Sistem Dan Prosedur Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PTPN III Unit Sei Mangkei

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

A.

Sejarah

1.

PT. Perkebunan Nusantara III
Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan
perusahaan - perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958
yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan Perkebunan Asing
hasilnasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan
Negara (PPN),embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber
Cultuur MaatschappijAmsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij`de Oekust
(CMO) merupakanPerusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di
Indonesia sejak zamanKolonial Hindia Belanda.
Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun
1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III
(Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero)

disatukan pengelolaannya oleh Direksi PT. Perkebunan III (Persero).
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah Nomor : 8 tahun 1996 tanggal 14
Februari 1996 ketiga Perusahan tersebut yang wilayah kerjanya berada di
Provinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu Perusahaan dengan
nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) yang beralamat di Jln. Sei
Batang Hari No. 2 Medan, Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) didirikan dengan Akta Notaris Harun Kamil, SH, Nomor : 36

Universitas Sumatera Utara

tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusa Nomor: C2-8331.
HT. 01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor : 81 tanggal 8 Oktober 1996, tambahan
Nomor : 8674/1996. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki visi
dan misi dalam menjalankan kegiatan usahanya,
Visi :
Menjadi perusahaan agrobisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun-tahun berikutnya.
Misi :

1.

Mengembangkan

industri

hilir

berbasis

perkebunan

secara

berkesinambungan.
2.

Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3.


Memperlakukan

karyawan

sebagai

asset

strategis

dan

mengembangkannya secara optimal.
4.

Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil
terbaik bagi para investor.

5.


Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.

6.

Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.

7.

Melaksanakan

seluruh

aktivitas

perusahaan

yang


berwawasan

lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan
komoditi utama (core bisnis) kelapa sawit dan karet. Perusahaan memiliki
lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masingmasing komoditi tersebut. Lahan perkebunan perusahaan tersebar di
Propinsi Sumatera Utara seluas 143.160,42 Ha (Karet : 41.751,29 Ha dan
Kelapa

Sawit

:

101.409,13

Ha)


dalam

pengelolaan

perusahaan

dikelompokkan mejadi :
a.

17 (tujuh belas) Bagian Kantor Direksi,

b.

8 (delapan) Distrik Manager,

c.

34 (tiga puluh empat) Manajer (26 Kebun dan 8 Kebun + PPK),

d.


12 (dua belas) Manajer Pabrik Kelapa Sawit dan

e.

5 (lima) Manajer Rumah Sakit serta

f.

1 (satu) Unit Pusat Pelatihan Wisata Agro Sei Karang (P2WAS).
Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan inti sawit

sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi
pendapatan 70 perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan
Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan
yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu yang dihasilkan Crude Palm
Oil (CPO), Palm Kernel Oil (PKO), Palm Kernel (PK) dan Palm Kernel
Meal (PKM).
Di kalangan dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu
tinggi, lebih dari 38,000 hektar lahan karet PT. Perkebunan Nusantara III (

Persero) diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia.

Universitas Sumatera Utara

Mutu produk RSS-1, SIR-10, SIR- 20 dan Lateks Pekat mampu menembus
pasar Internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone,
Good Year, Firestone, Han Kook dan lainnya
Holding company atau induk usaha Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) bidang perkebunan akhirnya telah dibentuk. Pada saat masih
menjabat

sebagai

Presiden

Republik

Indonesia,

Susilo


Bambang

Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal
Saham PT.Perkebunan Nusantara III (Persero). Peraturan Pemerintah ini
mengatur tentang pembentukan holding company, dimana PT.Perkebunan
Nusantara III (Persero) ditetapkan menjadi leader yang memimpin 13 PT.
Perkebunan Nusantara III ( Persero).
Gagasan pembentukan induk usaha BUMN perkebunan ini sendiri
sudah berlangsung lama yaitu sejak tahun 2002. Berbagai proses akhirnya
dilewati dan setelah 12 tahun berselang akhirnya Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2014 tentang 96 Holding BUMN Perkebunan Terbentuk,
diakses pada tanggal 08 Desember 2014 pukul 17.00 WIB. 71 Penambahan
Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham PT.Perkebunan
Nusantara

III

(Persero)


ditetapkan.

Selain

pembentukan

holding

perkebunan, pada saat masih menjabat Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI No 73
tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia ke Dalam Modal Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara.

