MAKALAH ILMU PENGETAHUAAN LINGKUNGAN EKO

DAFTAR ISI
SISTEM PENDIDIKAN PADA MASA JEPANG
A. PENDAHULUAN
1) Maksud diberikannya Pendidikan kepada Rakyat Indonesia pada Masa
Pendudukan Jepang ........................................................................................... 2
2) Usaha yang Dilakukan Jepang untuk Pendidikan di Indonesia dan
Perkembangannya dari Pendidikan Sebelumnya .............................................. 3
3) Model Pendidikan Masa Pendudukan Jepang ................................................... 5
B. Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran
1.

Pelatihan guru-guru ........................................................................................... 5

2.

Perubahan-perubahan penting ........................................................................... 5

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah
1.

Tujuan sekolah secara umum ............................................................................ 9


2.

Sikap Jepang Terhadap Pendidikan Islam ....................................................... 10

3.

Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah ................................................... 13

4.

Contoh-Contoh Sekolahan yang Ada pada Masa Pendudukan Jepang di
Indonesia ......................................................................................................... 13

TOKOH PENDIDIKAN MASA KINI
A. Anis Baswedan..................................................................................................15
B. Arief Rachman..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

1


SISTEM PENDIDIKAN PADA MASA JEPANG
D. PENDAHULUAN
Kejayaan penjajahan Belanda lenyap setelah Jepang berada di Indonesia. Mereka
bertekuk lutut tanpa syarat ke Jepang. Adapun Tujuan Jepang ke Indonesia ialah
menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan mentah dan tenaga manusia yang sangat besar
artinya bagi kelangsungan perang Pasifik

hal ini sesuai dengan cita-cita politik

ekspansinya. Bebagai cara yang dilakukan oleh Jepang dalam mengelabui Indonesia untuk
kepantingan politiknya. Demi kepentingan perang, Jepang menyongsong pasukan dari
Indonesia dengan menyuguhkan pendidikan kemiliteran. Kendati demikian, dibalik
kekejaman Jepang itu Indonesia memanfaatkan berbagai toleransi dari pihak Jepang
terutama untuk bidang pendidikan.
1) Maksud diberikannya Pendidikan kepada Rakyat Indonesia pada Masa Pendudukan
Jepang
Jepang memberikan pendidikan pada rakyat Indonesia dengan maksud atau tujuan
untuk


mendukung

kepentingan

perangnya.

Jepang

memiliki

keinginan

untuk

memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Indonesia pada saat pendudukannya, yaitu
dari sumber daya ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
yang lainnya. Jepang menganggap pendidikan penting untuk rakyat Indonesia guna
mendukung maksud dan tujuannya tesebut.
Jepang beranggapan kaum intelektual dapat membantu programnya dan kaum
intelektual muda yang dianggap lebih dinamis, idealis dan mempunyai semangat kerja

yang tinggi. Selain itu Jepang beranggapan kaum intelektual muda belum mendapat
pengaruh dari bangsa barat. Karena itu Jepang memberikan perhatian khusus pada kaum
muda Indonesia. Hal itu diwujudkan dengan memberikan pendidikan pada kaum muda,
baik pendidikan umum maupun khusus, seperti kursus-kursus yang diberikan oleh Jepang.
Kaum muda diharapkan dapat mempokan doktrin Asia Timur Raya, sehingga golongan
muda diberikan pendidikan oleh Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia. Dengan
2

berbagai cara Jepang mengambil hati rakyat Indonesia melalui pendidikan. Selain
menggunakan bahasa Jepang dalam pengantar pelajaran Jepang tidak mengabaikan bahasa
Indonesia dengan mengadakan komisi penyempurnaan bahasa Indonesia. Selain itu Jepang
memeberikan wadah olahraga untuk semua kalangan rakyat Indonesia.
2) Usaha

yang

Dilakukan

Jepang


untuk

Pendidikan

di

Indonesia

dan

Perkembangannya dari Pendidikan Sebelumnya
Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan meneruskan
pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan Belanda dengan
pendidikan ala barat. Akan tetapi

kemudian Jepang merombaknya yaitu dengan

memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud Jepang.
Pendidikan dari jaman pendudukan Belanda dirombak secara total, karena pada
jaman pendudukan Belanda di Indonesia yang diberi pendidikan hanya kaum tertentu saja.

