Tinjauan Atau Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Dan Penjualan Pada Unit Niaga Di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung

(1)

ii

Commercial Unit in Bandung City Government Employees Cooperative” The research was conducted in Bandung City Government Employees Cooperative. The main purpose of this study was to determine the accounting information system purchases and sales on Commerce Unit at Bandung City Government Employees Cooperative.

The method used in this research is descriptive method, which is a method used to describe an outcome of research but not used to make broader conclusions. The data was collected by conducting direct observation of the object to be researched and literature conducted by reading and studying the book - a book related to the problem.

The results of this study is the purchase of information systems at Commerce Unit Bandung City Government Employees Cooperative consists of documents that related purchasing activities and functions of each part related to the purchase of goods as the driving activities at the agency, which is where the current flow of the document is created within the main procedure.


(2)

i

pada Unit Niaga di Koperasi Pemerintah Pegawai Kota Bandung

Penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan pada Unit Niaga di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan peninjauan langsung terhadap objek yang akan diteliti dan kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku – buku yang berkaitan dengan masalah.

Hasil penelitian ini adalah sistem informasi pembelian pada Unit Niaga Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung terdiri dari dokumen yang terkait kegiatan pembelian dan fungsi setiap bagian terkait sebagai penggerak kegiatan pembelian barang di instansi, yang mana arus alir dokumen tersebut dibuat didalam pokok prosedur yang berlaku.


(3)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan / organisasi dan instansi pemerintah, baik yang bersifat profit oriented maupun nonprofit oriented pasti memiliki tujuan. Keberhasilannya dalam mencapai tujuan sangat ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki. Penggunaan sumber daya harus seoptimal mungkin, sehingga tujuan perusahaan / organisasi dan instansi pemerintah dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Sejalan dengan berkembangnya dunia ekonomi di Indonesia yang dewasa ini semakin berkembang, dibutuhkan pengawasan aktivitas instansi, Oleh karena itu, dibutuhkan badan usaha yang berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur yang mengutamakan kesejahteraan bersama, sehingga tercipta suatu tatanan hidup yang selaras dengan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 yang berbunyi “ Perekonomian disusun sebagai suatu usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan “. Maka bentuk yang sesuai dengan itu yaitu koperasi. Begitu juga dengan jenis usaha koperasi. Banyak diantara usaha koperasi yang tidak mampu meneruskan usahanya disebabkan oleh kurang baiknya sistem dan tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan usahanya secara baik. Baik tidaknya koperasi tersebut dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dapat dilihat dari pengurus dan pengelola koperasi tersebut didalam melaksanakan sistem yang ada di koperasi tersebut.


(4)

Arti koperasi itu sendiri yaitu suatu badan usaha bersama, yang dimana angotanya secara sukarela dengan persamaan hak dan kewajiban yang sama untuk

melakukan usahanya yang bertujuan untuk mensejahterakan semua anggota –

anggotanya. Oleh karena itu, mendirikan koperasi membutuhkan modal yang cukup besar, modal tersebut berasal dari anggota – anggotanya yaitu melalui iuran wajib dan iuran sukarela. Maka dari itu peran pengurus beserta pengelola koperasi sangat diperlukan untuk dapat bekerjasama dengan baik antara pengurus dengan pengelola maupun dengan anggotanya agar para anggotanya merasa aman dalam melakukan transaksi di koperasi tersebut. Dengan adanya rasa aman anggota koperasi maka akan menimbulkan minat anggota yang lain dan juga masyarakat umumnya untuk bertransaksi. Dengan demikian akan berakibat pula pada besarnya keuntungan yang didapat oleh koperasi dan bagi para anggotanya akan berpengaruh dalam besaran sisa hasil usaha yang didapat.( Arifin Sitio Tamba, 2007;17 )

Sistem merupakan kumpulan dari bagian baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan, yang merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh sistem itu sendiri, selain itu juga sistem merupakan suatu tolak ukur dalam menilai keberhasilan dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian.

Suatu sistem memerlukan ciri-ciri untuk dapat dikenali sebagai sistem, tanpa ciri-ciri tersebut, pengguna sistem tidak dapat mengklasifikasikan apakah yang digunakannya merupakan sistem atau prosedur saja. Ciri-ciri sebuah sistem adalah memiliki tujuan, batasan, subsistem, hubungan antarsubsistem, lingkungan sistem dan input-proses-output. Dengan ciri-ciri tersebut maka sebuah sistem dapat dikenali


(5)

sebagai sistem, bukan prosedur atau subsistem. Jika salah satu ciri diatas tidak dapat dipenuhi, dapat dikatakan sistem atau yang dianggap sistem bukanlah sistem yang baik atau bahkan bukan sebuah sistem. Agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, didalam kegiatan perusahaan sistem memerlukan informasi.

Informasi adalah suatu proses penyusunan data sehingga data yang ada memiliki nilai dan lebih berguna untuk mengurangi kesalahan informasi itu sendiri. Setiap perusahaan harus memiliki informasi yang baku karena informasi yang didapat oleh suatu perusahaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kelancaran suatu kegiatan terutama dalam kegiatan pengumpulan data, yang mana nantinya menjadi suatu hal yang harus dipertanggungjawabkan dan harus dapat berkerja sama dengan sistem yang ada demi kemajuan setiap perusahaan terutama dibidang akuntansi.

Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai alternatif tindakan.

Akuntansi merupakan ilmu terapan, Sebagai ilmu terapan, Akuntansi mendasarkan diri pada prinsip dan konsep yang dikembangkan dalam suatu ilmu dasar atau disiplin. Akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen, kedua tipe akuntansi tersebut merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan informasi baik dalam bentuk laporan keuangan maupun nonkeuangan. ( Baridwan 2005, Sistem Akuntansi dan Penyusunan Metode )


(6)

Sistem informasi akuntansi merupakan bagian terbesar dari sistem informasi manajemen yang mengolah data keuangan atau yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Pada dasarnya sistem informasi akuntansi merupakan integrasi dari berbagai sistem atau siklus pengolahan transaksi.

Sistem akuntansi pembelian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prosedur-prosedur pembelian yang dapat digunakan sebagai manajemen untuk menciptakan prosedur-prosedur yang memadai agar perusahaan dapat menjalankan aktifitasnya dengan efektif dan efisien. Hal ini perlu diperhatikan karena aktifitas pembelian merupakan langkah awal dari seluruh aktifitas operasional sebuah badan usaha yang salah satu kegiatan usahanya berhubungan dengan bidang perdagangan ataupun jasa.

Sistem akuntansi informasi penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak lainnya tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan instansi, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh instansi.

Keberadaan koperasi konsumen adalah menjembatani antara produsen dan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun kegiatan utama koperasi konsumen adalah membeli barang secara bersama-sama yang di sesuaikan dengan kebutuhan anggotanya. misalnya koperasi yang mengelola minimarket atau toko serba ada.


(7)

Tentunya koperasi jenis ini biasanya tidak memproduksi barang sendiri. oleh karena itu dalam aktivitasnya koperasi harus membeli barang-barang yang akan di jual baik ke anggota maupun non anggota. Pembelian barang dapat di lakukan melalui agen yang di tunjuk oleh produsen.

Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai salah satu koperasi yang menjalankan usahanya yaitu koperasi pegawai pemerintah kota Bandung. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung adalah instansi / badan dibawah pemerintah Kota Bandung yang bertugas membantu semua kebutuhan anggota Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. Unit Niaga merupakan satu-satunya unit yang ada di KPKB yang menyediakan segala kebutuhan pokok anggota tentunya memberikan kemudahan bagi anggotanya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Namun tingkat pendapatan yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan melihat fenomena sekarang ini KPKB dituntut mampu mengikuti perkembangan era globalisasi dimana persaingan yang kian meningkat dan tentunya hal tersebut akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh. Koperasi ini melayani pembelian dan penjualan dari anggota karena telah memiliki kriteria yang telah ditentukan dalam Rapat Anggota Tahunan yang telah ada dapat berjalan dengan baik. Kriteria pembelian dan penjualan dapat berjalan dengan baik apabila sistem dan prosedur yang telah ada dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan, karena dengan begitu tingkat penjualan dan sisa hasil usaha dapat dicapai sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota Tahunan.


