Bimbingan dan Konseling id. doc

MEDIA STIKER, POSTER, DAN PAPAN BIMBINGAN UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN BERKONSULTASI
SISWA SMP IT MASJID SYUHADA’

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Media BKI
Dosen Pengampu: Bpk Sa’id Hasan Basri

Disusun oleh:
Kurnia Azizah

12220052

Arif Bisrul Kafi
Annisa Rifqi N.
Nurul Isnaeni
Marwah Rusydiana
Isnan hanif Hidayat

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2014

Laporan Penelitian Media BK | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan laporan
kami yang berjudul dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat dengan melalui survei dan dengan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, tidak lupa kami sampaikan
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu kami dalam
mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Tentunya ada hal-hal yang
ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil observasi ini. Karena itu kami
berharap semoga kami ini dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta,

Maret 2014

Laporan Penelitian Media BK | 3

DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
A.


Latar Belakang

5

B.

Tujuan Program Media

7

C.

Manfaat Program Media

7

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................9
A.


Media Poster 12

B.

Media Stiker 14

C.

Papan Bimbingan/ Mading

16

BAB III.............................. GAMBARAN UMUM SMP IT MASJID SYUHADA’
................................................................................................................................19
A.

Sekilas Tentang Lokasi/Sekolah

19


B.

Data Demografis Seluruh Subjek

20

C.

Data Kebutuhan dan Masalah Subjek 22

D.

Struktur Organisasi BK / Sekolah

E.

Fasilitas Sarana dan Prasarana Penunjang

F.


Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah 25

23
24

BAB IV......... MEDIA STIKER, POSTER, DAN PAPAN BIMBINGAN UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN BERKONSULTASI SISWA SMP
IT MASJID SYUHADA’.......................................................................................27
A.

Personil yang Dilibatkan Dalam Program Media

27

Laporan Penelitian Media BK | 4

B.

Jumlah Media yang Direkomendasikan


C.

Proses Pembuatan

28

D.

Materi Dari Media

31

E.

Proses Pemasangan dan Sosialisasi 31

27

BAB V PENUTUP.................................................................................................33
A.


Respon Subjek

33

B.

Kesimpulan

C.

Evaluasi dan Tindak Lanjut 36

35

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................37
LAMPIRAN...........................................................................................................38
DOKUMENTASI...................................................................................................41

Laporan Penelitian Media BK | 5


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dalam dunia pendidikan merupakan usaha yang dilakukan
untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan pada hakikatnya adalah
pemberian bantuan kepada orang lain secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan dan mengaktifkan potensi orang lain, agar yang bersangkutan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Sumadi, 2004:53).
Adanya upaya mewujudkan manusia sebagai mana tersebut di atas
sebenarnya telah tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sanjaya, 2005:18) yang berbunyi: “pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Semakin maju tingkat pendidikan seseorang, maka semakin siap pula
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di masa
depan yang penuh dengan kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan IPTEK
yang sangat pesat itulah menuntut tiap-tiap warga negara membutuhkan
pendidikan. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan
tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya
merupakan proses mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan
hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang dihadapi siswa di

Laporan Penelitian Media BK | 6

masa yang akan datang. Dalam kenyataannya, pada saat siswa melakukan
kegiatan belajar sebagai bagian proses pembelajaran banyak timbul permasalahan.
Dalam proses menjalani program pengajaran di sekolah siswa tidak jarang
menghadapi kesulitan yang berupa: siswa kelas satu membuat kelompok kecil
atau yang sering disebut genk, siswa kelas dua yang sedang aktif-aktifnya dalam
berorganisasi, ia tidak bisa membagi waktunya untuk belajar, percintaan,
pendidikan seks, dan sedang aktifnya berpartisipasi mengikuti lomba-loma,

kemudian siswa kelas tiga yang akan menghadapi ujian nasional. Permasalahan
umum dan dialami oleh sebagian besar siswa, ialah masa menuju pendewasaan
yang masih berbau negatif. Para siswa sudah mulai mengenal dan mencoba rokok,
oleh sebab itu pihak sekolah sudah mencanangkan berbagai cara untuk
menanggulangi masalah rokok tersebut menjadi lebih besar. Pada kejadian
beberapa tahun sebelumnya, banyak siswa putra yang suka bolos dan diam-diam
menggunakan rokok tanpa sepengetahuan orangtua dan pihak guru. Saya sebagai
lulusan sekolah tersebut pernah melihat secara langsung teman-teman dan kakak
kelas yang saling mengajak untuk mencoba-coba hal baru yang negatif tersebut.
Terkait dengan beberapa permasalahan tersebut, maka sekolah mempunyai
tanggung jawab untuk membantu permasalahan siswa dalam hal belajar, agar
mereka dapat berhasil dalam belajarnya. Sekolah yang tidak mendapat jam masuk
pelajaran perlu adanya alternatif atau metode lain agar materi bimbingan belajar
bisa tetap tersampaikan kepada siswa tanpa harus melalui tatap muka antara guru
pembimbing dan siswa sehingga siswa dapat memahami materi bimbingan belajar
yang ada. Metode membimbing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung (adanya tatap muka antara guru pembimbing dengan siswa) dan tidak
langsung (menggunakan media tertentu untuk membimbing seperti kotak
masalah, stiker, leaflet, pamflet, ataupun papan bimbingan untuk mengoptimalkan
pemberian layanan bimbingan).
Dari penggunaan media bimbingan dan konseling yang ada, papan
bimbingan konseling dapat dijadikan alat untuk menyalurkan pesan dari guru
pembimbing kepada siswa, dimana pesan tersebut berisi berbagai informasi-

Laporan Penelitian Media BK | 7

informasi serta materi-materi yang mengandung unsur bimbingan yang perlu
diketahui oleh siswa. Kemudian poster merupakan kombinasi visualisasi yang
kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang
lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam
ingatannya. Poster memiliki kekuaatan dramatic yang tinggi memikat dan menarik
perhatian. Penggunaan poster dalam pendidikan adalah sebagai pendorong
motivasi kegiatan belajar mengajar. Media leaflet merupakan salah satu bentuk
publikasi singkat dari berbagai bentuk media komunikasi yang berupa selebaran
yang berisi keterangan atau informasi.

