Kajian Potensi Ekowisata Danau Toba di Pantai Paris Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Chapter III V
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa
Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten
Simalungun,
Provinsi
Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning
System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk,
kalkulator,
tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel
Universitas Sumatera Utara
16
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat
(MnSO 4 ), asam sulfat (H 2 SO 4 ), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na 2 S 2 O 3 )
dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta
data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.
Prosedur Penelitian
Penentuan Stasiun
Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan
metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau
sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau
wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.
a. Stasiun 1
Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan
daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat
melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi
stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 3. Stasiun 1
b. Stasiun 2
Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak
20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata
seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati
pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun 2
c. Stasiun 3
Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat
melakukan kegiatan berenang, dan banana boat. Pada daerah ini terdapat saluran
Universitas Sumatera Utara
18
pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris.
Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.
.
Gambar 5. Stasiun 3
Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan
Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni
secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung
dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter
kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis
Parameter
Satuan
Metode Analisi/Alat
Fisika
0
Suhu
C
Thermometer
Kecepatan
m/det
Bola Duga
Arus
Kedalaman
m
Tali dan Meteran
Kimia
pH
DO
BOD 5
Biologi
Total coliform
Lokasi
In situ
In situ
In situ
mg/l
mg/l
pH meter
-
In situ
In situ
Ex situ
MPN/100 ml
JPT
Ex situ
Universitas Sumatera Utara
19
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan
seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil
analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada
Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai
temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.
Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang,
artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait
lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi
data yang diperlukan dalam penelitian.
Penentuan Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan
cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang
ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak
(Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi
dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu
berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau
wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan
jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15%
sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).
Universitas Sumatera Utara
20
N
�=
1 + � (�)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan
N = Ukuran populasi
e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)
Analisis Data
Indeks Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian
lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa
parameter fisika dan kimia
dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata.
Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun
berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah
tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai
dapat dilihat pada tabel 2 - 4.
Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang
No.
Parameter
Bobot
1.
Kedalaman
Perairan (m)
5
Kategori
S1
0-3
Skor
2.
Material Dasar
Perairan
5
Pasir
3
Pasir
Berbatu
2
Pasir
Berlumpur
1
3.
Kecepatan
arus (m/s)
5
0 - 0,17
3
0,17 - 0,34
2
0,34 – 0,51
1
4.
Lebar Danau
(m)
3
> 15
3
10 - 15
2
3 - >10
1
5.
Kecerahan
Periran
3
> 6 - 10
3
>3-6
2
0-3
1
6.
Biota
Berbahaya
3
Tidak ada
3
1 jenis
2
1-3
jenis
1
3
Kategori
S2
>3-6
Skor
2
Kategori Skor
S3
> 6 - 10
1
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Kategori
Skor
1.
Lebar tepi danau
1
x>8
4>xx 15
3
10 - 15
2
3 - >10
1
5.
Kecerahan
Periran
3
> 6 - 10
3
>3-6
2
0-3
1
6.
Biota
Berbahaya
3
Tidak ada
3
1 jenis
2
1-3
jenis
1
3
Kategori
S2
>3-6
Skor
2
Kategori Skor
S3
> 6 - 10
1
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Kategori
Skor
1.
Lebar tepi danau
1
x>8
4>xx 2,00
mm), pasir (0,05-2,00 mm), geluh (silt) (0,002-0,05 mm) dan lempung (clay)
(< 0,002 mm) (Ningsih, dkk., 2013).
Indeks Kesesuaian Wisata
Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa
setiap kegiatan wisata
memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan
kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan
wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata
yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut
disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata.
Penentuan daerah wisata pada setiap kawasan mempunyai persyaratan
sumberdaya dabn lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang akan
dikembangkan. Setiap jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang
berbeda. Parameter kesesuaian tersebut disusun kedalam sebuah kelas keseuaian
untuk setiap jenis kegiatan wisata. Kelas kesesuaian diperoleh dari perkalian
antara bobot dan skor masng-masing parameter. Pemberian bobot berdasarkan
tingkat kepentingan suatu parameter,sedangkan pemberian skor berdasarkan
kualitas setiap parameter (Irawan, dkk., 2014).
Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki
bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu
parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5
(lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
13
1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sangat diperlukan atau parameter kunci.
2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.
3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau
parameter ini tidak penting.
Daya Dukung Kawasan
Daya dukung lingkungan itu merupakan nilai kualitas lingkungan yang
ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia, dan
biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Sebagai dasar penentuan daya dukung
lingkungan ini adalah keterkaitannya dengan kelas kesesuaian lahan. Kesesuaian
lahan bersifatkualitatif yang dinyatakan dengan sangat sesuai, sesuai, sesuai
marjinal dan tidak sesuai sedangkan daya dukung bersifat kuatitatif yang
menyatakan ukuran kemampuan lingkungan dalam mendukung kegiatan
pemanfaatan di suatu daerah. Oleh karena itu, nilai daya dukung lingkungan
merupakan kuantifikasi dari kelas kesesuaian lahan (Prasita, dkk., 2007).
Daya dukung wilayah (carring capacity) adalah daya tamping maksimum
lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang
dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem
itu. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat maksimal hasil sumber
daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung dengan takterbatas tanpa
semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai bagian integritas
Universitas Sumatera Utara
14
fungsional ekosistem yang relevan. Analisis daya dukung lingkungan merupakan
suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran hubungan
antara penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan. dari semua hal tersebut,
analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam menilai
tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di
wilayah yang bersangkutan (Afni, 2016).
Daya dukung wisata juga mencerminkan tingkat atau jumlah maksimum
pengunjung yang dapat ditampung oleh sarana prasarana objek wisata alam. Jika
daya tampung sarana dan prasarana tersebut dilampaui, akan muncul sejumlah
dampak negatif berupa kemerosotan sumber daya, tidak terpenuhinya kepuasan
pengunjung, merugikan masyarakat secara ekonomi dan budaya. apabila populasi
manusia telah melebihi daya dukung suatu habitat, maka sumber daya yang
dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup akan habis, limbah terakumulasi, dan
meracuni spesies lain, kemudian populasi akan mengalami kepunahan. Kondisi t
ersebut akan memberikan dampak negative baik langsung maupun tidak langsung
(Muflih, dkk., 2015).
Universitas Sumatera Utara
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa
Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten
Simalungun,
Provinsi
Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning
System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk,
kalkulator,
tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel
Universitas Sumatera Utara
16
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat
(MnSO 4 ), asam sulfat (H 2 SO 4 ), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na 2 S 2 O 3 )
dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta
data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.
Prosedur Penelitian
Penentuan Stasiun
Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan
metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau
sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau
wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.
a. Stasiun 1
Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan
daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat
melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi
stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 3. Stasiun 1
b. Stasiun 2
Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak
20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata
seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati
pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun 2
c. Stasiun 3
Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat
melakukan kegiatan berenang, dan banana boat. Pada daerah ini terdapat saluran
Universitas Sumatera Utara
18
pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris.
Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.
.
Gambar 5. Stasiun 3
Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan
Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni
secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung
dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter
kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis
Parameter
Satuan
Metode Analisi/Alat
Fisika
0
Suhu
C
Thermometer
Kecepatan
m/det
Bola Duga
Arus
Kedalaman
m
Tali dan Meteran
Kimia
pH
DO
BOD 5
Biologi
Total coliform
Lokasi
In situ
In situ
In situ
mg/l
mg/l
pH meter
-
In situ
In situ
Ex situ
MPN/100 ml
JPT
Ex situ
Universitas Sumatera Utara
19
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan
seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil
analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada
Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai
temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.
Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang,
artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait
lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi
data yang diperlukan dalam penelitian.
Penentuan Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan
cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang
ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak
(Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi
dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu
berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau
wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan
jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15%
sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).
