PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | Haetik | SOSIALITAS; Jurnal Ilmia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATF TIPE THINK,
PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
DI KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Nur Haetik1, Djoko Darmono2 dan Slamet Subagyo2.
1
2

Program Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP, UNS Surakarta

Dosen Program Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP, UNS Surakarta
e-mail : n.haetik@gmail.com
Abstract

This research was aimed to improve the students’s participations dan
learning outcomes in Sociology grade XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta academic
year 2015/2016 by implementating cooperative learning model type Think, Pair
and Share (TPS). This is a classroom action research that included two cycles
that consist of 4 stages like, planning, acting, observing and reflecting. The
subject of this research is the students of XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta which

consist of 47 students. Data was collected by observation and test as the main
technique, while interview and documentation were used as secondary technique.
The data were analyzed by descriptive statistic and descriptive qualitative.
The results show there are improvement of students’s participations and
learning outcomes in XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta at each cycles. The
participations at pre cycles show 2,77 with 34,04% active students and improved
to 3,37 with 59,57% active students at cycle I and then became 3,37 with 80,85%
active students at cycle II. While, the average of students’s learning outcomes also
increase from the pre cycle stage was 74,52 improved to 79,36 at cycle I and then
improved again to 84,09 at cycle II.
Based on the result of this research, can be concluded that the
implementation of cooperative learning model type Think, Pair and Share (TPS)
can improve students’s participations and learning outcomes especially at
cognitive aspect in Sociology grade XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta academic
year 2015/2016.
Keyword : Participations, Learning Outcomes, Think Pair and Share (TPS),
Classroom Action Research

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar

mata pelajaran Sosiologi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun
ajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think,
Pair and Share (TPS). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yakni,
perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta dengan jumlah siswa 47 anak.
Teknik pengumpulan data utama dilakukan dengan teknik observasi dan tes,
sedangkan teknik pendukung yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan partisipasi dan
hasil belajar siswa di kelas XI IPS 4 pada setiap siklus. Partisipasi belajar siswa
pada pra siklus menunjukkan skor 2,77 dengan siswa yang berpartisipasi aktif
sebesar 34,04% meningkat pada siklus I menjadi 3,06 dengan siswa aktif sebesar
59,57% dan pada siklus II meningkat menjadi 3,37 dengan siswa yang
berpartisipasi aktif sebesar 80,85%. Sedangkan rata-rata hasil belajar kognitif
siswa juga meningkat dari tahap pra siklus sebesar 74,52 meningkat menjadi
79,36 pada siklus I, kemudian meningkat kembali menjadi 84,09 pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan
partisipasi dan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas XI

IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Partisipasi, Hasil Belajar, Think, Pair and Share (TPS), PTK.

PENDAHULUAN

lembaga

A. Latar Belakang

pendidik dan tenaga kependidikan

Di era globalisasi seperti pada
zaman

sekarang

ini,

pendidikan


pendidikan

memiliki

yang memiliki peran yang sangat
strategis

dalam

mengelola

merupakan

aspek

yang

sangat

pembelajaran untuk mencapai tujuan


dibutuhkan

oleh

setiap

orang.

pendidikan baik secara institusional

Pendidikan formal sampai sekarang

maupun tujuan secara nasional. Untuk

tetap menjadi lembaga pendidikan

mencapai tujuan tersebut, semua pihak

utama


pusat

harus ikut andil dalam mewujudkan

pengembangan sumber daya manusia

tujuan tersebut, termasuk guru. Oleh

dengan didukung oleh pendidikan

karena itu, guru sebagai salah satu

dalam keluarga dan masyarakat. Setiap

komponen

yang

merupakan


yang

penting

bagi

harus

Oleh karena itu, diperlukan

mampu menempatkan diri sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas

sosok yang membangkitkan minat dan

pembelajaran di kelas tersebut agar

hasrat siswa untuk terus belajar.


partisipasi dan hasil belajar siswa

terciptanya

generasi

Observasi

hebat

yang

peneliti

meningkat.