B. Tujuan Program Media
Tujuan program media ini kami buat untuk mengatasi berbagai masalah
yang ada di sekolah SMP Islam Terpadu Masjid Syuhada

agar bisa lebih

meningkatkan motivasi belajar pada siswa, mampu meningkatkan pemahaman
siswa agar bisa membatasi pada masa percintaan/ pacaran, mampu mengurangi
tingkat pelanggaran terhadap tingkat pengkonsumsi rokok pada siswa, serta
meningkatkan semangat menghadapi ujian nasional bagi siswa-siswa kelas IX
(sembilan).

Serta membantu pelayanan bimbingan dan konseling melalui

program media.
Selain itu program media juga mampu

membuat siswa lebih bisa

memahami dari setiap ornamen-ornamen dari segi isi atau maknanya seperti
media stiker, papan bimbingan berupa mading (majalah dinding), dan poster . dan
dari situlah program media bisa membuat sadar dan mampu untuk mengurangi
tingkat permasalahan pada siswa, yang setiap tingkat kelasnya memiliki keunikan
masalah yang berbeda-beda.

Laporan Penelitian Media BK | 8

C. Manfaat Program Media
Program media ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
maupun praktis. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan
b. Memberikan sumbangan bagi pengembangan pada bidang pendidikan
terutama pada bidang bimbingan dan konseling.
c. Dijadikan kajian bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan
masalah yang sama, sehingga hasilnya dapat lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan pedoman
bagi guru pembimbing, dapat digunakan sebagai umpan balik untuk
mengembangkan dan memanfaatkan media (papan bimbingan konseling atau
mading, poster, leaflet, stiker) sebagai media layanan bimbingan belajar yang
memudahkan bagi guru dan para siswa.

Laporan Penelitian Media BK | 9

BAB II
LANDASAN TEORI

Proses Bimbingan dan Konseling merupakan proses komunikasi, artinya
terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Proses penyampaian
bimbingan konseling dengan melalui media merupakan suatu usaha penggunaan
sarana atau alat bantu untuk menyampaikan suatu pesan dalam rangka
membimbing dan mendidik yang dapat merangsang pikiran, perasaaan, perhatian,
dan kemauan siswa/konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil
keputusan, memecahkan masalah serta membantu individu atau siswa agar
mampu hidup lebih baik lagi. Untuk mewujudkan hal tersebut maka media yang
akan digunakan adalah media cetak berupa Papan Bimbingan (Mading), Sticker,
Leaflet
Proses konseling dengan menggunakan media cetak akan lebih santai karena
adanya unsur hiburan yang dapat merubah menjadi suatu ruang informasi. Hal ini
dapat membawa suatu dampak secara psikologis yang positif kepada para
pembacanya. Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan media. Namun demikian secara teoritis bahwa setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh pada efektivitas
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sejalan dengan hal ini, pendekatan
yang ditempuh adalah mengkaji media, yang sangat dipengaruhi beberapa kriteria
umum sebagai berikut :
1. Kriteria pertama, kesesuaian dengan tujuan. Perlu dikaji tujuan bimbingan
dan konseling, apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan layanan
bimbingan dan konseling.
2. Kriteria kedua, kesesuaian media dengan materi bimbingan dan konseling,
yaitu bahan atau kajian apa yang akan dibahas pada kegiatan layanan
bimbingan dan konseling tersebut.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 10

3. Kriteria ketiga, kesesuaian dengan karakteristik siswa. Dalam hal ini media
haruslah familier dengan karakteristik siswa/guru BK. Yaitu mengkaji sifatsifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa,
baik secara kuantitatif (jumlah) atau pun kualitatif (kualitas, ciri, dan
kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
4. Kriteria keempat, kesesuaian dengan teori. Pemilihan media harus
didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena
fanatisme guru BK terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan
paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan
riset sehingga telah teruji validitasnya.
5. Kriteria kelima, kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini
didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi
pula oleh gaya belajarnya.
Secara umum media mempunyai kegunaan :
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra
3. Menimbulkan gairah/minat siswa, interaksi lebih langsung antara siswa
dengan guru Bimbingan Konseling
4. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama
5. Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik
6. Proses layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih interaktif
7. Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan
8. Meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi layanan bimbingan dan
konseling.
Dalam kaitannya dengan fungsi media bimbingan dan konseling, dapat
ditekankan beberapa hal berikut ini :

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 11

1. Penggunaan media bimbingna dan konseling bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi bimbingan dan konseling yang lebih efektif.
2. Media bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses layanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu
komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi yang diharapkan.
3. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan
dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan dan
konseling itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa pemilihan dan
penggunaan media bimbingan dan konseling harus selalu melihat pada
kompetensi atau tujuan dan bahan atau materi bimbingan dan konseling.
4. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan,
dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya sekedar untuk
permainan atau memancing perhatian siswa.
5. Media bimbingan dan konseling bisa berfungsi untuk memperlancar proses
bimbingan dan konseling. Fungsi ini mengandung arti bahwa melalui media
bimbingan dan konseling siswa dapat lebih mudah memahami masalah yang
dialami atau menangkap bahan yang disajikan lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan kualitas
layanan bimbingan dan konseling. Pada umumnya hasil bimbingan dan
konseling yang diperoleh siswa dengan menggunakan media bimbingan dan
konseling akan tahan lama mengendap.

A. Media Poster
1. Pengertian
Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol
yang sangat sederhana, dan pada umumnya mengandung anjuran atau larangan
(Depdikbud, 1988:50). Menurut Sudjana dan Rivai (2002:51) poster adaah

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 12

sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan
dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama
menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Poster disebut juga
plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan
kesan, ide dan sebagainya (Rohani, 1997:76-77).
2. Fungsi Poster
a. Sebagai bahan untuk mengembangkan ide dan kreativitas.
b. Sebagai bahan pelajaran untuk suatu topik atau masalah tertentu.
c. Sebagai alat membangkitkan motivasi.
d. Sebagai petunjuk untuk dikerjakan siswa.
e. Sebagai alat pendidikan preventif.
f. Pencapaian Tujuan
Kognitif : Membantu anak memahami materi yang diberikan.
Psikomotor : Mengajak siswa untuk belajar menggunakan dan membuat
poster.
Afektif : Mempengaruhi perilaku siswa.
g. Dapat mempengaruhi orang yang melihat.
3. Cara Membuat Poster
a. Tentukan konsep pokok yang aka dipublikasikan kepada khalayak umum.
Pahami kembali intisari atau pernyataan pokok yang akan dituliskan
dalam poster.
b. Tentukan ukuran poster
c. Tentukan unsur-unsur apa yang dibutuhkan untuk membuat poster.
d. Prinsip Pembuatan:
1) Poster dapat ditangkap penglihatan dengan seksama.
2) Poster harus mampu menarik perhatian.
3) Poster harus dapat mengemukakan ide dan maksud melalui fakta yang
nampak.
4. Bentuk-bentuk poster :

