Sistem Dan Fungsi Saraf Otak Manusia

Sistem Dan Fungsi Saraf Otak Manusia
Supyan Tsauri (102012190)
Amanda Damayanti Pabisa (102013265)
Rendy Cendranata (102014017)
Meidy Lim (102014020)
Nurul Siti Khodijah (102014117)
Yosepha Vebrianti (102014147)
Ricko (102014174)
Stefania Marlina Cono (102014176)
Azreena Hanim Binti Haris Yafee (102014230)
B2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510
No.Telp (021)5694-2061
Abstrak
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk
hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar
maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu, pertama reseptor . Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls.
Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Kedua, penghantar impuls,

dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut
neuron. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Ketiga, efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Kata kunci: Saraf, reseptor, efektor
Abstract
The nervous system is one that is in charge of coordinating systems deliver stimulation of the
receptor to be detected and responded to by the body. Nervous system allows living things
respond quickly to the changes that occur in the environment outside and inside. To respond to
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 1

stimuli, there are three components that must be owned by the nervous system which first is the
receptor. Receptor is a receiver of stimulation or impulse. On our bodies that act as receptors
are sensory organs. Secondly is the conductor impuls, which is carried by the nerve itself.
Nerves are composed from a bundle of connective fibers (axons). At the connecting fiber possess
specialized cells that extend and expands. Nerve cells called neuron. Effector, is part of the
response to stimuli that have been delivered by the impulse conductor. Third, the most important
effector in humans is muscle and gland.

Keyword: Nerve, receptor, effector

Pendahuluan
Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika ia tidak tahu adanya bahaya yang
mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya dapat diketahui dengan jalan melihat,
mendengar, mencium, dan merasakan rasa-nyeri, rasa-raba, rasa-panas, rasa-dingin, dan
sebagainya. Inilah yang disebut sebagai sistem sensorik. Sistem ini menerima ribuan informasi
kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikan untuk menentukan reaksi
yang harus dilakukan tubuh. Sebagian terbesar kegiatan sistem saraf berasal dari pengalaman
sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di
permukaan tubuh, atau jenis reseptor lain. Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu
reaksi segera, atau kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama bermenit-menit,
berminggu-minggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan reaksi
tubuh di masa yang akan datang. Sistem sensorik menempatkan manusia berhubungan dengan
sekitarnya. Sensasi dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu superfisial, dalam, viseral, dan khusus.
Sensasi superfisial, disebut juga perasaan ekteroseptif atau protektif, yang mengurus rasa-raba,
rasa-nyeri, rasa-suhu. Sensasi dalam, yang disebut juga sebagai sensasi proprioseptif mencakup
rasa gerak (kinetik), rasa sikap (statognesis) dari otot dan persendian, rasa getar (pallesthesia),
rasa tekan-dalam, rasa nyeri dalam otot. Sensasi viseral (interoseptif) dihantar melalui serabut
otonom aferen dan mencakup rasa lapar dan rasa nyeri pada visceral.


Skenario 2
Seorang laki-laki usia 40 tahun pekerja proyek bangunan datang berobat ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada telapak kakinya karena tertusuk paku.

Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 2

Pembahasan
Struktur Otak Dan Saraf
Sistem saraf adalah unik dalam kompleksitas besar dari proses pemikiran dan tindakan kontrol
yang dapat dilakukan. Sistem ini menerima jutaan informasi setiap menit dari saraf sensorik yang
berbeda dan organ sensorik dan kemudian mengintegrasikan informasi ini untuk menentukan
respon sesuai yang akan dibuat oleh tubuh.