Yaitu golongan elite saja, karena dengan itu golongan elite dapat mempengaruhi orang
banyak serta memeritahkan rakyatnya agar mengikuti Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, secara langsung Jepang menghimbau kepada
seluruh rakyat indonesia agar dapat mebantu Jepang memenangkan perang. Oleh karena itu
pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat indonesia. Jepang juga memiliki kebijaksanaan
dalam bidang pendidikan di Indonesia pada masa pendudukannya di Indonesia. Ada tiga
prinsip pokok dari kebijaksanaan tersebut, yaitu :
 Pendidikan ditata kembali atas dasar keseragaman dan kesamaan untuk seluruh
kelompok etnis dan sosial.
 Secara sistematis pengaruh Belanda dihapuskan dari sekolah-sekolah, sedangkan
unsur-unsur kebudayaan Indonesia dijadikan landasan utama.
 Semua lembaga pendidikan dijadikan alat untuk memasukkan doktrin gagasan
Kemakmuran Bersama Asia Tenggara di bawah pimpinan Jepang.
Jepang membekukan semua kegiatan sekolah yang didirikan Belanda, deangan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh Belanda. Usaha yang dilakukan Jepang dalam
menghilangkan pengaruh Belanda yaitu dengan mengadakan pemeriksaan terhadap bukubuku yang berbahasa Belanda, hal ini dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia. Selain

3

untuk menghilangkan pengaruh Belanda, usaha ini dimaksudkan untuk meninggikan

derajat bangsa Asia dibawah pimpinan dan kekuasaan jepang.
Karena Jepang menganggap pentingnya sekolah memiliki arti penting dalam
menunjang program indoktrinasi maka sekolah-sekolah kembali dibuka, akan tetapi
tentunya dengan model yang berbeda dari sekolah yang ada saat pendudukan Belanda di
Indonesia. Jepang memasukkan bahasa Jepang sebagai bahsa pengatar dalam pengajaran.
Agar rakyat indonesia dapat dengan cepat menguasai bahasa Jepang, diadakan lomba
penggunaan bahasa Jepang.
Lomba penggunaan bahasa Jepang yaitu dengan lomba membuat karangan,
becakap-cakap, membaca dan menyanyi dalam bahasa Jepang. Selain itu Jepang juga
membentuk sekolah dan kursus kilat pelajaran bahasa Jepang yakni Nippongo Gakko atau
dalam bahasa Indonesia diartiakan Sekolah Bahasa Nippon. Selain itu pihak swasta
menyelenggarakan kursus bahasa Jepang dengan masa pendidikan selama empat bulan
yang dikelola olehy Toa Bumka Kai yaitu Asosiasi Kebudayaan Asia Timur. Badan ini
bekerja dalam bidang kebudayaan.
Usaha Lain yang dilakukan Jepang dalam pendidikan di Indonesia ini adalah
memperhatikan penyempurnakan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa
pemerintahan Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia. Untuk
penyempurnaan bahasa Indonesia ini, Jepang membentuk Indonesia Goseibi Iinkai yaitu
komisi untuk penyempurnakan bahasa Indonesia. Komisi ini bertempat di gedung
perpustakaan Islam di Tanah Abang Bukut, Jakarta. Komisi ini memiliki pimpinan harian

yaitu Ichiki, Mr Rd. Soewandi dan St. Takdir Alisyahbana.
Untuk mendekati para pemuda selain pendidikan formal dilakukan pula melalui
bidang olahraga. Pada tanggal 21 Agustus 1943 Jepang mempersatukan perkumpulan
olahraga tersebut dalam wadah yaitu perkumpulan olahraga Jawa. Badan beranggotakan
dari berbagai kalangan rakyat Indonesia, dari pegawai kantor sampai murud-murid
sekolah.
Dari perubahan-perubahan yang dilakukan Jepang terhadap pendidikan Indonesia,
hal ini telah mengalami perkembangan. Dari yang mulanya pada masa pendudukan
Belanda hanya golongan elite saja yang diberi pendidikan, kini pendidikan diberikan
kepada seluruh rakyat Indonesia. Penggunaan bahasa Jepang sebagai bahasa pengangantar
dalam pendidikan dan penyempurnaan bahasa Indonesia merupakan perkembangan dari

4

pendidikan masa pendudukan Jepang dari pendidikan sebelumnya yaitu masa pendudukan
Belanda.

