Teori Akuntansi Rerangka Konseptual da

TEORI AKUNTANSI
RANGKUMAN
BAB 4 dan BAB 5

Disusun Oleh
KELOMPOK 3
Anggota:
1. I Made Arya Suputra
2. Muhammamad Ichsan Yusri
3. Muhammad Aria Ramawanda U.
4. Nadya Hijriani
5. Ni Made Ayu Trishna Hendrawati
6. Ni Putu Setia Devi Astini
7. Nurhasunah

(A1C014053)
(A1C014069)
(A1C014078)
(A1C014083)
(A1C014087)
(A1C014089)

(A1C014096)

S1 AKUNTANSI REGULER PAGI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2017

BAB 4
RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL

Tujuan Pelaporan Keuangan
Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah penting dalam perekayasaan
laporan keuangan, di mana hal ini yang menentukan konsep dan prinsip yang relevan yang
akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statemen keuangan. Penentuan tujuan
pelaporan keuangan juga menuntut agar dilakukannya pengidentifikasian pihak yang dituju
beserta keinginannya sehingga informasi yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan pihak
yang dituju.
Pemakai dan Kepentingannya
Seperti yang dirincikan oleh FASB, pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan
keuangan yaitu:

Owners, lenders, suppliers, potential investors and creditors, employees, management, directors,
customers, financial analysts and advisors, brokers, underwriters, stock exchanges, lawyers,
economists, taxing authorities, regulatory authorities, legislators, financial press and reporting
agencies, labor unions, trade associations, business researchers, teachers and students, and the
public.
Dilihat dari pernyataan FASB di atas dapat diketahui bahwa begitu banyak pemakai
dengan kepentingan dan karakteristik yang berbeda. Hal ini tentu saja sering menjadi masalah
dalam penentuan tujuan pelaporan keuangan.
Terkait masalah yang disebutkan di atas, Kenneth S. Most dalam bukunya yang berjudul
“Accounting Theory” menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan pelaporan
keuangan:
1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemaikai umum yang mempunyai bermacammacam kepentingan keputusan.
Cara pertama ini menghasilkan satu set data secara umum untuk berbagai pemakai dan
kepentingan yang sedikit mengabaikan kepentingan kelompok tertentu. Namun proses
identifikasi kelompok pemakai yang dianggap dominan tetap dilakukan sehingga informasi
tersebut tetap relevan. Proses ini nantinya akan menghasilkan data yang disebut statemen
keuangan umum (general purpose financial statement).
Jika pada pendekatan ini tidak dilakukan proses identifikasi kelompok yang paling dominan
untuk difokuskan maka data yang dihasilkan hanya data akuntansi dasara dalam bentuk statistik
keuangan. Pendekatan yang seperti ini sering disebut pendekatan basis data (database approach).

2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan
tertentu yang diketahui (teridentifikasi).
Pendekatan kedua ini berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model pengambilan
keputusan kelompok pemakai diketahui dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statemen
khusus sesuai kebutuhan masing-masing kelompok pemakai. Dasar pemikiran pendekatan ini
adalah “beda tujuan beda angka” (different figures for different purposes). Hal ini menyebabkan
statemen/laporan keuangan akan menjadi sangat tebal jika dicetak karena memiliki data sangat
rinci.

Aspek Sosial Tujuan Pelaporan
Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa sehingga
tujuan sosial dan ekonomik negara tercapai. Untuk mencapai kondisi ini kegiatan individual juga
harus dapat memaksimumkan tujuan negara. Berkaitan dengan ini, Bloom dan Elgers (1995)
mendeskripsi tiga macam tujuan kegiatan sosial/masyarakat dan implikasinya terhadap
penentuan tujuan laporan keuangan yaitu:
1. Tujuan Fungsional (functional obejctives)
Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya.
2. Tujuan Bersama (common objectives)
Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan

tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan
individual, tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual
kemudian memilih tujuan-tujuan individual yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan sosial.
3. Tujuan Kelompok Dominan (dominant group objectives)
Kelompok dominan adalah kelompok yang konsekuensi keputusan atau tindakannya
mempengaruhi secara kuat semua anggota masyarakat. Tujuan kelompok nondominan menjadi
tidak relevan atau dianggap terlalu lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial.
Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan
1. Tujuan versi ASOBAT
a. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya (alam,
fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.
b. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara
efektif.
c. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada
manajemen.
d. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
2. Tujuan versi APB No. 4
Secara umum dalan APB No.4, tujuan pelaporan keuangan dinyatakan sebagai berikut:
The basic purpose of financial accounting and financial statements is to provide financial
information about individual business enterprises that is useful in making economic decisions

(prg. 21).
Tujuan umum ini dijabarkan lebih lanjut menjadi (prg. 22):
(1)to present reliable financial information about enterprises resources and obligations,
economic progress, and other changes in resources and obligations,
(2)to present information helpful in estimating earnings potential,
(3)to present other financial information needed by users, particularly owners and creditors.