Universitas Sumatera Utara

untuk pembentukan holding company BUMN kehutanan, di mana yang
bertindak sebagai leader adalah Perum Perhutani. Nantinya Perhutani akan
menjadi induk dari PT Inhutani I sampai V.
Lamanya proses pembentukan holding company perkebunan tidak

lepas dari proses kajian, sinkronisasi peraturan hingga rapat koordinasi yang
membutuhkan waktu. Proses itu diperlukan untuk mempersiapkan
pembentukan holding. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014
ditetapkan bahwa yang bertindak sebagai pemimpin untuk holding
perkebunan adalah PT Perkebunan Nusantara III (Persero), yang akan
membawahi 13 PT.Perkebunan Nusantara yang selama ini beroperasi dan
berjalan sendiri-sendiri. Sebanyak 13 PT.Perkebunan Nusantara akan
menjadi anak usaha dari holding perkebunan ini.
Setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014
tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke Dalam Modal Saham
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) ini, ada tahap-tahap berikutnya yang
diambil. Selanjutnya harus ada ketetapan dari Menteri Keuangan terkait
pembentukan holding perkebunan. Disusul dengan sosialisasi dan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) pembentukan holding. Pada RUPS ini
akan disahkan dan dibahas terkait perubahan anggaran dasar dan opsi
lainnya.
Pasca dibentuk holding akan ada kenaikan kinerja keuangan yang
meningkat, seperti laba, aset, hingga modal pasca pembentukan holding.
Laba bersih holding BUMN perkebunan dapat diperkirakan sampai dengan

Universitas Sumatera Utara

Rp. 21 triliun, dan aset menjadi Rp. 121 triliun di tahun 2019. Adapun
sebelum pembentukan holding, laba bersih PTPN I-IX hanya Rp 2,7 triliun.
Laba bersih 14 BUMN perkebunan ini merupakan penggabungan, namun
dalam posisi berdiri sendiri-sendiri. Proyeksi akhir tahun 2014 untuk
penjualan Rp 47 triliun, laba bersih Rp 2,7 triliun dan ekuitas Rp 22 triliun.
Menurut Assisten lapangan tersebut : Pada saat masih menjabat
sebagai Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) tentang Holding BUMN
Perkebunan pada tanggal 18 September 2014. Peresmian holding company
dilakukan oleh Menteri BUMN Bapak Dahlan Iskan pada Tanggal 2
Oktober 2014. Tujuan dibentuknya holding company diharapkan supaya
Direksi Holding menyamakan cara dan metode yang sama sehingga
keuntungan yang diperoleh bisa meningkat. PT. Perkebunan Nusantara III (
Persero) ditunjuk sebagai induk holding perkebunan dimana memimpin
PTPN dari PTPN I-XIV. Keuntungan yang diperoleh Kawasan Industri Sei
Mangkei dengan adanya holding company adalah tersedianya bahan baku
yang dibutuhkan oleh Investor, hal ini dikarenakan Kawasan Industri Sei
Mangkei merupakan industri berbasis kelapa sawit. Salah satu contoh PT
Unilever Oleochemical Indonesia membutuhkan bahan baku CPKO (Clude
Palm Kernel Oil) sebesar 500 Ton/Hari sedangkan PT Perkebunan
Nusantara III hanya memproduksi 150 Ton/Hari, dengan adanya holding
maka bahan baku yang kurang bisa dipenuhi dari produksi CPKO PT.
Perkebunan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Keanggotaan Komisaris Perusahaan Perseroan adalah sebagaiberikut :
Komisaris Umum

: Joefly J. Bahroeny

Anggota Dewan Komisaris

: Dahlan Harahap

Anggota Dewan Komisaris

:Deddy Yefri Sitorus

Anggota Dewan Komisaris

: Deddy Fauzi Elhakim

Untuk keanggotaan Direksi, sesuai dengan surat keputusan Mentri
Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP – 245/MBU/2003 tanggal 19
juni2016 tentang pembentukan dan pengangkatan anggota Direksi
PerusahaanPT. Perkebunan Nusantara III dengan susunan Direksi sebagai
berikut :
Direktur Utama

: Elia Massa Manik

Direktur Human Capital Management & Umum

: Seger Budiarjo

Direktur Produksi

: Alexander Maha

Direktur SDM/UMUM

: Erwan Pelawi

Direktur Perencanan dan Pengembangan

: Nurhidayat

Direktur Keuangan

:Siwi Peni

Universitas Sumatera Utara

2.

Struktur Organisasi PTPN III

Gambar 1. Struktur Organisasi PTPN III Pusat
Sumber : Kantor PTPN III Sei Batang hari
Universitas Sumatera Utara

3.

PTPN III Unit Sei Mangkei

Identitas PTPN III ( Persero ) Kebun Sei Mangkei
1. Nama Perusahaan

: PTP Nusantara III ( Persero )

2. Alamat
a.

Kantor Kebun

: KebunSei Magkei, KodePos (20585)

b.

Kantor pusat

:Jln. SeiBatangHari No. 2Medan

c.