Salah

lakukan di kelas XI IPS 4 SMA Batik


pembelajaran

1

meningkatkan

Surakarta

menunjukkan

bahwa

satu

model

yang

dapat


partisipasi

sekaligus

partisipasi dan hasil belajar siswa pada

hasil belajar siswa adalah model

mata pelajaran Sosiologi sangatlah

pembelajaran kooperatif khususnya

rendah.

satunya

model Think, Pair and Share (TPS).

dikarenakan model pembelajaran yang


Dalam model pembelajaran TPS, guru

digunakan oleh guru kurang sesuai

bertindak sebagai motivator, fasilitator

dengan

dan

Hal

ini

tuntutan

salah

kurikulum

2013.

evaluator

sedangakn

semua

Kurikulum 2013 menghendaki adanya

aktivitas berpusat pada siswa. TPS

pembelajaran yang student center

mempunyai banyak kelebihan, satu

sedangkan

diantaranya

pembelajaran

yang

adalah

dilakukan guru sosiologi kelas XI IPS

memberikan

4 masih terkesan seperti teacher center

banyak

karena sering menggunakan ceramah

berpartisipasi

sebagai metode mengajar dan belum

pembelajaran.

melalui

sedikitnya

kepada

8x

siswa
dalam

TPS
lebih
untuk
proses

menerapkan model pembelajaran yang
variatif.
C. Kajian Pustaka

B. Tujuan Penelitian
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

1. Partisipasi Belajar
Keit Davis (Suryo Subroto, 2006 :

meningkatkan partisipasi dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran

279)

sosiologi melalui penerapan model

adalah keterlibatan mental dan emosi

pembelajaran kooperatif tipe Think

seseorang untuk pencapaian tujuan dan

Pair and Share di kelas XI IPS 4 SMA

ikut bertanggung jawab di dalamnya.”

Batik

Dari

1

2015/2016.

Surakarta

tahun

ajaran

mengemukakan,

pengertian

“partisipasi

tersebut

dapat

dipahami bahwa partisipasi melibatkan

seluruh aspek yang dimiliki manusia

partisipasi dan keaktifan anak didik

yaitu berupa mental dan emosi yang

yang belajar. Setiap anak didik pasti

demi mencapai suatu tujuan tertentu.

berpartisipasi dalam belajar, hanya

Selain

juga

yang membedakannya adalah kadar

mengandung makna bahwa seseorang

pasif dan aktifnya”. Dari pernyataan

juga ikut bertanggung jawab atas apa

yang

yang dilakukannya begitu juga dengan

tersebut, dapat peneliti pahami bahwa

siswa.

partisipasi

itu,

partisipasi

Selanjutnya, Suryo Subroto (2006

Partisipasi dalam pembelajaran
meliputi, siswa harus terlibat dalam
proses belajar, berlatih untuk
menjelajah,
mencari,
mempertanyakan
sesuatu,
menyelidiki
jawaban
atas
pertanyaan,
mengelola
dan
menyampaikan hasil perolehannya
secara komunikatif.
Dari
pendapat
yang
Suryo

Subroto

tersebut, dalam pembelajaran siswa

untuk

meliputi, berlatih

menjelajah suatu

hal

atau

materi, mencari sumber dan referensi
lain,

mempertanyakan

akan

penting

dan

karena

jika

tidak

ada

terjadi.

Semua

anak

pasti

berpartisipasi dalam belajar hanya
yang membedakan partisipasi mereka
adalah aktif atau tidaknya. Partisipasi
pasif

belum

tentu

anak

tidak

melakukan apapun di kelas, namun
tingkat partisipasi tersebut hanya guru
yang dapat menentukan.
Berikut

merupakan

indikator

partisipasi belajar yang ditentukan
dalam penelitian ini :
Tabel 1. Indikator / Aspek Partisipasi
Belajar Siswa

sesuatu

terhadap guru, mengelola jawaban

Yamin

partisipasi maka proses tersebut tidak

harus ikut berpartisipasi. Partisipasi
yang dimaksud

sangat

oleh

diperlukan dalam suatu proses belajar
mengajar

: 293) mengemukakan bahwa,

dikemukakan oleh

dikemukakan

No

Aspek yang diamati

yang dikemukakan oleh guru dan
dapat menyampaikan hasilnya secara
komunikatif entah untuk teman lain
ataupun secara klasikal di depan kelas.
Yamin (2007 : 80) mengatakan,
“Tidak

ada

proses

belajar

tanpa

1
2
3
4

Mengamati gambar / video
Mengajukan
/
menjawab
pertanyaan guru
Memberikan
tanggapan/pendapat
dalam
diskusi
Mempresentasikan
hasil

diskusi
Mendengarkan
penjelasan
5 materi dari guru
Mengerjakan
soal
yang
6
diberikan guru
Mencatat point-point penting
7
materi
2. Hasil Belajar

mengambil

sebuah

keputusan.”