Universitas Sumatera Utara
20
N
�=
1 + � (�)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan
N = Ukuran populasi
e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)
Analisis Data
Indeks Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian
lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa
parameter fisika dan kimia
dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata.
Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun
berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah
tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai
dapat dilihat pada tabel 2 - 4.
Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang
No.
Parameter
Bobot
1.
Kedalaman
Perairan (m)
5
Kategori
S1
0-3
Skor
2.
Material Dasar
Perairan
5
Pasir
3
Pasir
Berbatu
2
Pasir
Berlumpur
1
3.
Kecepatan
arus (m/s)
5
0 - 0,17
3
0,17 - 0,34
2
0,34 – 0,51
1
4.
Lebar Danau
(m)
3
> 15
3
10 - 15
2
3 - >10
1
5.
Kecerahan
Periran
3
> 6 - 10
3
>3-6
2
0-3
1
6.
Biota
Berbahaya
3
Tidak ada
3
1 jenis
2
1-3
jenis
1
3
Kategori
S2
>3-6
Skor
2
Kategori Skor
S3
> 6 - 10
1
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Kategori
Skor
1.
Lebar tepi danau
1
x>8
4>xx
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa
Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten
Simalungun,
Provinsi
Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning
System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk,
kalkulator,
tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel
Universitas Sumatera Utara
16
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat
(MnSO 4 ), asam sulfat (H 2 SO 4 ), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na 2 S 2 O 3 )
dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta
data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.
Prosedur Penelitian
Penentuan Stasiun
Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan
metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau
sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau
wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.
a. Stasiun 1
Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan
daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat
melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi
stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 3. Stasiun 1
b. Stasiun 2
Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak
20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata
seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati
pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun 2
c. Stasiun 3
Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat
melakukan kegiatan berenang, dan banana boat. Pada daerah ini terdapat saluran
Universitas Sumatera Utara
18
pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris.
Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.
.
Gambar 5. Stasiun 3
Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan
Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni
secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung
dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter
kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis
Parameter
Satuan
Metode Analisi/Alat
Fisika
0
Suhu
C
Thermometer
Kecepatan
m/det
Bola Duga
Arus
Kedalaman
m
Tali dan Meteran
Kimia
pH
DO
BOD 5
Biologi
Total coliform
Lokasi
In situ
In situ
In situ
mg/l
mg/l
pH meter
-
In situ
In situ
Ex situ
MPN/100 ml
JPT
Ex situ
Universitas Sumatera Utara
19
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan
seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil
analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada
Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai
temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.
Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang,
artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait
lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi
data yang diperlukan dalam penelitian.
Penentuan Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan
cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang
ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak
(Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi
dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu
berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau
wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan
jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15%
sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).
Universitas Sumatera Utara
20
N
�=
1 + � (�)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan
N = Ukuran populasi
e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)
Analisis Data
Indeks Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian
lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa
parameter fisika dan kimia
dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata.
Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun
berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah
tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai
dapat dilihat pada tabel 2 - 4.
Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang
No.
Parameter
Bobot
1.
Kedalaman
Perairan (m)
5
Kategori
S1
0-3
Skor
2.
Material Dasar
Perairan
5
Pasir
3
Pasir
Berbatu
2
Pasir
Berlumpur
1
3.
Kecepatan
arus (m/s)
5
0 - 0,17
3
0,17 - 0,34
2
0,34 – 0,51
1
4.
Lebar Danau
(m)
3
> 15
3
10 - 15
2
3 - >10
1
5.
Kecerahan
Periran
3
> 6 - 10
3
>3-6
2
0-3
1
6.
Biota
Berbahaya
3
Tidak ada
3
1 jenis
2
1-3
jenis
1
3
Kategori
S2
>3-6
Skor
2
Kategori Skor
S3
> 6 - 10
1
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Kategori
Skor
1.
Lebar tepi danau
1
x>8
4>xx 15
3
10 - 15
2
3 - >10
1
5.
