Filsafat dan logika sains pptx

Etika dan Filsafat
Komunikasi
Dr. Afdal Makkuraga Putra, MM, M.Si

Apa itu filsafat
Louis O. Katsof dalam bukunya ”Elements of

Philosophy” menyatakan bahwa kegiatan
filsafat merupakan perenungan, yaitu suatu
jenis pemikiran yang meliputi kegiatan
meragukan segala sesuatu, mengajukan
pertanyaan, menghubungkan gagasan yang
satu dengan gagasan yang lainnya,
menanyakan ”mengapa”’ mencari jawaban
yang lebih baik ketimbang jawaban pada
pandangan mata

Filsafat sebagai perenungan mengusahakan

kejelasan, keutuhan, dan keadaan memadainya
pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman.

Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan
manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik
dan menilai pengetahuan ini yakni pendekatan
ontologis, epistemology dan aksiologi.
filsafat selalu berpikir kritis dengan melakukan
pemeriksaan kedua (a second look) terhadap
bahan-bahan yang disajikan oleh paham awam
(common sense)

Apa itu Ilmu Pengetahuan?
“Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat
umum dan sistematik, pengetahuan dari
mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu
menurut kaidah-kaidah umum” (Nasir,
1988)
“Konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup
tiga hal: adanya rasionalitas, dapat
digeneralisasi dan dapat disistematiskan”
(Shapere, 1974)


“Pengertian ilmu mencakup logika, adanya
interpretasi subjektif, dan konsistensi
dengan realitas sosial” (Alfred Schutz,
1962)
Ilmu tidak hanya merupakan pengetahuan
yang terhimpun secara sistematis, tetapi
juga merupakan suatu metodologi

 Ilmu pengetahuan adalah

pengetahuan (knowledge) yang
tersusun sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan mana selalu dapat
diperiksa dan dikontrol dengan
kritis oleh setiap orang lain yang
ingin mengetahuinya.
 Elemennya:
1. Pengetahuan 2. Tersusun
sistematis

3. Menggunakan pemikiran 4. Dapat
dikontrol

INDUKTIVISME
Apa itu induktivisme?
Cara berfikir di mana ditarik suatu kesimpulan

yang bersifat umum dari berbagai kasus yang
bersifat individual.
Induktivisme naif dan lahirnya dalil-dalil
Kekuatan prediktif dari dalil-dalil hasil
induktivisme
Induksi – observasi – empirisme
Induksi dan Etnografi, Thick Description dan
Interpretasi

DEDUKTIVISME
Apa itu nalar deduktif?
Cara berfikir dimana dari penyataan yang


bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus.
Bagaimana deduksi dilakukan?
Dalil-dalil membimbing proses deduksi
Ketergantungan observasi pada teori
Observasi dan eksperimen dibimbing oleh
teori
Nalar verifikasi atau uji hipotesis

LINGKARAN
HERMENEUTIK
Dalam praktek induksi dan deduksi jalin

menjalin
Dalam sosiologi teori dan pengamatan tidak
terpisahkan
Hanya bisa dipisahkan pada jenjang analitik
Inilah lingkaran hermeneutik Walter Wallace

FALSIFIKASIONISME

Karl Popper
Falsifiability versus Verifiability
Yang selalu benar adalah mitos
Ilmu pengetahuan selalu memiliki

kemungkinan salah (Falsifiability)
Falsifiability adalah kriteria demarkasi
Nalar falsifikasi as a critical rationalism

NALAR SOSIOLOGI
Apa itu empirisme dalam sosiologi
Bagaimana operasionalisasi empirisme dalam

ilmu-ilmu sosial
Contoh-contohnya
Apa itu positivisme dalam sosiologi
Bagaimana operasionalisasi positivisme
Contoh-contohnya

EMPIRISME DAN

POSITIVISME
Nalar Induktif dalam Sosiologi (Empirisme)
Nalar Deduktif dan Induktif dalam sosiologi