Struktur Otak
Banyak atau mayoritas aktivitas bawah sadar tubuh dikontrol di daerah otak yang lebih rendah
atau tingkat subkortikal yaitu di medula, pons, mesensefalon, hipotalamus, talamus, serebelum,
dan basal ganglia dan setiap daerah ini memiliki fungsi tertentu:1


1. Medula
Fungsi-fungsi tak sadar meliputi regulasi denyut jantung, tekanan darah,
pernapasan, dan pencernaan. Tidur dan gairah, kendali motorik, sensorik dan
menyampaikan ke korteks semua tugas penting lain dari struktur ini. Fungsi
penting lain dari medula adalah untuk mengatur tindakan refleks yang melibatkan
wajah dan tenggorokan.
2. Pons
Bertindak sebagai jalur untuk mentransfer sinyal antara otak besar dan otak kecil;
membantu mengirimkan sinyal saraf kranial keluar dari otak dan ke wajah dan
telinga; dan mengendalikan fungsi yang tidak disadari tertentu seperti respirasi,
mengunyah, menelan, dan kesadaran. Pons juga memainkan peran dalam
pendengaran.
3. Mesensefalon
Mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.

4. Hipothalamus

Fakultas Kedokteran UKRDA


Halaman 3

Hipotalamus adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk produksi hormon.
Hormon yang dihasilkan oleh daerah otak ini dari mengatur suhu tubuh, rasa
haus, rasa lapar, tidur, ritme sirkadian, suasana hati (mood), gairah seks, dan
pelepasan hormon lain di dalam tubuh.
5. Thalamus
Selain indra penghidu, semua proses sensorik lainnya melibatkan inti talamus
menerima sinyal sensorik yang kemudian diarahkan ke area kortikal yang relevan.
Talamus berperan dalam mengendalikan sistem motorik otak yang bertanggung
jawab untuk gerakan tubuh sukarela dan koordinasi.
6. Cerebellum
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya, maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

7. Basal Ganglia
Struktur di otak yang membantu mengontrol gerakan tubuh. Kontrol motor halus,
di mana gerakan dimulai, berlangsung dan berakhir seperti yang diharapkan,

sebagian dikoordinasikan oleh basal ganglia. Fungsi dari basal ganglia dapat
terganggu oleh penyakit tertentu, menyebabkan kesulitan dalab berbicara serta
gerakan.1

Struktur Saraf
Sel saraf atau saraf, adalah unit fungsional sistem saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan
dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Secara garis besar,
saraf manusia dibagi menjadi 3: dendrit, merupakan prosesus panjang dan multipel (memanjang
dan bercabang-cabang) yang berfungsi dalam menerima stimulus/rangsang dari lingkungan,
ataupun dari neuron yang lain; badan sel atau perikaryon (peri: disekitar/pinggir, karyon:
nukleus), yang adalah pusat dari seluruh sel saraf, yang juga dapat menerima rangsang; dan yang
terakhir adalah akson, merupakan prosesus yang tunggal yang terspesialisasi untuk meneruskan
(konduksi) impuls saraf ke sel lainnya (sel saraf, otot, atau kelenjar). Bagian distal dari akson
biasanya bercabang dan membentuk sebuah percabangan terminal/terminal sinaptik.
Percabangan ini bisa mencapau ratusan hingga ribuan cabang. Setiap cabang tersebut berakhir
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 4

pada cabang berikutnya dengan membentuk pelebaran yang disebut end bulbs, yang berinteraksi

dengan neuron lainnya atau dengan sel bukan saraf, membentuk sebuah struktur yang disebut
sinaps. Sinaps ini memindahkan (transmit) informasi ke sel berikutnya (komunikasi), entah itu
sel saraf, otot, atau kelenjar.2,3
Pada akson, ada bagian yang dinamakan sebagai bukit akson (axon hillock), yang adalah daerah
pada badan sel tempat akson bercabang. Pada daerah ini impuls yang dihantarkan ke akson
umumnya dibangkitkan. Banyak akson dalam sistem saraf pada manusia yang dibungkus oleh
lapisan insulasi yang disebut sebagai selubung mielin (myelin sheath), yang dibentuk oleh yang
namanya Sel Schwann. Jika pada SSP, yang menghasilkan selubung mielin adalah
oligodendrosit.2
Sel saraf juga dapat dibedakan menurut ukuran dan bentuk daripada prosesusnya, antara lain:
saraf bipolar (bipolar neurons), merupakan saraf yang hanya memiliki satu dendrit (tentu dendrit
tersebut tetap bercabang) dan satu akson; saraf multipolar (multipolar neurons), merupakan saraf
yang memiliki lebih dari dua prosesus, satu prosesusnya adalah akson dan sisanya adalah
prosesus untuk dendrit; yang terakhir adalah saraf pseudounipolar (pseudounipolar neurons), di
mana ia memiliki prosesus tunggal yang dekat dengan perikarion dan kemudian terpisah menjadi
dua bagian/cabang. Prosesus tersebut membentuk huruf T, di mana satu cabangnya menuju ke
perifer, satu cabangnya lagi menuju sistem saraf pusat. Pada saraf pseudounipolar,
stimulus/rangsang yang masuk melalui dendrit langsung berjalan menuju akson tanpa melewati
badan selnya terlebih dahulu, tidak seperti saraf pada umumnya.3


