kesehatan ibu bayi dan anak

MAKALAH TENTANG KESEHATAN IBU , BAYI
DAN ANAK

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.

BAYU DWI PUTRA
SULASTRI
TRI UTAMI PRADITA
ZAHRINA HIDAYATI

UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JL.RAYA PONDOK GEDE NO.23-25,KRAMAT
JATI,JAKARTA TIMUR 13550
2013

Page


1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak”.
Makalah ini berisikan mengenai berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh ibu
hamil dan juga kesehatan anak . Kami berharap makalah ini bisa menjadi prasana dalam
mempermudah mata kuliah ilmu kesehatan masyarakat(IKM).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin.

JAKARTA,28 OKTOBER 2013

PENYUSUN


Page

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………....………….….........1
DAFTAR ISI……………………………………………………………….....…………….…...2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………….…...………….…….…...3
BAB 2 ISI………………………………………………………………..……………………...4
A.Pengertian program kesehatan ibu dan anak................................................................4
B.Tujuan program kesehatan ibu dan anak .....................................................................4
C.Pemeliharaan kesehatan pada ibu ..................................................................................5
D.Masalah kesehatan wanita..............................................................................................8
E.Pelayanan kesehatan pada bayi.......................................................................................9
F.Pelayanan kesehatan pada anak....................................................................................23
BAB 3 PENUTUP….…………………………………………………………………………....28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………29

Page


3

BAB 1
PENDAHULUAN

Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Ibu sehat akan
melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia. Mengingat anak - anak
merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan prioritas masih
cukup tinggi. Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah dari total
rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita
berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang
gizi. Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium
Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan
serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000
(Syarief,Hidayat.2004). Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan
keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.. Pada bayi dan balita, kekurangan gizi
dapat mengakibatnya terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual.
Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki.
Dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Negara dan

bangsa juga akan menderita bila ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat. Sebab
kematian bayi sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan
pelayanan kesehatan

Page

4

BAB 2
ISI
A.

Pengertian program kesehatan ibu dan anak
Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan

dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat di bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk

masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam, telpon
rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian
ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah
keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
B.
1.

Tujuan program kesehatan ibu dan anak
Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya, serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2.

Tujuan Khusus
a.

Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga, Dasa Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.

Page

5

b.

Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara

mandiri di dalam lingkungan keluarga, Dasa Wisma, Posyandu dan Karang Balita, serta di
sekolah TK.
c.

Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d.


Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e.

Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh

anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
C.PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA IBU
1. Kehamilan
Pengetahuan tenatang kehamilan sangat penting bagi semua wanita karena wanita akan
mengalami dan menjalani kehamilan itu sendiri.Perlunya pendidikan tentang pengetahuan ini
memberikan sebuah arti yang begitu besar untuk para wanita di pedesaan terutama.Dalam hal ini
kader kesehatan masyarakat dilatih untuk memberikan perawatan bagi wanita hamil atau
membantu kelahiran dan berapa diantaranya yang tidak.Tawarkan diri anda untuk memberikan
informasi dan pengetahuan anda kepada mereka sehingga dengan bekerja sama dengan mereka
anda


dapat

membantu

masyarakat

untuk

meningkatkan

higiene

dan

kesehatan

masyarakat,terutama sekali adalah kesehatan ibu dan anak.
Yang perlu disampaikan ialah :
a) Menjelaskan kepada seorang wanita bagaimana ia menjadi hamil dan bagaimana bayi
berkembang dalam tubuhnya.

b) Menjelaskan kepada ibu-ibu faktor-faktor resiko yang dapat membuat kehamilan berbahaya
bagi ibu dan bayi.
c) Memeriksa jika seorang wanita hamil atau tidak.Mengidentifikasi wanita hamil yang perlu
melakukannya.
d) Mengenali problem-problem serius dalam kehamila dan memulai perawatan; membahas
dengan keluarganya mengapa wanita tersebut harus pergi ke Pusat Kesehatan Masyarakat atau