(8)

Selain itu sistem akuntansi informasi pembelian yang di terapkan oleh Koperasi Pegawai Kota Bandung ialah untuk memonitor aktifitas pembelian agar dilakukan secara sistematis mulai dari alur kegiatan permintaan barang, pada saat order pembelian kepada pemasok, sampai dengan kegiatan penerimaan barang. Salah satu kegunaan sistem akuntansi pembelian adalah untuk memantau kegiatan pembelian agar tidak terjadi masalah dalam pengarsipan, penugasan, serta memperoleh informasi secara cepat dan membantu perusahaan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan untuk dapat menghasilkan keputusan.

Sistem akuntansi penjualan pada Koperasi Pegawai Kota Bandung untuk mengkoordinasikan seluruh subsistem dan komponen-komponen sistem didalamnya untuk mengolah data penjualan mulai dari transaksi hingga pelaporan menjadi suatu informasi penjualan yang akan digunakan oleh penggunanya sebagai dasar pengambilan keputusan.

Menurut informasi yang didapat penulis dari salah satu pegawai di KPKB, ternyata sistem informasi akuntansi pembelian di KPKB dapat dijalankan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan atau standar operasional perusahaan. Namun Koperasi Pemerintah Pegawai Kota Bandung mengalami harga barang yang tidak stabil yaitu dalam menentukan harga barang didalam fungsi pembelian, jika membeli barang dalam stock yang besar pada saat harga stabil dan pada saat harga barang tersebut mengalami penurunan pihak koperasi menjual dengan mengikuti harga pasar yang sekarang sehingga sering mengalami kerugian. Dan didalam fungsi gudang


(9)

mengalami penumpukan barang yang belum terjual karena kurangnya koordinasi antara fungsi pembelian dan fungsi gudang (Heri Suherlan, 2011).

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan diatas, penulis menyadari bahwa pembelian dan penjualan dalam kegiatan koperasi merupakan hal yang sangat vital dalam kelangsungan operasional koperasi, oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai sistem dan prosedur pembelian dan penjualan dalam Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Dan Penjualan Pada Unit Niaga Di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung “.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dalam penulisan laporan ini, pokok permasalahan yang akan di bahas oleh penulis berkaitan mengenai sistem akuntansi pembelian dan penjualan pada koperasi pegawai kota bandung yang meliputi :

1. Harga barang yang tidak stabil didalam fungsi pembelian, jika membeli barang

dalam stock yang besar pada saat harga stabil dan pada saat harga barang tersebut mengalami penurunan pihak koperasi menjual dengan mengikuti harga pasar yang sekarang sehingga sering mengalami pengurangan kerugian.

2. Mengalami penumpukan barang yang belum terjual didalam fungsi gudang


(10)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas dapat ditarik perumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Akuntansi Pembelian dan Penjualan pada Koperasi Pegawai

Pemerintah Kota Bandung.

2. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi dalam Sistem Akuntansi Pembelian dan Penjualan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

3. Bagaimana upaya mengatasi kendala – kendala yang dihadapi dalam Sistem Akuntansi Pembelian dan Penjualan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai Sistem Akuntansi Pembelian Dan Penjualan Pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem akuntansi pembelian dan penjualan pada

Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui kendala - kendala dalam pelaksanaan sistem akuntansi


(11)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan antara lain bagi :

1. Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa/i berkaitan dengan

pelaksanaan sistem akuntansi pembelian dan penjualan.

b. Untuk mengetahui dan membandingkan antara teori yang di dapat di bangku kuliah dengan praktek kerja di lapangan dengan sistem akuntansi pembelian dan penjualan.

c. Untuk memahami dan mempelajari sistem akuntansi pembelian dan

penjualan.

2. Instansi

Dapat memberikan sumbangan pikiran Khususnya dalam sistem akuntansi pembelian dan penjualan.

3. Pihak Lain

Dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi pembaca mengenai sistem akuntansi pembelian dan penjulan serta dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis yang diperoleh dari penulisan ini adalah sebagai berikut :


(12)

1. Bagi pihak perusahaan diharapkan dalam hasil penelitian ini memberikan saran – saran dan masukan beberapa nilai yang bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pengambilan sebuah keputusan bagi Koperasi Pegawai Kota Bandung mengenai sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan.

2. Bagi karyawan, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat informasi perangkat kinerja sehingga dapat digunakan dalam upaya memperbaiki kinerjanya.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Untuk keperluan penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung yang berlokasi di Jalan Wastukencana No.05 Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan Mei 2011.


(13)

12

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pembelian 2.1.1.1 Sistem

Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh suatu proses tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi untuk membantu mengambil keputusan manajemen operasi perusahaan dari hari ke hari serta menyedikan informasi yang layak untuk pihak di luar perusahaan.

2.1.1.1.1 Pengertian Sistem

Pengertian sistem yang dikemukakan oleh Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2006:2) bahwa :

”Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.”

Sedangkan Menurut Azhar Susanto (2007:24) menyatakan bahwa :

“Sistem adalah sekumpulan dari sajian atau bagian atau komponen baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara


(14)

Menurut Krismiaji (2005:2) menyatakan bahwa :

“Sistem adalah serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan”.

Sedangkan definisi sistem menurut Mulyadi (2005:3) menyatakan bahwa : “Sekelompok elemen yang erat berhubungan satu dengan yang lainya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sistem memiliki tiga karakteristik yaitu :

1. Komponen atau elemen yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan.

2. Proses atau kegiatan untuk mengkoordinasi komponen yang terlihat dalam sebuah sistem.

3. Tujuan mengenai sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi

komponen tersebut.

2.1.1.1.2 Jenis-jenis Sistem

Konsep sistem mengelompokan sistem ke dalam empat kelompok, seperti

yang dikemukakan oleh Krismiaji (2005:12) menyatakan bahwa:

1. “Sistem tertutup 2. Sistem relatif tertutup


(15)

3. Sistem terbuka 4. Sistem umpan balik”.

Keempat macam sistem tersebut dapat diperjelas sebagai berikut :

1. Sistem tertutup

Yaitu sistem yang secara total terisolasi dari lingkuknagn tidak ada penghubung dengan pihak eksternal sehingga sistem ini tidak memiliki pengaruh dan dipengaruhi oleh linhkungan yang berada diluar batas sistem.

2. Sistem relatif tertutup

Sistem yang berinteraksi dengan lingkungan secara tidak terkendali. Sistem yang menghubungkan sistem dengan lingkunganya dan mengendalikan pengaruh lingkungan terhadap proses yang dilakukan oleh sistem.

3. Sistem terbuka

Yaitu sistem yang berinteraksi dengan lingkungan secara tidak terkendali, sistem terbuka juga memperoleh gangguan, atau input yang tidak terkendali akan mempengaruhi proses dalam sistem. Sistem yang dirancang dengan baik dapat meminimumkan gangguan tersebut dengan cara melakukan antisipasi terhadap kemungkinan munculnya gangguan dari lingkungan dan selanjutnya menciptakan proses dan cara menanggulangi gangguan tersebut.


(16)

4. Sistem umpan balik

Yaitu sistem yang digunakan sebagian output menjadi salah satu input untuk proses yang sama di masa berikutnya.