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
dipahami bahwa evaluasi hasil belajar
merupakan

kegiatan

mengumpulkan
sesuatu

untuk

informasi

dimana

tentang

informasi

yang

Suharsimi Arikunto (2009 : 24)

didapatkan berguna untuk menentukan

mengemukakan bahwa, “Hasil belajar

jalan lain yang tepat untuk digunakan

adalah hasil yang dicapai seseorang

dan

setelah melakukan kegiatan belajar.

suatu keputusan. Arikunto (2009 : 30)

Hasil belajar merupakan penilaian

mengemukakan bahwa ada 3 jenis tes

yang dicapai seorang siswa untuk

yang dapat digunakan untuk mengukur

mengetahui

atau menilai hasil belajar yaitu, tes

sejauh

mana

bahan

diterapkan

pelajaran atau materi yang diajarkan

diagnostic,

dapat

summatif.

dipahami

siswa.”

Dari

dalam

tes

formatif

mengambil

dan

tes

pernyataan tersebut, dapat dipahami
bahwa hasil belajar merupakan sesuatu

3. Model Pembelajaran Kooperatif

yang dicapai oleh seseorang setelah

tipe Think Pair and Share (TPS)

orang tersebut melakukan kegiatan

Pembelajaran

belajar. Hasil belajar dinilai untuk

Muhammad Nur (2010:19),

mengetahui sejauh mana bahan atau
materi

pelajaran

tertentu

dapat

dipahami oleh siswa.
Hasil belajar dapat diketahui dan
dinilai dengan cara evaluasi. Evaluasi
menurut Arikunto (2009 : 2) yaitu,
”Kegiatan

untuk

informasi

tentang

mengumpulkan
bekerjasanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi

kooperatif,

menurut

“pembelajaran
dimana
siswa
dalam kelompok kecil saling
membantu belajar satu sama
lainnya.
Kelompok-kelompok
tersebut beranggotakan siswa
dengan hasil belajar tinggi, ratarata,
rendah,
laki-laki
dan
perempuan, siswa dengan latar
belakang suku berbeda untuk
mencapai
suatu
penghargaan
bersama.”
Berdasarkan

pengertian

yang

tersebut digunakan untuk menentukan

dikemukakan oleh Muhammad Nur,

alternative

pembelajaran kooperatif terdiri dari

yang

tepat

dalam

beberapa kelompok yang anggotanya

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat

heterogen.

yang

dipahami bahwa model pembelajaran

dimaksudkan disini adalah adanya

kooperatif tipe Think, Pair and Share

banyak perbedaan yang mendasari

dapat memengaruhi pola interaksi

kelompok tersebut terjadi, contohnya

siswa. Pola interaksi yang dimaksud

berbeda suku, berbeda agama, berbeda

adalah pola interaksi

jenis kelamin dan yang terpenting

intensif

adalah berbeda tingkat kemampuan

terbentuk adalah kelompok kecil yang

akademiknya. Hal ini dimaksudkan

terdiri antara 2-4 anggota kelompok.

Heterogen

karena

Anita

agar mereka dapat bekerja dengan

yang lebih

kelompok

Lie

(2006

yang

:

menghargai perbedaan dan akhirnya

mengungkapkan

mencapai suatu penghargaan atau

pembelajaran kooperatif tipe Think,

prestasi bersama.

Pair

Terdapat beberapa tipe atau jenis

bahwa,

57)

Share

and

“model

memberikan

kesempatan sedikitnya delapan kali

Slavin

lebih banyak kepada setiap siswa

(Isjoni, 2009 : 11), menyebutkan

untuk menunjukkan partisipasi kepada

beberapa tipe pembelajaran kooperatif

orang lain.” Itu artinya, partisipasi

diantaranya adalah STAD ( Student

belajar

Team Achievement Division), Jigsaw,

pembelajaran

TGT ( Team Game Tournament), TPS

dalam

( Think, Pair and Share), CIRC (

setidaknya delapan kali lipat.