Page

6

rumah sakit untuk perawatan dan membantu keluarga tersebut untuk melakukan persiapan
kepergiannya.
e) Membahas dengan keluarganya apa yang dapat dilakukan untuk melindungi dan
meningkatkan kesehatan wanita tadi dan bayinya yang belum lahir.
f) Membahas dengan para pengurus masyarakat dan kelompok lain serta para tokoh lainnya
tentang kebutuhan-kebutuhan dan problem-problem wanita hamil dan membantu mereka dalam
memutuskan tindakan masyarakat untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan wanita hamil.
g) Menghimpun informasi tentang wanita hamil dalam masyarakat tersebut,dan menggunakan
informasi ini dalam pekerjaan anda.

2. Faktor Resiko Dalam Kehamilan
Yaitu sesuatu yang meningkatkan bahaya terhadap kesehatan.Ada faktor-faktor resiko tertentu
dalam kehamilan.Beberapa diantaranya dapat membuat kehamilan lebih berbahaya dibandingkan
biasanya terhadap ibu dan bayi.Berilah saran-saran kepada para wanita tentang bahaya-bahaya
sebelum mereka hamil.
1) Usia ibu kurang dari 17 tahun
2) Ibu sudah mempunyai anak lebih dari 5
3) Anak yang terakhir lahir dalam waktu kurang dari 2 tahun yang lalu
4) Ibu mengalami perdarahan berat saat melahirkan anak yang terakhir
5) Anak terakhir lahir mati atau mati segera setelah lahir
6) Anak terakhir lahir amat kecil atau kurang dari 2,5 kg
7) Ibu pada kelahiran sebelumnya melahirkan anak kembar
8) Kelahiran anak terakhir prosesnya amat sulit
9) Tinggi ibu kurang dari 145cm
10) Bila berat badan ibu kurang dari 45kg atau lebih besar dari 80kg
11) Bila badan ibu nampak pucat dan lemah
12) Ibu menderita penyakit tuberkulosis (TBC),malaria,kencing manis,penyakit jantung,penyakit
ginjal,atau pernah mengalami operasi perut.
3. Membantu wanita hamil dalam menangani:


Page

7

-Wanita dalam kehamilan awal
-Cara memastikan seorang wanita hamil
-Bila haid terakhir kurang dari 3 bulan yang lalu
-Bagaimana mengatakan bila bayi akan lahir
-Periksalah faktor-faktor yang ada
-Imunisasi terhadap tetanus
-Muntah-muntah diawal kehamilan
-Kaki bengkak
-Sakit kepala
-Demam
-Kepucatan dan kecapean
4. Mengenali Problem-Problem serius dan memulai pengobatan
-Keadaan umum
-Perdarahan dari kelamin selama kehamilan
-Perdarahan sebelum bayi mulai bergerak dalam kandungan
-Perdarahan dari alat kelamin setelah bayi mulai bergerak dalam kandungan
-Wanita hamil dengan perut terasa sakit
-Bila kehamilan melebihi 8 bulan
-Bila kehamilan kurang dari 8 bulan
-Bila rasa sakit dialami sepanjang waktu
-Wanita hamil dengan kaki,tangan,dan wajah bengkak
-Wanita hamil yang mengalami gangguan kesadaran
5. Apa yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan kesehatan wanita hamil dan
mencegah dari sakit
-Ibu hamil jangan melakukan pekerjaan yang berat-berat
-Mengkonsumsi makanan,sayuran yang sehat dan bergizi
- Ibu hamil harus banyak beristirahat

Page

8

6. Tindakan Masyarakat untuk menjaga Kesehatan wanita hamil
-Memberikan pelayanan klinik kesehatan ibu dan anak
-Imunisasi

