Kajian Potensi Ekowisata Danau Toba di Pantai Paris Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

6

TINJAUAN PUSTAKA

Danau
Danau adalah badan air pedalaman yang tidak memiliki pertukaran
langsung dengan laut. Ekosistem danau terdiri dari fisik, kimia dan biologi yang
ada di badan air tersebut. Danau terdiri dari air tawar dan air garam (di daerah
kering). Danau bersifat dalam maupun dangkal, permanen atau sementara. Pada
semua jenis danau mengalami proses ekolodi dan biogeokimia dan danau dikaji
dalam ilmu limnologi Danau merupakan habiat yang bagus untuk penelitian
dinamika ekosistem: interaksi antara proses biologi, kimia dan proses fisik baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, perbedaan antar di udara dan di darat. Karena
baatas air dan tanah, air dan udara berbeda, ada pengelompokan pada beberapa
komponen ekosistem (Hairston dan Fussman, 2002).
Danau dicirikan dengan arus yang sangat lambat (0,001 – 0.01 m/detik)
atau tidak ada arus sama sekali. Oleh karena itu, waktu tinggal (residence time)air
dapat berlangsung lama. Arus air di danau dapat bergerak ke berbagai arah.
Perairan danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertical.
Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim (Effendi, 2003).
Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai,
mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar,
danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan
didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi,
perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau

Universitas Sumatera Utara

7

juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii
kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat
(Ginting, 2009).
Ekowisata
Ekowisata merupakan bentuk wisata bertanggung jawab terhadap
kelestarian

lingkungan

dan


memberi

manfaat

secara

ekonomi

dan

mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat yang telah menyebar ke
seluruh dunia sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Kegiatan
ekowisata di Indonesia belum begitu berkembang, tetapi mengingat potensi yang
besar dan kemampuan pemerintah yang terbatas, maka pengembangan ekowisata
di Indonesia perlu dilakukan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak yang tidak
diinginkan (Purwanti, 2010).
Menurut PERMEN DAGRI no 33 tahun 2009, Ekowisata adalah kegiatan
wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur
pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi

sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Wisata dibidang perairan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Wisata Tirta
(tawar) dan Wisata Bahari (laut). Wisata tirta adalah wisata yang dilakukan di
perairan tawar dengan aktivitas yang dilakukan seperti olahraga, sight seeing,
memancing dan lain-lain yang dilakukan disungai, danau, waduk dan kawasan
rawa-rawa serta muara (Syahrul, 2006)

Universitas Sumatera Utara

8

Pembangunan Wisata Berkelanjutan
Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam
dan budaya. Ide-ide tersebut selanjutanya diturunkan ke dalam konsep pariwisata
berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas,
dan amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi
pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka
panjang, oleh sebab itu, pengembangan infrastruktur pariwisata harus memberikan
keuntungan jangka panjang bagi pelaku wisata. Ide pembangunan yang
berkelanjutan tersebut sejalanan dengan konsep pengelolaan ekowisata yang tidak

hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai
sumberdaya alam dan manusia (Damanik dan Weber 2006).
Menurut Ridwan (2012) diacu Aria (2014), Pengembangan pariwisata
dapat menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem. Kerusakan dan masalah
ekosistem yang ditimbulkan dapat berupa sedimentasi. Bangunan yang dibuat
kadang-kadang menghalangi arus sungai dan drainase serta pencemaran langsung
yang disebabkan oleh limbah hotel dan restoran. Masalah lingkungan terbesar
bagi bangunan dan fasilitas pariwisata adalah penggunaan energi dan pembuangan
limbah. Sampah padat yang dihasilkan dari pembangunan dan konstruksi sarana
akomodasi menjadi limbah beracun yang mencemari air, udara dan tanah.
Kegiatan di daerah pariwisata dan rekreasi dapat menimbulkan masalah
ekologis yang khusus dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain mengingat
bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal utama. Oleh karena itu,
perencanaan pengembangan pariwisata di wilayah danau hendaknya dilakukan
secara menyeluruh termasuk inventarisasi dan penilaian sumberdaya yang cocok

Universitas Sumatera Utara

9


untuk pariwisata, perkiraan tentang berbagai dampak terhadap lingkungan,
hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna lahan disertai dengan
perincian kegiatan untuk masing-masing tata guna, serta pilihan pemanfaatannya
(Dahuri dkk., 1996).

Parameter Fisik dan Kimia Perairan
a. Kecepatan Arus
Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada
perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran
organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan
aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik
umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga
air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal
arur laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja
(Barus,2004).
b. Kecerahan
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. kecerahan merupakan
ukuran transparansi perairan, yang ditenttukan secara visual dengan
menggunakan secchi disk nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. nilai
ini sangat dipengarui oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran kekeruhan dan

padatan

tersuspensi,

serta

ketelitian

orang

yang

melakukan

pengukuran.Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerh
(Effendi, 2003).

