KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (2)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS
TA 2015
Disampaikan Oleh : Mahartha Titi, SE, MM, Ak.
Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran (DAK Bidang KB Tahun 2015)

Palangkaraya, 19 Mei 2015

Trilogi Dana Perimbangan
 Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3
komponen yang saling berhubungan dan
membangun tema tertentu.

DBH

DAK

DAU


 Prinsip Memandang Dana
Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
 Temanya : pemerataan  mengatasi
vertical fiscal imbalance dan horizontal
Fiscal imbalance.

 Simulasi mekanisme  pada saat DBH
meningkat (berputar ke kanan), maka
pada umumnya DAU menurun (berputar
ke kiri), demikian pula DAK, atau
sebaliknya.
 Prinsip ini digunakan dlm perhitungan
DAU & DAK per daerah

2

No

Dana


Karakteristik & Tujuan Transfer

1

DBH

• Block Grant
• Mengatasi Vertikal Fiscal Imbalance
• By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar

2

DAU







Block Grant
Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance
Instrument pemerataan
Basis Perhitungan per daerah:
• Alokasi dasar  representasi dari Belanja Gaji PNSD
• Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas
Fiskal(KpF)

3

DAK






Spesific Grant
Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance
Membantu memperbaiki infrastruktur

BasisPerhitungan per daerah:
• Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum
• Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khusus
• Kondisi kerusakan infrastruktur sebagai Kriteria teknis

Pengertian dan Fungsi DAK
Pengertian DAK
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional
(UU 33 Tahun 2004)
Fungsi DAK
Membantu daerah dalam mewujudkan tugas kepemerintahan di
bidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang selaras
dengan prioritas nasional

4


Penjelasan Pengertian DAK


Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat
memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan
kriteria teknis.



Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama” dan/atau “bukan
menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian juga hanya “diberikan
kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu”



Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan
pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan
sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat dengan umur
ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang.




Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat/ Kementerian/lembaga.



Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat
dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan. RKP
disetujui DPR, selanjutnya dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.
5

Dasar Hukum
1. Dasar hukum Transfer ke Daerah adalah :
a. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara;
b. UU No.33/2004 untuk komponen Dana Perimbangan (DBH,
DAU, DAK);
c. PP No.55/2005 tentang Dana Perimbangan.
d. Permenkeu Nomor 241/PMK.07/2014 dan Permenkeu
Nomor 250/PMK.07/2014


2. Alokasi Transfer ke Daerah ditetapkan melalui Undang-undang
APBN setiap tahunnya.
3. Rincian Alokasi ditetapkan melalui Perpres Rincian APBN
(sebelum TA 2015 dengan Permenkeu)
4. Pelaksanaan DAK diatur lebih lanjut dengan Permenkeu,
Permendagri dan Peraturan Menteri Teknis

6

Alokasi (Rp Triliun)

Alokasi DAK Tahun 2003 - 2015

70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00

-

Tren Alokasi DAK
TA 2003 - TA 2015

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010


2011

2012

2013

2014

2015

Kab/Kota 2.13
Total
2.27

2.84

3.99

11.5


17.0

20.4

23.4

20.3

23.9

24.7

29.8

31.1

54.9

Provinsi


Jumlah Provinsi
Peneri Kab/Kota
ma
Total

0.14

24
330
354

-

2.84
0
354
354

0.02
4.01

2
377
379

0.01
11.5

1
434
435

-

17.0
0
434
434

0.76
21.2

25
451
476

1.35
24.8

29
477
506

0.83
21.1

32
486
518

1.31
25.2

32
488
520

1.33
26.1

32
488
520

1.83
31.7

32
486
518

1.90
33.0

33
495
528

3.90
58.8

33
503
536

7

Time Framework Pengalokasian DAK
Pe nya lur a n D AK k e RKUD
Mulai Februari TA berikutnya

Oktober-November
(Perpres Rincian APBN)

April – September

Januari – April
(RKP)

Pe ne t a pa n Alok a si D AK

Pe nyusuna n Re nca na D a na
Pe nge lua r a n ( RD P) ,
Pe r hit unga n Alok a si D AK

Pe nyusuna n I ndik a si Ke but uha n
D a na ( I KD ) , Pe ne t a pa n Pa gu
I ndik a t if,
if , Pe ne t a pa n Pr ogr a m
da n Ke gia t a n D AK

8

PENETAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN
(Pasal 52 PP 55 tahun 2005)

PENETAPAN
PROGRAM
Program yang
menjadi prioritas
nasional dimuat
dalam RKP TA
bersangkutan.