Cooperative Intergrated Reading and

4. Pembelajaran Sosiologi

pembelajaran

Composition),

kooperatif,

dan

GI

(Group

Investigation).

69

Kerangka

akan

meningkat

Dasar

and Share adalah jenis pembelajaran

Atas/Madrasah

kooperatif yang mempengaruhi pola

kurikulum

interaksi

diperkenankan

menghendaki

diterapkan

Tahun

Kurikulum

dan

model

tersebut

kelas

mengemukakan bahwa, “Think, Pair

siswa

ketika

Berdasarkan pada Permendikbud
Nomor

Ibrahim dkk (Trianto, 2010 : 81)

siswa

siswa bekerja saling membantu dalam

pilihan

kelompok kecil antara (2-4) anggota.”

Peminatan,

2013
dan

Sekolah

dalam

Struktur
Menengah

Aliyah,

2013

bentuk

pilihan

dalam

peserta

untuk

tentang

didik

menentukan
Kelompok

Lintas

Minat,

dan/atau pilihan Pendalaman Minat.
Kelompok Peminatan terdiri dari 3
kelompok,

yaitu

Penelitian

ini

merupakan

Peminatan

Penelitian Tindakan Kelas dengan

Matematika dan Sains, Peminatan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Sosial dan Peminatan Bahasa.

Pendekatan

Kedudukan
Sosiologi

:

METODE PENELITIAN

mata

dalam

pelajaran

kurikulum

2013

kuantitatif

peneliti

gunakan untuk mengolah data dalam
bentuk angka sebagai alat ukur untuk

berada di kelompok Peminatan Sosial.

mengukur

Artinya, jika sejak kelas X tidak

Sedangkan,

mengambil Peminatan Sosial maka

peneliti gunakan untuk menghasilkan

siswa tersebut tidak akan mempelajari

data deskriptif berupa kata-kata tertulis

mata

selama

atau lisan, serta perilaku yang dapat

jenjang

diamati dari sumber informasi.

pelajaran

menempuh

sosiologi

pendidikan

di

SMA. Kedudukan tersebut berbeda
dari

kurikulum

Kurikulum
Sosiologi

sebelumnya

2006

(KTSP)

termasuk

yaitu
dimana

pendekatan

Penelitian
berfokus
memperbaiki

belajar

tindakan

pada

siswa.
kualitatif

kelas

upaya

proses

ini

untuk

dan

hasil

mata

pembelajaran ke arah kondisi yang

pelajaran wajib untuk kelas X. Dalam

diharapkan. Penelitian ini terdiri dari 2

kedudukannya

satu

siklus dimana masing-masing siklus

disiplin ilmu, keberadaan Sosiologi

terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan

memiliki posisi yang strategis dalam

tindakan,

membahas dan mempelajari masalah

observasi dan interpretasi serta refleksi

sosial

tindakan.

politik

berkembang

dalam

hasil

sebagai

dan

salah

budaya

di

yang

pelaksanaan

tindakan,

masyarakat.

Teknik pengumpulan data yang

Pembelajaran sosiologi dimaksudkan

digunakan yaitu dengan observasi dan

untuk mengembangkan kemampuan

tes sebagai teknik utama, sedangkan

pemahaman

tentang

fenomena

teknik pendukungnya menggunakan

kehidupan

sehari-hari

dalam

wawancara dan dokumentasi. Teknik

lingkungan masyarakat.

analisis data yang digunakan adalah
statistic

deskriptif

untuk

membandingkan hasil hitung statistic

dari setiap siklus dalam penelitian dan

pembelajaran dengan penerapan model

deskriptif

pembelajaran kooperatif tipe Think,

kualitatif

mengidentifikasi
kelebihan

untuk

kelemahan

proses

dan

dan

Pair and Share

hasil
partisipasi belajar siswa pada setiap

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

Tabel 2. Perbandingan Prosentase

Setelah melaksanakan tindakan
siklus

I dan

II,

mendapatkan

peneliti

data-data

telah
yang

diperlukan dalam penelitian tindakan
kelas ini. Data-data yang diperoleh
meliputi data capaian aspek dalam
partisipasi belajar dan data hasil
belajar

kognitif

menerapkan

model

siswa

ketika

pembelajaran

kooperatif tipe Think, Pair and Share
dikelas XI IPS 1 SMA Batik 1
Surakarta. Berikut merupakan hasil
penelitian yang didapatkan peneliti :
A. Peningkatan