3) Model Pendidikan Masa Pendudukan Jepang
Seperti pendidikan pada masa Belanda yang memiliki model pengajaran
mempengaruhi atau doktrinasi barat, pendidikan Jepang juga memiliki model

pengajaran dengan doktrinasi Asia Raya di bawah pimpinan Jepang. Model pengajaran
dengan bahasa pengantar yaitu bahasa Jepang yang di terapkan pada pendidikan di
Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Mata pelajaran yang diberikan juga mengacu
pada kebudayaan Jepang. Selain model pendidikan formal diadakan juga kursus-kursus,
pendirian badan olah raga ada pula pendidikan keprajuritan.
Penerapan pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang yang
mengharuskan penguasaan dalam bahasa Jepang, karena bahasa pengantar dalam
pengajaran adalah bahasa Jepang. Hal ini secara tidak langsung memperkenalkan
budaya Jepang pada rakyat Indonesia. Akan tetapi memang inilah yang diharapkan
Jepang pada pendidikan yang diberikan pada rakyat Indonesia.
Dalam pendidikan ini memang sengaja di masukkan kebudayaan Jepang.
Contoh-contoh kebudayaan yang diberikan yaitu adat istiadat Jepang, semangat Jepang,
lagu-lagu Jepang dan olahraga. Dengan pemberian kebudayaan Jepang diharapkan dapat
menghilangkan pengaruh pendidikan gaya barat yang sebelumnya ada.
E. Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran
1. Pelatihan guru-guru:
Usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai
dengan mengadakan pelatihan guru-guru. Gru-guru diberi tugas sebagai penyebar
ideologi tersebut. Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap kabupaten diwajibkan
mengirim wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung dari pimpinan Jepang.

Gemblengan ini berlangsung selama 3 bulan , jangka waktu tersebut dirasa cukup
untuk menjepangkan para guru.
2. Perubahan-perubahan penting:
5

a. Hapusnya

dualisme

pengejaran:

berbagai

jenis

sekolah

rendah

yang


diselenggarakan pada zaman pemerintahan Belanda dihapuskan sama sekali.
Sehingga hanya ada satu sekolah rendah , yaitu Sekolah Rakyat 6 tahun ( Kokimin
Gakkoo ).
b. Sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah pertama. Jadi, susunan
pengajarannya adalah Sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah Menengah 3 tahun , dan
Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun.
c. Bahasa indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar bagi semua jenis
Sekolah . bahasa jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan Jepang
harus ditaati.
Isi pengajaran :
a. Pengajaran dipergunakan sebagai alat propaganda dan juga untuk kepentingan
perang. Murid-murid seringkali diharuskan kerja bakti, misalnya : membersihkan
bengkel, asrama, membuat bahan-bahan untuk kepentingan pertahanan, dan
sebagainya.
b. Untuk melipat gandakan hasil bumi, murid-murid diharuskan membuat pupuk
kompos atau beramai-ramai membasmi hama tikus di sawah. Sebagian waktu
belajar digunakan untuk menanami halaman sekolah dan pinggir-pinggir jalan
dengan tanaman jeruk.
c. Pelatihan-pelatihan jasmani berupa pelatihan kemiliteran dan mengisi aktivitasaktivitas murid-murid sehari-hari. Agar berjalan lancar, pada tiap-tiap sekolah
dibentuk barisan-barisan murid. Barisan murid-murid SD disebut seinen-tai,
sedangkan barisan murid-murid sekolah lanjutan disebut Gakutotai.
d. Untuk menanamkan semangat Jepang, tiap-tiap hari murid harus mengucapkan
sumpah belajar dalam bahasa Jepang. Mereka harus mengusai bahasa dan nyanyian
Jepang. Tiap pagi diadakan upacara, dengan menyembah bendera Jepang dan
menghormati istana Tokyo.