D. MASALAH KESEHATAN WANITA
a) Gumpalan-gumpalan dalam payudara
Wanita yang baru melahirkan dan menyusukan anaknya,tentu akan meraba adanya gumpalan
dalam payudara,dan salah satu atau kedua payudara itu mungkin terasa sakit.Jika wanita
merasakan adanya gumpalan-gumpalan dalam payudaranya pada saat yang lain,maka ia harus
pergi kepusat bkesehatan masyarakat atau rumah sakit secepat mungkin untuk mengunjungi
dokter.
b) Nyeri dan tidak nyaman selama haid
Wanita sehat umur 13-45 tahun mengeluarkan darah selama 4-7 hari setiap bulan.Pola haid
wanita sedikit berbeda,beberapa wanita mengeluh rasa sakit,tak menyenangkan,dan rasa “berat”
pada waktu haid.Untuk mengurangi rasa sakit:
-isilah sebuah botol dengan air hangat dan tutup rapat,letakkan botol diatas bagian yang sakit.
-Jika wanita tersebut tidak melakukan pekerjaan jasmani yang berat,mintalah ia untuk melakukan
olahraga lebih banyak.
-Minumlah 2 aspirin untuk meringankan rasa sakit
-Kurangilah makanan dalam garam
c) Jika haid tidak datang
-sebelum umur 16 tahun
Sarankan agar wanita muda tadi untuk makan lebih banyak termasuk sayur-sayuran hijau.Dan
berilah ia tablet besi sulfat
-setelah umur 16 tahun
Mintalah keluarganya untuk membawanya kerumah sakit agar diperiksa dokter.

Page

9

d) Periode bulanan berhenti
Wanita itu mungkin hamil.Kehamilan merupakan alasan paling lazim untuk haid yang berhenti
pada wanita anatara umur 15 dan 40tahun.Wanita lebih dari umur 45tahun akan berangsur-angsur
berhenti memproduksi sel telur dan kemudian ibu itu tidak dapat melahirkan bayi lagi.Ini adalah
hal yang normal.
e) Haid yang tidak teratur
-Pada wanita antara umur 40 dan 45tahun haidnya terkadang tidak datang atau malahan lebih
dari satu kali dalam sebulan.Wanita tersebut juga merasa sangat panas terlebih pada
wajahnya,sampaikan hal ini adalah hal yang normal(masa menopos) dan akan terus berlangsung
selama 2-3tahun,namun akan berhenti secara berangsur-angsur.
E. PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah
lahir.
Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :
1.

Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan

2.

Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan

3.

Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan

4.

Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
pertolongan,

pemeliharaan

kesehatan

dan

pencegahan

penyakit

melalui

pemantauan

pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh

Page

10

kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi :
a.

Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak)

sebelum bayi berusia 1 tahun
b.

Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)

c.

Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)

d.

Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan

perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
e.

Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan

Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis
anak, dokter, bidan dan perawat.
2. Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal yang
tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter,
bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama
dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam
jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
1)

Pencegahan infeksi (PI)

2)

Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

3)

Pemotongan dan perawatan tali pusat

4)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

5)

Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan

ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
6)

Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri

7)

Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan

8)

Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal

9)

Pemeriksaan bayi baru lahir

10)

Pemberian ASI eksklusif

Page

11

Pelayanan kesehatan pada bayi adalah:
a.

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi diantara
kedua payudara ibunya segera setelah lahir.
Memberikan kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di
dada atau perut dan kulit bayi melekat pada kulit ibu (skin to skin contact) setidaknyaselama 1-2
jam sampai bayi menyusui sendiri. (mitaya, 2010 : 23)
Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan penyakit yang menyerang bayi, karena kandungan
antibodi yang ada pada colostrom dan ASI.
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi
kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD.
Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):
1)

Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin

2)

Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix, kemudian

tali pusat diikat.
3)

Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi

melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi
diberi topi.
4)

Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari puting

susu ibu.
5)

Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.

6)

Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam, bila menyusu

awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam
7)

Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat

dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 menit.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi salep mata
dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B
(HB 0) pada paha kanan.