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 13

a. Poster Niaga adalah poster yang dibuat untuk media komunikasi dalam
urusan perniagaan untuk menawarkan suatu barang, atau jasa.
b. Poster Kegiatan adalah poster yang berisi suatu kegiatan, seperti kegiatan
jalan sehat, senam, dll.
c. Poster Pendidikan adalah poster yang bertujuan untuk mendidik. Ini adalah
poster yang sudah pasti kami lakukan dalam melancarkan tujuan, yaitu
mengubah tingkah laku anak dan mengenalkan bahaya merokok yang di
sesuaikan bagi anak usia SMP.
d. Poster Layanan Masyarakat adalah poster untuk pelayanan kesehatan yang
berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat.
5. Alasan penggunaan poster:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Harganya terjangkau.
Mempermudah kami dan guru dalam menyajikan materi
Mempermudah siswa dalam menerima pesan.
Lebih menarik perhatian siswa.
Praktis dan mudah dalam penggunaan.
Tahan Lama.
Dapat dipakai sebagai media untuk mempengaruhi tingkah laku siswa.

B. Media Stiker
1. Pengertian
Stiker merupakan media kertas yang terlapisi plastik beserta perekatnya
untuk bisa diletakkan di semua wadah mendatar sesuai keinginan. Kegunaan pun
sangat beragam, karena tingkat fleksibilitas yang tinggi serta memiliki keunikan
sendiri sebagai sebuah media untuk mengenal sebuah produk / jasa ataupun
hanya sebagai penghias keindahan. Tak perlu memiliki peralatan tambahan
untuk memasang satu buah sticker pada satu wadah dan media. Cukup anda
lepas perlahan – lahan dari kertas perekat kemudian tempel mengikuti garis sisi
pada setiap sudutnya.
2. Cara Pembuatan Stiker
Cara pembuatan pun beragam tergantung dari keperluan masing – masing
individu dalam menggunakan bahan tersebut. Biasanya ada beberapa tujuan
dalam pemasangannya yaitu :

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 14

a. Ornamen / Hiasan
Hampir dari setiap individu melakukannya untuk sekedar iseng ataupun
menambah nilai seni terhadap suatu barang yang dimilikinya. Cara
pembuatannya cukup mudah, Siapkan kertas sticker sesuai keperluan dalam
bentuk A4 dimana sudah terpotong sebelumnya. Kemudian lakukan proses
editing pada komputer dalam hal ini sebagai tempat pengambilan gambar atau
objeknya untuk dijadikan media tersebut. Setelah itu lakukan proses printing
pada komputer beserta printer, biasanya teknologi laser printer karena lebih
kepada tingkat kehalusan dari sifat hasil cetaknya. Tidak tembus bahkan sama
sekali tidak menimbulkan bekas bila disentuh tangan. Setelah selesai dicetak
maka barulah bisa dipasang pada wadah tujuan sebelumnya.
b. Penutup
Lebih mengarah fungsinya sebagai penghilang bekas akibat terjadi
sesuatu. Misalkan saja body mobil atau motor dimana lebih rentan terkena
goresan hingga retak karena telah terjadi tabrakan sebelumnya atau goresan
halus. Ada dua macam jenisnya yaitu berwarna polos disesuaikan pada warna
dasar ataukah terdapat gambar maupun logo sesuai selera. Metode ini cukup
dikenal sebagai body stripping, karena menutupi hampir seluruh body inti di
benda tersebut.
c. Pelindung
Mungkin bagi pengendara kendaraan roda dua sudah tak asing lagi
dengan bahan jenis ini. Bentuknya tidak terlalu besar tetapi mampu menjadi
pelindung dikala perjalanan malam hari. Dan dapat sebagai reflektor bagi
pengendara lainnya di belakangnya, dengan kata lain menjadi sebuah alat bantu
penerang bagi kendaraan bermotor khususnya roda dua.
d. Advertising
Sebuah sarana paling efektif dihampir seluruh media tetap maupun benda
bergerak lainnya. Tanpa disadari hampir setiap angkutan moda transportasi
umum telah dihiasi oleh stiker berukuran besar dibodynya. Semua di sesuaikan
dengan kepentingannya pada periklanan, dimana dapat menarik hampir setiap
pandangan mata di jalan raya bahkan di pinggiran sekalipun. Ada juga

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 15

berbentuk kecil atau sedang biasanya digunakan sebagai souvenir perusahaan
maupun klien sebagai alat sponsor tambahan. Pada kesempatan kali ini,
advertising kami bersifat menarik perhatian dari para siswa supaya terketuk
hatinya dalam mengubah tingkah laku menjadi positif .
C. Papan Bimbingan/ Mading
Papan bimbingan merupakan salah satu media yang efektif bagi perubahan
perilaku siswa. Agar siswa tertarik melihat papan bimbingan, maka perlu dikemas
dengan tampilan yang sesuai selera siswa. Papan bimbingan yang selalu dibaca
siswa akan menjadi media efektif untuk mengubah perilaku para siswa. Media
papan bimbingan juga dapat membantu guru BK yang tidak masuk kelas, melalui
media papan bimbingan, guru pembimbing dapat menyampaikan pesan kepada
siswa tanpa harus bertemu langsung. Media papan bimbingan ini menjadi salah
satu solusi untuk emngatasi kekurangan jam BK masuk kelas.
Papan bimbingan dapat dibuat oleh gurur BK maupun oleh siswa. Melalui
papan bimbingan, guru BK dan siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di sekitarnya sehingga menjadi
karya yang dapat dinikmati oleh banyak siswa sekaligus sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi dan pesan-pesan bimbingan dan konseling. Akan lebih
baik jika papan bimbingan dibuat dalam jangka waktu tertentu, ditentukan tema
dan nomor edisi.
1. Pengertian Papan Bimbingan
Papan bimbingan adalah yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan
materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan, poster,
dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya papan bimbingan terbuat
dari tripleks, Styrofoam ataupun whiteboard. Mading yang kami buat untuk SMP
IT Syuhada’ terbuat dari kertas manila yang lebih tebal dan lebar (80 X 100 cm)
dengan dilapisi kertas bekas (koran) yang digulung.
2. Kelebihan

