16 Wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah Menurut UU No
16 Wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah
Menurut UU No. 32 Tahun 2004
Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemeritahan presidensial dan
parlementer yang ditunjukkan dengan adanya pemerintahan yang menjunjung
tinggi demokrasi dalam melaksanakan sistem pemerintahannya. (baca juga: Ciri
Utama Pemerintahan Demokrasi) Sebagai negara yang mengalami perubahan
sistem pemerintahan dari sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru,
dan orde reformasi, pemerintah negara Indonesia telah menentukan berbagi
macam kebijakan yang bertujuan untuk membangun Indonesia sebagai bangsa
yang memiliki stabilitas nasional yang mantap berdasarkan Pancasila. Oleh karena
itu, dalam menjalankan fungsinya, sistem pemerintahan di Indonesia tidak
dilakukan secara terpusat melainkan dilakukan melalui adanya otonomi
daerah dimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah membagi peran untuk
menetapkan dan menjalankan suatu kebijakan sesuai dengan wewenangnya
masing-masing. Sudah barang tentu dalam menjalankan tugasnya, terdapat
perbedaan wewenang diantara pemerintah pusat dan pemerintah daerah jika dilihat
dari UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Adapun wewenang
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dijabarkan sebagai berikut:
Wewenang Pemerintah Pusat
Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat berkaitan dengan kebijakankebijakan dalam skala nasional yang mengatur harkat dan kepentingan warga
negara Indonesia. Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat sesuai dengan
UU No. 32 Tahun 2004 diantaranya:
1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar negeri.
Indonesia adalah negara yang turut serta dalam membangun hubungan
internasional dengan negara-negara luar negeri. Hubungan yang terjalin tidak
hanya pada aspek ekonomi maupun keamanan, tetapi juga dalam aspek politik.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia menganut sistem politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif dimana Indonesia turut serta dalam menjaga
perdamaian dunia namun tidak mencampuri urusan negara lain, sebagai berikut:
Melalui sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, pelaksanaan politik luar
negeri dilakukan oleh pemerintah pusat. Segala kebijakan mengenai proses
politik luar negeri diatur oleh pemerintah pusat.
Jika pemerintah daerah menginginkan suatu hubungan politik dengan negara
lain, maka pemerintah daerah tidak dapat memutuskan proses hubungan
politik dengan sendirinya, namun melalui perantara pemerintah pusat.
Hal ini diperlukan agar wewenang pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak
tumpang tindih dalam hal politik luar negeri. Walaupun politik luar negeri itu
berkaitan dengan pemerintah daerah, hanya pemerintah pusatlah yang berhak
menentukan proses terjadinya hubungan politik ini.
2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pertahanan nasional adalah wewenang
Pemerintah Pusat. Pertahanan dengan skala nasional berkaitan dengan kedaulatan
negara Indonesia itu sendiri. Upaya pemerintah pusat untuk mengatur bidang
pertahanan nasional merupakan salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI.
Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan
pertahanan nasional yang stabil dan mantap. Namun, pemerintah daerah tidak
memiliki hak untuk mengatur kebijakan berkaitan dengan pertahanan nasional.
Pemerintah daerah hanya mempunyai peran sebagai pelaksana di lapangan karena
hanya pemerintaj daerah yang mengerti bagaimana menjaga pertahanan
daerahnya melalui keberadaan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, sebagai
berikut:
Dalam pengusulan kebijakan pertahanan nasional, pemerintah daerah berhak
mengajukan usulan terkait dengan usaha daerah untuk mewujudkan
pertahanan nasional.
Usulan yang diajukan oleh pemerintah daerah selanjutnya ditindak lanjuti
oleh pemerintah pusat untuk ditentukan bagaimana proses selanjutnya.
Namun, dalam mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan
nasional, pemerintah pusat tidak dapat menerapkan kebijakan semena-mena
tanpa mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan daerah.
3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional.