Page

12

a)

Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B

(HB 0).
b)

Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3

jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.
c)

Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di

paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian BBL.
d)

Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%).

e)

Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin K1

yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat
menimbulkan kerusakan hati.
3.Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/
bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi
tenaga kesehatan yang memeriksa.
4.Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi baru lahir atau
setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu
Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan
longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.
5. Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi
Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan suhu
lingkungan

Page

13

6. Kunjungan Neonatal
Adalah : pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di puskesmas atau
melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi
Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali
pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai
bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa
ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan
keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal
pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi
organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin
dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat.
Bentuk pelaksanaan tumbuh kembng anak di lapangan dilakukan dengan mengacu pada
pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti dokter, bidan perawat,
ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesejahteraan suatu
ngara. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan tegnologi
sederhana

ditingkat

pelayanan

kesehatan

dasar,

salah

satunya

adalah

dengan

menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), ditingkat pelayanan kesehatan dasar.
Bank dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk

Page

14

mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare,
campak, malaria, kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
Sabagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departeman
Kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang mulai dikembangkan di indonesia sejak tahun 1996 dan
implementasinya dimulai 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :
1.

Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku

KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan
yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau
berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2.

Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam

setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus,
bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK
diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.
3.Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.
7. Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Balita
Pelayanan kesehatan pada balita yang lain adalah:
a.

Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

Page

15

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh
kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada
anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan
jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan,
meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
KMS

berisi

catatan

penting

tentang

pertumbuhan,

perkembangan

anak,

imunisasi,

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI
eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/
Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng
kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
1)

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,

meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
2)

Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

3)

Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan

penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

b.

Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan
tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A

Page

16

dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1)

Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali

dalam satu tahun
2)

Kapsul vitamin A merah (200.000 IU) diberikan kepada balita.

Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ).
Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga
terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen
Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A
secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan
balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah
kebawah.
c.

Pelayanan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1)

Penimbangan berat badan

2)

Penentuan status pertumbuhan

3)

Penyuluhan

4)

Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan

deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
d. manajemen terpadu balita sakit

Page

17

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes,
dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif
(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang
sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan
MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka
kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1)

Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain

dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
dilatih).
2)

Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan

dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
Dalam pelaksanaannya, MTBS ini dibedakan dalam 2 kategori, yaitu :
1)

Manajemen Terpadu Bayi Muda ( Usia 1 hari sampai 2 bulan )

Pengelolaan bayi sakit pada usia 1 hari sampai 2 bulan ini, meliputi penilaian tanda dan gejala,
penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian
konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut.
Dalam manajemen terpadu bayi muda ini, dilakukan pengelolaan terhadap penyakit-penyakit
yang lazim terjadi pada bayi muda, antara lain adanya kejang, gangguan nafas, hipotermi,

Page

18

kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare serta kemungkinan berat
badan rendah dan masalah pemberian ASI.
2)

Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan sampai 5 Tahun

Tahapan pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada usia 2 bulan sampai 5 tahun ini sama
seperti manajemen terpadu bayi muda, yaitu penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi
dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling, pemberian
pelayanan dan tindak lanjut. Dalam MTBS usia 2 bulan sampai 5 tahun ini, dilaksanakan
pengelolaan terhadap beberapa penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun. Beberapa
penyakit yang lazim terjadi pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, aantara lain adanya tanda
bahaya umum ( tidak bias minum atau menetek, muntah, kejang, letargis, atau tidak sadar ),
batuk dan sukar bernafas, diare, demam, masalah telinga, status gizi buruk ( malnutrisi dan
anemia ).
Sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departemen kesehatan
RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita
Sakit ( MTBS ) yang mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya
dimulai tahun 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.
3)

Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya

pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).
e.

Pelayanan Immunisasi

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakitpenyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan
Hepatitis B.
Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat, misalnya
lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari kematian.
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga tidak mudah

Page

19

tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.
Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Praktek dokter atau bidan, dan di Rumah sakit.
Vaksin yang di gunakan adalah :
1)

BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis

2)

Polio oral vaksin : Untuk mencegah penyakit polio

3)

DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertuis, dan Tetanus

4)

Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B

5)

Campak : Untuk mencegah penyakit Campak
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang
dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya
KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau
tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian
makan pada anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk
menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak
untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian
ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke
Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta
ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Manfaat KMS adalah :
• Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,

Page

20

meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
• Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
• Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan
penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam
satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat
terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi
kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita
diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita.
Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama
bagi balita dari keluarga menengah kebawah.