3. Tujuan versi Trueblood Committee

Buti
r

Informasi
Apa

Tentang

1

Aspek

perusahaan Umum
yang bermanfaat

2

Kegiatan
ekonomik Yang
Keputusan
perusahaan
menggantungkan
ekonomik
pada
statemen
keuangan
dan
mempunyai akses
terbatas
untuk
mendapatkan
informasi


3

Aliran kas potensial

4

Daya melaba (earning Investor
power)
kreditor

dan Prediksi, komparasi, 1.2.1
dan evaluasi aliran
kas dari investasi
dan pinjaman

5

Kemampuan
manajemen


dan Keefektifan
1.2.2
manajemen dalam
pengelolaan sumber
daya

6

Deskripsi dan analisis Investor
transaksi dan kejadian kreditor

dan Prediksi, komparasi, 1.2.2.1
dan evaluasi daya
melaba

7

Posisi keuangan


Investor
kreditor

dan Prediksi, komparasi, 1.2.2.2
dan evaluasi daya
melaba

8

Laba periodik

Investor
kreditor

dan Prediksi, komparasi, 1.2.2.3
dan evaluasi daya
melaba

9


Kegiatan perusahaan

Investor
kreditor

dan Prediksi, komparasi, 1.2.2.4
dan evaluasi daya

Siapa Dituju

Investor
kreditor

Investor
kreditor

Untuk Apa
Keputusan
ekonomik


Hierark
i
1
1.1

dan Prediksi, komparasi, 1.2
dan evaluasi aliran
kas dari investasi
dan pinjaman

melaba
10

Aspek perusahaan

Umum

11

Aspek
organisasi Umum,
kepemerintahan dan pemerintah,
nonlaba
investor
kreditor

12

Kegiatan
tertentu

perusahaan Umum (publik)

Proses
prediktif 1.3
dalam pengambilan
keputusan
Keefektifan
1.4
manajemen dalam
dan pengelolaan sumber
daya
Dampak dan peran 1.5
sosial perusahaan

Tujuan Pelaporan Keuangan FASB
Sama dengan tujuan Komite Truebloo, FASB menyatakan secara umum tujuan pelaporan
yaitu “to provide information that is useful in making business and economic decision.”. FASB
mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa:
1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan
sosial tempat akuntansi diterapkan.
2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat
disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.
3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya
informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan
informasionalnya.
Terkait pada poin pertama di atas, lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri
sebagai berikut:
1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy).
2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan dijalankan melalui
perusahaan/badan usaha milik investor (investor-owned business enterprises).
4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan.
5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah (private ownership
is honored); sumber daya produktif lebih banyak dikelola oleh swasta/pribadi daripada
oleh pemerintah dan pemerintah bertindak sebagai regulator.
6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan informasi
publik yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang disediakan oleh
tiap badan usaha.
7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui
pengauditan oleh auditor independen.
Karakteristik dan Keterbatasan Informasi

Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi
yang dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang
disediakan melalui mekanisma pelaporan keuangan:
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri atau
ekonomi secara keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan (approximation)
daripada hasil perhitungan yang pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi (historis).
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang
mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost) sehingga
pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.
Fokus dan Cakupan Informasi
FASB mempertimbangkan untuk memfokuskan pelaporan keuangan pada pelaporan
keuangan umum, berikut hasil pertimbangan FASB.
1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak
mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memeperoleh informasi yang
mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada informasi yang
disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan
perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan fokus atau
kepentingan umum/bersama (common interest) dari berbagai pemakai informasi. Dengan
kata lain, meskipun lingkup tujuan pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai
dianggap banyak berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit.
3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan
investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk
statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan
keuangan (financial reporting) dan tidak hanya untuk statemen keuangan (financial
statements).
Isi Tujuan Pelaporan
Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB adalah sebagai
berikut:
1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor
dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat
keputusan-keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional. Informasi harus
terpahami bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai
kegiatan bisnis dan ekonomik dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup
tekun.
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan
kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing)
jumlah, saat terjadi, dan ketakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash
receipts) dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas (proceeds) mendatang dari
penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan cara lain,

pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan
kreditor dan pemakai lain dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketakpastian
aliran kas bersih ke badan usaha bersangkutan.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu
badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber daya ekonomik suatu badan usaha, klaim
terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber
daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi,
kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap
sumber daya tersebut.

Teori dibalik Tujuan Pelaporan FASB
Akuntansi akan mempunyai peran nyata dalam kehidupan social dan ekonomi kalau
informasi yang dihasilkan oeh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan
ekonomik untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan social dan ekonomik Negara.
Salah satu tujuan ekonomik Negara adalah alokasi sumber daya ekonomik secara efisien
sehingga sumber ekonomik yang menguasai hajat hidup orang banya dapat dinikmati masyarakat
secara optimal. Jadi, akuntansi hanyalah merupakan salah satu wahana untuk pengendalian
alokasi tersebut. Oleh karena itu, tujuan peaporan keuangan dalam suatu Negara harus
direkayasa dengan cermat dan penuh kesadaran akan tujuan ekonomik masyarakat.
Pasar Modal adalah sarana untuk mempertemukan peminta dan pemasok atau penyedia
jasa. Pasar modal merupakan suatu system pemenuhan kebutuhan dana dan investasi yang
terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas bank-bank komersial dan semua
perantara dibidang keuangan, investor, dan kreditor dan meibatkan instrument keuangan dan
surat berharga baik jangka pendek maupun panjang.
Mekanisme pasar dan pengakuan hak milik pribadi sebagai landasan ekonomi
mempunyai konsekuensi bahwa pemerintah tidak secara langsung mengendalikan efisiensi
alokasi sumber daya eknomik. Itulah sebabnya FASB menetapkan bahwa investor dan kreditor
menjadi focus atau pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan. Informasi yang dibentuk melalui
standar akuntansi dapat mempengaruhi perilaku ekonomik sehingga distribusi kemakmuran
diharapkan dapat terjadi melalui tiga partisipan yaitu investor dan kreditor sebagai pihak sasaran,
pemakai laporan lain yang tidak dituju secara langsung, dan manajemen sebagai pihak yang
menyampaikan dan menyiapkan informasi.
Dengan struktur ekonomi tersebut, laba, kemampuan melaba, dan kemampuan
menciptakan kas badan usaha dianggap sebagai indikator yang dapat mempengaruhi perilaku
para partisipan di pasar modal. Atas dasar informasi tersebut, investor dan kreditor menanamkan
kekayaan dalam industry tertentu yang memproduksi barang dan jasa untuk kepentingan
masyarakat. Badan usaha akan mampu bertahan hidup kalau perusahaan mampu bersaing.
Untuk meyakinkan bahwa investor memperoeh kembalian yang dikehendaki dengan resiko
tertentu, investor memerlukan informasi sebagai landasan keputusannya. Informasi keuangan
dapat memberi petunjuk kepada investor dan kreditor ke industry mana dananya akan