(Positivisme)
Dalam praktek sosiologi nalar empirisme dan
positivisme saling terkait tidak dapat
dipisahkan
Tetapi dalam analisis keduanya bisa
dibedakan dan dipisahkan

EMPIRISME SOSIOLOGI
1. Pikiran individu mulai dari ‘blank sheet’
2. Pengetahuan dapat di uji melalui
3.
4.
5.
6.
7.


pengalaman
Aturan ini di luar pengetahuan yang tidak
dapat diobservasi
Hukum-hukum ilmiah hasil dari pengalaman
Penjelasan ilmiah = logika ilmiah
Logika prediksi dan logika penjelasan sama
Objektivitas bersandar pada pemisahan
antara (testable)) factual statements from
(subjective) value judgements.

POSITIVISME SOSIOLOGI
Kalkulasi empiris ilmu pengetahuan alam

diterima
Logika science sebagai pengetahuan tertinggi
Metode science seyogyanya digunakan untuk
kajian sosial dan kemanusiaan dalam
bangunan disiplin ilmu-ilmu sosial
Mengijinkan rekayasa sosial seperti dalam
rekayasa alam


Teori
“konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris

tentang suatu fenomena”

“teori adalah abstrasi dari realitas”
“Teori terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan
defenisi-defenisi yang secara konseptual
mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara
sistematis”
“Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi
dan aksioma-aksioma dasar yang saling terkait.”
“teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasigeneralisasi yang diterima/terbukti secara empiris

Teori Lahir melalui empat
tahap
1.
2.
3.

4.

Developing questions
Forming Hypotheses
Testing the Hypotheses
Formulating theory

Lingkaran Hermeneutik
Teori

induksi

deduksi

Generalisasi

Hipotesis

(Metode dan pengukuran)


Operasionalisasi

Observasi

Walter Wallace

Empat elemen sebuah
teori:
1

2

Asumsi filosofi (philosophical
assumption), asumsi filosofi terdiri
atas tiga tipe utama, yakni
epistimologi (epistemology), ontologi
(ontology) dan aksiologi (axiology).
Konsep (concept) atau kategori.
Konsep adalah sesuatu yang
dikelompokkan kedalam kategori

konseptual sesuai dengan sifat yang
diamati. Konsep menjelaskan kepada
kita, apa yang teori pandang dan apa
teori anggap penting.

Penjelasan (explanation). Ini adalah bagian
lain dari teori yang mengidentifikasi pola
hubungan diantara variable-variabel. Ada
dua jenis penjelasan; penjelasan sebabakibat (causal explanation) dan penjelasan
praktis (practical explanation).
4. Prinsip atau asas (principles). Sebuah
prinsip adalah petunjuk yang dapat
menafsirkan sebuah kejadian, membuat
penilaian apa yang sedang terjadi dan
memutuskan tindakan apa yang akan
diambil. Prinsip terdiri dari tiga bagian: (1)
identifikasi kejadian (2) menyusun
serangkaian norma atau nilai dan (3)
penegasan sebuah hubungan antara
tingkatan sebuah tindakan dengan
kemungkinan akibat yang ditimbulkan.
3.

Dua Tipe Teori:
1 Nomothetic theory. Nomothetic theory
didefenisikan sebagai untuk mencari
universalitas atau hukum-hukum
umum. Secara tradisional terdapat
empat langkah yang lazim ditempuh:
(1) membuat pertanyaan (2)
menyusun hipotesis (3) menguji
hipotesis tersebut dan (4)
merumuskan teori. Pendekatan ini
sering disebut sebagai metode
hipotetis-deduktif (hypotheticdeductive method) atau tradisi
variable analitis (variable-analytic
tradition).

2. Teori praktis (Practical theory). Teori
praktis merupakan kebalikan dari
nomothetic teori. Practical theory dibuat
untuk memahami banyaknya perbedaan
tentang sesuatu hal dan menyediakan
pemahaman untuk mengambil tindakan
guna mencapai suatu tujuan.