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 16

a. Tempat untuk memajang info, gambar, poster, puisi, ceritadan lain-lain
sehingga dapat meningkatkan minat siswa memanfaatkan layanan
bimbingan dan konseling, serta meningkatkan minat baca dan minat
belajar siswa. Dengan kata lain, mading dapat mencaup banyak hal.
b. Dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa.
3. Cara pembuatan
Papan bimbingan hampir sama dengan board biasa baik blackboard maupun
whiteboard baik dari sisi bentuk maupun ukurannya. Yang membedakannya
adalah bahan pada permukaan atasnya. Pada papan bimbingan tidak perlu dengan
bahan yang dapat ditulisi dengan kapur atau spidol whiteboard. Namun dapat
berupa papan yang dicat dengan warna yang sesuai, dilapisi bahan flannel atau
karpet atau Styrofoam. Bahan dasar papan bimbingan dapat dibuat sendiri atau
juga dapat dibeli yang sudah jadi dengan ukuran yang standard.
a. Pada mading (majalah dinding) yang kami buat, dihiasi oleh gulungangulungan kertas koran. Hal ini dilakukan supaya anak-anak memahami
betapa pentingnya membuat sebuah karya yang menarik dari barang tak
terpakai atau barang bekas.
b. Memberi judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran
yang besar sehingga terlihat dengan jelas.
c. Mengumpulkan bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, dan lainlain. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku
payung, gunting, cat warna, isolasi, pensil warna, pena warna (bermacammacam) dan kertas koran.
d. Gunakan gradasi warna yang padu padan, serta permainan pencahayaan
sehingga menampilkan kesan “berbeda” sehingga menarik siswa untuk
melihat.
e. Gunakan penyajian dengan bahasa “anak”, bukan bahasa guru maupun
formal. Materinya disisipkan dengan bahasa anak agar lebih efektif untuk
diserap anak.
f. Layout dan desain pada papan bimbingan dapat menggunakan teknik
dummy, yaitu teknik meletakkan gambar agar seimbang, tidak berat kanan,

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 17

maupun kiri. Jadi apabila meletakkan gambar usahakan bila kanan ada
gambar kiri juga harus mengimbangi diberi gambar. Kalau setting
gambarnya berat sebelah, maka mata akan terlihat berat membaca.
g. memperhatikan teknik-teknik pembuatan media, pewarnaan, ilustrasi,
desain, isi, dan keefektifan audiensi.
h. Gantilah secara berkala papan bimbingan ini dengan topik yang berbedabeda setiap pergantiannya, sesuai dengan kebutuhan subjek di lingkungan
sekolah tersebut. Harapan kami, pihak sekolah mampu membimbing dan
meningkatkan semangat para siswa untuk menghidupkan kembali majalah
dinding.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 18

BAB III
GAMBARAN UMUM SMP IT MASJID SYUHADA’
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Masjid Syuhada (SMP IT)
Masjid Syuhada) Yogyakarta secara resmi berdiri pada tanggal 25 Maret 2004
seiring dengan adanya SK dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta
Nomor 188/853 Tahun 2004. SMP IT Masjid Syuhada berlindung dalam Yayasan
Masjid dan Asrama (YASMA) Syuhada Yogyakarta bersama dengan TK Masjid
Syuhada dan SD Masjid Syuhada.
A. Sekilas Tentang Lokasi/Sekolah
1. Nama

: SMP Islam Terpadu Masjid Syuhada’

2. Alamat

: Jalan Perahu 1 Kotabaru Yogyakarta 55224

3. Telepon

: (0274) 563972

4. Website

: www.smpitmasjidsyuhada.in
www.smpitmasjidsyuhada.wordpress.com

5. Email

: [email protected]

6. Letak

:

7. Visi

: Mewujudkan Lulusan yang Unggul, Cerdas, Kreatif, Dan

Berakhlakul Karimah.
8. Misi

Posisi gedung, depan Masjid Agung Syuhada

:

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 19

a. Melaksanakan penghayatan dan pengamalan agama serta pembiasaan
nilai-nilai akhlak mulia (akhlakul karimah) dan budi pekerti luhur.
b. Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
Negara serta pelestarian budaya setempat.
c. Melaksanakan pengembangan kurikulum dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan bagi siswa.
d. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan yang optimal dalam
upaya peningkatan ilmu dan prestasi siswa sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
e. Menerapkan inovasi model-model pembelajaran bagi anak berprestasi,
bermasalah dan kelompok anak lainnya untuk tercapainya ketuntasan
belajar bagi siswa.
f. Meningkatkan sarana prasarana pendidikan, media dan sumber bahan
pembelajaran dalam upaya peningkatan standar pelayanan minimal.
g. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan.
h. Menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif.
i. Menjalin kerja sama vertikal dan horisontal untuk mengembangkan
potensi sekolah.
j. Meningkatkan prestasi, kreasi, dan apresiasi dalam bidang kegiatan non
akademik.
k. Melaksanakan pengembangan kreatifitas ketrampilan kerumahtanggaan
dan kerajinan tangan bagi siswa.
B. Data Demografis Seluruh Subjek
Staf pengajar SMP IT Masjid Syuhada Yogyakarta:
No

Nama

Jabatan

Mengajar

1

Dwi Purnomo, S.Pd.Si

Kepala Sekolah

Matematika

2

Yunita Ika Sari B, S.P, M.P

Waka. Bid. Akademik

TIK dan Keterampilan

Wali Kelas IX A Pa

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 20

3

Dra. Zamroh Noviandari

Staf ur. Humas

IPA Biologi

Wali Kelas VIII Pi
4

Mustaghfiroh, S.Pd.

Wali Kelas IX Pi

Matematika

5

Arif Taba Nasuha, S.Ag

Wala. Bid. Kesiswaan
& Diniyah

Fiqih dan Tarikh

Wali Kelas VII Pa
6

Yazid Asrori, S.Pd.

Waka Bid. Administrasi
Sarana Prasarana dan
Keuangan

Bahasa Indonesia

7

Yamidah, S.Pd.Si, M.Pd

Wali Kelas VII A Pi

IPA Fisika

8

Meilani Noor Khasanah, S.Pd.