Struktur Saraf Secara Mikroskopik
Jaringan saraf secara mikroskopis terdiri atas dua jenis sel yaitu sel saraf (neuron) dan sel
penyokong (neuroglia), sel saraf selalu mempunyai tonjolan sitoplasma yang panjang dan
bercabang-cabang. Tonjolan sitolasma ini secara morfologis terbagi dua yaitu bagian dendrite
dan akson. Bagian dendrite merupakan tonjolan sitolasma yang bercabang-cabang dan membawa
impuls ke arah badan sel. Bagian axon merupakan tonjolan sitolpasma yang membawa impuls
menjauhi badan sel, terdapat sebuah yang panjang dan sebelum berakhir bercabang-cabang
sebagai batang pohon yang disebut denagn telodendron. Badan sel saraf disebut juga dengan
perikarion, bagian ini bentuknya bermacam-macam dan mempunyai inti.4
Katergori sel saraf berdasarkan jumlah tonjolan yaitu:
1. Sel saraf unipolar
2. Sel saraf bipolar
3. Sel saraf pseudo
unipolar
4. Sel saraf multipoler
Fakultas Kedokteran UKRDA

: hanya mempunyai satu tonjolan
: mempunyai satu dendrite dan satu axon
: mempunayai tonjolan yang secara bercabang menjadi dua

sehingga mirip huruf T
: mempunyai satu axon dan banyak dendrite
Halaman 5

Sel Saraf (Neuron)
Neuron merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf. Neuron terdiri dari badan sel,
dendrit, dan akson. Badan sel mempunyai bentuk dan besar yang beragam. Mengandung inti sel
yang besar berbentuk bulat/lonjong di tengah. Dalam sitoplasma badan sel terdapat juga terdapat
neurofibril, mitokondria, kompleks golgi, neurofilamen, retikulum endoplasmik (RE) licin, dan
badan nissl.5
Dendrit merupakan cabang dari badan sel neuron. Dendrit kelihatan tebal, tetapi meruncing pada
ujungnya. Cabang tersebut dapat bercabang primer, sekunder, tersier dan seterusnya. Akson
merupakan serabut sitoplasma tunggal dan berfungsi membawa rangsangan yang berasal dari
badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut saraf. Akson tidak mengandung badan nissl
seperti badan sel. Sebagian besar akson di bungkus oleh mielin. Pada pangkal akson disebut
akson hilok, di ujung bercabang disebut telodendria, dan ujung ranting yang membengkak
disebut boutons terminaux.5-7

Sel Penyokong (Neuroglia)
Neuroglia berfungsi sebagai penyokong dan membantu neuron dari segi fisik dan metabolik.

Neuroglia tidak bisa memberikan reaksi atau membentuk impuls saraf.5

Fungsi dan Mekanisme Sensorik
Sistem sensorik adalah bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk memproses
informasi sensorik. Sebuah sistem sensorik terdiri dari reseptor sensorik, jalur saraf, dan bagian
dari otak yang terlibat dalam persepsi sensorik.5
Fungsi Sensorik
Terdapat 2 tipe fungsi sensorik yaitu secara umum dan khusus.
1. Secara Umum:
Menjurus ke sensasi somatis dan sensasi visceral. Sensasi somatis terdiri dari sensasi
taktil, sensasi suhu, sensasi nyeri, dan sensasi proprioresepsi. Sensasi proprioresepsi
mempersepsikan posisi statis (tidak bergerak) dari batang tubuh dan ekstremitas (posisi
sendi dan otot) dan pergerakan dari tubuh serta kepala. Sensasi visceral menyampaikan
informasi tentang kondisi terkait dengan organ dalam.
Semua reseptor sensori umumnya mempunyai satu fungsi yang sama. Apapun jenis
stimulus yang mengeksitasi reseptor, efek langsungnya yaitu untuk mengubah potensial
listrik membran reseptor tersebut. Perubahan ini disebut potensial reseptor.
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 6