6

e. Agar bahasa Jepang lebih populer , diadakan ujian bahasa Jepang untuk para guru
dan pegawai-pegawai, yang dibagi atas lima tingkat. Pemilik ijazah ini mendapat
tambahan upah.

Kebijakan yang diambil oleh Dai Nippon dalam mendekati Islam Indonesia antara
lain ialah :
a. Mengangkat Dr.Hamka, reformis Minangkabau yang baru dibebaskan oleh penjajah
Belanda dari pembuangan di Jawa Barat, untuk menjadi penasehat Sumubu.
Dr.Hamka adalah orang bumiputra yang tanpa takut-takut membeberkan bahwa
tidak mungkin menyatukan ajaran Shinto yang mengharuskan menyembah Kaisar
dan Matahari terbit dengan Islam yang monotheisme. Pemerintah Nippon tidak
berani menangkap Dr.Hamka, karena beliau adalah ulama yang memiliki pengaruh
cukup besar pada masayarakat Islam Indonesia pada waktu itu. Sikap Dr.Hamka
terhadap pemerintah Jepang ini diulanginya lagi pada waktu pertemuan dengan
para ulama se-Jawa yang dihadiri oleh para perwira militer Jepang. Pada saaat itu,
Dr.Hamka menolak untuk melakukan Saikeirei. Tokoh lain yang juga jelas-jelas
menolak Jepang dalam upaya pendekatannya terhadap umat Islam Indonesia adalah
Abdul Kahar Muzakar, seorang pemimpin pemuda Muhammadiyah yang sangat
disegani Jepang. Beliau berkata di depan Profesor Ozaki sebagai berikut:
“…cukup banyak orang-orang Nippon yang telah mempelajari prinsipprinsip Islam …karena itu mereka harus tahu bahwa Islam itu bukan saja agama,
tetapi cara hidup merersapi seluruh lapisan masyarakat… perjuangan melawan
imperialis Barat sudah lama kami kenal, sehingga kami menerima tujuan Nippon
untuk melawannya…tetapi prinsip yang harus dianut secara ketat untuk mencapai
kerja sama yang diinginkan haruslah…”kami dengan agama kami, kamu dengan
agama kamu.perbuatan diantara semua kepercayaan kita tidak perlu menghalangi
kerja sama kita untuk mengusir sekutu dari Asia , yang adalah rumah bagi semua
agama.

7

Dari pidato Dr.Hamka dan ucapan Abdul Kahar Muzakar di depan prof.
Ozaki, menghasilkan peraturan baru yang membebaskan umat Islam Indonesia dari
pelaksanaan upacara Saikeirei.
b. Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantor Voor
Islamistische Saken yang dipimpin oleh orang-orang Orientalisten Belanda, diubah
oleh Jepang menjadi Sumubucho dengan Dr.Hoesoein Djajadiningrat sebagai
ketuanya yang pertama. Kemudian pada tahun 1943 didirikan sumubu Indonesia
pertama yang diketahui oleh Horie.
c. Pondok pesantren yangbesar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari
pembesar-pembesar Jepang. Namun, pada sisi lain, kehadiran Dai Nippon di
Indonesia tidak ubahnya dengan Belanda. Pendidikan Islam pada masa penjajahan
Jepang ini pun mendapat hambatan yang cukup besar. Pada tahun-tahun pertama
pendidikan Jepang, mereka melarang diajarkannya bahasa Arab di sekolah-sekolah
agama. Campur tangan Jepang dalam seluruh bidang pendidikan agama sebagian
ditujukkan dalam hubungannya dengan Arab dan pan-Islamisme. Hal tersebut
merupakan salah satu beban yang dipaksakan kepada orang-orang Islam Indonesia
selama zaman pendudukan Jepang.
d. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaranajaran agama, terutama agama Islam.
e. Pemerintah

Jepang

membolehkan

dibentuknya

barisan

Hizbullah

untuk

memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam Barisan ini dipimpin
oleh K.H.Zainul Arifin.
f. Pemerintah Jepang meizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang
dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkar dan Bung Hatta.
g. Para ulama Islam bekerja sama dengan pimpinan-pimpinan Nasionalis diizinkan
membentuk barisan Pembela Tana Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemuda Islam
yang ikut serta dalam pelatihan kader militer, anatara lain Sudirman, Abd.Khalik
Hasyim,Iskandar Sulaiman, Yunis, Aruji Kartawinata , Kasman Singodimedjo,
Mulyadi Joyomartono, Wahid Wahab , Sarbini, Saiful Islam, dan sebagainya.