Telepon

: (061)17980235

3. Status Perusahaan

: Persero ( Perseroan Terbatas )

4. Komoditi

: Kebun Karet, Kebun Kelapa Sawit

5. Kecamatan

: Bosar Maligas

6. Kabupaten

: Simalungun

a. Email

: ksmi@email.ptpn3.co.id

b. Web

: http://www.ptpn3.co.id

7. Akta Pendirian Perusahaan

: Padatanggal 11 Maret 1996 SK Direksi
PT Perkebunan Nusantra III ( Persero )

a. Nomor

: 08 Tahun 1996

b. Tanggal

:14 Februari 1996

Pada tahun 1957 Keputusan Peraturan Pemerintah No. 14/1958 bahwa
Wewenang NV.RCMA (Rubber Cultural Maatschppij Amsterdam) di ambil alih
oleh PT IBB. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian serta di tetapkan kembali
dengan keputusan Menpen No. 49/UN/1959 dan penguasa di berikan kepada
Perseroan Perkebunan Negara (PPN) Pada tahun 1959 dengan UU No. 86/1958
PPN dari cabang Sumatera Utara dan dikuasai oleh Bannas berdasarkan PP No.
3/1959 dengan nama PPN baru cabang EX,NV,RCMA. Kemudian Undang –
Undang tersebut di perkuat dengan peraturan pemerintah no. 3/1959, PP tersebut
di perkuat lagi dengan PP No. 19/1960 terbentuk dengan cabang unit
Sumatra.BerdasarkanPeraturanPusat

No.

24/1963

namadaripada

Perseroan

Universitas Sumatera Utara

Perkebunan Negara (PPN) Sumatra Utara II di ubah menjadi Perusahaan Negara
Perkebunan (PNP) Sumatra Utara IV. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
27/1971/PPN V dialihkan menjadi perusahaan Perseroan dengan nama PTP. V
ditambahkan dengan Akte notaris GHS. L. Tobing SH berkedudukan di Jakarta.
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara III didirikan dengan
Akte Notaris Harun Kamil SH No 36 tanggal 11 Maret 1996, merupakan
peleburan perusahaan PTP III, PTP IV, dan PTP V, sesuai dengan peraturan
pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Perusahaan ini
mengusahakan 2 budidaya yaitu Karet dan KelapaSawit.
PT.Perkebunan Nusantara III terlebih dahulu telah mengusahakan lahan di
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei tersebut dengan budidaya tanaman
kelapa sawit dan budidaya tanaman karet yang sudah menghasilkan maupun
belum menghasilkan serta PTPN III juga membangun sarana dan prasarana
berupa emplasmen/ pabrik, jaringan jalan kebun, perengan/ rendahan/ DAS, rawarawa/ sungai/ parit, jalur PLN, sarana pendidikan, perengan rendahan tidak dapat
ditanami, kawasan industri/ PKS.
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang terletak di Desa Sei
Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun ini mempunyai
batas sebagai berikut:
a. sebelah Utara berbatasan dengan desa Keramat Kuba;
b. sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN IV (Persero) Kebun Mayang;
c. sebelah Timur berbatasan dengan PTPN IV (Persero) Kebun Gunung Bayu;
d. sebelah Barat berbatasan dengan sungai Bah Bolon.

Universitas Sumatera Utara

Menurut data yang diperoleh dari Nico Demus selaku assisten asisten
komersil Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei terdapat pertimbangan dalam
mengusulkan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei menjadi Kawasan Ekonomi
Khusus antara lain yaitu:
a. Areal seluas 1933,80 Ha merupakan areal milik PT Pekebunan Nusantara III
(Persero) dan merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan
untuk menjadikan areal tersebut sebagai industri hilir perusahaan.
b. Salah satu syarat menjadi kawasan industri adalah areal tersbut dekat dengan
sumber bahan baku, disekitar Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei banyak
tersedia bahan baku baik dari perkebunan pemerintah maupun perkebunan
swasta.
c. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei dekat dengan pelabuhan kuala
tanjung (lebih kurang 40 KM)
d. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei juga dekat dengan jalur kereta api
yaitu jalur kereta api Gunung Bayu – Stasiun Perlanaan.
e. PT. Perkebunan Nusantara III( Persero) telah membangun Pabrik Kelapa
Sawit 30 Ton/TBS/Jam sejak tahun 1997 yang kemudian telah ditingkatkan
menjadi 75 Ton/TBS/Jam.
f. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membangun Pabrik Listrik
Tenaga Biomassa Sawit yang menghasilkan daya 2 X 3,5 MW dan sudah
beroperasi.