Abraham Kaplan mengatakan teori yang

baik adalah teori yang konseptualisasinya
dan penjelasannya didukung oleh fakta
serta dapat diterapkan dalam kehidupan
nyata.
Teori yang tidak bisa diterapkan disebut

teori semu.

Fungsi Teori
1. Mengorganisasikan dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

menyimpulkan
Memfokuskan
Menjelaskan
Mengamati
Membuat Prediksi
Heuristik
Komunikasi
Kontrol/mengawasi
generatif

Defenisi komunikasi
Frank Dance

Menginvetarisasi 126
Definisi komunikasi yang
berbeda-beda satu sama
lainnya. Dari definisi itu ia
menemukan 15 komponen
konseptual pokok

1. Simbol-simbol /verbal/ujaran
“ Komunikasi adalah pertukaran
pikiran atau gagasan secara verbal”.
(Hoben 1954)
2. Pengertian/ pemahaman
“Komunikasi adalah suatu proses
dengan mana kita bisa memahami
dan dipahami oleh orang lain.
Komunikasi merupakan proses yang
dinamis dan secara konstan berubah
sesuai dengan situasi yang berlaku“.
(Anderson,1959)

3. Interaksi/hubungan/proses sosial
”Interaksi juga dalam tingkatan
biologis adalah salah satu perwujudan
komunikasi, karena tanpa komunikasi
tindakan-tindakan kebersamaan tidak
akan terjadi“ (Mead, 1963).
4. Pengurangan rasa ketidakpastian
”Komunikasi timbul di dorong oleh
kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian,
bertindak secara efektif,
mempertahankan atau memperkuat
ego“ (Barnlund,1964)

5.

Proses
” Komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain
melalui penggunaan simbol-simbol sepeti katakata, gambar-gambar, angka-angka dan lainlain“ (Barelson dan Steiner,1964)

6. Pengalihan/Penyampaian/Pertukaran
”Penggunaan kata komunikasi tampaknya
menunjuk kepada adanya sesuatu yang
dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda
atau orang lainnya. Kata komunikasi kadangkadang menunjuk kepada apa yang dialihkan,
alat apa yang dipakai sebagai saluran
pengalihan, atau menunjuk kepada keseluruhan
proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus,
apa yang dialihkan kemudian menjad milik atau
bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi
juga menuntut adanya partisipasi.“ (Ayer, 1955)

7. Menghubungkan/ menggabungkan
” Komunikasi adalah suatu proses
yang menghubungkan satu bagian
dalam kehidupan dengan bagian
lainnya“.(Ruesh,1957)
8. Kebersamaan
”Komunikasi adalah suatu proses
yang membuat sesuatu dari yang
semula dimiliki oleh seseorang
(monopoli seseorang) menjadi dimiliki
oleh dua orang atau lebih“.
(Gode,1959)

9. Saluran/alat/jalur
” Komunikasi adalah alat pengiriman
pesan-pesan kemiliteran perintah/order,
dan lain-lain seperti
telegraf,telepon,radio,kurir, dan lainlain“.(Amerian College Dictionary).
10. Replikasi memori
”Komunikasi adalah proses yang
mengarahkan perhatian seseorang
dengan tujuan mereplikasi memori
(Cartier dan Harwood,1953)

11. Tanggapan dikriminatif
”Komunikasi adalah tanggapan
diskriminatif dari suatu organisme
terhadap suatu stimulus“.
(Stevens,1950)
12 Stimuli
”Setiap tindakan komunikasi dipandang
sebagai penyampaian informasi yang
berisikan stimuli diskriminatif, dari
suatu sumber terhadap penerima“.
(Newcomb,1966)