USULAN
KEGIATAN
KHUSUS
Menteri teknis mengusulkan
kegiatan khusus dan
ditetapkan setelah
berkoordianasi dengan
Mendagri, Menkeu, dan
Menneg Perencanaan
Pembangunan Nasional

PENETAPAN
KEGIATAN
KHUSUS
Menteri teknis
menyampaikan
ketetapan tentang
kegiatan khusus
kepada Menkeu.

9

Penyusunan Indikasi Kebutuhan Dana dan
Rencana Dana Pengeluaran DAK

IKD

RDP

DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L;
Disusun a.l. dengan mempertimbangkan: (1)
Alokasi DAK dalam kerangka jangka
menengah yang dihitung berdasarkan
pertumbuhan ekonomi dan inflasi; (2)
perkembangan alokasi DAK tahun-tahun
sebelumnya;
Disampaikan ke DJA paling lambat minggu
ketiga Januari
Penetapan oleh Menteri paling lambat bulan
minggu terakhir bulan Maret

DJPK berkoordinasi dengan BKF, DJA, K/L
Disusun dengan mempertimbangkan: (1) IKD
DAK; (2) prioritas nasional dalam RKP; (3)
tingkat penyerapan masing-masing DAK tahun
sebelumnya (4) usulan kebutuhan pendanaan
masing-masing bidang DAK dari K/L
Disampaikan oleh KPA BUN kepada PPA BUN
paling lambat minggu pertama bulan Juli

10

Bidang DAK Dalam RKP 2015
No.

Bidang DAK Pelayanan Dasar

Bidang DAK Tahun 2015

1.

DAK Bidang Pendidikan

3.

DAK Bidang Infrastruktur Irigasi

2.
4.
5.
6.

DAK Bidang Kesehatan

DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum
DAK Bidang Transportasi

DAK Bidang Energi Perdesaan

Bidang Non Pelayanan Dasar
7.

DAK Bidang Kelautan dan Perikanan

9.

DAK Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah

8.
10.
11.
12

13.
14.

DAK Bidang Pertanian

DAK Bidang Lingkungan Hidup
DAK Bidang Kehutanan

DAK Bidang Keluarga Berencana

DAK Bidang Sarana Perdagangan

DAK Bidang Perumahan dan Permukiman
11

Kebijakan DAK 2015 (1)
1. Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam RKP, serta
melakukan restrukturisasi bidang DAK sehingga lebih fokus
dan berdampak signifikan.
2. Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan
relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik untuk
mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM),
melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar
masyarakat, serta meningkatkan efektivitas belanja
daerah,dengan lebih memperhatikan daerah tertinggal,
perbatasan dan pesisir/kepulauan.
3. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)
sehingga lebih tepat sasaran dan tepat waktu.
4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan DAK melalui koordinasi perencanaan dan
pengelolaan DAK di berbagai tingkatan pemerintahan.
12

Kebijakan DAK 2015 (2)
5. Meningkatkan akurasi data-data teknis dan menajamkan
indikator pengalokasian DAK;
6. Pengalokasian DAK lebih memprioritaskan daerah-daerah
dengan kemampuan fiskal rendah;
7. Memprioritaskan daerah tertinggal, daerah perbatasan dengan
negara lain, daerah pesisir dan kepulauan sebagai kriteria
khusus dalam pengalokasian DAK;
8. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi,
baik di tingkat pusat maupun daerah.;
9. Mendorong mekanisme pelaporan dan evaluasi DAK berbasis
elektronik (web based system) yang terintegrasi.

13

Tahapan dan Penghitungan Alokasi DAK

Penghitungan Alokasi DAK melalui 2 tahapan:
tahapan:
1. Penentuan daerah penerima dan
2. Penentuan besaran alokasi

PENENTUAN
DAERAH

1

PENENTUAN
BESARAN
ALOKASI

(x IKK)
2

1. Kriteria Umum,
2. Kriteria Khusus, dan
3. Kriteria Teknis.
14

REFORMULASI DAK TA. 2015
No.

Hal

Perbedaan
2014

2015

1.

Bidang DAK

19 Bidang DAK

14 Bidang DAK (Agar bidang DAK
menjadi semakin fokus)

2.