2.1.1.1.3 Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto HM. (2005 : 6), menyebutkan bahwa sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System).

a) Sistem Abstrak (Abstract System)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

b) Sistem Fisik (Physical System)

Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

a) Sistem Alamiah (Natural System)

Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia. Contoh : Sistem perputaran bumi.

b) Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

Sistem Buatan Manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin. Contoh :Sistem informasi.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

a) Sistem Tertentu (Deterministic System)

Sistem Tertentu adalah sistem yang tingkah lakunya sudah dapat di prediksi sebelumnya, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Contoh: Sistem komputer melalui program.

b) Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

Sistem Tak Tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat di prediksi karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)


(17)

a) Sistem Tertutup (Closed System)

Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya (kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup) yang ada hanyalah Relatively Closed System.

b) Sistem Terbuka (Open System)

Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukkan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

2.1.1.2Informasi

Informasi merupakan sejumlah data yang telah diproses dan disajikan sedemikian rupa, sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengambilan keputusan. Arti informasi dikatakan relevan apabila informasi yang diterima sesuai dengan dibutuhkan sedangkan kebutuhan informasi di dalam suatu perusahaan sangat beragam. Agar informasi itu relevan, terlebih dahulu mengetahui bentuk dari informasi tersebut. Informasi adalah data yang tersusun melalui proses sehingga lebih berguna, lebih memiliki nilai dan mengurangi kesalahan dalam informasi.


(18)

2.1.1.1.1 Definisi Informasi

Informasi adalah data yang tersusun melalui proses sehingga lebih berguna, lebih memiliki nilai dan mengurangi kesalahan dalam informasi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai informasi, penulis akan mengemukakanpengertian informasi menurut beberapa orang ahli. Menurut Bany E Cushing (2006:8) yang telah dialih bahasakan oleh La Midjan menyatakan bahwa :

“Informasi diartikan sebagai keluaran (output) dari suatu pengolahan data yang telah diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya.”

Sedangkan menurut George H. Bodnar (2006:6) yang telah dialih bahasakan oleh Amir Abadi Yusuf menyatakan bahwa :

“Informasi merupakan data yang berguna dan diolah sehingga dapat dijadikan

dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.”

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah melalui suatu proses menjadi suatu bentuk yang lebih bernilai dan berguna bagi yang menerimanya serta dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan baik pada saat ini maupun yang akan datang.

2.1.1.1.2 Karakteristik Informasi

Agar bermanfaat, informasi harus memiliki kualitas dan karakteristik yang dikemukakan oleh Krismiaji (2005:15) menyatakan bahwa :


(19)

1. “Relevan

2. Dapat dipercaya

3. Lengkap

4. Tepat waktu

5. Mudah dipahami

6. Dapat diuji kebenaranya”.

Dari Keenam karakteristik diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Relevan

Yaitu menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikkan kemampuan untuk memprediksi atau menegaskan / membenarkan ekspektasi semula.

2. Dapat dipercaya

Yaitu bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas perusahaan.

3. Lengkap

Yaitu tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pengguna informasi.

4. Tepat waktu

Yaitu disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan keputusan.


(20)

5. Mudah dipahami

Yaitu disajikan dalam format yang mudah dimengerti.

6. Dapat diuji kebenaranya

Yaitu memungkinkan dua orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara independent.

2.1.1.3Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai alternatif tindakan.

2.1.1.3.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Soemarso S.R (2005;3) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut:

“Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”

Sedangkan menurut Wing Wahyu Winarno (2006:18) menyatakan bahwa : “Akuntansi adalah proses mencatat dan mengolah data transaksi dan menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.”


(21)

Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah bahasa bisnis dalam proses mencatat dan mengolah data transaksi berupa informasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.1.3.2Bagian- Bagian Akuntansi

Seperti halnya bidang- bidang yang lainnya didalam perusahaan akuntansi juga memiliki bidang-bidang khusus lainnya yang samuanya saling mendukung satu dengan yang lainnya belum lagi sebagai akibat dari perkembangan zaman yang semakin pesat seperti yang dikemukakna oleh Soemarso (2005 : 9) bidang- bidang akuntansi terdiri dari :

1. “Akuntansi 2. Auditing

3. Akuntansi Manajemen 4. Akuntansi Biaya 5. Akuntansi Perpajakan 6. Sistem Informasi 7. Penganggaran dan

8. Akuntansi Pemerintahan”.

Adapun uraian dari kedelapan bidang akuntansi diatas adalah sebagi berikut: 1. Akuntansi Keuangan

Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan dan berhubungan dengan pelapora keuangan untuk pihak- pihak diluar perusahaan.

2. Auditing

Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap pelaporn yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.


(22)

3. Akuntansi manajemen

Titik sentral dalam akuntansi menajemen adalah informasi untuk manajemen perusahaan.

4. Akuntansi Biaya

Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya- biaya yang dikeluarkan.

5. Akuntansi Perpajakan

Konsep tentang tnsaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan pajak.

6. Sistem Informasi

Bidang ini mnyediakan informasi keuangan maupun non keuangan yang diperluakan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif.

7. Penganggaran

Bidang ini berhubungan dengan penyusutan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertetu serta analisis dan pengontrolan.

8. Akuntansi Pemerintah

Bidang ini mengkhususkan iri dalaam penctatan dan pelaporan transaksi- trnsaksi yang terjadi dalam badan pemerintahan.

2.1.1.3.3 Siklus Akuntansi


(23)

”Siklus akuntansi adalah tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan dibuatnya laporan keuangan.”

Menurut Winwin Yadiati dan Ilham Wahyudi (2006), menyebutkan bahwa:

”Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan dalam mencatat transaksi bisnis

hingga menghasilkan laporan keuangan bagi suatu organisasi dalam periode tertentu.”

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa siklus akuntansi dimulai dari terjadinya transaksi, kemudian dilakukan pencatatan ke dalam jurnal, digolongkan ke dalam buku besar, sampai menghasilkan laporan keuangan.

1. Transaksi

Suatu kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat.”

Menurut James A. Hall yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, menyebutkan bahwa:

”Transaksi (transaction) adalah kegiatan yang mempengaruhi atau merupakan kepentingan dari perusahaan serta diproses oleh sistem informasinya sebagai unit pekerjaan.”

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa transaksi adalah suatu kegiatan penting yang harus dicatat dan merupakan kegiatan yang mendukung sistem manajemen keuangan dalam suatu perusahaan.


(24)

Jurnal umum (general journal) bentuk jurnal yang terdiri dari dua kolom. Jurnal umum kadang-kadang disebut juga buku memorial atau jurnal standar.

Menurut Mulyadi menyebutkan bahwa:

”Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengkalsifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya.”

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa jurnal adalah alat untuk mencatat transasksi yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan urut waktu terjadinya.

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Menurut Soemarso SR, menyebutkan bahwa:

”Buku besar (ledger) kumpulan dari akun-akun yang saling berhubungan dan

yang merupakan suatu kesatuan tersendiri.”

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa buku besar adalah gabungan dari akun-akun yang telah dicatat dalam jurnal umum.

4. Laporan Keuangan Laba Rugi

Agar perusahaan atau organisasi mengetahui apakah perusahaan atau organisasi tersebut mengalami keuntungan atau kerugian maka diperlukan penyusunan laporan keuangan laba rugi.


(25)

Laporan laba rugi (income statement): ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukan hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Carls Warren et al. yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan (2005 : 428), menyebutkan bahwa:

”Income Statement (laporan laba rugi) ikhtisar pendapatan dan beban suatu kesatuan usaha untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.”

Berdasarkan definisi di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa laporan laba rugi adalah laporan hasil usaha yang berisi tentang informasi keuangan yang membandingkan antara pendapatan perusahaan dan beban operasi perusahaan.

5. Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang dapat memberi informasi tentang sumber-sumber daya yang telah diperoleh perusahaan dan dari mana memperolehnya. Berdasarkan definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Neraca adalah laporan tentang posisi aktiva, kewajiban dan harta pada periode tertentu. 2.1.1.4 Sistem Informasi Akuntansi

Sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan maka semakin banyak dan komplek permasalahan yang timbul dalam perusahaan, sehingga fungsi informasi akan semakin meningkat juga dalam situasi ini manajemen dituntut untuk memiliki ketahanan fisik, mental dan intelektualitas yang tinggi.