ditanamkan. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku investor dapat dikendalikan secara tidak
langsung melalui aporan keuangan.
Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi memoerngaruhi keputusan
investasi para investor dan kreditor. Dengan mekanisme pasar modal dan pasar bebas, evaluasi
terhadap badan usaha secara keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha. Hal
ini dapat terjadi karena harga sekuritas akan berpengaruh terhadap cost of capital dana yang
dapat diperoleh perusahaan dan pada gilirannya cost of capital tersebut mempengaruhi keputusan
manajemen dalam efisiensi pengelolaan sumber daya fisis, keuangan, dan manusia.

Tujuan Pelaporan Entitas Nonbisnis
Tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi non bisnis dimasukkan sebagai salah satu
kompnen rerangka konseptual. FASB berargumen bahwa karakteristik kedua kategori organisasi
mengandung persamaan dan perbedaan tetapi tidak perlu disusun dua rerangka knseptual
terpisah utuk masing-masing kategori organisasi. FASB berpendapat bahwa secara konseptual
perlakuan akuntansi terhadap elemen statement keuangan dasar organisasi nonbisnis mirip
dengan perlakuan akuntansi untuk organisasi bisnis. FASB menyatakan bahwa dengan
dimasukkannya tujuan pelaporan organisasi nonbisnis dalam satu rerangka konseptual,
perbedaan-perbedaan daam tujuan dapat dijadikan basis untuk mengidentifikasi pelaporan yang
memerlukan perlakuan akuntansi khusus/unik. Dalam perkembangannya, unit-unit
kepemerintahan dipisahkan dari lingkup organisasi nonbisnis dan pealporan keuangannya
ditangani oleh Government Accounting Standards Board. Hal ini terrefleksi dalam SAS No. 69
yang mendeskripsi lingkup PABU sebagai rerangka pedoman yang telah dibahas di Bab 3. Oleh
karena itu, organisasi atau entitas tidak agi dikategori menjadi bisnis dan nonbisnis tetapi
menjadi nonkepemerintahan dan kepemerintahan.
FASB mengidentifikasi ciri-ciri nonbisnis, ciri-ciri tersebut adalah ( SFAC No.4, prg:6) :
 Penerimaan sumber daya eknomik yang cukup besar dari penyedia dana yang tidak
mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proposional dengan sumber
ekonomik yang diserahkan.
 Tujuan operasi selain menyediakan/menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba
atau setara laba
 Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual,
dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa
kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi/dibubarkan
Karakteristik Kualitatif Informasi
Kebermanfaatan merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara
kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap
informasi. Oeh karena itu, kriteria ini secara umum disebut karakteristi kualitatif.
Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan keptusan yang
menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfaat, kalau informasi tersebut dipahami dan

digunakan oleh pemakai dan pemakai mempercayainya. Oleh karena itu, dalam mengidentifikasi
dan menetapkan karakteristik kualitatif informasi, FASB harus mendasarkan diri pada ketiga
gagasan tersebut dan mengaitkannya dengan proses penalaran dan pertimbangan oeh penyusun
standar atau penyusun statement dalam memilih alternatif atas kebijakan akuntansi. Berikut
pertimbangan dalam menentukan kebijakan akuntansi :
1. Atas dasar tujuan pelaporan, apakah informasi tentang suatu objek perlu disediakan
kepada para pemakai ?
- Dalam hal ini, yang dituju adalah investor, kerditor, dan pemakai lain yang tidak
mempunyai akses informasi keuali dari statemen keuangan.
2. Apakah manfaat informasi melebihi kos penyediaan ?
- Aspek ini adalah bahwa penyeiaan dan penggunaan informasi memerlukan kos.
Pelaporan keuangan tidak dapat menyediakan segala informasi karena informasi
merupakan barang eknomik.
3. Apakah pemakai mampu mencerna informasi tersebut ?
- Dimaksudkan FASB untuk menentukan kualifikasi minimal para pemakai sehingga
suatu informasi terpahami oleh mereka tanpa harus selalu disertai penjelasan rinci
yang bersifat mengajari.
4. Apakah pemakai akan menggunakan informasi tersebut ?
5. Apakah informasi tersebut mempengaruhi keputusan ?
- Unsur keberpautan adalah nilai prediktif, nilai balikan, dan ketepatwaktuan
sedangkan unsur keterandalan adalah keterujian atau verifibalitas dan ketepatan
penyimbolan (primer). Kualitas sekunder terdiri atas keterbandingan, ketaatasasan
atau knsistensi dan kenetralan atau netralitas.
6. Apakah dilaporkan via statement keuangan atau media pelaporan yang lain ?
- Diperlukan kriteria untuk menyaring informasi mana yang harus dilaporkan melalui
statemen keuangan dan mana yang harus dilaporkan melalui cara yang lain.
Penyaring ini adalah materialitas.
Nilai Informasi
Informasi dikatakan memiliki sebuah nilai apabila informasi tersebut :
1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya dimasa lalu, sekarang,
atau masa datang.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya harapan dalam
kondisi ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
Keterpahamian
Kterpahamian adalah kemapuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai.
Dua factor mempengaruhi keterpahamian informasi yaitu pemakai dan informasi itu sendiri.
Walaupun FASB mengacu pemakai sebagai professional dan nonprofessional, pemakai
nonprofessional harus bersedia mempelajari informasi dengan ketekunan yang cukup. Dengan
demikian, tidak selayaknyalah pembuat kebijakan akuntansi tidak bersedia memperkenakan
sesuatu yang baru karena khawatir pemakai tidak tahu atau bingung sementara yang diacu adalah
pemakai awam yang tidak mau lagi belajar.