Kriteria Umum (IFN)

Daerah dengan IFN tinggi
dimungkinkan mendapatkan DAK,
sepanjang IFWT1 > 1

Daerah dengan IFN tinggi dikeluarkan
dari Daerah Penerima tanpa
memperhitungkan IKW dan IT, kecuali
Papua dan Papua Barat (Agar lebih fokus
pada daerah dg KKD rendah)

3.

Kriteria Khusus

6 karakteristik:
Tertinggal, Perbatasan, Pesisir
Kepulauan, Rawan Bencana,
Ketahanan Pangan, Pariwisata

3 karakteristik:
Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan
(Sesuai fokus dlm RKP pada 3T)

4.

DAK Tambahan
Affirmasi
(utk Daerah
Tertinggal/
Perbatasan)

Penentuan Daerah berdasarkan
Formula IFWT dari populasi
Daerah Tertinggal

Seluruh Daerah Tertinggal & Daerah
Perbatasan dengan KKD rendah,
langsung dinyatakan layak mendapatkan
alokasi

15

Penghitungan Alokasi DAK
1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:
 Kriteria Umum:  Indeks Fiskal Netto (IFN)


Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) = Penerimaan Umum (PU) APBD – Belanja PNSD



Penerimaan Umum (PU) APBD = PAD + DAU + DBH – DBH DR



IFN = KKDdaerah / Rata-rata KKD Nasional



Otsus Papua dan Papua Barat.

 Kriteria Khusus:  Indeks Karakteristk Wilayah (IKW)


Karakteristik Daerah  Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan dengan negara lain,
Daerah Pesisir dan/atau Kepulauan.



IKW = IKWdaerah / Rata-rata IKW Nasional



IKWdaerah = Indeks Tertinggal + Indeks Perbatasan + Indeks Kepulauan



Indeks Tertinggal = Score Ketertinggalan / Rata-rata Ketertinggalan
(berlaku juga untuk Indeks Perbatasan dan Indeks Kepulauan)

 Kriteria Teknis:  Indeks Teknis (IT)


Berdasarkan indikator-indikator teknis yang dapat menggambarkan kondisi sarana dan
prasarana yang akan didanai dari DAK.

2. Menghitung DAK per daerah menggunakan indeks dari KU, KK dan KT
16

Kebijakan Pengalokasian DAK TA 2015
1. Penentuan daerah penerima DAK

a) Kriteria Umum (IFN)
 Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan keuangan
nasional.
b) Kriteria khusus :
 Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat
diprioritaskan memperoleh DAK.
 Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah Pesisir
dan/atau Kepulauan
c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.
Pembobotan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dalam penentuan daerah sbb:
a) Untuk menghitung IFW
= IFN : IKW
50% : 50%
b) Untuk menghitung IFWT
= IFW : IT
50% : 50%

2. Penentuan besaran DAK
Menggunakan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dengan pembobotan sbb:
a) Untuk menghitung IFW
b) Untuk menghitung IFWT

= IFN : IKW
= IFW : IT

50% : 50%
20% : 80%

17

Jenis dan Penyedia Data DAK
Kriteria
Umum

Kriteria
Khusus

Kriteria
Teknis

PAD

T- 2

Daerah & Kemenkeu

DAU

T- 2

Kemenkeu

DBH

T-2

Kemenkeu

Belanja Gaji PNSD

T-2

Daerah & Kemenkeu

Daerah Tertinggal

T-1

KPDT

Daerah Perbatasan

T-1

BNPP

Daerah Pesisir/kepulauan

T-1

KKP

Kondisi Infrastruktur
Per Bidang Per daerah

T-1

K/L terkait
18

Alur Perhitungan DAK TA 2015

19

PENGANGGARAN DAN PENGGUNAAN DAK


Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan
Presiden segera setelah UU APBN diterbitkan. (UU Nomor 27
Tahun 2014 Tentang APBN TA 2015).



Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis
menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan DAK , paling lambat
1 (bulan) setelah Perpres Rincian Alokasi ditetapkan.
(Perpres Nomor 162 Tahun 2014).



Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan
penggunaan DAK di dalam APBD.



Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK.



DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi
kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan
perjalanan dinas

DANA PENDAMPING





Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana
Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh
persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya.
Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang
bersifat kegiatan fisik.
Daerah dengan kemampuan keuangan tertentu tidak
diwajibkan menganggarkan Dana Pendamping.
Yang dimaksud daerah dengan kemampuan keuangan tertentu adalah
daerah yang selisih antara penerimaan umum APBD dan Belanja
Pegawainya sama dengan 0 (nol) atau negatif.

