Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas pada PT. PELINDO I (PERSERO) Chapter III IV

BAB III
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS
PADA PT PELINDO I (PERSERO)

A. Laporan keuangan

1.

Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan yang berguna untuk membuat keputusan
ekonomi dan pertanggung jawaban manajemen atas pengunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka, untuk mencapai tujuan. Laporan
keuangan memberikan informasi tentang perusahaan yang meliputi: (1)
aset; (2) kewajiban; (3) modal/ekuitas; (4) pendapatan dan beban; dan (5)
arus kas, Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
(IAI, 2007).
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang disusun berdasarkan
Standart Akuntansi Keuangan (SAK). Tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK, 2009).

24
Universitas Sumatera Utara

25

Dalam pengertian sederhana menurut Kasmir (2008) "Laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Untuk setiap perusahaan,
membuat dan melaporkan keuangan perusahaan merupakan hal yang
paling penting karena dengan adanya laporan keuangan, maka pihak-pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan dapat malakukan kebijaksanaan
dan mengambil keputusan ekonomi yang menyangkut perusahaan dan
nantinya akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Untuk masa yang
akan datang pihak manajemen dapat menyusun langkah-langkah agar

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan".
2.

Jenis Laporan Keuangan
Secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:
a. Neraca
Neraca (balance sheet) adalah laporan keuangan yang terpenting
bagi

perusahaan.

Neraca

menunujukkan

posisi

keuangan

perusahaan yang berupa aktiva (harta), kewajiban (utang) dan

modal perusahaan (ekuitas) pada tanggal tertentu.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi
kedalam tiga, yaitu:
1) Aktiva lancar
Harta yang dalam satu masa peputaran kegiatan usaha pokok
perusahaan yang normal (Biasanya 1 tahun) diharapkan dapat
dicairkan menjadi uang tunai.

Universitas Sumatera Utara

26

2) Aktiva tetap
Kekayaan fisik yang digunakan dalam operasi perusahaan,
dengan tujuan tidak untuk dijual, penggunaannya lebih dari
satu periode akuntansi atau satu tahun dan harganya relatif
mahal.
3) Aktiva tak berwujud
Aktiva non moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang dan jasa, disewakan dan untuk tujuan
adminstrasi.
Kewajiban dibagi kedalam 2 jenis, yaitu:
1) Kewajiban jangka pendek
Kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
2) Kewajiban jangka panjang
Kewajiban yang belum jatuh tempo dalam periode akuntansi
atau kewajiban yang memiliki jangka waktu lebih dari satu
tahun.
Komponen modal terdiri atas 2 jenis, yaitu:
1) Modal saham (stocks atau stockholder’s equity).
2) Laba tahun berjalan (currents’s year earning) atau laba
ditahan (retained earning).

Universitas Sumatera Utara

27

b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah perbedaan antara total pendapatan dengan

total beban/biaya dari sebuah aktivitas bisnis untuk periode waktu
tertentu.
1) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode. Pendapatan timbul karena terjadinya transaksi dan
peristiwa ekonomi yaitu : penjualan barang, penjualan jasa,
dan

penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain

yang menghasilkan bunga, royalti, dan deviden.
2) Biaya adalah semua pengeluaran dalam rangka menjalankan
usaha untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga.
c. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang
dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal.
d. Laporan arus kasLaporan arus kas merupakan laporan yang
menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan
yang
dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas

pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan
Laporan yang berisi mengenai penjelasan umum perusahaan ,
kebijakan yang di anut perusahaan ,penjelasan akunakun tertentu

Universitas Sumatera Utara

28

dalam neraca dan laba rugi/Laporan yang dibuat berkaitan dengan
laporan keuangan yang disajikan.
B. Analisis Laporan Keuangan
1.

Pengertian analisis laporan keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan
kemungkinannya di masa depan (Syamsudin, 2011).
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan
dan kecenderungan atau tren untuk mengetahui apakah keadaan keuangan,

hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak.
Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan
keuangan dan bagaimana perubahan unsur – unsur itu dari tahun ke tahun
untuk mengetahui arah dan perkembangannya (Jumingan, 2006).
Dari paparan diatas sudah jelas bahwa analisis laporan keuangan
adalah kegiatan mengukur dan mengevaluasi unsur-unsur dalam laporan
keuangan

dari

perkembangannya

tahun

ke

tahun

untuk


mengetahui

sehingga

dapat

membantu

arah

manajemen

dan
untuk

mengidentifikasi kekurangan dan memperbaiki kinerja perusahaan
kemudian membuat keputusan yang rasional dalam hal perencanaan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Universitas Sumatera Utara


29

2.

Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan
Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan, yaitu :
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang bekaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
d. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
e. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan

menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan
metode dan teknik agar laporan keuangan memberikan hasil yang
maksimal sesuai dengan harapan dan pengguna hasil analisis tersebut
dapat dengan mudah mengiterpresentasikannya.