Keberpautan
Keberpautan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam
membedakan beberapa alternative keputusan sehingga pemakai dengan mudah menentukan
pilihan. Informasi juga berpaut dengan keputusan investasi kalau informasi tersebut mampu
mengkonfirmasi ketidakpastian suatu keputusan yang telah dibuat sehingga keputusan tersebut
tetap dipertahankan atau diubah.

Nilai Prediktif
Nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam
meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan pemakai akan muncul suatu kejadian masa
lalu atau dating terjadi. Nilai prediksi disini adalah jenis dan sifat informasi yang menjadi
masukan dalam proses prediktif. Dengan kata lain nilai prediksi adalah kemapuan informasi
dalam memperbaiki kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan prediksi.
Nilai Balikan
Niali balikan merupakan kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam
mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan-harapan pemakai dimasa lalu. Jadi, nilai balikan
adalah kemapuan informasi untuk dijadikan basis mengevaluasi apakah keputusan-keputusan
masa lau adalah tepat dengan datangnya informasi tersebut.
Ketepatwaktuan
Ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan apada saat
dibutuhkan sebeum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
Secara sendiri, ketepatwaktuan dapat menyita keberpautan yang melekat pada informasi.
Keterandalan
Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi
teresebut valid. Informasi akan berkurang nilainya jika orang yang mengguanakan informasi
meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut, begitupun sebaiknya. Kterandalan sangat
erat kaitannya dengan sumber informasi dan cara merepresentasi, mendeskripsi, atau
menyimbolkannya. Oleh karena itu, keterandalan bertumpu pada ketepatan penyimbolan
fenomena yang memang dimaksudkan untuk disimbolkan dan jaminan bagi pemakai akan
kualitas penyimbiolan melalui pengujian atau verifikasi data,
Ketepatan Penyimbolan (Representational Faithfulness)
Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi
(representasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi. Dalam akuntansi, fenomena yang
ingin dipresentasi adalah kondisi fisik, kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomik badan usaha
berupa sumber ekonomik dan kewajiban tersebut.

Keterujian (Verifiability)
Sebagai unsur keterandalan, keterujian adalah kemampuan informasi untuk memberi
keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk
menguji secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).
Kenetralan (Neutrality)
Sebagai unsur sekunder keterandalan, kenetralan adalah ketidakberpihakan pada grup
tertentu atau ketakberbiasan (unbiasedness) dalam perlakuan akuntansi. Ketakberbiasan berarti
bahwa informasi dsajikan tidak untuk mengarahkan grup pemakai tertentu agar bertindak sesuai
dengan keinginan penyedia informasi atau untuk menguntungkan/merugikan grup pemakai
tertentu atau untuk menghindari akibat/konsekuensi tertentu bagi sekelompok pemakai.
Keterbandingan (Comparability)
Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan informasi bermanfaat.
keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomi (misalnya dua perangkat
statemen keuangan yang merepresentasi kegiatan dua badan usaha).
Materialitas (Materiality)
Untuk dilaporkan melalui statemen keuangan, informasi hars diakui dalam sistem
pembukuan sehingga pengaruhnya terefleksi dalam statemen keuangan. Bila tidak diakui, apakah
informasi tersebut cukup penting untuk dilaporkan melalui media pelaporan yang lain. Namun,
karena perumusan karakteristik kualitatif lebih ditujukan kepada penyusun standar, masalah yang
lebih penting adalah apakah suatu informasi yang telah memenuhi batas atas (benefit > kos) dan
kriteria keberpautan dan keterujian kemudian harus dilaporkan dalam seperangkat statemen
keuangan.
Materiallitas adalah besar-kecilnya atau magnituda suatu penghilangan atau
penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan
seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau terpengaruh
oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian tersebut. Untuk menjadi material, magnituda
informasi harus dievaluasi bersamaan dengan kondisi-kondisi yang melingkupi informasi
tersebut. Artinya, magnituda (jumlah rupiah) itu sendiri tidak cukup untuk basis pertimbangan
materialitas tanpa memperhatikan sifat objek atau pos dan kondisi-kondisi yang
melatarbelakangi suatu keputusan.
Bobot Keberpautan dan Keterandalan
Keberpautan dan keterandalan keduanya harus melekat pada suatu informasi agar
informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaatan akan hilang kalau salah satu karakteristik tidak
ada. Karakteristik keberpautan dan keterandalan juga menjadi kriteria yang keudanya harus
dipenuhi dalam pengakuan informasi untuk disajikan dalam statemen keuangan.