Kecerahan
Periran
3
> 6 - 10
3
>3-6
2
0-3
1
6.
Biota
Berbahaya
3
Tidak ada
3
1 jenis
2
1-3
jenis
1
3
Kategori
S2
>3-6
Skor
2
Kategori Skor
S3
> 6 - 10
1
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Kategori
Skor
1.
Lebar tepi danau
1
x>8
4>xx 2,00
mm), pasir (0,05-2,00 mm), geluh (silt) (0,002-0,05 mm) dan lempung (clay)
(< 0,002 mm) (Ningsih, dkk., 2013).
Indeks Kesesuaian Wisata
Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa
setiap kegiatan wisata
memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan
kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan
wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata
yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut
disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata.
Penentuan daerah wisata pada setiap kawasan mempunyai persyaratan
sumberdaya dabn lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang akan
dikembangkan. Setiap jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang
berbeda. Parameter kesesuaian tersebut disusun kedalam sebuah kelas keseuaian
untuk setiap jenis kegiatan wisata. Kelas kesesuaian diperoleh dari perkalian
antara bobot dan skor masng-masing parameter. Pemberian bobot berdasarkan
tingkat kepentingan suatu parameter,sedangkan pemberian skor berdasarkan
kualitas setiap parameter (Irawan, dkk., 2014).
Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki
bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu
parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5
(lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
13
1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sangat diperlukan atau parameter kunci.
2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.
3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau
parameter ini tidak penting.
Daya Dukung Kawasan
Daya dukung lingkungan itu merupakan nilai kualitas lingkungan yang
ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia, dan
biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Sebagai dasar penentuan daya dukung
lingkungan ini adalah keterkaitannya dengan kelas kesesuaian lahan. Kesesuaian
lahan bersifatkualitatif yang dinyatakan dengan sangat sesuai, sesuai, sesuai
marjinal dan tidak sesuai sedangkan daya dukung bersifat kuatitatif yang
menyatakan ukuran kemampuan lingkungan dalam mendukung kegiatan
pemanfaatan di suatu daerah. Oleh karena itu, nilai daya dukung lingkungan
merupakan kuantifikasi dari kelas kesesuaian lahan (Prasita, dkk., 2007).
Daya dukung wilayah (carring capacity) adalah daya tamping maksimum
lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang
dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem
itu. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat maksimal hasil sumber
daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung dengan takterbatas tanpa
semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai bagian integritas
Universitas Sumatera Utara
14
fungsional ekosistem yang relevan. Analisis daya dukung lingkungan merupakan
suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran hubungan
antara penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan. dari semua hal tersebut,
analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam menilai
tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di
wilayah yang bersangkutan (Afni, 2016).
Daya dukung wisata juga mencerminkan tingkat atau jumlah maksimum
pengunjung yang dapat ditampung oleh sarana prasarana objek wisata alam. Jika
daya tampung sarana dan prasarana tersebut dilampaui, akan muncul sejumlah
dampak negatif berupa kemerosotan sumber daya, tidak terpenuhinya kepuasan
pengunjung, merugikan masyarakat secara ekonomi dan budaya. apabila populasi
manusia telah melebihi daya dukung suatu habitat, maka sumber daya yang
dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup akan habis, limbah terakumulasi, dan
meracuni spesies lain, kemudian populasi akan mengalami kepunahan. Kondisi t
ersebut akan memberikan dampak negative baik langsung maupun tidak langsung
(Muflih, dkk., 2015).
Universitas Sumatera Utara
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa
Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten
Simalungun,
Provinsi
Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris membentang antara 2048’0,6’’20 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 980 46’ 8,64” BT (Gambar 2).
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning
System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk,
kalkulator,
tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel
Universitas Sumatera Utara
16
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat
(MnSO 4 ), asam sulfat (H 2 SO 4 ), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na 2 S 2 O 3 )
dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta
data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait.