Data Dasar Perhitungan
DAK TA 2015
 Jumlah Pemda seluruh Indonesia 34 Provinsi

508 Kabupaten / Kota

 Batas IFN Tinggi yang dikeluarkan dari Daerah Penerima:
 Provinsi

IFN > 4.2

 Kab./Kota IFN > 5.0

 Pagu Total DAK

 DAK Reguler

 DAK Tambahan

Rp. 35.820.675.000.000,Rp. 33.000.000.000.000,Rp. 2.820.675.000.000,-

 DAK Reguler untuk mendanai 14 Bidang dan untuk Daerah yang memenuhi
Kriteria Umum, Khusus dan Teknis.

 DAK Tambahan untuk mendanai 3 Bidang Infrastruktur yaitu Transportasi, Irigasi,
Sanitasi dan Air Minum, dan hanya untuk Daerah Tertinggal serta Perbatasan
yang KKD-nya relatif rendah.

22

Klasifikasi
Indeks Fiskal Neto (IFN)
 Sebaran IFN tidak merata (semakin besar semakin jarang frekuensinya)
 IFN dibedakan antara Provinsi dan Kab./Kota
 Rata-rata IFN = 1,0

 Klasifikasi KKD berdasarkan IFN:
 Rendah Sekali

IFN < 1

 Rendah

1 < IFN < α1

 Tinggi

IFN > α2

 Sedang

(kurang dari rata-rata Nasional)

α1 < IFN < α2

Keterangan:

 α2 = Angka median diantara 1 sampai dengan IFN tertinggi;
 α1 = Angka median diantara 1 sampai dengan α2

1

127

253

379

505

23

Klasifikasi IFN
Kab./Kota



Daerah yang tidak mendapat DAK: IFN > 5.0
24

PENYALURAN DAK
Sesuai PMK No. 241/PMK.07/2014 tentang
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer
ke Daerah dan Dana Desa

• 30%
• Paling cepat
Februari
• Paling lambat 31
Juli

Triwulan I

Triwulan II
• 25%
• Paling cepat April

• 25%
• Paling cepat Juli

Triwulan III

Triwulan IV
• 20%
• Paling cepat
Oktober

Penyaluran DAK

Triwulan
I

• Sebesar 30% (tiga puluh persen) dari pagu alokasi;
• Paling cepat pada bulan Februari dan Paling lambat tanggal
31 Juli , setelah kepala Daerah menyampaikan:
• Perda APBD tahun berjalan;
• Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK
Tambahan triwulan IV tahun anggaran sebelumnya;
• Laporan penyerapan penggunaan DAK dan/atau DAK
Tambahan tahun anggaran sebelumnya;
• Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping.

Triwulan
II

• Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi;
• Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi penyerapan
DAK dan/atau DAK Tambahan Tw I tahun anggaran berjalan.

Penyaluran DAK
• Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi;

Triwulan
III

• Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi
penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan sampai dengan
Tw II tahun anggaran berjalan.

• Sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu alokasi;

Triwulan
IV

• Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi
penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan sampai dengan
Tw III tahun anggaran berjalan.

Laporan & Optimalisasi DAK







LAPORAN PENYERAPAN
Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan setiap triwulan
disampaikan setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan.
Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan Triwulan I, Triwulan
II, dan Triwulan III paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran
berakhir.
Dalam hal Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan belum
disampaikan sampai dengan batas akhir penyaluran, maka DAK dan/atau DAK
Tambahan tidak disalurkan.
Dalam hal DAK dan/atau DAK Tambahan tidak tersalur seluruhnya, maka
pendanaan dan penyelesaian kegiatan DAK dan/atau kewajiban kepada pihak
ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah.

OPTIMALISASI

Optimalisasi penggunaan DAK dan/atau DAK Tambahan dilakukan untuk kegiatankegiatan pada bidang DAK dan/atau DAK Tambahan yang sama dan sesuai
dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.

Optimalisasi Penggunaan DAK

 Daerah

penerima DAK dapat melakukan optimalisasi
penggunaan DAK dengan merencanakan dan
menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD
tahun anggaran berjalan apabila akumulasi nilai
kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu
DAK bidang tersebut.

 Optimalisasi

penggunaan DAK dilakukan untuk
kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang sama dan
sesuai dengan juknis yang ditetapkan.