Universitas Sumatera Utara

g. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membangun Pabrik Kernel Oil
yang menghasilkan CPKO 170 Ton/hari dari kapasitas olah 400 ton/hari inti
sawit
h. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membangun jalan rigid beton
didalam kawasan, saluran drainase, jaringan listrik dan telekomunikasi
i. Sumber air cukup tersedia dari sungai bah bolon dengan aliran debit air 37,3
M3 /detik.
Sebagai Badan Usaha Pembangun Dan Pengelola Kawasan Ekonomi
Khusus Sei Mangkei, PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) mendapat beberapa
keuntungan antara lain yaitu :
a. Secara Financial, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mendapatkan
keuntungan dari menyewakan lahan serta pendapatan dari penjualan listrik, air
maupun retribusi dari penggunaan fasilitas kawasan.
b. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mendapatkan pengalaman dalam
mengelola kawasan dikarenakan pengelolahan kawasan merupakan hal baru
bagi perusahaan diharapkan kedepanya PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
memiliki industri hilir khususnya industri turunan kelapa sawit dan karet.
Setelah adanya penetapan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) sebagai
Badan Usaha Pembangun Dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 29 Tahun 2012 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus Sei Mangkei, PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) harus
menyiapkan pembebasan tanah untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus.
Proses pembebasan tanah untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus ini juga

Universitas Sumatera Utara

diatur pada Pasal 32 Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan 103 Hasil wawancara dengan Nico Demus Marpaung., selaku
asisten komersil Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kantor Kawasan
Ekonomi Khusus Sei Mangkei pada tanggal 28 Oktober 2014 76 Kawasan
Ekonomi Khusus mengatur untuk Kawasan Ekonomi Khusus yang diusulkan oleh
Badan Usaha, pembebasan tanah yang akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus
dilakukan oleh Badan Usaha pengusul, dan dalam hal tanah untuk lokasi Kawasan
Ekonomi Khusus dibebaskan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik

Daerah,

pemerintah

provinsi,

pemerintah

kabupaten/kota,

atau

kementerian/lembaga pemerintah non kementerian, kepada Badan Usaha Milik
Negara,

Badan

Usaha

Milik Daerah,

pemerintah

provinsi,

pemerintah

kabupaten/kota, atau kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dapat
diberikan hak atas tanah berupa hak pakai atau hak pengelolaan. Dalam rangka
pembebasan tanah untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei,
dikarenakan tanah yang akan di jadikan Kawasan Ekonomi Khusus masih
berstatus Hak Guna Usaha, PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) harus
melakukan perubahan hak atas tanah dari Hak Guna Usaha menjadi Hak
Pengelolaan. Proses perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak Pengelolaan antara
lain:
1. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) membuat surat permohonan izin
pelepasan atas areal seluas 2.002,77 Ha kepada kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia melalui Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

2. Selanjutnya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) mengajukan permohonan
pengukuran areal Hak Guna Usaha seluas 2.002, 77 Ha kepada Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.
3. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah memberikan izin
pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero).
4. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) membuat Akta Pelepasan Hak
dihadapan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun.
5. Melakukan pengukuran secara kadasteral oleh Badan Pertanahan Nasional
yang luasnya tidak melebihi luas yang disetujui Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia.
6. Menjaga areal tersebut agar terhindar dari indikasi terlantar.
7. Mengajukan permohonan penerbitan Hak Pengelolaan areal seluas 1.933,80
Ha
Penjelasan terhadap proses perubahan Hak Guna Usaha menjadi Hak
Pengelolaan yaitu dimulai dengan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) harus
melepaskan Hak Guna Usaha terlebih dahulu dengan membuat permohonan Izin
Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/Sei Mangkei seluas 2.002,77 Ha yang terletak
di Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Simalungun, Kecamatan Bosar Maligas,
Desa Sei Mangkei menjadi tanah yang dikuasai oleh negara dan selanjutnya
akan dimohoni pemberian Hak Pengelolaan diatas tanah dimaksud dengan objek
dan subyek yang sama dapat menjadi subyek Hak Pengelolaan dan sesuai

Universitas Sumatera Utara

dengan ketentuan Pasal 67 huruf b Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999.
Permohonan izin pelepasan Hak Guna Usaha ini sebelumnya telah
mendapat persetujuan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara melalui surat No
S- 743/MBU/ 2012 tanggal 19 Desember 2012 perihal Persetujuan Pengalihan
Hak Guna Usaha Lahan Milik PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) di Sei
Mangkei menjadi Hak Pengelolaan dan rencana Kawasan Ekonomi Khusus
tersebut telah di sahkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No 10
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun
Tahun 2011-2031 serta rekomendasi dari Gubernur Sumatera Utara bahwa
peruntukan KEK Sei Mangkei telah diakomodasi dalam revisi Peraturan daerah
(Perda) RTRW Sumatera Utara. Gubernur Sumatera Utara telah mengeluarkan
rekomendasi melalui surat No. 650/2162, tanggal 7 Maret 2011.
Permohonan izin pelepasan Hak Guna Usaha tersebut diajukan kepada
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, melalui Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara di Medan. Dengan
memperhatikan halhal sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Tanggal 20 April 1995 No 31/HGU/BPN/95 tentang Pemberian Hak Guna
Usaha atas nama PT.Perkebunan V (Persero) atas tanah di Kabupaten
Simalungu