Reseptor sensori dapat dikatakan sebagai transduser yang mengubah berbagai bentuk
energi di lingkungan menjadi potensial aksi di neuron sensori. Reseptor cutaneus untuk
rabaan dan tekanan adalah mekanoreseptor. Proprioseptor terletak di otot, tendon, dan
sendi untuk menyampaikan informasi tentang panjang dan tegangan otot. Termoreseptor
mendeteksi sensasi hangat dan dingin. Stimulasi yang berpotensi berbahaya seperti nyeri,
panas yang ekstrem serta dingin yang ekstrem dihantarkan oleh nosireseptor. Istilah
kemoreseptor menjurus ke reseptor yang distimulasi oleh perubahan komposisi kimia di
lingkungan di mana mereka terdapat. Yang termasuk reseptor ini adalah reseptor untuk
pengecapan dan penghidu dan juga reseptor visceral seperti reseptor yang sensitif
terhadap perubahan level O2, Mh, dan tekanan osmosis di plasma. Fotoreseptor adalah sel
batang dan sel kerucut di dalam retina yang berespon terhadap cahaya.

2. Secara Khusus:
Terdiri atas penghidu, pengecap, visual, pendengaran, dan keseimbangan.
Mekanisme Rasa Nyeri
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul jika terjadi kerusakan jaringan.
Hanya perkara kecil seperti duduk dalam tempoh yang panjang dan ischia boleh menyebabkan
kerusakan jaringan karena kurangnya aliran darah di bagian kulit itu. Jika seseorang itu berasa
nyeri karena iskemia yang terjadi, ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan
posisinya dan darah dapat mengalir. Kerusakan jaringan yang terjadi dapat disebabkan karena
tusukan, terbakar, sobekan atau tekanan.5

Kategori Reseptor Nyeri
Reseptor nyeri (nosiseptor) merupakan tipe reseptor ujung saraf terbuka yang berada di pada
kulit dan sebagian jaringan interna seperti periosteum, dinding arteri, permukaan persendian dan
tentorium.5 Terdapat dua kualitas utama nyeri yaitu nyeri viseral dan nyeri somatik. Nyeri viseral
adalah disebabkan regangan yang kuat dan cepat atau kontraksi yang kuat dan spasme otot pada
organ dalam abdomen. Untuk nyeri somatik, jika ia berpunca dari kulit, nyeri itu disebut sebagai
nyeri superfisial tetapi jika ia berpunca dari otot, nyeri itu dikenali sebagai nyeri dalam.8
Contoh nyeri superfisial ialah ketika tertusuk benda tajam seperti dalam kasus ini. Rasa tajam itu
dapat dilokalisasi dan disebut nyeri awal. Sering diikuti intensitas stimulus yang lebih tinggi
yang bersifat difus seperti panas yang menusuk. Nyeri tetap dapat dirasa beberapa saat setelah
rangsang terhenti. Nyeri ini lambat 1 detik dan disebut nyeri lambat atau sekunder. Nyeri dalam
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 7

pula terjadi ketika kontraksi otot yang lama, terus menerus dan kuat yang timbul setelah trauma
atau infeksi. Nyeri ini bersifat tumpul, sulit untuk dilokalisasi, cenderung menyebar dan
diikutidengan reaksi otonom.8

Penghantaran Rasa Nyeri
Nosiseptor tersebut melekat pada ujung-ujung saraf bebas tidak bermielin yang menyebar di
epidermis seluruh tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke SSP melalui dua sistem serabut yaitu
serabut Aδ dan serabut C. Serabut Aδ bermielin halus dan menghantar impuls dengan kecepatan
6-30 m/det manakala serabut C tidak bermielin menghantar impuls dengan kecepatan 0.5-2
m/det.5,8

