kerugian akibat serangan hama dan penyak (2)

kerugian akibat serangan hama dan penyakit pada tanaman
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme,
dalam praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Suatu hewan
juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau
menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan
yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Dampak Kerugian Akibat Seranga Hama pada Tanaman
Hama adalah sekelompok organisme pengganggu tanaman yagn dapat
merusak tanaman budidaya baik secara fisik maupun fisiologisnya. Dampak
kerugian akibat serangan hama tersebut adalah :
1.

Gagal Panen

Akibat serangan hama yang paling ditakuti oleh para petani adalah
terjadinya gagal panen. Kegagalan ini dikarenakan hama yang menyerang tanaman
menjadikan tanaman sebagai bahan makanan, dan tempat tinggal bagi mereka.
Hama merusak tanaman dengan cara :

a.

Menghisap cairan tanaman

b.

Memotong batang tanaman baik yang muda maupun tua

c.

Memakan daun muda dan tua serta tunas-tunas muda pada tanaman

d.
Menghisap cairan dan memakan daging buah yang dapat menurunkan nilai
ekonomis buah
e.
Memnbuat rumah atau sarang sebagai tempat tinggal dan berkembang biak
baik pada batang, daun maupaun buah
2.


Menurunnya Jumlah Produksi Tanaman

Dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka
tanaman tidak akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena
terjadinya pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman
budidaya. Hal ini disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu.
Dengan daun dan batang serta tunas-tunas muda yang habis dimakan oleh hama
secara tidak langsung tanaman tidak dapat melaukan proses fotosintesis untuk
menghasilkan produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan fotosentesis
3.

Pertumbuhan Tanaman yang Terganggu

Serangan hama dapat meyebabkan pertumbuh tanaman menjadi
terhambat dan bahkan tidak jarang mengalami stagnan pertumbuhan atau kerdil.
Seperti serangan hama wereng pada tanaman padi yang dapat mengakibatkan
tanaman padi menjadi kerdi dan tidak dapat berproduksi.

4.


Menurunkan Nilai Ekonomis Hasil Produksi

Hama yang menyerang pada buah atau bagian tanaman yang memiliki nilai
ekonomis akan menjadi menurun. Hal ini disebabkan, hama merusak bagian-bagian
buah mupun daun tanaman. Dimana penurunan ini karena adanya bagian yang
diseranga oleh hama mengalami cacat dan busuk serta mengandung ulat atau
larva-larva hama. Sehingga produksi tidak dapat dikonsumsi.
5.

Kerugian bagi para Petani

Dampak ini timbul karena tidak adanya produksi yang dihasilkan
oleh tanaman atau gagal panen serta turunnya nilai ekonomis hasil produksi.
Kerugian ini disebabkan tidak adanya pendapatan petani sedangkan biaya budidaya
tanaman telah mereka keluarkan dalam jumlah yang sangat besar baik dari segi
pengolahan lahan, benih, penanaman serta perawatan. Sedangkan hasilnya tidak
meraka dapatkan. Hal ini semakain memperpuruk kondisi dan iklim pertanian di
indonesia
6.


Terjadinya Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan dilakukan oleh para petani dikarenakan pendapatan yang
mereka dapatkan tidak sesuai dengan pengeluaran yang dilakakan dalam usaha
pertanian. Sehingga muncul pemikiran untuk mengalih fungsikan lahan pertanian
yagn subur ke bidang usaha lain yang lebih menjanjikan keuntungan bagi mereka.
Kondisi seperti ini semakin memperpuruk iklim pertanian di indonesia serta ketahan
bahan pangan dalam negri.
7.

Degradasi Agroekosistem

Degradasi ekosistem terjadi karena adanya usaha yng dilakukan oleh para
petani dalam penaggulangan serangan hama yang tidak memikirikan dampak
negatif terhadap lingkungan serta komponen-komponen penyusun agroekosistem.
Pencemaran lingkungan tersebut kerena adanya zat-zat yang berbahaya akibat
digunakannya pestisida. Dengan adanya penanggulanag serangan hama yang tida
sesuai ini menyebabkan terjadinya degradasi ekosistem alami.
8.