Keamanan negara merupakan sesuatu yang harus dijaga dan diatur oleh
pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam hal ini,
pemerintah pusat lebih mengatur keamanan yang berskala nasional yang meliputi
keamanan nasional di area darat, laut, maupun udara. Kebijakan pemerintah pusat
yang berkaitan dengan keamanan nasional diperlukan untuk menjaga keamanan
nasional dari gangguan pihak dalam dan luar yang dapat menyebabkan suatu
konflik seperti konflik sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:
Dalam menerapkan kebijakannya, pemerintah pusat menggandeng
pemerintah daerah agar pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan
keamanan nasional dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah pusat tetap harus menggandeng pemerintah daerah karena
keamanan daerah merupakan cikal bakal terwujudnya keamanan nasional.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah yang berkaitan
dengan bidang keamanan diawasi oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan
kebijakan tersebut tidak melenceng dari kebijakan keamanan yang dibuat
oleh pemerintah pusat.
4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan Dengan Kehakiman.
Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada hukum dan mempunyai sistem
peradilan di Indonesia. Jalannya proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman,
diatur oleh pemerintah pusat. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat
adalah mengatur sistem hukum baik itu lembaga penegak hukummaupun
menentukan siapa yang duduk di lembaga hukum tersebut. Dalam pelaksanaan
pengaturan proses hukum, pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah,
sebagai berikut:
Pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat dimana
proses kehakiman dan hukum berlangsung.
Pemeritah pusat menunjuk lembaga peradilan di setiap daerah untuk
mewakili pemerintah pusat dalam menjalankan wewenangnya untuk
mengatur proses kehakiman.
Peranan lembaga peradilan yang berada di daerah-daerah menunjukkan
bahwa pemerintah pusat benar-benar melibatkan pemerintah daerah dalam
menjalankan proses hukum.
Ada kalanya proses hukum dapat diselesaikan melalui lembaga peradilan yang
berada di pemerintahan daerah dan tidak perlu sampai ke pemerintah pusat.
Walaupun hal ini dapat terjadi, pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan
pengaturan apapun terhadap proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman.
5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional.
Perlu kita ketahui, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua hal yang
berbeda. Kebijakan moneter merupakan suatu proses pengaturan terhadap
persedian uang yang dimiliki oleh negara dalam rangka untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh negara tersebut. Kebijakan ini pada dasarnya merupakan
kebijakan yang mempunyai tujuan untuk menjaga keseimbangan internal seperti
pertumbuhan ekonomi yang mencakup stabilitas harga pasar dan keseimbangan
eksternal yang mempunyai tujuan untuk mencapai keseimbangan dalam neraca
pembayaran.
Sedangkan kebijakan fiskal sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah pusat untuk mengarahkan kondisi ekonomi negara melalui proses
pengeluaran dan pendapatan khususnya pajak. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan
yang berbeda dengan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal lebih bertujuan untuk
menstabilkan perekonomian di suatu negara melalui pajak dan tingkat suku bunga,
sebagai berikut:
Kedua kebijakan tersebut merupakan wewewnang yang hanya berhak
dilakukan oleh pemerintah pusat.
Kebijakan moneter dan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
diperlukan guna mengantisipasi dampak globalisasi khususnya di bidang
ekonomi.
Dalam melaksanakan kedua kebijakan tersebut, pemerintah pusat
menggandeng pemerintah daerah sebagai bentuk kerjasama.
Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana dari kebijakan moneter dan fiskal
yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika pada pelaksanaan kebijakan di
tingkat daerah menemui kendala, pemerintah daerah hanya dapat mengusulkan
cara penyelesaian masalah yang ditemui kepada pemeritnah pusat, bukan
menentukan cara penyelesaiannya sendiri.
6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan Dengan Agama.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama di atur oleh pemerintah pusat dan
dilindungi oleh undang-undang. Seperti yang kita ketahui, agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia ada enam yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan
Kong Hu Cu. Semua warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memeluk
agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing, sebagai berikut:
Masing-masing pemeluk agama berhak untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.
Pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan yang berkaitan dengan agama
tentunya mempunyai strategi yang diterapkan sebagai cara merawat
kemajemukan bangsa Indonesia.