(26)

Setiap perusahaan mempunyai sistem informasi akuntansi yang khas untuk perusahaan tersebut didalam setiap sistem informasi akuntansi perusahaan, akan meliputi juga berbagai fungsi dan tujuan yang hendak dicapai dari unsur untuk sistem yang terkandung di dalamnya.

2.1.1.4.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut George H. Bodnar yang diterjemahkan oleh Julianto Agung Saputra (2005:23) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

“Kumpulan sumber daya yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi informasi, informasi ini dikomunikasikan ke berbagai pemakaian”. Sedangkan pengertian sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2005; 4), menyatakan bahwa :

“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan

transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis.”

Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu kumpulan sumber daya yang memproses data dan transaksi agar menjadi sebuah informasi yang bermanfaat untuk merencanakan dan mengoperasikan bisnis.

2.1.1.4.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Setiap Perusahaan memiliki unit organisasi yang terkait sistem informasi akuntansi dan biasanya setiap unit tersebut menggunakan alat bantu seperti Komputer


(27)

sebagai tempat penginputan data transaksi, oleh karena itu adapun fungsi Sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

Menurut George H. Bodnar dan William S.(2006:11) yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf fungsi sistem informasi akuntansi adalah:

1. “Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang

dilaksanakan organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut. Agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang terjadi. 2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen

untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.”

2.1.1.4.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lain. Bahkan dalam perusahaan itu sendiri, sistem informasi akuntansi harus dikembangkan dengan kemungkinan meluasnya perusahaan, bertambahnya pegawai berpindahnya kepemilikan dan sebagainya.

Adapun tujuan sistem informasi akuntansi menurut George H Bordnar (2005:20) menyatakan bahwa :

1. “To improve the quality of information 2. To improve internal control

3. To minimize cost, where apporiate.”

Hal tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi akuntansi disusun mempunyai tujuan untuk memperlancar proses kegiatan yang ada dalam perusahaan dengan cara:


(28)

dihasilkan harus berguna, terpercaya dan tepat waktu. 2. Meningkatkan pengendalian internal.

3. Mengurangi biaya secara tepat, maksudnya adalah untuk manfaat yang dihasilkan dari penyusunan sistem informasi akuntansi harus lebih besar dari pada biaya akuntansi yang dikeluarkan.

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas maka dapat membatu dalam merencanakan sistem tersebut agar dapat membentuk sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien.

2.1.1.5 Pembelian

Pembelian merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan produk atau bahan baku produk yang didapat dari pemasok atau supplier.

2.1.1.5.1 Pengertian Pembelian

Banyak para ahli yang berpendapat tentang pembelian yang diantaranya adalah sebagai berikut:

Pengertian Pembelian yang dikemukakan oleh Mulyadi adalah sebagai berikut:

“Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua : pembelian Lokal dan Impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.yang dimana sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan”.


(29)

Sedangkan Menurut Soemarso. S.R pembelian adalah:

” Suatu kegiatan perusahaan dagang yang meliputi hal-hal sebagai berkut :

1. “Membeli barang dagangan secara tunai atau kredit.

2. Membeli aktiva produktif utnuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Contoh pembelian aktiva produktif yaitu : pembelian kendaraan dan peralatan kantor.

3. Membeli barang dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan kegiatan perusahaan, seperti : gaji, biaya pengiriman, biaya telepon, dll”.

Pendapat lainpun dikemukakan oleh Susan Irawati (2008:64) yang menyatakan bahwa pembelian adalah:

“Suatu kegiatan untuk memperoleh sejumlah harta atau aktiva maupun jasa dari satu pihak untuk kelangsungan usaha atau kebutuhan yang mendasar, sehingga dilakukan pembayaran atas sejumlah uang atau jasa tersebut, untuk kelangsungan operasional perusahaan.”

Jadi berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelian merupakan membeli barang atau jasa baik itu untuk operasional perusahaan maupun untuk dijual kembali, yang didapat dari pemasok baik dalam negeri maupun luar negeri.

2.1.1.5.2 Klasifikasi Transaksi Pembelian

Adapun klasifikasi dari transaksi pembelian yang mendukung sistem informasi pembelian menurut Mulyadi adalah sebagai berikut :

1. “Pembelian secara kontan, yaitu pembelian yang dilaksanakan secara cash and carry, kebiasaan yang umum dimasa sekarang yaitu jangka waktu satu bulan pun dianggap kontan.

2. Pembelian secara kredit, yaitu pembelian yang mendapat fasilitas pembayaran lebih dari satu bulan.


(30)

3. Pembelian secara tender, yaitu pembelian yang dilaksanakan apabila menyangkut nilai cukup besar.

4. Pembelian dengan cara impor, yaitu pembelian yang menggunakan prosedur impor dengan memanfaatkan letter of credit (L/C).

5. Pembelian secara komisi, yaitu pembelian barang yang bersifat titipan, atas barang-barang yang terjualah yang kemudian dibayar.

6. Pembelian dipasar berjangka/ future trading, yaitu pembelian atas barang-barang yang memiliki standar kualitas yagn ditawarkan dipasar berjangka, selain kuallitas telah terjamin juga dapat menutup kemungkinan kerugian karena adanya kenaikan harga.

7. Pembelian secara cicilan pada sewa guna usaha (Leasing), yaitu suatu cara pembelian dimana harga atas barang dibayar secara mencicil setelah diperhitungkan bunga bank.

Bentuk lain adalah beli sewa yaitu pembayaran berupa sewa atas barang tersebut dianggap angsuran barang.

8. Pembelian secara kontrak, yaitu suatu pembelian dengan menggunakan prosedur kontrak yang memuat hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak. Biasanya pembelian secara kontrak dilaksanakan apabila terjadi penjualan secara kontrak pula.

9. Pembelian melalui perantara (komisioner, makelar), yaitu suatu jenis pembelian yang menggunakan jasa komisioner atau makelar sebagai perantara dalam pembelian dan untuk jasa yang mereka berikan,mereka menerima komisi atau provisi.

10. Pembelian secara remburs, lebih bersifat cara pembayaran, yaitu

pembayaran dilakukan kepada pembawa atau yang mengangkut barang”.

Dari uraian di atas dapat disimpukan bahwa klasifikasi transaksi pembelian adalah suatu proses atau tata cara untuk menghasilkan suatu kegiatan yaitu pembelian.


(31)

2.1.1.6 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

Sistem informasi akuntansi pembelian menurut Sulistyo Heripracoyo (2009-B 29) menyatakan bahwa:

“Sistem merupakan sistem yang dibangun untuk mempermudah pelaksanaan pembelian dengan mengotomatisasikan atau mengkomputerisasikan keseluruhan maupun beberapa bagian dari proses pembelian tersebut disertai dengan pengendalian atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut”.

Jadi, apabila diambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi pembelian itu sendiri merupakan sistem komputerisasi yang dibangun untuk mempermudah perusahaan dalam setiap kegiatan baik input dan outputnya yang salah satunya dalam kegiatan pembelian.

2.1.1.6.1 Fungsi Yang Terkait Pembelian

Adapun fungsi yang terkait pembelian menurut Mulyadi (2005:299), adalah sebagai berikut :

1. “Fungsi Gudang

Fungsi gudang dalam sistem informasi pembelian bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

Bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.


(32)

3 Fungsi Penerimaan

Bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan”.