Neurotransmitter
Neurotransmitter merupakan pembawa sinyal yang berjalan menyebrangi suatu sinaps. Sinaps
merupakan taut antara 2 neuron, prasinaps dan pascasinaps. Prasinaps merupakan terminal akson
suatu neuron, sedangkan pascasinaps merupakan dendrit atau badan sel neuron lain. Terminal
akson suatu neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps, berakhir
di suatu pembengkakan ringan yang dinamakan synaptic knob. Synaptic knob ini mengandung
vesikel sinaps, yang menyimpan pembawa pesan tersebut yaitu neurotransmitter. Synaptic knob
ini tidak berkontak langsung dengan neuron pascasinaps, tetapi ada suatu celah yang disebut
celah sinaps. Celah inilah yang akan dilewati oleh neurotransmitter untuk menuju neuron
pascasinaps.9
Neurotransmitter memiliki dua sifat, eksitatoris dan inhibitoris. Eksitatoris artinya memacu
terjadinya potensial aksi, inhibitoris berarti menghambat potensial aksi.9

Reseptor Sensoris
Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang
kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba pada kulit adalah
indera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temperatur, nyeri, sentuhan, tekanan,
getaran, dan propriosepsi. Indera peraba di kulit memiliki reseptor yang tersebar di seluruh tubuh
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 8

dan terdiri dari struktur yang sederhana. Beberapa informasi dikirim di susunan saraf pusat dan
sampai pada kortek sensoris primer sehingga kita bisa mengetahui ataupun mengenal
rangsangannya. Rangsangan sensoris dapat kita interpretasikan melalui frekuensi-frekuensi basis
setelah terjadi potensial aksi. Datangnya informasi atau rangsangan pada kulit kita itulah yang
dinamakan sensasi, dan saat kita mengenal rangsangan yang datang dari kulit kita inilah yang
dinamakan persepsi.5

Jaras Sensoris
Jaras sensoris merupakan jaras ascending yang menghantarkan impuls dari reseptor menuju ke
korteks serebri. Pada jalur ascenden terdapat 3 macam neuron. Neuron pertama yang badan
selnya terdapat pada sistem saraf perifer. Akson dari neuron tersebut nantinya akan masuk ke
dalam sistem saraf pusat seperti pada medulla spinalis atau batang otak. Aksonnya akan menuju
ke thalamus. Kemudian, neuron yang akan terprojeksi ke korteks serebri dengan badan sel di
thalamus disebut neuron ketiga.5

Sistem Anterolateral
Impuls sensorik nyeri dan suhu yang diterima dari reseptor akan dibawa oleh neuron pertama
yang badan selnya terdapat pada ganglion spinal radiks dorsalis. Aksonnya akan masuk ke dalam
medulla spinalis untuk kemudian naik sekitar 1-3 tingkat pada segmen medulla spinalis. Aksonakson ini disebut sebagai jaras dorsolateral lissauer. Kemudian, akson tersebut akan bersinaps
dengan neuron kedua pada kornu posterior substansia abu-abu di medulla spinalis. Setelah
bersinaps, impuls yang melalui akson neuron kedua akan menyilang garis tengah, untuk
kemudian naik ke atas. Akson dari neuron kedua akan menghantarkan impuls melalui jaras
spinotalamikus lateral pada lateral kolum substansi putih. Ujung dari akson kedua berada di
nucleus ventral posterolateral thalamus. Akson neuron kedua membawa impuls-impuls ini
melewati jaras spinothalamikus lateral. Di sana, terjadi sinaps dengan neuron ketiga yang akan
membawa impuls ke girus posteralis korteks serebri untuk dikenali.5
Sentuh, tekanan, gatal, geli seperti rangsang nyeri dan suhu, setelah diterima reseptor, keempat
rangsang ini akan dibawa oleh akson neuron pertama melalui jaras lissauer. Tetapi akson neuron
kedua membawa impuls-impuls ini melewati jaras spinothalamikus dorsal.5
Sistem Lemniskal
Impuls-impuls sensoris jenis proprioreseptif, sentuhan diskriminatif dan getaran diterima oleh
reseptor dan dibawa oleh neuron pertama menuju medulla spinalis dan bersinaps dengan neuron
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 9