Penggunaan Sisa DAK
 Dalam hal output kegiatan belum tercapai dan masih terdapat sisa
DAK di RKUD sampai dengan tahun anggaran berakhir, maka sisa DAK
akan diperhitungkan terhadap penyaluran DAU dan/atau DBH pada
tahun anggaran berikutnya.
 Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidangbidang DAK yang output kegiatannya sudah tercapai, maka sisa
DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan
ketentuan:
a. sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai
kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya;
dan/ atau
b. Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan
untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun
anggaran berikutnya
dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis
tahun anggaran berjalan.
 Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping.

DAK TIDAK TERSALUR SELURUHNYA
 Dalam hal DAK tidak tersalur seluruhnya yang dikarenakan
terlampauinya batas waktu penyampaian Laporan Realisasi
Penyerapan DAK triwulan I, II, III, maka kewajiban pendanaan
dan penyelesaian kegiatan DAK terhadap pihak ketiga merupakan
tanggung jawab Pemerintah Daerah. (akhir tahun anggaran)
 Dalam hal DAK tidak tersalur seluruhnya maka Laporan Realisasi
Penyerapan DAK
menggunakan porsi setiap bidang yang
ditetapkan oleh kepala Daerah dan tidak boleh melebihi pagunya.

Penggunaan Sisa DAK (PMK 241/2015)
Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun
tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran
Pagu DAK
Output Kegiatan
Belum Tercapai
Penyaluran/
Pemindahbukuan
RKUN ke RKUD

Pelaksanaan
Kegiatan di
Daerah

Sisa DAK

Di
Diperhitungkan
perhitungkan
dengan DAU/DBH TA
berikutnya

Dianggarkan pada
tahun berjalan dan
Juknis Tahun berjalan

Output Kegiatan
Telah Tercapai

Dapat digabung
dengan Sisa DAK
Bidang lainnya
Membiayai Bidang
tertentu yang
ditentukan oleh
Pemda

Tidak Habis
sampai dengan
TA berakhir
Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping

Monitoring Transfer
Lembar konfirmasi adalah bukti penerimaan dari daerah atas penyaluran
Transfer ke Daerah dari Kas Negara.
DJPK mengirimkan Lembar
Konfirmasi penyaluran Transfer ke
Daerah kepada daerah setiap
triwulan paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja setelah triwulan yang
bersangkutan berakhir.

Apabila dalam waktu 25 hari kerja
setelah triwulan yang bersangkutan
berakhir, Lembar Konfirmasi tidak
disampaikan ke DJPK, maka daerah
dianggap sudah menerima dana
transfer.

Daerah

Daerah menyampaikan kembali
lembar konfirmasi kepada DJPK
setelah lembar konfirmasi diterima
dan ditandatangani oleh Kepala
Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

33

Kebijakan DAK TA 2015
Dasar Hukum 2015
1. Perpres Nomor 162
Tahun 2014 tentang
Rincian Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Negara TA
2015

Dasar Hukum 2014
1. PMK No. 180/PMK.07/2014
tentang Pedoman Umum
dan Alokasi Dana Alokasi
Khusus TA 2014
2. PMK No.145/PMK.07/2013
tentang Pengalokasian
Anggaran Transfer ke
Daerah
3. PMK No. 183/PMK.07/2013
tentang Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban
Anggaran Transfer ke
Daerah

2. PMK
No.250/PMK.07/2014
tentang
Pengalokasian Dana
Transfer ke Daerah
dan Desa

3. PMK No.
241/PMK.07/2014
tentang Pelaksanaan
dan
Pertanggungjawaban
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa

Mengatur tentang:

1. Rincian Alokasi Per Daerah Prov., Kab., dan Kota
2. Perubahan rincian transfer ke daerah dan dana
desa sebagai akibat dari perubahan data
dan/atau kesalahan hitung ditetapkan dengan
PMK

1. Penyaluran DAK dan/atau DAK Tambahan
2. Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau
DAK Tambahan

1. KPA Transfer ke Daerah dapat melakukan
pemotongan, penundaan dan/atau
penghentian penyaluran setelah mendapat
surat permintaan dr unit/instansi yg
berwenang sesuai dengan Per- UU-an dan
disampaikan kepada Menkeu c.q. Dirjen PK
2. Jadwal penyaluran dr RKUN ke RKUD, syarat
penyaluran & kewajiban KD menyampaikan
laporan

34

Arah kebijakan, Sasaran, dan Ruang Lingkup
DAK TA 2015 Bidang Keluarga Berencana

DAK Bidang Keluarga Berencana (1)
Arah Kebijakan
Kebijakan DAK bidang KB tahun 2015 diarahkan untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang
merata, yang dilakukan melalui (i) peningkatan daya jangkau
dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB
lini lapangan; (ii) peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
KB;
(iii)
peningkatan
sarana
pelayanan
advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB;
(iv) peningkatan sarana pembinaan tumbuh kembang anak dan
remaja; dan (v) peningkatan pelaporan dan pengolahan data dan
informasi berbasis teknologi informasi.

