru lebih meningkatkan lagi
pengelolaan
merencanakan
tiga kali pertemuan, yaitu pada
saat
tanggal 29 Agustus dan 3 september
diskusi
2016
7
pelaksanaan
pebelajaran
dengan
penerapan
model
Dari nilai hasil evaluasi
pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay
Two
pertemuan
September
(TSTS)
Stray
ke
tiga
II
yang
telah
diperoleh,
dan
diketahui bahwa nilai rata-rata yang
5
diperoleh kelas adalah 81,37. Ini
pelaksanaan
artinya jika dibandingkan dengan
tanggal
2016
siklus
evaluasi siklus II.
siklus
Pelaksanaan Tindakan
meningkat sebanyak 9.92 dari rata-
Pelaksanaan
adalah
penerapan
I,
II,
skenario
persentase ketuntasan peserta didik
dapat digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Siklus II
dilaksanakan
Kriteria
selama 3 kali pertemuan seperti yang
telah direncanakan, yaitu pada hari
Senin, 29 Agustus 2016,
September
2016,
dan
Sabtu 3
Senin
Prosentase
peserta
Tuntas
26
86,67 %
3
13,34%
29
100%
5
Tidak
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Tuntas
pertama
Jumlah
didik
September 2016, di ruang kelas X
Pertemuan
telah
rata nilai siklus I 71,45. Maka
Dalam penelitian ini pelaksanaan
siklus
nilai
tindakan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
tindakan
rata-rata
dilaksanakan
Total
selama 2 x 45 menit, pertemuan
kedua 2 x 45 menit dan pertemuan
Berdasarkan
tabel
dan
ketiga 1 x 45 menit sesuai dengan
diagram di atas dapat dilihat bahwa
perencanaan. Kegiatan pembelajaran
jumlah peserta didik yang mencapai
yang dilaksanakan pada siklus kedua
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
ini merupakan usaha memperbaiki
berjumlah 26 (86,67%), sedangkan
dan
kualitas
peserta didik yang belum memenuhi
dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
miningkatkan
pembelajaran sebelumnya
menggunakan model pembelajaran
berjumlah 3 (13,34%).
kooperatif teknik two stay to stray
Analisis dan Refleksi
(TSTS).
Hasil observasi yang telah
Observasi
dilakukan
8
dapat
dilihat
bahwa
penerapan
model
pembelajaran
2) Pelaksanaan penerapan model
kooperatif teknik two stay two stay
pembelajaran kooperatif teknik
(TSTS) mampu meningkatkan hasil
Two Stay Two Stray (TSTS)
belajar siswa. Hal ini ditunjukan
berjalan lebih baik dan lebih
dengan meningkatnya nilai rata-rata
sesuai dengan yang diharapkan.
kelas. Rata-rata kelas pada evaluasi
3) Keaktifan
siklus I adalah 71,45 sedangkan rata-
mengikuti
rata kelas pada evaluasi siklus II
mengajar
adalah 81,37. Hal ini menunjukkan
peningkatan.
bahwa nilai rata-rata kelas X IPS 3
bersemangat dalam mengikuti
mengalami peningkatan. Sebanyak
pelajaran, sehingga lebih mudah
86,67% siswa dinyatakan tuntas,
dikontrol. Lebih banyak siswa
karena
yang
mereka
pencapaian
sudah
hasil
belajar
mencapai
KKM
siswa
dalam
kegiatan
belajar
mengalami
Siswa
bertanya
menemui
pada
kesulitan
lebih
saat
dalam
kegiatan diskusi.
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu
68. Dari hasil refleksi tersebut dapat
4) Dari segi hasil belajar, siswa
diketahui bahwa penerapan model
yang mendapatkan nilai di atas
pembelajaran kooperatif teknik Two
KKM mengalami peningkatan
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
menjadi 86,67% atau sebanyak
II dinilai telah berhasil dan dianggap
26 siswa. Nilai ini menunjukkan
sudah memuaskan sehingga tidak
peningkatan dan sudah di atas
perlu dilanjutkan lagi ke siklus
nilai standar, sehingga dianggap
berikutnya.
pembelajaran sudah mencapai
Berdasarkan
dari
titik ketuntasan.
hasil
Berdasarkan
observasi dan interprestasi tindakan
analisis
analisis sebagai berikut:
dipaparkan, maka tindakan refleksi
1) Guru sudah lebih menguasai
yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru
lebih
II
yang
dan
pada siklus II, peneliti melakukan
kelas dan lebih baik dalam
siklus
observasi
inovatif
sudah
dalam
melakukan kontrol pada saat
menggunakan
kegiatan pembelajaran.