Partisipasi

Belajar Siswa

partisipasi

Partisipasi

Siswa

Setiap

Prosentase (%)
Aktif
Pasif
Pra Siklus 34.04 %
65.96 %
Siklus I
59.57 %
40.43 %
Siklus II
80.85 %
19.15 %
Dari tabel 2 tersebut diperoleh
Tahap

data : hanya 16 siswa (34,04%) yang
berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran

sedangkan

31

(65,96%) lainnya berpartisipasi pasif.
Selanjutnya pada siklus I, partisipasi
belajar siswa meningkat meskipun
belum secara maksimal. Dari 47
yang

terlibat

aktif

berpartisipasi ada 26 (59,57%) anak

siswa

dan sisanya 21 anak (40,43) masih

sangat rendah. Hal ini ditunjukkan

berpartisipasi pasif dalam proses

dengan

pembelajaran. Sedangkan pada siklus

sedikitnya

belajar

Belajar

Siklus

siswa,

Pada saat pra tindakan atau pra
siklus,

tahap :

siswa

yang

melakukan aspek-aspek pada lembar

II,

observasi. Setelah itu, pada siklus I

meningkat

dan II partisipasi belajar siswa

(80,85) siswa dan sisanya 9 anak

meningkat secara perlahan. Berikut

(19,15%)

merupakan

tabel

perbandingan

partisipasi

belajar

kembali

masih

siswa

menjadi

belum

38

dapat

berpartisipasi aktif karena skor yang

3,06.

diperoleh kurang dari 3.

peningkatan sebanyak 0,9 dari skor

Sedangkan untuk capaian skor
setiap

aspek

juga

mengalami

pra

Angka

siklus

ini

menunjukkan

yang

hanya

2,77.

Meskipun belum meningkat secara

peningkatan dari pra siklus ke siklus

maksimal,

I

merupakan

mampu menunjukkan peningkatan

perbandingan setiap aspek partisipasi

yang melebihi batas minimal atau

belajar dalam setiap tahap :

KKM. Oleh karena itu, diperlukan

dan

Tabel

II.

3.

Berikut

Perbandingan

Capaian

Aspek Partisipasi Belajar Siswa
Tahap
Skor
Pra Siklus
2.77
Siklus I
3.06
Siklus II
3.37
Pada pra siklus, perolehan skor
rata-rata dari aspek partisipasi belajar
siswa adalah sebesar 2,77. Skor
tersebut masih sangat rendah karena
berada dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), sehingga kemudian
diterapkan

model

pembelajaran

kooperatif tipe Think, Pair and Share
pada proses pembelajaran di siklus
selanjutnya.

Setelah

upaya-upaya

namun

skor

dari

tersebut

guru

bersama

dengan peneliti untuk meningkatkan
partisipasi belajar siswa kembali.
Setelah

melakukan

menyepakati

refleksi

dan

perbaikan-perbaikan

yang akan dilakukan, pada siklus II
diperoleh

skor

rata-rata

meningkat

lagi

dari

yang

siklus

I.

Peningkatan tersebut adalah sebesar
0,31 sehingga perolehan skor ratarata pada siklus II adalah sebesar
3,37.
B. Peningkatan

Hasil

Belajar

Kognitif Siswa

diterapkan

Penerapan model pembelajaran

model pembelajaran kooperatif tipe

kooperatif tipe Think, Pair and Share

Think, Pair and Share pada siklus I

yang dilakukan dalam penelitian ini

dan II, skor rata-rata yang diperoleh

salah satunya dimaksudkan agar

siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1

dapat

Surakarta mengalami peningkatan.

siswa pada ranah kognitif.