Universitas Sumatera Utara

30

C. Analisis Rasio Keuangan
1.

Pengertian Analisis rasio
Analisis rasio adalah metode untuk menyatakan hubunganhubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporanlaporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis
berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada
penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
(Simamora, 2002).
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandigan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara
hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi
dengan total penjualan dan sebagainya (Harahap, 2008).
Dari paparan diatas sudah jelas bahwa analisis laporan keuangan
dapat

membantu

manajemen

untuk

mengidentifikasi

kekurangan

kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan
membuat keputusan yang rasional dalam hal perencanaan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.

Akan tetapi rasio keuangan hanya

menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos
tertentu dengan yang lainnya. Dengan begitu kita dapat dengan cepat
membandingkan dan memberi penilain terhadap kondisi suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

31

2.

Keunggulan rasio keuangan
Keunggulan rasio keuangan adalah:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat dalam bahan untuk mengisi model pengambilan
keputusan dan model prediksi.
e. Menstandarisir ukuran perusahaan.
f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time
series”.
g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.

3.

Keterbatasan rasio keuangan
Analisis rasio juga memiliki keterbatasan, yaitu :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik seperti :

Universitas Sumatera Utara

32

1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengadung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau
subjektif.
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio
adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada
angka rasio.
4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
4.

Jenis rasio keuangan
Jenis rasio keuangan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio yang digunakam untuk menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
(Harahap, 2008).

Universitas Sumatera Utara

33

Rasio likuiditas terbagi atas 3, yaitu :
a.

Rasio lancar (Current ratio)

b.

Rasio cepat (Quick ratio)

c.

Rasio kas (Cash ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar

kewajiban

jangka

panjangnya

atau

kewajiban-

kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2008).
Rasio solvabilitas terbagi atas 2, yaitu:
a.

Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio).

b.

Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio).

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Kasmir,2008).
Rasio aktivitas terbagi atas 3, yaitu:
a.

Perputaran piutang (Receivable turn over).

b.

Perputaran persediaan (Inventory turn over).

c.

Perputaran modal kerja (working capital turn over).

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2008).

Universitas Sumatera Utara

34

Rasio profitabilitas terbagi 5, yaitu:
a.

Return on asset (ROA).

b.

Return on equity (ROE).

c.

Gross profit margin.

d.

Operating profit margin.

e.

Net profit margin.

D. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi
yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkomu nikasi kan informasi financial dan pengambilan keputusan yang
relevan kepada pihak ekstern dan intern.
SIA adalah suatu set SDM & modal dlm suatu organisasi, yang
bertugas untuk menyiapkan informasi Keuangan dan juga informasi yang
diperoleh dari kegiatan pengumpulan & pengolahan data transaksi (Menurut
Barry E Cushing).
SIA adalah kumpulan SDM (manusia dan peralatan) yang diatur untuk
mengolah data menjadi informasi (Menurut G. H. Bodnar).
Sistem informasi akuntansi yang digunakan pada perusahaan PT pelindo I
(persero) meliputi beberapa macam:
1. Sistem Pengolahan Data Elektronik (Elektronic Data Processing / EDP)
PT Pelindo I menerapkan sisitem informasi akuntansi nya
menggunakan sistem komputer yang di sebut dengan sistem EDP (
electronic data processing ). data-data di kumpulkan dari setiap bagian

Universitas Sumatera Utara

35

accounting

untuk

diproses

dan

menghasilkan

laporan-laporan

keuangan.laporan tersebut di kirim ke tiap manajemen sebagai informasi
untuk antisipasi oleh manajer perusahaan. Pengelolaan transaksi di lakukan
dengan: indput, processing dan output serta penyimpanan data dan
informasi .
2. Sistem Informasi Eletronik Bisnis (e-Business Information Systems)
Sistem Informasi Eletronik Bisnis yaitu system terkomputerisasi
yang berbasiskan internet didalam melakukan kegiatan bisnis. Penyebaran
informasi kepada semua stakeholder merupakan bagian penting dari
peningkatan prinsip tranparansi informasi secara internal dan eksternal,
yang diharapkan membantu, menjaga dan meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan persepsi positif dari para stakeholder terhadap kebijakan
dan kegiatan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Selain mempublikasikan
Laporan Keuangan Tahunan melalui media cetak nasional, juga
memanfaatkan teknologi informasi, media elektronik dan media cetak
lainnya sebagai sarana penyebaran informasi dan promosi bagi perusahaan
antara lain :
1) Website: www.pelindo1.co.id yang tersaji dalam Bahasa Indonesia
2) Media Massa, baik media massa skala nasional maupun skala
lokal.
Daftar Media Massa Skala Nasional sebagai berikut: seperti Harian
Bisnis Indonesia, Kompas, The Jakarta Post, Harian Kontan,
Harian Media Indonesia, Harian Republika, Harian Investor Daily,