8

Tentara Pembela Tanah Air ini kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia yang
disingkat menjadi TNI.
h. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut: Majelis Islam
A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.
Akibat dari tekanan Jepang tersebut lahirlah berbagai pemberontakan, misalnya
pemberontakan, misalnya pemberontakan Pembela Tanah Air yang terjadi di Blitar
Jawa Timur di bawah pimpinan supriadi. Alim ulama Islam Indonesia juga mulai
beroposisi dengan pihak Jepang yang dari hari ke hari cenderung menindas dan
menyengsarakan rakyat. Banyak para kyai yang ditangkap dan diperintah untuk
melakukan kerja paksa atau Romusha.
Dunia pendidikan Islam di Indonesia menjadi terbengkalai, banyak madrasahmadrasah yang bubar karena muridnya menghindar dari kekejaman serdadu Jepang dan
tidak sedikit pula yang sengaja dibubarkan oleh Pemerintah Jepang karena
mengganggu stabilitas pemerintah jajahan. Ada sedikit keberuntungan bagi madrasah
yang ada di dalam lingkungan pondok pesantren. Mereka bebas dari pengawasan para
penguasa Jepang. Selain itu, juga bebas dari proses belajar Dai Nippon yang
melakukan penekanan-penekanan terhadap umat Islam Indonesia pada khususnya dan
bangsa Indonesia pada umumnya.
Pada tanggal 7 Agustus, penguasa tertinggi wilayah Selatan Jepang mengambil
inisiatif dari tangan penguasa Jakarta dengan membuat Dekrit didirikannya Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang baru. Ketika panitia tersebut bersidang,
Jepang telah menandatangani perjanjian meyerah kalah dengan pihak sekutu. Sepuluh
hari setelah izin diberikan kepada Panitia Persiapan, lahirlah Republik Indonesia
terlepas dari belenggu yang sangat meyakitkan itu.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah
1. Tujuan sekolah secara umum
Sekolah-sekolah yang ada pada zaman Belanda diganti dengan sistem Jepang.
Segala daya upaya ditujukan untuk untuk kepentingan perang. Murid-murid hanya

9

mendapat pengetahuan yang sedikit sekali, hampir sepanjang hari hanya diisi dengan
kegiatan pelatihan perang atau bekerja.
Kegiatan-kegiatan sekolah antara lain :
a. Mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang.
b. Membersihkan bengkel-bengkel, asrama-asrama militer.
c. Menanam ubi-ubian, sayur-sayurran, di pekarangan sekolah untuk persediaan
makanan.
d. Menanam pohon jarak untuk bahan pelumas.

Tujuan pendidikan pada zaman Jepang tidak lain hanya memenangkan peperangan.
Secara kongkrit tujuan yang ingin dicapai Jepang adalah menyediakan tenaga
cuma-Cuma (romusha) dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi
kepentingan Jepang. Oleh karena itu, pelajar-pelajar diharuskan mengikuti pelatihan
fisik, pelatiahn kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Pada akhir zaman Jepang tampak
tanda-tanda tujuan mengjepangkan anak-anak indonesia. Maka dikerahkanlah
barisan propaganda Jepang yang terkenal dengan nama Sendenbu, untuk
menanamkan

ideologi

baru,

untuk

menghancurkan

ideologi

baru,

untuk

menghancurkan ideologi Indonesia Raya.
Kehadiran Jepang di Indonesia menanamkan jiwa berani pada bangsa
Indonesia. Tetapi semua itu untuk kepentingan Jepang. Kendatupun demikian, ada
beberapa hal yang perlu dicatat pada zaman Jepang ini, yaitu yang terjadi perubahan
yang cukup mendasar di bidang pendidikan, yang penting sekali artinya bagi bangsa
Indonesia, ialah :
a. Dihapuskannya dualisme pengajaran