Pada siklus I, skor rata-rata yang

Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar

diperoleh oleh siswa adalah sebesar

Kognitif Setiap Siklus

memperbaiki

hasil

belajar

Tahap
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Rata-Rata
74,52
79,36
84,09

Berdasarkan

data

tersebut,

diperoleh perbedaan rata-rata pada
tahap pra siklus, siklus I maupun
siklus II. Pada tahap pra siklus, ratarata hasil belajar kognitif siswa
masih dibawah batas ketuntasan
minimal karena hanya menunjukkan
angka 74,52. Sedangkan, pada siklus
I,

rata-rata

hasil

belajar

siswa

meningkat jika dibandingkan dengan
pra siklus. Peningkatan yang terjadi
adalah sebesar 4,84 sehingga ratarata hasil belajar kognitif yang
diperoleh oleh siswa adalah 79,36.
Pada siklus II, rata-rata hasil belajar
siswa

juga

meningkat

jika

dibandingkan dengan rata-rata pada
siklus I. Peningkatan yang terjadi
saat evaluasi siklus II adalah sebesar
4,73

sehingga

rata-rata

yang

diperoleh adalah 84,09.

Belajar Siswa pada Tiap Siklus
Kriteria
Tahap Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah
Jumlah
Pra
Siklus
28
19
Siklus
I
39
8
Siklus
42
5
II
Berdasarkan tabel 4, dapat kita
ketahui bahwa terdapat peningkatan
dalam ketuntasan belajar siswa kelas
XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta.
Pada tahap pra siklus, prosentase
siswa yang tuntas hanya sebesar
59,57% (28 anak) sedangkan yang
tidak tuntas mencapai 40,43% (19
anak). Setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think,
Pair and Share ketuntasan belajar di
kelas

tersebut

mengalami

peningkatan dimana prosentase siswa
yang tuntas menjadi 82,98% (39
anak) dan siswa yang tidak tuntas
hanya sebesar 17,02% (8 anak).

Selain itu, ketuntasan belajar di
kelas XI IPS 4 SMA Batik 1
Surakarta

juga

mengalami

peningkatan.

Berikut

merupakan

tabel ketuntasan belajar pada setiap
siklus :

Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan

Walaupun

telah

mengalami

peningkatan, guru dan peneliti masih
berusaha untuk memperbaiki proses
pembelajaran sehingga pada siklus II
terjadi peningkatan kembali yaitu
menjadi 89,36% (42 anak) yang

tuntas, sedangkan yang tidak tuntas

hasilnya.” (Suprihatiningrum, 2013 :

hanya sebesar 10,64% (5 anak).

26). Dari pendapat tersebut, peneliti

Peningkatan yang terjadi pada

memahami

bahwa

pembelajaran

setiap tindakan atau siklus tersebut

jangan hanya memfokuskan pada

tidak

guru

hasil belajar anak, namun harus

untuk

memusatkan kepada pikiran dan

mengoreksi

mental anak atau siswa. Hal tersebut

proses

relevan dengan penelitian tindakan

yang

kelas yang dilakukan oleh peneliti.

untuk

Pada penelitan tindakan kelas ini,

terlepas

bersama

dari

dengan

peran

peneliti

merefleksi

dan

bagaimana

jalannya

pembelajaran.

Refleksi

dilakukan

berguna

mengidentifikasi
kekurangan

kelemahan

yang

terjadi

dan

selama

guru

bersama

memilih

dengan

model

peneliti

pembelajaran

proses pembelajaran. Kelemahan-

kooperatif kaitannya dengan proses

kelemahan itu menjadi salah satu

pembelajaran. Agar siswa mampu

masalah

maksimalnya

menunjukkan mental dan pikirannya,

partisipasi dan hasil belajar siswa

diperlukan suatu usaha atau upaya

khususnya

yang

kurang

pada

ranah

kognitif.

nyata

dalam

Masalah yang muncul dapat terjadi

pembelajaran.

dari segi guru, segi siswa, segi media

yang berlaku adalah kurikulum 2013

pembelajaran,

yang

segi

model

Apalagi

proses

menghendaki

kurikulum

pembelajaran

pembelajaran dan lain-lain. Ketika

hendaknya terpusat pada anak atau

proses

student center. Salah satu model

pembelajaran

mengalami

banyak masalah, maka hasil belajar

pembelajaran

kooperatif

yang

yang diciptakan juga tidak akan

menghendaki kegiatan terpusat pada

maksimal.