Universitas Sumatera Utara

10


Penentuan kecerahan air dengan keping Secchi adalah berdasarkan batas
pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air.
Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan,
sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping Secchi
berupa suatu kepingan yang berwarna hitam-putih, yang dibenamkan ke
dalam air. Keping itu berupa suatu piringan yang diameternya sekitar 25
cm. piringan ini dapat dibuat dari plat logam yang tebalnya sekitar 3 mm
pada tengah piringan dibuat satu lubang untuk tempat meletakkan tali dan
logam pemberatnya. Tali inilah yang berfungsi sebagai penentu kedalaman
(Suin, 2002).
c. Warna dan Bau
Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di
suatu perairan. rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. bau air dapat
disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan
air, baik yang masih hidup maupun yang mati (Nugroho, 2006).
d. Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan berhubungan dengan intensitas cahaya yang masuk
kedalam kolom perairan. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air

semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman perairan (Effendi, 2003).
e. pH
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan,
didefenisikan sebagai logaritma dari resiplokal aktivitas ion hidrogen dan
secara matematis dnyatakan sebagai pH = log 1/H+ adalah banyaknya ion

Universitas Sumatera Utara

11

hydrogen dalam mol perliter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau
melepaskan sejumlah ion hydrogen akn menunjukkan apakah larutan tersebut
bersifat asam atau basa (Barus, 2004).
f. DO
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup
untuk pernapasan, proses metabolisme ataupertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.Disamping itu,
oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik
dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari
suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang

hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2005).
g. BOD
Kebutuhan oksigen biologi suatu badan air adalah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan oleh organisme yang terdapat di dalamnya untuk bernafas selama
lima hari. untuk itu maka perlu diukur kadar oksigen terlarut pada saat
pengambilan contoh air. selama dalam penyimpanan itu harus tidak ada
penambahan oksigen melalui proses fotosintesis, dan selama lima hari itu
semua organisme yang berada dalam contoh air itu bernafas menggunakan
oksigen yang ada dalam contoh air tersebut (Suin, 2002).
h. Substrat
Substrat dasar perairan merupakan salah satupotensi abiotik yang luar biasa.
Substrat berguna sebagai habitat, tempat mencari makan, dan memijah bagi
sebagian besar organisme akuatik. Selain itu dasar perairan memiliki komposisi
yang sangat kompleks mulai dari substrat berukuran kecil sampai batu-batuan.

Universitas Sumatera Utara

12

Berdasarkan ukuran partikelnya, substrat dibedakan atas kerikil/batu (> 2,00

mm), pasir (0,05-2,00 mm), geluh (silt) (0,002-0,05 mm) dan lempung (clay)
(< 0,002 mm) (Ningsih, dkk., 2013).

Indeks Kesesuaian Wisata
Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa

setiap kegiatan wisata

memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan
kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan
wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata
yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut
disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing-masing jenis kegiatan wisata.
Penentuan daerah wisata pada setiap kawasan mempunyai persyaratan
sumberdaya dabn lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang akan
dikembangkan. Setiap jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang
berbeda. Parameter kesesuaian tersebut disusun kedalam sebuah kelas keseuaian
untuk setiap jenis kegiatan wisata. Kelas kesesuaian diperoleh dari perkalian
antara bobot dan skor masng-masing parameter. Pemberian bobot berdasarkan
tingkat kepentingan suatu parameter,sedangkan pemberian skor berdasarkan

kualitas setiap parameter (Irawan, dkk., 2014).
Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki
bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu
parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5
(lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

13

1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sangat diperlukan atau parameter kunci.
2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.
3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter
dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau
parameter ini tidak penting.

Daya Dukung Kawasan
Daya dukung lingkungan itu merupakan nilai kualitas lingkungan yang
ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia, dan
biologi dalam suatu kesatuan ekosistem. Sebagai dasar penentuan daya dukung
lingkungan ini adalah keterkaitannya dengan kelas kesesuaian lahan. Kesesuaian
lahan bersifatkualitatif yang dinyatakan dengan sangat sesuai, sesuai, sesuai
marjinal dan tidak sesuai sedangkan daya dukung bersifat kuatitatif yang
menyatakan ukuran kemampuan lingkungan dalam mendukung kegiatan
pemanfaatan di suatu daerah. Oleh karena itu, nilai daya dukung lingkungan
merupakan kuantifikasi dari kelas kesesuaian lahan (Prasita, dkk., 2007).
Daya dukung wilayah (carring capacity) adalah daya tamping maksimum
lingkungan untuk diberdayakan oleh manusia. Dengan kata lain populasi yang
dapat didukung dengan tak terbatas oleh suatu ekosistem tanpa merusak ekosistem
itu. Daya dukung juga dapat didefinisikan sebagai tingkat maksimal hasil sumber
daya terhadap beban maksimum yang dapat didukung dengan takterbatas tanpa
semakin merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai bagian integritas

Universitas Sumatera Utara

14

fungsional ekosistem yang relevan. Analisis daya dukung lingkungan merupakan
suatu alat perencanaan pembangunan yang memberikan gambaran hubungan
antara penduduk, penggunaan lahan dan lingkungan. dari semua hal tersebut,
analisis daya dukung dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam menilai
tingkat kemampuan lahan dalam mendukung segala aktifitas manusia yang ada di
wilayah yang bersangkutan (Afni, 2016).
Daya dukung wisata juga mencerminkan tingkat atau jumlah maksimum
pengunjung yang dapat ditampung oleh sarana prasarana objek wisata alam. Jika
daya tampung sarana dan prasarana tersebut dilampaui, akan muncul sejumlah
dampak negatif berupa kemerosotan sumber daya, tidak terpenuhinya kepuasan
pengunjung, merugikan masyarakat secara ekonomi dan budaya. apabila populasi
manusia telah melebihi daya dukung suatu habitat, maka sumber daya yang
dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup akan habis, limbah terakumulasi, dan
meracuni spesies lain, kemudian populasi akan mengalami kepunahan. Kondisi t
ersebut akan memberikan dampak negative baik langsung maupun tidak langsung
(Muflih, dkk., 2015).

Universitas Sumatera Utara