Peran pemerintah daerah dalam kebijakan yang berkaitan dengan agama
berkaitan dengan hal-hal teknis seperti perizinan untuk mendirikan rumah
ibadah. Selebihnya, hanya pemerintah pusatlah yang mempunyai wewenang
untuk mengatur.
Wewenang Pemerintah Daerah
Wewenang pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan-kebijakan untuk
dilaksanakan oleh suatu daerah. Wewenang pemerintah daerah yang satu dengan
lainnya tentu saja berbeda karena berkaitan dengan karakteristik daerah yang ada
tetapi masih berpegang pada asas-asas pemerintahan daerah yang ada. Secara
umum, wewenang pemerintah daerah satu dengan lainnya memiliki kesamaan yang
sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004. Wewenang tersebut diantaranya:
1. Merencanakan dan Mengendalikan Pembangunan.
Dalam pemerintahan daerah, perencanaan dan pengendalian pembangunan yang
terjadi di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah
daerah yang tahu kebutuhan akan pembangunan dalam berbagai bidang sesuai
dengan keinginan masyarakat daerahnya. Adanya wewenang pemerintah daerah
dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan adalah bentuk
perwujudan fungsi pemerintah daerah dalam pembangunan. Pemerintah pusat
hanya berperan sebagai pengawas dan pemberi masukan terhadap jalannya
pembangunan yang terjadi di lingkungan pemerintah daerah.
2. Merencanakan, Memanfaatkan, dan Mengawasi Tata Ruang.
Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan terhadap tata ruang merupakan
wewenang dari pemerintah daerah. Tata ruang yang dimaksud di sini adalah
penataan tata kota yang meliputi penataan infrastruktur yang ada di daerah
tersebut. Proses perencanaan, pemanfaat, dan pengawasa terhadap tata ruang
dilakukan oleh pemerintah daerah karena hanya pemerintah daerah yang tahu
bagaimana tata ruang yang cocok dan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya,
bukan malah pemerintah pusat yang menentukan bagaiman tata ruang untuk suatu
daerah.
3. Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah. Perbedaan karakteristik daerah yang membuat
perbedaan tingkat ketertiban umum dan ketentraman di dalam masyarakatnya.
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman dalam dilakukan melalui
adanya struktur organisasi pemeritahan desa yang dapat mengatur kebijakankebijakan daerah untuk ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Oleh
karena itu, demi wujudkan ketertiban umum dan ketetraman di masyarakat,
pemerintah daerah membuat berbagai macam peraturan daerah (perda) sesuai
dengan tujuan dan keperluannya masing-masing.
4. Menyediakan Sarana dan Prasarana Umum.
Pengadaan sarana dan prasarana umum seperti ruang terbuka hijau, sarana
transportasi, dan lainnya merupakan kewenangan pemerintah daerah. Keberadaan
sarana dan prasanan umum diperlukan untuk memehui kebutuhan masyarakat
daerah dalam kemudahan akses terhadap sarana dan prasarana umum. Perbaikan
sarana dan prasarana juga merupakan wewenang dari daerah yang seringkali
menemui kendala dalam melakukan perbaikannya. Maka dari itu, seringkali kita
temukan sarana dan prasarana umum milik pemeritnah daerah yang sudah tidak
terawat bahkan terbengkalai. Sarana dan prasarana yang sudah tidak layak
tersebut dapat menjadi penyebab konflik sosial karena adanya perbedaan sarana
dan prasarana umum daerah yang satu dengan yang lain.
5. Menangani Bidang Kesehatan.
Penanganan terhadap bidang kesehatan juga merupakan kewenangan dari
pemerintah daerah. Penangan bidang kesehatan dapat berupa penyediaan sarana
dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas. Tidak hanya itu,
penanangan terhadap bidang kesehatan juga mencakup penyediaan tenaga
kesehatan di lingkungan daerah. Secara fakta, penanganan pemerintah di dalam
bidang kesehatan masih tidak merata. Ada beberapa daerah di Indonesia yang
masih kesulitan untuk mencari puskesmas atau rumah sakit terdekat karena
letaknya yang jauh. Melalui adanya kewenangan pemeritnah dalam otonomi
daerah, seharusnya penanganan di bidang kesehatan dapat menjadi lebih baik dan
merata demi menjangkau masyarakat daerahnya masing-masing.