2.1.1.6.2 Dokumen-dokumen pembelian

Adapun dokumen-dokumen yang digunakan didalam kegiatan pembelian menurut mulyadi (2005: 300) dokumen-dokumen didalam pembelian adalah sebagai berikut:

1. “Surat permintaan pembelian 2. Surat permintaan penawaran harga 3. Surat order pembelian

4. Laporan penerimaan barang 5. Surat perubahan order 6. Bukti kas keluar”.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dokumen – dokumen pembelian berisikan laporan – laporan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

2.1.1.6.3 Prosedur Pembelian

Prosedur transaksi pembelian secara garis besar menurut Mulyadi adalah sebagai berukut :

1. “Fungsi Gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi


(33)

2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok 3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok

dan melakukan pemilihan pemasok.

4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok

5. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.

6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan

7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi

8. Fungsi Akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian”.

Sedangkan Prosedur pembelian menurut Krismiaji (2005:322) adalah sebagai berikut:

1. “Unit Peminta Barang

Jika Persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali, unit permintaan barang akan membuat permintaan pembelian sebanyak 3 lembar dan mendistribusikannya sbb:

a) Lembar ke 1 diteruskan kedepartemen pembelian b) Lembar ke 2 diteruskan kebagian utang

c) Lembar ke 2 diarsipkan Urut Nomor 2. Departemen Pembelian

Departemen ini menerima permintaan pembelian dari unit permintaan barang. Atas dasar dokumen tersebut, bagian ini memilih pemasok dan membuat order pembelian sebanyak 5 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut :

a) Lembar ke 1 dikirim ke pemasok

b) Lembar ke 2 bersama sama dengan permintaan pembeliannya diarsipkan Urut nomor dokumen

c) Lembar ke 3 diserahkan ke unit peminta barang d) Lembar ke 4 diteruskan ke bagian penerimaan barang e) Lembar ke 5 diteruskan kebagian utang


(34)

3. Beberapa saat setelah mrngirim order pembelian ke pemasok, departemen ini akan menerima dokumen pemberitahuan order (order acknowledgement copy) dan pemasok yang menjelaskan bahwa order pembelian sedang diproses.

4. Departemen Penerimaan Barang

Departemen ini mula- mula menerima tembusan order pembelian, kemudian diarsipkan urut nomor dokumen.

5. Selanjutnya departemen ini juga menerima barang bersama- sama dengan slip pengepakan (packing slip) dan pemasok, kemudian memeriksa kondisi fisik barang, mencocokannya dengan arsip order pembelian, menghitung dan membuat laporan penerimaan barang sebanyak 4 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut :

a) Lembar ke 1 dan lembar ke 2 bersama dengan barangnya diserahkan keunit peminta barang

b) Lembar ke 3 diserahkan ke departemen pembelian

c) Lembar ke 4 bersama denga tembusan order pembelian, diarsipkan urut abjad.

6. Unit Peminta Barang

Setelah meneriam barang dan lapor penerimaan barang, unit ini akan mencockan dokumen, menerima dan menyimpanbarang, dengan mendistribusikan dokumen sebagai berikut:

a) Laporan penerimaan barang lembar ke 1 bersama – sama dengan permintaan pembelian dan order pembelian, diarsipkan urut nomor. b) Laporan Penerimaan barang lembar ke 2, diterusakan ke bagian

utang.

7. Departemen Pembelian

Setelah menerima tembusan laporan pnerimaan barang, departemen ini akan mencocokan dokumen dan mengkaji termin pembelian dan mengarsipkan seluruh dokumen urut nomor”.


(35)

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan 2.1.2.1 Penjualan

Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilai berhasil dilihat dari kemampuanya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat mengembangkan dan memperluas bidang usahanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatanya dalam bentuk penjualan, semakin besar volume penjualan maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu dan menunjukan pertumbuhan perusahaan.

Faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan menurut Basu Swastha (2005:406) menyatakan bahwa :

1. “Kondisi dan kemampuan penjualan 2. Kondisi Pasar

3. Modal

4. Kondisi Organisasi”. 2.1.2.2 Definisi Penjualan


(36)

“Penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.”

Sedangkan pengertian penjualan menurut Henry (2006:24) menyatakan bahwa :

“Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah

kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang atau jasa.”

Dari kedua pengertian penjualan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan, penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.

2.1.2.3 Jenis-jenis Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2006:13) dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;

1. “Penjualan Tunai

2. Penjualan Kredit

3. Penjualan Tender

4. Penjualan Ekspor

5. Penjualan Konsinyasi

6. Penjualan Grosir”.


(37)

1. Penjualan Tunai

Penjualan yang bersifat cash dan carry pada umunya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

2. Penjualan Kredit

Penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

3. Penjualan Tender

Penjualan yang dilaksankan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

4. Penjualan Ekspor

Penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negri yang mengimpor barang tersebut.

5. Penjualan Konsinyasi

Penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang bertugas sebagai penjual.

6. Penjualan Grosir

Penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran


(38)

Dari uraian di atas penjulan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan ekspor, Penjualan Konsinyasi, dan Penjualan Grosir.

2.1.2.4 Tugas Pokok Penjualan

Menurut La Midjan (2006:13) bahwa tugas pokok penjualan yaitu : “a. Mencari order sesuai dengan tingkat penjualan menguntungkan. b. Mencatat pesanan-pesanan yang diterima.

c. Mengeluarkan dokumen perintah mengeluarkan barang dan mengawasi pengiriman.

d. Mencatat akibat-akibat material dan financial dari aktivitas penjualan. e. Membuat faktur-faktur penjualan.

f. Menyusun data statistik penjualan. g. Menyusun laporan penjualan”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok penjualan yaitu suatu proses dari berbagai tahapan sehingga menghasilkan suatu kegiatan yang dapat menguntungkan jika tugas pokok tersebut dapat dikerjakan dengan baik.

2.1.2.5 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Transaksi penjualan terjadi apabila ada perpindahan hak kepemilikan produk atau penggunaan atas jasa dari pihak penjual kepada pembeli. Transaksi tersebut dilaksanakan dalam suatu sistem informasi akuntansi yang menangani transaksi penjualan sampai dengan pelaporan hasil transaksi tersebut kepada pihak-pihak yang memerlukan informasi tersebut.


(39)

Dilihat dari kondisi diatas, penjualan memerlukan sistem informasi akuntansi penjualan yang memahami transaksi penjualan, baik yang melaksanakan transaksi maupun pencatatan dan pelaporan hasil transaksi.

Pengertian sistem informasi akuntansi penjualan menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2006:30) menyatakan sebagai berikut;

“Sistem informasi akuntansi penjualan adalah kerangka kerja dalam sumber daya manusia, alat, methode dan kesemuanya itu di koordinasikan untuk mengolah data penjualan menjadi informasi penjualan yang berguna bagi

pihak-pihak yang membutuhkannya”.

Sedangkan pengertian sistem informasi akuntansi penjualan menurut Mulyadi (2006:41) menyatakan sebagai berikut;

“Sistem informasi akuntansi penjualan adalah penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli, setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh perusahaan”.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan mengkoordinasikan seluruh subsistem dan komponen-komponen sistem didalamnya untuk mengolah data penjualan mulai dari transaksi hingga pelaporan menjadi suatu informasi penjualan yang akan digunakan oleh penggunanya sebagai dasar pengambilan keputusan.


(40)

2.1.2.6 Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Teori prosedur sistem informasi akuntansi penjualan yang dikemukakan oleh La Midjan dan Azhar Susanto yang menyatakan bahwa :

“1. Calon pembeli dengan atau tanpa surat pesanan mendatangi bagian penjualan untuk membeli jasa. Apabila penjualan dilaksanakan berdasarkan contoh, maka pembeli setelah melihat contoh tersebut menemui bagian penjualan, surat pesanan dicatat dalam buku surat pesanan yang diterima.

2. Bagian penjualan membuat nota penjualan kontan (NPK) rangkap enam yang berisi nama, jenis, banyak, dan harga barang yang dijual. NPK kemudian didistribusikan sebagai berikut :

a) Asli, berikut tembusan kesatu dan kedua diserahkan kepada pembeli. b) Tembusan ketiga diserahkan ke gudang.

c) Tembusan ke empat diserahkan ke bagian pengiriman. d) Tembusan kelima arsip bagian penjualan.