Universitas Sumatera Utara

2. Sertipikat Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero), seluas 2.002,77 Ha terletak di Desa Sei Mangkei,
Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
3. Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara tanggal 30 Mei 2008 No s465/MBU/2008 jo tanggal 19 Desember 2012 Np S-743/ MBU/2012 perihal
Persetujuan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di PT.
Perkebunan Nusantara III ( Persero).
4. Surat Izin Bupati Simalungun tanggal 10 Desember 2007 No 503/9393/PIT
perihal Pemberian Izin Prinsip Persetujuan Kawasan Ekonomi Khusus Sei
Mangkei.
5. Surat Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) tanggal 26
Maret 2013 No 3.11/X/41/2013 perihal Permohonan Izin Pelepasan Hak Guna
Usaha No 1/ Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero)
atas tanah seluas 2.002,77 Ha, terletak di Desa Sei Mangkei Kecamatan Bosar
Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
6. Laporan Pemeriksaan Lapangan Dalam Rangka Izin Perubahan Penggunaan
Tanah atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) No 01/A.PGTPPT/04/2009 tanggal 16 April 2009.
7. Surat Wakil Gubernur Sumatera Utara selaku Ketua Badan Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi sumatera Utara tanggal 7 Maret
2011 No 650/2612 perihal Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus Sei Mangkei dalam Ranperda RTRWP-SU 2010-2030.

Universitas Sumatera Utara

8. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No 10 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah kabupaten Simalungun Tahun 2011-2031.
Dengan demikian pada prinsipnya pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei
seluas 2.002,77 Ha atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), terletak di
Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabuapten Simalungun, Provinsi
Sumatera Utara dapat disetujui dengan beberapa syarat sebagai berikut:
1. Segera setelah diterimanya izin Pelepasan Hak Guna Usaha, pemegang hak
yakni PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), diwajibkan melaksanakan
Akta Pelepasan Hak di hadapan Pejabat yang berwenang.
2. Luas yang pasti atas tanah yang dilepaskan ditentukan berdasarkan hasil
pengukuran secara kadasteral
3. Tanahnya tidak dalam keadaan sengketa dengan pihak lain dan tidak
diperlukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan tidak
terindikasi terlantar
4. Tanah bekas Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei seluas 2.002,77 Ha atas
nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero), terletak di Desa Sei Mangkei,
Kecamatan Bosar Maligas, Kabuapten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
tersebut, terhitung sejak tanggal Akta Pelepasan Hak sebagaimana dimaksud
pada angka 1 diatas dinyatakan sebagai tanah 107 Ibid 81 yang dikuasai
langsung oleh Negara dan selanjutnya dapat dimohonkan hak atas tanah
melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Universitas Sumatera Utara

5. Pemanfaatan dan penggunaan tanah selanjutnya harus sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan.
Sehubungan dengan hal- hal tersebut diatas Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun untuk mencatat
pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei sesuai Akta Pelepasan Hak yang
sudah ditandatangani pada Sertipikat, Buku Tanah dan Daftar umum.
Lahan seluas 2.002,77 Ha yang telah dilepaskan Hak Guna Usaha nya
kemudian dikeluarkan dari luasan Kebun Dusun Hulu, pemeliharaan tanaman
yang belum menghasilkan (TM) tanaman kelapa sawit dan karet di atas tanah
tersebut masih tetap dilakukan sehingga tidak menganggu proses panen,
sedangkan pemupukan dan seluruh kegiatan pemeliharaan tidak lagi dilaksanakan
untuk areal tanaman belum menghasilkan (TBM) karet dan kelapa sawit.
Kemudian menjaga areal tersebut sehingga tidak menjadi sengketa dengan
penggarap dan terhindar dari indikasi terlantar
Hapusnya hak atas tanah menyebabkan tanah nya menjadi tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, yang pengaturan selanjutnya diberikan
kewenangannya kepada Pemerintah, dalam hal ini instansi Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia
Apabila haknya dinyatakan hapus dan demi hukum statusnya kembali
menjadi tanah yang dikuasai oleh Negara, maka tindakan administratif dalam

