Karakteristik dan Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

BAB 1
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang telah dikenal di kalangan orang-orang

Mesir dan Yunani kuno sejak dahulu dan menyumbang kematian yang cukup
tinggi baik di negara-negara maju, maupun di negara-negara berkembang.
Penyakit kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal
status sosial, umur, maupun jenis kelamin. Salah satu kanker yang menimbulkan
rasa was-was dan yang terbanyak diderita oleh kaum wanita adalah kanker leher
rahim atau kanker serviks (Anolis, 2010).
Kesehatan dunia (2008) memperkirakan 12,4 juta penduduk menderita
kanker serviks dan 7,6 juta orang meninggal akibat penyakit kanker serviks.
Secara global, kejadian kanker leher rahim ini menduduki urutan nomor dua
setelah kanker payudara, bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di
diagnosa menderita kanker leher rahim dengan rata-rata 288.000 orang meninggal
setiap tahunnya (Depkes RI, 2008). Di Amerika Serikat kanker leher rahim
merupakan penyakit keganasan nomor tiga yang paling sering terjadi pada alat
kandungan wanita dengan angka kejadian sebesar 15.700 pada tahun 1996 dengan

4.900 kasus kematian. Di Australia Barat tercatat 85 orang wanita didiagnosis
positif menderita kanker leher rahim setiap tahunnya, sedangkan di Taiwan
penyakit kanker leher rahim menempati urutan pertama dari keseluruhan tumor
ganas pada wanita dengan mencapai 58,86% (MKI, 2007).
Di Indonesia, kematian akibat kanker menempati urutan kedua setelah
jantung dan pembuluh darah. Setiap harinya terdapat 41 kasus baru kanker serviks

Universitas Sumatera Utara

dan 20 wanita meninggal dunia karena kanker tersebut sehingga diperkirakan
setiap satu jam seorang perempuan meninggal karena kanker serviks, artinya
dalam waktu 24 jam terjadi kematian sebanyak 24 orang perempuan (Yuliatin,
2010). Wanita Indonesia yang beresiko menderita kanker serviks pada usia 15-61
tahun mencapai 58 juta orang, sedangkan pada usia 10-14 tahun mengalami kasus
yang sama sekitar 10 juta wanita. Di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dari
1717 kasus kanker ginekologik (1989-1992) 76,2% diantaranya adalah kanker
serviks, dan kematian akibat kanker serviks di RSCM dari tahun 1990-1994
meningkat sebesar 66,1% dari 327 kasus (Ramli, 2002). Data dari rumah sakit
Umum Dr. Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh pada tahun 2005 terdapat kasus
kanker serviks 8 orang dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 31 orang

(Nurhasanah, 2008).
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mencatat bahwa jumlah
penderita kanker serviks di Sumatera Utara pada tahun 1999 tercatat 475 kasus,
tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Data dari
laboratorium USU tahun 2002 terdapat 21 kasus, dari jumlah tersebut 17 kasus
sudah berada pada tingkat displasia atau sel-sel ganas (Nurhasanah, 2008),
sedangkan data yang diperoleh di rumah sakit dr. Pirngadi Medan pada tahun
2000 menunjukkan bahwa kanker serviks menempati urutan teratas dari seluruh
kanker pada wanita, tahun 1999 terdapat 57 kasus, tahun 2000 sebanyak 600
kasus, dan tahun 2001 sebanyak 85 kasus, tahun 2002 sebanyak 85 kasus dan
2003 sebanyak 92 kasus, tahun 2004 sebanyak 72 kasus, dan 2005 sebanyak 98
kasus (RSUD dr. Pirngadi, dalam Surbakti, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Data dari RSU Haji Adam Malik Medan, penderita kanker serviks tahun
2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2002 sebanyak 53 kasus dan tahun 2003 sebanyak
56 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 sebanyak 111 kasus dan
tahun 2006 sebanyak 140 kasus, tahun 2007 sebanyak 215 kasus, tahun 2008
sebanyak 220 kasus, tahun 2009 sebanyak 231 kasus, dan dari 492 kasus rawat

inap pada tahun 2003-2007, 49 kasus (11,4%) diantaranya berakhir dengan
kematian. Hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian kanker serviks di Sumatera
Utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (RSU HAM, dalam
Eltrikanawaty, 2008).
Tingginya angka kematian penderita kanker serviks disebabkan karena
sebagian besar penderita kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut. Sebagian
besar penderita (62%) datang berobat sudah pada stadium lanjut (stadium IIB
sampai IVA), hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran wanita
Indonesia untuk mencegah dan mendeteksi secara dini kanker leher rahim (Ramli,
2002). Wanita yang paling rentan beresiko tinggi terkena kanker serviks adalah
wanita yang berusia produktif 30-50 tahun dan pada umumnya usia tersebut
rentan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan, dan
kesehatan seksual (Smart, 2010).
Mendeteksi secara dini kanker serviks merupakan usaha yang dilakukan
untuk mengidentifikasi kelainan serviks yang secara klinis belum diketahui secara
jelas pada stadium awal. Pemeriksaannya dapat dilakukan dengan pemeriksaan
sitologis leher rahim atau pemeriksan Pap smear (MKI, 2007).