Universitas Sumatera Utara

36

Harian Merdeka, Harian Jawa Pos, Koran Tempo
Daftar Media Massa Lokal sebagai berikut:
Harian Analisa, Harian Waspada, Harian Sinar Indonesia Baru,
Harian Sumut Pos, Harian Tribun Medan, Harian Koran Sindo,
Harian Medan Pos, Harian Jurnal Asia, Harian Medan Bisnis,
3. Sistem Informasi Manajemen (Manajemen Information Systems / MIS)
PT Pelindo I (Persero) telah menerapkan aplikasi Sistem Informasi
Sumber Daya Manusia atau Human Resource Information System (HRIS)
yang telah mengintegrasikan sinkronisasi informasi antara Manajemen
Karier Elektronik (MKE) dan Manajemen Diklat Elektronik (MDE) bagi
pegawai. untuk pengembangan pengelolaan manajemen administrasi,
Pelindo I juga telah menerapkan aplikasi Manajemen Surat Elektronik
(MSE) pada tahun 2014. “Saat ini, telah berjalan lancar dan sangat
memberi pengaruh yang sangat positif, serta signifikan terhadap kelancaran
komunikasi dan koordinasi di lingkungan internal Pelindo I.
E. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi
keuangan pada setiap periode tertentu.
Adapun Neraca, Laporan Laba Rugi, dan laporan Arus Kas pada PT
Pelindo I (persero) Periode tahun 2014-2015.

Universitas Sumatera Utara

37

Tabel 3.1
PT Pelindo I (persero)
Neraca
Per 31 Desember 2014
Aktiva

Aktiva Lancar
-Kas dan setara kas
-Investasi jangka pendek
-Piutang usaha
-Piutang pegawai
-Piutang lain-lain
-Uang muka
-Persediaan
-PPN masukan yang dapat
dikreditkan
-Biaya yang dibayar dimuka
-Pendapatan yang masih harus
diterima
-Penyisihan piutang usaha
Jumlah Aktiva Lancar
Investasi
-Investasi jangka panjang
-Properti investasi
-Akm. penyusutan investasi
properti
Jumlah Investasi
Aktiva Tetap dan Akumulasi
Penyusutan
-Bangunan fasilitas pelabuhan
-Akm. penyusutan bangunan
fasilitas pelabuhan
-Kapal
-Akm. penyusutan kapal
-Alat-alat fasilitas pelabuhan
-Akm. penyusutan alat-alat
fasilitas pelabuhan
-Instalasi fasilitas kantor
-Akm. penyusutan instalasi
fasilitas kantor

Nilai

Passiva

Kewajiban Jangka Pendek
-Hutang usaha
-Hutang kerjasama
mitra
usaha
-Beban yang masih harus
dibayar
-Hutang bank jangka pendek
-Uang jaminan pelayanan
-Uang titipan
-Hutang pajak penghasilan
Badan (PPh Pasal 25)
635.287.176
-PPN keluaran
79.885.373.510
-Hutang pajak lainnya
(21.298.748.232) -Pendapatan diterima dimuka
jangka pendek
-Kewajiban jangka pendek
1.478.307.670.217
lainnya
115.426.482.557
1.157.285.887.092
106.802.673.522
2.986.534.295
15.257.007.833
4.004.485.711
17.302.906.753
19.780.000

309.266.225.970
16.484.704.630
(6.311.409.139)

319.439.521.461

1.468.687.334.191
(252.875.105.003)
502.943.610.610
(192.433.812.812)
1.184.746.044.724
(390.563.729.009)

Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
-Hutang bank jangka panjang
-Kewajiban imbalan kerja
jangka panjang
-Pendapatan diterima dimuka
jangka panjang
-Kewajiban pajak tangguhkan
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang
Jumlah Kewajiban

Ekuitas
-Modal disetor
205.189.510.376
(60.543.018.501) -Bantuan pemerintah YBDS
-Selisih penilaian aset dan

Nilai

179.359.093.451
27.822.768.598
156.289.237.713
230.668.080.000
18.356.279.270
14.078.190.554
4.399.887.106
7.603.776.114
7.674.402.128
28.921.510.090
52.000.000.000

727.173.225.024

512.413.324.545
307.229.564.016
226.686.836.864
46.417.023.082
1.092.746.748.507

1.819.919.973.531

1.700.000.000.000
538.812.899.239
(122.653.878.572)

Universitas Sumatera Utara

38

-Tanah
-Jalan dan bangunan
-Akm. penyusutan jalan dan
bangunan
-Peralatan
-Akm. penyusutan peralatan
-Kendaraan
-Akm. penyusutan kendaraan
-Emplasmen
-Akm. penyusutan Emplasmen

99.571.803.530
7292.857.721.629
(118.592.110.643)

Jumlah Harga Perolehan
Jumlah Akm Penyusutan
Jumlah Aktiva Tetap

3.845.379.555.619
(1.073.771.635.163)
2.771.607.920.456

Aktiva Lain-Lain
-Aktiva tetap dalam kontruksi
-Piutang lain-lain
-Aktiva tak berwujud
-Biaya yang ditangguhkan
-Aktiva
tetap
belum
dimanfaatkan
-Aktiva tetap tidak berfungsi
-Uang jaminan
-Persediaan tidak berfungsi
-Penyisihan puitang lain-lain
-Akm. amortisasi aset tidak
berwujud
-Akm.
amortisasi
beban
ditangguhkan
-Akm. penyusutan aset tetap
tidak berfungsi
Jumlah Aktiva Lain-lain
Jumlah Aktiva

kewajiban
-Cadangan
-Ekuitas lainnya

63.063.899.092
Jumlah Ekuitas
(43.645.055.298)
11.935.414.637 Laba Rugi Tahun Berjalan
(7.083.326.258) -Laba rugi tahun berjalan
16.384.217.190
(7.315.414.639)