Universitas Sumatera Utara

sitem pendaftaran tanah harus didaftar dan dicatat dalam buku tanah dan daftar
umum lainnya
Pada Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
mengatur bahwa pendaftaran hapusnya suatu hak atas tanah dilakukan oleh
Kepala Kantor Pertanahan dengan membubuhkan catatan pada buku tanah dan
surat ukur serta memusnahkan sertifikat hak yang bersangkutan berdasarkan
a. Data dalam buku tanah yang disimpan di Kantor Pertanahan, jika mengenai
hak-hak yang dibatasi masa berlakunya.
b. Salinan surat keputusan Pejabat yang berwenang, bahwa hak yang
bersangkutan telah dibatalkan atau dicabut
c. Akta yang menyatakan bahwa hak yang bersangkutan telah dilepaskan oleh
pemegang haknya.
Dijelaskan bahwa khusus terhadap pencatatan hapusnya hak atas tanah yang
dibatasi masa berlakunya ( seperti Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak
Pakai) dan diperlukan penegasan dari Pejabat yang berwenang. Pendaftaran
hapusnya hak atas tanah yang disebabkan oleh dilepaskan hak tersebut oleh
pemegangnya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan berdasarkan permohonan
dari pihak yang berkepentingan dengan melampirkan: Dalam acara melepaskan
hak maka selain harus ada bukti, bahwa yang melepaskan adalah pemegang
haknya, juga perlu diteliti apakah pemegang hak tersebut berwenang untuk
melepaskan hak yang bersangkutan.
a. Akta notaris yang bersangkutan melepaskan hak tersebut, atau Surat
Keterangan dari pemegang hak bahwa pemegang hak yang bersangkutan

Universitas Sumatera Utara

melepaskan hak tersebut yang dibuat dan disaksikan oleh Camat letak tanah
yang bersangkutan, atau Surat Keterangan dari pemegang hak bahwa
pemegang hak yang bersangkutan melepaskan hak tersebut yang dibuat
dihadapan dan disaksikan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
b. Persetujuan dari Pemegang Hak Tanggungan apabila hak tersebut dibebani
Hak Tanggungan
c. Sertifikat hak yang bersangkutan.
Apabila pemegang hak melepaskan haknya dalam rangka pembaharuan atau
perubahan hak maka permohonan dari pemegang hak untuk memperoleh
pembaharuan atau perubahan hak tersebut berlaku sebagai Surat Keterangan
Melepaskan Hak yang dapat dijadikan dasar pendaftaran hapusnya hak.
Dengan dikeluarkan nya Pemberian Izin Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/
Sei Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nuusantara III atas tanah seluas 2.002,77
Ha, terletak di Desa Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara kemudian PT. Perkebunan Nusantara III
melaksanakan pembuatan Pernyataan Melepaskan Hak Guna Usaha No 1/ Sei
Mangkei tanggal 30 Agustus 2013 Nomor 3.11/X/ 109/2013, yang dibuat
dihadapan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dan disaksikan oleh
4(empat) orang saksi selanjutnya dimohonkan Hak Pengelolaan atas tanah
tersebut melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun.
3. Analisis Perubahan Hak atas tanah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
pada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.

Universitas Sumatera Utara

Surat

Badan

Pertanahan

Nasional

Republik

Indonesia

No

2188/14.3/V/2013 perihal Pemberian Izin Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei
Mangkei atas nama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) atas tanah seluas
2.002,77 Ha, areal ini menjadi tanah yang dikuasai oleh negara dan selanjutnya
akan dimohoni pemberian Hak Pengelolaan diatas tanah dimaksud dengan objek
dan subyek yang sama dapat menjadi subyek Hak Pengelolaan dan sesuai dengan
ketentuan Pasal 67 huruf b Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 tahun 1999.
Pada tanggal 23 Juni 2014 Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia No 27/ HPL/ BPN RI/ 2014 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas
Nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4(
empat) Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara. Sebagai pertimbangan dari Surat Keputusan tersebut antara lain:
a. Bahwa sesuai dengan Peraturan Daerah kabupaten Simalungun tanggal 20
November 2012 No 10 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Simalungun tahun 2011-2031, arahan peruntukan tanah pada area
yang dimohon adalah sebagai kawasan industri( Kawasan Ekonomi Khusus)
yang akan dikembangkan sebagai pusat pengembangan ekonomi baru di
wilayah Sumatera Bagian Utara, sebagaimana dituangkan dalam Laporan
Akhir Masterplan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
b. Bahwa sesuai risalah Panitia Pemeriksa Tanah “A” Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun tanggal 4 Desember 2013 No 01/RPPT/HTPT/2013,

Universitas Sumatera Utara

bidang tanah tersebut telah digunakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Sei
Mangkei, tidak ada silang sengketa dengan pihak lain dan arahan penggunaan
tanah di lokasi tersebut sudah sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang
Kabupaten

