Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester VII tentang Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Vertigo adalah ilusi bergerak. Ada yang menyebutnya sebagai halusinasi pergerakan.

Penderita merasakan atau melihat lingkungannya bergerak, padahal lingkungannya diam,
penderita merasakan dirinya bergerak, padahal tidak. Gerakan pada vertigo umumnya
gerakan berputar, namun dapat juga dijumpai kasus dimana gerakan bersifat linier (garis
lurus), tubuh seolah- olah didorong atau ditarik menjauhi bidang vertikal (Lumbantobing,
2003).
Menurut Bashruddin (2007), vertigo adalah perasaan berputar. Dalam bahasa
Indonesia istilah pusing sangat membingungkan, sebab terlalu luas pemakaiannya, ada
istilah daerah yang lebih tepat, misalnya pusing tujuh keliling (Betawi), oyong (Jawa), dan
lieur (Sunda).
Vertigo disebabkan oleh gangguan, kelainan, atau penyakit pada sistem vestibular.
Sering vertigo disertai oleh gangguan otonom, seperti rasa mual, pucat, keringat dingin,
muntah, perubahan denyut nadi dan tekanan darah, diare (Lumbantobing, 2003).
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau

gangguan orientasi diruangan. Gangguan keseimbangan beragam bentuknya dan
penyebabnya bermacam-macam. Banyak sistem atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam
mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh. Sistem yang banyak perannya adalah
sistem vestibular, sistem visual, dan sistem somatosensorik (proprioseptif) (Lumbantobing,
2003).
Vertigo dapat disebabkan oleh penyakit labirin atau nervus vestibularis (vertigo
perifer) dan disfungsi batang otak atau jalur SSP (vertigo sentral). Penyakit neuron kanalis
semisirkularis atau serabut – serabutnya sering menyebabkan vertigo rotasional, sementara
penyakit yang mengenai utrikulus dan sakulus menyebabkan sensasi miring atau oleng.
Vertigo akibat lesi di SSP biasanya lebih ringan daripada vertigo perifer dan sering
berkaitan dengan tanda lain disfungsi batang otak (McPhee and Ganong, 2006)
Pada penelitian ini, peneliti ingin merumuskan penelitian tentang vertigo yang
berasal dari kelainan perifer yaitu Benign Paroxymal Positional Vertigo (BPPV).

Universitas Sumatera Utara

BPPVadalah vertigo yang timbul bila kepala mengambil posisi atau sikap tertentu
(Lumbantobing, 2003). BPPV adalah gangguan yang paling umum dari telinga sistem
vestibular dalam, yang merupakan bagian penting dari menjaga keseimbangan. BPPV
besifat jinak, yang berarti bahwa tidak mengancam jiwa atau umumnya progresif.

BPPVmenghasilkan sensasi berputar disebut vertigo yang bersifat paroksismal dan
posisional, yang berarti terjadi secara tiba-tiba dan dengan perubahan posisi kepala
(Hain,2005).
Prevalensi BPPVdi dunia menunjukkan angka yang cukup mengejutkan yaitu 9% di
dunia. Pada umur dewasa muda (18-39) terdapat 198 (99 pria dan 99 wanita) (3.4%)
(Parham, 2014).
Di Indonesia, kasus vertigo terdapat 32% pada populasi usia lanjut dan 68% pada
populasi dewasa muda. Sebagian besar (50%) diketahui sebagai kasus BPPV (Wahyudi,
2012).
Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap
penyakit BPPV. Karena Prevalensi BPPV cukup besar di dunia maupun di Indonesia, maka
penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang BPPV dan agar dapat membedakan
pusing biasa / migran dengan BPPV. Mahasiswa Fakultas Kedokteran dipilih karena telah
diberikan materi tentang vertigo. Mahasiswa dipilih berdasarkan uraian diatas karena
kelompok usia yang rentan terkena BPPV adalah kelompok usia 18-39 tahun dan
Mahasiswa berada didalam rentang usia tersebut.Pentingnya untuk mengetahui tentang
BPPV adalah untuk dapat mencegah stadium lanjut dari BPPV. Jika sudah terkena stadium
lanjut pada BPPV, individu (penderita) akan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Terutama BPPV ini harus diketahui oleh ,mahasiswa fakultas kedokteran dalam artian
mahasiswa harus memiliki pengetahuan baik tentang BPPV. Mahasiswa fakultas kedokteran

akan menjadi dokter dimasa yang akan datang, dalam hal ini mahasiswa harus memiliki
pengetahuan baik agar tidak terdapat kesalahan pada saat mendiagnosa BPPV.
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa tentang BPPV di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
mahasiswa semester VII tentang BPPV di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa semester VII tentang

BPPV di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015.
1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
pihak institusi untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa tentang BPPV.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi
mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan terhadap penanggulangan
Benign BPPV.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bagan referensi bagi
individu atau institusi lain dalam pengembangan penelitian yang akan datang.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan peneliti di
bidang penelitian dan meningkatkan pengetahuan peneliti tentang BPPV.

Universitas Sumatera Utara