kedua. Persilangan jaras tidak terjadi di medulla spinalis melainkan pada tingkat medulla
oblongata. Jaras impuls yang berasal dari tingkat T6 medula spinalis akan dibawa melalui
fasikulus kuneatus sementara dibawahnya akan dibawa oleh fasikulus grasilis. Kedua fasikulus
tersebut terletak di kolumna dorsalis substansi putih medulla spinalis. Setelah naik sampai
tingkat medulla oblongata terjadi sinaps dengan neuron kedua yag disebut nucleus kuneatus dan
nucleus grasilis. Akson neuron kedua ini akan menyilang garis tengah kemudian naik sebagai
lemniskus medialis. Jaras ini akan berakhir pada nucleus ventral posterolateral dan bersinaps
dengan neuron ketiga. Selanjutnya, impuls dibawa ke grus postsentralis korteks serebri untuk
dikenali.5
Pusat Sensoris
Terdapat pada korteks serebri yaitu pada lobus parietal, insular, temporal, dan occipital.
1. Korteks primer somatosensoris.
Korteks ini terletak pada girus postsentralis lobus perietalis, disebelah posterior dari
korteks primer motoris (area brodman 1-3). Neuron-neuron pada girus ini menerima
informasi dari reseptor sensoris di kulit dan dari proprioseptor di otot skelet,sendi dan
tendon. Neuron ini kemudian mengidentifikasi yang dirangsang dan kemampuan ini
disebut diskriminasi partial. Dengan korteks motor primer tubuh bergerak leluasa naik
dan turun berdasarkan stimulus yang masuk dan bagian hemisfer kanan menerima
rangsangan dari bagian kiri tubuh. Pada manusia wajah (khususnya bibir) dan jari-jari
adalah bagian tubuh yang sensitive yang terletak pada bagian terbesar dari homunculus
somatosensoriks.5
2. Korteks asosiasi somatosensoris.
Daerah ini terletak sebelah posterior dari korteks primer somatosensoris dan mempunyai
banyak sambungan dengan korteks primer somatosensoris. Fungsi daerah ini adalah
untuk mengintegrasikan rangsangan yang masuk (temperature, tekanan) serta
mengulangnya lewat korteks primer somatosensoris dan bisa mengenal objek yang teraba
seperti ukuran bentuk dan bagian-bagiannya. Sebagai contoh: saat kita memasukkan
tangan ke dalam celana, asosiasi korteks somatosensoris akan merekam hal itu seperti
halnya kita mempunyai pengalaman saat meraba koin atau kunci.5

Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem sensorik merupakan organ akhir
yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 10

system saraf sensoris dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan dan di respon.
Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh
untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan
diterjemahkan menjadi sensasi.

Daftar Pustaka
1. Gerard T, Nicholas P.A. Principles of anatomy and physiology. Ed 6. Canada; Harper
Collins; 2004.
2. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Edisi ke-5. Jilid ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004. p. 201-29.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Basic histology: text and atlas. USA: The McGraw-Hill
Companies, 2003. p. 163-73.
4. Waxman SG. Clinical neuroanatomy. 26th ed. USA: McGraw-Hill Companies, 2010. p.
119-25, 131-42.
Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 11

5. Hall J. Guyton and Hall textbook of medical Physiology. 12th edition. Canada; Saunders
Elsevier: 2011
6. Kettenmann H, Ransom BR. Neuroglia. 3rd edition. United States; Oxford University
Press: 2013.
7. Eroschenko VP. diFiore’s atlas of Histology with functional correlations. 12th edition.
China; Lippincott Williams & Wilkins: 2013.
8. Ward JPT, Linden RWA. Physiology at a glance. United Kingdom; John Wiley & Sons:
2013.h.30-121
9. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2012. p. 113-5, 146-81.

Fakultas Kedokteran UKRDA

Halaman 12