3. Gudang dan bagian pengiriman berdasarkan tembusan NPK

mempersiapkan barang tersebut dan mempersiapkan surat

penyerahanbarang (SPB) rangkap tiga pembeli dengan membawa NPK mendatangi kasir untuk membayar.

4. Kasir meneliti NPK yang dibawa pembeli kemudian setelah membuat bukti penerimaan kas (BPEK) rangkap empat menerima uang dari pembeli, membubuhi cap lunas pada NPK asli berikut dengan tembusannya dan menandatangani bukti penerimaan kas. Kemudian BPEK dan NPK asli diserahklan kepada pembeli, sedangkan tembusan kesatu dan kedua setelah dicatat dalam buku kasir kolom diterima, didistribusikan sebagai berikut :

a) Tembusan kesatu BPEK dan NPK diserahkan kebagian akuntansi

untuk dibukukan dalam jurnal penerimaan kas dan selanjutnaya dibukukan dalam buku besar kas sebelah debet dan persediaan barang sebelah kredit.

b) Tembusan kedua BPEK dan NPK diserahkan ke administrasi

persediaan kantor (stock card) untuk dicatat pada kartu persediaan kantor sebelah kredit kolom kuantum dan harga.

c) Tembusan ketiga BPEK dan NPK sebagai arsip bagian kas kemudian


(41)

5. Pembeli dengan membawa NPK yang telah dicap lunas mendatangi bagian pengiriman untuk mengambil barangnya. Gudang menyerahkan barang dengan SPB rangkap ketiga ke bagian pengiriman setelah dicatat dalam kartu gudang sebelah kredit.

6. Bagian pengiriman meneliti NPK tersebut terutama telah dibayar belumnya, kemudian menyerahkan barang dan menandatangani SPB sebagai penyerahan barang.

7. Pembeli menerima kembali NPK dan menerima barang setelah menandatangani SPB sebagai tanda terima, kemudian mengambilan SPB kebagian pengiriman bagian pengiriman menyerahkan SPB asli ke pembeli, menyerahkan tembusan SPB ke gudang dan menahan lembar ketiganya sebagai arsip bagian pengiriman”.

2.1.3 Koperasi

Koperasi dilahirkan sebagai badan usaha dengan tujuan lugas untuk memajukan kepentingan ekonomi dari anggota-anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri khas khusus kepada koperasi bebeda dengan usaha lain. Koperasi yang kita kenal sekarang ini dilahirkan kira-kira setengah abad yang lalu di Eropa Barat dalam suatu sistem ekonomi sosial ekonomi kapitalis liberal yang didasarkan sebagai penekanan oleh yang kuat terhadap yang lemah. Oleh karena itu koperasi selalu menampakan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, menunjukan ciri-ciri manusiawi yang kuat dan menjunjung tinggi keadilan dan kemerataan.

Dari penjelasan diatas koperasi dapat disimpulkan bahwa pengertian koperasi adalah sebagai organisasi yang berwatak sosial atau kerja sama.


(42)

2.1.3.1 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata Co dan Operation yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Pengertian koperasi menurut Undang-Undang No.25 tentang perkoperasian Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa:

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”

Sedangkan menurut Sonny Sumarsono dalam bukunya Manajemen Koperasi: Teori dan Praktik, pengertian koperasi adalah:

“Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan anggotanya.”

Definisi koperasi secara umum adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dan bekerja sama secara kekeluargaan dan menjalankan usahanya, serta bertujuan untuk mempertinggi kesejahteraan anggotanya.

2.1.3.2 Tujuan Koperasi

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang bertujuan untuk

mensejahterakan anggotanya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992 tetang perkoperasian bab II pasal 3 menyatakan bahwa:

“Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan


(43)

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat, yang maju,

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang.Dasar 1945”

Perihal fungsi dan peran koperasi, Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 1992 menyatakan fungsi dan peran koperasi adalah:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperai sbagai sokogurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Adapun prinsip koperasi yang tercantum dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian Bab II pasal 5 meyatakan bahwa:

1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan bersifat sukarela dan terbuka.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa yang terbata terhadap modal.

e. Kemandirian.

2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pada

prinsip koperasi sebagai berikut: a. Pendidikan perkoperasian. b. Kerja sama antar koperasi.

2.1.3.3 Jenis-Jenis Koperasi

Bermacam-macam koperasi lahir seiring dengan bermunculannya beraneka ragam usaha untuk memperbaiki kehidupan. Oleh karena semakin banyaknya


(44)

kebutuhan tersebut, maka lahirlah jenis-jenis koperasi yang terbagi menjadi 5 jenis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arifin Sitio Tamba ,yaitu:

1. “ Koperasi Konsumsi / Niaga

Barang konsumsi adalah barang barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan koperasi konsumsi adalah agar para anggotanya dapat membeli barang-barang dengan mutu yang baik dan harga yang layak. Usaha-usaha koperasi konsumsi adalah sebagai berikut:

a. Membeli barang-barang konsumsi keperluan sehari-hari dalam

jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan para anggota.

b. Menyalurkan barang konsumsi pada anggota dengan harga yang layak.

c. Berusaha membuat sendiri barang konsumsi untuk keperluan

anggota.

2. Koperasi Simpan Pinjam /Kredit

Koperasi menerima simpanan-simpanan dan depositi para anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggota yang sama. Tujuan koperasi kredit adalah:

a. Membantu keperluan kredit para anggota yang sangat

membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.

b. Mendidik para anggota supaya sgiatmenyimpan secara teratur

sehingga membentuk modal sendiri.

c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian pendapatan.

d. Menambah pengetahuan tentang koperasi.

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi sebagai suatu badan usaha yang dimilikioleh para karyawan atau pekerjanya (koperasi produsen). Terdapat 2 macam koperasi produksi:

a. Koperasi produksi kaum buruh, amggotanya terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki perusahaan sendiri.

b. Koperasi produksi kaum produsen, anggotanya adalah orang-orang

yang masing-masing memiliki perusahaan sendiri.

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa diorganisir untuk melayani para anggotanya denga pelayanan yang lebih meningkat. Pelayanan yang dapat diusahakan meliputi asuransi, kredit, telepon, irigasi dan pengairan, rumah sakit, auditing,fasilitas computer pemrosesan data, dll.


(45)

5. Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomiatau kepentingan ekonomi para anggotanya. Biasanya koperasi demikian tidak dibentik sekaligus untuk melakukan bermacam-macam usaha, melainkanmakin diperluas, karena kebutuhan anggota yang makin berkembang, kesempatan usaha terbuka dan sebab-sebab lain”.

2.1.4 Unit Niaga

Menurut Arifin Sitio Tamba menyatakan bahwa,

“Unit niaga atau konsumsi adalah unit yang tujuan utamanya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kegiatan yang dilakukan oleh unit niaga adalah memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Pelayanan yang diberikan adalah memberikan barang/jasa guna mendapatkan imbalan dalam bentuk uang. Konsumen dibebani biaya operasi dan laba.”

2.2 Kerangka Pemikiran

Sistem pada umumya merupakan sesuatu yang biasa digunakan perusahaan oleh suatu perusahaan dalam pengolahan data informasi, namun terkadang sistem dan kegiatan manual perusahaan belum bisa bejalan bersamaan dan ini berakibat kurangnya efektifitas kegiatan perusahaan untuk kedepannya, berbagai cara dilakukan sebagai solusi suatu permasalahan dan perusahaan tetap menjalankan aktivitasnya dan secata perlahan perusahaan mengurangi kegiatan manualnya untuk beralih ke sistem agar kegiatan yang dilakukan dapat lebih efektif dan data yang diterima apabila mengalami kesalahan data dapat dinput kembali di sistem informasi.