13. Tujuan/Kesengajaan
”Komunikasi pada dasarnya
penyampaian pesan yang disengaja dari
sumber terhadap penerima dengan
tujuan mempengaruhi tingkah laku
pihak penerima“. (Miller,1966).
14. Waktu/situasi
”Proses komunikasi merupakan suatu
transisi dari suatu keseluruhan struktur
situasi ke situasi lain sesuai pola yang
diinginkan“.(Sondel,1956)

15. Kekuasaan/kekuatan
”Komunikasi adalah suatu mekanisme yang
menimbulkan kekuatan/kekuasaan“.
(Schacter,1951)

I. ASPEK ONTOLOGI ( BEING,
WHAT, WHO)
1. DEFENISI I.P
a. Sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam
pernyataan-pernyataan yang benar dengan ciri pokok
yang bersifat general, rational, objektif, mampu diuji
kebenarannya
(verifikasi objektif), dan mampu menjadi
milik umum (Communality, The Liang Gie, 1991).
b. Pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkahlangkah pencapaiannya dipertanggung-jawabkan secara
teoritis (C, Verhaak).
c. Kumpulan pengetahuan yang benar :
- Mempunyai obyek dan tujuan
- Disusun secara sistematik,
- Berkembang dengan metode ilmiah,
- Berlaku universal dan dapat diuji kebenarannya
(diverifikasi).

2. Obyek : * Materi : obyek yang dipelajari
misalnya:
- Manusia
- Kehidupan
- Benda mati
- Alam semesta
* Formal : obyek yang menjadi pusat
perhatian pusat perhatian (focus of interest) atau
bidang studi. Misalnya : - Kesehatan,
kedokteran, pertanian, ekonomi, sastra
3. Struktur, klasifikasi, sifat, dan lain-lain harap
dipelajari dari ilmu yang ditekuni.

4. Klasifikasi ilmu pengetahuan.
Contoh klasifikasi Ilmu Pengetahuan yang
sederhana yaitu:
1. Ilmu dasar (basic Science) misalnya
biologi yang bertujuan mendalami teori dan
isi alam yang hidup.
2. Ilmu terapan (Applied Sciences) yang
bertujuan untuk memanfaatkan ilmu guna
memecahkan masalah praktis misalnya
mekanisme dan teknologi pertanian.
Contoh Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

II. ASPEK AKSIOLOGI / ETIS (OBJECTIVE, FOR WHAT, VALUE)
1.

2.

Tujuan umum : mis. Ilmu komunikasi mempelajari semua aspek
yang berkaitan dengan penyampaian pesan.
Tujuan khusus : untuk mencari/mendapatkan :
Kebenaran (Truth)
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahaman (Understanding)
Penjelasan (Explanation)
Klasifikasi (Classification)
Peramalan (Prediction)
Pengendalian (Control)
Penerapan (Application)
Penemuan (Indention)
Produksi (Production)
Nilai etis: kebenaran, mis. Kesehatan yang lebih baik, bernilai
etis dan estetis.

1.

III.

ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW)

Why: misalnya ilmu komunikasi, masih banyak yang tidak efektif dalam
berkomunikasi sehingga muncul keinginan mencari kebenaran ilmiah apa
penyebabnya.
2.
How : misalnya pemikiran dan pengkajian ilmiah/ hasil ilmiah yang disusun
secara sistematik, dengan metode ilmiah untuk mendapatkan kebenaran
tentang komunikasi .







Sistematik: Disusun teratur berdasarkan sistim
Sistim: Bagian-bagian yang berfungsi untuk I.P
Metode: Cara untuk menemukan/membuktikan dan mengembangkan I.P.
Berkembang: Berdasarkan hasil Metode Ilmiah dan bersifat terbuka
Universal: Berlaku sama di mana saja
Terbuka : Selalu dapat diuji kebenarannya secara ilmiah (diversifikasi) dengan
penalaran maupun diuji ulang.

