globalisasi dan politik ekonomi docx

Pengantar Ilmu Hubungan Internasional
“Globalization and Change in the International Political
Economy”
-R.J.BARRY JONES-

Martina Gracia Nauli Sibarani
1140412104

Globalisasi dan politik ekonomi internasional dapat diartikan dari 2 terminologi yang terpidah,
globalisasi dan ekonomi internasional. Globalisasi secara umum dimaknai sebagai perluasan
yang mengglobal dimana bukan hanya satu negara yang menerima, namun ada beberapa negara.
Dalam teori ekonomi, globalisasi diartikan sebagai integrasi ekonomi besar-besaran yang
bergerak dari ekonomi tradisonal menjadi modern. Ekonomi internasional merupakan cabang
dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis kegiatan transaksi dan permasalahan
praktek ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan keuangan
atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi
antar negara.
Globalisasi menurut Scholte dimaknai sebagai internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi,
westernisasi, dam deteriotorialisasi. Internasionalisasi merupakan keterbukaan interaksi lintas
batas dan sikap saling ketergantungan antar negara. Untuk kasus politik internasional, liberalisasi
memiliki makna yang paling mendekati, yaitu proses untuk memindahkan larangan-larangan

yang dibuat suatu negara dalam rangka membentuk ekonomi dunia yang lebih terintegrasi.
Dahulu teori ilmu hubungan internasional difokuskan pada isu-isu perang dan damai, serta
hubungan antar negara. “By globalization we simply mean the process of increasing
interconnectedness between societies such that events in one part of the world more and more
have effects on people and societies far away” (Bayliss and Smith,2001).
Namun sesuai dengan kehidupan manusia yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan ekonomi, ekonomimpun menjadi suatu isu penting yang kemudian menjadi topik dari
pembahasan hubungan internasional. Dan sekarang ini, ekonomi politik internasional telah
menjadi satu bidang studi sendiri. Dalam bidang studi ini Hubungan Internasional dianggap
sebagai subbidang. Hingga pada tahun 1970, dalam ilmu Hubungan Internasional, ilmu politik
dianggap tidak memiliki keterkaitan dengan ilmu politik.
Hirst dan Thompson dalam bukunya “Globalization in Question the International Economy and
the Possibilities of Governance” Mengasumsikan bahwa globalisasi dimulai pada akhir abad 19
saat intensitas perdangan antar negara meluas dan investasi ekonomi mulai meningkat. Hal ini
dibuktikan oleh Jackson dan Sorensen yang memasukkan kekuatan pasar global menjadi salah
satu tantangan yang muncul dalam era globalisasi. Mereka mengatakan bahwa kekuatan pasar

global juga dapat dikaitkan dengan masalah lingkungan hidup dan system komunikasi global,
jadi bukan semata-mata hanya isu ekonomi yang terkait.
Bukti dari adanya perkembangan dalam bidang ekonomi masa era globalisasi, yaitu Pasar Bebas.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan Pasar Bebas ini dapat kita rasakan, seperti pemakaian alat
rumah tangga yang bertuliskan “made in China”. Dengan bukti tersebut, secara ringkas Pasar
Bebas dimaknai sebagai kegiatan ekonomi dimana barang-barang dapat diperjualbelikan
keberbagai negara. Dalam proses mengalirnya barang yang masuk dan keluar negara, setiap
negara memiliki aturan/ normanya sendiri untuk melindungi perekonomian negaranya yang
berkaitan dengan kemakmuran rakyat. Ada 3 latar belakang yang mendorong globalisasi dalam
ekonomi politik internasional, yaitu Sistem Bretton Woods, dekolonialisasi dan integrasi Eropa
Timur dengan Barat.
Sistem Bretton Woods merupakan system yang dibuat oleh para politisi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi setelah Perang Dunia kedua, dimana saat itu telah muncul adanya tandatanda krisis. Krisis itu sangat dirasakan Amerika Serikat yang mengalami kesulitan ekonomi
pasca Perang Vietnam. Sistem ini dibuat untuk mencegah pengaliran cadangan emas Amerika
Serikat. Presiden Richard Nixon pun menyetujui system ini.
Dekolonialisasi menciptakan kelompok-kelompok negara baru yang politiknya lemah dan miskin
dalam ekonominya. Dalam system ekonomi internasional keberadaan mereka tidak dianggap.
Oleh karena itu sejak tahun 1970 mereka menuntut adanya tata ekonomi internasional yang baru
yang bertujuan untuk meningkatkan posisi mereka (Dunia Ketiga) dalam system internasional.
Dalam hubungan antara politik dan ekonomi, Caporaso menuliskan 3 teori utama, yaitu
merkantilisme, liberlisame dan Marxisme. Merkantilisme memandang elit-elit politik adalah
yang paling utama dalam membangun negara yang kuat. Ekonomi merupakan alat politik, atau
dasar kekuasaan politik. Aktivitas ekonomi harus tunduk dalam membangun negara yang kuat.

Persaingan ekonomi antar negara dianggap sebagai arena konflik yang penuh persaingan,
sehingga disebut sebagai zero-sum. Keuntungan ekonomi relatif dan kekayaan material suatu
negara dapat digunakan sebagai dasar kekuatan politik-militer yang digunakan untuk melawan
negara lain. Kaum Merkantilis pada abad keenambelas mengambil fakta dari Bangsa Spanyol

yang mendapatkan suplai emas dan perak dari amerika serikat sebagai suatu cara mencapai
kekeyaan nasional.
Liberalisme menolak anggapan merkantilisme. Menurut Adam Smith, pasar cenderung meluas
secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia dan dalam hal tersebut tidak boleh ada ikut
campur pemerintah. Pemikirannya tersebut didasarkan pada asumsi bahwa setiap individu
memiliki pemikiran yang rasional dan tergantung pada kemajuan dan keuntungan timbal balik.
Ekonomi liberal menganggap bahwa perekonomian pasar yang dibiarkan berjalan sendiri, akan
berjalan sesuai dengan aturan nya. Dengan demikian perekonomian dunia yang didasarkan
perdagangan bebas, semua negara akan mendapatkan keuntungan melalui sepesifikasi masingmasing negara.