Prevalensi Spondilitis Tuberkulosis di RSUP H. Adam Malik Medan pada Tahun 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Spondilitis tuberkulosis adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis pada
tulang belakang (Zuwanda dan Raka, 2013). Penyakit ini merupakan suatu
bentuk penyakit yang merusak dari tuberkulosis (Hefti, 2007; Ravindra dan
Dilip, 2011).
Spondilitis tuberkulosis dikenal dalam beberapa nama, yaitu : tuberkulosis
tulang belakang/spinal tuberculosis, penyakit Pott’s/Pott’s disease, Pott’s
paraplegia (Ravindra dan Dilip, 2011), Pott’s penyakit pada tulang belakang/
Pott’s disease of the spine, osteomielitis tulang belakang tuberkulosis/
tuberculous vertebral osteomyelitis (Vitriana, 2002).
Menurut Vitriana (2002), terhitung kurang lebih 3 juta kematian terjadi
setiap tahunnya dikarenakan penyakit ini. Separuh dari pasien penderita
tuberkulosis tulang mengidap penyakit spondilitis tuberkulosis (Ravindra dan
Dilip, 2011).
Di waktu yang lampau, spondilitis tuberkulosis merupakan istilah yang
dipergunakan untuk penyakit pada masa anak-anak, yang terutama berusia 35 tahun. Saat ini dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan, maka
insidensi usia ini mengalami perubahan sehingga golongan umur dewasa

menjadi lebih sering terkena dibandingkan anak-anak (Vitriana, 2002).
Menurut Ravindra dan Dilip (2011), insidensi dan prevalensi pasti
dari spondilitis tuberkulosis tidak dapat diketahui secara pasti pada setiap
negara. Insidensi spondilitis tuberkulosis meningkat pada negara-negara
berkembang dan pada negara dengan kerawanan yang tinggi akan
tuberkulosis paru. Wabah infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
menyebabkan
Diperlukan

kebangkitan
peningkatan

segala

bentuk

pengawasan

dari


terhadap

infeksi
penyakit

tuberkulosis.
spondilitis

tuberkulosis.
Menurut Ravindra dan Dilip (2011), karakteristik dari penyakit ini adalah
kerusakan pada cakram diantara tulang belakang, kerusakan pada daerah yang

2

berbatasan dengan tulang belakang, keruntuhan elemen-elemen spinal,
pengerasan pada bagian anterior yang akan menyebabkan kifosis dan
pembentukan gibus.
Menurut Ravindra dan Dilip (2011), gejala-gejala umum yang dikeluhkan
oleh penderita spondilitis tuberkulosis adalah gejala-gejala konstitusional,
nyeri pinggang, perlembekan tulang belakang, paraplegi, dan kecacatan

tulang belakang.
Terapi konservatif yang diberikan pada pasien tuberkulosis tulang
belakang sebenarnya memberikan hasil yang baik, namun pada kasus – kasus
tertentu diperlukan tindakan operatif serta tindakan rehabilitasi yang harus
dilakukan dengan baik sebelum ataupun setelah penderita menjalani tindakan
operatif (Vitriana, 2002).

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah berapakah prevalensi spondilitis tuberkulosis di RSUP
H. Adam Malik Medan pada tahun 2014?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui prevalensi spondilitis tuberkulosis di RSUP H. Adam
Malik pada tahun 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui secara tidak langung mengenai gambaran pelayanan
tuberkulosis paru.
b. Sebagai bahan rujukan prevalensi spondilitis tuberkulosis untuk tahun

mendatang.

3

1.4. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan, khususnya di RSUP H.
Adam Malik, mengenai prevalensi spondilitis tuberkulosis di RSUP H.
Adam Malik Medan pada tahun 2014.
b. Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan pembaca
tentang spondilitis tuberkulosis.
c. Sebagai bahan acuan dan pedoman bagi peneliti lain untuk meneruskan
penelitian sejenis.
d. Sebagai pengalaman dan penambah pengetahuan bagi penulis.