Staf Ur. Kesiswaan

IPS Geografi dan
Ekonomi

9

Subechan, S.Pd.I

Staf ur. Diniyah

AL Quran Hadist dan
Aqidah Ahlaq

Wali Kelas IX B Pa
10

Sri_Sulastri,S.Pd

IPS Sejarah

11

Adib Usman, S.Ag.

Wali Kelas VIII Pa

Bahasa Arab

12

Resmiyati, S.Pd.

Wali Kelas VII B Pi

Bhs. Indonesia

13

W.S Herjanto, S.Pd.

PKn

14

Karlina,S.Pd

Bahasa Jawa

15

Supadi Sungkono, S.Pd.

Bahasa Inggris

16

Adhen Willy, S.Pd

Penjaskes

17

Nita Kadarsih, S.Pd

Seni Rupa dan
keterampilan

18

Ade Syarifah, S.Pd

Bimbingan dan
Konseling

19

Ayun Khiliyatul Milla,S.Pd.I

Bahasa Arab

20

Dian Vidyawati, S.S

Bahasa Inggris

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 21

Jumlah Siswa

: Kelas VII

: 43 siswa

Kelas VIII

: 58 siswa

Kelas IX

: 60 siswa

C. Data Kebutuhan dan Masalah Subjek
Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya, kepada
salah seorang guru BK (Bimbingan dan Konseling), Ibu Ade, tentang keadaan dan
permasalahan yang biasa siswa-siswa keluhkan. Pada anak kelas VII, pada awal
semester masih dalam masa mengenal teman-teman baru di kelas pertama dan
penyesuaian diri terhadap suasana baru (masa pertengahan pendewasaan).
Kemudian pada semester genap, anak-anak sudah mengenal genk-genkan dan
terjadi kesenjangan pertemanan di antara mereka.
Pada anak kelas VIII, hubungan persahabatan di antara mereka sudah tidak
perlu ditanyakan kembali, karena proses kebersamaan yang semakin kuat. Anakanak sibuk mengikuti lomba, aktif berorganisasi hingga bingung membagi waktu,
mulai mengenal percintaan, serta membutuhkan pendidikan seks, supaya tidak
salah jalur atas percintaan yang sedang mereka rasakan kali pertama itu.
Bagi anak kelas IX yang sebagian besar dirasakan oleh para siswanya
hamper sama, dengan yang dirasakan anak-anak di sekolah lainnya. Mereka sudah
mulai tegang memikirkan Ujian Nasional yang siap di depan mata, namun mereka
masih merasa belum siap menghadapinya. Para siswa kelas IX ini membutuhkan
dukungan dari lingkungannya, seperti teman, keluarga dan guru, supaya semangat
belajar dan menggapai masa depannya semakin terlihat terang.
Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa tantangan terbesar
dalam menghadapi anak-anak SMP yang sedang berkembang usianya di masa
labil tersebut terdapat pada kelas VIII. Bermacam-macam masalah yang perlu
diseimbangkan dan dicarikan solusinya oleh sang guru BK. Hal-hal yang tidak

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 22

bisa dianggap mudah, dikarenakan jumlah guru BK yang sedikit, harus
menghadapi para siswa yang mencapai ratusan dan keunikan pribadi setiap anak
yang berbeda-beda.

D. Struktur Organisasi BK / Sekolah
Pihak sekolah di SMP IT Masjid Syuhada’ telah menyadari betapa
pentingnya kedekatan emosional antara para guru dengan para siswanya. Oleh
sebab itu wakil kepala sekolah, Ibu Yunita dengan guru BK, Ibu Ade memiliki ide
yang sama dalam mengembangkan potensi dan karakter baik dari anak-anak di
sana. Seminggu sekali ada mata pelajaran BK (Bimbingan dan Konseling) untuk
semua kelas yang sifatnya santai dan bersahabat, sehingga anak-anak merasa lebih
rileks dan tidak tegang lagi. Di kegiatan mata pelajaran BK selalu berbeda setiap
minggunya, supaya tidak monoton dan potensi setiap anak mudah diketahui oleh
para guru.
Dengan setiap kelas yang telah disediakan tempat khusus menempel hasil
karya anak-anak. Sehingga ketika para siswa mendapatkan tugas untuk membuat
sebuah kreatifitas, seperti cerpen, komik dan sebagainya, mereka dapat
menampilkannya di kelas. Hal ini mampu menambah semangat mereka dan dari
hasil yang diterima dapat diketahui kemampuan atau keahlian yang dimiliki setiap
anak.
BK di sekolah tersebut juga menyediakan konseling melalui online di dunia
maya, berupa group facebook yang sifatnya rahasia dan pribadi, sehingga tidak
semua orang dapat bebas keluar-masuk untuk membaca masalah teman lain. Guru
BK juga siap menerima konsultasi dari para siswa di waktu jam istirahat, serta
melalui SMS yang selalu siap sedia. Pernah disediakan kotak konseling, namun
ternyata tidak berjalan dengan baik. Karena anak-anak merasa trauma, merasa siasia memasukkan masalah dalam bentuk kertas ke dalam kotak tersebut, tetapi
tidak menghasilkan solusi apa-apa. Untuk sekarang ini sedang proses membuat
papan konseling.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 23

E. Fasilitas Sarana dan Prasarana Penunjang
1. Fasilitas Fisik:
 Ruang BK
 Ruang kelas yang representatif
 Laboratorium IPA
 Laboratorium Komputer
 Perpustakaan
 Ruang UKS
 Ruang Bimbingan dan Konseling
 Kantin
 Koperasi Sekolah
 Masjid Syuhada’
 Ruang Guru
 Ruang Tata Usaha
 Ruang kepala sekolah
2. Fasilitas Non Fisik:
 Ekstrakurikuler Wajib
a. Ekstrakurikuler Pramuka
b. Ekstrakurikuler Diniyah (pilihan) : Nasyid, Kaligrafi Islam, Qiroah
 Club Sains dan Teknologi : Robotik, IPA, Matematika, IPS
 Club Bahasa: Bahasa Arab, Bahasa Inggris
 Club Olahraga : Basket, Futsal
 Club Beladiri
 Club BSMR (Bulan Sabit Merah Remaja)
 BTAQ

F. Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan Konseling yang telah ada di SMP IT Syuhada tersebut telah
berjalan dengan baik, sesuai dengan kurikulum yang baru dari pemerintah. Sejak