355.849.980.800
167.459.198
2.472.176.460.665

550.957.655.540

137.901.111.330
9.563.625.151
93.451.046.035
116.289.695.149
49.783.465.379
14.471.092.908
554.241.610
62.057.267
(9.563.625.151)
(57.083.425.271)
(74.720.142.759)
(7.010.164.046)

273.698.977.602
4.843.054.089.736

Jumlah Passiva

4.843.054.089.736

Sumber Data : PT Pelindo I, 2017

Universitas Sumatera Utara

39

Tabel 3.2
PT Pelindo I (persero)
Laporan Laba/Rugi
Periode 31 Desember 2014
1. Pendapatan Operasi
Pendapatan Pusat Pelayanan Kapal
Pendapatan Pusat Pelayanan Barang
Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan Alat
Pendapatan Pusat PelayananUsaha Bongkar Muat
Pendapatan Pusat Pelayanan Terminal Petikemas
Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan TBAL
Pendapatan Pusat Pelayanan TERSUS/ TUKS
Pendapatan Pusat Pelayanan Rupa-rupa usaha
Pendapatan Pusat Pelayanan KSMU
Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Galangan Kapal
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Belawan Logistic Centre

303.530.062.266
243.628.079.971
1.560.608.781
85.675.567.376
905.617.041.018
86.993.596.873
247.895.603.556
56.199.414.931
98.716.258.386
26.307.004.799
12.580.570.806
26.817.144.395

Jumlah Pendapatan Usaha

2.095.520.953.158

2. Beban Usaha
Beban Pegawai
Beban Bahan
Beban Pemeliharaan
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Asuransi
Beban Sewa
Beban Kerjasama Mitra Usaha
Beban Administrasi Kantor
Beban Umum
Laba (Rugi) Penyertaan

280.253.329.172
196.199.329.999
89.385.590.763
201.181.475.170
33.019.883.035
188.072.530.500
121.584.601.905
34.288.960.584
262.929.713.364
1.012.221.169

Jumlah Beban Usaha
Laba/Rugi Usaha (1-2)

1.405.903.193.323
689.617.759.835

3. Pendapatan/Biaya diluar Usaha
Pendapatan diluar usaha
Beban diluar usaha
Laba/Rugi diluar Usaha

260.973.420.912
271.613.718.163
(10.640.297.251)

Laba/Rugi Sebelum Pajak
Beban(manfaat) Pajak Penghasilan
Laba/Rugi Setelah Pajak

678.977.462.584
144.079.229.659
534.898.232.925

Sumber Data : PT Pelindo I, 2017

Universitas Sumatera Utara

40

Tabel 3.3
PT Pelindo I (persero)
Laporan Arus Kas
Periode 31 Desember 2014
Arus Kas
Penerimaan Kas
Penerimaan Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan
Penerimaan Kas dari Kegiatan Lainnya
Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi

2.213.231.373.013
3.375.707.645.758
1.095.551.253.451

Total Penerimaan Kas

6.684.490.272.222

Pengeluaran Kas
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan
Pengeluaran Kas dari Kegiatan Lainnya
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Investasi
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Pendanaan

860.506.730.293
3.975.654.248.050
1.313.746.694.608
358.640.913.286

Total Pengeluaran Kas

6.508.548.586.237

Kenaikan/ (Penurunan) Kas Bersih

175.941.685.985

Saldo Awal Kas
Kas
Setara Kas

108.666.335.093
988.104.348.571

Kas Pada Awal Periode
1.096.770.683.664
Saldo Akhir Kas
Kas
Setara Kas

115.426.482.557
1.157.285.887.092

Saldo Akhir Kas
1.272.712.369.649

Sumber Data : PT Pelindo I, 2017

Universitas Sumatera Utara

41

Tabel 3.4
PT Pelindo I (persero)
Neraca
Per 31 Desember 2015
Aktiva

Aktiva Lancar
-Kas dan setara kas
-Investasi jangka pendek
-Piutang usaha
-Piutang pegawai
-Piutang lain-lain
-Uang muka
-Persediaan
-PPN masukan yang dapat
dikreditkan
-Biaya yang dibayar dimuka
-Pendapatan yang masih harus
diterima
-Penyisihan piutang usaha
-Penyisihan piutang pegawai
-Penyisihan piutang lain-lain
Jumlah Aktiva Lancar
Investasi
-Investasi jangka panjang
-Properti investasi
-Akm. penyusutan investasi
properti
Jumlah Investasi
Aktiva Tetap dan Akumulasi
Penyusutan
-Bangunan fasilitas pelabuhan
-Akm. penyusutan bangunan
fasilitas pelabuhan
-Kapal
-Akm. penyusutan kapal
-Alat-alat fasilitas pelabuhan
-Akm. penyusutan alat-alat
fasilitas pelabuhan
-Instalasi fasilitas kantor
-Akm. penyusutan instalasi