Prosedur Penelitian
Penentuan Stasiun
Metode yang digunakan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pertimbangan menggunakan
metode ini karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau
sumber data dengan pertimbangan tertentu berdasarkan jumlah pengunjung atau
wisatawan yang menempati suatu tempat untuk melakukan kegiatan wisata.
a. Stasiun 1
Stasiun 1 terletak di sebelah barat Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada koordinat 20 48’ 0,92” LU dan 980 46’ 787” BT. Daerah ini merupakan
daerah yang jarang dijumpai aktivitas wisata. Pada daerah ini wisatawan dapat
melakukan aktivitas memancing dan menikmati pemandangan alam. Kondisi
stasiun 1 dapat dilihat pada Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 3. Stasiun 1
b. Stasiun 2
Stasiun 2 terletak di bagian tengah Pantai Paris. Secara geografis terletak
20 48’ 0,8” LU dan 980 46’ 815” BT. Pada daerah ini terdapat kegiatan wisata
seperti berenang, sepeda air, berperahu, banana boat dan menikmati
pemandangan alam. Kondisi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun 2
c. Stasiun 3
Stasiun 3 terletak di bagian Timur Pantai Paris. Secara geografis terletak
pada 20 48’ 0,6” LU dan 980 46’ 864” BT. Pada daerah ini pengunjung dapat
melakukan kegiatan berenang, dan banana boat. Pada daerah ini terdapat saluran
Universitas Sumatera Utara
18
pembuangan air yang berasal dari perumahan warga di sekitar Pantai Paris.
Kondisi stasiun 3 dapat dilihat pada Gambar 5.
.
Gambar 5. Stasiun 3
Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan
Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni
secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung
dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter
kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter Kualitas Air dan Metode Analisis
Parameter
Satuan
Metode Analisi/Alat
Fisika
0
Suhu
C
Thermometer
Kecepatan
m/det
Bola Duga
Arus
Kedalaman
m
Tali dan Meteran
Kimia
pH
DO
BOD 5
Biologi
Total coliform
Lokasi
In situ
In situ
In situ
mg/l
mg/l
pH meter
-
In situ
In situ
Ex situ
MPN/100 ml
JPT
Ex situ
Universitas Sumatera Utara
19
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan
seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil
analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Kuisioner dapat dilihat pada
Lampiran 1. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai
temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.
Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang,
artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait
lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi
data yang diperlukan dalam penelitian.
Penentuan Responden
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan
cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang
ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak
(Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi
dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu
berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau
wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan
jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15%
sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007).
Universitas Sumatera Utara
20
N
�=
1 + � (�)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel yang dibutuhkan
N = Ukuran populasi
e = Margin error yang diperkenankan (10%-15%)
Analisis Data
Indeks Kesesuaian Wisata
Analisis kesesuaian wisata dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian
lahan wisata secara spasial dengan menggunakan konsep evaluasi lahan. Beberapa
parameter fisika dan kimia
dijadikan parameter acuan untuk lahan wisata.
Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun
berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah
tersebut. Parameter yang diamati untuk kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai
dapat dilihat pada tabel 2 - 4.
Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata untuk Berenang
No.
Parameter
Bobot
1.
Kedalaman
Perairan (m)
5
Kategori
S1
0-3
Skor
2.
Material Dasar
Perairan
5
Pasir
3
Pasir
Berbatu
2
Pasir
Berlumpur
1
3.
Kecepatan
arus (m/s)
5
0 - 0,17
3
0,17 - 0,34
2
0,34 – 0,51
1
4.
Lebar Danau
(m)
3
> 15
3
10 - 15
2
3 - >10
1
5.
Kecerahan
Periran
3
> 6 - 10
3
>3-6
2
0-3
1
6.
Biota
Berbahaya
3
Tidak ada
3
1 jenis
2
1-3
jenis
1
3
Kategori
S2
>3-6
Skor
2
Kategori Skor
S3
> 6 - 10
1
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3. Parameter Kesesuaian untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Kategori
Skor
1.
Lebar tepi danau
1
x>8
4>xx