IMPLIKASI PENERAPAN MASYARAKAT EKONOMI A

IMPLIKASI PENERAPAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
TERHADAP KEGIATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI ASEAN

  
  
  
  
  Disusun untuk
memenuhi tugas
pengganti UTS
matakuliah “Ekonomi
Internasional”
  
  OLEH :
  Sony Wicaksono - 120231100064
  
  
  EKONOMI PEMBANGUNAN
  FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
  TAHUN AJARAN 2014-2015


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perdagangan internasional adalah salah satu aspek untuk membuat sebuah
berkembang lebih cepat. Pada dasarnya setiap negara memiliki kebutuhan dimana
negara itu sendiri tidak bisa untuk memnuhinya, impor memenuhi kebutuhan
adalah salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena setiap negara
memiliki kemampuan atau sumber daya unggulan yang berbeda-beda maka hal itu
menjadi salah satu pendorong terjadinya ekspor. Dapat dismpulkan akan banyak
manfaat yang bisa diperoleh dari perdagangan internasional di setiap negaranya
seperti memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri,
memperluas pasar dan menambah keuntungan, dan keuntungan-keuntungan
lainnya.
Pada kawasan ASEAN dengan program MEA akan lebih mendorong
terjadinya perdagangan internasional menjadi semakin banyak. Terutama pada
sektor jasa, seperti guru, dokter dan lain sebagainya. MEA itu sendiri memiliki
arti system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan
sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan adanya sistem tersebut diharapkan
pertumbuhan ekonomi pada kawasan ASEAN akan berkembang secara pesat.
MEA juga merupakan adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang
dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negaranegara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi
melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas.
Hal-hal diatas bisa berimplikasi terhadap kegiatan-kegiatan perekonomian
masyarakat pada setiap negara ASEAN bisa kepada sektor UKM atau sektor jasa
dan lainnya. Hal tersebut juga akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis
produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan
mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi. Ini akan
mempengaruhi banyak orang, terutama pekerja yang berkecimpung pada sektor
keahlian khusus.
“Rancangan Agenda MEA 2015 juga sangat meyakinkan bahwa indonesia
dapat memperoleh dampak positif dari Asean Economic Community 2015
mendatang.Dari sisi lain kita harus menghilangkan keraguan dan kekhawatiran

dengan tetap fokus,berkomitmen,dan kerja keras dari semua pihak untuk bersamasama mensukseskan Asean Economic Community 2015.” (Fajrianita Dewi)
Kesepakatan bersama untuk mengintegrasikan berbagai negara ASEAN yang
masing-masing memiliki latar-belakang sosial-budaya, ideologi politik, ekonomi
dan kepentingan berbeda ke dalam suatu komunitas yang disebut Masyarakat

Ekonomi Asean ini masih menghadapi sejumlah kendala besar, khususnya bagi
Indonesia yang masih dihadapkan dengan berbagai masalah multi dimensi yang
sarat kepentingan.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana dan gambaran tentang:
1. Apa itu Masyarakat Ekonomi Asean?
2. Apa saja bukti bahwa MEA telah memberi dampak positif bagi negaranegara anggotanya ?
3. Implikasi penerapan masyarakat ekonomi asean (MEA) terhadap kegiatan
perdagangan internasional di ASEAN.
C. TUJUAN
 Tujuan dari makalah ini adalah untuk :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Masyarakat Ekonomi Asean
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bukti bahwa MEA telah memberi
dampak positif bagi negara-negara anggotanya .
3. Mahasiswa dapat mengetahui implikasi penerapan masyarakat ekonomi
asean (MEA) terhadap kegiatan perdagangan internasional di ASEAN.

BAB II
PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah
pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang. Ini
dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India
untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat
dibutuhkan

untuk

meningkatkan

lapangan

pekerjaan

dan

meningkatkan


kesejahteraan.Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang
dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga
kompetisi akan semakin ketat. (bbc.co.uk)
Indonesia tengah bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2015. Dampak terciptanya MEA adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang
dan jasa, serta tenaga kerja. Memang tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas

perekonomian dikawasan

ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi
antar negara ASEAN. Ada beberapa dampak dari konsekuensi MEA, yakni
dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa,
dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus
bebas modal. (nationalgeographic.co.id)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di
Asia Tenggara yang sebelumnya telah disebut dalam AFTA (ASEAN Free Trade
Area) pada tahun 1992. MEA akan menjadikan kawasan Asia Tenggara ini seperti
sebuah negara besar. Penduduk di kawasan ASEAN akan mempunyai kebebasan

untuk melanglang buana, masuk ke satu negara dan keluar dari negara lain di
kawasan ASEAN tanpa membutuhkan paspor. Mereka mempunyai kebebasan dan
kemudahan untuk memilih lokasi pekerjaan yang dianggap memberi keuntungan
dan kepuasan. Peusahaan juga bebas memilih lokasi pabrik dan kantor perusahaan
di kawasan negara-negara ASEAN. (dakwatuna)
Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang
atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara,
akuntan, dan lainnya. Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus
perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti

dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari
integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada
konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan
memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas
waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),
ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke
luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan
multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan
komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai
pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif
dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru
yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor
prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan
memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk
mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Menurut Staf Direktorat Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan,
Astari Wirastuti, “saat ini Indonesia tengah berada pada arus perdagangan global
yang mau tidak mau harus bisa bersaing dengan asing. Untuk itu, pihaknya
mengimbau agar para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) harus bersiap diri
untuk bersaing dengan produk asing. Pemerintah Indonesia sendiri juga tidak
ingin dikatakan tidak siap menghadapi MEA. Keputusan Presiden Nomor 37
tahun 2014 dan instruksi Presiden nomor 6 tahun 2014 dikeluarkan SBY dalam
upaya untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesiapan dalam menghadapi
pelaksanaan.”
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk
Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik
utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
 Pasar dan basis produksi tunggal,

 Kawasan ekonomi yang kompetitif,
 Wilayah pembangunan ekonomi yang merata

 Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur
yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan
konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan
saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.
B. DAMPAK POSITIF MEA BAGI NEGARA-NEGARA ANGGOTA
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan
pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat
menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan
kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang,
ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau
sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan
naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau
12 juta. Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan
menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja
karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi. (bbc.co.uk)
Pada tahun 2007 terdapat usulan bahwa program MEA yang tadinya akan

diberlakukan mulai tahun 2020 dipercepat menjadi pada tahun 2015.Usulan ini
disetujui oleh pemimpin ASEAN atas waktu implementasi tersebut.
Dalam merealisasikan keputusan tersebut dirumuskanlah cetak biru MEA
yang dibagi dalam empat tahapan,yaitu dari 2008 hingga 31 Desember 2015.
Pelaksanaan empat tahapan berikut rupanya berhasil seperti yang diperoleh dari
data Sekretariat ASEAN yang dilansir oleh Kementrian Perdagangan dalam
sebuah pertemuan Senior Economic Officials Meetings ASEAN di Nay Pyi
Taw,Myanmar,pada hari minggu ,24 Agustus 2014.
Pertemuan tersebut menyebutkan bahwa MEA telah memberi banyak dampak
positif bagi negara-negara anggotanya.Disebutkan disana bahwa peningkatan
kestabilan ekonomi indonesia sebagai berikut :
 Kemiskinan
Mengalami penurunan dari 45% pada tahun 1990 menjadi 15,6% pada tahun
2010

 Kelas Menengah
Mengalami kenaikan dari 15% pada tahun 1990 menjadi 37% pada tahun
2010
 Investasi
Pada Investasi ASEAN Mengalami pertumbuhan dari US$ 98 miliar pada

tahun 2010 menjadi US$ 110 miliar pada tahun 2012. Khusus Indonesia,Investasi
mengalami pertumbuhan dari US$ 13,8 miliar pada tahun 2010 menjadi US$ 19,9
miliar pada tahun 2012
 Produk Domestik Bruto
PDB pada tahun 2011 berkembang 5,7% dengan nilai US$ 2,31 triliun
PDB per kapita berkembang dari US$ 965 pada tahun 1998 menjadi US$
3,601 pada tahun 2011
 Perdagangan
Perdagangan barang pada tahun 2012 mencapai US$ 2,48 triliun.
Khusus Indonesia,Perdagangan di kawasan ASEAN sebesar US$ 381,7 miliar
pada tahun 2012
 Dari data diatas dapat disimpilkan bahwa kinerja MEA dalam menjalankan
programnya memang benar-benar mendatangkan dampak positif terhadap negara
anggotanya terutama negara kita,Indonesia, Dapat dilihat bahwa Indonesia mulai
mengalami kestabilan pertumbuhan ekonomi yang baik dan menjanjikan berkat
kerjasama ASEAN dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Walaupun tahun
resmi berlakunya MEA masih pada tahun 2015 mendatang namun hasil kinerja
MEA sudah dapat dibuktikkan sangat memuaskan. (Hasil data tersebut merupakan
hasil penelitian Cucu Nurhayanti)
Kesepakatan pasar ASEAN dalam Skema MEA ini merupakan salah satu

peluang bagi perkembangan produk Jawa Timur untuk mamp u diterima di pasar
internasional. ( Perdana Rahardhan,dkk.)
Selain itu penerapan MEA juga memberikan keuntungan khususnya untuk
indonesia. Indonesia dinilai berperan penting dalam forum regional ASEAN
dalam pengembangan rekognisi kompetensi SDM ekonomi dunia karena
Indonesia

telah

memimpin

pengembangan

ASEAN

Skill

Recognition

Arrangement melalui berbagai program kerjasama baik dalam pengembangan
standar, Kerangka Kualifikasi Nasional.
Secara teknis BNSP, sejak 2010 terus memperkuat struktur dan basis
persyaratan program sertifikasi dalam kerangka harmonisasi ASEAN, yakni
memfokuskan skema sertifikasi dalam kualifikasi nasional baik KKNI maupun
Kualifikasi Okupasi Nasional, sedangkan pada penerapan skema tetap mendorong
implementasi dengan inisiasi skema sertifikasi klaster dan unit kompetensi
menuju skema sertifikasi kualifikasi nasional.   Di sisi lain, muncul tantangan
baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang
diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu,
tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition
risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam
jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing
dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada
akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia
sendiri.
    Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang
mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus
pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan
kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih
mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat
memunculkan exploitation risk. Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang
kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala
besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk
ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah
dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi
yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia,
sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk
menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
  Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi
para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai
kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi

keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa
jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi
para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi
Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah
bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand
serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada
peringkat keempat di ASEAN (Republika Online, 2013).
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk
memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh
keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan
risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena
itu, para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang
akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat.
Selain itu, kolaborasi yang apik antara otoritas negara dan para pelaku usaha
diperlukan, infrastrukur baik secara fisik dan sosial(hukum dan kebijakan) perlu
dibenahi, serta perlu adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga
kerja dan perusahaan di Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi
penonton di negara sendiri di tahun 2015 mendatang.
C.

IMPLIKASI

PENERAPAN

MEA

TERHADAP

PERDAGANGAN

INTERNASIONAL ASEAN
Komitmen mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 , diambang
pintu untuk di” implementasi-kan” pada akhir tahun 2015, Dimana pada saat itu
arus barang dan jasa diantara negara-negara ASEAN akan bebas dapat melintasi
batas – batas Negara secara fisik dan administrasi, tanpa sesuatu hambatan
apapun. Pelaksanaan MEA akan menghilangkan hambatan aliran barang, investasi
dan jasa diantara negara ASEAN. Tujuan utama dari program liberalisasi
perdagangan di lingkungan Negara-negara ASEAN adalah untuk kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat yang ada di negara ASEAN Namun apabila tidak siap
maka justru akan membawa dampak yang merugikan. Kunci utama dalam
menghadapi ASEAN ini adalah peningkatan kompetensi SDM Indonesia agar

dapat memanfaatkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif,
dengan upaya peningkatan daya saing SDM nasional. Gambaran karakteristik
utama MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi; kawasan ekonomi yang
berdaya saing tinggi; kawasan dengan pembangunan ekonomi yang adil; dan
kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global. Dampak terciptanya MEA
adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta
tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas
barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas
investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Dampak Positif lainnya yaitu investor dapat memperluas ruang investasinya
tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat
menarik investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan
semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan semakin
meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi pasar bebas di
Asia Tenggara yang sebelumnya telah disebut dalam AFTA (ASEAN Free Trade
Area) pada tahun 1992. MEA akan menjadikan kawasan Asia Tenggara ini seperti
sebuah negara besar. Penduduk di kawasan ASEAN akan mempunyai kebebasan
untuk melanglang buana, masuk ke satu negara dan keluar dari negara lain di
kawasan ASEAN tanpa membutuhkan paspor. Mereka mempunyai kebebasan dan
kemudahan untuk memilih lokasi pekerjaan yang dianggap memberi keuntungan
dan kepuasan. Peusahaan juga bebas memilih lokasi pabrik dan kantor perusahaan
di kawasan negara-negara ASEAN.
Kinerja MEA dalam menjalankan programnya memang benar-benar
mendatangkan dampak positif terhadap negara anggotanya terutama negara
kita,Indonesia, Dapat dilihat bahwa Indonesia mulai mengalami kestabilan
pertumbuhan ekonomi yang baik dan menjanjikan berkat kerjasama ASEAN
dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Walaupun tahun resmi berlakunya
MEA masih pada tahun 2015 mendatang namun hasil kinerja MEA sudah dapat
dibuktikkan sangat memuaskan.
Komitmen mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 , diambang
pintu untuk di” implementasi-kan” pada akhir tahun 2015, Dimana pada saat itu
arus barang dan jasa diantara negara-negara ASEAN akan bebas dapat melintasi
batas – batas Negara secara fisik dan administrasi, tanpa sesuatu hambatan
apapun. Pelaksanaan MEA akan menghilangkan hambatan aliran barang, investasi
dan jasa diantara negara ASEAN. Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya
pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja.
Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi
negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi,
dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.

DAFTAR PUSTAKA
Perdana Rahardhan,dkk.2014. PENGARUH ASEAN TRADE FACILITATION

TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PRODUK UNGGULAN JAWA TIMUR.
Jakarta.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/pahami-masyarakat-ekonomiasean-mea-2015 ᄃ
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tena
ga_kerja_aec
http://www.dakwatuna.com/2015/01/15/62615/efek-dan-dampakpemberlakuan-masyarakat-ekonomi-asean-mea/#axzz3XNvmjwvY
http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomian-indonesia ᄃ
Arifin, Sjamsul dkk, 2007, Kerjasama Perdagangan Internasional , Alex
Media Komputindo. Jakarta.
Fajrianita Dewi.2014. DAMPAK POSITIF BERLAKUNYA MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN 2015 BAGI INDONESIA. Universitas Muhammadiyyah
Yogyakarta. DIY
http://www.bnsp.go.id/assets/majalah/Isi%20Majalah%20Sertifikasi.ᄃ