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 24

sekolah itu berdiri di tahun 2005, memang memberi waktu khusus untuk
Bimbingan dan Konseling (BK) di masing-masing kelas dengan jadwal yang telah
ditentukan. Baru-baru ini, dengan berkembangnya teknologi yang sangat cepat
dan praktis, sekolah tersebut juga telah membuat kelompok konseling melalui
Facebook. Beberapa siswa juga ada yang sudah membawa alat komunikasi
handphone, sehingga guru BK di sana juga menerima segala keluha masalah atau
konseling melalui SMS dan telepon dari para siswa.
Jikalau ada waktu luang, seperti di jam istirahat dan setelah jam pulang
sekolah, guru BK juga harus siap sedia memberikan waktunya dalam menerima
konseling dari para siswa. Ruang BK yang telah disediakan bagi mereka yang
ingin berkeluh kesah dan bercerita secara pribadi, mampu terjaga rahasianya
bersama sang guru BK, Ibu Ade. Di waktu khusus untuk BK di masing-masing
kelas dengan jadwal yang telah ditentukan, guru selalu memberi para siswa
kegiatan-kegiatan positif dan memberikan materi yang selalu berbeda setiap
minggunya.
Di SMP Islam Terpadu Masjid Syuhada’ sudah bisa menjalankan proses
bimbingan dan konseling dengan baik sejak pertama kali berdiri. Karena pada
tahun 2004 sudah ada jam khusus atau waktu pelajaran yang diperuntukkan bagi
Bimbingan dan Konseling setiap seminggu sekali di setiap kelas. Namun belum
ada kegiatan-kegiatan yang pasti, masih dalam tahap percakapan di kelas dan
motivasi siswa. Sekarang sudah banyak kegiatan positif yang diajarkan oleh guru
BK terhadap para siswa SMP IT Masjid Syuhada’ yang berbeda setiap
minggunya, supaya tidak membosankan dan potensi siswa dapat dikembangkan.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 25

BAB IV
MEDIA STIKER, POSTER, DAN PAPAN BIMBINGAN UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN BERKONSULTASI
SISWA SMP IT MASJID SYUHADA’

A. Personil yang Dilibatkan Dalam Program Media
Jumlah anggota dari kelompok kami yang terlibat dalam penelitian program
Media BK yang disesuaikan dengan para siswa di SMP IT Masjid Syuhada, ialah
enam orang. Diantaranya ialah, Kurnia Azizah (12220052), Arif Bisrul Kafi
(12220065), Annisa Rifqi N. (12220089), Nurul Isnaeni (12220057), Marwah
Rusydiana (122200), kelimanya berasal dari semester empat dan anggota keenam
atau yang terakhir, adalah Isnan hanif Hidayat (13220019) dari semester dua.

B. Jumlah Media yang Direkomendasikan
Pada kesempatan penelitian kali ini, kami menggunakan tiga media yang
direkomendasikan kepada para siswa di SMP IT Masjid Syuhada’. Ketiganya
ialah stiker, poster, dan papan bimbingan atau yang biasa anak-anak kenal dengan
nama mading. Latar belakang kami menggunakan ketiga media ini, dikarenakan
para siswa itu mudah menerima dari hal yang sederhana dan ringan, serta mudah
untuk dikerjakan. Stiker yang kami berikan berisi materi yang sifatnya umum
untuk semua kelas, dengan ukuran diameter 6 cm. Kemudian poster yang juga
bermanfaat bagi semua dengan ukuran 35 X40 cm. Pada majalah dinding dengan
ukuran 100 X 80 cm yang berisi materi dengan tema Tipe Kepribadian Manusia.
Jumlah narasi yang direkomendasikan dalam media BK itu ada 3, yaitu ;
poster, stiker dan majalah dinding.
1. Media Stiker
Media stiker itu lebih berarahkan pada individu siswa itu sendiri, karena di
stiker itu ada tulisan yang memberikan arti dan maksud berupa, walaupun di

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 26

sekitar kita itu buruk namun kita harus tetap menjadi orang yang baik dan
tidak mengikuti keburukan mereka. Di stiker itu juga ada gambar jempol
besar, maksudnya hebat sekali ketika siswa tersebut tidak mengikuti
keburukan yang ada di sekelilingnya.
2. Media Poster
Media poster itu memberikan pelajaran kepada siswa agar tidak merokok,
karena merokok itu akan meyebabkan gangguan dalam jantungnya dan
jantung adalah pusat kehidupan kita dan harus dijaga dengan baik.
3. Media Majalah Dinding
Media majalah dinding itu memberikan pengetahuan kepada siswa dalam
memahami seseorang dilihat dari golongan darahnya, karena jika kita bisa
saling memahami maka kita sama saja dengan meminimalisir/mencegah
permasalahan yang terjadi antar sesama teman. Namun walaupun begitu,
tidak semua sifat yang ada dalam golongan darah tersebut benar karena itu
semua juga tergantung dari lingkungan di sekitarnya. Maka dari itu kita
sesama teman harus saling memahami agar terbina hubungan yang baik antar
sesama karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

C. Proses Pembuatan
1. Persiapan
Sebelum membuat media BK yang akan ditawarkan, terlebih dahulu
melakukan identifikasi masalah yang bersifat umum dan sering dilakukan oleh
para siswa. Sehingga media Bk yang diberikan bersifat objektif dan relevan
dengan masalah yang dihadapi. Adapun proses penyelenggaraan media cetak
tersebut antara lain :
a. Mempelajari segmen secara geografi peredaran media cetak tersebut. Seperti
akan diletakkan dimana, dikalangan seperti apa, dan masalah-masalah yang
ada pada objek.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 27