Simalungun

sehingga

panitia

Pemeriksaan

Tanah

“A”

berkesimpulan permohonan tersebut dapat dipertimbangkan untuk diberikan
Hak Pengelolaan dengan alasan memenuhi persyaratan teknis, yuridis,
maupun administrative
c. Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dengan suratnya
tanggal 5 Desember 2013 No 493/7-1208/XII/ 2013 dan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara dengan suratnya
tanggal 10 Desember 2013 No 1824/P-12/XII/2013 jo surat tanggal 19
Februari 2014 No 171/10-12.300/II/ 2014, menyampaikan permohonan
tersebut dapat dikabulkan untuk diberikan Hak Pengelolaan.
d. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka permohonan hak dimaksud
telah memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan
Peraturan Pemerintah, sehingga dapat dipertimbangkan untuk dikabulkan.
Pemberian Hak Pengelolaan yang ditandai dengan terbitnya Keputusan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 27/ HPL/ BPN RI/
2014 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama PT. Perkebunan Nusantara
III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4( empat) Bidang Tanah Terletak di
Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini menetapkan:
1. Menerima Pelepasan Hak Guna Usaha No 1/ Sei Mangkei , Sertipikat tanggal
24 April 1996, Gambar Situasi tanggal 23 April 1996 No 480/ 1996, seluas

Universitas Sumatera Utara

2.002,77 Ha tercatat atas nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero),
berkedudukan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, terletak di Desa Sei
Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi
Sumatera Utara dan menyatakan tanah tersebut sebagai tanah yang dikuasai
langsung oleh negara.
2.

Menyatakan tidak berlaku lagi tanda bukti hak yang sah Sertivikat Hak Guna
Usaha No 1/ sei Mangkei, sebagaiman maksud dalam angka 1 dan
mengistruksikan kepada Kepala kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun
untuk menghapus dengan cara mencoret hak Guna Usaha tersebut dalam
Sertivikat, Buku Tanah dan Daftar Umum Lainnya serta menarik asli
Sertivikat dimaksud dari peredaran untuk disatukan dalam warkah ini.

3. Memberikan kepada Perusahaan Perseroan ( Persero) PT. Perkebunan
Nusantara III ( Persero) berkedudukan di Kota Medan, Hak Pengelolaan
selama dipergunakan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, atas 4
(empat) bidang tanah berdasarkan pengukuran kadasteral seluruhnyya seluas
1.933,80 Ha, terletak di Desa sei Mangkei, kecamatan Bosar Maligas,
Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, sebagaimana diuraikan
dalam Peta Bidang Tanah tanggal 26 November 2013 dengan Nomor
Identifikasi Bidang 02.09.00.00129 seluas 115,91 Ha, dengan Nomor
Identifikasi Bidang 02.09.00.00130 seluas 1393,51 Ha, dengan Nomor
Identifikasi Bidang 103 02.09.00.00131 dan seluas 395,82 Ha, dengan Nomor
Identifikasi Bidang No 02.09.00.00132 dan seluas 28,56 Ha, seluruhnya seluas

Universitas Sumatera Utara

1933,80 Ha yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Sumatera Utara.
Dalam Diktum keempat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No 27/ HPL/ BPN RI/ 2014 tentang Pemberian Hak
Pengelolaan Atas Nama PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) Berkedudukan
Di Medan Atas 4( empat) Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatera Utara memuat pemberian Hak Pengelolaan tersebut disertai
syarat dan ketentuan sebagai berikut:
a. Tanda- tanda batas bidang tanah tersebut harus dipelihara keberadaannya.
b. Tanah tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan,
sifat dan tujuan dari hak yang diberikan serta tidak diterlantarkan.
c. Apabila dikemudian hari terdapat keberatan dari pihak lain atas diteritkannya
Hak Pengelolaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penerima hak.
d. Penerima hak dan atau pihak lain yang memperoleh hak darinya memberikan
akses penuh kepada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk
melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian atas penguasaan dan
pemanfaatan tanah tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Terkait Bea Perolehan Hak Atas tanah dan Bangunan, atas tanah yang
dimohonkan Hak Pengelolaan mengacu pada Undang-Undang No 28 Tahun
2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
f. Segala akibat untung dan rugi yang timbul karena pemberian hak ini, maupun
dari segala tindakan atas penguasaan tanah yang bersangkutan, menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari penerima hak.

Universitas Sumatera Utara

Untuk memperoleh tanda bukti hak berupa Sertipikat, Penerima Hak dalam
hal ini PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diwajibkan mendaftarkan Hak
Pengelolaan tersebut dan membayar biaya pendafrtaran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun selambatlambatnya dalam waktu 3 bulan terhitung sejak tanggal keputusan ini.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat menyerahkan penggunaan
tanah yang merupakan bagian-bagian Hak Pengelolaan ini kepada Pihak Ketiga
dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai berdasarkan surat Perjanjian
Penggunaan Tanah yang telah memperoleh persetujuan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun yang di dalamnya tidak mengandung unsur-unsur yang
merugikan para pihak.
Tanah- tanah bagian Hak Pengelolaan yang diserahkan pemanfaatannya
kepada Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain sebelum dilekati dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai. Hak Guna
Bangunan atau Hak pakai di atas Hak Pengelolaan tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain atau dibebani Hak Tanggungan sebelum mendapat izin/ persetujuan
dari pemegang Hak Pengelolaan.
Hak Pengelolaan ini tidak dapat dialihkan dan apabila tanahnya tidak
digunakan sesuai peruntukan dan tujuan dari hak yang diberikan maka tanahnya
kembali menjadi tanah yang dikuasai Negara. Hak Pengelolaan ini mulai berlaku
terhitung sejak tanggal didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Simalungun. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia akan melakukan