6. Menyelenggarakan Pendidikan dan Mengalokasikan SDM.
Setiap warga negara wajib mengenyam pendidikan minimal sembilan tahun tanpa
terkecuali demi menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi. Oleh karena
itu, demi mewujudkan kebijakan pemerintah pusat terhadap pendidikan,
pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk meyelenggarakan pendidikan di
daerahnya. Idealnya di suatu daerah terdapat sekolah dasar (SD/MI) dan sekolah
menengah (SMP, SMA/ MTS, MA) agar anak-anak yang terdapat di dalam komunitas
masyarakat dapat bersekolah.
Melalui penyelenggaraan pendidikan, pemerintah daerah diwajibkan untuk
melakukan proses pendidikan sesuai dengan karakteristik daerahnya masingmasing agar anak-anak yang mengikuti proses pendidikan dapat mengembangkan
potensi yang ada di daerahnya. Pemeritah daerah melalui dinas pendidikan terkait
juga mempunyai wewenang untuk merancang sistem pembelajaran yang menarik
sehingga proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tidak menjadi penyebab anak
sekolah menjadi malas belajar.
7. Menanggulangi Masalah Sosial.
Masalah-masalah sosial yang terjadi di suatu daerah merupakan tanggung jawab
dari pemerintah daerah. Melalui wewenang yang dimiliki, pemerintah daerah dapat
mengeluarkan peraturan daerah untuk mengurangi terjadinya masalah-masalah
sosial yang ada di daerahnya. Peraturan daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah tentunya didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila agar peraturan tersebut
tidak bertentangan dengan Pancasila. Selain itu, keberadaan peraturan daerah
merupakan salah satu dasar hukum yang diperlukan untuk penerapan Pancasila
dalam kehidupan khususnya dalam menanggulangi masalah sosial yang ada.
8. Melayani Bidang Ketenagakerjaan.
Setiap masyarakat di suatu wilayah berhak mendapatkan pekerjaan. Oleh karena
itu, pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam menyediakan lapangan
pekerjaan untuk menyerap masyarakat dalam lapangan pekerjaan tersebut.
Layanan ketegakerjaan juga dilakukan pemerintah daerah melalui adanya Dinas
Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi untuk memudahkan masyarakat dalam
mengurus berkas atau kepentingan lain yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
9. Memfasilitasi Pengembangan Koperasi dan UMKM.
Keberadaan koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan
aset pemerintah daerah yang harus dijaga. Perlu kita ketahui, terdapat
beberapa jenis-jenis koperasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Jika
dikaitkan dengan pemerintahan daerah, maka koperasi yang paling umum ditemui
adalah koperasi simpan pinjam dimana para pemilik UMKM dapat melakukan
peminjaman modal. Melalui pemeritahan yang dilakukan sekarang, pengembangan
koperasi dan UMKM merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah
daerah mempunyai wewenang untuk mengembangkan koperasi daerah dan UMKM
sebagai salah satu pendukung dalam pendapatan daerah melalui pajak. Keberadan
UMKM di daerah perlu difasilitasi oleh pemerintah daerah agar UMKM tersebut
dapat berkembang dan mendatangkan kemajuan bagi daerah tersebut.
10. Mengendalikan Lingkungan Hidup.
Pengendalian lingkungan hidup merupakan wewenang dari pemerintah daerah.
Kebersihan lingkungan hidup dan pemeliharaan sumber daya alam dilakukan oleh
pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat daerah tersebut. Pemerintah
daerah dapat mengeluarkan peraturan daerah untuk melakukan pengendalian
lingkungan hidup agar terjadi keselarasan dan keseimbangan diantara lingkungan
hidup dan perilaku masyarakat di daerah tersebut. Pengendalian lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pemerintah daerah tentunya sesuai dengan karakteristik
daerahnya masing-masing dan tidak dapat dipukul rata oleh pemeritah pusat.