Nilai

Passiva

Kewajiban Jangka Pendek
-Hutang usaha
-Hutang kerjasama
mitra
usaha
-Beban yang masih harus
dibayar
-Hutang bank jangka pendek
-Uang jaminan pelayanan
-Uang titipan
-Hutang pajak penghasilan
Badan (PPh Pasal 25)
9.702.729.899
-PPN keluaran
84.757.329.602
(25.686.409.459) -Hutang pajak lainnya
(1.621.600.000) -Pendapatan diterima dimuka
jangka pendek
(1.068.282.480)

196.625.923.008
1.282.758.517.732
181.563.973.844
2.755.299.660
11.805.687.562
3.382.972.006
21.226.159.916
471.145.085

1.766.673.446.375

Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek

Kewajiban Jangka Panjang
-Hutang bank jangka panjang
566.498.411.912
-Kewajiban imbalan kerja
16.826.493.425
jangka panjang
(6.609.536.978)
-Pendapatan diterima dimuka
jangka panjang
576.715.368.359

Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang

Jumlah Kewajiban
1.501.542.964.349
(298.808.328.156) Ekuitas
-Modal disetor
511.614.588.579
-Bantuan pemerintah YBDS
(214.207.353.391) -Selisih penilaian aset dan
1.194.139.675.262
kewajiban
(472.368.373.636) -Cadangan
-Ekuitas lainnya
226.333.332.536

Nilai

338.944.216.534
30.132.562.264
301.653.375.812
277.468.815.000
25.059.085.667
33.501.954.724
46.983.646.325
8.028.502.097
12.725.034.802
39.963.644.346

1.114.460.837.571

270.026.408.045
205.851.329.851
261.351.917.354

737.229.655.250

1.851.690.492.821

1.700.000.000.000
538.812.899.239
(107.718.081.087)
807.084.784.907
1.648.548.924

Universitas Sumatera Utara

42

fasilitas kantor
-Tanah
-Jalan dan bangunan
-Akm. penyusutan jalan dan
bangunan
-Peralatan
-Akm. penyusutan peralatan
-Kendaraan
-Akm. penyusutan kendaraan
-Emplasmen
-Akm. penyusutan Emplasmen
Jumlah Harga Perolehan
Jumlah Akm Penyusutan
Jumlah Aktiva Tetap
Aktiva Lain-Lain
-Aktiva tetap dalam kontruksi
-Piutang lain-lain
-Aktiva tak berwujud
-Biaya yang ditangguhkan
-Aktiva
tetap
belum
dimanfaatkan
-Aktiva tetap tidak berfungsi
-Uang jaminan
-Persediaan tidak berfungsi
-Penyisihan puitang lain-lain
-Akm. amortisasi aset tidak
berwujud
-Akm.
amortisasi
beban
ditangguhkan
-Akm. penyusutan aset tetap
tidak berfungsi
-Aset tidak lancar lainnya
Jumlah Aktiva Lain-Lain
Jumlah Aktiva

(69.689.062.391)

Jumlah Ekuitas
2.939.828.151.983

99.238.331.647 Laba Rugi Tahun Berjalan
-Laba rugi tahun berjalan
307.804.738.846
(131.095.187.599)

700.396.937.267

69.711.865.410
(50.089.859.024)
11.933.818.637
(9.160.916.817)
17.560.887.917
(8.032.773.254)
3.939.880.203.183
(1.253.451.854.268)
2.686.428.348.915

386.953.213.785
11.005.114.469
106.668.074.410
120.489.388.452
25.879.756.366
31.528.722.620
271.228.210
62.065.537
(11.005.114.469)
(80.446.875.688)
(104.154.295.363)
(25.215.710.187)
62.850.280
462.098.418.422

Jumlah Passiva

5.491.915.582.071
5.491.915.582.071

Sumber Data : PT Pelindo I, 2017

Universitas Sumatera Utara

43

Tabel 3.5
PT Pelindo I (persero)
Laporan Laba/Rugi
Periode 31 Desember 2015
1. Pendapatan Operasi
Pendapatan Pusat Pelayanan Kapal
Pendapatan Pusat Pelayanan Barang
Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan Alat
Pendapatan Pusat PelayananUsaha Bongkar Muat
Pendapatan Pusat Pelayanan Terminal Petikemas
Pendapatan Pusat Pelayanan Penghasilan TBAL
Pendapatan Pusat Pelayanan TERSUS/ TUKS
Pendapatan Pusat Pelayanan Rupa-rupa usaha
Pendapatan Pusat Pelayanan KSMU
Pendapatan Pusat RS. Pelabuhan
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Galangan Kapal
Pendapatan Pusat Pel.Usaha Belawan Logistic Centre

332.259.687.415
309.074.212.531
1.699.090.599
129.757.346.747
988.570.774.253
103.166.636.821
250.416.593.150
71.639.189.750
87.058.002.885
19.911.786.155
12.932.436.909
34.238.251.129

Jumlah Pendapatan Usaha

2.340.724.008.344

2. Beban Usaha
Beban Pegawai
Beban Bahan
Beban Pemeliharaan
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Asuransi
Beban Sewa
Beban Kerjasama Mitra Usaha
Beban Administrasi Kantor
Beban Umum
Laba (Rugi) Penyertaan