Setelah batas atas (benefit > kos) dilewati dan informasi cukup material, ambang
keterandalan minimal harus ditetapkan dengan cukup wajar sehingga statemen keuangan tetap
berisi informasi yang cukup layak berpaut dengan keputusan para pemakai. Dengan demikian,
statemen keuangan tetap bermanfaat. Jadi, keberpautan juga merupakan kriteria pengakuan suatu
pos (objek) untuk masuk sebagai elemen statemen keuangan.
Elemen-Elemen Statemen Keuangan
Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) untuk konstruk yang sengaja
ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolak natau merepresentasi realitas
kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realitas kegaiatan
tersebut secara keuangan tanpa harus menyaksikan sendiri fisik kegiatan tersebut. Kegiatan
badan usaha di sini meliputi kondisi fisik dan nonfisik serta proses ekonomik badan usaha.
Perubahan Posisi Keuangan
Aset, kewajiban dan ekuitas seabgai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga
hal yaitu kejadian (events), keadaan (circumstances) dan transaksi (transaction). Pengaruh ketiga
hal tersebut dapat terjadi pada tiap elemen aset, kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atu
tiga elemen sekaligus. Bila dipandang dari elemen ekuitas, perubahan-perubahan posisi
keuangan akibat tiga hal tersebut dapat dikategorikan menjadi:
1. Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan perubahan
dalam ekuitas.
2. Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang dibarengi dengan perubahan dalam
ekuitas
3. Perubahan dalam ekuitas yang tidak melibatkan aset atau kewajiban.
Pengukuran dan Pengakuan
Penentuan dan pendefinisisan elemen berkaitan dengan masalah apa yang harus disajikan dalam
statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat penuh statemen keuangan (a full set of
financial statements). Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan seperangkat penuh statemen
keuangan. Agar secara teknis penyususnan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan
mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledger ) untuk mencatat hasil pengukuran.
Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan dalam statemen keuangan menjadi basis untuk
menamai akun-akun (accounts) dalam buku besar. Bila suatu hasil pengukuran dicatat dalam
sistem pembukuan, berarti informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan melalui statemen
keuangan (incorporated into financial statements).
Pelaporan dan Statemen Keuangan
Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan (financial reporting) harus dibedakan
dengan statemen keuangan (financial statements). FASB menyatakan bahwa statemen keuangan
adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi
penyampaian informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela (voluntary). Lebih dari

itu, informasi tertentu yang bermanfaat mungkin lebih baik (efektif) kalau disajikan melalui
statemen keuangan sementara informasi yang lain akan lebih efektif kalau disajikan melalui
media selain statemen keuangan.
Seperangkat Statemen Keuangan
Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan
menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk seperangkat penuh statemen keuangan.
Sekelompok elemen akan membentuk jensi statemen keuangan tertentu. FASB menyatakan
bahwa seperangkat penuh statemen keuangan untuk suatu perioda harus menunjukkan informasi:
1. Posisi keuangan pada akhir perioda tersebut
2. Laba untuk perioda tersebut
3. Laba komprehensif untuk perioda tersebut
4. Aliran kas selama perioda tersebut
5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama perioda tersebut
Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan
dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian atau
keadaan untuk mereprsentasi makna atau atribut objek tersebut. FASB mengidentifikasi atribut
pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya (SFAC No. 5,
prg 67):
1. Kos historis atau perolehan kas historis
2. Kos sekarang
3. Nilai pasar sekarang
4. Nilai terealisasi/pelunasan neto
5. Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang
Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen
keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknik, pengakuan berarti pencatatan
secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
statemen keuangan.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut:
Definisi (definitions) – suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.
Keterukuran (measurability) – suatu pos harus mempunyai atribut yang terpaut dengan
keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
Keberpautan (relevance) – informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk
membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
Keterandalan (reliability) – informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan
fenomena, teruji (terverifikasi) dan netral.