Itulah beberapa wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004. Wewenang dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah tentunya berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada stabilitas
nasional bangsa dan demi kemajuan negara Indonesia. Semoga artikel ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Menurut UU No. 32 Tahun 2004
Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemeritahan presidensial dan
parlementer yang ditunjukkan dengan adanya pemerintahan yang menjunjung
tinggi demokrasi dalam melaksanakan sistem pemerintahannya. (baca juga: Ciri
Utama Pemerintahan Demokrasi) Sebagai negara yang mengalami perubahan
sistem pemerintahan dari sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru,
dan orde reformasi, pemerintah negara Indonesia telah menentukan berbagi
macam kebijakan yang bertujuan untuk membangun Indonesia sebagai bangsa
yang memiliki stabilitas nasional yang mantap berdasarkan Pancasila. Oleh karena
itu, dalam menjalankan fungsinya, sistem pemerintahan di Indonesia tidak
dilakukan secara terpusat melainkan dilakukan melalui adanya otonomi
daerah dimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah membagi peran untuk
menetapkan dan menjalankan suatu kebijakan sesuai dengan wewenangnya
masing-masing. Sudah barang tentu dalam menjalankan tugasnya, terdapat
perbedaan wewenang diantara pemerintah pusat dan pemerintah daerah jika dilihat
dari UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Adapun wewenang
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dijabarkan sebagai berikut:
Wewenang Pemerintah Pusat
Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat berkaitan dengan kebijakankebijakan dalam skala nasional yang mengatur harkat dan kepentingan warga
negara Indonesia. Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat sesuai dengan
UU No. 32 Tahun 2004 diantaranya:
1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar negeri.
Indonesia adalah negara yang turut serta dalam membangun hubungan
internasional dengan negara-negara luar negeri. Hubungan yang terjalin tidak
hanya pada aspek ekonomi maupun keamanan, tetapi juga dalam aspek politik.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia menganut sistem politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif dimana Indonesia turut serta dalam menjaga
perdamaian dunia namun tidak mencampuri urusan negara lain, sebagai berikut:
Melalui sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, pelaksanaan politik luar
negeri dilakukan oleh pemerintah pusat. Segala kebijakan mengenai proses
politik luar negeri diatur oleh pemerintah pusat.
Jika pemerintah daerah menginginkan suatu hubungan politik dengan negara
lain, maka pemerintah daerah tidak dapat memutuskan proses hubungan
politik dengan sendirinya, namun melalui perantara pemerintah pusat.
Hal ini diperlukan agar wewenang pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak
tumpang tindih dalam hal politik luar negeri. Walaupun politik luar negeri itu
berkaitan dengan pemerintah daerah, hanya pemerintah pusatlah yang berhak
menentukan proses terjadinya hubungan politik ini.
2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pertahanan nasional adalah wewenang
Pemerintah Pusat. Pertahanan dengan skala nasional berkaitan dengan kedaulatan
negara Indonesia itu sendiri. Upaya pemerintah pusat untuk mengatur bidang
pertahanan nasional merupakan salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI.
Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan
pertahanan nasional yang stabil dan mantap. Namun, pemerintah daerah tidak
memiliki hak untuk mengatur kebijakan berkaitan dengan pertahanan nasional.
Pemerintah daerah hanya mempunyai peran sebagai pelaksana di lapangan karena
hanya pemerintaj daerah yang mengerti bagaimana menjaga pertahanan
daerahnya melalui keberadaan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, sebagai
berikut:
Dalam pengusulan kebijakan pertahanan nasional, pemerintah daerah berhak
mengajukan usulan terkait dengan usaha daerah untuk mewujudkan
pertahanan nasional.
Usulan yang diajukan oleh pemerintah daerah selanjutnya ditindak lanjuti
oleh pemerintah pusat untuk ditentukan bagaimana proses selanjutnya.
Namun, dalam mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan
nasional, pemerintah pusat tidak dapat menerapkan kebijakan semena-mena
tanpa mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan daerah.
3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional.