324.744.569.933
155.817.396.886
78.116.767.430
272.889.447.974
41.480.864.013
225.087.239.295
114.607.837.616
31.498.906.756
205.095.904.408
2.234.185.942

Jumlah Beban Usaha
Laba/Rugi Usaha (1-2)

1.447.104.748.369
893.619.259.975

3. Pendapatan/Biaya diluar Usaha
Pendapatan diluar usaha
Beban diluar usaha
Laba/Rugi diluar Usaha

197.380.674.456
244.732.320.675
(47.351.646.219)

Laba/Rugi Sebelum Pajak
Beban(manfaat) Pajak Penghasilan
Laba/Rugi Setelah Pajak

846.267.613.756
145.899.586.763
700.368.026.993

Sumber Data : PT Pelindo I, 2017

Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 3.6
PT Pelindo I (persero)
Laporan Arus Kas
Periode 31 Desember 2015
Arus Kas
Penerimaan Kas
Penerimaan Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan
Penerimaan Kas dari Kegiatan Lainnya
Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi

2.435.163.471.744
3.905.521.710.592
2.157.868.000.000

Total Penerimaan Kas

8.498.553.182.336

Pengeluaran Kas
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Usaha Kepelabuhanan
Pengeluaran Kas dari Kegiatan Lainnya
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Investasi
Pengeluaran Kas dari Aktivitas Pendanaan

896.050.882.558
4.261.778.904.136
2.848.514.627.492
285.536.697.059

Total Pengeluaran Kas

8.291.881.111.245

Kenaikan/ (Penurunan) Kas Bersih

206.672.071.091

Saldo Awal Kas
Kas
Setara kas

115.426.482.557
1.157.285.887.092

Kas Pada Awal Periode

1.272.712.369.649

Saldo Akhir Kas
Kas
Setara Kas

196.625.923.008
1.282.758.517.732

Saldo Akhir Kas
1.479.384.440.740

Sumber Data : PT Pelindo I, 2017

Universitas Sumatera Utara

45

F. Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2007).
Analisis rasio likuiditas adalah kegiatan membandingkan hasil rasio
likuiditas suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan
dari waktu ke waktu.
Analisis dan penafsiran posisi keuangan itu penting karena pihak di
luar perusahaan seperti kreditor sangat menaruh perhatian pada tingkat
keamanan bagi kredit-kredit jangka pendeknya, jadi penting bagi mereka
untuk mengetahui prospek pembayaran perusahaan dalam mengembalikan
pinjamannya. Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis rasio likuiditas.
Tujuan dan manfaat rasio likuiditas:
a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan.
c. Untuk mengukur atau membandinkan antara jumlah persediaan
yang ada dengan modal kerja perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

46

d. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
e. menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya.
f. sebagai alat bagi pihak luar terutama yang berkepentingan
terhadap perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan agar
dapat meningkatkan rasa saling percaya.
a. Rasio lancar (Current ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo. Semakin besar perbandingan aktiva lancer dengan
hutang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut :

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar aktiva lancar, dan utang
lancar selama tahun 2014 – 2015.
Tabel 3.7
Rasio Lancar
Aktiva lancar dan Hutang lancar
No

Uraian

1.
2.

Aktiva lancar
Utang lancar

2014
(Rp)
1.478.307.670.217
727.173.225.024

2015
(Rp)
1.766.673.446.375
1.114.460.837.571

Universitas Sumatera Utara

47

1.478.307.670.217
Tahun 2014 =

X 100%
727.173.225.024

=

203.29%
1.766.673.446.375

Tahun 2015 =

X 100%
1.114.460.837.571

=

158.52%

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat Rasio lancar (Current ratio)
perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
1. Pada tahun 2014 Rasio lancar (Current ratio) perusahaan 203.29%.
Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp 2.0329.
2. Pada tahun 2015 Rasio lancar (Current ratio) perusahaan 158.52%.
Hal ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp 1.5852.
b. Rasio cepat (Quick ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang
lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan. Semakin besar rasio ini, semakin
baik bagi perusahaan karena aktiva lancar yang paling likuid dalam
perusahaan dapat menutupi utang lancar.

Universitas Sumatera Utara

48

Rumus untuk mencari rasio cepat adalah sebagai berikut :

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar aktiva lancar, persediaan
dan utang lancar selama tahun 2014 – 2015.
Tabel 3.8
Rasio Cepat
Aktiva lancar, Persediaan dan Hutang lancar
No
1.
2.
3.

2014
(Rp)
1.478.307.670.217
17.302.906.753
727.173.225.024

Uraian
Aktiva lancar
Persediaan
Utang lancar

2015
(Rp)
1.766.673.446.375
21.226.159.916
1.114.460.837.571

1.478.307.670.217 – 17.302.906.753
Tahun 2014 =

X 100%
727.173.225.024

=

200.91%
1.766.673.446.375 – 21.226.159.916

Tahun 2015 =

X 100%
1.114.460.837.571

=

156.61%

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat Rasio cepat (Quick ratio)
perusahaan antara tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
1. Pada tahun 2014 Rasio cepat (Quick ratio) perusahaan 200.91%. Hal
ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 2.009.