Mengenai sistim dan metode ini, pendapat Prof. Kuncaraningrat adalah sebagai berikut:
Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak; suatu cabang ilmu niscaya
mempunyai objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu umumnya dibatasi.
Sehubungan dengan itu, maka setiap ilmu lazimnya mulai dengan merumuskan
suatu batasan (definisi) perihal apa yang hendak dijadikan objek studinya.

 Beberapa definisi ilmu pengetahuan (science) dapat bermacam-

macam yaitu :
J. Haberer 1972
:
Suatu hasil aktivitas manusia yang
merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi
pranata
dalam masyarakat.
J.D. Bernal 1977
:
Suatu pranata atau metode yang
membentuk keyakinan mengenai alam semesta dan
manusia.
E. Cantote 1977
:
Suatu hasil aktivitas manusia yang
mempunyai makna dan metode.1977 -1992
E.F. Schumacher
:
The perfections of science are
purely practical-the objective practical the objective, i.e.
independent of character and interests of the operator,
measurable, recordable and repeatable.
Prof. Burr :
Like the fields of physics, sciences are part
of the organization of the universe and are influenced by the
fast forces of space .
Cambridge-Dictionary 1995 : Ilmu Pengetahuan
adalah kumpulan pengetahuan yang benar, mempunyai
objek dan tujuan tertentu dengan sistim, met ode untuk
berkembang serta berlaku universal yang dapat diuji
kebenarannya.

1.Tujuan Ilmu - mencari kebenaran ilmu tertentu secara ilmiah
2. Sistem Ilmu
Sistem = Bagian-bagian atau elemen-elemen yang
berfungsi
saling berkaitan/interrelated untuk mewujudkan fungsi
organ/ institusi/ilmu
secara menyeluruh:
Contoh :
Sistem syarat
Fungsi kehidupan manusia
Sistem pencernaan
Fungsi Kehidupan manusia
Sistem panca indera
Sistem vaskuler
Sistem penalaran / logika
Fungsi pengembangan ilmu
Sistem klasifikasi
Fungsi pengembangan ilmu
Sistem penulisan ilmiah
Sistem pembuktian
Statistika

 Faktor sistim
a. Ada seperangkat elemen tertentu (Assemblage of elements),
b. Elemen-elemen itu saling berkaitan secara teratur (Interrelated),
c. Ada mekanisme keterkaitan antar elemen itu dan merupakan suatu
kesatuan organisasi.
d. Kesatuan organisasi itu berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
e. Menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan disaksikan (Genera-ting
an observable product).

 Sistematik berarti bahwa ilmu pengetahuan itu secara teratur dan

tersusun hingga memberikan pengertian tentang hakikat,
kebenaran dan pembuktian kebenaran.
 Kebenaran/kesalahan dan atau kepastian itu dapat
dipertanggungjawabkan berdasar pembuktian dengan, metode
ilmiah.
 Sistematika ilmu pengaturan sistematik ilmu hingga mudah di
pelajari.
 Sistematika ilmu dapat dibagi tiga :
1. Apa ilmu/ilmu baru itu dan sistematikanya ? (aspek
ontologi)
2. Untuk apa ilmu tersebut? (Sistematika tujuan – aspek
aksiologi /
etika)
3. Bagaimana metode mencapai tujuan tersebut/bagaimana
dan
mengapa menyusun Sistematika ilmu secara benar dan
mudah
dipelajari (aspek epistemologi).