(46)

Menurut Azhar susanto menyatakan bahwa :

“ Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun

non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengolah data menjadi informasi yang berguna”.

Data yang dimiliki setiap perusahaan sangat beragam dan salah satunya adalah data keuangan yang memberikan informasi tentang keuangan dalam bentuk suatu laporan keuangan dimana laporan tersebut dibuat kedalam suatu periode untuk perusahaan dan data keuangan ini disussun dan dibuat di bagian akuntansi.

Menurut American Accounting Association (1966), Wikinson (2000), Warren dan Fess (1966), yang dikutip oleh Azhar Susanto (2005:74) menjelaskan bahwa:

“Akuntansi sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi atau laporan untuk berbagai kepentingan baik individu atau kelompok tentang aktifitas atau operasi peristiwa ekonomi atau keuangan suatu organisasi”. Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem informasi yang berbeda dengan sistem informasi lainnya namun tetap saling berhubungan, data yang diberikan sistem informasi berupa data akuntansi yang diolah dan biasanya berupa jumlah nominal sebuah uang, setiap perusahaan memiliki bagian akuntansi yang dimana bagian tersebut mencatat semua laporan – laporan keuangan yang masuk, Sistem informasi akuntansi sebagai bagian yang terpenting di setiap perusahaan karena merupakan suatu tahapan penyusunan laporan atau prosedur dalam suatu organisasi alur alir


(47)

dokumen yang setiap kegiatannya menghasilkan informasi akuntansi yang memikili tujuan yang spesifik dan dapat dipertanggung jawabkan.

Sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto menyatakan bahwa:

“Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan (integritas) dari sub-sub sistem

atau komponen baik phisik maupun non phisik yang saling behubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengelola data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan”.

Setiap perusahaan selalu ingin memperoleh keuntungan oleh karena itu biasanya setiap perusahaan melalukan kegiatan yaitu kegiatan pembelian, Pembelian merupakan suatu kegiatan perusahaan yang rutin demi memenuhi kebutuhan persediaan perusahaan berbagai macam cara perusahaan didalam memenuhi kebutuhannya mulai dari pembelian dari dalam negri maupun luar negeri yang memilki tujuan semata-mata untuk memenuhi pesanan oleh karena itu setiap kegiatan pembelian memerlukan pencatatan yang harus diperhatikan terutama keefektifan setiap bagain yang terkait.

Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Susan Irawati (2008:64) yang menyatakan bahwa pembelian adalah:

“Suatu kegiatan untuk memperoleh sejumlah harta atau aktiva maupun jasa dari satu pihak untuk kelangsungan usaha atau kebutuhan yang mendasar, sehingga dilakukan pembayaran atas sejumlah uang atau jasa tersebut, untuk kelangsungan operasional perusahaan.”

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi pembelian di setiap perusahaan terutama Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung dirasa


(48)

sangat perlu karena sistem yang baik akan menghasilkan informasi yang baik, begitu pula didalam pencatatan yang mana nantinya kegiatan pembelian dapat berjalan secara efektif sesuai prosedur yang telah ditetapkan surat keputusan perusahaan dan bagian akuntansi dapat menjalankan kegiatan pencatatanya untuk dipertanggung jawabkan sesuai dengan waktu yang semestinya.

Selain itu juga ada kegiatan penjualan, Penjualan yaitu kegiatan utama perusahaan dagang karena proses penjualan sangat berperan penting bagi sebuah perusahaan dagang untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.

Menurut Soemarso SR (2005 : 160), menyebutkan bahwa:

“Penjualan merupakan pendapatan yang diperoleh dari menjual barang yang mana jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang

diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi penjualan merupakan kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai kepada pembeli dan sistem informasi penjualan tersebut merupakan suatu informasi bagi pendapatan perusahaan.


(49)

2.2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung

Pembelian dan Penjualan

Fungsi Sistem

Fungsi Penjualan Fungsi Pembelian Unit Niaga

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi Pembelian

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

“Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Penjualan


(50)

49

Objek dan Metode Penelitian

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2006:13) menyatakan bahwa : “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif dan reliable tentang suatu hal (variable tertentu)“.

Sedangkan menurut Husein Umar (2005:303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah menentukan apa dan siapa yang menjadi objek penelitian yang akan menjadi sasaran untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan yang diperlukan. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.Adapun subjek penelitian ini adalah Unit niaga bagian sistem informasi pembelian dan penjualan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung tersebut.


(51)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sujoko, stevanus dan yuliawati adalah sebagai berikut:

”Metode penelitian adalah strategi dalam melakukan penelitian termasuk tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian.”

(2009:7)

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam dalam menyusun tugas akhir ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengungkapkan gambaran masalah yang terjadi saat penelitian ini berlangsung..

Metode deskriptif menurut Sugiyono menyatakan bahwa:

”Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.”


(52)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data atau sampel sebagaimana adanya.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah, dalam melakukan penelitian mengaju kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Pengertian desain penelitian yang telah dikemukakan oleh Sekaran menyatakan bahwa :

“Desain Penelitian adalah suatu rencana penelaahan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan peneltian atau identifikasi masalah.”

(2006:118)

Menurut Sugiyono menjelaskan proses penelitian dapat disimpulakan sebagai berikut:

”Proses penelitian terdiri atas: 1. Sumber Masalah

2. Rumusan Masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Metode Penelitian


(53)

5. Menyusun Instrument Penelitian 6. Kesimpulan”

(2009:18)

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan di uji dengan cara menguji hipotesis.


(54)

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian(hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhnya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif.

5. Menyusun Instrument Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrument digunakan untuk pengumpulan data, maka instrument penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana


(55)

validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tetentu.

6. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel bermaksud untuk mengetahui hubungan pengukuran variabel-variabel penelitian. Operasionalisasi variabel pun diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian sistem informasi akuntansi pembelian dan pembelian pada Kopersi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

Penulis mengemukakan 1 variabel yang akan diteliti. Adapun definisi dan istilah variabel menurut Sugiyono adalah sebagai berikut :

”Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi


(56)

variabel independent dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi pembelian.”

(2009:39)

Agar dapat memperlancar dalam pengumpulan data dan pengukurannya maka masing-masing variabel dan sub variabel dalam penelitian ini akan didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan ke dalam masing-masing indikator serta skala pengukurannya.

Variabel, indikator, skala pengukuran yang digunakan untuk variabel X dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:


(57)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variable Konsep Variabel Indikator

Sistem informasi

akuntansi pembelian (X)

Sistem informasi

akuntansi penjualan (X)

Sistem Informasi Akuntansi Pembelian adalah sistem yang dibangun untuk mempermudah pelaksanaan pembelian dengan mengotomatisasikan atau mengkomputerisasikan keseluruhan maupun beberapa bagian dari proses pembelian tersebut disertai dengan

pengendalian atau kontrol atas sistem komputerisasi tersebut.

Sumber : Sulistyo

Heripracoyo (2009: B29)

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan adalah kerangka kerja dalam sumber daya manusia, alat, metode dan kesemuanya itu di

koordinasikan untuk mengolah data penjualan menjadi informasi penjualan yang berguna bagi pihakpihak yang membutuhkannya. La Midjan & Azhar Susanto (2006:30)

Fungsi yang terkait pembelian menurut Mulyadi (2005:299): 1.”Fungsi Gudang 2. Fungsi Pembelian 3. Fungsi Penerimaan 4. Fungsi Akuntansi”.

Fungsi yang terkait penjualan menurut Mulyadi:

1. “ Fungsi Penjualan 2. Fungsi kas

3. Fungsi gudang 4. Fungsi pengiriman 5. Fungsi akuntansi”.


(58)

3.2.3 Sumber Dan Teknik Pengumpulan

Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana penulis memperoleh data yang disajikan oleh instansi. Misalnya: sistem informasi akuntansi pembelian yang diperoleh dari unit niaga pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

Menurut Nur Indriantoro (2005:147) yang mengemukakan tentang data sekunder menyatakan bahwa ;

“Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan”.

Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan, seperti : buku-buku seperti : sistem informasi akuntansi, akuntansi biaya), dan referensi lain yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji. Penelitian ini berguna untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teoritis dalam membandingkan, membahas dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan.


(59)

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan :

a. Wawancara,

yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait di. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

b. Observasi,

yaitu pengumpulan data dengan melakukan pencatatan terhadap data-data yang dibutuhkan dan melakukan pengamatan terhadap situasi serta kondisi yang dihadapi oleh perusahaan pada waktu penelitian berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.2.4. Metode Analisis

Dalam menganalisis data, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptis analisis kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi pembelian pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. Dari analisis yang diambil merupakan anggapan atau dugaan sementara yang paling memungkinkan namun masih harus dibuktikan dengan penelitian dan dapat dihasilkan saran-saran yang dianggap perlu sebagai masukan umpan balik bagi perusahaan dalam melakukan koreksi.


(60)

59 4.1 Hasil Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) penulis memperoleh data dan informasi mengenai gambaran umum perusahaan khususnya pada bagian pencatatan persediaan barang dagangan pada Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB).

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) Lahirnya koperasi di lingkungan Pemerintah Kota Bandung didorong oleh suatu keinginan bersama di lingkungan para pegawai dan mulai berkembang sekitar tahun 1961, dimana pada waktu itu Walikota Bandung di jabat oleh Bapak R.Priatna Kusuma. Di dalam lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kotamadya Bandung sendiri pada waktu itu telah berdiri tujuh buah koperasi simpan pinjam yang berada pada beberapa unit kerja. Hal ini membuktikan bahwa hasrat berkoperasi telah berkembang di lingkungan kantor Pemda Kota Bandung.

Berdasarkan pada anjuran pemerintah pusat bahwa pada setiap jabatan atau instansi hanya ada satu buah koperasi, maka ketujuh buah koperasi simpan pinjam yang ada di tiap-tiap unit kerja tersebut bersepakat untuk mendirikan satu buah koperasi pegawai. Pada tanggal 11 Mei 1962 dibentuklah sebuah koperasi dengan nama Koperasi Pegawai Otonom Kotapraja Bandung (KPOKB) sebagai perwujudan dari ketujuh koperasi sebelumnya.


(61)

Sesuai dengan keputusan Direktorat Jendral Koperasi pada tanggal 12 Juli 1963, KPOKB disahkan sebagai Badan Hukum dengan Nomor : 2890 / BH / IV. Perkembangan selanjutnya, dengan dikeluarkannya Undang-Undang Koperasi Nomor l2 tahun L967 maka diadakan akte penyesuaian pada tanggal 6 September 1967 dengan nomor 42 / BH / IX - 19 Desember 1967. Pada saat memperoleh penyesuaian Badan Hukum tersebut, terjadi perubahan nama dari KPOKB menjadi KPKB atau Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih mengkoordinasikan penyampaian tujuan secara bersama melalui anjuran pemerintah yaitu untuk tidak mendirikan beberapa koperasi dibawah satu kantor pemerintah, seiring dengan perubahan nama Kotapraja menjadi Kotamadya. KPKB memiliki jumlah modal yang relatif kecil pada saat didirikan, yaitu sebesar Rp. 158.693,- dengan anggota sebanyak 50 orang. Modal tersebut diperoleh dari simpanan anggota berupa simpanan pokok sebesar Rp.100,- simpanan wajib Rp.75,-/ bulan dan simpanan sukarela sebesar Rp.50,-/ bulan. Dalam pertumbuhannya Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) baik yang berkenaan dengan tingkat sosial, ekonomi maupun politik bangsa Indonesia, antara lain :

a. Sekitar tahun 1965 kepengurusan KPKB dipolitisir, dimana dimasuki unsur- unsur Nasakom bahkan akhirnya akan dibubarkan.

b. Pada tahun 1965 terjadilah hal yang sangat tragis untuk organisasi koperasi, yaitu kebijaksanaan Pemerinta Republik Indonesia dibidang moneter berupa sanering, nilai uang Rp. 1.000,00,- menjadi Rp. 1,00,-

Setelah Orde Baru berakhir terutama setelah diberlakukannya Undang - undang Nomor 23 Tahun 1967, perkembangan KPKB mulai memperlihatkan


(1)

TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PENJUALAN PADA UNIT NIAGA DI KOPERASI PEGAWAI

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

TOP REVIEW OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS PURCHASING AND SALES IN THE COMMERCIAL UNIT IN BANDUNG

CITY GOVERNMENT EMPLOYEES COOPERATIVE

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan pada Program Studi Diploma – 3 Jurusan Akuntansi

Disusun oleh : ALDO TRIZAL W

21308029

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

DAFTAR PUSTAKA

AzharSusanto, 2005. SistemInformasiManajemen.Bandung: Linggar Jaya.

AzharSusanto, Mbus. Akuntansi Ak-24, SistemInformasiAkuntansi, Bandung Lingga Jaya.

George H.Bodnar, Amir AbadiJusuf, 2006. SistemInformasiAkuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Krismiaji, 2005.SistemInformasiAkuntansi, Yogyakarta; UPP AMP YKPN. La MidjandanAzharSusanto, 2000. SistemInformasiAkuntansi. Bandung LembagaInformatika.

MohNazir,2003, MetodologiPenelitian, Jakarta; Ghalia Indonesia.

Mulyadi,2005. SistemAkuntansi ,SalembaEmpat.Jakarta: PT. SalembaEmpat. Soemarso S.R,2004, AkuntansiSuatuPengantar, RinekaCipta, Jakarta

Sugiono.2010, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D, Bandung, Alfabeta.

Susan Irawati, 2008. AkuntansiDasar 1 &2 ,Bandung: Pustaka

Umar Husen, 2005. MetodePenelitianUntukSkripsidanTesis, Jakarta: PT. RajagrafindoPersada.


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillahi Robbil ‘alamiin, puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas izin, kehendak dan taufiq serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Laporan dengan judul “Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Penjualan pada Unit Niaga di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan D3 (Diploma 3) di Universitas Komputer Indonesia.

Dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini, Penulis mendapat banyak sekali bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, do’a serta bimbingan. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi 4. Wati Aris Astuti, S.E.,M.Si.,selaku dosen pembimbing yang telah


(4)

meluangkan waktunya kepada penulis dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

5. Dasep Ruswanda S, S.IP.M.Si., selaku Ketua Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

6. Ibu Lia Karlia selaku Ka.Sub.Bag Umum yang telah mengizinkan penulis untuk meneliti di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung.

7. Bapak Hery Suherlan, selaku pembimbing di Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung yang telah meluangkan waktunya kepada Penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing Penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

8. Seluruh Staff dan Dosen Universitas Komputer Indonesia.

9. Seluruh Staff Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan kepada penulis selama penelitian.

10. Papah dan Mamah serta kakak dan adik tercinta atas do’a, dukungan dan kasih sayangnya semoga selalu dilimpahkan perlindungan dan keselamatan dari Allah SWT.

11.Rekan-rekan di 3AK5 yang telah membantu Penulis dalam penyusunan tugas akhir.

12.Teman-teman di Komp. Cilame Permai yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(5)

v

Akhir kata, Penulis mohon maaf atas segala keterbatasan dan kekurangan karena sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah SWT. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada Penulis selama ini akan mendapatkan pahala dan ridho dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2010


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Aldo Trizal Wardiansyah Tempat tanggal lahir : Cimahi, 05 November 1990 Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komp. Cilame Permai Jln. Zeni No 05 Kab. Bandung Barat

DATA PENDIDIKAN

SDN 2 CIMAREME Bandung : 1996-2002 SMP NEGERI 6 Cimahi : 2002-2005

SMA NEGERI 5 Cimahi : 2005-2008