Universitas Sumatera Utara

49

2. Pada tahun 2015 Rasio cepat (Quick ratio) perusahaan 156.61%. Hal
ini berarti setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 1.566.
c. Rasio kas (Cash ratio)
Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
berapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rumus untuk mencari rasio kas adalah sebagai berikut :

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar kas dan utang lancar
selama tahun 2014 – 2015.
Tabel 3.9
Rasio Kas
Kas dan Utang lancar
No
1.
2.

Uraian
Kas
Utang lancar

2014
(Rp)
1.272.712.369.649
727.173.225.024

2015
(Rp)
1.479.384.440.740
1.114.460.837.571

1.272.712.369.649
Tahun 2014 =

X 100%
727.173.225.024

=

175.02%
1.479.384.440.740

Tahun 2015 =

X 100%
1.114.460.837.571

=

132.74%

Universitas Sumatera Utara

50

Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2015 terjadi
penurunan rasio sebesar 42.28%. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis
memenuhi syarat untuk perusahaan, karena rasio kas yang baik yaitu
100% walaupun terjadi penurunan pada tahun berikutnya, sebaiknya
perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan
menjadi lebih baik.
Tabel 3.10
Perbandingan Rasio Likuiditas Per Tahun
No

Keterangan

2014

2015

Perbandingan

1.

Rasio Lancar (current
ratio)

203.29%

158.52%

44.77% (-)

2.

Rasio cepat (quick ratio)

200.91%

156.61%

44.3% (-)

3.

Rasio kas (cash ratio)

175.02%

132.74%

42.28% (-)

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat perkembangan perusahaan antara
tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
1. Hasil rasio lancar (Current ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada
tahun 2014 adalah 203.29% dan mengalami penurunan menjadi
158.52% pada tahun 2015. Kondisi rasio lancar (current ratio)
selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Hasil Rata-rata rasio
lancar (Current ratio) adalah 180.905%, artinya masih diatas 100%.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid
atau perusahaan dapat membayar dan dapat menutupi semua hutang
jangka pendeknya yang jatuh tempo dengan aktiva lancar.

Universitas Sumatera Utara

51

2. Hasil rasio cepat (quick ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada
tahun 2014 adalah 200.91% dan menurun pada tahun 2015 menjadi
156.61%. Kondisi Rasio cepat (Quick ratio) selama 2 tahun terakhir
mengalami fluktuasi/penurunan. Rata-rata Rasio cepat (Quick ratio)
yaitu 178.76%, Artinya Rasio Cepat berada diatas 100%. Maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan
dapat membayar semua hutang jangka pendeknya dengan Quick
asset perusahaan yang paling likuid pada saat jatuh tempo.
3. Hasil rasio kas (cash ratio) pada PT Pelindo I (persero) pada tahun
2014 adalah 175.02% dan menurun pada tahun 2015 menjadi
132.74%. Kondisi Rasio kas (cash ratio) selama 2 tahun terakhir
mengalami fluktuasi/penurunan. Rata-rata Rasio kas (cash ratio)
153.88% artinya berada diatas 100%. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan dalam keadaan likuid atau perusahaan dapat
membayar semua hutang jangka pendeknya dengan kas pada saat
jatuh tempo.
2. Rasio Solvabilitas
Menurut

Kasmir

(2008)

"Rasio

solvabilitas

atau

leverage

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

Universitas Sumatera Utara

52

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Tujuan dan Manfaat Solvabilitas:
1.

Menganalisis

status

perusahaan

dan kemampuannya

dalam

memenuhi kewajibannya pada pihak ketiga.
2.

Mengetahui status perusahaan dengan melihat keseimbangan antara
jumlah modal dan aktiva tetap yang dimiliki.

3.

Mencari tahu berapa besarnya rupiah dari modal sendiri yang akan
digunakan sebagai jaminan pembayaran utang jangka panjang.

4.

Untuk melihat sejauh mana pengaruh utang yang ditanggung
perusahaan terhadap pengelolaan aktiva yang ada.

a. Rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio)
Rasio kewajiban atas aktiva adalah rasio utang yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang
atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva.
Rumus untuk mencari rasio kewajiban atas utang sebagai berikut:

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar total aktiva dan total
utang selama tahun 2014 – 2015 :

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 3.11
Rasio Kewajiban atas Aktiva
Total Aktiva dan Total Utang
No

Uraian

1.
2.

Aktiva
Utang

2014
(Rp)
4.843.054.089.736
1.819.919.973.531

2015
(Rp)
5.491.915.582.071
1.851.690.492.821

1.819.919.973.531
Tahun 2014 =

X 100%
4.843.054.089.736

=

37.58%
1.851.690.492.821

Tahun 2015 =

X 100%
5.491.915.582.071

=

33.72%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2014 adalah
37.58% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman
(hutang). Sedangkan pada tahun 2015 adalah 33.72% dari total aktiva
perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Hal ini
menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan tahun 2015 lebih besar
dari tahun 2014 di karenakan adanya pinjaman hutang usaha yang terlalu
besar.
b. Rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio).
Rasio kewajiban atas ekuitas adalah rasio utang yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total ekuitas.