10

Habislah riwayat susunan pengajaran Belanda dualistis, yang membedakan
dua jenis pengajaran , yakni pengajaran Barat dan pengajaran Bumiputra.
b. Pemakaian Bahasa Indonesia
Pemakaian Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai
bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, telah dilaksanakan. Tetapi
sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk mempekenalkan
kebudayaan Jepang kepada rakyat.
2. Sikap Jepang Terhadap Pendidikan Islam
Pemerintahan Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan
Islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II. Untuk mendekati
umat Islam, mereka menempuh beberapa kebijaksanaan, di anataranya ialah:
a. Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantoor Voor
Islamistische Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda, diubah
oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri, yaitu
K.H.Hasyim Asyari dari Jombang, dan di daerah-daerah juga dibentuk Sumuka.
b. Pondok Pesantren yang besar-besar seringkali mendapat kunjungan dan bantuan
dari pembesar-pembesar Jepang.
c. Sekolah Negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan jaran
agama.
d. Pemerintah

Jepang

mengizinkan

pembentukan

barisan

Hizbullah

untuk

memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam, barisan tersebut
dipimpin oleh K.H.Zainal Arifin.
e. Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang
dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.
f. Para ulama Islam bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin nasionalis didizinkan
membentuk barisan Pembela Tanah Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemula
Islam ikut dalam pelatihan kader militer tersebut, anatara Sudirman, abd.Khaliq
11

Hasyim, Iskandar Sulaiman dan lain-lain. Tentara Pembela Tanah Air inilah yang
menjadi inti dari TNI sekarang.
g. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut Majelis Islam
A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.[2]
Di samping itu, pada permulaan pendudukan Jepang tampaknya keadaan umat
Islam sudah kuat. Karena itu, wajarlah bila pasukan pendidikan Jepang berusaha
mempergunakan agama untuk mencapai tujuan perangnya.
Jepang memandang agama Islam sebagai salah satu sarana yang terpenting
untuk menyusupi lubuk rohaniah terdalam dari kehidupan masyarakat indonesia dan
untuk meresapkan pengaruh pikiran serta cita-cita mereka pada bagian masyarakat
yang paling bawah. Dalam konteks ini, paling tidak, ada beberapa hal yang perlu
disebutkan, di antaranya: dibentuknya Masyumi dan pembentukan Hizbullah.
a. Kantor Urusan Agama (KUA)
Kantor Urusan Agama yang dalam bahasa Jepangnya sumubu, menggantikan
Kantoor Voor Het Islanddsche Zaken yang sudah ada di zaman kolonial Belanda.
Kantor itu kemudian dikembangkan bidang tugasnya sehingga mengurus berbagai
masalah yang sebelumnya terbagi antara Departemen dalam Negeri Kehakiman,
pendidikan dan peribadatan Umum. Jabatan tinggi pertama yang dipercayakan Jepang
kepada orang Indonesia dalam pemerintahan penduduknya adalah jabatan kepala
Kantor Urusan Agama ini. Oleh karena itu, BJ. Boland menyatakan bahwa keberadaan
Kantor Urusan Agama merupakan salah satu manfaat terbesar dari pendudukan Jepang
di Indonesia. Sebelumnya, pada bulan maret 1942 kantor ini dipimpin oleh Kolonel
Hori dari tentara Jepang, tetapi pada tanggal 1 Oktober 1943 jabatan itu diserahkan
kepada Hoesein Djajadiningrat. Namun , yang lebih penting dari itu adalah penunjukan
pejabat kepala yang baru sejak tanggal 1 April 1944, dimulai pembentukan Kantor
Urusan Agama di setiap keresidenan.
b. Pembentukan Masyumi
Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia) merupakan pengganti MIAI.
Pembubaran MIAI pada bulan Oktober 1943 dilakukan Jepang karena organisasi ini
12