Page

21

f. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
g. manajemen terpadu balita sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes,
dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif
(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang
sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan
MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka
kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.

Page

22

Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam
1 kali pemeriksaan MTBS).
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).
h. Konseling pada keluarga balita
Konseling yang dapat diberikan adalah :
• Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
• Pemberian makanan bayi
• Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
• Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
• peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita
(sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan).
i.

Konseling pada keluarga balita

Konseling yang dapat diberikan adalah :
1)

Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita

2)

Pemberian makanan bayi

3)

Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.

4)

Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita

5)

peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak

balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.

Page

23

F.PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK
A.PENGERTIAN
Pembangunan, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dan
tidak hanya bertujuan untuk memajukan kehidupan lahiriah saja, atau untuk mengisi kepuasan
batiniah, melainkan juga untuk menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara
keduanya. Dalam rangka pembangunan jangka panjang IT, 25 tahun (1993–2018), Pembinaan
dan Pengembangan Anak Indonesia ( PPAI ) perlu diberikan perhatian khusus, karena sasaran
utama Pembangunan Jangka panjang Kedua mengandung araban dan kebijaksanaan untuk
memulai melaksanakan upaya pembangunan manusia Indonesia, ialah suatu usaha yang perlu
dimulai sedini mungkin, yaitu dari masa anak-anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004)
Anak BALITA ( bawah lima tahun ), merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan
dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila perkembangan dan
pertumbuhan pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya
persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan
pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang
mencakup segi-segi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan
terhadap hak anak yang menjadi haknya [hak anak]. Disamping itu diperlukan juga suatu
lingkungan hidup yang menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. (Chairuddin P.
Lubis, 2004)
Bayi baru lahir normal ( BBLN ) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan ( aterm ) yaitu 36-40 minggu. (Mitayani, 2010)
Menurut Saifuddin, (2002) dalam ( Rahma blog : 2009 ) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru
lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) dalam ( Rahma blog : 2010 ) Bayi baru lahir normal adalah
berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

Page

24

B.PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR
1.Ciri-ciri BBL Normal
•Berat badan 2500-4000 gram
•Panjang badan 48-52 cm
•Lingkar lengan 11-12
•Tubuh bayi sintal
•Bunyi jantung 120-140
•Lingkar dada 30-38
•Lingkar kepala 33-35
•Reflek menghisap dan menelan sudah ada.
•Genitalia
Bayi perempuan : Labiya mayora telah menutupi labiya minora.
Bayi laki-laki : Testis turun ke skrotum dan terdapat lobang pada puerpetium.
2.Bentuk palayanan kesehatan pada bayi.
a.Inisiasi menyusui dini ( IMD )
IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi diantara
kedua payudara ibunya segera setelah lahir.
Memberikan kesempatan bayi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan meletakan bayi di
dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat pada kulit ibu ( skin to skin contact ) setidaknya
selama 1-2 jam sampai bayi menyusu sendiri. ( Mitayani, 2010 : 23 )
Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan penyakit yang menyerang bayi, karena kandungan
antibodi yang ada pada colostrum dan ASI.
b.Melakukan pemeriksaan fisik pada BBL
•Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan antropometri yaitu, Berat badan, panjang badan, lingkar lengan, lingkar
dada, dan lingkar kepala.

Page

25

•Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan suhu tubuh, nadi, pernapasan, tekanan darah.
•Pemeriksaan head to too
Meliputi pemeriksaan kepala, telinga, mata, hidung atau mulut, leher, dada, bahu, lengan dan
tangan, perut, genetalia, ekstremitas bawah dan atas, punggung, kulit, dan refleks.
c.Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir atau setelah
penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu.
Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan
longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.
d.Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi
Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan suhu
lingkungan.
2.Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi
mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai
beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase
pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi
pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
3.Pelayanan Kesehatan Pada Anak dengan Imunisasi.
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak
beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.
Sebagai salah satu contoh adalah keberhasilan dunia termasuk Indonesia dalam menghilangkan
penyakit Cacar dari permukaan bumi. Indonesia oleh WHO pada April 1974 secara resmi telah
dinyatakan bebas dari penyakit cacar. (Chairuddin P. Lubis, 2004)