Keamanan negara merupakan sesuatu yang harus dijaga dan diatur oleh
pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam hal ini,
pemerintah pusat lebih mengatur keamanan yang berskala nasional yang meliputi
keamanan nasional di area darat, laut, maupun udara. Kebijakan pemerintah pusat
yang berkaitan dengan keamanan nasional diperlukan untuk menjaga keamanan
nasional dari gangguan pihak dalam dan luar yang dapat menyebabkan suatu
konflik seperti konflik sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:
Dalam menerapkan kebijakannya, pemerintah pusat menggandeng
pemerintah daerah agar pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan
keamanan nasional dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah pusat tetap harus menggandeng pemerintah daerah karena
keamanan daerah merupakan cikal bakal terwujudnya keamanan nasional.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah yang berkaitan
dengan bidang keamanan diawasi oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan
kebijakan tersebut tidak melenceng dari kebijakan keamanan yang dibuat
oleh pemerintah pusat.
4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan Dengan Kehakiman.
Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada hukum dan mempunyai sistem
peradilan di Indonesia. Jalannya proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman,
diatur oleh pemerintah pusat. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat
adalah mengatur sistem hukum baik itu lembaga penegak hukummaupun
menentukan siapa yang duduk di lembaga hukum tersebut. Dalam pelaksanaan
pengaturan proses hukum, pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah,
sebagai berikut:
Pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat dimana
proses kehakiman dan hukum berlangsung.
Pemeritah pusat menunjuk lembaga peradilan di setiap daerah untuk
mewakili pemerintah pusat dalam menjalankan wewenangnya untuk
mengatur proses kehakiman.
Peranan lembaga peradilan yang berada di daerah-daerah menunjukkan
bahwa pemerintah pusat benar-benar melibatkan pemerintah daerah dalam
menjalankan proses hukum.
Ada kalanya proses hukum dapat diselesaikan melalui lembaga peradilan yang
berada di pemerintahan daerah dan tidak perlu sampai ke pemerintah pusat.
Walaupun hal ini dapat terjadi, pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan
pengaturan apapun terhadap proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman.
5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional.
Perlu kita ketahui, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua hal yang
berbeda. Kebijakan moneter merupakan suatu proses pengaturan terhadap
persedian uang yang dimiliki oleh negara dalam rangka untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh negara tersebut. Kebijakan ini pada dasarnya merupakan
kebijakan yang mempunyai tujuan untuk menjaga keseimbangan internal seperti
pertumbuhan ekonomi yang mencakup stabilitas harga pasar dan keseimbangan
eksternal yang mempunyai tujuan untuk mencapai keseimbangan dalam neraca
pembayaran.
Sedangkan kebijakan fiskal sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah pusat untuk mengarahkan kondisi ekonomi negara melalui proses
pengeluaran dan pendapatan khususnya pajak. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan
yang berbeda dengan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal lebih bertujuan untuk
menstabilkan perekonomian di suatu negara melalui pajak dan tingkat suku bunga,
sebagai berikut:
Kedua kebijakan tersebut merupakan wewewnang yang hanya berhak
dilakukan oleh pemerintah pusat.
Kebijakan moneter dan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
diperlukan guna mengantisipasi dampak globalisasi khususnya di bidang
ekonomi.
Dalam melaksanakan kedua kebijakan tersebut, pemerintah pusat
menggandeng pemerintah daerah sebagai bentuk kerjasama.
Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana dari kebijakan moneter dan fiskal
yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika pada pelaksanaan kebijakan di
tingkat daerah menemui kendala, pemerintah daerah hanya dapat mengusulkan
cara penyelesaian masalah yang ditemui kepada pemeritnah pusat, bukan
menentukan cara penyelesaiannya sendiri.
6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan Dengan Agama.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama di atur oleh pemerintah pusat dan
dilindungi oleh undang-undang. Seperti yang kita ketahui, agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia ada enam yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan
Kong Hu Cu. Semua warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memeluk
agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing, sebagai berikut:
Masing-masing pemeluk agama berhak untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.
Pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan yang berkaitan dengan agama
tentunya mempunyai strategi yang diterapkan sebagai cara merawat
kemajemukan bangsa Indonesia.
Peran pemerintah daerah dalam kebijakan yang berkaitan dengan agama
berkaitan dengan hal-hal teknis seperti perizinan untuk mendirikan rumah
ibadah. Selebihnya, hanya pemerintah pusatlah yang mempunyai wewenang
untuk mengatur.