Nilai Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi
Rerangka pengukuran dan pengakuan sebagaimana dimuat dalam SFAC No. 5 telah
dikembangkan dan dilengkapi dengan SFAC No. 7 tentang penggunaan informasi aliran kas dan
nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi. Sebagai komponen rerangka konseptual SFAC No. 7
memberi pedoman yang berisi:
4. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
5. Prinsip-prinsip umum (general principles) yang melandasi penggunaan nilai sekarang,
terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa datang, saat terjadinya (timing)
atau keduanya tidak pasti.
Pengertian Dasar
Saat Pengukuran;
Terdapat dua saat penting yaitu pengukuran pada saat pengakuan mula-mula (at initial
recognition) yaitu pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali
akibat transaksi, kejadian atau keadaan, dan pada berbagai saat atau perioda sesudah pengakuan
mula-mula yang disebut dengan pengukuran baru-mulai (fresh-start) yaitu pengukuran dalam
perioda-perioda setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah bawaan baru
yang tidak berkaitan dengan jumlah rupiah sebelumnya.
Nilai Wajar
Nilai wajar (fair value) adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam suatu
transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.
Tujuan Nilai Sekarang Dalam Pengukuran
Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk
menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran kas masa
datang dan untuk mengestimasi nilai wajar. Nilai sekarang dapat menangkap berbedaan
ekonomik antar aliran kas kalau unsur-unsur dipertimbangkan (SFAC No.7,prg 23) :
a. Suatu estimat aliran kas masa datang atau dalam beberapa kasus yang kompleks,
serangkaian aliran kas masa datang yang tiba pada saat berbeda.
b. Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan saat tibanya
aliran kas tersebut.
c. Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko.
d. Harga atau nilai penanggungan resiko atau ketidakpastian yang melekat pada aset atau
kewajiban.
e. Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.
Tujuan Nilai Sekarang dalam Pengukuran
Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah
untukmenangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran kas
masa dating dan untuk mengestimasi nilai wajar. Nilai sekarang akan mampu membedakan
beberapa aliran kas yang tampak sama besarnya. Pengukuran atas dasar nilai sekarang aliran kas
masa dating akan menghasilkan informasi yang lebih berpaut daripada pengukuran yang
didasarkan atas gunggung aliran kas yang tidak didiskun. Nilai sekarang dapat menangkap

berbedaan ekonmik antar aliran kas kalau unsure-unsur berikut dipertimbangkan (SFAC No. 7,
prg.23):
a. Suatu estimasi aliran kas masa dating atau, dalam beberapa kasus yang kompleks,
serangkaian aliran kas masa dating yan tiba pada saat berbeda.
b. Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan saat tibanya
aliran kas tersebut.
c. Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan ole bunga bebas risiko.
d. Harga atau nilai penanggungan risiko atau ketidakpastia yang melekat pada asset atau
kewajiban.
e. Factor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.
Prinsip-Prinsip Umum
Berikut ini adalah prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang
dalam mengukur asset dan kewajiban.
a. Sedapat-dapatnya, aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsiasumsi tentangkejadian dan ketidakpastian masa datang ynag dipertimbangkan dalam
memutuskan apakah memperoleh atu tidak suatu asset atau sekelompok asset dalam
suatu transaksi tunai yang bebas.
b. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskun aliran kas harus merefleksi asumsiasumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas estimasian
agar pengaruh asumsi tidak bergada atau malahan terabaikan.
c. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan factor yang tidak
berkaitan dengan asset dan kewajiban yang bersangkutan.
d. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang mungkin
terjadi ( possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal paling boleh jadi, minimum,
atau maksimum.
Manfaat dan Keterbatasan Model
Sebagai suatu model,rerangka konseptual (RK) versi FASB mempunyai manfaat sebagai
sumber acuan untuk mengembangkan hal yangs ama untuk lingkungan (Negara) yang lain.
Karena konteks lingkungan yang berebda, RK yang dikembangkan untuk tiap Negara dapat sama
atau berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan.
Walaupun demikan, proses penalaran di balik RK cukup bersifat umm (universal) sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman berpikir dam mengembangkan RK baru untuk konteks lingkungan
yang berbeda.

Transfer Tekonologi
Bila akuntansi dipandang sebagai produk teknologi, RK dapat dipandang sebagai produk
teknologi. Dalam hal inilah harus dibedakan antara transfer teknologi dan transfer produk.
Gambar dibawah ini melukiskan perbedaan antara transfer teknologi dan transfer produk.
Transfer Teknologi dan Transfer Produk
A. Transfer
Teknologi

Negara A

Faktor Lingkungan:
Ekonomik, hukum, politis,
Teknologi
sosial, budaya
Proses penalaran dan
Perekayasaan

Produk

B. Transfer
Produk
Produk
tanpa

Rerangka
Konseptual
+
Standar
Akuntansi

Rerangka
Konseptual
+
Standar
Akuntansi

Negara B
Transfer
FaktorTeknologi
Lingkungan:
Ekonomik, hukum, politis,
sosial, budaya
Proses penalaran dan
Perekayasaan

Dapat/harus Rerangka
berbeda
Bergantung pada
Konseptual
parameter yang
+
dipertimbangkan
Standar
Akuntansi

Transfer Produk
Rerangka
isi, format, dan fungsi sama
Konseptual
+
Memperhatikan factor lingkugan
Standar
Tempat asal produk
Akuntansi

Pada panel A, transfer teknologi dapat diartikan sebgai transfer proses penalaran dan
perekayasaan untuk menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai tujuan fungsional
akuntansi Negara sasaran. Bila parameter yang dipertimbangkan berbeda, tentu saja produk yang
dihasilakn akan bebeda pula walaupun fungsinya sama. Seperti sebuah baju atau mobil, RK

merupakan produk fungsional yang dirancang karena fungsinya untuk mencapai suatu tujuan/
fungsi dapat sama tetapi wujud fisis dapt berbeda.
Panel B mengambarkan transfer produk yang biasanya tanpa mempertimbangkan factor
lingkungan tempat produk digunakan. Menerjemahkan standar akuntansi merupakan wujud dari
transfer produk. Transfer produk selalu membawa serta faktor-faktor dan karakteris lingkungan
yang dipertimbangkan dalam merekayasa produk aslinya.
Pengaruh RK FASB
Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dalam
memicu dan
melandasi pengembangan RK di beberapa Negara lain pada periode
mengembangkan atau pada periode setelah RK FASB selesai. Gore (1992, hlm. 124-131
membahas dengan rinci pengaruh ini dengan menunjukkan berbagai organisasi profesi dan badan
pemerintah yang berusaha untuk mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing.
Organisasi profesi tersebut adalah :
a. Australian Accounting Research Foundation (AARF)
b. International Accounting Standards Committee (IASC)
c. Canadian Institute of Chatered Accountants (CICA)
d. Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)
e. (UK) Accounting Standards Board (UK ASB)