Universitas Sumatera Utara

evaluasi terhadap Hak Pengelolaan yang diberikan tersebut setiap 5 tahun sekali
setelah didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun.
Dalam ketentuan pada Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia tentang Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama PT.
Perkebunan Nusantara III ( Persero) Berkedudukan Di Medan Atas 4( empat)
Bidang Tanah Terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini
memuat bahwa Surat Keputusan ini dengan sendirinya batal apabila Penerima
Hak tidak dapat memenuhi satu syarat atau ketentuan dimaksud Diktum keempat
(4) sampai dengan Diktum Kesembilan (9) dalam Surat Keputusan ini.
Mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pemberian Hak
Pengelolaan tersebut, Penerima Hak dianggap memilih domisili pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Simalungun. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan/ kesalahan dalam penetapannya, maka keputusan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Setelah permohonan Hak Pengelolaan tersebut telah dikabulkan maka
untuk ke depannya, PT. Perkebunan Nusantara III( Persero) akan dimudahkan
dalam merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan,
menggunakan tanah tersebut untuk keperluan usahanya serta menyerahkan
bagian-bagian daripada 106 tanah itu kepada pihak ketiga, dan menjalankan
kerjasama antara PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) dengan para pihak yang
akan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Universitas Sumatera Utara

4.

Struktur Organisasi PTPN III Sei Mangkei

Strtuktur Organisasi Kebun
Sei Mangkei

MANAGER

ASKEP

ATU

APK

ASTAB

ASTAB

Gambar 2. Struktur Organisasi PTPN III Sei Mankei
Sumber : Kantor PTPN III Sei Mangkei

Universitas Sumatera Utara

B.

Job Description
Berikut ini dijelaskan mengenai jabatan-jabatan dalam organisasi unit

kebun, yaitu:
1.

Manager
Tugas dari seorang manager adalah sebagai berikut :
a. Memimpin unit kebun dalam melaksanakan program direksi dalam
seluruh proses produksi antara lain :Penanaman ulang dan pemeliharaan
tanaman.
b. Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan.
c. Pelaksanaan panen dan pengolahan hasil.
d. Penerimaan karyawan sesuai dengan ketentuan.
e. Melaksanakan adminitrasi keuangan/laporan.

2.

Asisten Kepala (ASKEP)
Asisten Kepala (ASKEP) adalah merupakan tenaga pimpinan pelaksanaan
ditingkat kebun terutama bertugas dalam bidang koordinasi dan pengawasan
terhadap kegiatan-kegiatan di afdeling di dalam melaksanakan semua
intruksi perusahaan.
Tanggung jawab
Kegiatan asisten kepala bertanggung jawab pelaksanaan dan kelancaran
intruksi-intruksi dari perusahaan khususnya yang telah berhubungan dengan
pertanaman dari produksi disetiap afdeling yang dibawahi.

Universitas Sumatera Utara

3.

Asisten Tata Usaha (ATU)
Beberapa tugas yang diemban seorang asisten tata usaha meliputi beberapa hal berikut :
a. Administrasi perkebunan
b. Administrasi keuangan dan kas
c. Administrasi upah dan catu
d. Sekretaris dan arsip

4.

Asisten Personalia Kebun (APK)
Beberapa tugas yang diemban seorang APK meliputi beberapa hal berikut :
a. Administrasi penduduk dan pekerja
b. Sosial perburuhan
c. Agraris tingkat kebun
d. Hubungan masyarakat

5.

Perwira Keamanan (PAPAM)
Beberapa tugas yang diemban seorang PAPAM meliputi beberapa hal berikut :
a. Keamanan kebun
b. Urusan hansip
c. Mengkoordinir ketertiban kebun

6.

Asisten Alat Berat (ASTAB)
Beberapa tugas yang diemban seorang ASTAB meliputi beberapa hal berikut :
a. Meneliti dan memberi petunjuk tentang rencana perhitungan guna
pemeliharaan rehabilitas dan pembangunan.
b. Mengkoordinir dalam memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan
rancangan anggaran belanja (RAB) dibidang teknik yang meneliti dan
mengawasi pembuatan laporan teknik.

Universitas Sumatera Utara

c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya dibidang teknik.
d. Bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana dan prasarana dan alat-alat
produksi lainnya.

Universitas Sumatera Utara