Wewenang Pemerintah Daerah
Wewenang pemerintah daerah berkaitan dengan kebijakan-kebijakan untuk
dilaksanakan oleh suatu daerah. Wewenang pemerintah daerah yang satu dengan
lainnya tentu saja berbeda karena berkaitan dengan karakteristik daerah yang ada
tetapi masih berpegang pada asas-asas pemerintahan daerah yang ada. Secara
umum, wewenang pemerintah daerah satu dengan lainnya memiliki kesamaan yang
sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004. Wewenang tersebut diantaranya:
1. Merencanakan dan Mengendalikan Pembangunan.
Dalam pemerintahan daerah, perencanaan dan pengendalian pembangunan yang
terjadi di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah
daerah yang tahu kebutuhan akan pembangunan dalam berbagai bidang sesuai
dengan keinginan masyarakat daerahnya. Adanya wewenang pemerintah daerah
dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan adalah bentuk
perwujudan fungsi pemerintah daerah dalam pembangunan. Pemerintah pusat
hanya berperan sebagai pengawas dan pemberi masukan terhadap jalannya
pembangunan yang terjadi di lingkungan pemerintah daerah.
2. Merencanakan, Memanfaatkan, dan Mengawasi Tata Ruang.
Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan terhadap tata ruang merupakan
wewenang dari pemerintah daerah. Tata ruang yang dimaksud di sini adalah
penataan tata kota yang meliputi penataan infrastruktur yang ada di daerah
tersebut. Proses perencanaan, pemanfaat, dan pengawasa terhadap tata ruang
dilakukan oleh pemerintah daerah karena hanya pemerintah daerah yang tahu
bagaimana tata ruang yang cocok dan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya,
bukan malah pemerintah pusat yang menentukan bagaiman tata ruang untuk suatu
daerah.
3. Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah. Perbedaan karakteristik daerah yang membuat
perbedaan tingkat ketertiban umum dan ketentraman di dalam masyarakatnya.
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman dalam dilakukan melalui
adanya struktur organisasi pemeritahan desa yang dapat mengatur kebijakankebijakan daerah untuk ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Oleh
karena itu, demi wujudkan ketertiban umum dan ketetraman di masyarakat,
pemerintah daerah membuat berbagai macam peraturan daerah (perda) sesuai
dengan tujuan dan keperluannya masing-masing.
4. Menyediakan Sarana dan Prasarana Umum.
Pengadaan sarana dan prasarana umum seperti ruang terbuka hijau, sarana
transportasi, dan lainnya merupakan kewenangan pemerintah daerah. Keberadaan
sarana dan prasanan umum diperlukan untuk memehui kebutuhan masyarakat
daerah dalam kemudahan akses terhadap sarana dan prasarana umum. Perbaikan
sarana dan prasarana juga merupakan wewenang dari daerah yang seringkali
menemui kendala dalam melakukan perbaikannya. Maka dari itu, seringkali kita
temukan sarana dan prasarana umum milik pemeritnah daerah yang sudah tidak
terawat bahkan terbengkalai. Sarana dan prasarana yang sudah tidak layak
tersebut dapat menjadi penyebab konflik sosial karena adanya perbedaan sarana
dan prasarana umum daerah yang satu dengan yang lain.
5. Menangani Bidang Kesehatan.
Penanganan terhadap bidang kesehatan juga merupakan kewenangan dari
pemerintah daerah. Penangan bidang kesehatan dapat berupa penyediaan sarana
dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas. Tidak hanya itu,
penanangan terhadap bidang kesehatan juga mencakup penyediaan tenaga
kesehatan di lingkungan daerah. Secara fakta, penanganan pemerintah di dalam
bidang kesehatan masih tidak merata. Ada beberapa daerah di Indonesia yang
masih kesulitan untuk mencari puskesmas atau rumah sakit terdekat karena
letaknya yang jauh. Melalui adanya kewenangan pemeritnah dalam otonomi
daerah, seharusnya penanganan di bidang kesehatan dapat menjadi lebih baik dan
merata demi menjangkau masyarakat daerahnya masing-masing.