didirikan atas prakarsa kaum muslim sendiri, sebagai suatu federasi organisasiorganisasi Islam. Para pemimpin organisasi itu mempunyai latar belakang sikap
antikolonial dan tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Dengan kata
lain, MIAI bermula dengan sikap anti Belanda, kemudian bersikap anti asing, dan
dimungkinkan menjadi anti-Jepang. Masyumi mulai aktif pada tanggal 1 Desember
1943 dalam kenyataannya merupakan suatu ciptaan pejabat-pejabat Jepang.
c. Terbentuknya Hizbullah
Hizbullah merupakan organisasi sejenis militer bagi pemuda pemudi muslim.
Pembentukan Hizbullah pada akhir tahun 1944 ini sangat penting artinya, karena
banyak anggota yang kemudian menjadi anggota tentara nasional.
Beberapa keuntungan dibalik kekejaman Jepang bagi Indonesia, Gunawan merinci
keuntungan-keuntungan pada zaman Jepang ini khusus di bidang pendidikan , yaitu;
1) Bahasa Indonesia hidup dan berkembang secara luas di seluruh Indonesia, baik
sebagai bahasa pergaulan, pengantar maupun sebagai bahasa ilmiah.
2) Buku-buku dalam bahasa asing yang diperlukan diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Dengan mengabaikan hak cipta internasional karena dalam suasana
perang.
3) Kreativitas guru-guru dan berkembang dalam memenuhi kekurangan buku
pelajaran dengan menyadur atau mengarang sendiri, termasuk kreativitas untuk
menciptakan alat peraga dan model dengan bahan dan alat yang tersedia.
4) Seni bela diri dan pelatihan perang-perang sebagai kegiatan kulikuler di sekolah
telah membangkitkan keberanian pada para pemuda yang ternyata sangat berguna
dalam perang kemerdekaan yang terjadi kemudian.
5) Diskriminasi menurut golongan penduduk, keturunan dan agama ditiadakan,
sehingga semua lapisan masyarakat mendapat kesempatan yang sama dalam
bidang pendidikan.
6) Sekolah-sekolah diseragamkan dan sekolah-sekolah swasta dinegerikan serta
berkembang dibawah pengaturan kantor pengajaran Bunkyo Kyoku.
13

7) Karena pengaruh inktrinasi yang ketat untuk menjepangkanv rakyat Indonesia,
justru perasaan rindu kepada kebudayaan sendiri dan kecerdasan nasional
berkembang dan bergejolak secara biasa.
8) Bangsa Indonesia dididik dan dilatih untuk memegang jabatan walaupun di bawah
pengawasan orang-orang Jepang.[4]
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah
Pada masa penduduk Jepang, ada satu hal istimewa dalam dunia pendidikan
sebagaimana telah dikemukakan, yaitu sekolah-sekolah telah diseragamkan dan
dinegerikan meskipun sekolah-sekolah swasta lain, seperti Muhammadiyah, Taman
siswa

dan

lain-lain

didizinkan

terus

berkembang

dengan

pengaturan

dan

diselenggarakan oleh penduduk Jepang.
Sementara itu, khususnya pada masa awal-awalnya, madarasah dibangun
dengan gencar-gencarnya selagi ada angin segar yang diberikan oleh Jepang. Walaupun
lebih bersifat politis belaka, kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja dan umat
Islam Indonesia memanfaatkannya sebaik-baiknya.
4. Contoh-Contoh Sekolahan yang Ada pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
Sekolah rakyat yang ada pada masa pendudukan Jepang di Indonesia contohnya
H.I.S Djagamonjet, H.I.S Oastenweg, H.I.S Baloelweg-Djatinegara. Sekolah menengah
pertama seperti Sekolah Menengah Pertama I di prapatan 10, Sekolah Menengah Pewrtama
II di Gambir Wetan 2, Sekolah Menengah Pertama III di Jalan Reynstaa (Manggarai).
Selain itu ada pula Sekolah Menengah Tinggi di Menteng 10. Ada pula sekolah Tabib
Jakarta dan sekolah Tinggi Hukum Jakarta dan bagi kaum wanita didirikan Sekolah
Kepandaian Poetri Wakaba.
Mungkin hampir 90% sekolah menengah yang didirikan Belanda dihapuskan oleh
Jepang. Karena Jepang ingin menghapuskan rakyat Indonesia dari pengaruh Barat. Jepang
ingin mengenalkan Asia Raya di bawah pimpinan Jepang.