Universitas Sumatera Utara


Majalah kedokteran Indonesia (2007) juga mencatat bahwa di Amerika
Serikat telah dilakukan 50 juta uji Pap smear setiap tahun dan hal itu berhasil
menurunkan insidens kanker serviks hingga 70%. Namun, pemeriksaan dini
mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan Pap smear di Indonesia sampai
saat ini masih belum mendapat prioritas bagi masyarakat khususnya wanita usia
subur, padahal Departemen Kesehatan RI menganjurkan bahwa semua wanita
yang berusia 20-60 tahun harus melakukan pemeriksaan Pap smear paling tidak
setiap lima tahun (Dep kes RI, 2008).
Beberapa faktor hambatan yang menyebabkan wanita tidak melakukan tes
Pap smear, diantaranya adalah perilaku wanita usia subur yang selayaknya
menjalani skrining, namun enggan untuk diperiksa oleh karena ketidaktahuan
akibat rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk di Indonesia, rasa
malu, rasa takut, faktor biaya akibat kehidupan sosial ekonomi yang rendah,
sumber informasi yang masih belum tergeneralisasi keseluruhannya dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang masih minim untuk dilakukan pemeriksaan Pap smear
(Suwiyoga, 2001). Hambatan dalam melakukan pemeriksaan Pap smear tersebut
juga dipengaruhi oleh pengaruh agama dan budaya yang menyebabkan seorang
wanita enggan melakukan pemeriksaan Pap smear (Surbakti, 2004).
Berdasarkan peningkatan kejadian penyakit kanker serviks tersebut,
penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang karakteristik

wanita usia subur yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap smear dan
faktor- faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap smear di
wilayah kerja puskesmas Kedai Durian kecamatan Medan Johor. Penulis tertarik

Universitas Sumatera Utara

meneliti di puskesmas Kedai Durian karena merupakan salah satu wilayah binaan
Fakultas Keperawatan USU, dan pelaksanaan pemeriksaan dini kanker serviks
secara rutin masih belum terealisasi, selain itu informasi tentang hal ini belum
tereksplorasi berdasarkan data pelayanan kesehatan.

2.

Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka yang menjadi

pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik wanita usia subur
yang belum pernah memeriksa organ reproduksi serviksnya dan faktor-faktor
apakah yang menjadi hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap
smear di wilayah kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor?


3.

Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi karakteristik wanita usia subur

yang belum

pernah melakukan pemeriksaan Pap smear dan faktor-faktor hambatan wanita
usia subur untuk melakukan pemeriksaan Pap smear di wilayah kerja puskesmas
Kedai Durian kecamatan Medan Johor.

4. Manfaat Penelitian
4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan pengalaman belajar dan wawasan tentang
penelitian keperawatan di komunitas bagi peneliti, terutama dalam pemahaman
tentang Pap smear sebagai deteksi dini resiko terjadinya kanker serviks.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
sebagai penguatan ilmu keperawatan tentang karakteristik wanita usia subur yang
tidak memeriksa organ reproduksi serviks dan hambatan wanita usia subur
melakukan pemeriksaan Pap smear, sehingga dapat memberikan pemahaman bagi
wanita usia subur dalam memeriksa organ reproduksi serviksnya.
4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang

karakteristik wanita usia subur yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap
smear dan faktor-faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap
smear,

sehingga

pelayan

kesehatan


dapat

melakukan

penyuluhan

dan

meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan Pap smear pada
masyarakat khususnya wanita usia subur sebagai pendeteksi secara dini resiko
terjadinya kanker serviks.
4.4 Bagi Institusi
Penelitian

ini

diharapkan

dapat


memberikan

informasi

tentang

karakteristik wanita usia subur yang belum pernah melakukan pemeriksaan Pap
smear dan faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap smear
sehingga dapat diterapkan sebagai bahan pengajaran dalam pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik dan Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

0 0 11

Karakteristik dan Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

0 0 2

Karakteristik dan Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

0 0 18

Karakteristik dan Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

0 1 3

Karakteristik dan Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear di Wilayah Kerja Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

0 1 17

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Sembahe Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Tahun 2017

0 0 16

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Sembahe Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Tahun 2017

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Sembahe Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Tahun 2017

0 0 9

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Sembahe Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Tahun 2017

0 0 18

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Sembahe Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Tahun 2017

0 0 4