pembelajaran pada saat kegiatan
9
model
Penerapan
belajar mengajar, sehingga siswa
model
tidak cepat merasa bosan dan
pembelajaran kooperatif tipe Two
akan lebih bersemangat dalam
Stay Two Stray (TSTS) terbukti
mengikuti
berhasil meningkatkan hasil belajar
kegiatan
belajar
mengajar di kelas.
siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
2) Guru harus mampu menciptakan
Surakarta
suasana belajar kondusif agar
sosiologi.
siswa merasa nyaman dan lebih
tersebut dapat dilihat dari hasil yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan
telah diperoleh pada siklus I dan
Perbandingan Hasil Tindakan
Siklus II. Peningkatan hasil belajar
Antarsiklus
peserta didik kelas X IPS 3 SMA
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
68
I
68
II
68
Surakarta
dalam
diagram
sebagai
berikut;
Rata- rata
Peningkatan
Prestasi Belajar
100
80
60
40
20
0
%
h
61,0 13
67
71,4 20
5
81,3 26
7
prestasi
bentuk
Ketuntasan
Pra
Peningkatan
dalam
Perbandingan nilai rata-rata
Rata
Juma
-rata
pelajaran
8
dapat kita lihat dari;
KK
M
mata
Negeri
(TSTS) pada siklus I dan Siklus II
Tahap
pada
43,34
61.07
66,67
71.45 81.37
Ratarata
Peningk
atan
Prestasi
Belajar
86,67
Ketuntasan.
Dari tabel diatas dapat kita lihat laju
peningkatan rata-rata siswa kelas X 4
Untuk
memperlihatkan
siswa dapat dilihat dari diagram
peningkatan persentase ketuntasan
berikut ini;
10
Peningkatan hasil ini juga didukung
Persentase Ketuntasan
Siswa
30
dengan
25
peningkatan
persentase
ketuntasan prestasi belajar siswa.
20
15
Persentase ketuntasan siswa pada
26
10
20
evaluasi pra siklus hanya 43.34%
13
5
meningkat menjadi 66,67% di siklus
0
Pra
Siklus I
Tindakan
Siklus II
I
dan kembali meningkat lagi
menjadi 86,67% pada siklus II.
Berdasarkan diagram di atas
Dari analisis data diatas
dapat dilihat bahwa rata-rata hasil
terbukti bahwa penerapan model
belajar peserta didik kelas X IPS 3
pembelajaran kooperatif tipe Two
mengalami
peningkatan
setelah
Stay Two Stray (TSTS) mampu
penerapan
model
pembelajaran
meningkatakan hasil belajar mata
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
pelajaran Sosiologi peserta didik
(TSTS). Seperti pada diagram di atas
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
dapat
Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
diketahui
bahwa
sebelum
dilakukan tindakan/prasiklus nilai
Berdasarkan analisis data
rata-rata peserta didik kelas X IPS 3
dan
adalah
dilakukan pada bab sebelumnya,
61.07
setelah
penerapan
pembahasan
yang
telah
model pembelajaran kooperatif tipe
maka
Two Stay Two Stray (TSTS) pada
penerapan
siklus pertama meningkat menjadi
kooperatif teknik Two Stay Two
71,45. Sedangkan pada siklus kedua
Stray (TSTS) dapat meningkatkan
kembali
peningkatan
hasil belajar sosiologi siswa kelas X
nilai rata-ratanya menjadi 81,37.
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
mengalami
Peningkatan hasil belajar
Siswa
dapat
disimpulkan
model
mampu
bahwa
pembelajaran
memahami
dan
tersebut dapat dilihat dari indikator
menguasai materi dengan baik. Hal
berikut:
tersebut
11
dapat
dilihat
dari
peningkatan rata-rata kelas sebanyak
9,92 yaitu dari 71,45 di siklus I,
menjadi 81,37 di siklus II, ketuntasan
hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan sebanyak 20%, yaitu
dari 66,67% siswa pada siklus I,
menjadi 86,67% siswa pada siklusII.
12
Daftar Pustaka
Annurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E., Khotimah K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas
untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya.
Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran .
Jogjakarta: Arr-Ruz (Nawati, 2012)
Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nawati, S. (2012). Panduan Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Yogyakarta: Familia.
Dimiyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT
Rineka Cipta
E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Omar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hopkins, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2010). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta : ESIS
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo
Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi unyuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Esis
Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
13
Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwati, Putri (2014) PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG). Other thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia. (0n Line)
(http://repository.upi.edu/id/eprint/7010, diakses tanggal 20 Agustus
2016)
Rohmad, Z (2010). Pengantar Metodologi Penelitia n. Surakarta: Uniba
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slavin, R.E. (2005) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Terj. N.
Yusron. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif. Dan R&D . Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru . Malang:
Banyumedia Publishing
Suyadi. (2012). Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Syah, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
_________.2003.(http://bimaskatolik.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo20th200
3SISDIKNAS.pdf , diakses tanggal 13 September 2016)
14