Dokumen Kebijakan
Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan
dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya melibatkan
perdebatan atau argument yang keputusan akhirnya dalam beberapa kasus melibatkan
pemungutan suara (voting).
Sebagai teknologi, struktur dan proses pemikiran dan penyimpulan untuk menyusun RK
membentuk satu kesatuan pengetahuan yang dapat disebut sebagai teori akuntansi
dalampengertian penalaran logis dan buka dalam pengertian penjelasan ilmiah.
Sebagai dokumen politis, RK FASB tentunya mengandung kelemahan dan tidak dapat
memuaskan semua pihak. Itulah sebabnya RK FASB menjadi sasaran kritik baik dari kalangan
profesi maupun akademik.
BAB 5
KONSEP DASAR
Sumber Konsep Dasar

Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaoran keuangan. Berikut adalah daftar
seperangkat konsep dasar dari beberapa sumber.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadopsi rerangka konseptual IASC sehingga konsep dasar yang dipilih juga
mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi pelandas atau underlying
assumptions) yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC. Konsep dasar
tersebut adalah:
1. Basis Akrual (Accrual basis)
2. Usaha Berlanjut (Going Concern)
Paul Grady
Grady (1965) melakukan studi untuk menginventarisasi praktik akuntansi di Amerika
untuk mengidentifikasi berbagai factor lingkungan, kebiasaan, konsep, prinsip, praktik, metoda,
dan teknik yang membentuk prinsip akuntansi berterima umum Amerika. Grady
mengidentifikasi sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi di
Amerika. Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah:
1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi ( A society and
government structure honoring private property right)
2. Entitas bisnis spesifik ( Specific business entities)
3. Usaha berlanjut (Going concern)
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun ( Monetary expression in accounts)
5. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama ( Consistency between periods for the
same entity)
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi di antara entitas independen (Diversity in
accounting among independent entities)
7. Konservatisma (Conservatism)
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal (dependability of data through internal
control)
9. Materialitas (Materiality)
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (Timeliness in financial
reporting requires estimates)

Accounting Principles Board
Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai cirri-ciri dasar (basic
features) dan emuatnya dalam APB Statement No.4. APB mengidentifikasi tiga belas konsep
dasar yang merupakan karakteristik lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu:
1. Entitas akuntansi (Accounting Entity)
2. Usaha berlanjut (Going Concern)
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban (Measurement of economic resources and
obligations)
4. Perioda-perioda waktu (Time Periods)
5. Pengukuran dalam unit uang (Measurement in terms of money)
6. Akrual (Accrual)
7. Harga petukaran (Exchange price)
8. Angka pendekatan (Approximation)
9. Pertimbangan (Judgment)
10. Informasi keuangan umum ( General-purpose financial information)
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar (Fundamentally related financial
statements)
12. Substansi daripada bentuk (Substance over form)
13. Materialitas (Materiality)
Wolk, Tearney, dan Dodd
Wolk dan Tearney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai postsulat dan
beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-oriented-principles) yaitu
recognition, matching, conservatism, disclosure, materiality, dan objectivity dan prinsip
berorientasi keluaran (output-oriented-principles) yaitu comparability, consistency, dan
uniformity). Keempat konsep yang dikategorikan sebagai postsulat adalah:
1. Usaha berlanjut (Going concern)
2. Perioda waktu (Times period)
3. Entitas akuntansi (Accounting entity)
4. Unit moneter (Monetary unit)
Anthony, Hawkins, dan Merchant

Penulis ini mendaftar sebelas konsep berikut ini yang dijadikan basis dalam mebahas isi,
bentuk, susuna, dan arti penting statemen keuanga. Konsep dasar 1 samapi 5 dikaegori sebagai
pelandas statemen posisi keuangan (neraca) sedangkan konsep dasar 6-11 dikategori sebagai
pelandas statemen laba-rugi.
1. Pengukuran dengan unit uang (Money measurement)
2. Entitas (Entity)
3. Usaha berlanjut (Going concern)
4. Kos (Cost)
5. Aspek ganda (Dual aspect)
6. Perioda akuntansi (Accounting period)
7. Konservatisma (Conservatism)
8. Realisasi (Realization)
9. Penandingan (Matching)
10. Konsistensi (Consistency)
11. Materialitas (Materiality)
Paton dan Littleton
Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton da Lttleton (1970) merupakan
konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya.
Berikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan P&L.
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
3. Penghargaan sepakatan (Measured consideration)
4. Kos melekat (Costs attach)
5. Upaya dan capaian/hasil (Effort and accomplishment)
6. Bukti terverifikasi dan objektif (Verifiable, objective evidence)
7. Asumsi (Assuptions)
Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain yang emnanakan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik
tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau
badan usaha diperlakukan sebagai orang (person). Dengan demikian, konsep ini
mempersonifikasi badan usaha sehingga badan usaha dapat melakukan perbuatan hokum dna
ekonomik (misalnya membuat kontrak atau memiliki asset) atas nama badan tersebut dan bukan
atas nama pemilik. , Jadi, hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandan sebagai
hubungan bisnis (hak dan kewajiban atau utang dan piutang).
Batas Kesatuan
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usaha
dari segi akuntans bukanlah kesatuan yuridis atau hokum melainkan kesatuan ekonomik.