b. Kesiapan seorang narasumber media cetak, adalah dapat membuat naskah
yang mudah dimengerti, sederhana, singkat padat, tidak bertele-tele, jangan
terlalu banyak ungkapan yang tidak populer.
c. Team kreatif mengadakan survey pada segmen para pembacanya.
d. Narasumber harus dapat mengangkat topik permasalahan tentunya beserta
jawaban dalam bentuk pernyataan.
e. Mempunyai kemampuan dalam menggunakan tata bahasa tulisan yang baik
dan sempurna atau dibuat dalam bahasa yang popular sesuai dengan objek
yang dituju.
2. Desain
a. Stiker
Desain stiker bertuliskan “ketika yang lain buruk tataplah jadi yang terbaik”,
dan di situ juga terpampang gambar yang menunjukan bahwa tulisan itu
sangat menginspiratif. Dengan ukuran 6x6 cm. Jumlah stiker disesuaikan
dengan jumlah siswa totalnya 165 stiker.
b. Poster
Desain poster bergambar jantung yang sehat tersenyum sambil memegang
symbol no smocking, disertai tulisan yang bersifat mebantu pemahaman
terhadap makna gambar tersebut. Desain poster berukuran kertas A3
sebanyak 4 beserta bingkainya.
c. Mading (majalah dinding)
Desain dengan tema tema yang sifatnya umum bagi semua kelas, yaitu Tipe
Kepribadian Manusia, dengan beberapa gambar animasi tentang kepribadian
manusia berdasarkan golongan darah. Ada pula gambar kartun yang
membahas tentang Ujian Nasional yang peruntukkan khusus bagi anak kelas
3 SMP. Kemudian ada puisi tentang agama dan gambar dua orang anak yang
belajar bersama. Karena guru BK di SMP IT Syuhada’ pernah memberi tahu
tentang percintaan pada anak kelas 2, jadi pesannya ialah supaya belajar
bersama itu lebih baik. Ada gambar dan pesan yang berisi tentang perbedaan
bukanlah penghalang dalam persahabatan, hal ini khusus diperuntukan bagi
siswa kelas 1 yang sudah mengenal genk-genk-an.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 28

3. Anggaran biaya
Sebagai bentuk kerja kelompok, kami mengeluarkan anggaran biaya
yang dikeluarkan dari hasil iuran bersama. Kami membuat stiker untuk
dibagikan kepada seluruh siswa di SMP IT Masjid Syuhada, serta 10 lembar
poster dan ada 4 diantaranya yang di pigura, guna diletakkan di beberapa tempat
spesial di gedung sekolah tersebut, juga mengeluarkan dana yang tidak sedikit
pula. Kemudian biaya yang dikeluarkan guna membuat mading (majalah
dinding) mengeluarkan biaya, yang rincian seluruh pengeluarannya sebagai
berikut:
a. Media Stiker
 6 lembar X 7000

Rp. 42000

b. Media Poster
 10 poster

Rp. 60000

 4 pigura

Rp. 50000

c. Media Papan Bimbingan
 Lem kertas

Rp. 1000

 Styrofoam warna

Rp. 4300

 Kertas Malagi

Rp. 3300

 Print warna

Rp. 5000

 Foto copy angket

Rp. 6000

 Plastik

Rp. 4000

TOTAL

Rp. 175600

D. Materi dari Media
Media yang kita rekomendasikan sebagai sarana konseling adalah media
poster, stiker, dan juga mading. Ketiganya tersebut memiliki berbagai isi materi
tersendiri di setiap medianya. Seperti, media poster yang bertema mengenai akibat
merokok yang bisa menyebabkan berbagai penyakit. Dari situlah kita membuat
poster semenarik mungkin dan sesederhana mungkin agar siswa mampu

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 29

memahaminya dengan mudah, serta mampu untuk menghindari asap rokok dari
segi aktif atau pasif.
Kemudian media stiker yang berisi kata – kata “Ketika yang Lain Buruk
Tetaplah Menjadi yang Terbaik”. Kata – kata tersebut mengajak para siswa untuk
tetap pada pendirianya dan tidak untuk terpengaruh orang lain dalam hal yang
negatif. Selanjutnya adalah media FB, media ini adalah sarana untuk berinteraksi
kepada para siswa melalui facebook. Di sana para siswa yang terkadang malu
bercerita terhadap guru BK bisa lebih leluasa menyampaikan masalahnya, dan
disitu pula kita bisa memberikan motifasi dorongan untuk mereka agar lebih
semangat dalam belajarnya.
Media yang kita gunakan selanjutnya adalah mading/ majalah dinding.
Dimading tersebut kita menulis berbagai kata-kaata mutiara, informasi, motivasi
dan lain sebagainya, semuanya guna membarikan nasehat untuk mereka, semangat
untuk mereka agar kedepanya lebih baik lagi dalam belajar, bergaul, dan lain
sebagainya.

E. Proses Pemasangan dan Sosialisasi
Pada hari Senin tanggal 17 Februari 2014 pukul 14.00 WIB kami mulai
berdialog dengan pihak sekolah guna menjalin kerja sama dan menjelaskan tujuan
kedatangan kami. Kemudian pada hari Selasa, 18 Februari selanjutnya pada pukul
10.00 WIB kami datang lagi ke SMP IT Masjid Syuhada’ untuk menyerahkan
surat ijin survey melakukan penelitian dan tugas lapangan di sekolah tersebut,
serta mewawancarai guru BK tentang permasalahan yang dihadapi oleh para siwa
pada umunya, serta mengidentifikasi ada atau tidaknya media BK yang telah
digunakan. Dengan hati terbuka guru BK di sana menerima tawaran rekomendasi
program media yang akan kami berikan, karena sudah lama mading di sana
mengalami staknasi dan tidak pernah pembagian stiker tentang BK.
Pada hari Kamis, 13 Maret perwakilan satu orang untuk melakukan
koordinasi dengan pihak sekolah dan memohon bantuan di hari selanjutnya.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 30

Jum’at, 14 Maret siang kami mulai bersosialisasi dengan para siswa, supaya
mereka tidak aneh melihat kedatangan kami dan tidak ada rasa canggung di antara
kami dengan mereka. Ketika Ibu Ade (guru BK) ada waktu luang, kami juga
memberitahukan hasil media yang telah kami buat, apakah sudah sesuai dengan
para siswa. Kemudian baru mensempurnakan, dari hasil penyusunan dan
pembuatan media.
Inilah hari pertama kalinya kami menerapkan program media BK yang
pertama, yaitu stiker. Hari Sabtu tanggal 15 Maret kami mulai membagikan stiker
kepada seluruh siswa melalui kelas-kelas. Beberapa guru telah diberitahu
sebelumnya bahwa kedatangan kami akan sedikit meminta waktu jam pelajaran.
Beberapa di antaranya kami bagikan pada jam istirahat dan kegiatan belajar yang
di luar kelas.
Kemudian pada hari Jum’at, 21 Maret kami mulai memasang majalah
dinding dan poster supaya pada hari berikutnya, para siswa telah membaca materi
dari mading tersebut dan mampu mengisi angket dengan baik. Hari Sabtu, 22
Maret 2014 pukul 10.00 WIB seusai para siswa mengerjakan Ujian Tengah
Semester di kelas, kami meminta sedikit waktu dari mereka untuk membantu
kami mengisi angket.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 31

