Produk Hukum • Info Hukum per 12 men 2005

PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERI KANAN
NOMOR: PER.12/ MEN/ 2005
TENTANG
PEMBERI AN KERI NGANAN KEPADA PERUSAHAAN PERI KANAN I NDONESI A
YANG MELAKUKAN USAHA PENANGKAPAN I KAN DENGAN MENGGUNAKAN
KAPAL PENANGKAP/ PENGANGKUT I KAN BERUKURAN LEBI H DARI 30 GROSS
TONNAGE ( GT) SAMPAI DENGAN
60 GROSS TONNAGE ( GT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERI KANAN,
Menimbang

:

a. bahwa dalam rangka menyelamatkan kegiatan usaha perikanan
di bidang penangkapan ikan sebagai akibat dari kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM), dipandang perlu untuk memberikan
keringanan kepada perusahaan perikanan I ndonesia yang
melakukan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan

kapal penangkap/ pengangkut ikan berukuran lebih dari 30 Gross
Tonnage (GT) sampai dengan 60 Gross Tonnage (GT);
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri;

Mengingat

:

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik I ndonesia
Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3687);
2. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2002
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4230);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Kelautan Dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik I ndonesia Tahun 2002 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4241);
5. Keputusan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8/ M Tahun
2004;
6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik I ndonesia;
7. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
I ndonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2005;
8. Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor

KEP.24/ MEN/ 2002 tentang Teknik dan Tata Cara Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen
Kelautan dan Perikanan;
9. Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
KEP.10/ MEN/ 2003 tentang Perizinan Usaha Penangkapan I kan;
10. Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
KEP.11/ MEN/ 2004 tentang Pelabuhan Pangkalan Bagi Kapal
Perikanan;
11. Peraturan
Menteri

Kelautan
dan
PER.07/ MEN/ 2005 tentang Organisasi
Departemen Kelautan dan Perikanan;

Perikanan
Nomor
dan Tata Kerja

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

:

PERATURAN MENTERI
KELAUTAN DAN PERI KANAN
TENTANG PEMBERI AN KERI NGANAN KEPADA PERUSAHAAN
PERI KANAN I NDONESI A YANG MELAKUKAN USAHA
PENANGKAPAN I KAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPAL
PENANGKAP/ PENGANGKUT I KAN BERUKURAN LEBI H DARI

30 GROSS TONNAGE ( GT) SAMPAI DENGAN 60 GROSS
TONNAGE ( GT) .

Pasal 1
Kepada perusahaan perikanan I ndonesia di bidang usaha penangkapan ikan yang
menggunakan kapal penangkap ikan dan/ atau kapal pengangkut ikan berukuran lebih
dari 30 Gross Tonnage (GT) sampai dengan 60 Gross Tonnage (GT) yang beroperasi
dari November 2005 sampai dengan Oktober 2006, dapat diberikan keringanan berupa:
a. Pembebasan pengenaan pungutan perikanan;
b. Dapat menitipkan ikan hasil tangkapan kepada kapal perikanan yang merupakan
satu kesatuan armada penangkapan ikan sebagaimana tercantum dalam izin yang
diberikan;
c. Dapat menggunakan 2 (dua) jenis alat penangkapan ikan;
d. Dapat menggunakan pelabuhan pangkalan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh)
pelabuhan, bagi kapal penangkap ikan;
e. Dapat menggunakan pelabuhan muat/ singgah sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh)
pelabuhan, bagi kapal pengangkut ikan;
f. Dapat melakukan operasi penangkapan ikan sebanyak-banyaknya di 4 (empat)
daerah penangkapan.


Pasal 2
(1)

Jenis pungutan perikanan yang dibebaskan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
huruf a terdiri atas:
a. Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP); dan
b. Pungutan Hasil Perikanan (PHP).

(2)

Bagi perusahaan perikanan yang telah menerima Surat Perintah Pembayaran (SPP)
PPP dan SPP-PHP, yang diterbitkan sebelum November 2005 tetapi belum
memenuhi kewajiban pembayaran pungutan perikanan, tetap berkewajiban
membayar pungutan perikanan dimaksud.

Pasal 3
Setiap kapal pengangkut ikan yang menerima penitipan ikan hasil tangkapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b wajib masuk dan melapor ke pelabuhan
pangkalan dan/ atau pelabuhan muat/ singgah yang ditetapkan sesuai dengan izin yang
diberikan.


Pasal 4
(1)

Penggunaan 2 (dua) jenis alat penangkapan ikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 huruf c dilaksanakan berdasarkan musim dan daerah operasi penangkapan
sesuai dengan izin yang diberikan.

(2)

Ketentuan mengenai jenis alat penangkapan ikan serta penetapan musim dan
daerah operasi penangkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih
lanjut oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

Pasal 5
Pelabuhan yang akan digunakan sebagai Pelabuhan Pangkalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 huruf d, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dan dimuat
dalam Surat I zin Penangkapan I kan (SI PI ).

Pasal 6

Pelabuhan yang akan digunakan sebagai Pelabuhan muat/ singgah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 huruf e, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap
dan dimuat dalam Surat I zin Penangkapan I kan (SI PI ).

Pasal 7
Daerah penangkapan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf f ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dan dimuat dalam Surat I zin Penangkapan I kan
(SI PI ).

Pasal 8
Pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini akan dievaluasi setiap 1 (satu)
tahun sekali oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap dan hasilnya dilaporkan kepada
Menteri.

Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 14 Oktober 2005


MENTERI KELAUTAN DAN PERI KANAN
Ttd.
FREDDY NUMBERI
Disalin sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Narmoko Prasmadji