3. Metode
Yang dimaksudkan dengan metode yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah ialah cara
untuk mendapatkan atau menemukan pengetahuan yang benar dan bersifat
ilmiah. Metode ilmiah mensyaratkan asas dan prosedur tertentu yang disebut
kegiatan ilmiah misalnya penalaran, studi kasus dan penelitian.
Metode ilmiah dapat dengan penalaran dan pembuktian kebenaran ilmiah.
3.1
Metode Ilmiah dengan penalaran dan kesimpulan atau pembuktian
kebenaran
Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap
jenis
penalaran
mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing
(Suriasumantri,
1987).
Penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan
yang benar dan
bukan hasil perasaan.
Penalaran merupakan kegiatan yang mempunyai ciri tertentu dalam penemuan
kebenaran.
Dua ciri penalaran :
- Logis
- Analitis

a.
Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut pola, alur dan kerangka
tertentu (frame of logic) yaitu, menurut logika: deduksi-induksi; rasionalismempirism; abstrak-kongkrit;
apriori-aposteriori.
b.
Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir analisissintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu (metode ilmiah/ penelitian).
Contoh dari yang sederhana misal benda tersebut benar pensil, air laut itu
asin, buah yang
diperam akan lebih cepat masak; air mendidih temperaturnya
100°C; penyakit tuberkulosis itu disebabkan oleh basil. Contoh-contoh tersebut
dapat dibuktikan kebenarannya mulai
dari pengalaman dan penalaran sampai
dengan penelitian/pembuktian kebenaran ilmiah.

3.2

Pembuktian Kebenaran Ilmiah
Secara ontologis keraguan timbul karena keterbatasan manusia.
Filsafat ilmu pengetahuan berusaha mengubah "yang ada" dari "common
sense" atau anggapan umum menjadi "yang ada" secara logis" atau
"rasional".
Dulu mitos adalah anggapan umum yang dianggap benar berdasar
kepercayaan tanpa pembuktian
Mitos
Misal : Lepra
kutukan Tuhan
Skeptik absolut
Kepastian ini dapat dilihat dengan mikroskop atau dengan metode lain
dan berlaku universal.
Ratio
Misal : Lepra
Penyakit dengan causa
Ilmu pengetahuan M. Leprae (kepastian)
Jadi penyakit lepra yang dulu dianggap kutukan Tuhan, kini dapat dijelaskan
sebagai berikut: Aspek ontologi lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh
M. Leprae
Objek materi: manusia
Objek formal: penyakit lepra
Aspek epistemologi lepra adalah penyakit dengan causa M. Lepra (Why)
dan menular dalam jangka lama (How) Aspek aksiologi, lepra adalah
penyakit yang perlu diobati dan untuk menjaga martabatnya ditempatkan
di leproseri (etis).

4. Dinamis
Ilmu Pengetahuan berkembang, jadi bersifat dinamis. Aktivitas untuk
perkembangan ilmu antara lain dengan kajian/risel (study, search,
pursuit, inquiry, quest). Pembuktian kebenaran ilmiah dan dinamika ilmu
atau metode perkembangan ilmu yaitu dengan penelitian atau riset.
Contoh urutan riset adalah sebagai berikut:
1. Judul yang jelas berkaitan dengan riset;
2. Rumusan masalah yang spesifik berkaitan dengan judul;
3. Tujuan dan manfaat yang berkaitan dengan masalah;
4. Tinjauan Pustaka yang berkaitan dengan judul riset;
5. Kerangka Teori yang berkaitan dengan Tinjauan Pustaka;
6. Kerangka konsep riset;
7. Rumusan hipotesis kerja;
8. Rumusan definisi operasional riset;
9. Rancangan metode riset yang terkendalikan;
10. Kumpulan data (Rencana dan Pelaksanaan);
11. Analisis data dan sintesis hingga menjadi pernyataan;
12. Pembahasan
13. Simpulan pernyataan menjadi hasil riset yang dapat dipertanggung
jawabkan
14. Dibuat verifikasi hasil, saran dan ramalan ilmiah.
Contoh bagan riset dapat dilihat pada Perkembangan ilmu
Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Jadi menurut Onong U. Effendi (2003) filsafat

komunikasi adalah disiplin yang menelaah
pemahaman (verstehen) secara fundamental,
metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan
holistis teori dan proses komunikasi yang
meliputi segala dimensi menurut bidangnya,
sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya,
tekniknya, dan metodenya.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH