Uang dalam perspektif budaya dan filsafa (1)

Uang dalam perspektif budaya dan filsafat Tionghoa1
Ardian Cangianto2

Pendahuluan
Uang sebagai alat tukar lahir karena adanya komoditas hasil produksi yang
mana hasil produksi itu tidak dikonsumsi oleh produsen tapi oleh orang lain 3 .
Dengan demikian maka fungsi uang awalnya sebagai alat tukar yang
memudahkan transaksi ekonomi sudah dikenal dalam berbagai peradaban
termasuk peradaban Tiongkok. Alat tukar pertama yang digunakan oleh bangsa
Tionghoa adalah kerang laut dan berkembang menjadi uang kertas yang
digunakan secara resmi oleh kerajaan Song Utara (960-1127 CE). Sejak Jizi ( ±
1100 BCE) membahas apa yang dimaksud ekonomi, hampir setiap abad ada
filsuf maupun pejabat pemerintahan yang membahas ekonomi termasuk peranan
uang dalam ekonomi. Ekonomi dan uang tidak hanya menjadi sebagai sarana
perdagangan saja tapi juga adalah sarana keadilan maupun sarana kekuasaan.
Dengan

meluasnya

penggunaan


uang

kertas

mengakibatkan

berkembangnya sistem perbankan Tiongkok mengubah pandangan para filsuf
Tiongkok terhadap apa yang disebut uang. Selain itu adalah bentuk uang logam
dalam sejarah perkembangan ekonomi Tiongkok juga tidak luput dari konsep
filosofi maupun kosmologi Tiongkok. Dengan lahirnya uang kertas, beberapa
filsuf maupun ekonom Tiongkok mengubah pandangan tentang uang. Apa
sebenarnya uang itu juga akhirnya tidak luput dari peranan negara dan kekokohan
ekonomi. Uang menjadi tidak berharga juga tidak ada peranan negara dan
ekonomi yang mendukung agar uang kertas itu bisa menjadi bernilai. Jadi dapat
dikatakan bahwa uang kertas itu sebenarnya memiliki nilai semu.

1

Makalah ini dipresentasikan untuk Extension Course Filsafat ECF Unpar pada tanggal 29 mei
2015.

2
Penulis adalah pengamat budaya Tionghoa, alumni fakultas filsafat Unpar juga menjadi admin
www.budaya-tionghoa.net.
3
Wang Yanan 王亞南, Zhongguo Jingji Yuanlun 中國經濟原論 ( Teori Asal Muasal Ekonomi
Tiongkok-penulis ), ( Beijing : Commercial Press Publisher, 2014 ), cet. IV, h.78.

Sejarah peradaban Tiongkok melahirkan pandangan para filsuf terhadap
fungsi uang, mulai dari segi ekonomi hingga kekuasaan untuk mengontrol. Uang
sudah tidak lagi sekedar alat tukar perdagangan, maupun menjadi alat untuk
menilai status seseorang. Hal ini dapat dilihat daru fungsi uang baik segi budaya
maupun metafisik orang Tionghoa. Uang sudah melampaui fungsinya sebagai alat
tukar ekonomi, misalnya dalam fengshui, ritual exorcisme hingga perlindungan
terhadap anak dari mara bahaya, banyak yang menggunakan uang.
Tulisan ini, penulis membatasi hanya beberapa filsuf memberikan
pandangan terhadap uang dan masih relevan hingga abad 21 ini. Selain itu juga
membahas dari segi nilai filosofis terhadap bentuk uang juga penggunaan dalam
berbagai aspek kehidupan. Dalam tulisan ini penulis membatasi pembahasan
tentang uang dalam filsafat dan aspek kehidupan menurut budaya Tiongha, bukan
membahas fungsi uang di alam kematian menurut budaya Tionghoa.

Nafsu keinginan manusia amat banyak.
Jika dikumpulkan hanya dua, yaitu : profit dan nama( kekuasaan ).
Shangyang ( 395-338 BCE )

Keuntungan yang berkeadilan

Sejarah perkembangan Tiongkok yang amat panjang dan
berkesinambungan membuat tulisan ini dibatasi hanya pada tokoh tertentu. Kitabkitab klasik Tiongkok sudah menyebutkan adanya kegiatan ekonomi mulai dari
Shennong 神農4 hingga Huangdi 黃帝 atau Kaisar Kuning5. Salah satunya kitab
Zhouyi 周易 bab ke dua xici 系辭下 yang isinya tentang perdagangan yang
dilakukan oleh kaisar purba Shennong 神農 6. Penggunaan alat tukar pada masa
dinasti Xia (±2100-1600 BCE ) diperkirakan menggunakan kerang sebagai alat

4

Shennong tokoh mitos yang dianggap sebagai bapak bangsa Tionghoa dan mengajarkan tata
cara pertanian, peternakan dan pengobatan.
5
Kaisar Kuning dianggap sebagai bapak peradaban bangsa Tionghoa.
6

Lih. He Huazhang 何華章,Zhouyi Daquan 周易大全 Ensiklopedia Lengkap Zhouyi-penulis ,
( Xi’an : Shaanxi National University publisher 陝西師範大學出版社, 2007 ), edisi ke IV, h.423.

tukar. Kemudian mulai dinasti Shang (±1700-1100 BCE) menggunakan uang
logam sebagai alat tukar perdagangan.
Selain berbasis pada pertanian, masyarakat Tiongkok kuno juga
menekankan perdagangan sebagai salah satu penggerak perekonomian. Dinasti
Zhou Barat ( 1041-771 BCE ) mulai menitik beratkan pertanian sebagai basis
perekonomian dan untuk menjaga keberlangsungan pertanian maka perlu dibuat
satu

pandangan

“selaras

dan

menghargai

alam”


agar

pertanian

bisa

berkesinambungan.
Pada awal perkembangan peradaban Tiongkok, para filsuf pra Kongzi 7
(551-479 BCE) hingga mengkaitkan ekonomi, kesejahteraan rakyat, kemakmuran
negara, peredaran mata uang, keuntungan dan sebagainya. Beberapa pemikiran ini
masih relevan hingga sekarang bahkan ada yang mengundang untuk memikirkan
lebih jauh tentang “uang”.
Awal mulanya, kata ekonomi dalam bahasa Mandarin itu adalah “huoshi”
貨食 yang memiliki arti “ makanan dan benda-benda yang dihasilkan dari produk
pertanian maupun peternakan”8. Penggunaan kata ini menunjukkan bahwa pada
zaman dahulu komoditas perdagangan utama adalah hasil-hasil produk pertanian
maupun peternakan. Seiring dengan perkembangan peradaban dan teknologi mau
tidak mau akan melibatkan produk pertambangan maupun pertukangan. Tapi, dari
kata huoshi itu menunjukkan bahwa peradaban Tiongkok kuno mengenal

pertanian sebagai basis utama. Bahkan banyak pandangan umum yang
beranggapan bahwa dalam pembagian kelas masyarakat Tiongkok kuno, yang
tertinggi adalah kaum pelajar kemudian diikuti oleh kelas petani, kelas tukang dan
terakhir adalah kelas pedagang. Pembagian ini seolah-olah menempatkan kelas
pedagang adalah sebagai kelas yang rendah, dan perdagangan tidak dipentingkan
dalam sejarah peradaban Tiongkok. Qi Liang menganggap ini adalah pandangan
yang tidak tepat. Menurut Qi Liang peradaban Tiongkok dalam hal perekonomian
adalah menitikberatkan pada pertanian dan menghormati perdagangan ( 重農仰
7

Di dunia barat dikenal dengan nama Confucius.
Menurut legenda, pada masa kaisar mitos purba Shennong sudah menerapkan system
perdagangan.
8

商 ). Qi Liang mengatakan bahwa yang pertama kali membagi kelas sosial
masyarakat adalah Guan Zhong 管仲

725- 645 BCE


. Guan Zhong membagi

masyarakat menjadi empat kelompok, agar rakyat bisa membagi profesi dan
menetap dalam kelompoknya sehingga keahlian itu bisa diwarisi turun temurun.
Tujuannya tentu demi kebutuhan pendidikan keahlian. Kongzi sendiri juga tidak
menentang perdagangan 9 . Walau Kongzi berkata “ mati hidup ada takdirnya,
kejayaan dan kekayaan di Tian” (shengsi youming fugui zaitian 生死有命富貴在
天 10 ). Tapi tidak berarti kekayaan dan kejayaan tidak boleh diperjuangkan.
Semua yang hendak digapai itu harus sesuai dengan azas “keadilan” ( yi 義 ),
sesuai dengan “jalan” ( dao 道 ), takdir ( ming 命 ), etika (li ) 禮 dan kesetaraan
( jun 均 )11.
Azas keadilan ini juga ditekankan oleh Yanying 晏嬰 ( ?-500 BCE ). Ye
Shichang menulis bahwa “ dalil keuntungan yang adil dari Yanying juga bisa
disebut fuliIun 幅利論12. Fu 幅 adalah lebar dari kain sutra. Fuli menunjukkan
bahwa mendapatkan keuntungan itu, orang maupun harus memiliki batasan.
Seperti kain sutra yang memiliki batasan lebarnya, tidak boleh tanpa aturan yang
membatasinya. Batasan yang dimaksud oleh Yinying adalah keadilan dan
kebajikan 13 .

Filsuf lainnya yang menekankan keadilan adalah Mozi ( ?-476


BCE ). Konsep Mozi sebagai berikut : “ sekarang menggunakan keadilan
mengatur negara, membuat negara makmur, rakyat bertambah, pemerintahan
bersih,

pertanian

tentram.

Apa

yang

menjadi

pusaka

berharga,

bisa


menguntungkan rakyat, dan keadilan bisa menguntungkan manusia, karena itu
dikatakan bahwa keadilan, adalah pusaka berharga di bawah langit”. ( 今用義為

9

Lih. Qi Liang 啟良, Zhongguo Wenmingshi 中國文明史 ( Sejarah Peradaban Tiongkok-penulis),
( Guangzhou: Hua Cheng publisher 花城出版社, 2000 ) jilid 1, h.620.
10
Kata fugui 富貴 bisa berarti kejayaan dan kekayaan, yang dimaksud kejayaan adalah naik
jabatan dan yang dimaksud kekayaan adalah mendapatkan rejeki.
11
Lih. Ye Shi Chang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi 中國古代經濟思想史 ( Sejarah
perekonomian Tiongkok Kuno-penulis ),( Shanghai : Fudan university Publisher, 2003 ), h.40.
12
Dalil keuntungan lebar kain sutra.
13
Ye Shi Chang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi 中國古代經濟思想史 ( Sejarah
perekonomian Tiongkok Kuno-penulis ),( Shanghai : Fudan university Publisher, 2003 ), h.31


, 於國家必富, 人民必眾, 刑

必治, 社稷必. 所為貴良寶者, 可以利民也, 而

義可以利人, 故曰 義,天下之良寶也 )14.
Dari sini kita bisa melihat bahwa keuntungan harus dibatasi oleh keadilan
dan kebajikan. Karena itu, dalam budaya Tionghoa dikenal dengan kata cengli15

情理 . Kata ini meluas tidak hanya dalam transaksi bisnis saja tapi juga meluas
dalam banyak kehidupan mereka. Pada umumnya kata cengli ini diucapkan oleh
para pelaku usaha saat melakukan negosiasi. Pengertian kata cengli ini menurut
penulis berkaitan dengan keadilan, “jalan”, etika dan kesetaran maupun kebajikan.
Karena kata cengli ( qingli ) terdiri dari dua kata yaitu : qing

yang berarti

perasaan16 dan li berarti aturan. Aturan ini kadang meluas hingga aturan negara
atau dalam kata lain disebut dao 道 (jalan). Karena itulah kata cengli itu harus
sesuai atau selaras dengan perasaan maupun aturan (hukum).


Ekonomi menopang dan menghancurkan kekuasaan
Jizi 箕子 (± 1100 BCE) saat ditanya oleh raja Zhou Wuwang mengenai
perdagangan, dijawab bahwa ada delapan urusan pemerintah, antara lain yang
pertama adalah makanan dan yang kedua adalah komoditi (barang dagangan)17.
Barang dagangan yang dimaksud adalah barang produksi pertanian maupun
peternakan, misalnya sutra, kulit binatang, keranjang ayaman dan sebagainya. Ini
menunjukkan bahwa perekonomian adalah hal yang amat penting dalam mengatur
negara. Pemikiran Jizi ini ditambahkan oleh Kongzi bahwa semua yang bersifat
profit atau keuntungan harus bersifat adil. Jika tidak ada keadilan dalam mengejar
keuntungan maka yang timbul adalah amarah. Negara dalam hal ini memegang
14

Mozi xinshi 墨子新釋 ( Penjelasan baru Mozi- penulis ), ( Taipei : Zhiyang publisher, 2003 ),
h.446.
15
Cengli ini adalah dialek Minnan, salah satu dialek bahasa Tionghoa yang umum di Indonesia.
Dalam dialek Beijing yang sekarang menjadi dialek persatuan atau yang disebut hanyu 漢語,
aksara 情理 dibaca qingli.
16
Peraasaan ini selain berkaitan dengan faktor emosi perasan manusia juga berkaitan dengan
kebaikan, cinta. Jadi dalam hal ini kata qing selain memperhatikan perasaan juga harus berkaitan
dengan kebaikan yang saling menguntungkan.
17
Lih. Ye Shi Chang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi 中國古代經濟思想史 ( Sejarah
perekonomian Tiongkok Kuno-penulis ),( Shanghai : Fudan university Publisher, 2003 ), h.15.

peranan penting dalam mengatur keadilan itu. Kongzi sendiri menyatakan bahwa
“ semua tindakan yang mengutamakan profit akan menimbulkan dendam” (



利而行 多怨). Agar tidak terjadi pergesekan antara kalangan kelas atas dengan
kelas bawah, maka perlu adanya suatu system keadilan dalam meraih keuntungan.
Pemikiran ini dapat dilihat dari pemikiran Kongzi tentang konsep keuntungan dan
peranan pemimpin yang harus adil 18 . Peranan ekonomi dalam menstabilkan
negara dan menjaga ketertiban umum dapat dilihat dari pepatah bahwa “rakyat
yang terutama bagi yang menjadi raja ( pimpinan ), makanan yang terutama bagi
rakyat” ( 王者以民為天 民以食為天 )19.
Pepatah dari keluarga Medici :” money to get power, power to protect
money” merupakan pepatah yang berkaitan antara kaum pedagang dengan
penguasa. Dan di Tiongkok ada pepatah yang terkait dengan bagaimana menjaga
kekuasaan raja, ”yang utama bagi seorang raja adalah rakyat, sedangkan yang
utama bagi rakyat adalah makanan “ (王者以民為天,而民以食為天). Dengan
kata lain, ekonomi bagi rakyat adalah yang terutama dan uang adalah alat
ekonomi. Pajak yang ditarik dari masyarakat untuk menjalankan roda
pemerintahan dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Tujuannya tentu adalah
untuk menjaga kelangsungan dinasti atau pemerintahan. Sehingga bisa menjadi
hal yang terbalik dengan pepatah keluarga Medici. “Power to get money and
money to protect the power ” bisa menjadi suatu cara bagi pemerintah menggapai

keadilan melalui pajak. Sejarah Tiongkok menunjukkan kaisar-kaisar yang
melupakan asas keadilan dan pemenuhan kebutuhan mendasar rakyat melahirkan
pemberontakan-pemberontakan 20 kelas petani. Sejarah Tiongkok menuliskan
pemberontakan pertama itu pada akhir masa dinasti Qin (221-207 BCE) yang
dipimpin oleh Chen Sheng 陳勝 ( ?- 208 BCE ) dan Wu Guang 吳廣 (?-208 BCE).
18

Lih. Ye Shichang, Gudai zhongguo jingji sixiang shi, h.38-39.
Peribahasa ini berasal dari kronik Han. Isinya adalah dialog antara Liu Bang 劉邦 pendiri dinasti
Han ( 202 BCE- 220 CE ) dengan Zhi Shiqi 酈食其 ( ?- 203 BCE ). Pepatah itu awalnya adalah
usulan strategi yang diajukan oleh Zhi Shiqi kepada Liu Bang (247-195 BCE) untuk mengalahkan
Xiangyu 項羽 (232-202 BCE).
20
Terkadang orang salah mengartikan pemberontakan, karena ada qiyi 起義 dan panluan 叛亂.
Kedua kata itu mengandung arti yang berbeda. Kata qiyi 起義 makna harafiahnya adalah bangkit
untuk keadilan sehingga kata pemberontakan tidak tepat untuk gerakan perlawanan petani
untuk menuntut keadilan.
19

Terakhir adalah pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh Mao Zedong 毛澤
東 ( 1893-1976 ) pada tanggal 9 september 1927.
Selain

untuk

menguatkan

negara,

ekonomi

juga

bisa

untuk

menghancurkan negara lain. Sejarah Tiongkok mencatat peranan Jiran 計然 21
dalam menghancurkan kerajaan Wu dengan membangun ekonomi kerajaan Yue
dan melancarkan perang ekonomi pada kerajaan Wu. Salah satu saran penting
adalah menjaga stabilitas harga pangan, dimana negara memiliki peran agar harga
pangan tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Jika terlalu rendah, petani yang
dirugikan

dan

pedagang

dirugikan

jika

harga

pangan

terlalu

tinggi.

Ini mirip dengan fungsi Bulog. Sedangkan perang ekonomi yang dilakukan
dengan mengirimkan tukang-tukang yang ahli untuk membantu negara lawan
membangun proyek-proyek mercusuar dengan tujuan menghabiskan sumber daya
mereka Cara lainnya adalah membangun budaya konsumerisme rakyat negara
lawan dan membeli semua bahan pangan mereka dengan harga tinggi 22 .
Kebijakan ekonomi yang dilancarkan oleh Jiran yang patut dikaji lainnya adalah
kebijakan “bergerak seperti aliran air”23. Maksudnya adalah perputaran mata uang
dan komoditas yang tiada henti. Dalam pengamatan penulis, kebijakan ekonomi
“bergerak seperti aliran air” dari Jiran ini juga mempengaruhi pola perdagangan
orang Tionghoa pada umumnya; yaitu pola perdagangan fast moving yang
menekankan perputaran barang dan uang secara cepat dengan mengambil profit
rendah. Hal ini bisa dilihat dengan mengamati pada para pedagang elektronik baik
grosir maupun retailer di Harco, Jakarta.

21

Tahun kelahiran tidak diketahui bahkan menjadi perdebatan apakah memang ada orang yang
bernama Jiran atau judul buku yang dikarang oleh Fanli 范蠡 ( 536-448 BCE ). Tapi dalam kronik
Han ditulis bahwa Jiran adalah guru dari Fanli.
22
Cara yang dilakukan adalah dengan membeli harga tinggi pangan kemudian hingga titik
tertentu menolak membeli pangan yang ditawarkan sehingga membuat petani-petani negara Wu
menjadi kebingungan karena pangan yang dihasilkan tidak menjadi berharga. Sedangkan saat itu
juga sedang trend menggunakan kain sutra di negara Wu membuat para petani berbondongbondong berternak sutra.
23
Ye Shichang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi, h.36.

Shangyang 商鞅24 ( 395-338 BCE) menekankan pentingnya kemampuan
produksi dalam negeri terutama adalah pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan
mendasar rakyat dalam negeri. Shangyang menolak penghamburan devisa negara
untuk membeli kebutuhan pangan dari negara lain. Malah menganjurkan
menggenjot perekonomian terutama sektor produksi untuk mendapatkan devisa.
Shanqi 單旗25 mengeluarkan teori tentang peredaran mata uang. Besaran
mata uang untuk mengontrol nilai harga barang itu harus dilakukan oleh
pemerintah26. Jika terjadi depresiasi karena peredaran yang tidak dikontrol, rakyat
akan kehilangan modal dan pendapatan negara dari pajak akan berkurang 27 .
Terlihat bahwa hal ini penting karena jika negara tidak bisa melaksanakan,
ekonomi runtuh dan pada akhirnya negara juga ikut runtuh. Hal ini bisa kita lihat
pada banyak pemerintahan yang gagal meredam inflasi, akhirnya pemerintahan itu
digulingkan oleh rakyat. Pandangan Shanqi ini memberikan pengaruh luas pada
para ekonom-ekonom Tiongkok periode selanjutnya. Bahkan menurut penulis, hal
ini masih relevan hingga abad sekarang.
Laozi menganggap semua akar permasalahan gejolak masyarakat
bermuasal pada keinginan duniawi manusia yang dirangsang oleh berbagai benda
material indah. Dalam kitab Daode jing, ditulis bahwa lima warna membutakan
mata, lima suara mentulikan telinga, lima rasa membuat lidah kelu. Semakin
berkembangnya masyarakat, melahirkan keinginan-keinginan untuk mengejar
benda-benda material (konsumtif). Pemuasan keinginan akan menyebabkan
masyarakat kacau, tapi juga bisa menjadi pendorong kemajuan masyarakat 28 .
Dalam hal ini, Laozi menekankan “tahu batas” ( 知足 ) atau tahu kapan harus
berhenti dalam pengejaran kepuasan duniawi. Tanpa mengenal batasan, manusia
sulit berhenti atau keluar dari lingkaran pengejaran kepuasan materi termasuk

24

Shangyang mengabdi pada raja Qin Huaiwang dan membuat kerajaan Qin menjadi amat kuat
sehingga nantinya bisa menyatukan daratan Tiongkok.
25
Tahun kelahiran dan meninggal tidak diketahui, menjabat mentri untuk raja Zhou Jingwang dari
tahun 531-501 BCE .
26
Besaran mata uang itu dari berat uang logam dan bahan yang dibuat. Besi dengan perunggu
memiliki nilai yang berbeda.
27
Lih. Ye Shi Chang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi, h.32-33.
28
Lih. Ye Shi Chang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi,h.62.

dalam mengejar uang. Selain hal “tahu batas”, konsep wuwei (無為) 29 dalam
pemikiran Laozi terutama di mahzab Taoisme juga berkaitan dengan konsep
pengembangan ekonomi maupun politik. Konsep ini disebut wuwei erzhi 無為而
治 yang artinya adalah mengatur tanpa intervensi ( penuh atau besar ). Sistem ini
pernah diterapkan pada awal berdiri dinasti Han ( 202 BCE-220 CE ). Sayangnya,
walau berhasil memajukan ekonomi, konsep wuwei erzhi membuat pemerintah
pusat menjadi lemah30.

Nilai dan guna dari uang
Orang Tionghoa mengenal pepatah “uang bukan serba bisa tapi tanpa uang
berlaksa hal tidak bisa ( dikerjakan)” ( 錢不是萬能 沒錢萬萬不能 ). Jaman
sekarang, masyarakat sudah terlalu mengagungkan materi. Segala sesuatu yang
ada memiliki nilai sehingga seolah-olah tanpa uang tidak bisa hidup. Dalam
literature klasik Tiongkok, sejak awal sudah ada pembahasan tentang “dewa
uang”31. Tapi, yang disebut sebagai “dewa uang”, sebenarnya tidak sama seperti
dewa dalam pandangan masyarakat pada umumnya. Sebenarnya , “dewa uang” itu
menunjuk pada uang itu sendiri. “Dewa uang” hanya sebagai analogi dan simbol,
lebih pada satu ekspresi masyarakat dan system terhadap pengejaran maupun
mengidolakan pada kekayaan32.
Di Tiongkok sendiri pandangan itu sudah ada sejak lama dan salah satu
penggagasnya adalah Lu Bao 魯褒33 dengan menulis “Dalil dewa uang” ( 錢神


). Dalil tersebut beranggapan bahwa uang adalah benda yang sakti

mandaraguna. Tanpa uang, status sosial tidak ada. Tiada uang, maka tidak bisa
29

Secara umum kata wuwei sering diartikan menjadi non action, tapi itu tidak tepat. Seharusnya
diartikan non intention dan non intervention.
30
http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/405-ekonomi-di-masa-dinasti-han-wu-weijing-ji diakses pada tanggal 15 mei 2015 jam 18:20.
31
Shi Yinxu, Zhang Jiacheng 釋印旭 張家成, Zhongguo Caishen wenhua 中國財神文化 ( Budaya
Dewa Rejeki Tiongkok-pen ), ( Beijing : Zongjiao wenhua publisher, 2008 ), h.147.
32
Shi Yinxu, Zhang Jiacheng 釋印旭 張家成, Zhongguo Caishen wenhua 中國財神文化 ( Budaya
Dewa Rejeki Tiongkok-pen ), ( Beijing : Zongjiao wenhua publisher, 2008 ), h.148.
33
Tahun kelahiran dan meninggal tidak diketahui. Hidup pada masa periode dinasti Jin barat 西晉
( 266-316 )

bertindak apa-apa. Kondisi bahaya bisa ditentramkan dengan uang. Uang bisa
memerintah setan apalagi manusia dan berbagai pandangan lainnya yang
mengagungkan uang34. Lu Bao menyebut uang koin adalah kongfang 孔方35. Ia
juga mengatakan manusia itu melihat uang sebagai “saudara yang tercinta”. Sejak
itu kata kongfangxiong 孔方

36

menjadi kata pengganti untuk uang37. Tentunya

banyak yang menentang pandangan tersebut, sekarang ini banyak orang yang
beranggapan bahwa uang bukan segalanya.
Kong Lin 孔琳 ( 369-423 ) beranggapan bahwa uang hanya sebagai alat
penting dalam pertukaran barang maupun kehidupan sehari-hari. Ia beranggapan
bahwa uang adalah benda tidak berguna, pada saat kelaparan tidak bisa dimakan,
pada saat kedinginan tidak bisa dipakai. Walapun demikian, Kong Lin juga
berpandangan bahwa uang bisa memajukan perputaran pergerakan komoditas,
sehingga tidak bisa dihapus begitu saja38.
Pandangan Kong Lin tentang “uang tidak berguna” mempengaruhi banyak
ekonom pada periode selanjutnya, salah satunya adalah Xin Qiji 辛棄疾 ( 11401207 ). Pada masa Xin Qiji, uang kertas sudah beredar dan ia beranggapan
peredaran uang kertas itu memudahkan rakyat, tapi saat nilai uang kertas menjadi
jatuh, ia mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah “ pencetakannya terlalu
banyak tapi wilayah peredaran tidak luas.” Ini menunjukkan bahwa sebenarnya
nilai dari uang kertas juga terkait dengan peredaran uangnya. Xin juga
menganjurkan agar pemerintah harus menjaga nilai mata uang sehingga tidak
merosot. Walau demikian, bagi Xin uang adalah benda yang pada saat kelaparan
tidak dapat dimakan dan pada saat kedinginan tidak dapat dipakai39.
Menurut pemikiran Zhou Xingji 周行己 ( 1067- ? ), uang tidak berguna
karena nilainya ditetapkan oleh komoditi saat pertukaran itu terjadi. Uang dari
34

Lih. Ye Shichang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi,h.197-199.
Artinya adalah lubang persegi. Lihat gambar koin kuno Tiongkok yang memiliki lubang persegi
dan fungsi lubang itu untuk menaruh tali dan mengikat uang koin agar tidak berceceran.
36
Artinya adalah saudara uang.
37
Shi Yinxu, Zhang Jiacheng 釋印旭 張家成, Zhongguo Caishen wenhua 中國財神文化 ( Budaya
Dewa Rejeki Tiongkok-pen ), ( Beijing : Zongjiao wenhua publisher, 2008 ), h.149.
38
Lih. Ye Shichang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi,h.200.
39
Lih. Ye Shichang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi,h.286-289.

35

“tidak berguna” menjadi berguna; komoditas dari ada guna menjadi digunakan.
Komoditas yang real sedangkan uang adalah nihil ( tak memiliki nilai )40.
Uang berguna atau tidak berguna bisa menjadi suatu pemikiran. Apakah
uang yang menentukan nilai suatu komoditas; atau komoditas yang menentukan
nilai ? Dalam pandangan penulis, uang menjadi ada guna jika ada kekuasaan yang
menopang uang itu. Jika kekuasaan itu hancur, maka uang itu sendiri menjadi
tidak bernilai.

Uang dan keharmonisan
Realitas dasar filsafat Tiongkok adalah yinyang dan lima unsur

41

.

Pengaruh ini amat mendalam dan memasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat
Tionghoa. Dalam sejarah peradaban Tiongkok, sejak Dinasti Qin

221-207 BCE

menyatukanTiongkok, bentuk mata uang logam selama dua ribu tahun tidak
mengalami perubahan42.

Gbr. Koin uang jaman Qin

43

Dalam filsafat

Tiongkok, langit

dilambangkan

bulat dan bumi

dilambangkan empat persegi. Langit adalah unsur yang dan bumi adalah unsur yin.
Lu Bao 魯褒 adalah orang yang pertama menuliskan dalam “Dalil dewa uang”
40

Lih. Ye Shichang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi,h.280-281.
Yinyang adalah dua sifat yang berlawanan tapi juga sekaligus berharmonisasi dan
keseimbangan. Lima unsur adalah unsur yang ada di alam semesta ini. Unsur-unsur itu adalah :
logam, kayu, air, api dan tanah. Lima unsur itu saling menguatkan dan saling melemahkan. Lima
unsur juga harus seimbang dan harmonis. Manusia sebagai mahluk yang memiliki kemampuan
akal budi dan merefleksikan apa yang dilihatnya itu harus menjaga keseimbangan yinyang dan
lima unsur.
42
Liu Wei 劉煒, Zhonghuawenming chuanzhen 中華文明傳真, ( Shanghai : Cishu publisher,
2001 ),jil.4, h.80.
43
Liu Wei 劉煒, Zhonghuawenming chuanzhen 中華文明傳真, ( Shanghai : Cishu publisher,
2001 ),jil.4, h.80.
41

bahwa mata uang koin itu adalah lambang dari langit dan bumi44. Bagi penulis, ini
menunjukkan bahwa koin uang selain alat tukar juga mengandung nilai filosofis
bahwa segala sesuatunya harmonis. Sebagai benda yang memiliki nilai intristik
tinggi, koin harus mencerminkan konsep keseimbangan keharmonisan yinyang.
Keharmonisan ini ditopang oleh “keadilan dan kebajikan”. Tanpa ini semua maka
keharmonisan tidak akan terjaga.
Sebuah pemikiran awal menarik terbentuk di tahun 2006, ketika penulis ke
Singapore dan mengikuti seminar Taoisme di sana. Penulis sempat bertemu
dengan Victor Yue 45 , dan ia mengatakan bahwa koin S$1 Singapore itu
mengandung konsep bagua (hexagram) dan lima unsur. Konon saat Singapur
membangun MRT (mass rapid train) beserta jaringan pipa maupun kabel bawah
tanah, perdana menteri Lee Kwan Yew takut fengshui Singapura menjadi rusak.
Menurut Victor Yue, Master Weng menyarankan agar setiap rakyat Singapura
membawa bagua , dan caranya dengan membuat koin berbentuk bagua. Oleh
karena itu koin S$1 dibuat berbentuk bagua.

Gbr.Koin S$1 sumber : https://ecs3.tokopedia.net/newimg/product1/2014/5/14/4015164/4015164_81b46c1e-db29-11e3-9b97-eb4b2523fab8.jpg

Tentunya hal ini sulit dijelaskan secara ilmiah, tapi dapat dilihat bahwa bentuk
koin tersebut memang memiliki segi delapan, atau yang dikenal dalam budaya
Tionghoa sebagai bagua.
Selain koin uang memang memiliki fungsi sebagai alat tukar, masyarakat
Tionghoa juga mengenal koin uang yang tidak memiliki fungsi ekonomi. Uang

44
45

Lih. Ye Shichang 葉世昌 , Gudai zhongguo jingji sixiang shi,h.198.
Victor You adalah pengamat Taoisme rakyat di Singapore.

koin itu disebut huaqian 花錢46. Uang itu adalah uang “mainan” dan sudah ada
sejak dinasti Han 47 . Bentuk Huaqian itu umumnya tetap berlandaskan pada
konsep “langit bulat bumi empat persegi” atau yang disebut fangkong. Masyarakat
zaman dahulu mencetak “uang mainan” itu penuh dengan simbol keberuntungan
atau kebahagiaan48.

Gbr.huaqian

49

Fungsi uang selain nilai tukar ekonomi
“Energi uang” ini adalah energi dalam pengertian metafisika Tiongkok,
yaitu qi 氣 50 . Penggunaan uang dalam aspek-aspek di luar kegiatan ekonomi
antara lain : tolak bala, fengshui maupun exorcisme; semuanya dalam kepercayaan
masyarakat Tionghoa. Pada umumnya uang yang dipakai adalah uang logam
terutama koin kuno. Salah satu alasannya adalah uang koin itu beredar di manusia
sehingga menyerap energi manusia dan energi manusia itu adalah energy yang
(positif) sehingga bisa menolak segala hal yang bersifat buruk atau energi yin
(negatif).
46

Pengertian huaqian ini bukan berarti adalah menghamburkan uang seperti dalam kamus
bahasa mandarin modern. Artinya adalah uang bunga yang maknanya adalah uang yang indah,
penuh ukiran dan mengandung simbol-simbol pengharapan.
47
Lih.Yin Wei 殷偉, Zhongguo Chuantong fu wenhua 中國傳統福文化, ( Fuzhou : Fujian Renmin
publisher, 2014 ), h.165.
48
Lih.Yin Wei 殷偉, Zhongguo Chuantong fu wenhua 中國傳統福文化, ( Fuzhou : Fujian Renmin
publisher, 2014 ), h.166-167.
49
Yin Wei 殷偉, Zhongguo Chuantong fu wenhua 中國傳統福文化, ( Fuzhou : Fujian Renmin
publisher, 2014 ), h.165.
50
Qi ini adalah energy yang ada di seluruh alam semesta maupun isinya, terbagi menjadi dua
bagian besar energy pra terbentuknya alam semesta dan energy setelah terbentuknya alam
semesta. Pada umumnya aksara qi yang dikenal adalah 氣 sedangkan aksara 炁 ini tidak dikenal
secara meluas, aksara 炁 ini lebih mengarah pada energy pra alam semesta dan energy Dao
agung. Sedangkan qi 氣 ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu qi langit dan qi bumi. Manusia
bisa hidup karena 炁 dan 氣 .

Contoh-contoh
Tionghoa antara lain :

penggunaan

“uang”

dalam

kehidupan

masyarakat

a. Pada saat tahun baru Imlek, anak-anak diberi yasuiqian 壓歲錢, atau
secara umum di masyarakat Tionghoa Indonesia disebut angpao.
Sebenarnya yasuiqian ini artinya uang penekan ( penolak ) sui yang
berarti menolak malapetaka dan pengharapan agar bisa selamat. Pada
Zaman dahulu, yasuiqian yang digunakan adalah uang logam yang diikat
menjadi satu dan kemudian pada saat malam tahun baru Imlek di taruh di
ranjang anak.
b. Beberapa praktisi fengshui meletakkan uang koin saat hendak meletakkan
pondasi bangunan. Tujuannya menolak shaqi 煞氣 atau energy buruk.
Pada zaman dahulu ada yang menguburkan yuanbao 寶51 dalam tanah,
selain sebagai simpanan jika terjadi sesuatu hal yang memerlukan uang,
juga berfungsi agar rumah tinggal itu menjadi nyaman.

Gbr.Yuanbao sucai.redocn.com/

c. Koin yang dirangkai menjadi pedang atau disebut pedang uang emas
( jinqianjian 金錢劍 ) adalah pedang yang digunakan untuk mengusir
setan. Umumnya digunakan oleh para master Taoist dan rakyat jelata.
Dasar pemikirannya sama seperti yang disebut di atas bahwa uang yang
beredar di tangan manusia itu mengandung unsur yang ( positif ) dan
pedang memiliki “hawa” pembunuh shaqi 殺氣 sehingga bisa mengusir
setan. Selain itu juga digunakan oleh beberapa praktisi fengshui untuk
membuat rumah menjadi nyaman.

51

Yuanbao adalah mata uang yang menggunakan perak atau emas sebagai alat tukar yang
dilebur dan dicetak menjadi bentuk perahu . Dinasti Tang (618-907) pertama menggunakan,
tapi tidak begitu umum. Baru saat dinasti Ming (1368-1644) dan Qing (1636-1912), penggunaan
yuanbao meluas.

Gbr.pedang uang emas http://baike.haoyun666.com/index.php?doc-view-2669.htm

d. Pada saat upacara penguburan, sering dilakukan upacara melempar lima
biji-bijian dan uang logam. Tujuannya adalah semoga hasil panen
melimpah dan keluarga yang ditinggalkan selalu berkecukupan.

Kesimpulan
Perkembangan ekonomi di Tiongkok yang ribuan tahun lamanya
melahirkan banyak gagasan maupun teori tentang ekonomi dan fungsi uang. Para
filsuf maupun ekonom Tiongkok dari zaman ke zaman menghadapi
permasalahan-permasalahan ekonomi yang harus diatasi. Secara garis besarnya,
kendali negara atas perekonomian maupun perputaran uang itu adalah demi
mensejahterakan rakyat. Tanpa ada rakyat yang sejahtera maka kekuasaan negara
bisa terancam bahkan digulingkan. Dalam mengelola maupun melaksanakan
kegiatan ekonomi harus memiliki keadilan dan kebajikan. Cara itulah yang bisa
menghindari kebencian maupun amarah karena kegiatan yang mencari untung
berlebihan.
Makna dan nilai dari uang menjadi suatu perdebatan di kalangan para
filsuf maupun para ekonom Tiongkok kuno, terutama dalam bidang ekonomi
maupun fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, bentuk uang koin
di Tiongkok selama dua ribu tahun tidak mengalami perubahan. Bentuk uang koin
itu sendiri mengandung nilai filosofi tentang keharmonisan.
Fungsi dan makna nilai uang akhirnya melampaui fungsi ekonomi,
terutama dalam bidang metafisik maupun budaya bangsa Tionghoa. Dalam
budaya Tionghoa, uang sudah bukan lagi sekedar alat tukar ekonomi, tapi menjadi
alat untuk menolak bala, harmonis dengan alam dan lain-lain.

Referensi :
He Huazhang 何華章.2007.Zhouyi Daquan 周易大全. Xi’an : Shaanxi National
University publisher.

Liu Wei 劉煒.2001. Zhonghuawenming chuanzhen 中華文明傳真. Shanghai :
Cishu publisher.
Qi Liang 啟良.2000. Zhongguo Wenmingshi 中國文明史 . Guangzhou: Hua
Cheng publisher
Shi Yinxu, Zhang Jiacheng 釋印旭 張家成.2008. Zhongguo Caishen wenhua 中
國財神文化 .Beijing : Zongjiao wenhua publisher.
Wang Yanan 王亞南.2014. Zhongguo Jingji Yuanlun 中國經濟原論 .Beijing :
Commercial Press Publisher.
Ye Shi Chang 葉世昌. 2003.Gudai zhongguo jingji sixiang shi 中國古代經濟思
想史. Shanghai : Fudan Daxue chubanshe 復旦大學出版社.
Yin Wei 殷偉. 2014.Zhongguo Chuantong fu wenhua 中國傳統福文化. Fuzhou :
Fujian Renmin publisher 福建人民出版社
Daftar situs elektronik :
http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/405-ekonomi-di-masa-dinasti-hanwu-wei-jing-ji diakses pada tanggal 15 mei 2015 jam 18:20.