Universitas Sumatera Utara

54

Dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar modal sendiri yang
dijadikan jaminan atas utang.
Rumus untuk mencari rasio kewajiban atas ekuitas sebagai
berikut:

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat besar total utang dan total
ekuitas selama tahun 2014–2015 :
Tabel 3.12
Rasio Kewajiban atas Ekuitas
Total utang dan Total Ekuitas
No
1.
2.

Uraian
Utang
Ekuitas

2014
(Rp)
1.819.919.973.531
2.472.176.460.665

2015
(Rp)
1.851.690.492.821
2.929.828.151.983

1.819.919.973.531
Tahun 2014 =

X 100%
2.472.176.460.665

=

73.6%
1.851.690.492.821

Tahun 2015 =

X 100%
2.929.828.151.983

=

63.2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada
tahun 2014, Rp 73.6% utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,-

Universitas Sumatera Utara

55

modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2015, Rp 63.2 utang jangka
panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.
Tabel 3.13
Perbandingan Rasio Solvabilitas Per Tahun
No

Keterangan

2014

2015

Perbandingan

1.

Rasio kewajiban atas
aktiva (Debt to asset
ratio)
Rasio kewajiban atas
ekuitas (Debt to equity
ratio)

37.58%

33.72%

3.86% ( - )

73.6%

63.2%

10.4% ( - )

2.

Dari hasil analisis di atas dapat dilihat perkembangan perusahaan antara
tahun 2014 - 2015 sebagai berikut :
1. Hasil rasio kewajiban atas aktiva (Debt to asset ratio) pada PT
Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 37.58% dan menurun
menjadi 33.72% pada tahun 2015. Kondisi rasio lancar (current
ratio) selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Hasil Rata-rata
rasio lancar (Current ratio) adalah 35.65%, artinya masih dibawah
50%. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam
keadaan belum solvable(mampu membayar) karena semakin besar
aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang dan semakin kecil rasio
kewajiban atas aktiva, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang.
Maka dari itu, untuk menurunkan persentasi rasio kewajiban atas
aktiva dapat dilakukan dengan cara meningkatkan total aktiva setiap
tahunnya.

Universitas Sumatera Utara

56

2. Hasil rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to equity ratio) pada PT
Pelindo I (persero) pada tahun 2014 adalah 73.6% dan menurun pada
tahun 2015 menjadi 63.2%. Kondisi Rasio cepat (Quick ratio)
selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Rata-rata Rasio cepat
(Quick ratio) yaitu 68.4%, Artinya kondisi perusahaan sedikit demi
sedikit membaik walaupun rasio kewajiban atas ekuitas (Debt to
equity ratio) berada dibawah 100%. Semakin tinggi rasio kewajiban
atas ekuitas maka semakin tidak baik bagi kondisi keuangan
perusahaan, karena semakin besar pendanaan dengan utang dan
semakin sedikit dana yang disediakan pemegang saham untuk
menjamin utang apabila terjadi kerugian, begitu sebaliknya. Semakin
rendahnya rasio kewajiban atas ekuitas semakin baik karena semakin
kecil pendanaan dengan utang dan semakin besar tingkat pendanaan
yang disediakan pemegang saham untuk menjamin utang apabila
terjadi kerugian.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT
Pelindo I (Persero), maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan
saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi
penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.
A. Kesimpulan
1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan
bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan
akan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu
juga terjadi penurunan rasio pada tahun 2015 jika dibandingkan
dengan tahun 2014. Tetapi walaupun persentasenya turun perusahaan
masih dalam keadaan likuid, karena persentasenya masih berada diatas
100%.
2. Jika dilihat dari rasio solvabilitas, dapat disimpulkan bahwa komposisi
hutang semakin membaik terhadap perusahaan, karena semakin kecil
debt to asset ratio dan debt to equity ratio maka akan memperbaik
keadaan perusahaan. Artinya semakin kecil hutang perusahaan maka
perusahaan semakin aman/sehat.

57
Universitas Sumatera Utara

58

B. Saran
1. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek
dinilai cukup baik/sehat, karena persentase perusahaan masih bisa
mencapai 100%, yang artinya aktiva lancar mampu menutupi hutang
lancarnya pada saat jatuh tempo. Walaupun terus menurun dalam 2
tahun terakhir. Untuk itu sebaiknya perusahaan menghindari hutang
lancar dan pinjaman yang berlebihan agar grafik terus meningkat dan
agar perusahaan tetap menjadi lebih likuid.
2. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban baik dalam jangka
pendek dan jangka panjangnya sangat bagus, hal ini dapat dilihat pada
persentase rasio solvabilitas. Dimana perusahaan mampu menjaga
keadaan tersebut, dengan kata lain persentase tetap dibawah/lebih kecil
dari tahun sebelumnya. Untuk kedepannya agar tidak terjadi kenaikan
rasio, porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil/perusahaan harus
memiliki hutang yang tidak lebih besar dari modalnya sendiri. Agar
perusahaan solvabe terhadap utang-utang yang dimilikinya.

Universitas Sumatera Utara