BAB V
PENUTUP

A. Respon Subjek
Guna mengetahui respon para subjek yang kami teliti pada kesempatan kali
ini ialah melalui angket, yang berisi tentang pendapat mereka terhadap Bimbingan
dan Konseling serta media yang kami sampaikan secara bertahap. Jikalau kami
menggunakan wawancara, tentu saja akan memperlambat kerja kami dalam
memilih subjek dan melakukan tatap muka. Layaknya membuat sebuah skala
penelitian, kami mengambil dengan cara angket. Dari 20 yang kami sebar, ada 2
anak yang tidak mengembalikan angket dan malah membawanya pulan, lalu ada
18 koresponden yang menghasilkan respon sebagai berikut:
1.

Pertanyaan Tertutup
Guru BK adalah orang yang siap mendengarkan segala keluhan para

siswa, serta BK mampu memberikan solusi dari masalah yang di hadapi, banyak
yang menjawab “ya”. Pernyataan berikutnya, selalu terbuka dan bersikap jujur
dalam menceritakan masalah kepada guru BK dari 18, ada 12 yang menjawab
“tidak”. Sepertinya masih ada siswa yang kurang merespon guru BK dengan
baik, karena pernyataan “Guru BK pernah menyalahkan anda dalam suatu
kejadian, padahal anda tidak merasa bersalah” ada 3 yang menjawab “ya”.
Media stiker, poster dan papan bimbingan (mading) sekarang ini memberikan
pengaruh pada diri anak-anak, hasil di dapat dari 11 koresponden yang
mendukung dan 16 anak yang menyukai media BK. Guna memahami lebih jelas
dan lebih lanjut, dapat dilihat pada halaman lampiran.
2.

Pertanyaan Terbuka
Dari dua puluh siswa yang mengisi angket, hanya delapan belas siswa

yang mengembalikan kepada kami. Dari 18 tersebut, kami mengambil jawaban
yang sebagian besar anak menjawab dengan jawaban yang hampir sama.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 32

a. Apa saja media yang digunakan oleh BK yang telah ada di sekolah anda?
Contoh: seperti konseling kelompok, konseling melalui SMS dan FB, papan
konseling, pertemuan wali siswa, dll. Jelaskan sesuai pemahaman anda
1) Jarang konsultasi dengan guru BK
2) Curhat melalui Kelompok di Facebook
3) Bertemu dengan guru BK langsung
4) Papan mading, pertemuan wali siswa, poster, konseling kelompok.
b. Apa saja yang telah dilakukan oleh BK di sekolah anda saat ini?
1) Membantu meringankan masalah, selalu memberi saran saat curhat
2) Mengajak nonton film, membuat mading, membuat karya seni
3) Memberi tugas kelompok, memberi pengalaman
4) Membuat kelas menjadi asyik
5) Memberi banyak pengetahuan
6) Menanyakan keinginan
c. Bagaimana kesan anda terhadap BK di sekolah anda saat ini?
1) Nggak asyik, nggak seru, nyebelin, terlalu memberi perhatian kepada
yang punya bakat dan tidak mengasah yang lain (merasa di diskriminasi).
2) Menyenangkan, enak, seru, bagus
3) Biasa saja
4) Lumayan baik
5) Menyenangkan karena setiap mata pelajaran BK bisa nonton video.
Kalau bisa, setiap hari dibuat mata pelajaran BK
d. Apa keinginan anda untuk BK ke depannya, adakah saran dari anda?
Sebutkan
1) Banyak game, nonton film
2) Belajar di luar sekolah, supaya tidak bosan di kelas terus
3) Guru lebih berbaur dengan siswanya
4) Diadakan terbuka bagi umum
5) Sering game, nonton, bikin poster, mading
6) Lebih baik lagi supaya lebih baik ke depannya
7) Banyakin kerja kelompok, lebih memperhatikan setiap siswanya

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 33

8) Konseling harus lebih rutin lagi
9) Ada interaksi yang seru

B. Kesimpulan
Dari penelitian kami selama beberapa minggu ini menghasilkan data yang
memuaskan tentang respon para siswa terhadap Media Bimbingan dan Konseling
yang kami berikan. Kami benar-benar mendapatkan pelajaran baru tentang
tantangan yang tidak bisa dianggap mudah bagi seorang Guru BK. Dari angket
yang kami sebarkan sangat berguna dalam memahami para siswa dalam
menyikapi BK yang telah ada di sekolah tersebut dan pengaruh media BK yang
kami berikan sebelumnya.
Beberapa siswa menjawab bahwa dirinya telah mengalami perubahan sikap
yang lebih baik. Mereka menyadari betapa pentingnya media-media tersebut
dalam mengembangkan pribadi para siswa untuk lebih bersikap positif lagi.
Dengan kata lain, media yang sederhana itu mampu mempengaruhi siswa dengan
baik, apalagi kalau ada tambahan dorongan dari pihak-pihak di sekitarnya, pasti
akan lebih maksimal pula jiwa positifnya.
Dengan adanya layanan bimbingan, respon para siswa adalah menyukai,
namun ada sedikit kekurangannya yakni kurang adanya program bimbingan
kelompok, dan layanan bimbingan tidak hanya dikelas namun juga diluar agar
siswa tidak jenuh dikelas. Dalam pelayanan bimbingan guru bimbingan dan
konseling tersebut

terkadang memihak

siswa-siswa tertentu

saja tidak

menyeluruh. Dengan adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di
sekolah tersebut membuat siswa mengembangkan bakat yang mungkin
terpendam, minat. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling
mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswa memilih dan
menentukan arah peminatan.

L a p o r a n P e n e l i t i a n M e d i a B K | 34

C. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Aspek-aspek yang perlu dievaluasi dalam layanan bimbingan dan konseling
yakni kesesuaian antara program dengan pelaksanaan, hambatan-hambatan yang
dijumpai, respon siswa terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, dampak
pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar, serta mengembangkan
lagi media BK yang telah ada di sekolah tersebut.
Evaluasi terhadap pelayanan bimbingan yang ada di sekolah tersebut salah