Munculnya resistensi dan returgensi hama

Dengan penanggulangan serangan hama yang tidak sesuai akan
menyebabkan resistensi atau kekebalan hama terhadap pestisida dan returgensi
atau ledakan jumlah populasi hama yang berakibat pada damapa kerugian aygn
lebih komplek dalam usaha budidaya tanaman itu sendiri.
2.3 Dampak Kerugian Akibat Serangan Penyakit pada Tanaman
Dampak serangan penyakit tanaman tidak separah dampak yang
ditimbulkan akibat serangan oleh hama. Namun, dampak yang timbul juga tidak
kalah hebatnya dengan serangan hama. Serangan penyakit pada tanaman
budidaya lebih banyak mengarah pada proses fisiologinya. Karena menyerang sel
dan jaringan tanaman. Adapun dampak kerugian yagn ditimbulkan yaitu :
1.

Terganggunya Proses Fotosintesis tanaman

Hal ini terjadi karena terjadinya kerusakan pada bagain penampang daun akibat
penyakit. Sehingga daun tidak dapat meyerap sinar matahari secara maksimal.
Penyakit yang menyerang daun antara lain :
a.


Karat daun oleh Cendawan Phachyrizi phakospora

b.

Penyakit bercak bakteri oleh Xanthomonas phaseoli

c.

Virus mozaik yang menyerang daun muda dan tunas muda

2.

Terganggunya proses absorbsi unsur hara dan mineral tanah

Dengan terganggunya proses penyerapan unsur hara dan mineral dalam tanah
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu.
Penyakit ini biasanya menyerang bagian akar tanaman sperti penyakit jamur akar
merah, putih pada tanaman karet. Penyekit ini juga menyebabkan tanaman menjadi
layu dan mati akibat kekurangan asupan nutrisi.

3.

Kegagalan Panen

serangan penyakit tanaman juga mengakibatkan kegagalan panen. Seperti
pada tanaman jeruk yang terserangan penyakit CCBD. Tanaman jeruk tidak akan
menghasilkan buah akibat serangan penyakit ini. Selain itu, tanaman juga harus di
musnahkan dan diganti dengan tanaman baru yagn merupakan kerugian besar bagi
para petani karena harus mengeluarkan biaya yang besar.
4.

Penurunan nilai ekonomis

Disebakan terjadinya kerusakan pada bagian-bagian hasil produksi
tanaman. Seperti terjadi busuk, polong yang tida berisi pada tanaman legum dan
lain-lain. Dengan dampak ini akan semakin mempersulit kehidupan para petani.

Permasalahan Penerapan PHT di Tingkat Petani
1. Kurang meratanya informasi mengenai ketahanan tanaman terhadap penyakit
pada berbagai komoditas tanaman. Apalagi masih banyak petani yang

menggunakan benih tidak bersertifikat yang ketahanannya tidak diketahui.
2.
Penelitian tentang ras patogen juga kurang di Indonesia padahal ras selalu
berkaitan dengan ketahanan tanaman. Tanaman yang tahan terhadap ras tertentu
dapat menjadi sangat rentan terhadap ras lainnya.
3. Aspek budidaya, mulai perencanaan tanam, persiapan tanam, pengolahan
tanah, pemupukan, penyiangan, dan pemeliharaan lain belum disengaja agar
tingkat penyakit tertekan. Selama ini, aspek budidaya masih lebih ditujukan agar
tanaman tumbuh subur, dan berproduksi tinggi, bukan menjadi lebih tahan.
4.
Musuh alami yang dimaksud dalam prinsip PHT kurang berkaitan dengan
musuh alami patogen tumbuhan. Permasalahannya adalah bahwa patogen yang
renik juga mempunyai musuh alami yang renik pula, sehingga tidak mudah
dipahami petani. Demikian juga, ternyata belum banyak penelitian yang

mengungkap tentang bahaya pestisida terhadap kelestarian musuh alami patogen
tumbuhan.
5.
Masalah lainnya adalah bahwa pengamatan mingguan tidak mudah
diterapkan untuk penyakit tertentu yang menyebabkan kerusakan secara cepat dan

keberadaannya sangat tergantung cuaca, seperti hawar daun kentang dll. Untuk
kasus demikian justru yang diperlukan adalah pengamatan terhadap cuaca untuk
meramalkan kapan datangnya penyakit. Ternyata, teknologi peramalan penyakit
tumbuhan masih sangat minim dikembangkan di Indonesia. Nampaknya teknologi
peramalan nasib justru lebih berkembang di negara kita.
6. Untuk menjadikan petani sebagai ahli PHT dengan metode SLPHT ternyata
terbentur pada kurangnya materi tentang aspek patogen, penyakit dan
pengendaliannya terutama untuk komoditas tertentu.