Artinya, akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik daripada
kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh suatu manajemen. Oleh
karena itu, untuk menentukkan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasan keuangan,
pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat
diangga berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
Pengertan Ekuitas
Karena hubungan antara kesatuan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan tersebut
dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap
pendefinisian ekuitas. Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau
modal merupakam hutang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan
dengan pendefinisian secara structural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhdap asset
bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB. Dalam hal ini, sudut pandang
FASB adalah pemilik.
Pengertian Pendapatan
Pendapatan disebut juga sebagai kenaikan aset yang biasanya berupa kas dan diperoleh
dari pemanfaatan/penggunaan aset oleh perusahaan. Berdasarkan konsep kesatuan usaha,
pendapatan (untung/rugi) akan menambah/mengurangi ekuitas dan bersifat sebaliknya terhadap
kewajiban. Pendapatan (untung) menambah ekuitas karena dengan konsep kesatuan usaha,
pendapatan sebagai kenaikan (aliran masuk) kas menimbulkan kenaikan utang kesatuan usaha
kepada pemilik (ekuitas). Sedangkan kewajiban akan mengalami peurunan jika terjadi
pendapatan (untung). Contoh penurunan kewajiban yang merupakan pendapatan adalah bagian
dari pendapatan diterima dimuka yang sudah dapat diakui sebagai pendapatan dalam
penyesuaian akhir tahun.
Pengertian Biaya
Berbanding terbalik dengan pendapatan, biaya didefinisikan sebagai penurunan aset atau
timbulnya (menambah) kewajiban dan mengurangi ekuitas. Hal ini dapat dijelaskan ketika
penyerahan barang/produk yang terjadi dalam suatu perusahaan tidak selalu berasal dari aset
yang selanjutnya menyebabkan penurunan aset, melainkan juga berasal dari kewajiban (utang).
Sehingga biaya dapat juga didefinisikan sebagai timbulnya kewajiban dalam rangka menciptakan
pendapatan yang akhirnya mengakibatkan turunnya aset.
Sistem Berpasangan
Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu
mempertanggungjelaskan aset yang dikelolanya dan sumber aset tersebut. Ini berarti bahwa
pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk utang-piutang
dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk melaksanakan hal ini
dengan mudah dan nyaman, digunakanlah sistem berpasangan.

Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi merupakan cara mereprentasi sistem berpasangan. Persamaan
akuntansi juga dapat dikatakan sebagai hubungan fungsional sistem akuntansi (buku besar) yang
merepresentasi statement/laporan keuangan. Hubungan fungsional tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut :
A=K+E+P–B+I-D
Keterangan:
A = Aset
K = Kewajiban
E = Ekuitas
P = Pendapatan
B = Biaya
I = Investasi oleh pemilik
D = Distribusi ke pemilik
Artikulasi
Artikulasi merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha. Dengan
artikulasi, dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba-rugi akan sama dengan laba
dalam statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statement perubahan
ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. Dengan konsep kesatuan usaha,
pendapatan, biaya, dan laba didefinisi sebagai perubahan aset yang akhirnya mempengaruhi
ekuitas. Dengan demikian, posisi keuangan awal digabung dengan perubahan akan menghasilkan
posisi keuangan akhir.
Bila dikaitkan dengan fokus pengukuran, pendefinisian pendapatan dan biaya sebagai
perubahan aset atau kewajiban sering disebut dengan pendekatan aset-kewajiban. Akibat
artikulasi, laporan laba-rugi merupakan sarana untuk melakukan perubahan aset bersih dan
kewajiban. Dengan demikian, laba merupakan konsekuensi pengukuran aset dankewajiban.
Sedangkan ekuitas merupakan akibat atau produk samping pengukuran perubahan aset bersih.
Rerangka konseptual FASB dibangun atas dasar pendekatan aset-kewajiban sehingga ekuitas
didefinisi sebagai aset dikurangi kewajiban, sedangkan laba komprehensif didefinisi sebagai
perubahan ekuitas.
Lawan dari pendekatan aset-kewajiban adalah pendekatan pendapatan-biaya. Pendekatan
ini menekankan pendefinisian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan dan biaya sehingga
perubahan aset dan kewajiban dianggap sebagai akibat pengukuran pendapatan dan biaya.
Sebagai konsekuensi, neraca akan dipenuhi dengan pos-pos beban tangguhan dan kredit
tangguhan yang tidak memenuhi definisi aset atau kewajiban.
Pendekatan aset-kewajiban dan pendapatan-biaya mengakibatkan pendefinisian,
pengukuran, dan pengakuan elemen yang satu merupakan produk samping pendefinisian,
pengukuran, dan pengakuan elemen yang lain. Hal ini terjadi karena akuntansi menganut
pendekatan artikulasian. Secara sederhana, pendekatan artikulasian dapat diartikan sebagain
pendefinisian, pengukuran, dan pengakuan elemen-eleman yang saling berkaitan atau tidak dapat

dipisahkan. Lawan dari pendekatan artikulasian adalah pendekatan nonartikulasian yang
memisahkan pengukuran elemen-elemen neraca yang berbasis pengukuran aset-kewajiban dan
statement laba-rugi berbasis pengukuran pendapatan-biaya.
Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tandatanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan
at