6. Menyelenggarakan Pendidikan dan Mengalokasikan SDM.
Setiap warga negara wajib mengenyam pendidikan minimal sembilan tahun tanpa
terkecuali demi menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi. Oleh karena
itu, demi mewujudkan kebijakan pemerintah pusat terhadap pendidikan,
pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk meyelenggarakan pendidikan di
daerahnya. Idealnya di suatu daerah terdapat sekolah dasar (SD/MI) dan sekolah
menengah (SMP, SMA/ MTS, MA) agar anak-anak yang terdapat di dalam komunitas
masyarakat dapat bersekolah.
Melalui penyelenggaraan pendidikan, pemerintah daerah diwajibkan untuk
melakukan proses pendidikan sesuai dengan karakteristik daerahnya masingmasing agar anak-anak yang mengikuti proses pendidikan dapat mengembangkan
potensi yang ada di daerahnya. Pemeritah daerah melalui dinas pendidikan terkait
juga mempunyai wewenang untuk merancang sistem pembelajaran yang menarik
sehingga proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tidak menjadi penyebab anak
sekolah menjadi malas belajar.
7. Menanggulangi Masalah Sosial.
Masalah-masalah sosial yang terjadi di suatu daerah merupakan tanggung jawab
dari pemerintah daerah. Melalui wewenang yang dimiliki, pemerintah daerah dapat
mengeluarkan peraturan daerah untuk mengurangi terjadinya masalah-masalah
sosial yang ada di daerahnya. Peraturan daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah tentunya didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila agar peraturan tersebut
tidak bertentangan dengan Pancasila. Selain itu, keberadaan peraturan daerah
merupakan salah satu dasar hukum yang diperlukan untuk penerapan Pancasila
dalam kehidupan khususnya dalam menanggulangi masalah sosial yang ada.
8. Melayani Bidang Ketenagakerjaan.
Setiap masyarakat di suatu wilayah berhak mendapatkan pekerjaan. Oleh karena
itu, pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam menyediakan lapangan
pekerjaan untuk menyerap masyarakat dalam lapangan pekerjaan tersebut.
Layanan ketegakerjaan juga dilakukan pemerintah daerah melalui adanya Dinas
Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi untuk memudahkan masyarakat dalam
mengurus berkas atau kepentingan lain yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
9. Memfasilitasi Pengembangan Koperasi dan UMKM.
Keberadaan koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan
aset pemerintah daerah yang harus dijaga. Perlu kita ketahui, terdapat
beberapa jenis-jenis koperasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Jika
dikaitkan dengan pemerintahan daerah, maka koperasi yang paling umum ditemui
adalah koperasi simpan pinjam dimana para pemilik UMKM dapat melakukan
peminjaman modal. Melalui pemeritahan yang dilakukan sekarang, pengembangan
koperasi dan UMKM merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pemerintah
daerah mempunyai wewenang untuk mengembangkan koperasi daerah dan UMKM
sebagai salah satu pendukung dalam pendapatan daerah melalui pajak. Keberadan
UMKM di daerah perlu difasilitasi oleh pemerintah daerah agar UMKM tersebut
dapat berkembang dan mendatangkan kemajuan bagi daerah tersebut.
10. Mengendalikan Lingkungan Hidup.
Pengendalian lingkungan hidup merupakan wewenang dari pemerintah daerah.
Kebersihan lingkungan hidup dan pemeliharaan sumber daya alam dilakukan oleh
pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat daerah tersebut. Pemerintah
daerah dapat mengeluarkan peraturan daerah untuk melakukan pengendalian
lingkungan hidup agar terjadi keselarasan dan keseimbangan diantara lingkungan
hidup dan perilaku masyarakat di daerah tersebut. Pengendalian lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pemerintah daerah tentunya sesuai dengan karakteristik
daerahnya masing-masing dan tidak dapat dipukul rata oleh pemeritah pusat.
Itulah beberapa wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004. Wewenang dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah tentunya berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada stabilitas
nasional bangsa dan demi kemajuan negara Indonesia. Semoga artikel ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.