Page

26

Vaksin yang digunakan adalah :
a.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis.
b.Polio oral vaksin : Untuk mencegah panyakit polio.
c.DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus.
d.Hapetitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
e.Campak : Untuk mencegah penyakit campak.
Sistem Departemen Kesehatan NSW dan petugas kesehatan memainkan peranan yang utama
dalam membantu anak-anak dan keluarga untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Departemen Kesehatan NSW menyediakan berbagai pelayanan bagi anak-anak dan keluarganya.
Pelayanan kesehatan yang spesifik disediakan bagi anak-anak dan keluarganya termasuk:
•Pelayanan kesehatan anak kecil
•Pusat perawatan keluarga
•Pusat perawatan keluarga di rumah
•Telepon bantuan orang tua
•Tim anak dan keluarga dalam pelayanan kesehatan masyarakat
•Pelayanan perlindungan anak
•Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja
•Instalasi anak-anak di rumah sakit umum
•Rumah sakit spesialis anak-anak.
Dokter umum merupakan pemberi perawatan yang utama dalam sistem perawatan kesehatan
dasar. Mereka merupakan mitra utama dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi anak-anak
dan keluarganya. Sistem kesehatan harus memelihara hubungan kukuh dengan departemen
pemerintah lain yang relevan, pemerintah setempat, ahli kesehatan dan keluarga bagi
mengadakan peluang yang terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak-anak.
Pusat Kesehatan Anak mempunyai staf ahli kesehatan (termasuk perawat terdaftar) yang
mempunyai spesialisasi dalam kesehatan anak dan keluarga. Perawat kesehatan anak dan
keluarga dapat memberikan bantuan untuk merawat bayi dan anak kecil, termasuk informasi
tentang :
•Menyusui
•Menghadapi waktu tidur dan anak yang menangis

Page

27

•Pertumbuhan dan perkembangan bayi
•Imunisasi
•Keselamatan bermain dengan bayi atau anak
4.Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A bertujuan untuk mencegah penyakit mata pada bayi. Pemberian vitamin A
dilakukan pemberian dua kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali
dalam satu tahun.
Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita .
5.Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit
rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes,
dll).

Page

28

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Dimana dalam peningkatan usaha kesehatan sangat diperlukan dalam program kesehatan yang
terkait dalam meningkatkan status kesehatan yang mencangkup:
1. PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA IBU
2. PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI
3. PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK

Page

29

DAFTAR PUSTAKA
1. Heru S, Adi, dr. 1995.Kader Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta
2. Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia1983.

PEMBANGUNAN

KESEHATAN

MASYARAKAT DESA (PKMD) BUKU BACAAN BAGI PROMOTOR KESEHATAN DESA
(PROKESA), Jakarta.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1990. Buku PEGANGAN KADER DALAM
PEMBERANTASAN PENYAKIT KUSTA, Derokterat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular
dan Kesehatan Lindungan Pemukiman, Jakarta.
4. Kerjasama Departemen Kesehatan RI-UNICEF-Bina Swadaya 1988.LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN PKMD PERKOTAAN : PEDOMAN KADER PEMBANGUNAN KESEHATAN
MASYARAKAT PERKOTAAN, Jilid 2,PT.Penebar Swadaya : Jakarta.
5.Manuaba,ida bagus gde.2007.ilmu kebidanan dan keluarga berencana untuk pendidikan
bidan.jakarta:sunter agung podomoro
6.Notoatmodjo, Soekidjo.2007.Promosi kesehatan.jakarta : penerbit Rineka Cipta.
Diakses dari Eni Retna Ambarwati.blog.com.selasa.pukul 20.00 wib.padang.
7.http://kimmymooow.blogspot.com/2013/04/aspek-sosial-dalam-kesehatan-ibu-dan.html

Page

30