14

TOKOH PENDIDIKAN MASA KINI
A. Anis Baswedan
Salah satu tokoh pendidikan Indonesia saat ini ialah Anis Rasyid Baswedan
yang lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Beliau merupakan anak
pertama dari pasangan Dosen. Ayahnya bernama Drs. Rasyid Baswedan yang
pernah menjadi Wakil Rektorat UII. Ibunya bernama Prof. Dr. Aliyah , M.Pd.
yang menjadi guru besar di UNJ. Menghabiskan masa kecilnya di Yogyakarta
dan pernah mengikuti pertukaran pelajar selama 1 tahun di Milwauke,
Wisconsin, AS. Saat kuliah di UGM, beliau mendapat beasiswa untuk kuliah
musim panas di Tokyo, Jepang. Dari kecil dia udah aktif di dunia organisasi dan
kepemimpinan. Di kampungnya, Yogyakarta, Anies kecil sudah bisa membuat
kelompok anak-anak muda yang dia beri nama “Kelabang” (Klub Anak
Berkembang). Ketika dia kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM), ia menjadi
ketua Senat Mahasiswa di sana! Keren ya!
15

Lulus dari UGM dia kemudian dapet beasiswa Fullbright untuk pendidikan
Master di Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam itu Anies aktif di dunia
akademik dengan menulis sejumlah artikel dan menjadi pembicara dalam
berbagai konferensi. Di tahun 2008 Anies Baswedan mendapatkan penghargaan
anugrah sebagai 100 Tokoh Intelektual Muda Dunia versi majalah Foreign
Policy dari Amerika Serikat. Prestasinya gak berhenti sampai disitu,guys. Dia
dilantik menjadi rektor Paramadina menggantikan Nurcholish Madjid pada saat
umurnya baru berumur 38 tahun, dan menjadi rektor termuda di Indonesia. Pda
tahun itu juga, beliau mencetuskan Paramadina Fellowship. Bapak Anies
Baswedan pernah menyampaikan bahwa “Pendidikan adalah kunci untuk
meraih perubahan. Pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi. Pendidikan
adalah resep untuk mendapatkan janji kemerdekaan. Karena itulah saya percaya
kemajuan di Indonesia bisa kita raih jika keterdidikan sudah menjadi
kewajaran.” Tokoh yang satu ini sekarang ini sedang naik daun gara-gara
programnya yang bernama “Indonesia Mengajar”. Indonesia Mengajar adalah
sebuah program untuk mengedukasi semua anak-anak yang tinggal di pelosok
daerah di Indonesia, ke tempat paling terpencil sekalipun. Benar-benar
inspiratif! Dan kini, Bapak Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar-nya
siap menjadi agen perubahan di Indonesia.
B. Arif Rachman
Lahir di Malang 19 Juni 1942, mempunya nama lengkap Prof. Dr. H. Arief
Rachman, M.Pd. anak dari pasangan Abdoellah Rachman dan R. Siti Koersilah
yang sudah lama berlalu lalang di dunia pendidikan. Karir dari suami dari Dra.
Hj. Haryati Suwardi diawali denganmenjadi guru di SMA Labschool,
Rawangmangun, Jakarta. Karena keseriusannya di dunia pendidikan, beliau
akhirnya diangkat menjadi kepala sekolah di sekolah tersebut. Dunia
pendidikan tidak bisa lepas dari tokoh ini. Belau pernah menjadi dosen Luar
Biasa di Fakultas Psikologi UI, serta menjadi guru besar di UNJ. Tokoh
pendidikan yang menghabiskan masa kecilnya di Bogor ini pernah bertemu
George Walker Bush di Istana Bogor pada 20 November 2006 untuk membahas
masalah pendidikan. Saat ini Beliau menjadi kepala Harian Komisi Nasional
Indonesia untuk UNESCO sejak 2001, Dosen Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas
16

Pendidikan Bahasa dan Sastra, UNJ sejak 1964, serta Wakil Ketua Komisi
Pencari Fakta Kekerasan IPDN yang dibentuk Presiden SBY dan diketuai oleh
Ryaas Rasyid.

DAFTAR PUSTAKA
http://aw3r3mu.wordpress.com/2013/09/01/pendidikian-indonesia-dari-masa-ke-masazaman-kolonial-reformasi/
http://azzarika.blogspot.com/2011/07/pendidikan-era-penjajahan-jepang.html

17