siswa adalah tipe Think, Pair and

Hal tersebut sesuai dengan teori

Share (TPS). Model pembelajaran

konstruktivisme yang dikemukakan

tersebut mendukung teori belajar

oleh Piaget bahwa “Pembelajaran

konstruktivis

dilakukan

memusatkan

pembelajaran yang terpusat pada

perhatian kepada berpikir atau proses

anak akan menimbulkan hasil belajar

mental anak, tidak sekedar pada

yang lebih maksimal.

dengan

karena

proses

b. Guru

SIMPULAN DAN SARAN

sebaiknya

menciptakan

komunikasi yang baik dengan

A. Simpulan
Berdasarkan

pada

hasil

peserta didik agar pembelajaran

penelitian yang telah dibahas pada

lebih

bab sebelumnya, penelitian dengan

sehingga tidak terjadi komunikasi

menerapkan

yang hanya satu arah.

model

pembelajaran

kooperatif tipe Think, Pair and Share

c. Guru

bersifat

komunikatif

sebaiknya

memberikan

pada materi Konflik, Kekerasan dan

contoh kasus yang sesuai dengan

Upaya Penyelesaiannya, diperoleh

perkembangan

kesimpulan

bahwa,

“Penerapan

peserta

didik

sehingga peserta didik tertarik

model pembelajaran kooperatif tipe

untuk

Think, Pair and Share (TPS) dapat

berusaha menjawabnya.

mendengarkan

meningkatkan partisipasi dan hasil

2. Bagi siswa

belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA

a. Siswa

sebaiknya

atau

selalu

Batik 1 Surakarta tahun ajaran

memperhatikan

2015/2016”.

sedang menjelaskan sesuatu atau

B. Saran

sedang

Berdasarkan pada penelitian
yang telah dilaksanakan, peneliti

ketika

menyampaikan

guru

materi

pembelajaran.
b. Siswa sebaiknya lebih antusias

menyampaikan beberapa saran agar

dalam

menjadi bahan pertimbangan, antara

sehingga

lain :

berlangsung dengan aktif dan

1. Bagi guru

menyenangkan.

a. Dalam

melaksanakan

proses

proses

pembelajaran

pembelajaran

dapat

3. Bagi sekolah

guru

a. Sekolah hendaknya memberikan

hendaknya menerapkan model

motivasi kepada para guru mata

pembelajaran

bervariatif

pelajaran untuk melaksanakan

sehingga siswa tidak merasa

pembelajaran yang kreatif, aktif

jenuh dengan pembelajaran yang

dan

sedang berlangsung.

mengadakan

belajar

mengajar,

yang

inovatif

dengan

cara

waorkshop

atau

pelatihan-pelatihan

mengenai

model-model pembelajaran yang
bervariasi.
b. Sekolah

hendaknya

meningkatkan sarana dan pra
sarana

yang

tercipta

memadai

pembelajaran

agar
yang

diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk.(2009).
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta
:
Bumi
Aksara.
Isjoni.
(2009).
Cooperative
Learning:
“Efektifitas
Pembelajaran
Kelompok”.
Bandung: Alfabeta.
Lie,
Anita.(2006).
Cooperative
Learning. Jakarta : Grasindo.
Diakses pada tanggal 5
Februari
2016
melalui
eprints.uny.ac.id/12778/1/Skr
ipsi%20%20Elsa%20Winda%20Pras
tiana.pdf
Nur, Muhammad. (2010). Teori
Belajar.
Surabaya
:
University Press.
Subroto, Suryo. (2006). Proses
Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta : Rineka Karya
Suprihatiningrum, Jamil. (2013).
Strategi
Pembelajaran.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Trianto.
(2010).
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi Kontruktivistik:
Konsep, Landasan, Teristik Praktis dan Implementasinya.
Jakarta: Prestasi Pustaka

Yamin,

Martinis.(2007).
Kiat
Membelajarkan
Siswa.
Jakarta : Gaung Persada
Press. Diakses pada tanggal 3
Februari
2016
melalui
https://lib.atmajaya.ac.id/defa
ult.aspx?tabID=52&pbit=Gau
ng+Persada+Press+Jakarta

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (Think Pair Share) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURA

0 4 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPS 8 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016.

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012 2013 | Afina | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 3256 7208 1 SM

0 0 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA XI IIS 4 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Natalia | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5983 12770 1 SM

0 0 14