36

DAK Bidang Keluarga Berencana (2)
Sasaran
1. Tersedianya 94 kendaraan bermotor roda dua;
2. Tersedianya 73 Mobil Unit Pelayanan KB Keliling;
3. Tersedianya 42 Mobil Unit Penerangan KB;
4. Tersedianya 2000 IUD Kit, 2000 implant kit, dan 500 unit Obgyn Bed bagi Klinik KB;
5. Tersedianya 20.000 set BKB Kit bagi kelompok BKB di tingkat desa/kelurahan;
6. Tersedianya 555 unit Public Address bagi PPLKB/Ka. UPT,
7. Tersedianya 15.000 set KIE Kit bagi PKB/PLKB, dan
8. Terbangunnya 40 gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota;
9. Terlaksananya pembangunan Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan sebanyak
1.100 unit;
10. Tersedianya 3.640 Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;
11. Tersedianya 1.500 personal computer di kecamatan (setiap kecamatan minimal 2
unit PC);
12. Tersedianya 100 Unit mobil Kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota
ke Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat
pelayanan KB;
13. Tersedianya 12.000 Genre Kit bagi PIK remaja dan mahasiswa (setiap PIK
mendapat dua kit).
37

DAK Bidang Keluarga Berencana (3)
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan DAK bidang KB 2015 dirancang untuk mendukung pencapaian
prioritas nasional pembangunan kependudukan dan KB jangka pendek yang ditetapkan
dalam RKP 2015 dan jangka menengah dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut:
1. Penyediaan kendaraan roda dua bagi tenaga lini lapangan KB
2. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB
3. Penyediaan Mobil Unit Penerangan KB;
4. Penyediaan sarana prasarana klinik KB, meliputi IUD Kit, implant kit, dan Obgyn
Bed);
5. Penyediaan Kit bagi kelompok Bina Keluarga Balita;
6. Penyediaan Public Address di tingkat kecamatan;
7. Penyediaan KIE Kit bagi PKB/PLKB,
8. Pembangunan/renovasi gudang alat dan obat kontrasepsi di kab/kota;
9. Pembangunan/renovasi Balai Penyuluhan KB di tingkat kecamatan;
10. Penyediaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT;
11. Penyediaan personal computer di kecamatan;
12. Penyediaan kendaraan untuk pendistribusian Alokon dari Kab/kota ke
Puskesmas/Klinik atau Kendaraan pengangkut Akseptor menuju tempat pelayanan
KB;
13. Penyediaan Genre Kit.
38



Jenis data teknis


Indikator Usulan




Bidang Keluarga
Berencana





Indikator Bobot









PKB/ PLKB
PPLKB/UPT
Jumlah Kecamatan
Jumlah Desa/ Kelurahan
Klinik KB
KLMPK PIK R/M

15%
10%
25%
20%
10%
20%

Perlakuan Perhitungan





Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
Angka Kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR).
Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (Keluarga Miskin)
Jumlah Keluarga dan Kepadatan Penduduk

Indikator Usulan menentukan status daerah usulan
Indikator Bobot menentukan besaran indeks teknis

Alokasi Minimun


Untuk Kab./Kota

Rp600.000.000,-

39

PAGU & PROPORSI DAK BIDANG KB
TERHADAP TOTAL DAK
Tahun

Pagu DAK KB

Total DAK

2009

329.010.000.000

24.820.000.000.000

2010

329.010.000.000

21.130.000.000.000

2011

368.100.000.000

25.230.000.000.000

2012

392.257.000.000

26.120.000.000.000

2013

442.869.000.000

31.690.000.000.000

2014

462.910.000.000

33.000.000.000.000

2015

569.300.000.000

33.000.000.000.000

Kementerian Keuangan Republik
Indonesia

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Gedung Radius Prawiro, Jalan Dr Wahidin No. 1
Jakarta Pusat 10710
Telp./Fax. 021 3509445
www.djpk.depkeu.go.id